Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS PUSKESMAS DALAM SURVEILANS KEJADIAN


IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
8 SEPTEMBER 2023

A. LATAR BELAKANG
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target global eradikasi Polio, eliminasi
Campak-Rubella/MR dan mempertahankan status eliminasi tetanus neonatal dan maternal
(ETMN). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan status tersebut mulai dari
upaya pemerataan dan peningkatan cakupan imunisasi sampai penguatan surveilans penyelidikan
epidemiologi PD3I. Imunisasi sebagai upaya preventif yang harus dilaksanakan secara terus
menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memutus mata rantai
penularan penyakit dan menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak individu itu terpapar oleh dengan penyakit tersebut tidak
menderita sakit. Tujuan jangka panjang dari upaya pelayanan imunisasi adalah eradikasi atau
eliminasi suatu penyakit. Tujuan jangka pendek adalah pencegahan penyakit secara perorangan
atau kelompok.
Seiring dengan cakupan imunisasi yang tinggi maka penggunaan vaksin juga meningkat
dan sebagai akibatnya kejadian yang berhubungan dengan imunisasi juga meningkat. Dalam
menghadaapi hal ini penting diketahui apakah kejadian tersebut berhubungan dengan vaksin yang
diberikan ataukah terjadi secara kebetulan. Reaksi simpang yang dikenal dengan kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI) berdasarkan Permenkes 42 Tahun 2013 adalah kejadian medik yang
berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek simpang, toksisitas, reaksi
sensitifitas, efek farmakologis maupun kesalahan program, koinsidens, reaksi suntikan atau
hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Robert T Chen telah membuat prakiraan perjalanan program imunisasi dihubungkan
dengan maturasi kepercayaan masyarakat dan dampaknya pada angka kejadian penyakit.
Keberhasilan imunisasi akan diikuti dengan pemakaian vaksin dalam dosis besar. Namun, pada
perjalanan program imunisasi akan memacu proses maturasi persepsi masyarakat sehubungan
dengan efek samping vaksin yang mungkin timbul sehingga berakibat munculnya kembali
penyakit dalam bentuk kejadian luar biasa (KLB).
Perlu upaya yang maksimal dalam mengelola KIPI sehingga timbul kembali kepercayaan
masyarakat terhadap imunisasi dan tujuan imunisasi berupa eradikasi, eliminasi dan reduksi PD3I
akan bisa dicapai. KIPI serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan
rawat inap, kecacatan, dan kematian serta yang menimbulkan keresahan di masyarakat. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan dengan melaksanakan Surveilans KIPI.
Untuk mengetahui hubungan antara imunisasi dengan KIPI diperlukan pencatatan dan
pelaporan semua reaksi simpang yang timbul setelah pemberian imunisasi yang merupakan
kegiatan dari surveilans KIPI. Surveilans KIPI tersebut sangat membantu imunisasi, untuk
mengetahui apakah kejadian tersebut berhubungan dengan vaksin yang diberikan ataukah terjadi
secara kebetulan hal ini penting untuk memperkuat keyakinan masyarakat akan pentingnya
imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling efektif.
Di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2023 sudah terjadi 2 KIPI serius yang terlapor dan
ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Akan tetapi jumlah KIPI non
Serius pada tingkat kabupaten masih belum bisa diketahui karena belum adanya laporan dari
puskesmas yang lengkap dan berkala. Data KIPI serius dan non serius merupakan salah satu data
laporan pada program imunisasi yang idealnya dilaporkan secara bulanan meskipun tidak ada
kejadian (Zero reporting). Saat ini laporan KIPI juga dapat dilaporkan secara online melalui
website keamananvaksin.kemkes.go.id dimana puskesmas bisa langsung mengisi secara online
dan akan terkompilasi secara otomatis sehingga mempermudah proses laporan dari Puskesmas.
Akan tetapi, masih banyak puskesmas yang belum mengetahui cara melaporkan kejadian KIPI
melalui website. Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaporan
kejadian KIPI maka dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas petugas puskesmas dalam
surveilans KIPI.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu melakukan Surveilans KIPI mulai dari
investigasi sampai dengan tahap pelaporan
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pelatihan ini, Peserta memiliki kapasitas untuk:
a) Melakukan investigasi KIPI Serius dan Non Serius
b) Melakukan pencatatan dan pelaporan kejadian KIPI baik secara

C. PESERTA
1. 32 orang Koordinator Imunisasi Puskesmas
2. 14 orang Operator SIK

D. NARASUMBER
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

E. METODE
Ceramah, tanya jawab, diskusi

F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 8 September 2023 di Ruang Pertemuan Lantai 2 Dinas
Kesehatan Kabupaten Tulungagung

G. PELAKSANA
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung
H. PENANGGUNGJAWAB
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

I. JADWAL ACARA

No Jadwal Materi Narasumber

Jum’at, 8 September 2023

1 08.00 – 08.30 Pendaftaran Peserta Panitia

2 08.30 – 09.00 Pembukaan Kabid P2P

3 09.00 – 09.30 Coffee Break Panitia

4 09.30 – 10.30 Situasi capaian Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten


Kabupaten Tulungagung Tulungagung

5 09.30 – 10.30 Surveilans KIPI Dinas Kesehatan Kabupaten


Tulungagung

6 10.30 – 12.30 Pencatatan dan Pelaporan KIPI Dinas Kesehatan Kabupaten


berbasis website Tulungagung

7 12.30 – 13.30 ISHOMA Panitia

8 13.00 – 14.00 Penggalangan Komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten


Tulungagung

J. SUMBER DANA
Pembiayaan kegiatan ini didanai oleh Dana Alokasi Umum Tahun 2023

K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas Dalam
Surveilans KIPI ini dibuat agar dapat dipedomani dalam pelaksanaan dan dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi kegiatan serupa di masa mendatang.

Tulungagung, September 2023


Kepala Bidang P2P

Dr. DESI LUSIANA W., S.KM.,M.Kes


NIP. 19771206 200312 2 005

Anda mungkin juga menyukai