Covid-19 memiliki dampak yang berbeda bagi perempuan dan laki - laki. dalam jangka panjang kondisi
ini dapat menimbulkan risiko gangguan pelayanan kesehatan esensial kepada perempuan dan anak perempuan. Situasi ini dapat menghambat
kelangsungan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan bagi ibu, bayi, dan anak.
Capaian TFR, mCPR, dan Unmet Need memiliki disparitas cukup tinggi antar provinsi.
23% Proporsi pemakaian kontrasepsi pasca 55% PUS (Pasangan Usia Subur) 15 - 49 tahun
persalinan (KBPP) | Riskesdas, 2018 menggunakan alat KB Modern | SKAP, 2019
Pemakaian KBPP pada usia 10 - 54 tahun didominasi oleh
12,1% Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi/
metode kontrasepsi jangka pendek. Unmet Need pada Wanita PUS | SKAP, 2019
Makin tingginya kasus Covid-19 di Indonesia dan adanya gangguan pada sistem pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap
perubahan pola pemakaian kontrasepsi, potensi meningkatnya putus pakai kontrasepsi, serta risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
Metode kontrasepsi yang paling banyak Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Oleh karena itu, beberapa hal yang dapat menjadi perhatian bagi masyarakat
dalam mengakses layanan serta informasi terkait KB dan Kesehatan Reproduksi, yaitu:
TUNDA KEHAMILAN SELAMA PANDEMI. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS), perencanaan kehamilan
agar tidak 4 T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak) terutama selama pandemi sangat diperlukan agar
calon ibu terhindar dari komplikasi kehamilan karena terganggunya daya tahan tubuh ibu serta gangguan kesehatan lainnya yang
dapat terjadi. Perlu juga mempertimbangkan kriteria layak hamil serta kemudahan akses mendapatkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
TENTUKAN PRIORITAS DAN MEMBUAT JANJI TEMU. Memetakan prioritas pemeriksaan perawatan
kesehatan yang perlu dilakukan, khususnya apabila terjadi keluhan/kondisi gawat darurat dan membuat janji terlebih dahulu
sebelum melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi penumpukan pengunjung
sambil menjaga jarak fisik. Selalu terapkan physical distancing dan gunakan masker ketika sakit atau berada di tempat umum.
HINDARI PUTUS PAKAI KONTRASEPSI. Bagi pengguna metode kontrasepsi jangka panjang seperti
IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak memungkinkan datang ke Faskes maka dapat menghubungi petugas
PLKB atau Kader agar bisa dilakukan kunjungan rumah atau mengganti metode kontrasepsi sementara menjadi Pil/Suntik KB
dan Kondom. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).
KB PASCA PERSALINAN BAGI IBU BERSALIN. Aktif melakukan konseling KB Pasca Persalinan (KBPP)
selama kehamilan. Ibu tetap bersalin di Faskes dan segera ke Faskes jika sudah ada tanda - tanda persalinan. Ibu yang telah
melahirkan sebaiknya segera menggunakan KBPP ( 0 - 42 hari setelah melahirkan) agar dapat menjaga jarak kehamilan dan
berkesempatan memulihkan kondisi rahim pasca melahirkan, memberi ASI Eksklusif, serta perhatian yang optimal kepada bayi.
SELALU UPDATE INFORMASI. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konseling
terkait KB dan Kesehatan Reproduksi dapat diperoleh secara online atau konsultasi via telepon/online chat.
Panduan operasional untuk Kawasan Asia Selatan dan Tenggara dan Pasifik: Keberlanjutan Pelayanan Kesehatan Esensial Seksual, Reproduksi,
Maternal, Neonatal, Anak, dan Remaja di Tengah Pandemi Covid-19. WHO, UNFPA, UNICEF. 2020. https://www.who.int
Panduan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Pandemi Covid-19.
Panduan Pelayanan KB Dalam Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Kementerian Kesehatan RI. 2020. https://kesga.kemkes.go.id
Impact of the Covid19 Pandemic on FP, and Ending GBV, FGM, and Child Marriage. UNFPA. 2020. https://www.unfpa.org