Anda di halaman 1dari 24

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEBIJAKAN UMUM
PELAKSANAAN 8 AKSI
KONVERGENSI
PENURUNAN STUNTING
DI DAERAH
Oleh:
Dr. Hari Nur Cahya Murni, M. Si
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri
Workshop Penilaian Kinerja Pelaksanaan Penanganan Stunting
Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Provinsi
7 - 9 April 2021
OUTLINE

01 LATAR BELAKANG

HASIL PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN


02 STUNTING OLEH PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN 8 AKSI


03 KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING OLEH PEMERINTAH
DAERAH TAHUN 2021

DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM 8 AKSI


04 KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di menunjukkan penurunan prevalensi stunting di
bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi
tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode
kronis dan infeksiberulang terutama pada periode
01 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari
janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong 02 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi
30,8% (2018). Sedangkan untuk balita
stunting apabila panjang atau tinggi badannya berstatus normal terjadi peningkatan dari
berada di bawah minus dua standar deviasi panjang 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun
atau tinggi anak seumurnya. sisanya mengalami masalah gizi lain.

Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa Sasaran/targetnya sesuai dengan Rencana
prevalensi stunting di Indonesia berada pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi
sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak
03 dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi,
baik kelebihan maupun kekurangan gizi. Di
04 bawah usia 2 tahun menjadi 14% dengan
Pelibatan Lintas Sektor. Sasaran strategisnya
kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di adalah pencegahan dan penurunan stunting adalah
Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Ibu Hamil dan anak berusia 0-23 bulan atau rumah
Cambodia. tangga 1.000 HPK.
PETA PREVALENSI STUNTING NASIONAL TAHUN 2019
(INTEGRASI SSGBI DAN SUSENAS)

40
Status Gizi
37.2

35
30.8
30 27.7

25

19.6
20 17.7
16.3
15 14
12.1
10.2
10
7.4 7

0
2013 (Riskesdas) 2018 (Riskesdas) 2019 (SSGBI) 2024 (RPJMN)
Underweight Stunting Wasting

Metodologi Perhitungan Data Prevalensi Stunting oleh Kemenkes:


• Target sampel yang dikunjungi 300.000 Rumah Tangga (Ruta) dari 30.000 Blok Sensus (BS) Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Metode PPS
(Probability Propotional to Size)
PROVINSI DENGAN PREVALENSI
STUNTING TERTINGGI, MENENGAH DAN TERENDAH
MENURUT SSGBI TAHUN 2019 (STANDAR WHO TAHUN 2019)
PREVALENSI SURVEI STATUS GIZI BALITA INDONESIA TAHUN 2019

27,7% Anak Balita Mengalami Stunting

2 PROVINSI DENGAN PREVALENSI STUNTING TERTINGGI


TERDIRI DARI :
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat (Provinsi tertinggi lebih dari ≥40%).

28 PROVINSI DENGAN PREVALENSI STUNTING MENENGAH ANTARA


LAIN :
Jambi, Jawa Tengah, Sumatera Barat sampai dengan Nusa Tenggara Barat (Provinsi menengah
antara 21% sampai dengan 37%).

4 PROVINSI DENGAN PREVALENSI STUNTING TERENDAH


TERDIRI DARI :
Bali, Kep.Riau, Kep.Babel, DKI. Jakarta. (Provinsi terendah ≤ 20%).
STRATEGI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

PERAN KEMENDAGRI
Konvergensi, koordinasi, dan
konsolidasi program nasional, daerah
dan masyarakat

Peran Kementerian Dalam Negeri melalui Berdasarkan PILAR 3 Stranas


Kemendagri memberikan capacity building kepada pemerintah
provinsi untuk bisa membina dan mengawasi Kabupaten/Kota
dalam melaksanakan 8 Aksi Konvergensi
KENDALA DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM STUNTING DI DAERAH
Dalam Strategi Nasional (Stranas) Keterbatasan kapasitas dalam
Penyelenggaraan gizi
spesifik dan sensitif masih Percepatan Pencegahan Anak Kerdil penyelenggara program,
belum terpadu, baik dari (Stunting) di identifikasi kendalanya ketersediaan kualitas dan
sebagai berikut : pemanfaatan data untuk
proses perencanaan dan mengembangkan kebijakan,
penyelenggaraan 1 4
pogram advokasi, sosialisasi
pelaksanaan, pemantauan stunting, kegiatan konseling
maupun evaluasi. dan keterlibatan masyarakat.

Kebijakan dan program Peningkatan cakupan


yang dilaksanakan oleh layanan yang
berbagai sektor belum
2 STRATEGI NASIONAL 5 menyasar pada
memprioritaskan (STRANAS) keluarga 1000 hari
intervensi yang terbukti pertama kehidupan
efektif.
(HPK).
Pengalokasian dan Secara umum konvergensi,
pemanfaatan sumber- koordinasi, konsolidasi
daya dan sumber dana 3 6 program pada berbagai
belum efektif dan tingkat pemerintahan
efisien. masih lemah.
PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI MENGIKUTI JADWAL
REGULER PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH
KONVERGENSI MULTI SEKTOR PENURUNAN STUNTING DAN PERBAIKAN GIZI
MELALUI INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF

Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif


Kelompok Sasaran Intervensi Prioritas
Intervensi Intervensi Prioritas Kelompok intervensi Jenis intervensi
Pendukung Sesuai Kondisi • Penyediaan akses air bersih dan air minum
Intervensi Gizi Spesifik – Sasaran Prioritas Peningkatan penyediaan air bersih dan sanitasi
• Penyediaan akses sanitasi yang layak
Pemberian makanan • Penyediaan akses jaminan kesehatan, seperti DINAS
Pemberian
tambahan bagi ibu
suplementasi Perlindungan dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Ibu hamil
hamil Kurang Energi
kalsium malaria • Penyediaan akses kepada layanan kesehatan dan DUKCAPIL
Kronik (KEK) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan
Pemberian
Pemeriksaan Pencegahan HIV Keluarga Berencana (KB)
kesehatan
suplementasi tablet
kehamilan • Penyediaan akses bantuan tunai bersyarat
tambah darah untuk keluarga kurang mampu, seperti program
Promosi dan Keluarga Harapan (PKH)
konseling
pemberian ASI
Pemberian • Penyebarluasan informasi mengenai gizi dan
suplementasi kesehatan melalui berbagai media
eksklusif
vitamin A
Promosi dan • Penyediaan konseling perubahan perilaku antar
Pemberian
konseling pribadi
suplementasi bubuk
pemberian makan
tabur gizi, seperti • Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang
bayi dan anak
Taburia tua
(PMBA) Pencegahan Peningkatan kesadaran,
Ibu menyusui dan Pemberian imunisasi
Penatalaksanaan gizi kecacingan • Penyediaan akses pendidikan anak usia dini,
anak 0-23 bulan
buruk
Pemberian Komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi ibu
suplementasi zinc promosi stimulasi anak usia dini, dan pemantauan
Pemberian makanan dan anak
untuk pengobatan tumbuh-kembang anak
tambahan
pemulihan bagi anak
diare • Penyediaan konseling kesehatan reproduksi untuk
Manajemen remaja
gizi kurang
Terpadu Balita Sakit
Pemantauan dan
(MTBS) • Pemberdayaan perempuan dan perlindungan
promosi anak
pertumbuhan

Intervensi Gizi Spesifik – Sasaran Penting • Penyediaan akses bantuan pangan untuk keluarga
Pemberian kurang mampu, seperti bantuan pangan non tunai
Remaja putri dan suplementasi tablet (BPNT)
wanita usia subur tambah darah
• Pengembangan pertanian dan peternakan untuk
Pemberian memenuhi kebutuhan pangan dan gizi di rumah
tangga, seperti program Kawasan Rumah Pangan
KEPALA DAERAH &
Penatalaksanaan gizi suplementasi
buruk vitamin A Peningkatan akses pangan bergizi
Lestari (KRPL)
Pemberian makanan
tambahan
Suplementasi bubuk
tabur gizi, seperti
• Fortifikasi bahan pangan utama, misalnya garam, ENABLING DPRD (Komitmen &
Anak 24-59 bulan
pemulihan bagi anak Taburia
Pencegahan
kecacingan
tepung terigu, dan minyak goreng
FACTOR Kebijakan)
gizi kurang Pemberian • Penguatan regulasi mengenai label dan iklan
pangan
BAPPEDA (Koordinator
Pemantauan dan Suplementasi zinc
promosi untuk pengobatan
pertumbuhan diare Program)
Manajemen terpadu
balita sakit (MTBS)
HASIL PELAKSANAAN 8
AKSI KONVERGENSI
PENURUNAN STUNTING
OLEH PEMERINTAH
DAERAH TAHUN 2020
PROGRES PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING
MELALUI WEB MONITORING AKSI BANGDA TAHUN 2019 DAN TAHUN 2020
KAB/KOTA LOKUS INTERVENSI STUNTING TERINTEGRASI

TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN


2018 2019 2020 2021 2022

260 KAB/KOTA INTERVENSI 360 KAB/KOTA INTERVENSI 514 KAB/KOTA INTERVENSI


100 KAB/KOTA INTERVENSI 160 KAB/KOTA INTERVENSI LOKUS DESA DITENTUKAN LOKUS DESA DITENTUKAN LOKUS DESA DITENTUKAN
1000 DESA 1000 DESA PEMDA PEMDA PEMDA

MONITORING PELAKSANAAN KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING MONITORING PELAKSANAAN KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING
MELALUI WEB MONITORING AKSI BANGDA SECARA NASIONAL TAHUN 2019 MELALUI WEB MONITORING AKSI BANGDA SECARA NASIONAL TAHUN 2020

AKSI 1 AKSI 2 AKSI 3 AKSI 4 AKSI 5 AKSI 6 AKSI 7 AKSI 8 AKSI 1 AKSI 2 AKSI 3 AKSI 4 AKSI 5 AKSI 6 AKSI 7 AKSI 8

88,13% 83,75% 81,88% 85,50% 82,50% 78,75% 80,63% 77,50% 95,38% 94,62 % 94,62% 93,46% 88,85% 88.46% 89.62% 81.92%

PADA TAHUN 2019, DARI 160 KABUPATEN/KOTA INTERVENSI


Melaksanakan 142 KAB/KOTA (88,13%) TELAH MELAKSANAKAN 8
PRESENTASE KAB/KOTA YANG TELAH
MELAKSANAKAN 8 AKSI
Belum (DELAPAN) 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING.
KONVERGENSI
STUNTING
PENURUNAN PADA TAHUN 2020 DARI 260 KAB/KOTA INTERVENSI
95,38% TERDAPAT 248 KAB/KOTA (95,38%) YANG TELAH
MELAKSANAKAN 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN
STUNTING.
Sumber data: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id, Per 5 April 2021
PENGORGANISASIAN DAERAH UNTUK KELEMBAGAAN UPAYA PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI DI 34
PROVINSI DAN DARI 260 KABUPATEN/KOTA LOKUS INTERVENSI TAHUN 2020 YANG SUDAH MEMILIKI PERGUB
DAN PERBUP/PERWALI

Provinsi Kab/Kota Bupati/Walikota


Belum
Belum
9%
12% Belum
7%

Sudah Sudah Sudah


91% 88% 93%

Dari 34 Provinsi, yang sudah Dari 260 Kabupaten/Kota, yang Dari 260 Kabupaten/Kota, yang
terbentuk SK kelembagaan Pokja sudah terbentuk SK kelembagaan sudah terbentuk
Stunting 31 Provinsi dan yang Pokja Stunting 228 Peraturan Bupati/Walikota 243
masih berproses 3 Provinsi Kabupaten/Kota dan yang masih Kabupaten/Kota dan yang
(Provinsi Bali, Papua, dan Papua berproses adalah 32 masih berproses 17
Barat.) Kabupaten/Kota. Kabupaten/Kota.
Sumber data: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id, Per April 2021
PUBLIKASI PENILAIAN KINERJA PELAKSANAAN
8 AKSI KONVERGENSI TAHUN 2020

Kemendagri melaluI Ditjen Bina Pembangunan Daerah


telah mempublikasi Penilaian Kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota Dalam Upaya Penurunan Stunting Oleh
Pemerintah Provinsi Tahun 2020

Hasil Penilaian Kinerja, dapat digunakan sebagai bahan masukan

Kab/Kota Lokus : meningkatkan kinerja di tahun


berikutnya

Kab/Kota Non-Lokus : Bahan pembelajaran untuk dapat


diterapkan dalam upaya percepatan penurunan stunting
UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS PELAKSANAAN 8
AKSI KONVERGENSI
PENURUNAN STUNTING OLEH
PEMERINTAH DAERAH TAHUN
2021
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA TAHUN 2021

Dalam rangka mengukur kinerja


pemerintah kabupaten/kota dalam
pelaksanan 8 (delapan) aksi
konvergensi, maka akan dilakukan
penilaian kinerja pada bulan
April - Mei tahun 2021, khusus untuk
pelaksanaan aksi 5-8 tahun 2020.
Sedangkan penilaian kinerja
pelaksanaan Aksi 1 sd Aksi 8 Tahun
2021, akan dilakukan pada bulan
Aprll-Mei tahun berikutnya.
SISTEM INFORMASI BASIS DATA & MONEV
8 AKSI KONVERGENSI

Panduan Penggunaan Sistem ini sudah mulai di


implementasikan pada Bulan Februari, dan
dilanjutkan Maret tahun 2021 di 34 Provinsi
E-LEARNING 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING

1. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan


Daerah Kemendagri telah
merampungkan platform e-
Learning 8 aksi konvergensi penurunan
stunting;
2. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan
Daerah Kemendagri tengah
menyiapkan konten e-Learning
8 aksi konvergensi penurunan stunting
dan isu-isu terkait lainnya.
DUKUNGAN KEBIJAKAN
KEMENDAGRI DALAM 8 AKSI
KONVERGENSI PENURUNAN
STUNTING
DUKUNGAN KEMENDAGRI MENGAWAL PROGRAM/KEGIATAN
STUNTING DALAM DOKRENDA DAN ANGGARAN DAERAH

Permendagri 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Permendagri 90 tahun 2019 tentang klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur perencanaan dan
pembangunan dan keuangan daerah
✓ Kepmendagri 050-3708 tahun 2020 tentang hasil verifikasi dan validasi pemuktahiran
klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur perencanaan dan pembangunan dan keuangan
daerah

Permendagri 40 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja


Pemerintah Daerah Tahun 2021

Permendagri 64 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2021


LAPORAN PELAKSANAAN
8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING
Surat Dirjen Bina Pembangunan Daerah Nomor 440/3669/Bangda Tanggal 24
September 2020 Hal Pelaksanaan Program Percepatan Pencegahan Stunting
Kemendagri Kepada Kepala Sekretariat Wakil Presiden

Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 440/5670/SJ Tanggal 12 Oktober 2020 Hal
Dukungan Kemendagri Dalam Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting Melalui 8
Aksi Konvergensi Tahun 2020 Kepada Wakil Presiden

Surat Dirjen Bina Pembangunan Daerah Nomor 050/4967/Bangda Tanggal 29


Desember 2020 Hal Laporan Pelaksanaan Teknis Kebijakan Penurunan Stunting
Tahun 2020 Kepada Kepala Sekretariat Wakil Presiden.

Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 440/51/SJ, Tanggal 5 Januari 2021, Hal Tindak
Lanjut Dukungan Kemendagri Dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2020
Kepada Wakil Presiden RI.
ISU-ISU STRATEGIS
PELAKSANAAN PENILAIAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN 8 AKSI
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING TAHUN 2021

IMPLEMENTASI WEB MONITORING AKSI BANGDA

KONSENTRASI TERHADAP DAERAH KHUSUS TERKAIT


PENANGANAN STUNTING

PENINGKATAN KUALITAS SDM TENTANG STUNTING DAN


PERAN SERTA PKK

PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMANFAATAN DATA


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai