Paper SAP 7
Mortalitas Penduduk
Kelompok 7
Nama Anggota :
Ni Ketut Daena Nila Sucipta (1707512040)
Anak Agung Karin Rahsyani (1707512057)
Ni Kadek Mega Dwi Lestari (1707512107)
Ni Putu Erwina Danaresti (1707512124)
Ida Ayu Asri Mahayuni (1707512133)
Ni Made Ayu Widya Novitasari (1707512142)
Anak Agung Diah Pradnyadewi (1707512136)
Jawaban :
Sementara hingga pertengahan tahun atau semester satu 2017 tercatat sebanyak
10.294 kasus kematian bayi. Demikian pula dengan angka kematian ibu saat
melahirkan turundari 4.999 kasus pada tahun 2015 menjadi 4.912 kasus di tahun
2016. Sementara hingga semester satu di tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian
ibu saat proses persalinan.
Status kesehatan anak terutama bayi baru lahir (neonatus) sangat tergantung
pada kondisi kesehatan ibu. Komplikasi pada saat hamil dan persalinan akan
berdampak pada kesakitan dan kematian neonatus. Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan indikator yang dipakai untuk menentukan status kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas. Target MDG 5 dalam menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup belum tercapai. Artinya kondisi kesehatan ibu di Indonesia masih
merupakan tantangan yang harus diatasi bersama-sama. Menkes menegaskan,
Indonesia sudah menentukan arah pembangun kesehatan nasional yang sejalan
dengan tingkat global. Pada tahun 2015 MDGs sudah berakhir. Kelanjutan dari
kesepakatan global, dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah
ditetapkan pada September 2015 lalu, kesehatan tetap menjadi goals dengan target-
target yang diperluas. Sementara penurunan AKI dan AKBA tetap menjadi agenda
pembangunan post 2015 atau SDG’s.
Secara umum Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir berada di
bawah angka nasional dan dibawah target yang ditetapkan 100 per 100.000 kelahiran
hidup, namun setiap tahunnya belum bisa diturunkan secara signifikan. Angka
Kematian ibu tahun 2013 sebesar 72,1 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami
penurunan pada tahun 2014 menjadi 70,5 per 100.000 kelahiran hidup, namun di tahun
2015 mengalami peningkatan menjadi 83,4 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2016
mengalami penurunan lagi menjadi 78,7 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2017
turun menjadi 68.6 per 100.000 kelahiran hidup, merupakan angka yang paling rendah
dalam tiga tahun terakhir.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi usia 0-11 bulan yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan
kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Tahun 2017, Angka
KematianBayi (AKB) Provinsi Bali cenderung menurun dibandingkan dengan tahun
2016.Target RPJMD Bali untuk AKB padatahun 2017 adalah 10 per 1000 Kelahiran
Hidup, sehingga untuk capaian AKB angka yang ada sudah memenuhi target RPJMD
karena kematian kitas udah sangat rendah. Berikut grafik AKB daritahun 2013 sampai
dengan 2017
Pada gambar terlihat bahwa AKB di Provinsi Bali daritahun 2013 sampai
dengan tahun 2017 menunjukan trend yang fluktuatif, meski sudah lebih rendah dari
angka kematian bayi secara nasional, tapi masih perlu mendapat perhatian kita
bersama. Angka kematian bayi Tahun 2017 sebesar 4,8 per 1.000 kelahiran hidup
sudah lebih rendah dari target Renstra Dinkes Prov. Bali yaitu 10 per 1.000
kelahiran hidup dan target MDG’s tahun 2015 yaitu 5,7 per 1.000 kelahiran hidup.
Di pihak lain, perkembangan angka kematian yang ditunjukkan oleh salah satu
indikator kematian yaitu angka kematian bayi (infant mortality rate disingkat IMR)
juga mengalami kecenderungan menurun dari satu periode ke periode berikutnya.
Pada tahun 1971, IMR Provinsi Bali mencapai 130 kematian per 1000 kelahiran
hidup, tahun 1980 dapat ditekan menjadi 92 kematian per 1000 kelahiran hidup, dan
tahun 1990 turun lagi menjadi 51 kematian per 1000 kelahiran hidup. Setelah Era
Reformasi IMR Provinsi Bali turun lagi menjadi 36 kematian per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2000 dan menurut hasil SDKI tahun 2007 ditemukan bahwa IMR
Provinsi Bali sebesar 21 kematian per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya IMR
Provinsi Bali tidak terlepas dari semakin meningkatnya kesadaran masyarakat, dan
tersedianya pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang jumlah dan mutunya
semakin memadai Pandangan ini memberikan jumlah kematian bayi di bawah satu
tahun pada tahun tertentu per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka
ini sering digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan di suatu negara.