Anda di halaman 1dari 140

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan

1
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
2
SAMBUTAN
MENTERI KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan merupakan urusan pemerintahan yang sangat penting sebagai


perwujudan negara dalam menjamin pemenuhan hak setiap warga negara untuk
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ketenagakerjaan
adalah isu nasional dan global yang terkait erat dengan hak asasi manusia, investasi,
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan
kepemimpinan Kepala Daerah bisa dilihat dari keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan
seperti memperluas kesempatan kerja dan mengatasi pengangguran di wilayahnya masing-
masing.

Pasar kerja telah mengalami perubahan dan diprediksi akan semakin fleksibel.
Transformasi yang masif dan semakin dinamis, diyakini akan mengubah industri, mengubah
karakter pekerjaan dan mengubah tuntutan skill pada dunia kerja. Untuk itu, seluruh
stakeholders ketenagakerjaan dituntut untuk merubah paradigma dalam menatap isu
ketenagakerjaan.

Paradigma tenaga kerja tidak boleh lagi terpaku pada “status kerja tetap”, namun
menjadi “kemampuan untuk tetap bisa bekerja”. Paradigma pemerintah dalam melindungi
tenaga kerja pun harus dirubah. Regulasi dan kebijakan yang dibuat pemerintah tidak lagi
melindungi status pekerjaan, namun memastikan masyarakat memiliki kemampuan untuk
tetap bekerja. Untuk membuat orang tetap kerja, dia harus punya skill yang adaptive,
pemerintah punya pasar kerja yang aktif, informasi pasar kerja yang update, pertemuan
supply and demand dan sebagainya. Kunci utamanya yakni merespon perubahan secara
cepat pada sisi ketenagakerjaan dan sisi skill pada dunia kerja. Dengan kata lain, diperlukan
reformasi dari ekosistem yang rigid/kaku menjadi ekosistem yang dinamis dan fleksibel
(flexibility labour market).

McKinsey Global Institute telah memprediksi bahwa dengan mengelola bonus


demografi dengan baik, Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi keempat
dunia. Bonus demografi yang akan dialami Indonesia menjadi modal pertumbuhan ekonomi
yang signifikan, dengan catatan, penduduk usia produktif memiliki kompetensi menjadi
tenaga kerja produktif dan kompetitif.

Pembangunan ketenagakerjaan di masa depan membutuhkan partisipasi dari semua


pemangku kepentingan (multi stakeholders). Karena di era demokrasi, siapapun dapat
memberikan sumbangsih solusi demi pembangunan negeri. Untuk menjawab tantangan
perubahan jenis dan bentuk pekerjaan di masa depan, ada 3 pilar pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM). Pilar pertama, adalah meningkatkan investasi SDM. Konsep
pembelajaran seumur hidup (long life learning dan long life education) adalah kunci untuk
menavigasi berbagai perubahan jenis pekerjaan di masa depan. Apalagi, saat ini skill atau

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


i i
keterampilan menjadi bekal wajib dalam menghadapi dunia ketenagakerjaan yang semakin
dinamis dan fleksibel. Semua orang harus bisa mengalami long life learning melalui berbagai
bentuk skilling, upskilling, dan reskilling. Hal ini dapat diwujudkan dengan revitalisasi
pendidikan dan pelatihan vokasi. Pilar kedua adalah penguatan institusi atau lembaga kerja
sama. Untuk meningkatkan peran seluruh stakeholder ketenagakerjaan maka institusi atau
lembaga dialog sosial harus diperkuat. Terakhir, yakni meningkatkan investasi dalam
mewujudkan pekerjaan yang layak dan berkelanjutan.

Dengan akan segera masuknya kita ke dalam era peningkatan kualitas SDM pada
pemerintahan berikutnya, maka setiap Pemerintah Daerah harus menempatkan
pembangunan ketenagakerjaan sebagai prioritas pembangunan di daerahnya masing-
masing. Sebagai ukuran kemajuan dan keberhasilan dalam membangun ketenagakerjaan
tersebut, maka 9 Indikator Utama dan 25 Sub Indikator dalam Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan yang diukur dalam Buku ini dapat dijadikan rujukan utama. Untuk itu, saya
mengajak kita semua untuk menyambut buku ini sebagai rujukan untuk mencapai
kemenangan di bidang ketenagakerjaan. Terlebih, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
ini telah terintegrasi dengan konsep pembangunan dunia yang disebut Sustainable
Development Goals (SDGs), sehingga Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan dapat
berkontribusi pula terhadap pencapaian agenda pembangunan global atau SDGs,
khususnya pada Goals 8 mengenai Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
(Decent Work and Economic Growth).

Akhirnya, saya menyampaikan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh


jajaran Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan yang telah mencurahkan
tenaga dan pikirannya hingga Buku Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020
dapat tersusun dengan baik.

Jakarta, Desember 2020

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Ida Fauziyah

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


ii ii
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PERENCANAAN
DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, kami hantarkan Buku Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020 ini kepada seluruh Stakeholders
Ketenagakerjaan di Pusat maupun Daerah. Buku ini berisi informasi yang komprehensif
tentang kemajuan pembangunan ketenagakerjaan di setiap provinsi dan sekaligus juga
merupakan Laporan Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020
yang dilaksanakan di 34 Provinsi.

Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) dilakukan dengan


mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 206 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan. Sejak Tahun 2017, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan telah diintegrasikan dengan konsep pembangunan dunia
berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke 8, yaitu
pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak.

Tahun 2020 capaian IPK Nasional sebesar 67,64, meningkat 6,58 dibandingkan
tahun 2019 yang sebesar 61,06. Dengan IPK sebesar 67,64, maka Status Pembangunan
Ketenagakerjaan Nasional meningkat menjadi status “Menengah Atas”. Secara Nasional,
IPK tertinggi pada tahun 2020 diraih oleh provinsi DKI Jakarta dengan indeks sebesar 78,29.
Peringkat kedua diraih oleh Provinsi Kalimantan Timur dengan indeks sebesar 77,21,
sedangkan Peringkat Ketiga diraih oleh Provinsi Bali dengan indeks sebesar 75,38. Jumlah
provinsi dengan IPK berstatus “Menengah Atas” atau IPK di atas 66,00 juga bertambah
menjadi 23 provinsi, meningkat dari tahun 2019 yang berjumlah 7 provinsi. 11 provinsi
lainnya masih berstatus “Menengah Bawah”. Tahun 2020, sudah tidak terdapat provinsi
dengan IPK status “Rendah”.

Kenaikan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020 ini terjadi pada 8


Indikator Utama, yaitu Perencanaan Tenaga Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Kompetensi Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, Hubungan
Industrial, Kondisi Lingkungan Kerja, serta Jaminan Sosial Tenaga kerja. Salah satu hal
yang mendorong kenaikan IPK adalah meningkatnya kesadaran pemerintah daerah akan
pentingnya perencanaan ketenagakerjaan dan pengembangan unit-unit pelatihan kerja
berbasis komunitas. Penguatan kelembagaan juga membuat indikator Hubungan Industrial
dan Kondisi Lingkungan Kerja mengalami peningkatan. Demikian pula Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan juga masih cukup efektif dalam meningkatkan kesejahteraan

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


iii iii
pekerja di perusahaan, sehingga pekerja dan pengusaha menyadari pentingnya jaminan
sosial. Semua hal tersebut pada akhirnya bermuara pada meningkatnya produktivitas.

Pada kesempatan ini tidak lupa saya sampaikan apresiasi kepada Jajaran Badan
Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan, para pakar serta semua pihak yang
telah membantu, sehingga Buku Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020 ini
dapat tersusun dengan baik. Selanjutnya Buku ini yang berisi hasil penilaian capaian
pembangunan ketenagakerjaan dapat dijadikan acuan oleh Kementerian/Lembaga dan
Daerah untuk melakukan terobosan atau inovasi pelaksanaan pembangunan
ketenagakerjaan yang berkelanjutan.

Jakarta,Desember 2020
Kepala
Badan Perencanaan dan Pengembangan
Ketenagakerjaan,

Drs. Bambang Satrio Lelono, MA


NIP 19620705 198803 1 002

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


iv iv
DAFTAR ISI

SAMBUTAN MENTERI KETENAGAKERJAAN .......................................................


KATA PENGANTAR KEPALA BARENBANG ........................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB 2 DIMENSI, INDIKATOR UTAMA DAN SUB INDIKATOR ............................. 3
DIMENSI....................................................................................................... 4
INDIKATOR UTAMA ..................................................................................... 4
SUB INDIKATOR .......................................................................................... 5
BOBOT ......................................................................................................... 8
KRITERIA ..................................................................................................... 9
BAB 3 METODOLOGI ......................................................................................... 13
DATA DAN SUMBER DATA ....................................................................... 13
TAHAPAN PENGHITUNGAN ..................................................................... 14
Penghitungan Nilai Aktual Sub Indikator ............................................ 14
Penghitungan Indeks Sub Indikator ................................................... 18
Penghitungan Indeks Tiap-Tiap Indikator Utama ............................... 18
Penghitungan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional Dan
Provinsi (Komposit) ............................................................................ 18
Penetapan Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan ............... 18
BAB 4 HASIL PENGUKURAN ............................................................................. 19
NASIONAL ................................................................................................. 19
PROVINSI .................................................................................................. 45
Provinsi Aceh ..................................................................................... 46
Provinsi Sumatera Utara .................................................................... 48

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


v v
Provinsi Sumatera Barat .................................................................... 50
Provinsi Riau ...................................................................................... 52
Provinsi Jambi.................................................................................... 54
Provinsi Sumatera Selatan ................................................................. 56
Provinsi Bengkulu .............................................................................. 58
Provinsi Lampung .............................................................................. 60
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................. 62
Provinsi Kepulauan Riau .................................................................... 64
Provinsi DKI Jakarta........................................................................... 66
Provinsi Jawa Barat ........................................................................... 68
Provinsi Jawa Tengah ........................................................................ 70
Provinsi DI Yogyakarta....................................................................... 72
Provinsi Jawa Timur ........................................................................... 74
Provinsi Banten .................................................................................. 76
Provinsi Bali ....................................................................................... 78
Provinsi Nusa Tenggara Barat ........................................................... 80
Provinsi Nusa Tenggara Timur ........................................................... 82
Provinsi Kalimantan Barat .................................................................. 84
Provinsi Kalimantan Tengah .............................................................. 86
Provinsi Kalimantan Selatan .............................................................. 88
Provinsi Kalimantan Timur ................................................................. 90
Provinsi Kalimantan Utara .................................................................. 92
Provinsi Sulawesi Utara ..................................................................... 94
Provinsi Sulawesi Tengah .................................................................. 96
Provinsi Sulawesi Selatan .................................................................. 98
Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................. 100
Provinsi Gorontalo ........................................................................... 102
Provinsi Sulawesi Barat ................................................................... 104
Provinsi Maluku................................................................................ 106
Provinsi Maluku Utara ...................................................................... 108
Provinsi Papua Barat ....................................................................... 110
Provinsi Papua ................................................................................. 112
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................... 115

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


vi vi
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 117
TIM PENGUKUR ............................................................................................... 118
TIM PENILAI ...................................................................................................... 119
TIM PENYUSUN ................................................................................................ 120

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


vii vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Daftar Bobot Indikator Utama dan Bobot Sub Indikator Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan .................................................................. 9
Tabel 2. 2 Daftar Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Sub Indikator dalam Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan ................................................................ 10
Tabel 3. 1 Tingkatan Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan ........................ 18
Tabel 4. 1 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional Tahun 2019-2020........ 21
Tabel 4. 2 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Menurut Provinsi, Tahun 2020 ... 22
Tabel 4. 3 Provinsi Dengan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Terbaik
Tahun 2020................................................................................................. 23
Tabel 4. 4 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Aceh Tahun 2019-2020 47
Tabel 4. 5 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2019-2020................................................................................................... 49
Tabel 4. 6 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat Tahun
2019-2020................................................................................................... 51
Tabel 4. 7 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Tahun 2019-2020 53
Tabel 4. 8 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Tahun 2019-
2020 ............................................................................................................ 55
Tabel 4. 9 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2019-2020................................................................................................... 57
Tabel 4. 10 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu Tahun 2019-
2020 ............................................................................................................ 59
Tabel 4. 11 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Tahun 2019-
2020 ............................................................................................................ 61
Tabel 4. 12 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2019-2020 ......................................................................... 63
Tabel 4. 13 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2019-2020................................................................................................... 65
Tabel 4. 14 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019-
2020 ............................................................................................................ 67
Tabel 4. 15 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-
2020 ............................................................................................................ 69
Tabel 4. 16 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi JawaTengah Tahun
2019-2020................................................................................................... 71
Tabel 4. 17 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DI Yogyakarta Tahun
2019-2020................................................................................................... 73

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


viii viii
Tabel 4. 18 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-
2020 ........................................................................................................... 75
Tabel 4. 19 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Banten Tahun 2019-
2020 ........................................................................................................... 77
Tabel 4. 20 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bali Tahun 2019-2020 . 79
Tabel 4. 21 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2019-2020 ....................................................................................... 81
Tabel 4. 22 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2019-2020 ....................................................................................... 83
Tabel 4. 23 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2019-2020 .................................................................................................. 85
Tabel 4. 24 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2019-2020 ....................................................................................... 87
Tabel 4. 25 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2019-2020 ....................................................................................... 89
Tabel 4. 26 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2019-2020 .................................................................................................. 91
Tabel 4. 27 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2019-2020 .................................................................................................. 93
Tabel 4. 28 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2019-2020 .................................................................................................. 95
Tabel 4. 29 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2019-2020 .................................................................................................. 97
Tabel 4. 30 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2019-2020 .................................................................................................. 99
Tabel 4. 31 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2019-2020 ..................................................................................... 101
Tabel 4. 32 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo Tahun 2019-
2020 ......................................................................................................... 103
Tabel 4. 33 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Barat Tahun
2019-2020 ................................................................................................ 105
Tabel 4. 34 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Tahun 2019-
2020 ......................................................................................................... 107
Tabel 4. 35 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Tahun
2019-2020 ................................................................................................ 109
Tabel 4. 36 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat Tahun 2019-
2020 ......................................................................................................... 111
Tabel 4. 37 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Tahun 2019-
2020 ......................................................................................................... 113

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


ix ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sistematika Dimensi, Indikator Utama dan Sub Indikator Dalam Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan .............................................................. 3

Gambar 4.1. Diagram Jaring Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional Tahun


2020 ........................................................................................................ 26

Gambar 4.2. Capaian Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Tahun 2020


dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ..................................... 32

Gambar 4.3. Capaian Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Tahun 2020


dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ..................................... 34

Gambar 4.4. Capaian Indikator Penduduk dan Tenaga Kerja Provinsi Tahun 2020 dan
Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ............................................ 36

Gambar 4.5. Capaian Indikator Kesempatan Kerja Tahun 2020 dan Perkembangan
Nilainya Tahun 2011-2020 ...................................................................... 38

Gambar 4.6. Capaian Indikator Pelatihan dan Kompetensi Kerja Tahun 2020 dan
Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ............................................ 40

Gambar 4.7. Capaian Indikator Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2020 dan
Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ............................................. 42

Gambar 4.8. Capaian Indikator Hubungan Industrial Tahun 2020 dan Perkembangan
Nilainya Tahun 2011-2020 ...................................................................... 44

Gambar 4.9. Capaian Indikator Kondisi Lingkungan Kerja Tahun 2020 dan
Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ............................................. 46

Gambar 4.10. Capaian Indikator Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Tahun 2020
dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020 ..................................... 48

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


x x
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Perbandingan Nilai Indikator Utama Indeks Pembangunan


Ketenagakerjaan Nasional Tahun 2019-2020 ........................................... 20
Grafik 4. 2 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Aceh
dan Nasional Tahun 2020 .......................................................................... 46
Grafik 4. 3 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Aceh Tahun 2020 ....................................................................................... 46
Grafik 4. 4 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Aceh Tahun
2020 ........................................................................................................... 46
Grafik 4. 5 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Utara dan Nasional Tahun 2020 ............................................... 48
Grafik 4. 6 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020 ..................................................................... 48
Grafik 4. 7 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020 ................................................................................................ 48
Grafik 4. 8 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Barat dan Nasional Tahun 2020 ............................................... 50
Grafik 4. 9 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2020 ...................................................................... 50
Grafik 4. 10 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2020 ................................................................................................ 50
Grafik 4. 11 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Riau
dan Nasional Tahun 2020 .......................................................................... 52
Grafik 4. 12 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Riau Tahun 2020........................................................................................ 52
Grafik 4. 13 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Tahun
2020 ........................................................................................................... 52
Grafik 4. 14 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi
dan Nasional Tahun 2020 .......................................................................... 54
Grafik 4. 15 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Jambi Tahun 2020 ..................................................................................... 54
Grafik 4. 16 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Tahun
2020 ........................................................................................................... 54
Grafik 4. 17 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Selatan dan Nasional Tahun 2020 ............................................ 56
Grafik 4. 18 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2020 .................................................................. 56

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


xi xi
Grafik 4. 19 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2020................................................................................................. 56
Grafik 4. 20 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Bengkulu dan Nasional Tahun 2020 .......................................................... 58
Grafik 4. 21 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Bengkulu Tahun 2020 ................................................................................ 58
Grafik 4. 22 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu Tahun
2020 ............................................................................................................ 58
Grafik 4. 23 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Lampung dan Nasional Tahun 2020 .......................................................... 60
Grafik 4. 24 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Lampung Tahun 2020 ................................................................................ 60
Grafik 4. 25 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Tahun
2020 ............................................................................................................ 60
Grafik 4. 26 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Nasional Tahun 2020 ............................. 62
Grafik 4. 27 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 ................................................... 62
Grafik 4. 28 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2020 .................................................................................. 62
Grafik 4. 29 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2020 ................................................ 64
Grafik 4. 30 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2020 ...................................................................... 64
Grafik 4. 31 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2020................................................................................................. 64
Grafik 4. 32 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DKI
Jakarta dan Nasional Tahun 2020 ............................................................. 66
Grafik 4. 33 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2020 ............................................................................. 66
Grafik 4. 34 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2020 ............................................................................................................ 66
Grafik 4. 35 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Barat dan Nasional Tahun 2020 ................................................................. 68
Grafik 4. 36 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2020 ............................................................................. 68
Grafik 4. 37 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat Tahun
2020 ............................................................................................................ 68
Grafik 4. 38 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional Tahun 2020 ............................................................. 70
Grafik 4. 39 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2020 .......................................................................... 70

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


xii xii
Grafik 4. 40 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2020 ................................................................................................ 70
Grafik 4. 41 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DI
Yogyakarta dan Nasional Tahun 2020 ...................................................... 72
Grafik 4. 42 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
DI Yogyakarta Tahun 2020 ........................................................................ 72
Grafik 4. 43 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DI Yogyakarta
Tahun 2020 ................................................................................................ 72
Grafik 4. 44 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Timur dan Nasional Tahun 2020 ................................................................ 74
Grafik 4. 45 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2020 ............................................................................ 74
Grafik 4. 46 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur Tahun
2020 ........................................................................................................... 74
Grafik 4. 47 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Banten dan Nasional Tahun 2020 ............................................................. 76
Grafik 4. 48 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Banten Tahun 2020 ................................................................................... 76
Grafik 4. 49 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Banten Tahun
2020 ........................................................................................................... 76
Grafik 4. 50 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bali
dan Nasional Tahun 2020 .......................................................................... 78
Grafik 4. 51 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Bali Tahun 2020 ......................................................................................... 78
Grafik 4. 52 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bali Tahun 2020 78
Grafik 4. 53 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan Nasional Tahun 2020 ................................................ 80
Grafik 4. 54 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2020 ............................................................ 80
Grafik 4. 55 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2020 ...................................................................................... 80
Grafik 4. 56 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Tenggara Timur dan Nasional Tahun 2020 ............................................... 82
Grafik 4. 57 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Nusa Tenggara Timur Tahun 2020 ............................................................ 82
Grafik 4. 58 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2020 ...................................................................................... 82
Grafik 4. 59 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Barat dan Nasional Tahun 2020 ............................................. 84
Grafik 4. 60 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2020 ................................................................... 84

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


xiii xiii
Grafik 4. 61 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Kalimantan Barat Tahun
2020 ............................................................................................................ 84
Grafik 4. 62 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2020 .......................................... 86
Grafik 4. 63 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2020 ................................................................ 86
Grafik 4. 64 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Kalimantan Tengah Tahun
2020 ............................................................................................................ 86
Grafik 4. 65 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Selatan dan Nasional Tahun 2020 .......................................... 88
Grafik 4. 66 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2020 ................................................................ 88
Grafik 4. 67 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Tahun
2020 ............................................................................................................ 88
Grafik 4. 68 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Timur dan Nasional Tahun 2020 ............................................. 90
Grafik 4. 69 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2020 ................................................................... 90
Grafik 4. 70 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Tahun
2020 ............................................................................................................ 90
Grafik 4. 71 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Utara dan Nasional Tahun 2020 ............................................. 92
Grafik 4. 72 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2020.................................................................... 92
Grafik 4. 73 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Kalimantan Utara Tahun
2020 ............................................................................................................ 92
Grafik 4. 74 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Utara dan Nasional Tahun 2020 ................................................. 94
Grafik 4. 75 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2020 ....................................................................... 94
Grafik 4. 76 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Sulawesi Utara Tahun
2020 ............................................................................................................ 94
Grafik 4. 77 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Tengah dan Nasional Tahun 2020 .............................................. 96
Grafik 4. 78 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2020 .................................................................... 96
Grafik 4. 79 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Sulawesi Tengah Tahun
2020 ............................................................................................................ 96
Grafik 4. 80 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2020 .............................................. 98
Grafik 4. 81 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2020 .................................................................... 98

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


xiv xiv
Grafik 4. 82 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Tahun
2020 ........................................................................................................... 98
Grafik 4. 83 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Nasional Tahun 2020 ........................................ 100
Grafik 4. 84 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2020 .............................................................. 100
Grafik 4. 85 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Tahun
2020 ......................................................................................................... 100
Grafik 4. 86 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Gorontalo dan Nasional Tahun 2020 ....................................................... 102
Grafik 4. 87 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Gorontalo Tahun 2020 ............................................................................. 102
Grafik 4. 88 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Gorontalo Tahun 2020 . 102
Grafik 4. 89 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Barat dan Nasional Tahun 2020 ............................................... 104
Grafik 4. 90 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2020 ..................................................................... 104
Grafik 4. 91 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Sulawesi Barat Tahun
2020 ......................................................................................................... 104
Grafik 4. 92 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Maluku dan Nasional Tahun 2020 ........................................................... 106
Grafik 4. 93 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Maluku Tahun 2020 ................................................................................. 106
Grafik 4. 94 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Tahun
2020 ......................................................................................................... 106
Grafik 4. 95 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Maluku Utara dan Nasional Tahun 2020 ................................................. 108
Grafik 4. 96 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2020 ....................................................................... 108
Grafik 4. 97 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara
Tahun 2020 .............................................................................................. 108
Grafik 4. 98 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua
Barat dan Nasional Tahun 2020 .............................................................. 110
Grafik 4. 99 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Papua Barat Tahun 2020 ......................................................................... 110
Grafik 4. 100 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat
Tahun 2020 .............................................................................................. 110
Grafik 4. 101 Perbandingan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua
dan Nasional Tahun 2020 ........................................................................ 112
Grafik 4. 102 Capaian Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Papua Tahun 2020 .................................................................................. 112

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


xv xv
Grafik 4. 103 Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Tahun
2020 .......................................................................................................... 112

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


xvi xvi
BAB 1
PENDAHULUAN

Fenomena Disruption dan Shifting yang melanda dunia, khususnya di Indonesia


dalam kurun waktu 2 tahun terakhir terjadi disebabkan oleh 3 hal fundamental, yaitu (1)
meluasnya aksesibilitas melalui pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur; (2)
penggunaan teknologi digital sebagai platform kehidupan; dan (3) pergeseran struktur
demografi dari sisi kuantitas maupun kualitas di setiap wilayah Indonesia.
Revolusi industri 4.0 telah menghadirkan peluang dan tantangan dalam
meningkatkan daya saing bangsa. Daya saing Indonesia menempati peringkat 50 dalam
Global Competitiveness Report 2019, turun lima peringkat dari tahun sebelumnya. Nilai
indeks daya saing Indonesia turun 0,3 point dibandingkan capaian 2018, menjadi 64,6. Skor
ini menunjukkan tidak ada perubahan signifikan pada kinerja daya saing Indonesia. Posisi
Indonesia di tingkat ASEAN menempati peringkat keempat, mengungguli Brunei
Darussalam, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos dan di belakang Singapura, Malaysia, dan
Thailand.
Kondisi lingkungan strategis global yang berubah dengan sangat cepat tersebut
pada akhirnya menciptakan pola baru yang cenderung ekstrem. Pola baru yang cenderung
ekstrem dimaksud secara substansial juga mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di tanah
air. Pola baru tersebut melahirkan sistem baru di bidang ketenagakerjaan dan
mengganti/merubah sistem yang sudah ada. Pola baru tersebut juga memunculkan demand
untuk jabatan-jabatan baru yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga banyak demand
yang hilang karena tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman. Hal ini melahirkan
supply baru di pasar kerja, yaitu supply yang terdiri dari 2 jenis yakni, supply dengan skills
baru yang jumlahnya sedikit dan supply dengan skills lama jumlahnya lebih banyak.
Keberhasilan pemerintah daerah dalam memperbaiki kondisi ketenagakerjaan dan
mencapai tujuan pembangunan ketenagakerjaan di wilayahnya, sangatlah ditentukan oleh
kemampuannya menciptakan berbagai inovasi dalam mensinergikan sistem
ketenagakerjaan dengan kondisi demand dan supply yang ada di wilayahnya. Dengan
demikian sistem ketenagakerjaan yang inovatif dengan menggunakan platform pola baru
dapat memfasilitasi bertemunya demand dan supply di pasar kerja yang sudah berubah
total. Namun, seringkali sistem ketenagakerjaan belum optimal menjaga keseimbangan
pertumbuhan keduanya. Akibatnya, pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan di daerah
masih meninggalkan beberapa hasil marjinal, diantaranya jumlah kesempatan kerja informal
yang masih besar, jumlah setengah penganggur yang masih banyak, tingkat produktivitas
tenaga kerja yang masih relatif rendah, kompetensi angkatan kerja yang masih rendah,
kondisi hubungan industrial yang terkadang tidak kondusif, tingkat pelaksanaan norma
ketenagakerjaan yang masih rendah dan sebagainya.
Kondisi tersebut di atas umum terjadi di banyak provinsi, padahal pembangunan
ketenagakerjaan adalah pondasi utama arti pembangunan sesungguhnya bagi setiap warga
negara, yaitu peningkatan kesejahteraan melalui pekerjaaan yang layak. Kepedulian dan
awareness kepala daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) untuk menjadikan isu

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


1 1
ketenagakerjaan sebagai prioritas utama pembangunan daerah menjadi kunci untuk
mengurangi kondisi marjinal pembangunan ketenagakerjaan. Terlebih, pembangunan
ketenagakerjaan saat ini juga telah menjadi agenda pembangunan dunia yang termaktub
dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB), yakni pada Goals 8 mengenai Pekerjaan yang Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth). Meningkatkan kesejahteraan
semua pekerja ini, terutama mereka yang kurang makmur, harus menjadi prioritas utama
dari setiap agenda kebijakan. Pasar tenaga kerja adalah inti untuk mencapai TPB dan
mempromosikan pembangunan yang berpusat pada manusia. Ini karena pekerjaan yang
dibayar adalah sumber utama pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga di seluruh
dunia, juga dapat membantu memperkuat prinsip-prinsip inti kesetaraan, demokrasi,
keberlanjutan, dan kohesi sosial.
Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan setiap provinsi dan menilai
keberhasilan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan ketenagakerjaan,
setiap tahun Kementerian Ketenagakerjaan RI melakukan pengukuran Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) menggunakan 9 Indikator Utama yang telah
diintegrasikan dengan SDGs. Hasilnya, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020
menunjukan adanya peningkatan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional sebesar
6,58 poin, yakni dari 61,06 pada 2019 menjadi 67,64 pada tahun 2020. Hal ini menunjukan
adanya peningkatan kinerja pembangunan ketenagakerjaan yang tinggi dalam kurun 2019-
2020.
Peningkatan indeks yang terjadi pada tahun ini ada pada 8 Indikator Utama, yaitu
Perencanaan Tenaga Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, Hubungan Industrial, Kondisi Lingkungan
Kerja, serta Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Kenaikan IPK ini disebabkan antara lain oleh
meningkatnya kesadaran pemerintah daerah akan pentingnya perencanaan
ketenagakerjaan dan pengembangan unit-unit pelatihan kerja berbasis komunitas. Semakin
banyaknya jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja mampu menekan tingkat kecelakaan kerja yang pada akhirnya membuat
indikator Kondisi Lingkungan Kerja meningkat. Penguatan kelembagaan juga membuat
indikator Hubungan Industrial mengalami peningkatan. Demikian pula Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan juga masih cukup efektif dalam meningkatkan kesejahteraan
pekerja di perusahaan, sehingga pekerja dan pengusaha menyadari pentingnya jaminan
sosial.
Sebaliknya, terdapat 1 Indikator Utama yang mengalami penurunan indeks
sebesar 0,3 yaitu Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja. Hal ini disebabkan oleh
penurunan proporsi upah rata-rata yang diterima oleh pekerja terhadap dengan upah
minimum yang telah ditetapkan di 34 provinsi.
Jumlah Provinsi dengan IPK berkategori “Menengah Atas” atau IPK diatas 66,00
bertambah menjadi 23 provinsi. Naik cukup signifikan dari tahun 2019 sejumlah 7 provinsi.
Sisanya sebanyak 11 provinsi masih dalam kategori “Menengah Bawah”. Hal yang
menggembirakan adalah tidak ada lagi provinsi yang masuk kategori “Rendah”. Hal ini
menunjukan kerja keras Pemerintah Daerah dalam mendukung SDGs serta
mengimplementasikan pembangunan ketenagakerjaan sebagai instrumen pencapaian
tujuan SDGs dimaksud.
Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan ini sangat bermanfaat
bagi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengevaluasi berbagai kebijakan dan program
pembangunan ketenagakerjaan, sekaligus mendesain ulang kebijakan dan program
dimaksud agar dapat mengakselerasi pembangunan SDM yang menjadi prioritas
pembangunan kedepannya.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


2 2
BAB 2
DIMENSI, INDIKATOR UTAMA,
DAN SUB INDIKATOR

Indikator utama dan sub indikator Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK)


tetap fleksibel mengikuti dinamika konsep pembangunan dunia. Untuk itu, sejak tahun 2017
lalu Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) telah terintegrasi dengan agenda
pembangunan dunia yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya pada agenda SDGs Nomor 8 yakni
pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Dengan mengintegrasikan SDGs ke
dalam IPK maka hasil pengukuran IPK dapat digunakan untuk mendukung pencapaian
SDGs. Tetapi, meskipun telah dilakukan penyesuaian metodologi pengukuran IPK dengan
konsep SDGs, hasilnya tetap tidak mengganggu konsistensi keterbandingan dengan hasil
IPK di masa lalu, sehingga trend hasil IPK tetap dapat diperbandingkan dari waktu ke waktu.
Pada hakekatnya, Indeks pembangunan ketenagakerjaan merujuk pada empat
tujuan utama pembangunan ketenagakerjaan yang termaktub dalam Pasal 4 Undang-
undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yakni pendayagunaan tenaga kerja
secara optimal, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja, dan peningkatan
kesejahteraan pekerja beserta keluarganya. Berdasarkan empat tujuan utama
pembangunan ketenagakerjaan tersebut, disusunlah Dimensi yang merepresentasikan
masing-masing tujuan tersebut di atas, sehingga tersusunlah 4 Dimensi Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan. Dimensi kemudian diurai menjadi Indikator yang
menggambarkan 9 aktivitas utama pembangunan ketenagakerjaan, sehingga tersusunlah 9
Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan. Selanjutnya, Indikator Utama
diurai kembali menjadi Sub Indikator, yang merupakan kegiatan pokok dari setiap Indikator
Utama. Setiap Indikator Utama memiliki Sub Indikator, sehingga tersusunlah 25 Sub
Indikator Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan.
Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan tahun 2020 mengacu pada
Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017 dimana metodologi pengukuran sudah diintegrasikan
dengan SDGs. Pasca integrasi dimaksud, jumlah indikator utama yang diukur tetap 9
indikator utama, namun jumlah sub indikator yang diukur bertambah menjadi 25
subindikator.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


3 3
SUB
INDIKATOR INDIKATOR
UTAMA SUB
DIMENSI INDIKATOR
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
UTAMA

Gambar 2.1 Sistematika Dimensi, Indikator Utama dan Sub Indikator Dalam Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan

Dimensi, Indikator Utama dan Sub Indikator tersebut merujuk pada Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Agenda SDGs Nomor 8
mengenai pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Berikut akan diuraikan secara
lengkap mengenai Dimensi, Indikator Utama dan Sub Indikator dalam Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan.

DIMENSI
Empat Dimensi Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan adalah :
1. Dimensi pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja.
Dimensi ini merepresentasikan tujuan pertama pembangunan ketenagakerjaan, yaitu
memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.
2. Dimensi pemerataan kesempatan kerja.
Dimensi ini merepresentasikan tujuan kedua pembangunan ketenagakerjaan, yaitu
mewujudkan pemerataan kesempatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah.
3. Dimensi perlindungan tenaga kerja.
Dimensi ini merepresentasikan tujuan ketiga pembangunan ketenagakerjaan, yaitu
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.
4. Dimensi peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
Dimensi ini merepresentasikan tujuan keempat pembangunan ketenagakerjaan, yaitu
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

INDIKATOR UTAMA
Sembilan Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan adalah uraian dari
Dimensi yang menggambarkan 9 aktivitas utama pembangunan ketenagakerjaan. Berikut
adalah 9 Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan :
1. Indikator Perencanaan Tenaga Kerja
Masuk dalam Dimensi Pertama. Indikator ini menggambarkan efektifitas peran
Perencanaan Tenaga Kerja dan sebagai guidance dalam pemecahan berbagai
permasalahan ketenagakerjaan di masa mendatang sehingga mampu mengarahkan
pembangunan ketenagakerjaan kepada 4 (empat) tujuan utama pembangunan
ketenagakerjaan dan agenda SDGs ke-8.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


4 4
2. Indikator Penduduk dan Tenaga Kerja
Masuk dalam Dimensi Pertama. Indikator ini menggambarkan kemampuan pemerintah
dalam suatu perekonomian untuk memberdayakan dan mendayagunakan angkatan
kerja secara optimal dan manusiawi.
3. Indikator Kesempatan Kerja
Masuk dalam Dimensi Kedua. Indikator ini menggambarkan ketersediaan kesempatan
kerja dalam jumlah dan kualitas yang memadai/layak bagi seluruh angkatan kerja.
4. Indikator Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Masuk dalam Dimensi Kedua. Indikator ini menggambarkan kemampuan pemerintah
untuk memberikan, meningkatkan, serta mengembangkan Kompetensi Kerja,
produktivitas kerja, disiplin, sikap dan etos kerja kepada seluruh angkatan kerja pada
tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan
atau pekerjaan yang dibutuhkan oleh pembangunan nasional dan daerah.
5. Indikator Produktivitas Tenaga Kerja
Masuk dalam Dimensi Pertama. Indikator ini menggambarkan tenaga kerja nasional dan
daerah dalam menghasilkan barang dan jasa, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
ke level yang tinggi.
6. Indikator Hubungan Industrial
Masuk dalam Dimensi Ketiga. Indikator ini menggambarkan efektivitas hubungan
industrial dalam mewujudkan ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha (industrial
peace), sehingga dapat mendorong produktivitas tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi,
dan penciptaan kesempatan kerja.
7. Indikator Kondisi Lingkungan Kerja
Masuk dalam Dimensi Ketiga. Indikator ini menggambarkan efektifitas perlindungan
terhadap tenaga kerja melalui penyediaan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
sehingga dapat meningkatkan produktivitas buruh/pekerja/karyawan dan profitabilitas
perusahaan.
8. Indikator Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja
Masuk dalam Dimensi Keempat. Indikator ini menggambarkan kemampuan pemerintah
dalam suatu perekonomian untuk mewujudkan kesejahteraan bagi para
buruh/pekerja/karyawan dan keluarganya melalui sistem pengupahan yang berkeadilan
dan layak.
9. Indikator Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Masuk dalam Dimensi Keempat. Indikator ini menggambarkan kemampuan Pemerintah
dalam memberikan perlindungan dasar bagi angkatan kerja terhadap risiko bekerja,
dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

SUB INDIKATOR
Sub Indikator merupakan kegiatan pokok dari Sembilan Indikator Utama. Artinya, setiap
Indikator memiliki sub indikator. Jumlah sub indikator yang dimiliki setiap indikator utama
sangat bervariasi, ada yang hanya satu, ada pula yang lebih dari satu. Total, terdapat 25
Sub Indikator dalam Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan. Berikut akan diuraikan 25 Sub
Indikator dimaksud, berdasarkan Indikator Utama-nya.
 Indikator Utama Perencanaan Tenaga Kerja, terdiri dari 1 sub indikator:
1. Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi
Gambaran efektifitas peran perencanaan tenaga kerja sebagai acuan dan pedoman
untuk memecahkan berbagai permasalahan ketenagakerjaan di setiap provinsi

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


5 5
sehingga mampu mengarahkan pembangunan ketenagakerjaan provinsi kepada 4
tujuan utama pembangunan ketenagakerjaan (sesuai ketentuan Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) dan Agenda SDGs
Nomor 8.
 Indikator Utama Penduduk dan Tenaga Kerja, terdiri dari 4 sub indikator yaitu:
1. Persentase Penduduk Usia Muda (15-24 tahun) yang Tidak Sedang Sekolah,
Bekerja atau Mengikuti Pelatihan atau Not in Education, Employment, or Training
(NEET)
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk
menurunkan jumlah Penduduk Usia Muda yang tidak produktif.
2. Persentase Anak (10-17 tahun) yang Bekerja
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk
menghapus dan mengurangi anak yang bekerja (working children) maupun pekerja
anak (child workers) demi menghindarkan mereka dari bentuk-bentuk pekerjaan
terburuk untuk anak serta mengembangkan intelektualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang bermutu untuk pembangunan di masa depan.
3. Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)
Sebagai gambaran kemampuan suatu perekonomian untuk menyediakan
kesempatan kerja dalam jumlah yang memadai kepada angkatan kerja.
4. Persentase Setengah Penganggur
Sebagai gambaran kemampuan suatu perekonomian untuk mengoptimalkan
pendayagunaan angkatan kerja, yang menjamin angkatan kerja dapat bekerja
secara penuh (minimum 35 jam per minggu).
 Indikator Utama Kesempatan Kerja, terdiri dari 5 sub indikator yaitu:
1. Tingkat Kesempatan Kerja Formal
Sebagai gambaran kemampuan suatu perekonomian untuk menyediakan
kesempatan kerja berkualitas, yaitu memiliki hubungan kerja yang pasti, kondisi kerja
terlindungi (secure), dan tingkat kesejahteraan lebih baik.
2. Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian (LPINP)
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk
menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, yaitu dengan mentransformasi
lapangan pekerjaan informal di sektor non-pertanian menjadi usaha mikro, kecil dan
menengah.
3. Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian (LPINP) Untuk Laki-Laki
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk
menciptakan lapangan kerja yang lebih baik dan mendorong laki-laki untuk
berinovasi sehingga terbentuk secara masif usaha mikro, kecil dan menengah.
4. Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian (LPINP) Untuk Perempuan
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk
menciptakan lapangan kerja yang lebih baik dan mendorong perempuan untuk
berinovasi sehingga terbentuk secara masif usaha mikro, kecil dan menengah.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


6 6
5. Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Pertanian (LPIP)
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk
menurunkan proporsi penduduk yang memiliki pekerjaan pada kegiatan informal
sektor pertanian sebagai proksi pekerja yang tidak memiliki kondisi kerja terlindungi.
 Indikator Utama Pelatihan dan Kompetensi Kerja, terdiri dari 3 sub indikator:
1. Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja
Sebagai gambaran kemampuan pemerintah dalam menyediakan kapasitas
terpasang yang memadai di seluruh lembaga pelatihan kerja pemerintah (BLK) untuk
meningkatkan kemampuan, keterampilan dan Kompetensi Kerja.
2. Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja
Sebagai gambaran kemampuan pemerintah menghasilkan lulusan pelatihan melalui
lembaga pelatihan kerja pemerintah (BLK) maupun swasta, untuk program pelatihan
dengan durasi paling sedikit 50 (lima puluh) jam pelatihan kerja.
3. Tingkat Lembaga Latihan Yang Terakreditasi
Sebagai gambaran ketersediaan lembaga pelatihan kerja pemerintah dan swasta
yang berkualitas atau terstandardisasi dalam jumlah yang memadai.
 Indikator Utama Produktivitas Tenaga Kerja, terdiri dari 2 sub indikator:
1. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
Sebagai gambaran kemampuan tenaga kerja nasional dan daerah dalam
menghasilkan barang dan jasa, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke level
yang tinggi.
2. Laju Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
perubahan (peningkatan/penurunan) kemampuan tenaga kerja nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota dalam menghasilkan barang dan jasa.
 Indikator Utama Hubungan Industrial, terdiri dari 4 sub indikator :
1. Tingkat Peraturan Perusahaan (PP) Yang Disahkan
Sebagai gambaran kemampuan pemerintah untuk menjamin tersedianya pedoman
tertulis bagi pengusaha dan buruh/pekerja/ karyawan di seluruh perusahaan, yang
mengatur hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak sehingga mendorong
terwujudnya hubungan kerja yang harmonis.
2. Tingkat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Yang Didaftarkan
Sebagai gambaran kemampuan pemerintah untuk menjamin tersedianya sarana
hubungan industrial yang mampu mengakomodir secara optimal seluruh keinginan
unsur buruh/pekerja/karyawan dan pengusaha sehingga dapat meredam tuntutan
pekerja yang berlebihan, menjamin kelangsungan usaha, mendorong peningkatan
daya saing, meningkatkan produktifitas kerja serta kesejahteraan buruh/pekerja/
karyawan dan keluarganya.
3. Tingkat Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit di Perusahaan
Sebagai gambaran kemampuan pemerintah untuk membangun forum komunikasi
dan konsultasi bidang Hubungan Industrial di perusahaan untuk mengkomunikasikan
kebijakan pengusaha, menampung aspirasi buruh/pekerja/karyawan, melakukan
deteksi dini, dan menyampaikan saran/pendapat sehingga terjamin kelangsungan
usaha dan ketenangan kerja (industrial peace).

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


7 7
4. Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial
Sebagai gambaran gambaran kualitas Hubungan Industrial di suatu wilayah serta
gambaran kemampuan dan keberhasilan pemerintah untuk menjaga ketenangan
berusaha dan bekerja.
 Indikator Utama Kondisi Lingkungan Kerja, terdiri dari 3 sub indikator:
1. Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan
Sebagai gambaran keberhasilan pemerintah untuk mendorong penerapan SMK3
yang terintegrasi di setiap perusahaan secara luas.
2. Tingkat Kecelakaan Kerja
Sebagai gambaran efektifitas program perlindungan tenaga kerja dalam mencegah
dan menurunkan Kecelakaan Kerja secara luas.
3. Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketengakerjaan di Perusahaan
Sebagai gambaran kemampuan dan keberhasilan pemerintah untuk meningkatkan
kepatuhan perusahaan dalam menerapkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981
tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan.
 Indikator Utama Pengupahan Dan Kesejahteraan Pekerja, terdiri dari 1 sub indikator:
1. Proporsi besaran upah rata-rata per jam kerja terhadap upah minimum provinsi per
jam
Merupakan sub indikator berbasis SDGs. Sub indikator ini sebagai gambaran
kemampuan pemerintah untuk mendorong suatu perekonomian agar mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang semakin baik kepada para pekerja dan
keluarganya melalui sistem pengupahan yang berkeadilan dan layak.
 Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja, terdiri dari 2 sub indikator:
1. Tingkat Perusahaan Yang Menjadi Anggota Jamsostek
Sebagai gambaran kemampuan pemerintah untuk mendorong setiap perusahaan
menyediakan perlindungan dasar bagi pekerja dalam bentuk jaminan sosial.
2. Tingkat Pekerja/Buruh Yang Menjadi Anggota Jamsostek Aktif
Sebagai gambaran ketersediaan perlindungan dasar bagi pekerja terhadap risiko
bekerja, dalam bentuk Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

BOBOT
Yang dimaksud dengan Bobot di sini adalah Bobot yang diberikan terhadap Indikator Utama
dan Sub Indikator. Bobot Indikator Utama merupakan persentase indikator utama dari total
bobot seluruh indikator utama. Bobot Sub Indikator merupakan persentase sub indikator
dari Total Bobot Indikator Utama-nya.
Berikut adalah daftar Bobot Indikator Utama dan Bobot Sub Indikator yang digunakan dalam
Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan berdasarkan Kepmenaker Nomor 206
Tahun 2017.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


8 8
Tabel 2. 1 Daftar Bobot Indikator Utama dan Bobot Sub Indikator Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan

Bobot
Indikator Utama & Sub Indikator Indikator Sub
Utama Indikator
Perencanaan Tenaga Kerja 10
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 100
Penduduk dan Tenaga Kerja 10
Persentase NEET (15-24 tahun) 20
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 20
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 30
Persentase Setengah Pengangguran 30
Kesempatan Kerja 15
Persentase Tenaga Kerja Formal 40
Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian 20
(LPINP) LPINP untuk Laki-laki
Proporsi 15
Proporsi LPINP untuk Perempuan 15
Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Pertanian (LPIP) 20
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 15
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 30
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 40
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 30
Produktivitas Tenaga Kerja 10
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 60
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 40
Hubungan Industrial 10
Tingkat Peraturan Perusahaan (PP) Yang Disahkan 30
Tingkat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Yang Didaftarkan 25
Tingkat Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit di Perusahaan 20
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 25
Kondisi Lingkungan Kerja 10
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 40
Tingkat Kecelakaan Kerja 30
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di 30
Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10
Proporsi Besaran Upah Rata-rata Per Jam Terhadap UMP 100
Per Jam Sosial Tenaga Kerja
Jaminan 10
Tingkat Perusahaan Yang Menjadi Peserta BPJS 40
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja/Buruh/Karyawan yg mjd Peserta BPJS 60
Ketenagakerjaan

KRITERIA
Yang dimaksud dengan Kriteria di sini adalah acuan dalam bentuk Nilai Maksimum dan Nilai
Minimum, yang digunakan dalam menilai dan mengukur suatu Sub Indikator. Nilai
Maksimum dan Nilai Minimum ini merupakan ambang batas capaian terbaik dan terburuk
suatu Sub Indikator.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


9 9
Untuk suatu Sub Indikator yang diharapkan capaiannya semakin besar, maka ambang batas
terbaiknya adalah Nilai Maksimum. Untuk suatu Sub Indikator yang diharapkan capaiannya
semakin rendah, maka ambang batas terbaiknya adalah Nilai Minimum. Misalnya, Sub
Indikator Persentase Tenaga Kerja Formal diharapkan capaiannya semakin besar, maka
ambang batas terbaiknya adalah Nilai Maksimum-nya, yakni 55 persen. Kemudian, Sub
Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka diharapkan capaiannya semakin rendah, maka
ambang batas terbaiknya adalah Nilai Minimum-nya, yakni 3 persen.
Kriteria yang digunakan juga mengacu pada Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan.
Berikut adalah daftar lengkap Nilai Maksimum dan Nilai Minimum 25 Sub Indikator Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan yang telah berbasis SDGs.

Tabel 2. 2 Daftar Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Sub Indikator dalam Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
Bobot
Indikator Utama & Sub Indikator Nilai Nilai
Satuan
Minimum Maksimum
Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 0 100 %
Penduduk dan Tenaga Kerja
Persentase NEET (15-24 tahun) 3 40 %
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 0 40 %
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 3 15 %
Persentase Setengah Pengangguran 0 15 %
Kesempatan Kerja
Persentase Tenaga Kerja Formal 20 55 %
Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian 30 85 %
(LPINP)
Proporsi LPINP untuk Laki-laki 30 85 %
Proporsi LPINP untuk Perempuan 30 85 %
Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Pertanian (LPIP) 75 100 %
Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 0 10 %
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 0 10 %
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0 100 %
Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 25 100 Juta/TK
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,1 10 %
Hubungan Industrial
Tingkat Peraturan Perusahaan (PP) Yang Disahkan 0 100 %
Tingkat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Yang Didaftarkan 0 100 %
Tingkat Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit di Perusahaan 0 100 %
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0 10 %
Kondisi Lingkungan Kerja
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 10 30 %
Tingkat Kecelakaan Kerja 0 1 %
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di 0 75 %
Perusahaan

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


10 10
Bobot
Indikator Utama & Sub Indikator Nilai Nilai
Satuan
Minimum Maksimum
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja
Proporsi Besaran Upah Rata-rata Per Jam Terhadap UMP 0 120 %
Per Jam Sosial Tenaga Kerja
Jaminan
Tingkat Perusahaan yg mjd Peserta BPJS Ketenagakerjaan 0 15 %
Tingkat Pekerja/Buruh/Karyawan yg mjd Peserta BPJS
0 20 %
Ketenagakerjaan

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


11 11
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
12 12
BAB 3
METODOLOGI

Dalam melakukan penghitungan angka Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


suatu provinsi digunakan berbagai data yang berasal dari berbagai sumber. Setelah data
diperoleh kemudian dilakukan validasi untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap. Berikut akan dijelaskan metodologi yang
digunakan dalam Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan dari mulai akuisisi
data hingga teknik penghitungannya.

DATA DAN SUMBER DATA


Pada prinsipnya ada 2 jenis data yang digunakan, yakni Data Ketenagakerjaan
Umum dan Data Ketenagakerjaan Khusus. Akuisisi Data dilakukan melalui pekerjaan
lapangan menggunakan Kuesioner serta permohonan langsung pada instansi penerbit data
di internal maupun eksternal Kementerian Ketenagakerjaan. Untuk lebih lengkapnya, berikut
diuraikan Instansi yang menjadi sumber data beserta jenis datanya.
1. Dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan provinsi dan kabupaten/kota.
Data yang dihimpun, yaitu:
a. unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi penyusun perencanaan tenaga
kerja;
b. tim penyusun perencanaan tenaga kerja;
c. perencanaan tenaga kerja;
d. pelatihan kerja dan kompetensi kerja;
e. produktivitas tenaga kerja;
f. hubungan industrial;
g. kondisi lingkungan kerja;
h. pengupahan dan kesejahteraan pekerja; dan
i. jaminan sosial tenaga kerja.
2. Badan Pusat Statistik. Data yang dihimpun, yaitu:
a. penduduk usia muda yang tidak sedang sekolah, bekerja atau mengikuti
pelatihan;
b. penduduk yang bekerja;
c. pekerja anak;
d. penganggur terbuka;
e. setengah penganggur;
f. upah rata-rata tenaga kerja
g. jumlah perusahaan menurut Sensus Ekonomi; dan
h. Produk Domestik Regional Bruto.
3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Data yang dihimpun, yaitu:
a. jumlah perusahaan yang menjadi peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan;
b. jumlah pekerja penerima upah dan pekerja bukan penerima upah yang menjadi
peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, yang aktif membayar dan menyetor
iuran;

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


13 13
c. jumlah pekerja penerima upah dan pekerja bukan penerima upah yang
menderita Kecelakaan Kerja dan mengajukan klaim.
4. Unit kerja di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan RI
5. Data yang dihimpun meliputi seluruh data dan informasi yang bersifat
ketenagakerjaan, baik yang bersifat umum maupun bersifat teknis. Data yang
dihimpun, yaitu:
a. perencanaan tenaga kerja;
b. pelatihan kerja;
c. produktivitas tenaga kerja;
d. hubungan industrial;
e. kondisi lingkungan kerja;
f. pengupahan dan kesejahteraan pekerja; dan
g. jaminan sosial tenaga kerja

TAHAPAN PENGHITUNGAN
IPK merupakan suatu indeks komposit yang dihitung menggunakan bobot indikator utama,
bobot sub indikator dan nilai minimum-maksimum (kriteria pengukuran) tiap-tiap sub
indikator. Proses penghitungan IPK, terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu:
1. menghitung nilai aktual tiap-tiap sub indikator;
2. menghitung nilai indeks tiap-tiap sub indikator menggunakan nilai aktual, bobot dan
nilai minimum-maksimum (kriteria pengukuran);
3. menghitung nilai indeks tiap-tiap indikator utama dengan menjumlahkan nilai indeks
seluruh sub indikator pada tiap-tiap indikator utama;
4. menghitung nilai indeks pembangunan ketenagakerjaan nasional, provinsi atau
kabupaten/kota (komposit) dengan menjumlahkan nilai indeks 9 (sembilan) indikator
utama; dan
5. penetapan status pembangunan ketenagakerjaan.

Penghitungan Nilai Aktual Sub Indikator


Nilai aktual dihitung untuk setiap sub indikator menggunakan formula yang sudah
ditentukan dalam Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan. Data yang
digunakan untuk mendapatkan nilai aktual setiap sub indikator sesuai dengan yang tertera
di atas. Berikut akan dijelaskan secara singkat mengenai cara memperoleh nilai aktual 25
sub indikator.

Sub Indikator Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi


Nilai aktual sub indikator ini diperoleh berdasarkan penilaian terhadap 3 hal, yakni
(1) ketersediaan dokumen perencanaan tenaga kerja yang masih berlaku; (2) ada tidaknya
fungsi perencanaan tenaga kerja pada Dinas yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan; serta (3) kualitas dan kelengkapan unsur substansi buku, seperti akurasi
proyeksi dan kelengkapan rekomendasi kebijakan dalam dokumen perencanaan
ketenagakerjaan tersebut. Nilai aktual PTKP/PTKK diharapkan terus meningkat.

Sub Indikator Persentase Usia Muda (15-24 tahun) yang Sedang Tidak Sekolah,
Bekerja, atau Mengikuti Pelatihan (Not in Education, Employment or Training/NEET)
Persentase NEET merupakan rasio antara jumlah Penduduk Usia Muda yang
sedang tidak sekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan dengan jumlah Penduduk Usia
Muda. Semakin rendah nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


14 14
Sub Indikator Persentase Anak (10-17 tahun) Yang Bekerja
Persentase Anak Yang Bekerja merupakan rasio antara jumlah penduduk yang
bekerja usia 10-17 tahun dengan jumlah populasi penduduk usia 10-17 tahun. Semakin
rendah nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Penganggur Terbuka


Tingkat penganggur terbuka merupakan rasio antara jumlah angkatan kerja yang
menganggur dengan total angkatan kerja. Semakin rendah nilai aktual sub indikator ini,
semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Persentase Setengah Penganggur


Persentase Setengah Penganggur merupakan rasio jumlah pekerja tidak penuh
terpaksa (bekerja di bawah 35 jam per minggu) dengan total penduduk yang bekerja.
Semakin rendah nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Sub Indikator Persentase Tenaga Kerja Formal


Persentase Tenaga Kerja Formal merupakan rasio antara jumlah penduduk yang
bekerja secara formal dengan total penduduk yang bekerja. Semakin tinggi nilai aktual sub
indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian (LPINP)


Proporsi LPINP merupakan rasio antara jumlah penduduk yang bekerja secara
informal di sektor non-pertanian dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor non-
pertanian. Semakin rendah nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Sub Indikator Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian (LPINP) bagi Laki-
laki
Proporsi LPINP bagi Laki-laki merupakan rasio antara jumlah penduduk yang
bekerja di sektor non-pertanian secara informal dan berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah
penduduk yang bekerja laki-laki di sektor non-pertanian. Semakin rendah nilai aktual sub
indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Non-Pertanian (LPINP) bagi


Perempuan
Proporsi LPINP bagi Perempuan merupakan rasio antara jumlah penduduk yang
bekerja di sektor non-pertanian secara informal dan berjenis kelamin perempuan dengan
jumlah penduduk yang bekerja perempuan di sektor non-pertanian. Semakin rendah nilai
aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Proporsi Lapangan Pekerjaan Informal Pertanian (LPIP)


Proporsi LPIP merupakan rasio antara jumlah penduduk yang bekerja secara
informal di sektor informal (pertanian dengan total penduduk yang bekerja di sektor
pertanian). Semakin rendah nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas
pembangunan ketenagakerjaan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


15 15
Sub Indikator Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja merupakan hasil perkalian dari rasio jumlah
daya tampung lembaga pelatihan kerja pemerintah (BLK) yang ada di kabupaten/kota
dengan jumlah penganggur berpendidikan SMTP-SMTA dan rasio jumlah kabupaten/kota
yang memiliki lembaga pelatihan kerja pemerintah (BLK) dengan jumlah kabupaten/kota.
Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja


Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja merupakan rasio antara jumlah lulusan pelatihan
kerja dengan jumlah penganggur berpendidikan SMTP-SMTA. Semakin tinggi nilai aktual
sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Lembaga Pelatihan Kerja Yang Terakreditasi


Tingkat Lembaga Pelatihan Kerja Yang Terakreditasi merupakan rasio antara
jumlah lembaga pelatihan kerja milik pemerintah dan swasta yang terakreditasi dengan total
lembaga pelatihan milik pemerintah dan swasta. Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini,
semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja


Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja merupakan rasio antara Jumlah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan total penduduk yang bekerja. Semakin tinggi nilai
aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja


Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja diperoleh dengan mencari seberapa
besar pertumbuhan PDRB per tenaga kerja tahun ke-t dibandingkan PDRB per tenaga kerja
tahun t-1. PDRB yang digunakan yaitu PDRB dengan harga konstan tahun 2010. Semakin
tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Peraturan Perusahaan (PP) yang Disahkan


Tingkat PP yang disahkan merupakan rasio antara jumlah perusahaan wajib lapor
yang memiliki peraturan perusahaan dengan total perusahaan wajib lapor. Semakin tinggi
nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang Didaftarkan


Tingkat PKB yang didaftarkan merupakan rasio antara jumlah perusahaan wajib
lapor yang memiliki Perjanjian Kerja Bersama dengan jumlah perusahaan wajib lapor.
Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit di Perusahaan


Tingkat LKS Bipartit di perusahaan merupakan rasio antara jumlah perusahaan
wajib lapor yang memiliki LKS Bipartit dengan jumlah perusahaan berskala menengah-besar
yang wajib lapor. Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas
pembangunan ketenagakerjaan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


16 16
Sub Indikator Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial (PHI)
Tingkat PHI adalah rasio antara jumlah Perselisihan Hubungan Industrial dengan
total perusahaan wajib lapor. Semakin rendah nilai aktual sub indikator ini, semakin baik
kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan


Tingkat penerapan SMK3 di perusahaan merupakan rasio antara jumlah
perusahaan yang telah diaudit SMK3 dengan jumlah perusahaan besar menurut sensus
ekonomi. Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Kecelakaan Kerja


Tingkat kecelakaan kerja merupakan rasio antara jumlah kecelakaan kerja dengan
jumlah penduduk yang bekerja dengan status pekerja/karyawan. Semakin rendah nilai
aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan


Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan merupakan rasio
antara jumlah perusahaan yang telah melaksanakan wajib lapor ketenagakerjaan
berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun
2005 dengan total perusahaan berskala kecil, menengah, dan besar hasil Sensus Ekonomi
2016. Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan
ketenagakerjaan.

Sub Indikator Proporsi Upah Rata-rata per Jam terhadap UMP per Jam
Proporsi Upah Rata-rata per Jam terhadap UMP per Jam merupakan hasil dari
rasio upah rata-rata pekerja dengan rata-rata jam kerja dibagi rasio upah minimum provinsi
dengan rata-rata jam kerja. Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas
pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan


Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan merupakan
rasio antara jumlah perusahaan yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan aktif dengan
jumlah perusahaan yang wajib ikut BPJS Ketenagakerjaan. Semakin tinggi nilai aktual sub
indikator ini, semakin baik kualitas pembangunan ketenagakerjaan.

Sub Indikator Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah yang
Terdaftar sebagai Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah yang
Terdaftar sebagai Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif merupakan rasio antara jumlah
Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah yang terdaftar sebagai peserta
BPJS Ketenagakerjaan, yang aktif membayar dan menyetor iuran dengan total penduduk
yang bekerja. Semakin tinggi nilai aktual sub indikator ini, semakin baik kualitas
pembangunan ketenagakerjaan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


17 17
Penghitungan Indeks Sub Indikator
Indeks sub indikator yaitu nilai yang mencerminkan kualitas tiap-tiap sub indikator
yang dihitung menggunakan nilai aktual, bobot dan kriteria pengukuran tiap-tiap sub
indikator. Terdapat 2 (dua) cara yang digunakan untuk menghitung nilai indeks sub indikator,
yaitu Pertama, penghitungan Nilai Indeks Sub indikator dengan Nilai Aktual diharapkan
Semakin Tinggi (sehingga semakin tinggi nilai aktualnya semakin tinggi indeks sub
indikatornya); dan Kedua, penghitungan Nilai Indeks Sub indikator dengan Nilai Aktual
diharapkan Semakin Rendah (sehingga semakin rendah nilai aktualnya semakin tinggi
indeks sub indikatornya).

Penghitungan Indeks Tiap-Tiap Indikator Utama


Indeks indikator utama yaitu nilai yang mencerminkan kualitas pembangunan
ketenagakerjaan pada tiap-tiap indikator utama yang dihitung dengan menjumlahkan nilai
indeks seluruh sub indikator pada tiap-tiap indikator utama dimaksud.

Penghitungan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional Dan


Provinsi (Komposit)
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan mencerminkan kualitas pembangunan
ketenagakerjaan nasional maupun suatu provinsi secara keseluruhan yang diperoleh
dengan cara menjumlahkan indeks 9 Indikator Utama Nasional maupun di suatu Provinsi.

Penetapan Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


Berdasarkan Indeks Komposit Provinsi kemudian ditetapkan Status Pembangunan
Ketenagakerjaan setiap Provinsi. Status ini memberikan gambaran secara kualitatif kondisi
pembangunan ketenagakerjaan setiap provinsi. Dengan demikian, hasil pengukuran Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan ini memberikan gambaran hasil pembangunan
ketenagakerjaan secara kuantitatif (dalam bentuk angka Indeks) dan juga gambaran secara
kualitatif (dalam bentuk Status).
Penetapan Tingkatan Status mengacu pada Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017.
Berikut adalah Acuan Penetapan Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
berdasarkan Kepmenaker dimaksud.

Tabel 3. 1 Tingkatan Status Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan

Tingkatan Status Indeks Komposit

Rendah <50,00

Menengah Bawah 50,00 - 65,99

Menengah Atas 66,00 – 79,99

Tinggi ≥80,00

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


18 18
BAB 4
HASIL PENGUKURAN

Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020 dijabarkan


ke dalam 2 Bagian, yaitu Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Secara
Nasional dan Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan dari masing-masing
Provinsi.

NASIONAL
Hasil pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020
menunjukan adanya peningkatan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional sebesar
6,58 poin, yakni dari 61,06 pada 2019 menjadi 67,64 pada tahun 2020. Hal ini menunjukan
adanya peningkatan kinerja pembangunan ketenagakerjaan yang tinggi dalam kurun 2019-
2020.
Pada tahun ini delapan dari sembilan indikator utama mengalami peningkatan
indeks. Hanya indikator Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja yang mengalami
penurunan indeks sebesar 0,30. Sementara itu peningkatan nilai indeks terbesar adalah
Pelatihan dan Kompetensi Kerja (2,16), dan indikator utama yang indeksnya masih naik tapi
terkecil peningkatannya adalah Kesempatan Kerja (0,04). Meskipun demikian, indikator
Kesempatan Kerja ini pada tahun-tahun sebelumnya telah sering mencapai indeks di atas
10, sementara Indikator Pelatihan dan Kompetensi Kerja baru mencapainya di tahun ini.
Namun demikian, khusus untuk kedua indikator utama ini nilai sebesar itu belum mencapai
bobot maksimalnya karena berdasarkan Kepmen 206 Tahun 2017 maksimalnya adalah 15
bukan 10 seperti indikator utama lainnya.
Nilai indeks indikator Pelatihan dan Kompetensi Kerja mengalami peningkatan
yang cukup tinggi karena naiknya sub indikator tingkat lulusan pelatihan dan tingkat lembaga
pelatihan yang terakreditasi. Indikator lainnya yang peningkatannya cukup tinggi adalah
Kondisi Lingkungan Kerja yang naik sebesar 1,90 poin. Hal ini dipicu oleh peningkatan
tingkat penerapan SMK3, berkurangnya kasus kecelakaan kerja dan bertambahnya tingkat
kepatuhan wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan. Sedangkan untuk indikator Jaminan
Sosial Tenaga Kerja peningkatannya terutama disebabkan oleh naiknya tingkat pekerja
penerima upah dan pekerja bukan penerima upah yang terdaftar sebagai peserta BPJS
Ketenagakerjaan aktif, walaupun tingkat perusahaan yang menjadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan juga mengalami peningkatan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
19
19 19
Grafik 4. 1 Perbandingan Nilai Indikator Utama Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
Nasional Tahun 2019-2020

Indikator Utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja mengalami penurunan


nilai indeks karena turunnya proporsi upah riil rata-rata pekerja penerima upah per jam
terhadap UMP Per Jam walaupun secara umum besaran upah dan UMP nya mengalami
peningkatan. Sementara itu indikator lain yang sub indikatornya cukup banyak mengalami
penurunan adalah Kesempatan Kerja, walaupun nilai indikator utamanya masih mengalami
peningkatan. Dari kelima sub indikator hanya persentase tenaga kerja formal yang
mengalami peningkatan, namun sub indikator inilah yang bobotnya yang paling tinggi
sehingga indikator utama Kesempatan Kerja nilai indeksnya masih sedikit meningkat.
Penentuan bobot indikator menjadi penting artinya dalam mendorong arah tujuan
ketenagakerjaan yang ingin dicapai. Dalam pengukuran IPK ini telah diintegrasikan dengan
konsep pembangunan dunia TPB/SDGs khususnya pada tujuan ke 8 berupa Pekerjaan yang
layak dan pertumbuhan ekonomi. Yang salah satu targetnya adalah pada tahun 2030,
mencapai ketenagakerjaan secara penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi
seluruh perempuan dan laki-laki, termasuk untuk kaum muda dan orang dengan
disabilitas, juga kesetaraan upah bagi pekerjaan yang mempunyai nilai yang sama.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


20 20
Tabel 4. 1 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Nasional Tahun 2019-2020
Indeks
Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik
Perencanaan Tenaga Kerja 8.17 8.63 ▲
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8.17 8.63 ▲
Penduduk dan Tenaga Kerja 6.29 6.68 ▲
Persentase NEET (15-24 tahun) 1.00 1.03 ▲
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1.60 1.60 ▲
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2.52 2.55 ▲
Persentase Setengah Pengangguran 1.17 1.51 ▲
Kesempatan Kerja 10.00 10.03 ▲
Persentase Tenaga Kerja Formal 3.60 3.87 ▲
Proporsi LPINP 2.29 2.26 ▼
Proporsi LPINP Laki-laki 1.89 1.79 ▼
Proporsi LPINP Perempuan 1.44 1.34 ▼
Proporsi LPIP 0.78 0.78 ▼
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 8.10 10.26 ▲
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2.95 2.84 ▼
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 3.84 5.25 ▲
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1.30 2.17 ▲
Produktivitas Tenaga Kerja 4.33 5.08 ▲
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3.58 3.70 ▲
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0.75 1.38 ▲
Hubungan Industrial 3.52 3.63 ▲
Tingkat PP Yang Disahkan 0.69 0.90 ▲
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0.18 0.21 ▲
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1.00 0.62 ▼
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1.64 1.89 ▲
Kondisi Lingkungan Kerja 3.34 5.24 ▲
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0.94 2.05 ▲
Tingkat Kecelakaan Kerja 1.79 2.45 ▲
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di
0.61 0.74 ▲
Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8.88 8.59 ▼
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP Per Jam 8.88 8.59 ▼
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8.44 9.51 ▲
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3.56 3.90 ▲
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan
Penerima Upah yang Terdaftar sebagai Peserta BPJS 4.89 5.61 ▲
Ketenagakerjaan Aktif
Indonesia 61.06 67.64 ▲

Peningkatan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan secara nasional tidak lepas


dari keberhasilan provinsi-provinsi di Indonesia dalam meningkatkan nilai indeksnya. Nilai
Indeks tertinggi pada Tahun 2020 diraih oleh Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 78,29.
Peringkat Kedua ditempati oleh Provinsi Kalimantan Timur dengan Indeks sebesar 77,21.
Sementara itu Provinsi Bali menempati peringkat Ketiga dengan Indeks sebesar 75,38.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


21 21
Tabel 4. 2 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Menurut Provinsi, Tahun 2020
Provinsi IPK Peringkat Status
DKI Jakarta 78.29 1 Menengah Atas
Kalimantan Timur 77.21 2 Menengah Atas
Bali 75.38 3 Menengah Atas
D I Yogyakarta 74.77 4 Menengah Atas
Kalimantan Tengah 74.06 5 Menengah Atas
Sumatera Barat 73.96 6 Menengah Atas
Kalimantan Utara 72.65 7 Menengah Atas
Sulawesi Selatan 72.06 8 Menengah Atas
Papua Barat 71.30 9 Menengah Atas
Sulawesi Utara 71.03 10 Menengah Atas
Kalimantan Selatan 70.22 11 Menengah Atas
Riau 68.88 12 Menengah Atas
Jawa Timur 68.74 13 Menengah Atas
Jawa Tengah 68.46 14 Menengah Atas
Bangka-Belitung 68.09 15 Menengah Atas
Sumatera Selatan 67.63 16 Menengah Atas
Aceh 67.52 17 Menengah Atas
Papua 67.51 18 Menengah Atas
Maluku Utara 67.29 19 Menengah Atas
Maluku 67.15 20 Menengah Atas
Sumatera Utara 66.90 21 Menengah Atas
Kalimantan Barat 66.80 22 Menengah Atas
Sulawesi Tenggara 66.46 23 Menengah Atas
Gorontalo 65.55 24 Menengah Bawah
Kepulauan Riau 65.07 25 Menengah Bawah
Jambi 64.86 26 Menengah Bawah
Banten 64.09 27 Menengah Bawah
Sulawesi Tengah 63.73 28 Menengah Bawah
Bengkulu 63.64 29 Menengah Bawah
Jawa Barat 63.15 30 Menengah Bawah
Sulawesi Barat 60.24 31 Menengah Bawah
Nusa Tenggara Timur 57.77 32 Menengah Bawah
Lampung 55.00 33 Menengah Bawah
Nusa Tenggara Barat 54.23 34 Menengah Bawah
Indonesia 67.64 Menengah Atas

Secara keseluruhan dari 34 provinsi, pada tahun ini hampir seluruh provinsi
mengalami peningkatan Indeks yaitu sebanyak 32 provinsi. Hanya 2 provinsi saja yang
mengalami penurunan Indeks, yaitu provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Riau.
Berikutnya, ada 16 Provinsi yang mengalami peningkatan peringkat dan 17 provinsi
mengalami penurunan peringkat, sedangkan 1 provinsi peringkatnya tidak berubah yaitu
Provinsi Lampung. Hanya 1 provinsi yang mengalami penurunan status, namun sebaliknya
ada 18 provinsi yang mengalami peningkatan Status, yaitu 17 provinsi berstatus Menengah
Bawah naik menjadi Menengah Atas dan ada 1 provinsi berstatus Rendah naik menjadi
Menengah Bawah. Selebihnya sebanyak 15 provinsi Statusnya tetap, yaitu 6 provinsi tetap
berada di status Menengah Atas dan 9 provinsi tetap di status Menengah Bawah.
Jumlah Provinsi yang Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan berstatus
Menengah Atas atau berpredikat Baik meningkat sebanyak 16 provinsi, yakni dari semula

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


22 22
hanya 7 Provinsi menjadi 23 Provinsi. Provinsi Kepulauan Riau yang pada tahun
sebelumnya berstatus Menengah Atas turun menjadi berstatus Menengah Bawah. Jumlah
provinsi yang berstatus Rendah berkurang, dari semula ada 1 provinsi pada tahun 2019
menjadi tidak ada yang berstatus Rendah pada Tahun 2020. Hal ini karena Provinsi Nusa
Tenggara Timur statusnya naik dari berstatus Rendah menjadi Menengah Bawah.
Penghargaan berdasarkan 9 Indikator Utama diberikan pada 7 provinsi, yaitu
Daerah Istimewa Yogyakarta terbaik pada Indikator Utama Perencanaan Tenaga Kerja.
Provinsi Bali meraih penghargaan terbaik pada Indikator Utama Penduduk dan Tenaga
Kerja. Provinsi DKI Jakarta meraih penghargaan terbaik pada Indikator Utama Kesempatan
Kerja dan Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Provinsi Sumatera Barat sebagai
provinsi terbaik pada Indikator Utama Pelatihan dan Kompetensi Kerja serta Indikator Utama
Hubungan Industrial. Provinsi Maluku Utara terbaik pada Indikator Utama Kondisi
Lingkungan Kerja. Berikutnya, Provinsi Kepulauan Riau sebagai provinsi terbaik pada
Indikator Utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja.

Tabel 4. 3 Provinsi Dengan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Terbaik


Tahun 2020
No Indikator Utama Provinsi Indeks
1 Perencanaan Tenaga Kerja D I Yogyakarta 9.68
2 Penduduk dan Tenaga Kerja Bali 8.85
3 Kesempatan Kerja DKI Jakarta 14.77
4 Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sumatera Barat 14.28
5 Produktivitas Tenaga Kerja Jambi 7.53
6 Hubungan Industrial Sumatera Barat 7.10
7 Kondisi Lingkungan Kerja Maluku Utara 8.96
8 Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Kepulauan Riau 10.00
9 Jaminan Sosial Tenaga Kerja DKI Jakarta 10.00

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah yang ditindaklanjuti dengan Permenaker Nomor 28 Tahun 2016, maka urusan
Pemerintahan Daerah di Bidang Ketenagakerjaan telah dipetakan berdasarkan intensitas
dan beban kerja urusan bidang ketenagakerjaan di daerah yang bersangkutan.
Konsekuensinya, ada Provinsi yang memiliki tingkat intensitas dan beban kerja
ketenagakerjaan dengan kategori Besar, Sedang, dan Kecil, untuk itu pemberian
penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan sejak Tahun 2017 juga melihat hasil
pemetaan urusan tersebut. Dengan demikian, diberikan penghargaan kepada 3 provinsi
dengan indeks tertinggi pada masing-masing kategori. Selain itu, diberikan juga
penghargaan kepada provinsi yang memiliki indeks dengan akselerasi terbaik atau provinsi
yang mengalami peningkatan indeks signifikan selama 2 tahun terakhir. Data selanjutnya
dari Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan secara nasional dapat dilihat pada rangkaian
gambar berikut.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


23 23
Gambar 4.1. Capaian Indeks Pembangunan
Gambar dan4.1. Capaian Indeks
Perkembangan Nilainya Pemban
dan Perkembangan N

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


24
Ketenagakerjaan Provinsi Tahun 2020
agakerjaan Provinsi
Tahun Tahun 2020
2011-2020
n 2011-2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


25
Gambar 4.2. Capaian Indikator Perencanaan Tenaga Kerja
Tahun 2011
Gambar 4.2. Capaian Indikator Perencanaan TenagaPro
Ke
-20
Tahun 20
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
26
Provinsi Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya
-2020
ovinsi Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya
erja
020
011
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
27
Gambar 4.3. Capaian Indikator Penduduk dan Tenaga Kerja
Tahun 2011-
Prov
Gambar 4.3. Capaian Indikator Penduduk dan Tenag
2020
Tahun
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
28
Provinsi Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya
2020
vinsi
ga Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya
Kerja
0n 2011-
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
29
Gambar 4.4. Capaian Indikator Kesempatan Kerja Tahun

20
Gambar 4.4. Capaian Indikator Kesempatan Kerja Ta

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


30
2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020

020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


31
Gambar 4.5. Capaian Indikator Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Gambar 4.5. Capaian Indikator Pelatihan dan TahunKompetensi
2011 Ke
Tahun 20

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


32
Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
hun 2020 -2020
dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


33
Gambar 4.6. Capaian Indikator Produktivitas Tenaga Kerja
Gambar 4.6. Capaian Indikator Produktivitas Tenaga Tah
Ke

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


34
Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
erja
hun 2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


35
Gambar 4.7. Capaian Indikator Hubungan Industrial Tahun 2020
Gambar 4.7. Capaian Indikator Hubungan Industrial Tahun 20

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


36
dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
n Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


37
Gambar 4.8. Capaian Indikator Kondisi Lingkungan Kerja Tahun
Gambar 4.8. Capaian Indikator Kondisi Lingkungan Kerja Ta
20

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


38
2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
ahun
020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


39
Gambar 4.9. Capaian Indikator Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja
Gambar 4.9. Capaian Indikator Pengupahan dan Kesejahteraan Peke
Tah

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


40
Tahun 2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
erja 2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
hun

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


41
Gambar 4.10. Capaian Indikator Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Gambar 4.10. Capaian Indikator Jaminan Sosial TenagaTah Ke

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


42
hun 2020 Tahun
erja 2020 dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020
dan Perkembangan Nilainya Tahun 2011-2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


43
Sejak dimulainya pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan hingga saat
ini dari kesembilan indikator utama belum ada yang mencapai nilai indeks penuh. Hal ini
menunjukkan masih banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus dilakukan mengingat masalah
ketenagakerjaan berada di muara dari berbagai permasalahan yang ada dari hulu hingga
hilirnya. Permasalahan seperti pendidikan, kondisi keluarga dan lingkungan, kemudahan
berinvestasi, bahkan pertumbuhan ekonomi global yang tumbuh melambat di beberapa
negara turut berpotensi mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di dalam negeri. Diperlukan
komitmen yang kuat dari berbagai pihak agar isu ketenagakerjaan berada pada titik sentral
dari pembangunan negara secara keseluruhan. Ketenagakerjaan adalah masalah hajat
hidup orang banyak dan pada akhirnya menjadi cermin tingkat kemajuan pembangunan
negara. Untuk itu, selain dari komitmen juga diperlukan upaya perencanaan, monitoring dan
evaluasi dan dilanjutkan dengan pengkajian yang konsisten dan berkelanjutan sehingga
seluruh provinsi dapat meningkatkan indeksnya menjadi berstatus Baik.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


44 44
PROVINSI
Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020 memberikan
gambaran lengkap mengenai kinerja pembangunan ketenagakerjaan setiap Provinsi yang
disorot menggunakan 9 Indikator Utama dan 25 Sub Indikator.

Di regional Sumatera, mayoritas provinsi telah mencapai status “Menengah Atas” dengan
Indeks berkisar antara 55,00-73,96. Indeks tertinggi di regional Sumatera ini diperoleh
Provinsi Sumatera Barat dan Indeks Terendah diperoleh Provinsi Lampung. Di regional
Sumatera, semua provinsi telah mencapai nilai IPK di atas 60,00 kecuali Provinsi Lampung.

Di regional Jawa, Indeks berkisar diantara 63,15-78,29. Mayoritas provinsi telah mencapai
status “Menengah Atas” dengan Indeks yaitu Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Sisanya sebanyak 2 Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan Banten
masih berstatus “Menengah Bawah”.

Di regional Kalimantan, semua provinsi telah mencapai status “Menengah Atas” dengan
Indeks diatas 66,00. Nilai Indeks di regional ini tinggi karena terdapat 4 provinsi yang
mencapai indeks diatas 70,00. Hanya Kalimantan Barat yang memperoleh indeks di bawah
70,00.

Di regional Sulawesi, 3 Provinsi telah mencapai status “Menengah Atas”, sedangkan 3


sisanya berstatus “Menengah Bawah”. 2 Provinsi telah mencapai Indeks di atas 70,00 yaitu
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Di regional ini, hanya Provinsi Sulawesi
Selatan yang memiliki intensitas dan beban kerja urusan bidang ketenagakerjaan Besar.
Sisanya memiliki intensitas dan beban kerja urusan bidang ketenagakerjaan Sedang atau
Kecil.

Di regional Balnusa, terdapat 1 Provinsi yang mendapatkan status pembangunan


ketenagakerjaan “Menengah Atas” dan 2 provinsi dengan status pembangunan
ketenagakerjaan “Menengah Bawah”. Dengan indeks di atas 75, Provinsi Bali masuk
Ranking 3 Besar, sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara
Timur dengan indeks di bawah 60,00 berada di ranking di bawah 30.

Di regional Maluku dan Papua, status pembangunan ketenagakerjaan seluruh provinsi


adalah “Menengah Atas” dengan Indeks berkisar antara 67,15-71,30. Indeks tertinggi di
regional ini diperoleh Provinsi Papua Barat dan Indeks Terendah diperoleh Provinsi Maluku.
Di regional ini, hanya Provinsi Papua Barat yang memiliki intensitas dan beban kerja urusan
bidang ketenagakerjaan Kecil. Sisanya memiliki intensitas dan beban kerja urusan bidang
ketenagakerjaan Sedang.

Berikut diuraikan secara lengkap dan rinci hasil Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
Tahun 2020 untuk 34 Provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


45 45
Provinsi Aceh
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Aceh Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Aceh
berada di peringkat ke-17 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-9 dari
17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 2 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Aceh dan Nasional
baik (< 5). Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
Sedangkan Indikator Utama yang Grafik 4. 3 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah Pembangunan Ketenagakerjaan
Produktivitas Tenaga Kerja. Provinsi Aceh Tahun 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
67,52 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Aceh pada
tahun 2020 dalam Status Menengah
Atas dan naik dibandingkan dengan
status pada tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Aceh nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
meningkat dari peringkat ke-28
menjadi peringkat ke-17. Status
Pembangunan Ktenagakerjaannya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah Grafik 4. 4 Status Indeks Pembangunan
Atas. Ketenagakerjaan Provinsi Aceh
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks Tahun 2020
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Aceh di urutan ke-5 dari 10
provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


46 46
Tabel 4. 4 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Aceh Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,80 8,80
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,80 8,80 88,00 88,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,33 5,38
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,91 0,89 23,21 23,53
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,66 1,78 6,76 4,35
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,16 2,20 6,36 6,20
Persentase Setengah Pengangguran 0,60 0,51 38,02 12,45
Kesempatan Kerja 10,20 7,69
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,56 3,96 40,77 43,10
Proporsi LPINP 2,30 2,13 42,86 46,01
Proporsi LPINP Laki-laki 1,79 0,67 41,17 68,71
Proporsi LPINP Perempuan 1,62 - 45,48 106,63
Proporsi LPIP 0,93 0,94 84,53 84,34
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 10,55 13,79
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 10,06 10,08
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 3,05 6,00 5,09 10,05
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 3,00 3,29 66,67 73,12
Produktivitas Tenaga Kerja 3,89 4,09
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 2,68 2,76 58,00 59,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,21 1,33 3,09 3,40
Hubungan Industrial 3,15 4,53
Tingkat PP Yang Disahkan 0,32 0,53 10,68 17,83
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,09 0,19 3,76 7,57
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,44 1,44 71,91 71,91
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,30 2,37 4,81 0,53
Kondisi Lingkungan Kerja 2,48 7,00
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan - 4,00 2,16 65,09
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,08 2,61 0,31 0,13
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,39 0,39 9,80 9,80
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 6,33 6,23
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
6,33 6,23 75,99 74,71
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 4,39 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
1,48 4,00 5,55 43,77
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 2,91 6,00 9,70 22,78
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Aceh 55,11 67,52

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


47 47
Provinsi Sumatera Utara
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera
Utara berada di peringkat ke-20 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-5
dari 9 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator
Utama lainnya masuk kategori belum Grafik 4. 5 Perbandingan Nilai Indeks
baik (< 5). Pembangunan Ketenagakerjaan
 Indikator Utama yang masuk kategori Provinsi Sumatera Utara dan
baik adalah Perencanaan Tenaga Nasional Tahun 2020
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
Sedangkan Indikator Utama yang *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 6 Capaian Indikator Utama Indeks
Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Sumatera Utara Tahun
66,90 kinerja pembangunan 2020
ketenagakerjaan Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sumatera
Utara nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-32 menjadi peringkat ke-
20. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas.
Grafik 4. 7 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks
Ketenagakerjaan Provinsi
Pembangunan Ketenagakerjaan
Sumatera Utara Tahun 2020
Provinsi Sumatera Utara di urutan ke-
6 dari 10 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


48 48
Tabel 4. 5 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 5,30 6,60
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 5,30 6,60 53,03 66,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,97 6,50
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,15 1,16 18,69 18,56
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,34 1,48 13,28 10,41
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,36 2,40 5,56 5,41
Persentase Setengah Pengangguran 1,12 1,47 31,92 7,66
Kesempatan Kerja 10,77 11,30
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,99 4,26 43,28 44,84
Proporsi LPINP 2,26 2,32 43,59 42,41
Proporsi LPINP Laki-laki 1,83 1,95 40,33 37,38
Proporsi LPINP Perempuan 1,53 1,46 47,72 49,22
Proporsi LPIP 1,17 1,30 80,55 78,27
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 3,56 7,81
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,36 1,13 3,03 2,50
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,59 6,00 2,65 14,01
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,61 0,69 13,55 15,24
Produktivitas Tenaga Kerja 4,10 6,83
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,10 4,46 76,00 80,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja - 2,37 (0,49) 5,96
Hubungan Industrial 3,79 4,23
Tingkat PP Yang Disahkan 0,42 1,15 14,04 38,24
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,11 0,29 4,26 11,62
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,49 0,92 74,65 45,85
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,77 1,88 2,92 2,50
Kondisi Lingkungan Kerja 2,07 5,25
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,68 3,05 14,37 23,58
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,02 1,93 0,99 0,36
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,37 0,27 9,15 6,71
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,46 8,39
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,46 8,39 101,54 100,62
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8,09 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 30,81 31,70
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 4,09 6,00 13,64 28,53
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sumatera Utara 52,11 66,90

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


49 49
Provinsi Sumatera Barat
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera
Barat berada di peringkat ke-6 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-5 dari
17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator
Grafik 4. 8 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum
Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (<5).
Provinsi Sumatera Barat dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Hubungan
Industrial, Kondisi Lingkungan Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 9 Capaian Indikator Utama Indeks
Produktivitas Tenaga Kerja. Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sumatera Barat Tahun
 Dengan Indeks Komposit sebesar
2020
73,96 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Sumatera
Barat pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sumatera
Barat nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-18 menjadi peringkat ke-
6. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas. Grafik 4. 10 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks Ketenagakerjaan Provinsi
Pembangunan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Tahun 2020
Provinsi Sumatera Barat di urutan ke-
1 dari 10 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


50 50
Tabel 4. 6 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,33 8,58
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,33 8,58 83,25 85,75
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,04 6,32
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,04 1,09 20,68 19,74
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,60 1,62 7,98 7,51
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,36 2,42 5,55 5,33
Persentase Setengah Pengangguran 1,04 1,19 32,90 9,07
Kesempatan Kerja 7,83 8,52
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,65 2,97 35,48 37,35
Proporsi LPINP 1,84 1,98 51,26 48,71
Proporsi LPINP Laki-laki 1,55 1,62 47,11 45,37
Proporsi LPINP Perempuan 1,16 1,30 56,66 53,18
Proporsi LPIP 0,63 0,64 89,49 89,35
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 10,10 14,28
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 14,13 12,06
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 4,31 6,00 7,18 21,15
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,29 3,78 28,75 84,11
Produktivitas Tenaga Kerja 4,33 4,74
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,44 3,60 68,00 70,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,89 1,14 2,29 2,91
Hubungan Industrial 6,58 7,10
Tingkat PP Yang Disahkan 1,83 2,41 60,97 80,35
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,41 0,54 16,40 21,62
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,95 1,76 97,27 87,88
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,39 2,39 0,43 0,45
Kondisi Lingkungan Kerja 2,85 5,82
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 2,59 3,96 20,50 29,75
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,10 1,62 0,97 0,46
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,15 0,23 3,80 5,77
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,09 8,61
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,09 8,61 109,10 103,35
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6,59 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,62 4,00 13,57 20,72
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 2,97 6,00 9,91 22,88
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sumatera Barat 61,75 73,96

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


51 51
Provinsi Riau
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Riau Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Riau
berada di peringkat ke-12 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-8
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 11 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (<5). Provinsi Riau dan Nasional
 Indikator Utama yang masuk Tahun 2020
kategori baik adalah Perencanaan
Tenaga Kerja, Penduduk dan
Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja,
Produktivitas Tenaga Kerja,
Hubungan Industrial, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki
indeks tertinggi adalah Jaminan
Sosial Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang Grafik 4. 12 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah Pembangunan Ketenagakerjaan
Pelatihan dan Kompetensi Kerja. Provinsi Riau Tahun 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
68,88 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Riau pada
tahun 2020 dalam Status Menengah
Atas dan naik dibandingkan dengan
status pada tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Riau nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
meningkat dari peringkat ke-23
menjadi peringkat ke-12. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah
Grafik 4. 13 Status Indeks Pembangunan
Atas.
Ketenagakerjaan Provinsi Riau
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks
Tahun 2020
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Riau di urutan ke-2 dari 10
provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


52 52
Tabel 4. 7 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,35 8,48
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,35 8,48 73,50 84,75
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,53 6,20
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,83 0,91 24,63 23,09
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,71 1,70 5,84 5,95
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,20 2,26 6,20 5,97
Persentase Setengah Pengangguran 0,79 1,33 35,76 8,37
Kesempatan Kerja 11,66 11,56
Persentase Tenaga Kerja Formal 4,34 4,82 45,30 48,12
Proporsi LPINP 2,39 2,14 41,09 45,68
Proporsi LPINP Laki-laki 2,03 1,78 35,29 41,43
Proporsi LPINP Perempuan 1,45 1,35 49,61 51,93
Proporsi LPIP 1,45 1,46 75,87 75,71
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 5,49 5,65
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,83 1,72 4,06 3,82
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 3,33 3,10 5,55 5,17
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,33 0,83 7,29 18,42
Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00 165,00 165,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja - - (2,46) 0,08
Hubungan Industrial 3,43 6,35
Tingkat PP Yang Disahkan 0,58 2,76 19,32 91,87
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,22 0,74 8,68 29,52
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,19 0,43 9,45 21,42
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,44 2,43 0,23 0,30
Kondisi Lingkungan Kerja 1,77 6,60
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,18 4,00 10,97 30,63
Tingkat Kecelakaan Kerja - 2,33 2,22 0,22
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,59 0,27 14,70 6,84
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,04 8,05
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,04 8,05 96,54 96,62
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,97 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 25,35 28,64
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,97 6,00 19,89 38,12
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Riau 59,23 68,88

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


53 53
Provinsi Jambi
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Jambi Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Jambi
berada di peringkat ke-26 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-7 dari
8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 14 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Jambi dan Nasional
 Indikator Utama yang masuk kategori Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
Sedangkan Indikator Utama yang *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
memiliki indeks terendah adalah
Kondisi Lingkungan Kerja. Grafik 4. 15 Capaian Indikator Utama Indeks
 Dengan Indeks Komposit sebesar Pembangunan Ketenagakerjaan
64,86 kinerja pembangunan Provinsi Jambi Tahun 2020
ketenagakerjaan Provinsi Jambi pada
tahun 2020 dalam Status Menengah
Bawah dan naik dibandingkan
dengan status pada tahun
sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Jambi nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
menurun dari peringkat ke-21 menjadi
peringkat ke-26. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan Grafik 4. 16 Status Indeks Pembangunan
Provinsi Jambi di urutan ke-8 dari 10 Ketenagakerjaan Provinsi Jambi
provinsi. Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


54 54
Tabel 4. 8 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,65 8,65
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,65 8,65 86,50 86,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,19 6,62
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,02 0,94 21,10 22,61
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,63 1,73 7,47 5,44
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,79 2,70 3,86 4,19
Persentase Setengah Pengangguran 0,76 1,25 36,15 8,77
Kesempatan Kerja 11,82 11,22
Persentase Tenaga Kerja Formal 4,14 4,03 44,13 43,51
Proporsi LPINP 2,52 2,36 38,85 41,78
Proporsi LPINP Laki-laki 2,10 1,99 33,66 36,25
Proporsi LPINP Perempuan 1,57 1,41 46,60 50,63
Proporsi LPIP 1,50 1,43 74,80 76,14
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 6,31 11,50
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,06 4,50 9,03 92,97
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,06 6,00 1,77 12,28
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,18 1,00 26,24 22,30
Produktivitas Tenaga Kerja 4,95 7,53
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,65 5,06 83,00 88,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,30 2,48 0,85 6,23
Hubungan Industrial 4,91 1,83
Tingkat PP Yang Disahkan 0,72 0,70 24,11 23,43
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,18 0,17 7,05 6,90
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,77 0,21 88,65 10,57
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,24 0,74 1,04 7,02
Kondisi Lingkungan Kerja 2,41 0,94
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,89 0,51 9,00 6,43
Tingkat Kecelakaan Kerja 1,10 - 0,63 2,61
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,42 0,43 10,44 10,74
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 7,93 6,56
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
7,93 6,56 95,13 78,74
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7,85 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 30,82 35,75
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 3,85 6,00 12,84 21,10
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Jambi 61,02 64,86

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


55 55
Provinsi Sumatera Selatan
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan Ketenaga-
kerjaan Provinsi Sumatera Selatan
berada di peringkat ke-16 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-4 dari
9 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 17 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Sumatera Selatan dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 18 Capaian Indikator Utama Indeks
Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sumatera Selatan
 Dengan Indeks Komposit sebesar
Tahun 2020
67,63 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2020 dalam
Status Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sumatera
Selatan nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-19 menjadi peringkat ke-
16. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas. Grafik 4. 19 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks Ketenagakerjaan Provinsi
Pembangunan Ketenagakerjaan Sumatera Selatan Tahun 2020
Provinsi Sumatera Selatan di urutan
ke-4 dari 10 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


56 56
Tabel 4. 9 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,70 8,70
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,70 8,70 87,00 87,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,95 6,45
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,89 0,94 23,50 22,59
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,67 1,72 6,54 5,53
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,69 2,63 4,23 4,48
Persentase Setengah Pengangguran 0,69 1,15 36,92 9,23
Kesempatan Kerja 9,92 9,99
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,22 3,33 38,76 39,44
Proporsi LPINP 2,30 2,20 42,77 44,69
Proporsi LPINP Laki-laki 2,00 1,83 36,19 40,32
Proporsi LPINP Perempuan 1,36 1,39 51,85 50,99
Proporsi LPIP 1,05 1,24 82,47 79,26
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 7,17 9,49
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 3,48 3,11 7,73 6,91
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 2,55 4,51 4,26 7,51
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,14 1,87 25,26 41,59
Produktivitas Tenaga Kerja 6,19 6,58
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,02 4,36 75,00 79,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 2,16 2,22 5,46 5,59
Hubungan Industrial 3,66 3,27
Tingkat PP Yang Disahkan 0,70 0,83 23,20 27,61
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,24 0,26 9,59 10,52
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,97 0,39 48,45 19,30
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,76 1,80 2,97 2,81
Kondisi Lingkungan Kerja 3,28 6,28
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,34 2,90 5,30 22,58
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,51 2,96 0,16 0,01
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,43 0,42 10,84 10,55
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 6,89 6,86
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
6,89 6,86 82,68 82,34
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,48 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,48 4,00 13,05 19,33
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 23,83 23,76
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sumatera Selatan 61,25 67,63

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


57 57
Provinsi Bengkulu
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Bengkulu Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu
berada di peringkat ke-29 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-16
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 20 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Bengkulu dan Nasional
Tahun 2020
baik (< 5).
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Perencanaan Tenaga
Kerja sebesar 9,45. Sedangkan *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Indikator Utama yang memiliki indeks
Grafik 4. 21 Capaian Indikator Utama Indeks
terendah adalah Kondisi Lingkungan
Pembangunan Ketenagakerjaan
Kerja. Provinsi Bengkulu Tahun 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
63,64 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Bengkulu nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
menurun dari peringkat ke-20 menjadi
peringkat ke-29. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
Grafik 4. 22 Status Indeks Pembangunan
tidak mengalami perubahan Ketenagakerjaan Provinsi
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks Bengkulu Tahun 2020
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Bengkulu di urutan ke-9 dari
10 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


58 58
Tabel 4. 10 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,20 9,45
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,20 9,45 92,00 94,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,32 6,58
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,03 1,06 20,91 20,35
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,59 1,67 8,21 6,64
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,87 2,90 3,51 3,39
Persentase Setengah Pengangguran 0,82 0,95 35,39 10,25
Kesempatan Kerja 7,72 8,35
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,03 2,69 31,83 35,69
Proporsi LPINP 2,06 1,99 47,22 48,50
Proporsi LPINP Laki-laki 1,70 1,62 43,34 45,41
Proporsi LPINP Perempuan 1,31 1,31 52,92 52,92
Proporsi LPIP 0,62 0,74 89,74 87,74
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 11,43 13,05
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 20,10 25,54
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 23,53 25,44
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,93 2,55 20,57 56,67
Produktivitas Tenaga Kerja 2,29 2,98
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 1,67 1,78 45,00 47,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,63 1,20 1,65 3,07
Hubungan Industrial 5,25 4,61
Tingkat PP Yang Disahkan 1,15 1,15 38,32 38,32
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,22 0,43 8,63 17,26
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,49 0,55 74,38 27,73
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,40 2,47 0,41 0,10
Kondisi Lingkungan Kerja 2,28 2,59
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,20 0,42 4,38 5,84
Tingkat Kecelakaan Kerja 1,69 1,78 0,44 0,41
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,39 0,39 9,78 9,78
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,77 6,62
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,77 6,62 117,26 79,48
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6,94 9,40
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,46 3,40 12,99 12,74
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 3,48 6,00 11,61 22,39
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Bengkulu 61,21 63,64

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


59 59
Provinsi Lampung
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Lampung Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan Ketenaga-
kerjaan Provinsi Lampung berada di
peringkat ke-33 dari 34 provinsi. Atau
dari peringkat ke-8 dari 9 provinsi
dengan urusan ketenagakerjaan
besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 4 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 23 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 5 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Lampung dan Nasional
baik (< 5). Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Perencanaan Tenaga
Kerja sebesar 9,33. Sedangkan
Indikator Utama yang memiliki indeks *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
terendah adalah Pelatihan dan
Kompetensi Kerja. Grafik 4. 24 Capaian Indikator Utama Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar
Provinsi Lampung Tahun 2020
55,00% kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Lampung
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Lampung nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
tetap di urutan ke-33. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan Grafik 4. 25 Status Indeks Pembangunan
Provinsi Lampung di urutan ke-10 dari Ketenagakerjaan Provinsi
Lampung Tahun 2020
10 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


60 60
Tabel 4. 11 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,18 9,33
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,18 9,33 91,75 93,25
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,11 6,53
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,14 0,95 18,95 22,51
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,51 1,59 9,89 8,28
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,74 2,74 4,06 4,03
Persentase Setengah Pengangguran 0,73 1,26 36,50 8,70
Kesempatan Kerja 6,07 6,79
Persentase Tenaga Kerja Formal 1,58 1,98 29,20 31,53
Proporsi LPINP 1,59 1,74 55,88 53,02
Proporsi LPINP Laki-laki 1,26 1,48 54,30 48,83
Proporsi LPINP Perempuan 1,09 1,05 58,25 59,23
Proporsi LPIP 0,55 0,53 90,85 91,15
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 4,11 5,25
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 0,87 0,77 1,93 1,70
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,56 1,87 2,60 3,12
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,68 2,62 37,33 58,18
Produktivitas Tenaga Kerja 2,94 4,70
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 2,58 2,80 57,00 59,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,36 1,90 1,00 4,81
Hubungan Industrial 4,14 4,96
Tingkat PP Yang Disahkan 0,30 0,53 9,86 17,70
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,12 0,17 4,62 6,79
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,75 1,89 87,53 94,59
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,98 2,36 2,09 0,55
Kondisi Lingkungan Kerja 3,34 4,08
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,55 1,07 6,68 10,20
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,45 2,78 0,18 0,07
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,34 0,24 8,60 6,00
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 7,76 5,66
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
7,76 5,66 93,12 67,93
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7,11 7,70
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
2,74 3,29 10,27 12,34
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 4,37 4,41 14,56 14,70
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Lampung 50,74 55,00

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


61 61
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2020 yang diukur menggunakan
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan Ketenaga-
kerjaan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung berada di peringkat ke-15
dari 34 provinsi. Atau dari peringkat
ke-4 dari 8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 26 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Kepulauan Bangka
 Indikator Utama yang masuk kategori Belitung dan Nasional Tahun
baik adalah Perencanaan Tenaga 2020
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Kesempatan Kerja
sebesar 13,88. Sedangkan Indikator
Utama yang memiliki indeks terendah
adalah Hubungan Industrial. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
 Dengan Indeks Komposit sebesar Grafik 4. 27 Capaian Indikator Utama Indeks
68,09% kinerja pembangunan Pembangunan Ketenagakerjaan
ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Provinsi Kepulauan Bangka
Bangka Belitung pada tahun 2020 Belitung Tahun 2020
dalam Status Menengah Atas dan
naik dibandingkan dengan status
pada tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung nilai indeksnya naik
dan peringkatnya menurun dari
peringkat ke-14 menjadi peringkat ke-
15. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas.
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Grafik 4. 28 Status Indeks Pembangunan
di urutan ke-3 dari 10 provinsi. Ketenagakerjaan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


62 62
Tabel 4. 12 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,22 7,35
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,22 7,35 72,21 73,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 7,12 7,25
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,98 0,95 21,96 22,36
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,61 1,70 7,89 6,01
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,84 2,85 3,65 3,62
Persentase Setengah Pengangguran 1,70 1,75 25,14 6,27
Kesempatan Kerja 12,87 13,89
Persentase Tenaga Kerja Formal 5,16 5,80 50,12 53,81
Proporsi LPINP 2,56 2,67 38,04 35,96
Proporsi LPINP Laki-laki 2,08 2,13 34,15 32,82
Proporsi LPINP Perempuan 1,64 1,78 44,88 41,51
Proporsi LPIP 1,43 1,50 76,24 71,11
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 7,89 8,96
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,87 2,30 4,16 5,11
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 4,56 2,94 7,60 4,89
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,46 3,72 32,39 82,76
Produktivitas Tenaga Kerja 3,97 4,49
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,96 4,03 74,00 75,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,01 0,46 0,13 1,23
Hubungan Industrial 3,13 3,52
Tingkat PP Yang Disahkan 1,47 1,45 49,01 48,40
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,43 0,55 17,22 21,88
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,23 1,52 61,54 76,19
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial - - 35,98 26,04
Kondisi Lingkungan Kerja 3,83 6,26
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,09 3,13 10,34 24,14
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,63 2,97 0,12 0,01
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,12 0,16 2,88 3,98
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 7,79 7,87
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
7,79 7,87 93,42 94,40
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 8,51
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 19,78 18,82
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 4,51 20,33 15,04
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 63,82 68,09

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


63 63
Provinsi Kepulauan Riau
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut :
 Indeks Pembangunan Ketenaga-
kerjaan Provinsi Kepulauan Riau
berada di peringkat ke-25 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-14
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 29 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Kepulauan Riau dan
Nasional Tahun 2020
baik (< 5).
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
10,00. Sedangkan Indikator Utama Grafik 4. 30 Capaian Indikator Utama Indeks
yang memiliki indeks terendah adalah Pembangunan Ketenagakerjaan
Pelatihan dan Kompetensi Kerja. Provinsi Kepulauan Riau Tahun
 Dengan Indeks Komposit sebesar 2020
65,07 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan
Riau pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kepulauan
Riau nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-7 menjadi peringkat ke-25. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan Grafik 4. 31 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Sumatera, Indeks Ketenagakerjaan Provinsi
Pembangunan Ketenagakerjaan Kepulauan Riau Tahun 2020
Provinsi Kepulauan Riau di urutan ke-
7 dari 10 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


64 64
Tabel 4. 13 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,95 8,50
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,95 8,50 79,50 85,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 7,34 7,68
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,17 1,33 18,40 15,46
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,83 1,89 3,37 2,22
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 1,97 2,02 7,12 6,91
Persentase Setengah Pengangguran 2,37 2,44 17,31 2,81
Kesempatan Kerja 14,33 9,00
Persentase Tenaga Kerja Formal 6,00 6,00 67,14 69,22
Proporsi LPINP 3,00 3,00 28,65 28,23
Proporsi LPINP Laki-laki 2,25 - 23,32 100,00
Proporsi LPINP Perempuan 1,94 - 37,64 100,00
Proporsi LPIP 1,14 - 80,94 100,00
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 2,95 4,32
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 0,56 0,55 1,25 1,21
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 0,37 1,43 0,61 2,39
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 2,02 2,34 44,93 52,05
Produktivitas Tenaga Kerja 7,59 6,37
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00 192,00 194,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,59 0,37 4,03 1,01
Hubungan Industrial 4,21 4,79
Tingkat PP Yang Disahkan 0,55 1,74 18,41 57,94
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,07 0,21 2,95 8,55
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,11 0,82 55,49 41,16
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,47 2,02 0,11 1,93
Kondisi Lingkungan Kerja 2,21 4,41
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,72 1,10 7,85 10,40
Tingkat Kecelakaan Kerja - 2,59 1,68 0,14
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
1,49 0,73 37,33 18,22
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 161,59 187,34
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 48,81 60,71
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 48,57 67,29
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kepulauan Riau 66,58 65,07

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


65 65
Provinsi DKI Jakarta
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi DKI
Jakarta berada di peringkat ke-1 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-1
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 32 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi DKI Jakarta dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Hubungan Industrial,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
Grafik 4. 33 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah
Pembangunan Ketenagakerjaan
Kondisi Lingkungan Kerja.
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
78,29 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi DKI Jakarta
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi DKI Jakarta
nilai indeksnya naik dan peringkatnya
meningkat dari peringkat ke-3
menjadi peringkat ke-1. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan
 Di regional Pulau Jawa, Indeks Grafik 4. 34 Status Indeks Pembangunan
Pembangunan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Provinsi DKI
Provinsi DKI Jakarta di urutan ke-1 Jakarta Tahun 2020
dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


66 66
Tabel 4. 14 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,56 7,46
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,56 7,46 75,63 74,63
Penduduk dan Tenaga Kerja 8,05 8,08
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,23 1,33 17,19 15,41
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,88 1,92 2,48 1,59
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,19 2,19 6,24 6,22
Persentase Setengah Pengangguran 2,76 2,63 12,84 1,83
Kesempatan Kerja 14,90 14,77
Persentase Tenaga Kerja Formal 6,00 6,00 69,82 68,45
Proporsi LPINP 2,99 2,92 30,12 31,52
Proporsi LPINP Laki-laki 2,25 2,22 28,72 30,78
Proporsi LPINP Perempuan 2,15 2,14 32,37 32,76
Proporsi LPIP 1,50 1,50 48,74 38,64
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 6,09 11,52
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2,36 4,50 5,25 16,67
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 3,22 6,00 5,37 18,18
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,50 1,02 11,11 22,68
Produktivitas Tenaga Kerja 6,46 7,36
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00 367,00 380,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,46 1,36 1,25 3,47
Hubungan Industrial 2,15 5,08
Tingkat PP Yang Disahkan 1,23 2,40 41,03 79,91
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,10 0,24 3,87 9,68
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,40 0,31 20,25 15,28
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0,41 2,13 8,34 1,47
Kondisi Lingkungan Kerja 3,21 4,74
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,51 1,49 6,45 13,07
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,49 2,84 0,17 0,05
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,21 0,40 5,22 10,02
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,92 9,28
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,92 9,28 119,04 111,34
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 43,59 54,95
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 134,49 134,93
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi DKI Jakarta 68,34 78,29

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


67 67
Provinsi Jawa Barat
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut :
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Barat berada di peringkat ke-30 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-6
dari 9 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 5 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 35 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 4 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Jawa Barat dan
baik (< 5). Nasional Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar
10,00. Sedangkan Indikator Utama *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
yang memiliki indeks terendah
Grafik 4. 36 Capaian Indikator Utama Indeks
adalah Kondisi Lingkungan Kerja. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
63,15 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Jawa Barat
nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-24 menjadi peringkat ke-30.
Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya tidak
mengalami perubahan Grafik 4. 37 Status Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
 Di regional Pulau Jawa, Indeks
Barat Tahun 2020
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Jawa Barat di urutan ke-6
dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


68 68
Tabel 4. 15 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,08 8,55
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,08 8,55 80,76 85,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,32 6,22
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,73 0,78 26,52 25,53
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,77 1,79 4,57 4,17
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 1,71 1,75 8,17 7,99
Persentase Setengah Pengangguran 2,11 1,90 20,39 5,51
Kesempatan Kerja 12,03 11,23
Persentase Tenaga Kerja Formal 5,45 5,11 51,78 49,82
Proporsi LPINP 2,34 2,22 42,14 44,26
Proporsi LPINP Laki-laki 1,85 1,80 39,67 40,95
Proporsi LPINP Perempuan 1,56 1,43 46,90 50,12
Proporsi LPIP 0,83 0,66 86,15 88,95
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 3,46 6,95
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,40 1,37 3,11 3,04
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,20 3,95 2,01 6,58
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,85 1,64 19,00 36,43
Produktivitas Tenaga Kerja 5,26 3,45
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,47 3,45 68,00 68,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,80 0,00 4,55 (0,31)
Hubungan Industrial 5,43 4,03
Tingkat PP Yang Disahkan 2,15 1,20 71,54 40,00
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,76 0,41 30,49 16,26
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,55 0,79 27,64 39,54
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,97 1,64 2,12 3,46
Kondisi Lingkungan Kerja 0,74 2,97
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,64 0,82 7,33 8,54
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,00 1,94 1,05 0,35
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,10 0,21 2,38 5,23
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 186,45 177,48
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7,04 9,75
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
2,39 3,75 8,97 14,07
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 4,65 6,00 15,50 26,13
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Jawa Barat 58,36 63,15

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


69 69
Provinsi Jawa Tengah
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Tengah berada di peringkat ke-14
dari 34 provinsi. Atau dari peringkat
ke-3 dari 9 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Grafik 4. 38 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Jawa Tengah dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar
10,00. Sedangkan Indikator Utama
yang memiliki indeks terendah *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
adalah Kondisi Lingkungan Kerja.
Grafik 4. 39 Capaian Indikator Utama Indeks
 Dengan Indeks Komposit sebesar
Pembangunan Ketenagakerjaan
68,46 kinerja pembangunan
Provinsi Jawa Tengah Tahun
ketenagakerjaan Provinsi Jawa
2020
Tengah pada tahun 2020 dalam
Status Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Jawa Tengah
nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-9 menjadi peringkat ke-14. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah
Atas.
 Di regional Pulau Jawa, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan Grafik 4. 40 Status Indeks Pembangunan
Provinsi Jawa Tengah di urutan ke-4 Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
dari 6 provinsi. Tengah Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


70 70
Tabel 4. 16 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi JawaTengah Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,13 9,38
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,13 9,38 91,25 93,75
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,90 7,30
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,99 0,98 21,75 21,82
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,75 1,76 4,91 4,75
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,62 2,63 4,51 4,49
Persentase Setengah Pengangguran 1,53 1,92 27,10 5,38
Kesempatan Kerja 8,37 9,22
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,27 3,74 39,06 41,79
Proporsi LPINP 1,85 2,04 51,02 47,53
Proporsi LPINP Laki-laki 1,49 1,66 48,50 44,50
Proporsi LPINP Perempuan 1,26 1,37 54,31 51,62
Proporsi LPIP 0,50 0,42 91,72 92,99
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 10,99 11,42
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,47 4,50 9,94 10,87
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 15,48 14,39
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,51 0,92 11,42 20,45
Produktivitas Tenaga Kerja 4,32 4,22
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 2,37 2,55 54,00 56,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,95 1,67 4,92 4,23
Hubungan Industrial 4,03 4,15
Tingkat PP Yang Disahkan 0,59 1,12 19,71 37,40
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,09 0,18 3,62 7,22
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,26 0,36 63,12 17,83
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,09 2,49 1,64 0,05
Kondisi Lingkungan Kerja 3,16 3,17
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,38 0,71 12,30 7,77
Tingkat Kecelakaan Kerja 1,55 2,23 0,48 0,26
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,24 0,24 5,95 6,04
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 131,54 136,43
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8,82 9,61
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,68 4,00 13,80 17,49
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,14 5,61 17,14 18,69
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Jawa Tengah 65,71 68,46

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


71 71
Provinsi DI Yogyakarta
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi DI Yogyakarta Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil sebagai
berikut:
 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi DI Yogyakarta berada di
peringkat ke-4 dari 34 provinsi. Atau dari
peringkat ke-3 dari 17 provinsi dengan
urusan ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur, ada 7
Grafik 4. 41 Perbandingan Nilai Indeks
diantaranya masuk kategori baik (>=5),
Pembangunan
sedangkan 2 Indikator Utama lainnya Ketenagakerjaan Provinsi DI
masuk kategori belum baik (< 5). Yogyakarta dan Nasional
 Indikator Utama yang masuk kategori Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga Kerja,
Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Hubungan Industrial,
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja,
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar 10,00.
*) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah Kondisi Grafik 4. 42 Capaian Indikator Utama
Lingkungan Kerja. Indeks Pembangunan
 Dengan Indeks Komposit sebesar 74,77 Ketenagakerjaan Provinsi DI
kinerja pembangunan ketenagakerjaan Yogyakarta Tahun 2020
Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2020
dalam Status Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada tahun
sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi DI Yogyakarta
nilai indeksnya naik dan peringkatnya
menurun dari peringkat ke-1 menjadi
peringkat ke-4. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya tidak mengalami
perubahan
 Di regional Pulau Jawa, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Grafik 4. 43 Status Indeks
DI Yogyakarta di urutan ke-2 dari 6 Pembangunan
provinsi. Ketenagakerjaan Provinsi DI
Yogyakarta Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


72 72
Tabel 4. 17 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi DI Yogyakarta Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,68 9,68
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,68 9,68 96,75 96,75
Penduduk dan Tenaga Kerja 7,52 8,54
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,35 1,64 15,01 9,61
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,85 1,72 3,09 5,60
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,91 2,97 3,35 3,14
Persentase Setengah Pengangguran 1,41 2,21 28,54 3,94
Kesempatan Kerja 10,22 11,03
Persentase Tenaga Kerja Formal 4,39 4,86 45,59 48,34
Proporsi LPINP 2,24 2,38 43,95 41,31
Proporsi LPINP Laki-laki 1,86 1,93 39,51 37,83
Proporsi LPINP Perempuan 1,45 1,61 49,64 45,72
Proporsi LPIP 0,28 0,26 95,25 95,74
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 13,20 13,13
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 46,53 32,70
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 19,96 24,39
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 2,70 2,63 60,00 58,33
Produktivitas Tenaga Kerja 2,85 4,21
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 1,70 1,92 46,00 48,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,14 2,29 2,93 5,78
Hubungan Industrial 4,16 5,01
Tingkat PP Yang Disahkan 0,65 1,16 21,74 38,81
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,17 0,33 6,97 13,02
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,91 1,15 45,68 57,32
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,42 2,37 0,30 0,51
Kondisi Lingkungan Kerja 3,65 4,01
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,96 0,96 9,48 9,48
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,33 2,69 0,22 0,10
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,36 0,37 9,05 9,21
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 138,39 147,15
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,53 9,17
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 19,70 24,42
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,53 5,17 18,42 17,23
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi D.I.Yogyakarta 70,80 74,77

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


73 73
Provinsi Jawa Timur
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Timur berada di peringkat ke-13 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-2
dari 9 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 44 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Jawa Timur dan
Nasional Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar
10,00. Sedangkan Indikator Utama *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
yang memiliki indeks terendah Grafik 4. 45 Capaian Indikator Utama Indeks
adalah Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Jawa Timur Tahun 2020
68,74 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Jawa Timur
nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-11 menjadi peringkat ke-13.
Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas. Grafik 4. 46 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Jawa, Indeks Ketenagakerjaan Provinsi Jawa
Pembangunan Ketenagakerjaan Timur Tahun 2020
Provinsi Jawa Timur di urutan ke-3
dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


74 74
Tabel 4. 18 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,57 9,55
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,57 9,55 95,74 95,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,57 7,49
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,01 1,03 21,28 20,98
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,72 1,75 5,56 4,98
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,75 2,77 3,99 3,92
Persentase Setengah Pengangguran 1,08 1,94 32,35 5,28
Kesempatan Kerja 8,61 9,00
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,10 3,33 38,08 39,41
Proporsi LPINP 2,04 2,06 47,68 47,26
Proporsi LPINP Laki-laki 1,74 1,74 42,56 42,53
Proporsi LPINP Perempuan 1,23 1,27 54,87 53,92
Proporsi LPIP 0,51 0,60 91,51 89,97
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 11,50 11,05
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,38 3,80 9,74 8,44
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 10,38 11,31
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,12 1,25 24,89 27,81
Produktivitas Tenaga Kerja 5,57 6,16
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,12 4,39 76,00 79,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,45 1,77 3,70 4,47
Hubungan Industrial 3,26 2,90
Tingkat PP Yang Disahkan 0,32 0,36 10,78 12,01
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,06 0,06 2,34 2,46
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,46 0,10 23,02 5,12
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,42 2,38 0,33 0,48
Kondisi Lingkungan Kerja 1,52 3,56
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,88 1,61 8,91 13,85
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,23 1,56 0,92 0,48
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,41 0,39 10,33 9,83
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 140,64 135,32
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8,13 9,03
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,69 4,00 13,84 17,08
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 4,44 5,03 14,81 16,77
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Jawa Timur 64,74 68,74

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


75 75
Provinsi Banten
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Banten Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Banten
berada di peringkat ke-27 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-15
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Grafik 4. 47 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Banten dan Nasional
 Indikator Utama yang masuk kategori Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar
10,00. Sedangkan Indikator Utama
yang memiliki indeks terendah *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
adalah Pelatihan dan Kompetensi
Grafik 4. 48 Capaian Indikator Utama Indeks
Kerja.
Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar
Provinsi Banten Tahun 2020
64,09 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Banten
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Banten nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
menurun dari peringkat ke-22
menjadi peringkat ke-27. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan
 Di regional Pulau Jawa, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan Grafik 4. 49 Status Indeks Pembangunan
Provinsi Banten di urutan ke-5 dari 6 Ketenagakerjaan Provinsi
provinsi. Banten Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


76 76
Tabel 4. 19 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Banten Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,25 7,25
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,25 7,25 72,50 72,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,55 6,59
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,82 0,92 24,76 23,04
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,82 1,85 3,58 2,91
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 1,62 1,72 8,52 8,11
Persentase Setengah Pengangguran 2,29 2,09 18,28 4,53
Kesempatan Kerja 13,26 13,31
Persentase Tenaga Kerja Formal 6,00 6,00 56,92 58,74
Proporsi LPINP 2,66 2,67 36,25 36,14
Proporsi LPINP Laki-laki 2,12 2,11 33,20 33,34
Proporsi LPINP Perempuan 1,76 1,79 41,89 41,19
Proporsi LPIP 0,72 0,74 87,98 87,66
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 3,06 4,80
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 0,67 0,43 1,49 0,97
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,05 2,16 1,76 3,59
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,34 2,21 29,72 49,09
Produktivitas Tenaga Kerja 4,78 5,02
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,51 4,59 81,00 82,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,27 0,43 0,77 1,16
Hubungan Industrial 3,93 3,77
Tingkat PP Yang Disahkan 0,35 0,56 11,81 18,79
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,48 0,19 19,25 7,75
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,82 0,54 40,85 27,20
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,28 2,47 0,88 0,13
Kondisi Lingkungan Kerja 1,18 3,35
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,67 0,72 7,50 7,86
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,00 1,99 1,19 0,34
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,51 0,65 12,86 16,17
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 168,74 157,86
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,36 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,36 4,00 12,59 24,94
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 27,24 36,92
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Banten 59,38 64,09

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


77 77
Provinsi Bali
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Bali Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Bali
berada di peringkat ke-3 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-1 dari
8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 50 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Bali dan Nasional Tahun
 Indikator Utama yang masuk kategori 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 9,91.
Sedangkan Indikator Utama yang *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
memiliki indeks terendah adalah
Hubungan Industrial. Grafik 4. 51 Capaian Indikator Utama Indeks
 Dengan Indeks Komposit sebesar Pembangunan Ketenagakerjaan
75,38 kinerja pembangunan Provinsi Bali Tahun 2020
ketenagakerjaan Provinsi Bali pada
tahun 2020 dalam Status Menengah
Atas dan naik dibandingkan dengan
status pada tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Bali nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
meningkat dari peringkat ke-10
menjadi peringkat ke-3. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah
Atas.
 Di regional Bali Dan Nusa Tenggara, Grafik 4. 52 Status Indeks Pembangunan
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bali
Ketenagakerjaan Provinsi Bali di Tahun 2020
urutan ke-1 dari 3 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


78 78
Tabel 4. 20 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Bali Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 4,01 9,20
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 4,01 9,20 40,13 92,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 7,94 8,85
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,67 1,66 9,16 9,22
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,42 1,57 11,57 8,51
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 3,00 3,00 1,37 1,52
Persentase Setengah Pengangguran 1,85 2,61 23,43 1,94
Kesempatan Kerja 11,88 11,70
Persentase Tenaga Kerja Formal 5,21 5,18 50,37 50,20
Proporsi LPINP 2,53 2,47 38,62 39,72
Proporsi LPINP Laki-laki 2,24 2,10 30,35 33,75
Proporsi LPINP Perempuan 1,51 1,56 48,05 46,98
Proporsi LPIP 0,40 0,40 93,34 93,34
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 12,52 13,53
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 42,30 25,84
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 20,56 31,83
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 2,02 3,03 44,88 67,24
Produktivitas Tenaga Kerja 3,87 6,69
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 2,95 3,36 61,00 67,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,92 3,33 2,39 8,33
Hubungan Industrial 3,44 2,76
Tingkat PP Yang Disahkan 0,83 0,19 27,71 6,50
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,17 0,05 6,72 2,20
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,42 0,05 21,16 2,33
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,02 2,47 1,92 0,13
Kondisi Lingkungan Kerja 2,38 3,96
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,52 0,85 6,50 8,72
Tingkat Kecelakaan Kerja 1,63 2,36 0,46 0,21
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,23 0,76 5,84 18,94
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 8,78
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 8,78 129,13 105,32
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,24 9,91
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 16,19 30,23
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,24 5,91 17,46 19,70
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Bali 65,29 75,38

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


79 79
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2020 yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Tenggara Barat berada di peringkat
ke-34 dari 34 provinsi. Atau dari
peringkat ke-9 dari 9 provinsi dengan
urusan ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 5 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 4 Indikator Grafik 4. 53 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Nusa Tenggara Barat
 Indikator Utama yang masuk kategori dan Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Pelatihan dan Kompetensi Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Perencanaan
Tenaga Kerja sebesar 9,30.
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Produktivitas Tenaga Kerja.
Grafik 4. 54 Capaian Indikator Utama Indeks
 Dengan Indeks Komposit sebesar
Pembangunan Ketenagakerjaan
54,23 kinerja pembangunan
Provinsi Nusa Tenggara Barat
ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Tahun 2020
Tenggara Barat pada tahun 2020
dalam Status Menengah Bawah dan
turun dibandingkan dengan status
pada tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Nusa
Tenggara Barat nilai indeksnya turun
dan peringkatnya menurun dari
peringkat ke-25 menjadi peringkat
ke-34 Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya tidak
mengalami perubahan
 Di regional Bali Dan Nusa Tenggara,
Indeks Pembangunan Grafik 4. 55 Status Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Tenggara Barat di urutan ke-3 dari 3 Tenggara Barat Tahun 2020
provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


80 80
Tabel 4. 21 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,40 9,30
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,40 9,30 94,00 93,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,43 5,43
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,76 0,99 25,95 21,65
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,45 1,37 11,00 12,54
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,82 2,90 3,72 3,42
Persentase Setengah Pengangguran 0,40 0,17 40,28 14,16
Kesempatan Kerja 5,07 5,13
Persentase Tenaga Kerja Formal 1,41 1,54 28,22 28,99
Proporsi LPINP 1,39 1,36 59,43 59,99
Proporsi LPINP Laki-laki 1,31 1,26 53,00 54,31
Proporsi LPINP Perempuan 0,73 0,74 67,07 66,94
Proporsi LPIP 0,22 0,23 96,32 96,15
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 11,93 12,10
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 21,26 21,11
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 5,62 6,00 9,36 23,67
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,81 1,60 40,32 35,49
Produktivitas Tenaga Kerja 2,38 1,15
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 1,35 1,15 41,00 39,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,03 0,00 2,64 (6,14)
Hubungan Industrial 4,18 3,64
Tingkat PP Yang Disahkan 0,25 0,66 8,38 22,03
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,06 0,16 2,38 6,25
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 2,00 0,37 100,00 18,75
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,87 2,44 2,51 0,22
Kondisi Lingkungan Kerja 3,95 4,29
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,53 0,98 6,55 9,61
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,95 2,93 0,02 0,02
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,47 0,38 11,85 9,45
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 7,83 7,66
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
7,83 7,66 93,93 91,91
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7,67 5,54
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
1,67 2,04 6,25 7,65
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 3,50 20,19 11,66
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Nusa Tenggara Barat 57,84 54,23

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


81 81
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2020 yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Tenggara Timur berada di peringkat
ke-32 dari 34 provinsi. Atau dari
peringkat ke-7 dari 9 provinsi dengan
urusan ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 5 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 4 Indikator Grafik 4. 56 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Indikator Utama yang masuk kategori dan Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Pelatihan dan Kompetensi Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar 9,14.
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Produktivitas Tenaga Kerja.
 Dengan Indeks Komposit sebesar Grafik 4. 57 Capaian Indikator Utama Indeks
57,77 kinerja pembangunan Pembangunan Ketenagakerjaan
ketenagakerjaan Provinsi Nusa Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tenggara Timur pada tahun 2020 Tahun 2020
dalam Status Menengah Bawah dan
naik dibandingkan dengan status
pada tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Nusa
Tenggara Timur nilai indeksnya naik
dan peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-34 menjadi peringkat
ke-32. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Rendah ke
Menengah Bawah.
 Di regional Bali Dan Nusa Tenggara, Grafik 4. 58 Status Indeks Pembangunan
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa
Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2020
Tenggara Timur di urutan ke-2 dari 3
provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


82 82
Tabel 4. 22 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,63 8,60
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,63 8,60 86,25 86,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,51 6,29
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,17 1,15 18,30 18,81
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,33 1,47 13,33 10,69
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 3,00 2,91 3,01 3,35
Persentase Setengah Pengangguran 0,00 0,77 46,57 11,14
Kesempatan Kerja 5,53 6,25
Persentase Tenaga Kerja Formal 0,68 1,28 23,96 27,44
Proporsi LPINP 1,91 1,94 49,97 49,39
Proporsi LPINP Laki-laki 1,72 1,74 43,05 42,37
Proporsi LPINP Perempuan 1,08 1,10 58,55 58,07
Proporsi LPIP 0,14 0,18 97,61 96,95
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 3,23 9,33
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,00 0,81 2,22 1,80
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 0,98 6,00 1,64 11,73
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,25 2,52 27,85 55,93
Produktivitas Tenaga Kerja 0,57 2,68
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 0,19 0,32 27,00 28,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,38 2,36 1,04 5,94
Hubungan Industrial 4,39 3,47
Tingkat PP Yang Disahkan 0,35 0,69 11,63 22,96
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,07 0,10 2,85 4,06
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,55 0,49 77,33 24,48
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,42 2,19 0,31 1,23
Kondisi Lingkungan Kerja 3,64 4,52
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,09 0,72 3,61 7,83
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,74 2,98 0,09 0,01
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,81 0,82 20,18 20,51
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,54 9,14
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,54 9,14 114,53 109,71
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 4,85 7,49
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,43 4,00 12,88 17,22
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 1,41 3,49 4,71 11,63
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Nusa Tenggara Timur 45,88 57,77

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


83 83
Provinsi Kalimantan Barat
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Barat berada di peringkat
ke-21 dari 34 provinsi. Atau dari
peringkat ke-12 dari 17 provinsi
dengan urusan ketenagakerjaan
sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 59 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Kalimantan Barat dan
baik (< 5). Nasional Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 60 Capaian Indikator Utama Indeks
Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Barat Tahun
 Dengan Indeks Komposit sebesar
2020
66,80 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan
Barat pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kalimantan
Barat nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-17 menjadi peringkat ke-21.
Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas. Grafik 4. 61 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Kalimantan, Indeks Ketenagakerjaan Kalimantan
Pembangunan Ketenagakerjaan Barat Tahun 2020
Provinsi Kalimantan Barat di urutan
ke-5 dari 5 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


84 84
Tabel 4. 23 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,45 8,78
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,45 8,78 84,50 87,79
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,96 6,63
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,82 0,92 24,80 23,00
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,63 1,66 7,42 6,72
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,68 2,64 4,26 4,45
Persentase Setengah Pengangguran 0,83 1,40 35,37 7,98
Kesempatan Kerja 11,08 10,62
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,52 3,43 40,52 40,02
Proporsi LPINP 2,65 2,50 36,37 39,17
Proporsi LPINP Laki-laki 2,22 2,08 30,83 34,24
Proporsi LPINP Perempuan 1,60 1,53 46,00 47,69
Proporsi LPIP 1,10 1,09 81,74 81,83
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 6,27 9,60
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2,51 2,35 5,57 5,23
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,77 5,25 2,94 8,75
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 2,00 1,99 44,35 44,26
Produktivitas Tenaga Kerja 3,66 4,21
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 2,45 2,63 55,00 57,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,21 1,58 3,09 4,02
Hubungan Industrial 4,16 2,18
Tingkat PP Yang Disahkan 0,31 0,65 10,50 21,75
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,07 0,14 2,61 5,42
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,37 0,08 68,28 4,12
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,41 1,31 0,36 4,75
Kondisi Lingkungan Kerja 3,82 5,63
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,00 1,22 0,88 11,21
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,29 2,95 0,24 0,02
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
1,53 1,46 38,32 36,57
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,40 9,15
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,40 9,15 112,81 109,78
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,39 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 19,47 26,20
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,39 6,00 17,97 28,10
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kalimantan Barat 62,18 66,80

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


85 85
Provinsi Kalimantan Tengah
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Tengah berada di
peringkat ke-5 dari 34 provinsi. Atau
dari peringkat ke-4 dari 17 provinsi
dengan urusan ketenagakerjaan
sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 62 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Kalimantan Tengah dan
baik (< 5). Nasional Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Tenaga Kerja sebesar 10,00. Grafik 4. 63 Capaian Indikator Utama Indeks
Sedangkan Indikator Utama yang Pembangunan Ketenagakerjaan
memiliki indeks terendah adalah Provinsi Kalimantan Tengah
Hubungan Industrial. Tahun 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
74,06 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan
Tengah pada tahun 2020 dalam
Status Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kalimantan
Tengah nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-4 menjadi peringkat ke-5. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan
 Di regional Pulau Kalimantan, Indeks Grafik 4. 64 Status Indeks Pembangunan
Pembangunan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Kalimantan
Provinsi Kalimantan Tengah di Tengah Tahun 2020
urutan ke-2 dari 5 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


86 86
Tabel 4. 24 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,00 9,35
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,00 9,35 90,00 93,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,32 7,11
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,78 0,98 25,50 21,91
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,57 1,66 8,65 6,72
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,75 2,70 4,01 4,21
Persentase Setengah Pengangguran 1,22 1,77 30,75 6,13
Kesempatan Kerja 12,32 12,66
Persentase Tenaga Kerja Formal 4,90 5,15 48,61 50,04
Proporsi LPINP 2,46 2,47 39,97 39,64
Proporsi LPINP Laki-laki 2,13 2,10 32,91 33,68
Proporsi LPINP Perempuan 1,33 1,44 52,47 49,82
Proporsi LPIP 1,50 1,50 69,73 66,84
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 12,25 10,64
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,23 11,87 9,39
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 4,52 19,94 7,54
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,75 1,89 38,84 41,94
Produktivitas Tenaga Kerja 3,82 5,63
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,82 4,05 72,00 75,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,00 1,58 (0,74) 4,01
Hubungan Industrial 3,71 3,09
Tingkat PP Yang Disahkan 0,06 0,11 1,99 3,71
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,02 0,02 0,73 0,96
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,27 0,47 63,36 23,38
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,36 2,49 0,55 0,06
Kondisi Lingkungan Kerja 4,49 6,54
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 3,02 1,29 23,38 11,69
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,87 2,25 0,71 0,25
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,60 3,00 14,88 114,14
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,25 9,04
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,25 9,04 110,96 108,49
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6,80 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
0,80 4,00 2,98 27,70
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 36,03 39,97
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kalimantan Tengah 67,95 74,06

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


87 87
Provinsi Kalimantan Selatan
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan
Selatan berada di peringkat ke-11 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-7
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori baik Grafik 4. 65 Perbandingan Nilai Indeks
(>=5), sedangkan 2 Indikator Utama Pembangunan
lainnya masuk kategori belum baik (< Ketenagakerjaan Provinsi
5). Kalimantan Selatan dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Hubungan
Industrial, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
Sedangkan Indikator Utama yang *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 66 Capaian Indikator Utama
Kondisi Lingkungan Kerja. Indeks Pembangunan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Ketenagakerjaan Provinsi
70,22 kinerja pembangunan Kalimantan Selatan Tahun
ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan 2020
Selatan pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik dibandingkan
dengan status pada tahun
sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kalimantan
Selatan nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari peringkat
ke-16 menjadi peringkat ke-11. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah Atas.
 Di regional Pulau Kalimantan, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Selatan di urutan Grafik 4. 67 Status Indeks Pembangunan
ke-4 dari 5 provinsi. Ketenagakerjaan Kalimantan
Selatan Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


88 88
Tabel 4. 25 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,70 8,95
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,70 8,95 87,00 89,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,06 6,96
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,93 0,97 22,87 21,99
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,59 1,68 8,17 6,40
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,62 2,67 4,50 4,31
Persentase Setengah Pengangguran 0,92 1,64 34,29 6,82
Kesempatan Kerja 9,60 10,57
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,55 4,12 40,71 44,06
Proporsi LPINP 2,12 2,20 46,17 44,61
Proporsi LPINP Laki-laki 1,88 1,91 39,16 38,22
Proporsi LPINP Perempuan 1,16 1,27 56,67 53,89
Proporsi LPIP 0,90 1,06 84,99 82,35
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 10,47 11,70
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 20,85 18,33
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 4,05 6,00 6,75 13,09
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,92 1,20 42,61 26,67
Produktivitas Tenaga Kerja 4,12 4,53
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,07 3,24 63,00 65,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,05 1,30 2,70 3,31
Hubungan Industrial 3,37 5,28
Tingkat PP Yang Disahkan 1,07 1,95 35,62 65,09
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,25 0,31 10,05 12,46
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,57 0,83 28,52 41,61
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,48 2,19 4,06 1,25
Kondisi Lingkungan Kerja 3,54 3,71
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,82 1,32 8,52 11,93
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,41 2,04 0,20 0,32
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,31 0,34 7,81 8,54
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,58 8,51
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,58 8,51 102,93 102,12
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8,18 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
3,13 4,00 11,75 18,57
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,04 6,00 16,81 20,54
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kalimantan Selatan 62,63 70,22

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


89 89
Provinsi Kalimantan Timur
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan
Timur berada di peringkat ke-2 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-2
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 68 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Kalimantan Timur dan
baik (< 5). Nasional Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar Grafik 4. 69 Capaian Indikator Utama Indeks
10,00. Sedangkan Indikator Utama Pembangunan Ketenagakerjaan
yang memiliki indeks terendah Provinsi Kalimantan Timur Tahun
adalah Hubungan Industrial. 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
77,21 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan
Timur pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kalimantan
Timur nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-6 menjadi peringkat ke-
2. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah Grafik 4. 70 Status Indeks Pembangunan
ke Menengah Atas. Ketenagakerjaan Kalimantan
 Di regional Pulau Kalimantan, Indeks Timur Tahun 2020
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Timur di urutan
ke-1 dari 5 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


90 90
Tabel 4. 26 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,40 8,23
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,40 8,23 84,00 82,25
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,83 7,19
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,89 1,11 23,50 19,44
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,81 1,81 3,80 3,78
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,10 2,23 6,60 6,09
Persentase Setengah Pengangguran 2,03 2,04 21,34 4,82
Kesempatan Kerja 14,26 14,07
Persentase Tenaga Kerja Formal 6,00 6,00 59,91 59,18
Proporsi LPINP 2,88 2,78 32,17 33,95
Proporsi LPINP Laki-laki 2,25 2,25 25,04 26,25
Proporsi LPINP Perempuan 1,63 1,54 45,16 47,36
Proporsi LPIP 1,50 1,50 69,02 70,60
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 5,86 13,39
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2,25 3,07 4,99 6,83
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 2,85 6,00 4,76 11,65
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,76 4,32 16,78 96,08
Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00 287,00 285,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,00 0,00 (2,28) (0,55)
Hubungan Industrial 1,47 2,17
Tingkat PP Yang Disahkan 0,11 0,58 3,54 19,44
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,02 0,16 0,86 6,55
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,23 0,03 61,53 1,74
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0,11 1,38 9,57 4,47
Kondisi Lingkungan Kerja 4,24 6,17
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,75 3,40 14,84 25,94
Tingkat Kecelakaan Kerja 1,87 2,16 0,38 0,28
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,61 0,61 15,28 15,28
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 144,75 137,21
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 18,63 32,65
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 36,48 49,51
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kalimantan Timur 67,05 77,21

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


91 91
Provinsi Kalimantan Utara
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi
Kalimantan Utara berada di peringkat
ke-7 dari 34 provinsi. Atau dari
peringkat ke-2 dari 8 provinsi dengan
urusan ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 71 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Kalimantan Utara dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
Sedangkan Indikator Utama yang *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 72 Capaian Indikator Utama Indeks
Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Kalimantan Utara Tahun
72,65 kinerja pembangunan 2020
ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan
Utara pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Kalimantan
Utara nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-2 menjadi peringkat ke-7. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan
 Di regional Pulau Kalimantan, Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Kalimantan Utara di urutan Grafik 4. 73 Status Indeks Pembangunan
ke-3 dari 5 provinsi. Ketenagakerjaan Kalimantan
Utara Tahun 2020

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


92 92
Tabel 4. 27 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,85 8,98
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,85 8,98 88,50 89,75
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,64 7,11
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,36 1,02 14,77 21,04
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,61 1,75 7,85 5,06
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,45 2,65 5,22 4,40
Persentase Setengah Pengangguran 1,22 1,69 30,77 6,54
Kesempatan Kerja 14,40 14,29
Persentase Tenaga Kerja Formal 6,00 5,80 57,83 53,82
Proporsi LPINP 3,00 2,81 29,50 33,44
Proporsi LPINP Laki-laki 2,25 2,25 22,78 29,88
Proporsi LPINP Perempuan 1,81 1,94 40,86 37,63
Proporsi LPIP 1,34 1,49 77,60 75,16
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 8,03 9,96
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2,94 2,73 6,54 6,07
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 4,09 6,00 6,81 15,17
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,00 1,23 22,22 27,27
Produktivitas Tenaga Kerja 6,94 7,41
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00 178,00 185,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,94 1,41 2,43 3,59
Hubungan Industrial 0,83 0,27
Tingkat PP Yang Disahkan 0,14 0,09 4,53 2,90
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,04 0,03 1,70 1,09
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,65 0,13 32,61 6,25
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0,00 0,03 15,47 9,89
Kondisi Lingkungan Kerja 4,19 4,98
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,55 2,22 13,48 17,98
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,35 2,31 0,22 0,23
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,29 0,45 7,26 11,35
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,76 9,66
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,76 9,66 117,09 115,90
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 39,32 53,03
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 36,70 34,54
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Kalimantan Utara 69,63 72,65

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


93 93
Provinsi Sulawesi Utara
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Utara berada di peringkat ke-10 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-6
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 74 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Sulawesi Utara dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
Grafik 4. 75 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah
Pembangunan Ketenagakerjaan
Hubungan Industrial.
Provinsi Sulawesi Utara Tahun
 Dengan Indeks Komposit sebesar
2020
71,03 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Utara pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sulawesi
Utara nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-13 menjadi peringkat
ke-10. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas. Grafik 4. 76 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Sulawesi, Indeks Ketenagakerjaan Sulawesi Utara
Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2020
Provinsi Sulawesi Utara di urutan ke-
2 dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


94 94
Tabel 4. 28 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,95 8,88
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,95 8,88 89,50 88,83
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,89 6,29
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,54 0,65 29,95 27,91
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,77 1,74 4,66 5,15
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,03 2,19 6,86 6,25
Persentase Setengah Pengangguran 1,55 1,71 26,93 6,46
Kesempatan Kerja 10,43 11,09
Persentase Tenaga Kerja Formal 4,23 4,37 44,67 45,51
Proporsi LPINP 2,17 2,26 45,24 43,61
Proporsi LPINP Laki-laki 1,72 1,73 42,98 42,74
Proporsi LPINP Perempuan 1,49 1,64 48,66 44,89
Proporsi LPIP 0,83 1,09 86,20 81,78
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 9,21 11,09
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2,17 3,10 4,82 6,88
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 12,51 12,02
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,05 1,99 23,26 44,23
Produktivitas Tenaga Kerja 4,41 5,17
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,16 4,29 76,00 78,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,26 0,87 0,73 2,26
Hubungan Industrial 2,89 3,30
Tingkat PP Yang Disahkan 0,17 0,19 5,74 6,25
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,14 0,14 5,40 5,47
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,15 0,49 7,29 24,72
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,44 2,48 0,25 0,09
Kondisi Lingkungan Kerja 4,35 7,01
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,58 2,76 6,93 21,65
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,84 3,00 0,05 0,00
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,93 1,25 23,20 31,14
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,09 8,20
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,09 8,20 97,08 98,42
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 28,97 44,46
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 21,90 32,62
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sulawesi Utara 64,23 71,03

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


95 95
Provinsi Sulawesi Tengah
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Tengah berada di peringkat ke-28
dari 34 provinsi. Atau dari peringkat
ke-8 dari 8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Grafik 4. 77 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Sulawesi Tengah dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Pelatihan dan Kompetensi Kerja,
Produktivitas Tenaga Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 9,66.
*) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 78 Capaian Indikator Utama Indeks
Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
63,73 kinerja pembangunan 2020
ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Tengah pada tahun 2020 dalam
Status Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sulawesi
Tengah nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-15 menjadi peringkat ke-28.
Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya tidak
mengalami perubahan
 Di regional Pulau Sulawesi, Indeks
Grafik 4. 79 Status Indeks Pembangunan
Pembangunan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Sulawesi
Provinsi Sulawesi Tengah di urutan
Tengah Tahun 2020
ke-5 dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


96 96
Tabel 4. 29 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,65 8,03
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,65 8,03 86,50 80,31
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,02 6,65
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,13 0,99 19,00 21,70
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,36 1,54 12,74 9,15
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,89 2,96 3,43 3,15
Persentase Setengah Pengangguran 0,63 1,16 37,62 9,20
Kesempatan Kerja 7,99 6,38
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,29 2,93 33,36 37,11
Proporsi LPINP 2,12 0,97 46,15 67,31
Proporsi LPINP Laki-laki 1,71 1,89 43,27 38,91
Proporsi LPINP Perempuan 1,44 0,00 49,88 105,72
Proporsi LPIP 0,44 0,60 92,70 90,04
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 9,52 9,74
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 1,60 13,55 3,55
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 3,58 6,00 5,97 16,43
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,43 2,14 31,87 47,62
Produktivitas Tenaga Kerja 3,90 7,37
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,71 4,17 71,00 77,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,19 3,20 0,56 8,03
Hubungan Industrial 4,90 2,91
Tingkat PP Yang Disahkan 1,36 1,69 45,30 56,45
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,18 0,03 7,35 1,02
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,24 1,19 62,02 59,55
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,12 0,00 1,53 12,32
Kondisi Lingkungan Kerja 3,71 4,21
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,40 0,83 5,71 8,57
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,91 3,00 0,03 0,00
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,40 0,39 9,93 9,63
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,70 8,77
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,70 8,77 104,36 105,29
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 9,66
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 16,93 17,14
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 5,66 23,87 18,85
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sulawesi Tengah 63,39 63,73

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


97 97
Provinsi Sulawesi Selatan
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Selatan berada di peringkat ke-8 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-1
dari 9 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan besar.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 80 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Sulawesi Selatan dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
Grafik 4. 81 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah
Pembangunan Ketenagakerjaan
Hubungan Industrial.
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
 Dengan Indeks Komposit sebesar
2020
72,06 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Selatan pada tahun 2020 dalam
Status Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sulawesi
Selatan nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-12 menjadi peringkat
ke-8. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
Grafik 4. 82 Status Indeks Pembangunan
ke Menengah Atas.
Ketenagakerjaan Sulawesi
 Di regional Pulau Sulawesi, Indeks
Selatan Tahun 2020
Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Selatan di urutan
ke-1 dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


98 98
Tabel 4. 30 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 9,36 9,15
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 9,36 9,15 93,58 91,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,83 6,37
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,89 0,98 23,58 21,83
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,73 1,39 5,44 12,18
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,41 2,51 5,34 4,97
Persentase Setengah Pengangguran 0,80 1,49 35,72 7,57
Kesempatan Kerja 8,75 9,66
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,91 3,41 36,99 39,87
Proporsi LPINP 2,19 2,35 44,77 42,00
Proporsi LPINP Laki-laki 1,86 1,95 39,46 37,32
Proporsi LPINP Perempuan 1,36 1,51 51,79 48,16
Proporsi LPIP 0,42 0,45 93,03 92,42
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 10,98 11,26
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 14,75 12,32
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 11,89 19,29
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,48 0,76 10,76 16,99
Produktivitas Tenaga Kerja 5,34 7,04
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 4,55 4,91 81,00 86,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,78 2,13 2,04 5,38
Hubungan Industrial 2,62 3,30
Tingkat PP Yang Disahkan 0,40 0,30 13,29 10,12
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,10 0,08 3,82 3,36
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,40 0,72 20,06 36,17
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,73 2,19 3,09 1,26
Kondisi Lingkungan Kerja 4,64 7,52
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,34 3,76 12,05 28,36
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,60 2,84 0,13 0,05
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,70 0,93 17,39 23,15
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 7,98 7,76
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
7,98 7,76 95,78 93,15
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9,23 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 21,59 28,35
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 5,23 6,00 17,45 25,78
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sulawesi Selatan 64,73 72,06

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


99 99
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Tenggara berada di peringkat ke-22
dari 34 provinsi. Atau dari peringkat
ke-5 dari 8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 83 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Sulawesi Tenggara dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Perencanaan
Tenaga Kerja sebesar 9,05. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang Grafik 4. 84 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah Pembangunan Ketenagakerjaan
Hubungan Industrial. Provinsi Sulawesi Tenggara
 Dengan Indeks Komposit sebesar Tahun 2020
66,46 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Tenggara pada tahun 2020 dalam
Status Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sulawesi
Tenggara nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-8 menjadi peringkat ke-22. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah
Atas. Grafik 4. 85 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Sulawesi, Indeks Ketenagakerjaan Sulawesi
Pembangunan Ketenagakerjaan Tenggara Tahun 2020
Provinsi Sulawesi Tenggara di urutan
ke-3 dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


100 100
Tabel 4. 31 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,50 9,05
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,50 9,05 85,00 90,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,95 5,17
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,05 1,03 20,58 21,03
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,24 0,00 15,28 100,00
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,93 2,85 3,26 3,59
Persentase Setengah Pengangguran 0,73 1,29 36,52 8,55
Kesempatan Kerja 8,50 8,59
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,92 2,98 37,01 37,38
Proporsi LPINP 2,13 2,10 45,87 46,58
Proporsi LPINP Laki-laki 1,95 1,82 37,45 40,57
Proporsi LPINP Perempuan 1,16 1,25 56,59 54,37
Proporsi LPIP 0,35 0,45 94,22 92,56
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 11,66 10,48
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 3,55 1,48 7,89 3,30
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 11,13 47,11
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 2,11 3,00 46,88 66,67
Produktivitas Tenaga Kerja 4,73 6,40
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 3,85 4,18 73,00 77,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,88 2,22 2,27 5,59
Hubungan Industrial 2,87 3,23
Tingkat PP Yang Disahkan 0,17 0,30 5,57 9,98
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,05 0,09 1,82 3,60
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,57 0,56 28,37 27,85
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 2,09 2,29 1,66 0,85
Kondisi Lingkungan Kerja 5,74 5,83
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,76 1,85 14,88 15,48
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,69 2,67 0,10 0,11
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
1,29 1,31 32,33 32,70
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,36 8,74
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,36 8,74 112,35 104,88
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8,52 8,97
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 17,49 18,69
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 4,52 4,97 15,08 16,56
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sulawesi Tenggara 65,84 66,46

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


101 101
Provinsi Gorontalo
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Gorontalo Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo
berada di peringkat ke-23 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-6 dari
8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 86 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Gorontalo dan Nasional
 Indikator Utama yang masuk kategori Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
Sedangkan Indikator Utama yang *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 87 Capaian Indikator Utama Indeks
Hubungan Industrial. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Gorontalo Tahun 2020
65,55 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Gorontalo
nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-26 menjadi peringkat
ke-23. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya tidak
mengalami perubahan
 Di regional Pulau Sulawesi, Indeks Grafik 4. 88 Status Indeks Pembangunan
Pembangunan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Gorontalo
Provinsi Gorontalo di urutan ke-4 dari Tahun 2020
6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


102 102
Tabel 4. 32 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,65 8,49
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,65 8,49 86,50 84,88
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,35 6,73
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,74 0,74 26,38 26,40
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,45 1,52 10,97 9,68
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,74 2,73 4,03 4,06
Persentase Setengah Pengangguran 1,42 1,74 28,41 6,29
Kesempatan Kerja 8,74 9,97
Persentase Tenaga Kerja Formal 3,21 3,76 38,74 41,96
Proporsi LPINP 1,96 2,19 49,09 44,79
Proporsi LPINP Laki-laki 1,46 1,65 49,28 44,60
Proporsi LPINP Perempuan 1,48 1,64 48,84 45,03
Proporsi LPIP 0,63 0,72 89,56 87,98
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 10,88 11,30
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 4,50 4,50 19,11 20,17
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 5,16 6,00 8,60 21,09
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 1,22 0,80 27,06 17,74
Produktivitas Tenaga Kerja 2,02 4,09
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 1,85 2,05 48,00 50,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,17 2,05 0,52 5,16
Hubungan Industrial 1,38 1,94
Tingkat PP Yang Disahkan 0,41 0,47 13,58 15,67
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,10 0,10 3,95 3,95
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,65 0,34 32,56 17,21
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0,23 1,02 9,09 5,90
Kondisi Lingkungan Kerja 3,14 5,36
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,63 1,63 14,00 14,00
Tingkat Kecelakaan Kerja 0,55 2,86 0,82 0,05
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,96 0,87 24,07 21,81
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 7,23 7,68
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
7,23 7,68 86,77 92,11
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8,90 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 30,02 32,02
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 4,90 6,00 16,34 27,22
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Gorontalo 57,29 65,55

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


103 103
Provinsi Sulawesi Barat
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020
yang diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Barat berada di peringkat ke-31 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-17
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori
Grafik 4. 89 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator
Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum
Provinsi Sulawesi Barat dan
baik (< 5).
Nasional Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Pelatihan dan Kompetensi Kerja,
Kondisi Lingkungan Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00.
*) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang
memiliki indeks terendah adalah Grafik 4. 90 Capaian Indikator Utama Indeks
Produktivitas Tenaga Kerja. Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar Provinsi Sulawesi Barat Tahun
60,23 kinerja pembangunan 2020
ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Barat pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Sulawesi
Barat nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-29 menjadi peringkat ke-31.
Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya tidak
mengalami perubahan
 Di regional Pulau Sulawesi, Indeks Grafik 4. 91 Status Indeks Pembangunan
Pembangunan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Barat di urutan ke- Tahun 2020
6 dari 6 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


104 104
Tabel 4. 33 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,35 8,60
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,35 8,60 83,50 86,00
Penduduk dan Tenaga Kerja 4,95 5,96
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,84 0,93 24,54 22,89
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,15 1,12 16,99 17,57
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,96 2,96 3,16 3,18
Persentase Setengah Pengangguran 0,00 0,96 48,06 10,21
Kesempatan Kerja 5,57 6,22
Persentase Tenaga Kerja Formal 0,95 1,46 25,53 28,49
Proporsi LPINP 1,70 1,76 53,82 52,66
Proporsi LPINP Laki-laki 1,56 1,62 46,82 45,42
Proporsi LPINP Perempuan 0,96 0,98 61,49 61,02
Proporsi LPIP 0,40 0,40 93,39 93,34
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 8,34 8,29
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 3,20 1,86 7,12 4,13
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 4,94 4,76 8,24 7,94
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,20 1,67 4,35 37,04
Produktivitas Tenaga Kerja 2,79 2,87
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 2,03 2,10 50,00 51,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,77 0,77 2,00 2,01
Hubungan Industrial 2,56 3,76
Tingkat PP Yang Disahkan 0,19 0,23 6,38 7,52
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,18 0,10 7,03 3,97
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,95 0,95 47,27 47,27
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,25 2,49 4,99 0,05
Kondisi Lingkungan Kerja 4,29 7,84
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,28 3,00 4,92 23,26
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,97 2,99 0,01 0,00
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
1,04 1,85 26,11 46,24
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 6,63 6,70
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
6,63 6,70 79,57 80,37
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 27,28 35,94
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 20,07 21,26
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Sulawesi Barat 53,49 60,24

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


105 105
Provinsi Maluku
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Maluku Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Maluku
berada di peringkat ke-24 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-13
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori Grafik 4. 92 Perbandingan Nilai Indeks
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Pembangunan Ketenagakerjaan
Utama lainnya masuk kategori belum Provinsi Maluku dan Nasional
baik (< 5). Tahun 2020
 Indikator Utama yang masuk kategori
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Kesempatan Kerja, Pelatihan
dan Kompetensi Kerja, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sebesar 10,00. *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
Sedangkan Indikator Utama yang Grafik 4. 93 Capaian Indikator Utama Indeks
memiliki indeks terendah adalah Pembangunan Ketenagakerjaan
Produktivitas Tenaga Kerja. Provinsi Maluku Tahun 2020
 Dengan Indeks Komposit sebesar
65,17 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Maluku
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Bawah dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Maluku nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
meningkat dari peringkat ke-30
menjadi peringkat ke-24. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
tidak mengalami perubahan Grafik 4. 94 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Maluku Dan Ketenagakerjaan Provinsi
Maluku Tahun 2020
Papua, Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Maluku di
urutan ke-4 dari 4 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


106 106
Tabel 4. 34 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,73 8,95
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,73 8,95 77,25 89,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,74 5,25
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,82 0,75 24,85 26,18
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,70 1,70 6,06 6,06
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 1,93 1,98 7,27 37,63
Persentase Setengah Pengangguran 1,30 0,83 29,88 10,86
Kesempatan Kerja 8,20 8,37
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,72 3,14 35,87 38,35
Proporsi LPINP 2,01 2,07 48,17 47,13
Proporsi LPINP Laki-laki 1,65 1,37 44,74 51,50
Proporsi LPINP Perempuan 1,32 1,79 52,75 41,16
Proporsi LPIP 0,51 0,00 91,54 100,00
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 7,34 12,27
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 2,11 2,77 4,68 6,15
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 2,23 6,00 3,72 15,38
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 3,00 3,50 66,67 77,78
Produktivitas Tenaga Kerja 1,37 2,75
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 1,37 1,48 42,00 43,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,00 1,28 (2,84) 3,26
Hubungan Industrial 2,61 3,32
Tingkat PP Yang Disahkan 0,57 0,49 18,85 16,25
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,21 0,18 8,41 7,22
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,83 0,42 91,53 21,23
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0,00 2,22 12,68 1,10
Kondisi Lingkungan Kerja 3,79 6,50
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,45 2,05 6,02 16,87
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,67 2,86 0,11 0,05
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,68 1,58 16,88 39,51
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,99 9,74
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,99 9,74 107,85 116,89
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7,14 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 33,00 65,59
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 3,14 6,00 10,47 21,03
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Maluku 52,91 67,15

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


107 107
Provinsi Maluku Utara
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Maluku Utara Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Maluku
Utara berada di peringkat ke-19 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-11
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 7 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 2 Indikator Grafik 4. 95 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Maluku Utara dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Kondisi
Lingkungan Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Kondisi Lingkungan
Kerja sebesar 8,96. Sedangkan
Indikator Utama yang memiliki indeks *) Dikonversi dari bobot 15 menjadi 10
terendah adalah Hubungan
Industrial. Grafik 4. 96 Capaian Indikator Utama Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
 Dengan Indeks Komposit sebesar
Provinsi Maluku Utara Tahun
67,29 kinerja pembangunan
2020
ketenagakerjaan Provinsi Maluku
Utara pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Maluku Utara
nilai indeksnya naik dan
peringkatnya meningkat dari
peringkat ke-27 menjadi peringkat
ke-19. Status Pembangunan
Ketenagakerjaan-nya mengalami
peningkatan dari Menengah Bawah
ke Menengah Atas.
 Di regional Pulau Maluku Dan Grafik 4. 97 Status Indeks Pembangunan
Papua, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi
Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Maluku Utara Tahun 2020
Utara di urutan ke-3 dari 4 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


108 108
Tabel 4. 35 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-
2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 8,65 8,95
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 8,65 8,95 86,50 89,50
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,37 6,32
Persentase NEET (15-24 tahun) 0,92 0,85 22,89 24,35
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,65 1,62 7,00 7,55
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,56 2,51 4,77 4,97
Persentase Setengah Pengangguran 1,24 1,34 30,56 8,30
Kesempatan Kerja 8,28 9,82
Persentase Tenaga Kerja Formal 2,27 3,19 33,24 38,58
Proporsi LPINP 2,32 2,50 42,53 39,16
Proporsi LPINP Laki-laki 1,85 2,06 39,84 34,69
Proporsi LPINP Perempuan 1,58 1,59 46,46 46,16
Proporsi LPIP 0,27 0,48 95,51 91,93
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 7,14 9,34
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 0,64 1,41 1,42 3,14
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 10,42 21,52
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,50 1,93 11,11 42,86
Produktivitas Tenaga Kerja 2,77 3,95
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 1,89 2,07 48,00 50,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,89 1,88 2,29 4,75
Hubungan Industrial 2,02 2,54
Tingkat PP Yang Disahkan 0,28 0,28 9,31 9,31
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,09 0,09 3,62 3,62
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,12 0,08 5,83 4,20
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,53 2,09 3,88 1,64
Kondisi Lingkungan Kerja 4,98 8,96
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 0,10 4,00 3,70 37,04
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,74 2,82 0,09 0,06
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
2,14 2,14 53,43 53,43
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,92 8,85
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
8,92 8,85 107,06 106,20
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7,18 8,57
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 50,40 40,18
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 3,18 4,57 10,59 15,22
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Maluku Utara 56,30 67,29

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


109 109
Provinsi Papua Barat
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Papua Barat Tahun 2020 yang
diukur menggunakan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan
menunjukan hasil sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Papua
Barat berada di peringkat ke-9 dari
34 provinsi. Atau dari peringkat ke-3
dari 8 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan kecil.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 8 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 1 Indikator Grafik 4. 98 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Papua Barat dan
 Indikator Utama yang masuk kategori Nasional Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Kompetensi Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, Kondisi Lingkungan
Kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Jaminan Sosial Grafik 4. 99 Capaian Indikator Utama Indeks
Tenaga Kerja sebesar 10,00. Pembangunan Ketenagakerjaan
Sedangkan Indikator Utama yang Provinsi Papua Barat Tahun
memiliki indeks terendah adalah 2020
Hubungan Industrial.
 Dengan Indeks Komposit sebesar
71,30 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Papua
Barat pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Papua Barat
nilai indeksnya naik dan
peringkatnya menurun dari peringkat
ke-5 menjadi peringkat ke-9. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari Grafik 4. 100 Status Indeks Pembangunan
Menengah Bawah ke Menengah Ketenagakerjaan Provinsi Papua
Atas. Barat Tahun 2020
 Di regional Pulau Maluku Dan
Papua, Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Papua
Barat di urutan ke-1 dari 4 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


110 110
Tabel 4. 36 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 7,34 7,50
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 7,34 7,50 73,44 74,98
Penduduk dan Tenaga Kerja 6,37 6,19
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,15 1,05 18,80 20,52
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,66 1,71 6,72 5,77
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,17 2,19 6,30 6,24
Persentase Setengah Pengangguran 1,39 1,24 28,81 8,80
Kesempatan Kerja 11,51 12,05
Persentase Tenaga Kerja Formal 4,49 4,82 46,16 48,11
Proporsi LPINP 2,74 2,70 34,85 35,49
Proporsi LPINP Laki-laki 2,25 2,25 27,76 30,02
Proporsi LPINP Perempuan 1,51 1,61 47,97 45,53
Proporsi LPIP 0,52 0,67 91,30 88,84
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 7,67 10,92
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,46 1,32 3,23 2,92
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 6,00 6,00 11,08 15,62
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,21 3,60 4,76 80,00
Produktivitas Tenaga Kerja 6,93 6,00
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 6,00 6,00 144,00 143,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 0,93 0,00 2,41 (1,10)
Hubungan Industrial 2,56 1,89
Tingkat PP Yang Disahkan 0,87 0,84 29,14 28,15
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,07 0,07 2,95 2,73
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 0,20 0,11 9,85 5,36
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 1,41 0,87 4,35 6,52
Kondisi Lingkungan Kerja 4,99 7,36
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,48 3,41 13,00 26,00
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,42 2,77 0,19 0,08
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
1,09 1,17 27,22 29,35
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 9,69 9,40
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
9,69 9,40 116,30 112,75
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 10,00 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 15,71 75,11
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 6,00 6,00 26,06 45,36
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Papua Barat 67,07 71,30

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


111 111
Provinsi Papua
Kinerja Pembangunan Ketenagakerjaan
Provinsi Papua Tahun 2020 yang diukur
menggunakan Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan menunjukan hasil
sebagai berikut:
 Indeks Pembangunan
Ketenagakerjaan Provinsi Papua
berada di peringkat ke-18 dari 34
provinsi. Atau dari peringkat ke-10
dari 17 provinsi dengan urusan
ketenagakerjaan sedang.
 Dari 9 Indikator Utama yang diukur,
ada 6 diantaranya masuk kategori
baik (>=5), sedangkan 3 Indikator Grafik 4. 101 Perbandingan Nilai Indeks
Utama lainnya masuk kategori belum Pembangunan Ketenagakerjaan
baik (< 5). Provinsi Papua dan Nasional
 Indikator Utama yang masuk kategori Tahun 2020
baik adalah Perencanaan Tenaga
Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja,
Pelatihan dan Kompetensi Kerja,
Kondisi Lingkungan Kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan
Pekerja, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
 Indikator Utama yang memiliki indeks
tertinggi adalah Pengupahan dan
Kesejahteraan Pekerja sebesar
10,00. Sedangkan Indikator Utama Grafik 4. 102 Capaian Indikator Utama
yang memiliki indeks terendah Indeks Pembangunan
adalah Produktivitas Tenaga Kerja. Ketenagakerjaan Provinsi Papua
 Dengan Indeks Komposit sebesar Tahun 2020
67,51 kinerja pembangunan
ketenagakerjaan Provinsi Papua
pada tahun 2020 dalam Status
Menengah Atas dan naik
dibandingkan dengan status pada
tahun sebelumnya.
 Pada tahun ini Provinsi Papua nilai
indeksnya naik dan peringkatnya
meningkat dari peringkat ke-31
menjadi peringkat ke-18. Status
Pembangunan Ketenagakerjaan-nya
mengalami peningkatan dari
Menengah Bawah ke Menengah
Atas. Grafik 4. 103 Status Indeks Pembangunan
 Di regional Pulau Maluku Dan Ketenagakerjaan Provinsi Papua
Papua, Indeks Pembangunan Tahun 2020
Ketenagakerjaan Provinsi Papua di
urutan ke-2 dari 4 provinsi.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


112 112
Tabel 4. 37 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Tahun 2019-2020

Indeks Nilai Aktual


Indikator Utama & Sub Indikator
2019 2020 Grafik 2019 2020
Perencanaan Tenaga Kerja 4,15 7,99
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi 4,15 7,99 41,55 79,90
Penduduk dan Tenaga Kerja 5,75 6,94
Persentase NEET (15-24 tahun) 1,24 1,21 17,11 17,56
Persentase Anak Yang Bekerja (10-17 tahun) 1,28 1,33 14,46 13,39
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 2,95 2,84 3,20 3,65
Persentase Setengah Pengangguran 0,29 1,56 41,66 7,19
Kesempatan Kerja 7,15 6,75
Persentase Tenaga Kerja Formal 0,41 0,24 22,37 21,38
Proporsi LPINP 2,77 2,66 34,19 36,26
Proporsi LPINP Laki-laki 2,25 2,16 28,75 32,19
Proporsi LPINP Perempuan 1,62 1,62 45,49 45,40
Proporsi LPIP 0,10 0,07 98,31 98,80
Pelatihan dan Kompetensi Kerja 4,14 10,95
Tingkat Kapasitas Pelatihan Kerja 1,62 0,76 3,60 1,68
Tingkat Lulusan Pelatihan Kerja 1,55 6,00 2,58 23,12
Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi 0,97 4,19 21,54 93,15
Produktivitas Tenaga Kerja 6,20 4,07
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 5,19 4,07 89,00 75,00
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja 1,01 0,00 2,61 (15,61)
Hubungan Industrial 4,37 4,08
Tingkat PP Yang Disahkan 2,74 0,68 91,21 22,52
Tingkat PKB Yang Didaftarkan 0,45 0,46 17,89 18,21
Tingkat LKS Bipartit di Perusahaan 1,18 0,73 59,09 36,36
Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial 0,00 2,22 10,38 1,12
Kondisi Lingkungan Kerja 3,80 6,73
Tingkat Penerapan SMK3 di Perusahaan 1,46 4,00 12,83 46,02
Tingkat Kecelakaan Kerja 2,22 2,61 0,26 0,13
Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor Ketenagakerjaan
0,12 0,12 3,03 3,03
di Perusahaan
Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 10,00 10,00
Proporsi Upah Rata-rata Per Jam terhadap UMP
10,00 10,00 138,30 120,74
Per Jam
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6,68 10,00
Tingkat Perusahaan yang Menjadi Peserta BPJS
4,00 4,00 23,21 30,96
Ketenagakerjaan
Tingkat Pekerja Penerima Upah dan Pekerja
Bukan Penerima Upah yang Terdaftar sebagai 2,68 6,00 8,94 23,44
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
Provinsi Papua 52,24 67,51

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


113 113
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
114
BAB 5
PENUTUP

Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) Tahun 2020


menunjukkan hasil yang menggembirakan dimana IPK Nasional tahun 2020 ini meningkat
6,40 dibandingkan tahun 2019. Namun demikian, tantangan dibidang ketenagakerjaan justru
semakin banyak akibat fenomena Disruption dan Shifting yang melanda dunia. Tantangan
dibidang ketenagakerjaan yang perlu kita respons dengan cepat adalah munculnya Demand
untuk jabatan-jabatan baru yang belum pernah ada sebelumnya, hilangnya Demand atas
jabatan lama yang tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman, munculnya Supply baru
dipasar kerja (the next generation of supply), Excessive Supply yang terdiri dari Supply
dengan skills lama, dan sistem baru dibidang ketenagakerjaan, seperti model pengupahan
baru, model jenjang karir baru, model perlindungan baru, model pelatihan baru dan
sebagainya. Keberhasilan Pemerintah Daerah dalam memperbaiki kondisi ketenagakerjaan
diwilayahnya bergantung pada seberapa cepat mereka merespons semua tantangan
tersebut diatas.
Untuk itu, Pemerintah Daerah harus menjadikan isu ketenagakerjaan sebagai
prioritas utama pembangunan daerah. Merujuk hasil IPK tahun 2020, kebijakan yang harus
dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kinerja pembangunan
ketenagakerjaan antara lain melalui:
1. Penguatan perencanaan ketenagakerjaan, yang melibatkan stakeholder terkait di
daerah termasuk kalangan akademisi. Perencanaan ketenagakerjaan ini harus dapat
mengantisipasi platform baru yang ditandai dengan munculnya demand untuk jabatan-
jabatan baru yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga banyak demand yang
hilang karena tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman. Penguatan aspek legal
dokumen perencanaan ketenagakerjaan di daerah melalui Peraturan Kepala Daerah
seyogianya dilakukan agar dokumen perencanaan tersebut dapat dijadikan acuan bagi
semua Organisasi Perangkat Daerah dalam menyusun kebijakan, program dan kegiatan
di wilayahnya;
2. Pemanfaatan data ketenagakerjaan umum yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
oleh Pemerintah Daerah sebagai database penyusunan kebijakan, rencana dan
program pembangunan ketenagakerjaan di daerah;
3. Penguatan lembaga pelatihan kerja, baik milik pemerintah maupun swasta, untuk lebih
meningkatkan kapasitas dan daya tampung pelatihan bagi para pencari kerja serta
mendorong peningkatan jumlah lembaga pelatihan kerja yang terakreditasi.
4. Penguatan kelembagaan hubungan industrial untuk meningkatkan jumlah perusahaan
yang menyusun Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama serta mendorong
pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit di perusahaan untuk lebih melindungi hak-
hak pekerja.
5. Penguatan peran aktif pengawas ketenagakerjaan dalam meningkatkan jumlah
perusahaan yang melakukan wajib lapor serta mendorong penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk menekan angka kecelakaan kerja
di tempat kerja;

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


115 115
6. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja melalui kepesertaan program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan bagi pekerja penerima upah, bukan penerima upah dan jasa
konstruksi melalui kolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


116 116
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, PK. 2016 The Future of Jobs in a Disruptif World. Sillicon Valley:
Northeastern University.
Allen, E.R. 2016. Analysis of Trends and Challenges in The Indonesia Labor
Market. Manila. Asian Development Bank.
BPS. 2014. Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) 2014. Jakarta : BPS
Canton, James, Ph.D. 2010. The Extreme Future. 10 Tren Utama yang Membentuk
Ulang Dunia 20 Tahun ke Depan.Jakarta. Pustaka Alfabet.
International Labour Organization. 2016. Key Indicator of The Labour Market. Ninth
Edition.
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID). 2015. Dokumen
Hasil Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Terjemahan dari Outcome
Document Transforming our World : The 2030 Agenda For Sustainable
Development)
Kementerian PPN/Bappenas 2016. Zero Draft Pedoman Teknis Penyusunan
Rencana Aksi Pembangunan Berkelanjutan (RAN TPB)
Mc.Kinsey. 2015. Asia Business Travellers: Five Thing You Need to Know. Asia
Travel Leader Summit. Singapore: McKinsey.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
Kemenakertrans.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2007 Tentang Tata cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga
Kerja, Kemenakertrans.
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Permenakertrans No.16/Men/XI/2010 Tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro,
Kemenakertrans.
Permenaker No. 28 Tahun 2016 Tentang Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan
Daerah di Bidang Ketenagakerjaan.
Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengukuran Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan.

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


117 117
TIM PENGUKUR

1. Effy Woeri Priljantari, S.Psi, MM


2. Rini Nurhayati, SE, MT
3. Rahmawati, S.Psi, MM
4. Hadhi Raharja, S.IP.
5. Ardencius Gultom, S.Pd
6. Woro Sukesti, SE
7. Widyantoro Mukti Raharjo, S.Sos, MM
8. Fahrurozi, SH
9. Endang Asriyati, S.Si., M.Si.
10. R. Sadrah Ramdhani, S.Sos.
11. Damasus Ottis Widiandra, SE.
12. Hikmat Ghazaly, S.Si., M.Si.
13. Devi Mariana Sihombing, S.Si.
14. Lukman Shobirin, A.Md
15. Yosef Zamzam, SE
16. Awaludin, S.Pd

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


118 118
TIM PENILAI

Anwar Sanusi, Ph.D


Drs. Bambang Satrio Lelono, MA
Reni Mursidayanti, S.H., M.H.
Yuli Adiratna, S.H., M.Hum.
Ir. Ismail Pakaya, M.E.
Ir. Siti Umi Salamah, MMSI
Drs. Muhammad Zuhri, M.Si.
Edi Purnama, S.H., M.M.
Surya Lukita Warman, M.Sc.
Adriani, S.E., M.A.
Herry Sutanto, S.T., M.M.
Darmawansyah, S.T., M.Si.
Nuryani Yunus, SE, ME

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


119 119
TIM PENYUSUN

Pengarah : Drs. Bambang Satrio Lelono, MA


Penganggungjawab : Yuli Adiratna, S.H., M.Hum.
Koordinator : Hadhi Raharja, S.I.P.
Editor : Endang Asriyati, S.Si., M.Si.
Rahmawati, S.Psi., M.M.
Penulis : Hikmat Ghazaly, S.Si., M.Si.
Devi Mariana Sihombing, S.Si.
Pengolah Data : R. Sadrah Ramdhani, S.Sos.
D. Ottis Widiandra, S.E.
Yosef Zamzam, S.E.
Awaluddin

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan


120 120

Anda mungkin juga menyukai