Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

INTRODUKSI VAKSIN BARU


7 OKTOBER 2023

A. LATAR BELAKANG
Imunisasi sebagai upaya preventif harus dilaksanakan secara terus menerus,
menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memutus mata rantai penularan
penyakit dan menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak individu itu terpapar oleh dengan penyakit tersebut tidak
menderita sakit. Tujuan jangka panjang dari upaya pelayanan imunisasi adalah eradikasi atau
eliminasi suatu penyakit. Tujuan jangka pendek adalah pencegahan penyakit secara
perorangan atau kelompok.
Seiring berjalannya waktu telah ditemukan banyak penyakit yang bisa menyerang
masyarakat yang bisa dicegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi diketahui merupakan
salah satu langkah yang paling cost effective dalam pencegahan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen dalam melindungi
masyarakat khususnya anak-anak dari PD3I melalui penyelenggaraan imunisasi yang
menyeluruh dan sesuai standar.
Salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yaitu Penyakit Pneumonia. Di
Indonesia Pneumonia merupakan salah satu masalah besar yang menempati urutan ke-3
penyebab kematian pada balita sebesar 9,4%. Sejak tahun 2015, Kementerian Kesehatan juga
telah membuat estimasi angka kesakitan Pneumonia sebesar 3,55% dari jumlah balita. Selain
itu, menurut hasil Riskesdas 2018, prevalensi pneumonia balita di Indonesia adalah 4,8%
dengan prevalensi tertinggi pada balita adalah pada kelompok usia 12-23 bulan, yaitu 6%.
Di Negara berkembang, 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri sementara di
Negara maju umumnya disebabkan oleh virus. Studi Streptococcus Pneumoniae
Nasopharyngeal Carriage Prevalence, Serotype Distribution, and Resistance Patterns among
Children on Lombok Island, Indonesia yang dilakukan di Lombok pada tahun 2012 oleh Sri
Rezeki Hadinegoro, dkk menunjukkan bahwa prevalensi karier bakteri Streptococcus
pneumoniae mencapai 46%.
Streptococcus pneumonia atau Pneumokokus dapat menyebabkan penyakit yang ringan
dan bersifat non-invasif, maupun yang berat dan bersifat invasive. Manifestasi klinis yang
berat berupa bakteriemia, pneumonia dan meningitis. WHO Position Paper tahun 2012 yang
selanjutnya diperbaharui pada tahun 2019 merekomendasikan imunisasi Pneumokokus
Konyugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine/PCV) untuk dimasukkan ke dalam Program
Imunisasi Nasional terutama pada negara dengan angka mortalitas balita yang tinggi.
Sementara itu, penyakit Kanker Serviks juga menjadi beban bagi kesehatan masyarakat
di Indonesia. Sebanyak 95% kanker serviks disebabkan infeksi HPV (human papilloma virus).
Tingkat kematian, angka kejadian munculnya kasus baru (insidensi), dan total keseluruhan
kasus (prevalensi) selama lima tahun terakhir merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan
negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki insidens dan kematian
tertinggi diantara Negara-negara di Asia Tenggara. Infeksi virus HPV ini dapat dicegah
dengan imunisasi HPV.
WHO telah menargetkan eliminasi kanker leher Rahim pada tahun 2030. Indonesia
sepakat untuk mengikuti target eliminasi tersebut dan sebagai langkah konkritnya telah
dilakukan upaya program demonstrasi imunisasi HPV yang diperluas secara bertahap. Sejak
tahun 2016 sampai saat ini sudah ada 20 kabupaten/kota yang melaksanakan imunisasi HPV.
Untuk mempercepat upaya eliminasi kanker serviks, pemberian vaksin HPV diperluas ke 112
kab/kota pada tahun 2022 dan diharapkan akan dilaksanakan secara nasional pada tahun 2023.
Selain Pneumonia dan Kanker Leher Rahim, diketahui bahwa diare juga menjadi
masalah kesehatan yang serius di Indonesia dengan prevalensi pada balita sebesar 9,8% pada
tahun 2021. Data Profil Kesehatan Indonesia 2020 menyatakan bahwa diare menjadi
penyumbang kematian nomor dua setelah pneumonia pada kelompok anak usia 29 hari – 11
bulan dengan 9,8% kematian dan pada kelompok anak balita (12 – 59 bulan) sebesar 4,55%.
Berdasarkan data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN), Rotavirus sebagai
penyebab utama diare cair akut pada balita diare yang dirawat inap, tahun 2001-2008 sebesar
58%, tahun 2009-2011 sebesar 52% dan pada tahun 2012-2016 sebesar 45%. Dari data rawat
jalan di 3 RS (RSHS, RS Sardjito, RS Mataram) tahun 2006 ditemukan Rotavirus 41%
(Soenarto et al, 2017). Melihat tingginya beban karena diare Rotavirus dan rekomendasi dari
WHO dan ITAGI maka perlu segera dilakukan pemberian vaksin Rotavirus dalam program
imunisasi nasional.
Di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2022 telah dilaksanakan introduksi/pengenalan
beberapa antigen baru untuk ditambahkan kedalam Program Imunisasi Rutin yaitu PCV dan
HPV yang ditujukan untuk mencegah penyakit Pneumonia pada balita dan Kanker Leher
Rahim remaja putri. Pada tahun 2023 dilakukan penambahan dosis pada vaksin baru menjadi
total 3 dosis PCV dan 2 dosis HPV untuk menjadikan dosisnya lengkap. Selain itu, di tahun
2023 ini juga dilakukan introduksi vaksin Rotavirus (RV) tepatnya pada bulan agustus 2023
yang diberikan sebanyak 3 dosis. Hal ini membuktikan komitmen pemerintah dalam
mencegah PD3I yang ada di Indonesia. Akan tetapi, dibutuhkan dukungan dan bantuan dari
berbagai sektor untuk menyukseskan program imunisasi yang ada. Sebagai upaya untuk
meningkatkan cakupan imunisasi antigen baru sekaligus me-refresh materi mengenai vaksin
baru maka dilaksanakan kegiatan Introduksi Vaksin Baru.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu meningkatkan cakupan imunisasi antigen
baru.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pelatihan ini, Peserta memiliki kapasitas untuk:
a) Melakukan sosialisasi mengenai imunisasi antigen baru kepada masyarakat
b) Melakukan upaya peningkatan cakupan imunisasi antigen baru

C. PESERTA
1. 32 orang Koordinator Imunisasi Puskesmas
2. 32 orang Bidan Koordinator
3. 1 orang Koordinator Imunisasi Klinik Griya Ceria
4. 1 orang Koordinator Imunisasi Klinik/Praktek dr. Agung

D. NARASUMBER
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung (3 orang)

E. METODE
Ceramah, tanya jawab, diskusi

F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 September 2023 di Ruang Pertemuan Saba Husada
Bhakti Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

G. PELAKSANA
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

H. PENANGGUNGJAWAB
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

I. JADWAL ACARA

No Jadwal Materi Narasumber

Sabtu, 7 September 2023

1 08.00 – 08.30 Pendaftaran Peserta Panitia

2 08.30 – 09.00 Pembukaan Kabid P2P

3 09.00 – 10.00 Situasi capaian Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten


Antigen Baru Kabupaten Tulungagung
Tulungagung Tahun 2023

4 10.00 – 11.00 Imunisasi PCV dosis 3 dan Dinas Kesehatan Kabupaten


Rotavirus Tulungagung

5 11.00 – 12.00 Imunisasi HPV dosis 2 Dinas Kesehatan Kabupaten


Tulungagung

6 12.00 – 13.00 Pembuatan mikroplaning Dofu Dinas Kesehatan Kabupaten


Tulungagung

7 13.00 – Selesai Penutup Dinas Kesehatan Kabupaten


Tulungagung

J. SUMBER DANA
Pembiayaan kegiatan ini didanai oleh Dana Alokasi Umum Tahun 2023

K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Introduksi Vaksin Baru ini dibuat agar dapat dipedomani
dalam pelaksanaan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan serupa di masa
mendatang.

Tulungagung, 3 Oktober 2023


Kepala Bidang P2P

Dr. DESI LUSIANA W., S.KM.,M.Kes


NIP. 19771206 200312 2 005

Anda mungkin juga menyukai