Anda di halaman 1dari 15

KEADAAN KESEHATAN,

KESAKITAN DAN KEMATIAN


BAYI-BALITA DI INDONESIA

Dosen : Hestri Norhapifah, S.ST, M.Keb


KEADAAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA
DI INDONESIA
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk
mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas
dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada bayi dan balita. Upaya tersebut dilakukan
sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan sampai usia
18 tahun. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No 25 Tahun
2014 sebagai target MDGs tahun 2015).
KEADAAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA DI
INDONESIA
Indikator yang menggambarkan Kesehatan bayi di Indonesia
dilakukan untuk mengurangi resiko kematian pada periode
neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan
kunjungan neonatal pertama (KN1)

Cakupan KN1 Indonesia pada tahun 2019 sebesar 94,9%,


lebih kecil dari tahun 2018 yaitu sebesar 97,4%. Namun
capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2019 yaitu
sebesar 90%. Sejumlah 16 provinsi (47,1%) telah memenuhi
target tersebut. (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019).
Masalah Kesehatan balita merupakan salah satu masalah
utama dalam bidang kesehatan yang terjadi di Indonesia.

Derajat Kesehatan Anak mencerminkan derajat Kesehatan


bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa
memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa.

Indikator dalam menentukan derajat kesehatan bangsa :


1. Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Angka Kesakitan Bayi
3. Status Gizi
4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN BAYI
Angka Kesakitan :
perbandingan antara jumlah penduduk yang sakit karena
penyakit tertentu dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun. Indikator ini menunjukan tingkat kemungkinan
menderita penyakit tertentu per 100 penduduk.

Angka Kesakitan Bayi :


perbandingan antara jumlah penyakit bayi tertentu yang
ditemukan di satu wilayah tertentu pada kurun waktu 1 tahun
dengan jumlah kasus penyakit bayi tertentu yg ditemukan dlm
1 wilayah pada kurun waktu yang sama dikalikan 100%.
Kematian Bayi :
bayi yang mati dan mati dini <28 hari kelahiran. Kematian bayi
dibagi menjadi 2, yaitu kematian bayi dini yang terjadi selama
minggu pertama kehidupan (0-6 hari) dan kematian bayi
lambat yang terjadi 7- 28 hari kehidupan.

Angka Kematian Bayi :


Angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0
tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau
dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal
sebelum mencapai usia satu tahun(dinyatakan dengan
perseribu kelahiran hidup).
Situasi Angka Kematian Bayi di Indonesia

Berdasarkan data PBB, angka kematian bayi


di Indonesia pada 2019 adalah 21,12%. Angka
ini menurun dari catatan pada 2018 ketika
angka kematian bayi di Indonesia masih
mencapai 21,86 % atau pada 2017 yang
mencapai 22,62%.
ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN
BALITA

Angka kesakitan balita berkaitan dengan adanya kesakitan oleh karena penyakit
akut (penyakit pernapasan, infeksi atau trauma), penyakit kronik, atau kecacatan
pada masa balita.

Angka Kesakitan Balita :


Perbandingan antara jumlah kasus penyakit balita tertentu yang ditemukan disuatu
wilayah pada kurun waktu 1 tahun dengan jumlah kasus penyakit tertentu yang
ditemukan di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama dikalikan 100 %.

Angka Kematian Balita :


jumlah kematian anak yang berusia 0-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak
pada umur yang sama pada pertengahan tahun tertentu.
PENYEBAB TERJADINYA KESAKITAN DAN
KEMATIAN BAYI

• Neonatal (0-28 hari)


BBLR (35,3%)
Asfiksia (27%)
Kelainan Bawaan (12,5%)
Sepsis (3,5%)
Tetanus Neonatorium (0,3%)
Lain-lain (21,4%)
PENYEBAB TERJADINYA KESAKITAN DAN
KEMATIAN BAYI

• Post Neonatal (29 hari- 11 bulan)


Pneumonia (15,9%)
Diare (12,1%)
Kelainan Saluran Cerna(2,9%)
Kelainan Saraf (1,3%)
Malaria (0,3%)
Tetanus (0,1%)
Lainnya (67,3)
PENYEBAB TERJADINYA KESAKITAN DAN KEMATIAN
BAYI
• BALITA (12-59 BULAN)
Diare (10,7%)
Pneumonia (9,5%)
Demam (7,3%)
Malaria (0,8%)
Difteri (0,2%)
Campak (0,0%)
Lain-lain (71,5%)
USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA
KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI & BALITA

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan


salah satunya adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sector
pelayanan dasar.

Dalam Permenkes RI No.39 tahun 2016, upaya menurunkan angka kematian


Balita:
1. Melakukan revitalisasi Posyandu
2. Menguatkan Kelembagaan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan
dan Pelayanan Terpadu
3. Meningkatan transformasi KMS ke dalam Buku KIA
4. Menguatkan Kader Posyandu
5. Menyelenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita
USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA
KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI & BALITA

• Mengoptimalkan Pemberdayaan Keluarga dan


Masyarakat
• Penempatan tenaga medis (dokter dan bidan) di daerah
terpencil
• Penyediaan fasilitas Kesehatan di daerah terpencil,
perbatasan, kepulauan.
KESIMPULAN
Angka kematian bayi dan balita menggambarkan keadaan social ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung untuk pengembangan
perencanaan kesehatan yang berbeda antara kematian neonatal dan kematian
bayi yang lain.

Angka kematian post neonatal dan angka kematian balita dapat berguna
untuk mengembangkan program imunisasi serta program-program
pencegahan penyakit menular, program penerangan tentang gizi dan
pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan


perkembangan anak yang optimal dan bebas dari segala penyakit.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai