Anda di halaman 1dari 38

Monitoring dan Evaluasi

Pemantauan Pertumbuhan Balita


Melalui Aplikasi e-PPGBM
Kabupaten Rejang Lebong 2022

Rejang Lebong , 25 Juli 2022


MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK BERKONTRIBUSI Capaian Penurunan
PADA TERJADINYA STUNTING Prevalensi Stunting

2007

36,8%
2013
Sebelum Hamil Ibu Hamil-Bersalin Bayi-Balita
37,2%

Anemia Lahir Bayi Berat


Prematur Lahir Rendah 2018
Anemia
48,9% 6,6%
Ibu Hamil 29,5% 30,8%

Panjang Badan
2019
32% KEK Lahir < 48 cm
Remaja
15-24 tahun
17,3% 19,4% 27,7%
Ibu hamil
Balita 2021
Balita Diare
Pneumonia
28% 9,8% 24,4%
24% Ibu hamil dengan 1,7% 2024
Wanita Usia Subur risiko komplikasi
Balita Gizi Kurang 14%
(Gizi Kurang dan Gizi Buruk)

7,1%
Sumber: Riskesdas 2007, 2013, 2018, SSGBI 2019, SSGI 2021
971.792 37,8

651.708 33,8

33,2

Sumber: SSGI 2021


508.618

347.437 31,4

268.158 30,2

218.580 30,0

196.797 29,8

192.190 29,7

168.657 29,5

29,0
153.200
28,7
142.720
27,5
141.577
27,5
131.028
27,4
129.355
27,4
119.368
26,2
110.059
25,8
92.590
24,8
83.139
12 provinsi prioritas penurunan stunting

24,5
80.354
24,5
68.837
24,4
67.624
Prevalensi Stunting Per Provinsi (%)

23,5
Estimasi Jumlah Kasus Stunting Per Provinsi

66.683
23,3
48.853
22,8
47.947
22,4
44.719
22,3
41.397
22,1
39.961
21,6
36.995
20,9
34.788
18,6
32.039
18,5
27.810
17,6
25.317
17,3
3

23.089
16,8
17.439
10,9
7 prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sultra, Kalsel, & Kalbar) & 5 kasus tertinggi (Jabar, Jatim, Jateng, Sumut, & Banten)
Dukungan Kemenkes dalam upaya penurunan
stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021
Intervensi Sensitif
Intervensi Spesifik si
Target (Penyebab tidak langsung)
Kontribusi

Target 70% pelayanan KB pascapersalinan


70%
Kontribu 15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
(Penyebab Langsung) memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
bagian pelayanan nikah

30% 100% rumah tangga mendapat akses air minum


layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi
58% remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Sebelum Lahir

(air limbah domestik) layak di kab/kota prioritas


112,9 juta penduduk menjadi Penerima
80% ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional

90% ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi 90% keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan
80% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif memperoleh
bantuan tunai bersyarat
80% anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 70% target sasaran memiliki pemahaman
yang baik tentang stunting di lokasi prioritas
Setelah Lahir

90% balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 15,6 juta keluarga miskin dan rentan
yang menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi
Sembarangan (BABS)

balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk


Pemantauan Pertumbuhan Balita
Persentase No Puskesmas
Sasaran Terentry Sasaran Diukur
% Terukur Terhadap Sasaran E-
PPGBM
Balita di ukur e-PPGBM Ter entry

terhadap 1KOTA PADANG


2SINDANG BELITI ILIR
883
373
406
274
45,98
73,46
sasaran 3PADANG ULAK TANDING 1.271 819 64,44
4SINDANG JATI 437 264 60,41
• Puskesmas dengan cak 5BERINGIN TIGA 648 556 85,80

entry tinggi (>90%) 6KEPALA CURUP


7TANJUNG AGUNG
592
514
451
416
76,18
80,93
terhadap data sasaran 8SINDANG DATARAN 508 500 98,43

ePPGBM adalah 9CURUP 1.333 588 44,11

10BERMANI ULU 742 638 85,98


Sindang Dataran, 11KAMPUNG MELAYU 413 321 77,72

Perumnas, Sumber Urip, 12SAMBIREJO


13SIMPANG NANGKA
1.135
374
798
293
70,31
78,34
Kampung Delima 14SUMBER URIP 834 794 95,20
15TALANG RIMBO LAMA 1.192 212 17,79
16WATAS MARGA 588 507 86,22
17PERUMNAS 838 799 95,35
18BANGUN JAYA 848 331 39,03
19TUNAS HARAPAN 1.037 927 89,39
20CURUP TIMUR 364 274 75,27
21KAMPUNG DELIMA 807 748 92,69
JUMLAH 15.731 10.923 69,44
Cakupan Entry Data Pengukuran Balita
Bulan Februari 2022
120.0
98.4 95.3 95.2
100.0 92.7 89.4 86.2 85.8 86.0
80.9 78.3 77.7
80.0 76.2 75.3 73.5 70.3 69.4
64.4
60.4
60.0
46.0 44.1
39.0
40.0

20.0 17.8

D/S terhadap sasaran PPGBM

Entry data pengukuran terhadap sasaran terentry bulan Februari 2022 yang tinggi adalah di Puskesmas Sindang Dataran dan
terendah adalah Puskesmas Talang Rimbo Lama.

Sumber: ePPGBM per 23 Juli 2022


Masalah Gizi Balita
Jumlah Balita Bermasalah Gizi Berdasarkan Pengukuran Balita
Bulan Februari, 2022

146 Underweight Stunting 241


Balita Underweight dari 2,21% Balita stunting dari 10.881
1,34%
10.923 diukur BB diukur TB

Overweight Wasting
0,13% 0,88%
14
Balita Overweight dari 10.884 96
diukur BB dan TB Balita wasting dari 10.884
diukur BB dan TB

Setiap balita yang ditemukan bermasalah gizi harus segera di konfimasi dan di tindaklanjuti sesuai
permasalahannya melalui assessment terhadap determinan/factor risko-nya
Jumlah Balita Wasting Menurut Puskesmas
Bulan Februari, 2022
35

30 29

25

20

15 14

10 8
6 7 7 7
5 4 4
2 1 1 2 1 1 1 1
- - - -
-
NG LIR ... TI GA UP NG AN UP LU YU JO KA RI
P ... GA AS A N UR A
A I I AN JA T I
UR U AR R I U L A R E G U B O R N JAY APA M L IM
PA
D
LIT K
T NG IN C AG AT CU AN M
E B I
NA
N
ER IM M
A
UM UN AR P
T I
DE
B E L A A G L A G D M M B R S E R G H U G
TA G U IN
D
RI
N
PA JU
N
NG R NG SA NG M
NG AT
A P AN AS UR UN
KO AN N G S B E K E N A BE PU PA SU L A W B N C P
D DA TA IN
D M SIM TA TU M
SIN A S KA KA
P

Puskesmas dengan Jumlah Wasting Tertinggi adalah Puskesmas Sindang Dataran


Jumlah Balita Stunting Menurut Puskesmas
Bulan Februari, 2022
40
36
35
31 32
30
26
25

20 18
17
15 13 13
10 10
10
7 7 7
5
5
1 2 1 2 2
- -
-
NG LIR NG TI GA UP NG AN UP LU YU JO KA IP A GA AS A N UR A
A I I D I JA T I
UR U R R I U L A R E G UR AM R N JAY APA M L IM
PA
D
LIT AN NG IN C AG AT
A CU AN M
E B I
NA
N
ER O
L
M
A
UM UN AR P
T I
DE
B E T A G L A G D M M B B S E R G H U G
TA AK IN
D
RI
N
PA UN NG R NG SA NG M M AT
A P AN AS UR UN
KO A NG
U L S B E K E NJ A BE PU PA SU RI B N C P
W
D
NG TA D M SIM NG TU
KA
M
SIN A SIN KA L A
D TA
PA

Puskesmas dengan Jumlah Stunting Tertinggi adalah Padang Ulak Tanding


Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan
setelah kelahiran
1 Sebelum lahir 2 Setelah lahir
Sekitar 23% anak lahir Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat kurang
dengan kondisi sudah protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
stunted, akibat ibu hamil mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
sejak masa remaja kurang
gizi dan anemia.
37%
35%
32%
1,8 x
26%
23% 23%
21%

Stunting pada balita

Lahir 0-5 bln 6-11 bln 12-23 bln 24-35 36-47 bln 48-60 bln
Sumber: Riskesdas 2018 bln 4
13 program intervensi spesifik dan sensitif untuk menurunkan stunting
Sasaran Program
Screening anemia
1
Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 & 10
Remaja Putri

Sebelum hamil
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
2
Pemberian TTD setiap minggu di sekolah

Pemeriksaan kehamilan
3
Sebelum lahir

Pelaksanaan antenatal care (ANC) 6x (2x dengan dokter), termasuk penggunaan USG
Saat hamil

Ibu Hamil Konsumsi tablet tambah darah (TTD)


4
Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan)

Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK


5
Spesifik

Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani

Pemantauan tumbuh kembang


6
Penimbangan, pengukuran panjang badan, dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan

ASI eksklusif
7
Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan

Pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta


Setelah lahir

8
Pemberian protein hewani bagi anak 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.
Balita
Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas, serta memberikan makanan tambahan
9 untuk weight faltering & gizi kurang, formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk. Merujuk balita stunting & masalah gizi yang
tidak tertangani di Puskesmas ke RS dan memberikan PKMK.

Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi


10 Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV). Imunisasi tambahan
PCV mencegah pneumonia dan Rotavirus mencegah diare, sehingga mencegah terganggunya pertumbuhan.

11 Edukasi remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita 6


Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
hir
Sebelum lahir Sasaran
 Anemia pada remaja: 38%
Sebelum hamil Saat Remaja
hamil Putri

1. Konsumsi TTD 2. Skrining anemia

• Remaja putri kelas 7-12 konsumsi • Melakukan pemeriksaan


TTD setiap minggu hemoglobin (Hb) pada remaja
• Membagikan TTD saat kegiatan putri kelas 7 & 10
sekolah agar konsumsi dapat • Bagi yang didiagnosis anemia
dilakukan di tempat dan diawasi dirujuk dan diobati di
oleh guru faskes
• Pemantauan konsumsi TTD
secara digital

Dukungan K/L lain:


• Kemendikbud & Kemenag: memfasilitasi agar semua siswi kelas 7 dan 10 siap di-
screening anemia saat pemeriksaan kesehatan di UKS.
• Kemendikbud & Kemenag: Konsumsi TTD saat kegiatan rutin di sekolah /
madrasah. Contoh: masuk ke mata pelajaran pendidikan jasmani & kesehatan.
7
#AksiBergizi
Sasaran: Remaja (Siswa-siswi SMP/sederajat dan
SMA/sederajat) 4
Objektif: Membentuk kebiasaan olahraga,
Langkah
1. Tentukan target sekolah
minum TTD
dan durasi: koordinasi
untuk rematri dan mengurangi anemia pada
dengan Puskesmas
rematri setempat
Aktivitas: Screening anemia, olahraga pagi, sarapan 2. Siapkan logistik: Hb meter,
sehat, dan konsumsi Tablet Tambah Darah Bersama di Stik Hb meter, alcohol
swab, jarum lancet,
sekolah
sarapan (protein hewani)
merchandise tambahan
Tempat pelaksanaan:
3. Laksanakan: olahraga,
Sekolah (ruang kelas/ lapangan) sarapan, minum TTD, dan
screening anemia
Sumber Daya Manusia 4. Catat dan
Tenaga Kesehatan, Guru, Relawan, sosialisasikan
keberhasilan program
Anggota Palang Merah Remaja Anda

Logistik untuk disponsori


Sarapan (protein hewani), Tablet Tambah Darah (TTD),
Merchandise tambahan
Screening anemia: Hb meter, Stik Hb meter, alcohol
swab, jarum lancet 24
8
Sebelum lahir Sasaran
Sebelum hamil Saat Ibu
hamil Hamil

3. Pemeriksaan kehamilan

• Ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC 6x, minimal 2x dengan


dokter dan USG

• Melengkapi seluruh Puskesmas dengan USG


 Pengadaan USG oleh Pusat sebanyak 3.355 unit di tahun 2022 & sisanya tahun
2023

• Pelatihan USG akan diberikan kepada Puskesmas yang menerima


USG
Dukungan K/L lain:
• BKKBN: Memasukkan kampanye pemeriksaan kehamilan.

8
Sebelum lahir Sasaran  Sekitar 23% anak lahir dengan kondisi sudah stunted, akibat
Sebelum hamil Saat Ibu ibu hamil sejak masa remaja kurang gizi dan anemia.
hamil Hamil

4. Konsumsi 5.Pemberian makanan


TTD tambahan bagi ibu hamil
kurang energi kronis (KEK)

• Ibu hamil konsumsi TTD setiap • Pemberian makanan tambahan pada


hari, minimal 90 TTD selama ibu hamil KEK berupa protein hewani
kehamilan. (telur, ikan, daging, susu) setiap hari.
• Pemantauan konsumsi TTD secara
digital.

Dukungan K/L lain:


• Kemendagri: memastikan kab kota membuat perencanaan yang komprehensif dan terkoordinasi dalam
mencegah stunting di daerahnya
• Kemendes: Penggunaan Dana Desa untuk asupan gizi pada ibu hamil KEK berupa protein hewani
(telur,
ikan, daging, susu) di setiap desa.
• Kemensos: Penggunaan dana bansos untuk pembelian protein hewani (telur, ikan, daging, susu) bagi
keluarga miskin.
9
Setelah lahir Sasaran
Balita

6. ASI Eksklusif

• ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia minimal 6 bulan, dimulai
dengan dengan inisiasi menyusui dini (IMD)

• Edukasi ASI Eksklusif saat:


1. Kunjungan ANC
2. Kelas Ibu hamil
3. Posyandu
4. Kunjungan Pasca Salin
5. Pelayanan KB
6. Kelas Keluarga Balita
7. Layanan konseling telemedisin

Dukungan K/L lain:


• Kemenkominfo: Melakukan edukasi ASI eksklusif melalui berbagai media.
• Kemendagri: Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk edukasi ASI eksklusif Ibu
hamil dan keluarga Balita.
• BKKBN: Edukasi ASI eksklusif pada saat pelayanan KB dan Bina
10
Keluarga.
Setelah lahir Sasaran  Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat
Balita kurang protein hewani pada makanan pendampingASI (MP-
ASI) yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.

7.Pemberian makanan tambahan protein


hewani pada baduta

• Pemberian makanan tambahan protein hewani pada baduta


 Usia 6 – 23 bulan: 1 butir telur setiaphari
 Usia 12 – 23 bulan: 1 kotak susu UHT setiaphari

• Pelatihan konselor PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) untuk


tenaga kesehatan dan kader

Dukungan K/L lain:


• Kemendagri: Penggunaan Dana Pemda untuk asupan gizi pada baduta berupa
telur dan susu di setiap kota.
• Kemendes: Penggunaan Dana Desa untuk asupan gizi pada baduta berupa
telur dan susu di setiap desa.
• Kemensos: Penggunaan dana bansos untuk pembelian protein hewani untuk
baduta (telur dan susu). 11
Setelah lahir Sasaran
Balita

8. Pemantauan tumbuh kembang

• Deteksi dini balita dengan pemantauan tumbuh kembang di Posyandu


 Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan setiap bulan olehkader

• Simplifikasi dan digitalisasi data rutin Posyandu

• Pelatihan kader untuk pemantauan tumbuh kembang balita

• Penyediaan antropometri di Posyandu

Dukungan K/L lain:


• Kemendagri & Kemendes
- memfasilitasi semua posyandu aktif dengan menyediakan biaya operasional.
- memfasilitasi semua balita didaerahnya dipantau tumbuh kembangnya di
posyandu atau fasilitas kesehatan. 12
Setelah lahir Sasaran
Balita

9. Tatalaksana balita dengan masalah gizi


• Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas
untuk pemeriksaan lanjutan
 Memberikan makanan tambahan untuk weight faltering & gizi kurang
 Memberikan formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk

• Merujuk balita stunting & masalah gizi yang tidak dapat ditangani di Puskesmas ke rumah sakit
untuk pemeriksaan lanjut dengan dokter spesialis anak
 Mengatasi penyakit penyerta
 Memberikan PKMK dengan rekomendasi dokter SpA

• Melatih tenaga kesehatan untuk menangani masalah gizi

• Menyesuaikan peraturan BPJS terkait layanan stunting dan weight faltering serta rujukan ke RS

Dukungan K/L lain:


• Kemendagri: Pemerintah Daerah melakukan pendampingan rujukan balita
dengan masalah gizi ke puskesmas/RS 13
Setelah lahir Sasaran  PCV & rotavirus dapat mencegah pneumonia &
Balita diare, 2 dari 5 penyebab tertinggi kematian
balita.

10. Peningkatan cakupan & perluasan jenis imunisasi

• Penambahan 3 jenis vaksin pada program imunisasi rutin, dari 11 menjadi 14


jenis vaksin, yaitu: PCV (mencegah pneumonia), Rotavirus (mencegah diare), dan
HPV (mencegah kanker serviks). Pneumonia dan diare merupakan penyebab
infeksi berulang/berkepanjangan pada balita yang dapat menggangu pertumbuhan.
• Pemanfaatan sistem informasi vaksinasi COVID-19 sebagai sistem informasi
seluruh jenis vaksinasi.
 Pengunaan Citizen Health Application (sebagai pengembangan dari
PeduliLindungi) untuk mengejar cakupan imunisasi oleh daerah dan pusat

• Memperbanyak Posyandu aktif untuk meningkatkan layanan imunisasi.

Dukungan K/L lain:


• Kemendagri: Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk aktivasi Posyandu &
sosialisasi imunisasi.

14
Sebelum lahir Setelah lahir Sasaran Remaja
Putri,
Sebelum hamil Saat Ibu Hamil, & Balita
hamil

11. Edukasi remaja putri, ibu hamil, & keluarga


balita
Remaja Putri Ibu Hamil Keluarga Balita

• Screening anemia • Pemeriksaan kehamilan 6x, 2x • ASI eksklusif selama 6


• Konsumsi TTD / minggu dengan dokter bulan pertama
• Konsumsi makanan • Konsumsi TTD setiap hari • Pemberian asupan protein
bergizi (protein hewani) • Konsumsi makanan hewani pada baduta
Konten

bergizi (protein hewani) • Pemantauan tumbuh


• ASI eksklusif selama 6 kembang
bulan pertama • Tatalaksana balita dengan
masalah gizi
• Imunisasi

• Media sosial (TikTok, YouTube, • Media sosial • Media sosial (Whatsapp, dst)

Metode

Whatsapp, dst) (Whatsapp, YouTube, TV/radio


• Usaha Kesehatan dst) • Kelas Keluarga Balita
Sekolah (UKS) • TV/radio
• Mata pelajaran Penjaskes • Kelas Ibu Hamil

Edukasi di 12 provinsi prioritas menggunakan bahasa daerah setempat,


melibatkan Ibu gubernur / Bupati / Walikota, dan influencer lokal.
Di level nasional melibatkan Ibu negara / Ibu menteri, dan influencer nasional.

Dukungan K/L lain:


• Kemenkominfo: Melakukan edukasi sesuai konten melalui berbagai media.
• Kemendagri: Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk edukasi Ibu hamil dan keluarga Balita.
• Kemendikbud: Edukasi masuk ke mata pelajaran pendidikan jasmani & kesehatan. 15
• BKKBN: Edukasi pada saat pelayanan KB dan Bina Keluarga.
Program prioritas sesuai siklus hidup

Remaja dan WUS Bumil Bulin dan Bufas Bayi baru lahir Bayi - Baduta

Pencegahan • Pemberian TTD • Pemberian TTD • Rujukan terencana • Inisiasi Menyusu Dini • Imunisasi
• Rumah tunggu (IMD) • ASI Eksklusif
kelahiran

Deteksi Dini • Kespro Remaja dan • ANC 6x (pemeriksaan Hb) • Deteksi penyulit • Pemantauan BBLR • Pemantauan Tumbuh
Catin di • Pemeriksaan USG persalinan melalui Kembang
Puskesmas • Pemantauan bumil KEK ANC trimester III
• Penjaringan Anemia • Pelayanan Post Natal
di sekolah Care

Layanan • Tatalaksana Anemia • Tatalaksana penyulit • Persalinan di faskes • Tatalaksana kegawat- • Tatalaksana bayi sakit
obstetrik & non-obstetrik • Sisrute daruratan (PONED ) • Tatalaksana Gizi
Esensial pada kehamilan • Tatalaksana kompli- • Manajemen Bayi Berat Kurang/Buruk
• Rujukan persalinan kasi dan kegawat- Lahir Rendah
terencana daruratan (PONED)

Edukasi • Edukasi kesehatan • Penyuluhan Kesehatan dan • Konseling PMBA


reproduksi remaja gizi kehamilan • Penyuluhan kesehatan Ibu balita
• Konseling kesehatan • Edukasi perawatan • Penyuluhan pola asuh, tumbuh kembang, imunisasi, dan perawatan bayi dan
calon pengantin kehamilan dan persiapan baduta
persalinan

Kampanye Percepatan Penurunan AKI AKB dan stunting, dan peningkatan imunisasi

17
Pengukuran dan
Publikasi Data
Stunting
DEFINISI
Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya
Kabupaten/Kota untuk memperoleh data prevalensi stunting
terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa.

Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta


publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen
pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama
penurunan stunting.

Tata cara pemantauan pertumbuhan anak tetap berpedoman


pada regulasi Kementerian Kesehatan atau kebijakan lainnya
yang berlaku
19
TUJUA N
1. Mengetahui status gizi anak sesuai umur
2. Mengukur prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan dan
kabupaten/kota secara berkala yang dilaporkan secara
berjenjang mulai dari posyandu ke Dinas Kesehatan
kabupaten/kota

PIC Kepala Dinas Kesehatan

BALIT
A 20
Tahapan Kegiatan

21
TAHAPAN KEGIATAN PENGUKURAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
1. Persiapan rencana dan 3. Pengelolaan
2. Pelaksanaan
jadwal Penyimpanan Data
• Dinkes membuat rencana kerja • Berdasarkan pedoman dan tata • Membangun sistem informasi
pengukuran stunting laksana standar Kemenkes • Data-data tersebut harus terus
• Pengumpulan data, frekuensi, • Dilaksanakan oleh Puskesmas dan
Posyandu serta memastikan alur
diperbarui sesuai dengan
waktu dan sumber daya informasi masuk dalam sistem data perubahan yang terjadi pada
• Identifikasi berbagai sumber yg link sp tingkat pusat balita
daya : SDM dan Alat • Memastikan ketersediaan alat ukur • Menilai kemajuan pada tingkat
• Pelatihan sesuai standar yang secara rutin individu
• Pengukuran melalui data dikalibrasi, serta akurasi data • Menilai kemajuan pada tingkat
anak.
rutin • Memastikan bahwa Tenaga Petugas
keluargaMenilai kemajuan pada
data survei Gizi, Bidan, dan KPM telah terlatih tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa
anthropometri
• Melakukan kendali mutu ke Posyandu
(pengukuran ulang secara acak)
• Dilakukan secara Rutin pada
pelaksanaan Posyandu. untuk
mendapatkan data prevalensi stunting
baik di tingkat Desa, Kecamatan, dan
Kabupaten/Kota dan dilaporkan
secara berjenjang,.
• Semua anak berumur di bawah lima PUSKESMAS
tahun.
• partisipasi aktif masyarakat
• akuntabilitas sosial, 22
TAHAPAN KEGIATAN PENGUKURAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

4. Pemanfaatan Hasil
5. Diseminasi dan Publikasi
Hasil
• Menilai kemajuan pada tingkat individu • Mengolah data (Analisis Trend, Analisis
• Menilai kemajuan pada tingkat keluarga menurut Demografi dan Geografi, Analisis
• Menilai kemajuan pada tingkat Komparatif, Analisis Hubungan dalam
RT/RW/Kelurahan/Desa Program/antar Program)
• Menilai kemajuan pada • Langkah-langkah publikasi (Identifikasi
target audiens, tentukan tujuan diseminasi
Kecamatan dan publikasi, menyusun rencana publikasi
• Menilai kemajuan pada sesuai platform pengawasan dan
Kabupaten/Kota pengendalian yang tersedia)
• Diseminasi dan publikasi hasil pengukuran
stunting di Tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota

23
REKAP STATUS GIZI PER DESA

Tahun 2017 24
Jumlah Stunted
REKAP DETERMINAN STUNTING PER DESA

Tahun 2017 25
Prevalensi Stunting Pada
Balita
SURVEY
40 36,8 37,2
35 30,8 27,7
BERKALA: 30
Riskesdas 25 26,92
Susenas: SSGBI
20
15
P
r
24,4
e
10 S
5 d S
i G
k

0 s I
i
2007 Intervensi Tepat Sasaran 2018
2013 berdasarkan 2019 2020 2021
data by name by address dari ePPGBM
MONEV

SURVEILANS GIZI
– ePPGBM RUTIN

Kawal hasil survei


dengan pemantauan
rutin tiap bulan bukan
hanya Feb - Agustus
Sumber: slide Pak Abas 26
SSG
I

Cakupan
ditingkatkan
minimal 80%

ePPGBM

27
Implementasi
INTERVENSI SPESIFIK Konvergensi
GERAKAN BERSAMA INTERVENSI SENSITIF
PEMDA – TPPS - CAMAT – KADES

IBU
HAMIL
ANEMIA

IBU
REMAJA STUNTING HAMIL

KEK

BALITA
STUNTING

MONITORING TERPADU TPPS dan


OPD TERKAIT

ZERO NEW STUNTING


TANTANGAN

⮚ Belum semua Posyandu Aktif


⮚ Ketersediaan antropometri (alat Ukur Timbang dan
Panjang/Tinggi Badan)
⮚ Belum semua tenaga kesehatan dan sudah
kader mendapat pelatihan untuk pengukuran tinggi
badan
⮚ Belum optimalnya koordinasi di setiap tingkatan
⮚ Hambatan sistim administrasi keuangan

29
HARAPAN

⮚ Seluruh OPD terkait ikut meningkatkan pemberdayaan


Dan Masyarakat untuk berpartisipasi di Posyandu
⮚ Memenuhi alat antropometri (alat Timbang dan Ukur
Panjang/Tinggi Badan) di Seluruh Posyandu melalui Dana Desa
⮚ Pelatihan dan pelatihan ulang/penyegaran tersendiri sebelum
pengumpulan data dan standarisasi untuk quality assurance
⮚ Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
untuk tenaga kesehatan dan kader.
30
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai