A. LATAR BELAKANG
Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977
kegiatan Imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka
pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Beberapa penyakit
yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh
semua negara adalah eradikasi polio (ERAPO).
Pelayanan Imunisasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap pelayanan
Imunisasi yang dilakukan. Pelaksanaan pencatatan Imunisasi sampai saat ini masih menggunakan
pencatatan secara manual baik di puskesmas, rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta.
Di Provinsi Jawa Timur dan di Kabupaten Tulungagung pencatatan dan pelaoran imunisasi masih
dilakukan secara manual melalui kohort imunisasi sebagai pencatatan manual individu dan melalui
web imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk pelaporan cakupan secara agregat.
Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang melakukan transformasi digitalisasi kesehatan
untuk memudahkan pengambil kebijakan baik di pusat maupun daerah membuat keputusan secara
cepat, tepat dan akurat. Salah satu upaya adalah tersedianya Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK)
yang merupakan aplikasi terpusat untuk input data dan monitoring data perkembangan individu /
pasien untuk seluruh tenaga kesehatan layanan primer, termasuk layanan imunisasi. Melalui Surat
Edaran Direktur Jenderal P2P Nomor HK.02.02/C/5961/2022 Tanggal 21 Desember 2022 Perihal
Penggunaan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) Untuk Imunisasi Rutin, maka sejak tanggal 1
Januari 2023 pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi rutin menggunakan Aplikasi Sehat
Indonesiaku (ASIK).
Berdasarkan umpan balik cakupan imunisasi sampai dengan bulan Juni 2023 oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Tulungagung masih terdapat kesenjangan cakupan
yang signifikan antara pelaporan manual dengan pelaporan online melalui ASIK, yaitu : 62,6 %
untuk cakupan IDL, 57,1 % untuk cakupan IBL, 41,8 % untuk cakupan antigen baru (IPV 1 dan
IPV 2), serta 98,6 % untuk cakupan TT2+bumil. Dari hasil monitoring dan evaluasi yang telah
dilakukan di beberapa puskesmas didapatkan persamaan masalah kesenjangan cakupan imunisasi
yang terjadi antara lain entri ASIK yang hanya dilakukan oleh koordinator imunisasi, entri ASIK
hanya dilakukan melalui menu riwayat imunisasi sehingga tidak bisa ditarik oleh dashboard, entri
ASIK yang belum lengkap seluruh antigen dan beberapa permasalahan yang lain. Oleh karena itu
sebagai upaya akselerasi cakupan ASIK maka perlu dilakukan bimbingan dan pendampingan
teknis imunisasi kepada koordinator puskesmas dan pelaksana imunisasi (bidan desa).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan kegiatan bimbingan dan pendampingan teknis imunisasi (ASIK) maka
kesenjangan antara laporan manual dan laporan online melalui ASIK dapat diminimalkan
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pelatihan ini, Peserta mampu untuk:
a) Melakukan analisa data cakupan imunisasi melalui dashboard ASIK
b) Melakukan entri data imunisasi bayi melalui menu imunisasi langsung dan riwayat
c) Melakukan entri data imunisasi baduta melalui menu imunisasi langsung dan riwayat
d) Melakukan entri data imunisasi TT WUS melalui menu imunisasi langsung dan riwayat
e) Melakukan entri data BIAS melalui menu imunisasi langsung dan riwayat
C. PESERTA
1. 20 orang koordinator imunisasi Puskesmas
2. 156 orang pelaksana imunisasi (Bidan Desa)
D. NARASUMBER
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung
E. METODE
Diskusi, tanya jawab, praktik
G. PELAKSANA
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung
H. PENANGGUNGJAWAB
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung
I. JADWAL ACARA
J. SUMBER DANA
Dana Transfer Khusus-Dana Alokasi Khusus Non Fisik Tahun Anggaran 2023 Sub Kegiatan
Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Pembinaan dan pendampingan teknis pelaksanaan imunisasi ini
dibuat agar dapat dipedomani dalam pelaksanaan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
kegiatan serupa di masa mendatang.