Anda di halaman 1dari 82

-- Ed. 1. --Cet. 1-- Depok: Rajawali Pers, 2017.

xiv, 66 hlm., 23 cm
Bibliografi: hlm. 62
ISBN 978-602-425-448-3

1. Perikanan tangkap -- Natuna. I. Judul II. Armen Zulham. III. Subaryono IV. Anggawangsa, Regi F.
639.220 959 814 33
Hak cipta 2017, pada penulis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit
2017. 1899 RP
Dr. Armen Zulham
Dr. Subaryono, S.Pi., M,Si.,
Regi F. Anggawangsa, M.Si
REKOMENDASI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP
DI NATUNA DAN SEKITARNYA
Cetakan ke-1, Desember 2017
Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Depok
Desain cover oleh octiviena@gmail.com
Dicetak di Rajawali Printing

PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id Http: //www.rajagrafindo.co.id

Pusat Riset Perikanan


Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan
Tim Penyusun:
Dr. Armen Zulham
Dr. Subaryono, S.Pi., M,Si.,
Regi F. Anggawangsa, M.Si

Editor:
Prof. Dr. Wudianto
Prof. Dr. Mulyono Baskoro
Dr. Wijopriono
Ir. Badrudin

Redaktur:
Tri Handanari
Niken Winarsih
Dwi Prasetyo

Penerbit:
PT. RajaGrafindo Persada

Anggota IKAPI:
109/DKI/88
Sambutan Laut Natuna Utara,
merupakan salah
Kepala Pusat Riset satu beranda
Perikanan penting negara
Republik Indonesia.
Kawasan tersebut
saat ini, menjadi prioritas pembangunan,
setelah sekian lama kurang disentuh oleh
program pembangunan. Padahal, potensi
ekonomi dan sumber daya alam pada laut
tersebut cukup menjanjikan. Saat ini
berbagai infrastruktur dibangun pada
kawasan Laut Natuna Utara. Tujuannya
antara lain untuk men­s ejahterakan
masyarakat perikanan dan membangun
perekonomian di Kabupaten Natuna.
Pada Lapangan Usaha Perikanan,
pemerintah (Kementerian Kelautan dan
Perikanan) telah menetapkan kawasan
Laut Natuna Utara sebagai Sentra Kelautan
dan Perikanan Terpadu. Pada kawasan
tersebut telah di­b angun Pelabuhan
Perikanan Natuna di Selat Lampa.
Pelabuhan perikanan tersebut diharapkan
dapat berperan membangun ekonomi
Kabupaten Natuna pada masa yang
akan datang. Peran ekonomi Pelabuhan
Perikanan Selat Lampa dapat menjadi
subtitusi dari redupnya kontribusi minyak
dan gas dalam peningkatan perekonomian
Kabupaten Natuna di masa yang akan
datang.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya iii


Kehadiran buku yang membahas pada WPP 711 Laut Natuna Utara sangat
posisi perikanan pada perekonomian komplek. Menurut buku ini, keunikan
Natuna ini, mempunyai makna tersendiri potensi sumber daya, pelaku yang
bagi, para pemangku kepentingan memanfaat sumber daya serta pasar dari
yang terkait dengan pengembangan produk yang dihasilkannya, harus menjadi
perekonomian Natuna. Sekurang- pertimbangan dalam mengembangkan
kurangnya isi buku ini dapat memberi perikanan di Natuna.
arah program/kegiatan yang harus Sebagai penutup, saya mengucap­
dipersiapkan untuk memperkuat peran kan selamat kepada tim penulis atas
Lapangan Usaha Perikanan di Natuna. ketekunan dan kegigihannya, sehingga
Sehingga, investasi untuk membangun dapat menerbitkan buku yang dimaksud.
Pelabuhan Perikanan Natuna di Selat harapan saya buku ini ikut kontribusi dalam
Lampa dapat memberi warna dalam pembangunan perikanan di Kabupaten
perekonomian Natuna. Natuna.
Saya mengucapkan terima kasih
kepada tim penulis buku “REKOMENDASI
PENGEMBANGAN PERIKANAN
Jakarta, Desember 2017
TA N G K A P D I N AT U N A D A N
SEKITARNYA”. Buku ini merupakan hasil
penelitian, dan diskusi dengan berbagai
pihak tentang permasalahan perikanan di Dr. Toni Ruchimat
Laut Natuna Utara pada tahun 2017. Kepala Pusat Riset Perikanan
Saya cermati, isi buku telah memberi­
kan pengetahuan baru tentang strategi
pengembangan perikanan di Laut Natuna
Utara. Informasi yang disampaikan dalam
buku ini, telah memberi wawasan kepada
kita, bahwa pengembangan perikanan

iv Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


S
yukur Alhamdulillah, tim
Kata Pengantar penulis telah selesai mem­
Penulis persiapkan buku berjudul; “RE­
KOMENDASI PENGEMBA­
NGAN PERIKANAN TANGKAP DI
NATUNA DAN SEKITAR NYA”. Buku
ini ditulis berdasarkan hasil penelitian
lapang­an yang dilakukan tim penulis
di Kabupaten Natuna pada bulan
Oktober 2017.
Penulisan buku ini dimaksud­kan
untuk menghimpun data dan informasi
mengenai kondisi perikanan di perairan
Laut Natuna Utara, sehingga data dan dan
Informasi tersebut dapat berguna dalam
mempelajari hal-hal seperti ini;
1. Prospek perikanan tangkap laut pada
perekonomian Kabupaten Natuna.
Karena, selama ini perekonomian
Kabupaten Natuna ditopang oleh
minyak dan Gas.
2. Kondisi potensi sumber daya
serta pemanfaatan sumber daya
perikanan pada WPP 711 dan
implikasinya pada perairan Laut
Natuna Utara.
3. Karakteristik Pemanfaatan sumber
daya perikanan di Laut Natuna
Utara, serta perannya dalam per­
ekonomian Kabupaten Natuna.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya v


Ketiga butir yang disebutkan diatas, melakukan survey/ dan diberi
menjadi bahan pengembangan perikanan kesempatan untuk menerbit­kan
tangkap laut pada perairan Laut Natuna hasil kajian dalam bentuk buku.
Utara yang dibahas dalam buku ini. b. Para pejabat dilingkup Dinas
Pembahasan semakin penting, karena Perikanan Kabupaten Natuna, yang
Kabupaten Natuna dipilih sebagai salah telah memberi data dan informasi
satu lokasi penting dari Program Sentra yang terkait dengan program
Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) perikanan di Kabupaten Natuna,
di Selat Lampa. serta berbagai data sekunder yang
Data dan informasi untuk mem­ terkait dengan perikanan tangkap
pelajari hal yang disebutkan diatas, laut dan industri pengolahan
dikumpulkan melalui wawancara perikanan di Natuna.
dengan para pelaku usaha (terutama c. Para pejabat lingkup Dinas
nelayan, pengolah hasil perikanan, serta Perdagangan dan Per­industrian
pedagang), tokoh masyarakat pada desa- serta Koperasi dan UKM Kabupaten
desa sentra perikanan dan stakeholder Natuna serta Pe­nanggung Jawab
yang terkait dengan pengembangan SKPT Selat Lampa di Natuna yang
perikanan di Kabupaten Natuna. bersedia diwawancara dan memberi
Pengumpulan data dilakukan juga melalui pandangan dan informasi tentang
Focus Group Discussion. program perikanan yang sedang
Hasil analisis data dan informasi, dilakukan oleh pemerintah.
ditampilkan dan dikemas secara d. Koordinator penyuluh perikanan
sederhana. Bahasannya diharapkan Kabupaten Natuna yang telah
dapat memberi wawasan tentang kondisi mendampingi tim penulis selama
perikanan pada perairan Laut Natuna pengumpulan data di lapangan.
Utara.
Penulis mengharapkan, in­formasi
Pengumpulan data dan penulisan yang terdapat didalam buku ini dapat di­
buku ini, dapat diwujudkan atas peran gunakan sebagai pengetahuan baru untuk:
dan partisipasi dari berbagai pihak. Oleh perencana pembangunan perikanan,
sebab itu, penulis mengucapkan terima mahasiswa, dan para peneliti lain dalam
kasih kepada: rangka mengembangkan perikanan pada
a. Bapak Kepala Pusat Riset Perikanan, Laut Natuna Utara.
yang telah memberi kepercaya­
an kepada tim penulis untuk

vi Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Walaupun demikian, penulis
menyadari bahwa buku ini masih
memerlukan perbaikan karena terdapat
beberapa kelemahan yang tidak disadari.

Jakarta, Desember 2017

Tim Penulis

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya vii


B
uku berjudul: “REKOMEN­
Kata Pengantar DA S I P E N G E M B A N G A N

Penerbit PERIKANAN TANGKAP DI


NATUNA DAN SEKITARNYA”,
merupakan hasil penelitian yang perlu
dibaca.
Buku ini berisi informasi yang sangat
bermanfaat bagi praktisi pembangunan
perikanan, mahasiswa yang tertarik
mempelajari masalah perikanan di
kawasan Laut Natuna Utara. Para
pengusaha juga perlu membaca buku
ini, agar modal yang diinvestasikan pada
lapangan usaha perikanan (khususnya
perikanan tangkap) di Natuna tepat
sasaran dan menjamin bisnis perikanan
tersebut berkelanjutan. Data dan
informasi yang digunakan dalam buku
ini merupakan data terbaru hasil survey
dan diskusi dengan berbagai narasumber
di Natunan dan Jakarta pada tahun 2017.
Informasi yang terkait dengan
pengembangan perikanan pada Wilayah
Pengelolaan Perikanan 711 di Laut
Natuna Utara, dalam buku ini telah
dikemas dengan baik, menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti.
Selain itu, bahasan dalam buku
ini dikemas dalam hirarki yang tepat,
dengan mengulas karakteristik
kontribusi lapangan usaha yang dominan
dalam perekonomian Natuna, serta

viii Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


menjustifikasi pentingnya lapangan usaha perairan Laut Natuna Utara.Penerbit
perikanan pada masa yang akan datang. mengharapkan buku ini bermanfaat
Logika yang dibangun penulis buku untuk membangun perikanan tangkap
mampu merumuskan strategi untuk laut di Indonesia dan di Laut Natuna.
mengembangkan perikanan tangkap laut
di Laut Natuna Utara.
Oleh sebab itu, buku ini penting,
untuk praktisi pembangunan perikanan,
Jakarta, Desember 2017
dalam merumuskan kebijakan perikanan
tangkap di Natuna, mahasiswa serta
peneliti yang mempunyai kepentingan
untuk membangun perikanan pada PT. RajaGrafindo Persada

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya ix


Daftar Isi

DAFTAR ISI x
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT RISET
PERIKANAN iii
KATA PENGANTAR PENULIS v
KATA PENGANTAR PENERBIT viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
1. Perikanan dalam Perekonomian Kabupaten
Natuna 1
2. Keragaan Sumber daya Perikanan di Laut
Natuna Utara 8
2.1. Potensi Sumber Daya Perikanan 8
2.2. Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya 10
2.3. Jenis ikan potensial 13
3. Karakteristik Pemanfaatan Sumber Daya
Ikan di Laut Natuna Utara 17
3.1. Armada dan Alat Tangkap 17
3.2. Industri Perikanan 22
3.3. Infrastruktur dalam Pemanfaatan
Sumber Daya 27
3.4. Sosial Ekonomi dan Kelembagaan 36
3.4.1. Sosial Ekonomi 36
3.4.2. Kelembagaan 44
3.5. Pemasaran Ikan Natuna 46
3.6. Permasalahan Pemanfaatan Sumber
Daya Perikanan 48

x Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


4. Perspektif Pengembangan Perikanan
Tangkap Pada Laut Natuna Utara 53
5. Langkah kebijakan Pembangunan
Perikanan pada Laut Natuna Utara 57
6. PENUTUP : arti penting perikanan di Laut
Natuna Utara 60
Daftar Pustaka 62
Biodata Penulis 63

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya xi


Daftar Tabel

Tabel 1. Potensi Ikan pada WPP RI 711 termasuk Laut


Natuna Utara 9
Tabel 2. Persentase armada perikanan tangkap laut
asal Kabupaten Natuna, 2011 - 2016 18
Tabel 3. Armada Perikanan dari Tanjung Balai
Karimun di WPP 711, Laut Natuna Utara 20
Tabel 4. Kapal pengangkut ikan yang beroperasi di
Laut Natuna 21
Tabel 5. Sebaran industri perikanan di Kabupaten
Natuna, 2016 23
Tabel 6. Jumlah darmaga tradisional sebagai tempat
berlabuh Kapal / Perahu Nelayan di Natuna 31
Tabel 7. Kebutuhan BBM untuk armada penangkapan
ikan di Kabupaten Natuna, 2016 32
Tabel 8. Karakteristik dan kapasitas Cold Storage dan
pabrik es di Kabupaten Natuna, 2017 34
Tabel 9. Usaha pembuatan dan perawatan kapal/
perahu perikanan di Natuna, 2017 36
Tabel 10. Tingkat partisipasi Stakeholder pada
lapangan usaha perikanan menurut subsistem
di Natuna 38
Tabel 11. Karakteristik sosial ekonomi pelaku usaha
perikanan di Natuna 42
Tabel 12. Road map pengembangan perikanan asal
Natuna 57
Tabel 13. Road map pengembangan perikanan Natuna
dengan basis armada dari luar Natuna 58

xii Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Daftar Gambar

Gambar 1. Tingkat pemanfaatan sumber daya


ikan pada WPP 711 11
Gambar 2. Jenis ikan yang ditangkap oleh
armada perikanan pada perairan
Laut Natuna Utara, (Januari –
Nopember 2017) 16
Gambar 3. Persentase jumlah armada perikanan
tangkap laut asal kabupaten Natuna,
tahun 2016 18
Gambar 4. Jenis dan persentase perkembangan
alat tangkap yang digunakan nelayan
Natuna 19
Gambar 5. Penjemuran ikan teri, ikan teri asin
kemasan dan produk pede’ di desa
Cemaga,Kecamatan Bunguran
Selatan, 2017 24
Gambar 6. Perkembangan produksi industri
pengolahan hasil perikanan di
Kabupaten Natuna 2012 - 2016 24
Gambar 7. Fasilitas tempat pengolahan ikan
dan cold storage di pelabuhan
perikanan Natuna di Selat Lampa, 2017 27
Gambar 8. Darmaga tempat tambat labuh dan
bongkar ikan di Pering - Sepampang,
Natuna, 2017 28

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya xiii


Gambar 9. Pelabuhan perikanan Natuna di Selat
Lampa, 2017 30
Gambar 10. Stasiun pengisi bahan bakar minyak untuk
nelayan di Pelabuhan Perikanan Natuna
di Selat Lampa 33
Gambar 11. Armada penangkapan ikan Tanjung
Balai Karimun pada Perairan Pulau Tiga
Natuna, Oktober 2017 43
Gambar 12. Kapal Pengangkut ikanTanjung Balai
Karimun, di Pulau Tiga Natuna,
Oktober 2017 43
Gambar 13. Pembuatan es batu skala rumah
tangga di Natuna, Oktober 2017 50

xiv Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Perikanan Dalam
Perekonomian
Kabupaten Natuna

K
abupaten Natuna terletak pada
koordinat: 010 18’ 00” - 060 50’
15” Lintang Utara dan 1040 48’
30” – 1100 02’ 00” BT. dengan
luas wilayah sekitar 224.684,59 Km2.
Wilayah Kabupaten Natuna memiliki luas
lautan sebesar 99,11% atau 222.683,39
km2 dan 0.89% atau 2.001,30 km2 untuk,
luas daratannya (BPS Kabupaten Natuna,
2017).
Kabupaten Natuna memiliki 15
kecamatan. Kecamatan tersebut tersebar
pada dua gugus pulau, yaitu:
a. Gugus Pulau Natuna, yang terdiri
dari pulau pulau di Bunguran,
Sedanau, Midai, Pulau Laut dan
Pulau Tiga.
b. Gugus Pulau Serasan, yang terdiri atas
pulau pulau di Serasan, Subi Besar dan
Subi Kecil.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 1


Tingkat pemanfaatan lahan 2016 turun menjadi 5,6 juta barrel.
untuk kegiatan produktif (terutama Sedangkan produksi gas bumi turun dari
pertanian) pada dua gugus pulau 2 E+17 btu (british terminal unit) pada
tersebut sangat rendah. Dari total tahun 2012 menjadi 60,9 milyar btu.
luas daratan, 69% merupakan “lahan Penurunan produksi minyak dan gas ini
tidur” yang belum dimanfaatkan, 19% merupakan sifat dari sumberdaya yang
adalah lahan tadah hujan dan 12% non-renewable.
merupakan lahan kering. Pemanfaatan Saat ini, kontribusi lapangan
lahan tersebut tidaklah mudah bagi usaha pertanian (termasuk lapangan
masyarakat Kabupaten Natuna, karena usaha perikanan didalamnya), pada
perlu investasi, dan teknologi yang tepat perekonomian Natuna relatif kecil
untuk pemanfaatannya, sedangkan pasar dibawah 10,05%. Namun, jika kontribusi
dan jaringan distribusi hasil produksi dari lapangan usaha minyak dan gas diabaikan,
lahan itu harus dipikirkan pula. maka "Produk Domestik Regional Bruto
Oleh sebab itu, potensi sumber daya (PDRB)". Kabupaten Natuna pada tahun
di Laut Natuna Utara merupakan pilihan 2010 turun menjadi Rp 2,324 milyar
penyokong perekonomian Natuna.Pada dari Rp. 13,009 milyar. Pada tahun 2016
Laut Natuna Utara saat ini terdapat ladang merosot dari Rp. 14,540 milyar menjadi
minyak dan gas bumi. Beberapa peneliti Rp. 3,658 milyar. Data tersebut, menjadi
melaporkan, pada laut itu terdapat Barang dasar pemikiran, bahwa perekonomian
Muatan Kapal Tenggelam - BMKT (Ambari, Kabupaten Natuna sangat rentan,
2017 dan Kompas, 2017).Potensi ikan apalagi jika ladang minyak dan gas tidak
pelagis, ikan demersal dan ikan karang produktif lagi.
sangat menjanjikan (Pigawati, 2005, Suman Agar perekonomian Kabupaten
et al., 2014). Natuna dapat tumbuh, maka lapangan
Saat ini, perekonomian Kabupaten usaha perikanan perlu dipersiapkan
Natuna masih disokong oleh ladang sebagai salah satu lapangan usaha
minyak dan gas (BPS Kabupaten Natuna, yang siap membangun dan me­
2017). Namun, kontribusinya dalam ngembangkan perekonomian Natuna
perekonomian Natuna mulai menurun dimasa depan. Potensi lapangan usaha
dari 78,98% (2010) menjadi 74,84% pertanian (termasuk perikanan) dalam
(2016). Penurunan kontribusi ini semakin perekonomian Kabupaten Natuna (jika
cepat jika ladang minyak dan gas di cadangan minyak dan gas tidak produktif
lepas pantai Natuna tidak produktif lagi. lagi), dapat mencapai sekitar 40%
Pada tahun 2012, produksi minyak (48,67% - 2010 dan 40,65% - 2016).
mentah, Kabupaten Natuna sebesar Dengan tingkat pemanfaatan lahan
12,022 milyar barrel dan pada tahun yang rendah dan cadangan minyak

2 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


mentah dan gas alam semakin menipis, armada tersebut selama periode
maka perekonomian Kabupaten Natuna 2012 – 2016 adalah 1,6% per
pada masa yang akan datang tergantung tahun. Motor Tempel hanya 3,9%.
pada potensi sumber daya ikan yang Armada penangkapan ikan tersebut
terdapat pada Laut Natuna Utara. dioperasikan oleh 2 sampai 3 orang
Peningkatan peran lapangan usaha nelayan per kapal dengan jangkauan
perikanan (perikanan tangkap laut) di daerah operasi 10 mil sampai
Kabupaten Natuna dihadapkan pada 20 mil laut. Armada perikanan
beberapa keterbatasan, terkait dengan: ukuran 10 GT – 20 GT, 20 GT –
30 GT dan > 30 GT jumlahnya
a. Potensi sumberdaya ikan. Tingkat
masing-masing 25 unit, 4 unit dan
pemanfaatan beberapa jenis ikan
6 unit (Dinas Perikanan Kabupaten
pada Perairan Laut Natuna Utara
Natuna, 2017). Sebaliknya pada
(termasuk dalam WPP-RI 711)
perairan tersebut beroperasi
berdasarkan Keputusan Menteri
armada penangkapan ikan ukuran
Kelautan dan Perikanan No. 47/
20 GT – 145 GT jumlahnya hampir
KEPMEN-KP/2016, telah mencapai
mencapai 90 unit setiap bulan.
tingkat fully exploited (terutama
Armada tersebut berpangkalan
Ikan pelagis kecil, Udang paneid,
di Tanjung Balai Karimun, pulau
Lobster, Kepiting dan Cumi)
Tiga dan Sedanau dengan. Dan
sehingga pemanfaatannya harus
sekitar 61,4% dari armada tersebut
dikawal ketat. Sebaliknya kelompok
berpangkalan di Tanjung Balai
ikan pelagis besar masih pada
Karimun.
tahap tingkat eksploitasi moderat
dan kelompok ikan demersal, c. Alat tangkap. Alat tangkap yang
ikan karang, dan rajungan telah digunakan nelayan asal Natuna adalah
mencapai fully exploited. Namun pancing ulur, pancing tonda, bagan,
jika upaya tangkap ditambah perlu jaring pantai, kelong, rawai dan bubu
pengawasan yang ketat. (perangkap). Alat tangkap yang paling
dominan adalah bubu. Pada tahun
b. Armada penangkapan ikan di
2016, bubu mencapai 66,8% dari
Natuna. Di Laut Natuna Utara
total 20.459 unit alat tangkap. Laju
beroperasi armada penangkap ikan
pertumbuhan alat tangkap bubu dari
dari Natuna dan dari luar Natuna.
2011 – 2016 rata-rata 15,2% per
Pada tahun 2016 jumlah armada
tahun. Alat tangkap yang lain digunakan
tangkap asal Natuna adalah 4.107
nelayan adalah pancing ulur sekitar
unit. 58,4% merupakan armada
15,7% dari total alat tangkap yang
perikanan kapal motor skala kecil
ada, dengan laju pertumbuhan selama
1 GT – 5 GT. Laju pertumbuhan

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 3


periode yang sama sebesar 1,4%. e. Daya serap pasar lokal. Daya serap
Alat tangkap pancing tonda sekitar pasar lokal terhadap hasil tangkapan
10,6% dari alat tangkap yang ada. Alat nelayan sangat kecil. Pasar lokal
tangkap pancing tonda ini berkurang hanya mengandalkan permintaan
dari 2.792 unit (2011) menjadi 2.174 74.520 jiwa (19.296 KK) tahun 2015.
unit (2016) dengan laju penurunan Penduduk tersebut tersebar pada 12
sebesar 4,2% per tahun. Alat tangkap kecamatan dan setiap rumah tangga
rawai jumlahnya meningkat dari 181 rata-rata terdiri dari 4 orang dan
unit (2011) menjadi 559 unit (2016) setiap orang dalam rumah tangga
dengan laju pertumbuhan 18,8% per mengkonsumsi ikan sekitar 4 kg per
tahun (Dinas Perikanan Kabupaten bulan. Daya serap ikan sebagai bahan
Natuna, 2017). Penurunan jumlah baku industri pengolahan sangat kecil,
penggunaan alat tangkap pancing karena volume permintaan hasil
tonda ini, diperkirakan karena migrasi olahan skala rumah tangga, seperti
penggunaan alat tangkap pancing ikan asap, amplang dan lain-lain
tonda ke rawai di Natuna. masih terbatas. Volume permintaan
Disamping itu, di Laut Natuna kerupuk atom/amplang sekitar 1 ton
Utara beroperasi sekitar 84 armada per bulan. Permintaan tersebut bukan
perikanan dari luar Natuna. 74,7% karena konsumen lokal Natuna,
dari armada tersebut menggunakan tetapi karena pendatang sesaat yang
rawai dasar, 10,8% menggunakan gill berkunjung ke Natuna.
net, 8,4% menggunakan Purse Seine f. Orientasi pasar. Orientasi pasar dari
dan 6% menggunakan Bouke Ami. nelayan dan pengusaha terhadap
d. Infrastuktur pendukung kegiatan hasil perikanan Kabupaten Natuna
penangkapan ikan. Infrastruktur adalah orientasi ekspor (terutama
penangkapan ikan, seperti: darmaga ikan karang). Pasar ikan tongkol
tempat bongkar ikan serta kapasitas dan cakalang serta ikan pelagis kecil
kargo tranportasi dan distribusi adalah konsumen di Kalimantan
ikan sangat terbatas, stok bahan Barat. Padahal daerah tersebut
bakar minyak (BBM) tersedia mendapat pasokan ikan yang sama
namun distribusinya untuk armada dari daerah lain. Akibatnya harga
penangkapan ikan masih terkendala, ikan tersebut sangat rendah ketika
cold storage dan pabrik es yang ada kelebihan pasokan dan akan mahal
kapasitasnya tidak mencukupi karena ketika tidak ada pasokan (terutama
suplai listrik masih terbatas.

4 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


tidak musim ikan). Dengan prospek pengolahan ikan dan 0,3% terkait
pasar yang demikian, tidak ada dengan industri pembuatan kapal/ perahu
insentif bagi investor untuk penangkap ikan.
membangun usaha pengolahan ikan Kondisi diatas, sebagian telah
yang moderen di Natuna. diperbaiki oleh pemerintah, melalui:
perbaikan layanan distribusi barang
Dengan keterbatasan seperti yang
dan jasa melalui tol laut, membangun
diuraikan diatas, maka sekitar 27,3% dari
pelabuhan perikanan Natuna di Selat
75.282 jiwa penduduk Natuna hidupnya
Lampa yang dilengkapi cold storage dan
tergantung pada Lapangan Usaha
suplai BBM, memberi bantuan kapal dan
Perikanan (BPS Natuna, 2017). Itu artinya
alat tangkap ikan kepada nelayan melalui
terdapat 20.571 jiwa dari masyarakat
koperasi di Natuna.
Natuna yang ekonominya tergantung
langsung pada potensi perikanan. 97,6% Data kontribusi PDRB Kabupaten
tergantung pada kegiatan penangkapan Natuna menunjukkan peran Pemerintah
ikan, 1% terkait dengan perdagangan Pusat dalam pengembangan perikanan
ikan, 1,1% berhubungan dengan usaha dan perekonomian Natuna sangat

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 5


diperlukan. Selama periode 2010 – a. Perikanan dalam perekonomian
2016, kontribusi Lapangan Usaha Natuna. Bagian ini memberi
Administarsi Pemerintah Daerah dalam gambaran tentang per­ekonomian
PDRB Kabupaten Natuna sangat kecil, Kabupaten Natuna, karakteristik
1,7% per tahun (dengan minyak dan gas lapangan usaha dalam perekonomian
dan 6,34% per tahun tanpa minyak dan tersebut. Pada bagian ini diulas
gas. Kontribusi belanja pemerintah daerah secara singkat, kendala dan potensi
dalam PDRB tersebut belum dapat pengembangan, Lapangan Usaha
memberi peran yang signifikan dalam Perikanan (tangkap laut) Kabupaten
mendorong perekonomian Kabupaten Natuna.
Natuna termasuk memberi insentif b. Sumber daya perikanan di Kabupaten
pada investor (perikanan) berinvestasi Natuna. Membahas tentang potensi
di Natuna. perikanan Kabupaten Natuna
Pada tahun 2015, dari total dan tingkat pemanfaatan potensi
anggar­an belanja pemerintah daerah tersebut dan jenis-jenis ikan
Kabupaten Natuna (Rp. 812,753 milyar), potensial di Kabupaten Natuna.
maka belanja modal yang dikeluarkan c. Karakteristik pemanfaat sumber
pemerintah daerah untuk membangun daya. Bagian ini membahas tentang
berbagai infrastruktur di Natuna karakteristik dari berbagai sarana dan
mencapai 40,3%, dan 44,9 % lainnya prasarana pemanfaat sumberdaya
untuk belanja pegawai. Alokasi anggaran perikanan di Kabupaten Natuna,
tersebut sangat terbatas, apalagi didalam keragaan sosial ekonomi dan
perekonomian Natuna terdapat berbagai kelembagaan, serta perdagangan
lapangan usaha yang harus distimukus dan pemasaran. Bagian ini juga
oleh Pemerintah Daerah. membahas permasalahan dalam
Oleh sebab itu, tujuan dari tulisan ini pemanfaatan potensi perikanan di
adalah untuk memberi gambaran tentang Kabupaten Natuna.
karakteristik dan potensi usaha perikanan d. Perspektif Pengembangan Perikanan
tangkap laut dalam perekonomian Natuna. Dengan mengasumsikan
Natuna, serta merumuskan strategi Lapangan Usaha Minyak dan Gas
pengembangan perikanan tangkap laut perannya semakin berkurang,
di Kabupaten Natuna. maka perekonomian Kabupaten
Untuk mencapai tujuan yang Natuna dikembangkan dengan
dimaksud, maka buku ini dirancang memanfaatkan potensi sumber daya
dengan susunan sebagai berikut: perikanan yang ada. Pengalaman

6 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


menunjukkan pengembangan
pemanfaatan potensi tersebut
harus berdasarkan pada “market
driven oriented” bukan berdasarkan
“supply driven”. Dengan demikian,
perikanan di Kabupaten Natuna
harus dikembangkan berdasarkan
jenis ikan yang dibutuhkan pasar.
e. Penutup. Memberi gambaran
tentang langkah kebijakan yang
perlu dipertimbangkan untuk
mengembangkan perikanan di
Kabupaten Natuna. Termasuk
jumlah armada perikanan tangkap
yang harus dimobilisasi.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 7


Keragaan Sumber
Daya Perikanan di
Laut Natuna Utara

2.1. Potensi Sumber Daya


Perikanan
Laut Natuna Utara, merupakan
bagian dari Wilayah Pengelolaan Per­
ikanan Negara Republik Indonesia
(WPP NRI) 711. Perairan tersebut
meliputi: perairan Selat Karimata, Laut
Natuna Utara dan Laut Cina Selatan.
Laut Natuna Utara merupakan perairan
strategis dengan berbagai potensi,
termasuk potensi sumber daya ikan
(Suman et al., 2014).
Luas perairan WPP 711, mencapai
595.000 km2 dan menjadi habitat bagi
ribuan jenis ikan dan biota laut. Tingginya
keanekaragaman dan kelimpahan ikan
pada perairan tersebut, menjadi lokasi
pilihan armada perikanan dari berbagai
daerah beroperasi pada kawasan ini.

8 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Perairan WPP 711 termasuk Laut 34,59%, ikan pelagis besar 17,40%, ikan
Natuna Utara kaya dengan berbagai demersal meningkat menjadi 35,03%,
potensi ikan. Potensi ikan itu, didasarkan ikan karang 2,13%, Udang Paneid 6,82%,
pada data dari Keputusan menteri Kelautan Lobster 0,09%, Kepiting 0,04%, Rajungan
dan Perikanan No. 45/MEN/2011 dan 0,83%, Cumi-Cumi meningkat menjadi
Kepmen KP No. 47/KEPMEN-KP/2016, 3,07%.
dan dapat dipelajari pada Tabel 1. Potensi ikan pada tahun 2017 di WPP
Tabel 1, menunjukkan sejak 2011 711, berdasarkan Kepmen KP No. 50/
sampai 2016 potensi ikan pada WPP Kepmen-KP/2017 adalah 767.155 ton.
RI 711 dapat dikatakan meningkat dari Angka ini menunjukkan potensi ikan pada
1.059 ribu ton pada tahun 2011 menjadi WPP tersebut turun dibandingkan tahun
1.143,3 ribu ton pada tahun 2016. Angka 2011 dan tahun 2016.Hal ini berarti laju
tersebut menunjukkan laju pertumbuhan pemanfaatan potensi ikan lebih tinggi dari
potensi ikan pada WPP 711 sebesar 1,5% laju pemulihan potensi ikan yang terdapat
per tahun. pada WPP 711.
Pada tahun 2011, dari total potensi Hasil pantauan Unit Pelaksanaan
ikan 1.059 ribu ton, terdapat: ikan pelagis Teknis Daerah (UPTD) Pangkalan
kecil 58,7%, ikan pelagis besar 6,2%, ikan Pendaratan Ikan Pulau Tiga tahun 2017
demersal 31,6% , ikan karang 2%, udang mengatakan, yang memburu potensi ikan
1,1%, Lobster 0,04%, cumi-cumi 0,3%. pada Laut Natuna Utara adalah nelayan
Pada tahun 2016 total potensi ikan tersebut dari Kabupaten Natuna, dan dari luar
meningkat menjadi 1.143,3 ribu ton, yang Kabupaten Natuna terutama nelayan dari
terdiri dari: ikan pelagis kecil turun menjadi Tanjung Balai Karimun.

Tabel 1. Potensi Ikan pada WPP RI 711 termasuk Laut Natuna Utara
Laju pertumbuhan potensi ikan
Kelompok Jenis Potensi Ikan (ton)
per tahun (r%)
Ikan
2011a) 2016b) 2017c) 2011-2016 2011-2017
Pelagis Kecil 621.500 395.451 330.284 (9) (10,5)
Pelagis Besar 66.100 198.994 185.885 22,0 17,2
Demersal 334.800 400.517 131.070 3,6 (15,6)
Karang 21.600 24.300 20.625 2,4 (0.8)
Udang Paneid 11.900 78.005 62.342 37,6 27,6
Lobster 400 979 1.421 17,9 21,1
Kepiting tda 502 2.318 - -
Rajungan tda 9.437 9.711 - -
Cumi-cumi 2.700 35.155 23.499 51,3 36,1
Total Potensi 1.059.000 1.143.340 767.155 1,5 (5,4)
Sumber: a) Kepmen KP No. 45/MEN/2011
b) Kepmen KP No. 47/KEPMEN-KP/2016
c) Kepmen KP No. 50/KEPMEN-KP/2017

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 9


Pertumbuhan potensi ikan pelagis Tulisan ini, melihat laju pertumbuhan
kecil menurun rata-rata 9% per tahun potensi ikan tersebut tidak hanya
(2011-2016) dan 10,5% (2011-2017). dipengaruhi oleh dinamika populasi
Intensifnya penangkapan ikan pelagis ikan, tetapi seperti yang dijelaskan
kecil menjadi pemicu turunnya potensi Schaefer (1954) dan Schaefer (1957) atau
ikan tersebut pada perairan WPP RI 711. Copes (1972) dipengaruhi oleh efektifitas
Potensi beberapa jenis ikan dalam kebijakan pemerintah dalam mengatur
tekanan penangkapan yang tinggi, armada perikanan yang beroperasi pada
seperti: ikan demersal dan ikan karang. perairan (WPP 711).
Kedua jenis ikan ini potensinya semakin
merosot.Hal ini terlihat dari pertumbuhan 2.2. Tingkat Pemanfaatan Sumber
potensi ikan. Pertumbuhan potensi ikan Daya Ikan
demersal dari 3,6% (2011-2016) dan
pada periode 2011-2017 turun menjadi Pemanfaatan potensi sumber daya
15,6%. Sedangkan pertumbuhan ikan ikan pada Perairan Natuna (Utara)
karang pada 2011-2016 sebesar 2,4%, telah dimulai pada Abad 10 M, namun
merosot menjadi sebesar 0.8% pada jumlahnya sangat terbatas.Natuna saat itu
periode 2011-2017. seperti yang ditulis oleh Scottenhammer
(2012) merupakan pusat persinggahan
Selain itu, potensi ikan pelagis besar,
kapal dari Tiongkok menuju kawasan
udang paneid, lobster dan cumi perlu
ekonomi di Asia Tenggara.
mendapat perhatian khusus, walaupun
pertumbuhan potensinya meningkat, Eksploitasi potensi ikan di per­
tetapi ikan jenis tersebut cukup intensif airan Natuna semakin masif, karena
dieksploitasi oleh nelayan. berkembangnya industri perikanan
Thailand, serta digunakan alat tangkap
Pertumbuhan ikan pelagis besar,
purse seine pada tahun 1980-an. Alat
udang paneid, masing masing tumbuh
tangkap ini, menjadi pilihan karena
sebesar 22% dan 37,6% pada periode
secara teknis dapat menangkap ikan
2011-2016 dan periode 2011-2017
pelagis kecil dalam jumlah besar dan
masing-masing turun menjadi 17,2% dan
memberi keuntungan secara ekonomis
27,6%. Hal ini mengindikasikan potensi
(Akbar, 2003).
kedua jenis ikan tersebut eksploitasinya
semakin meningkat. Hal yang sama Gambaran umum tingkat pe­
ditunjukkan oleh potensi cumi walaupun manfaatan potensi ikan pada WPP RI 711
potensinya masih cukup baik, namun dapat dipelajari pada gambar 1. Gambar
pertumbuhan potensinya cenderung tersebut, menunjukkan pertumbuhan
merosot dari 51,3% (2011-2016) menjadi total potensi ikan periode 2011-2016
36,1% (2011-2017). adalah 1,5% per tahun dan periode 2011-

10 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


2017 adalah (5,4%) per tahun. Hal ini ini, dipicu oleh beberapa faktor, seperti
menunjukkan tingkat pemanfaatan potensi tingginya effort penangkapan ikan pelagis
ikan di WPP 711 sangat tinggi.Beberapa kecil pada WPP 711 yang tidak sesuai
jenis kelompok ikan, seperti ikan pelagis dengan potensi ikan yang ada. Buktinya,
kecil, udang paneid lobster, kepiting dan bagan apung jumlahnya meningkat dari
cumi-cumi telah lebih tangkap. 69 unit pada tahun 2011 menjadi 119
Jika diperhatikan Tabel 1 dan unit pada tahun 2016, pukat pantai dari
Gambar 1, kelebihan tangkap jenis ikan 287 unit tahun 2011 menjadi 449 unit
pelagis kecil pada WPP 711, dipengaruhi tahun 2016. Kehadiran alat tersebut
oleh rendahnya pertumbuhan potensi pada perairan pantai di Natuna ikut
ikan pelagis kecil (9%) per tahun (2011- berkontribusi menurunkan potensi ikan
2016) dan (10,5%) selama 2011- 2017. pada kawasan itu.
Pertumbuhan potensi ikan yang rendah

Keterangan: - diagram solid adalah tingkat pemanfaatan tahun 2011.


- diagram tidak solid (kotak-kotak) merupakan tingkat pemanfaatan tahun 2016.
- diagram tidak solid (vertikal) menunjukkan tingkat pemanfatan tahun 2017.
- tingkat pemanfaatan: warna merah = over exploited; warna kuning = fully exploited; warna hijau
= moderate.

Gambar 1. Tingkat Pemanfaatan sumber daya ikan pada WPP 711.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 11


Tingkat pemanfaatan ikan pelagis itu komposisi ikan pelagis besar sekitar
besar pada WPP RI 711, telah bergeser dari 6,2% (2011), 17,4% dan 24, 2% (2017).
tingkat pemanfaatan yang moderat menjadi Sementara itu, tingkat pe­manfaatan
fully exploited. Jika effort penangkapan potensi rajungan pada WPP 711 pada
ikan pelagis besar pada WPP 711 tahun 2016, masih pada tingkat moderat
ditingkatkan, maka pemanfaatnya harus (0,6) dan pada tahun 2017 tingkat
tetap dikendalikan. Pengendalian yang pemanfaatannya telah over exploited (1,2).
ketat hasus dilakukan karena pertumbuhan Tingkat pemanfaatan potensi kepiting
potensi ikan pelagis besar selama periode telah mencapai over exploited. Tingkat
2011 dan 2016 yang mencapai 22% pemanfaatan potensi kepiting menunjukkan
per tahun menjadi berkurang menuju angka 1,4. Potensi rajungan dan kepiting pada
17,2% pada tahun 2011 – 2017. Atau perairan Kabupaten Natuna berada pada
tingkat eksploitasinya yang rendah (0,4) kawasan Bakau di gugusan pulau pulau yang
pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,9 disebutkan diatas. Potensi ini dimanfaatkan
pada tahun 2017. Walaupun jumlah ikan dengan menggunakan alat tangkap bubu
pelagis besar di WPP 711 meningkat dari yang banyak dimiliki oleh nelayan Kabupaten
66.100 ton pada tahun 2011 menjadi Natuna. Jumlah bubu di Kabupaten Natuna
198.994 dan 185.885 ton pada tahun meningkat dari 5.488 unit pada tahun 2011
2016 dan 2017. Armada penangkapan menjadi 13.660 unit pada tahun 2016. Laju
ikan harus menghindari menangkap ikan pertumbuhan alat tangkap bubu selama 2011
pelagis besar yang matang gonad, karena – 2016 sebesar 15,2% per tahun.
jika komposisi ikan matang gonad, yang
Sementara itu tingkat pe­manfaatan
ditangkap mendekati 25% akan berpotensi
potensi ikan karang pada WPP 711
mengganggu pertumbuhan potensi ikan
telah pada tahun 2016 telah mencapai
tersebut.
indek 0,9 (fully exploited) dan pada tahun
Penangkapan ikan pelagis besar pada 2017 telah mencapai 1.5 (over exploited).
umumnya menggunakan alat tangkap Pemanfaatan potensi ikan karang harus
pancing ulur dan pancing tonda. Jumlah diawasi dengan ketat. Nelayan Kabupaten
armada yang menggunakan pancing ulur Natuna menangkap ikan karang dengan alat
pada tahun 2011 adalah 2.598 unit dan tangkap pancing ulur atau pancing tonda.
pada tahun 2016 meningkat menjadi Untuk menangkap ikan karang nelayan
3.213 unit. Armada penangkapan pancing Kabupaten Natuna menggunakan fish
tonda pada tahun 2011 tercatat sebanyak finder untuk mencari lokasi “gosong” yang
2.792 unit dan pada tahun 2016 turun terdapat pada perairan Laut Natuna Utara.
menjadi 2.174 unit. Penurunan armada Pada gosong tersebut mereka menangkap
pancing tonda tersebut diperkirakan ikan karang dengan menggunakan pancing
terkait efisiensi biaya operasional. Selain ulur atau bubu.

12 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Gambar 1, menunjukkan tingkat 2.3. Jenis ikan potensial
pemanfaatan potensi undang dkk di WPP
RI 711 yang masing-masing mencapai Gambar 2, memberi informasi
1,5; 1,1 dan 2,0 (over exploited) pada tentang jenis ikan potensial yang ditangkap
tahun 2016, dan pada tahun 2017 tingkat armada perikanan pada perairan Laut
pemanfaatan potensi udang paneid Natuna Utara. Data tersebut merupakan
dan lobster menjadi moderat (0,5) dan data hasil pencatatan petugas syahbandar
cumi masih over exploited (1,8). Hasil perikanan di Pulau Tiga dari Januari
wawancara dengan responden dilapangan 2017 sampai November 2017 terhadap
menunjukkan sangat sulit mendapat ketiga armada perikanan yang berpangkalan
jenis komoditas perikanan tersebut saat di: Tanjung Balai Karimun, Pulau Tiga,
ini. Pada tahun 2016, dari total potensi Serasan, Tarempa, Midai, Pulau Laut,
ikan pada WPP 711 (1.143.340 ton), Ranai, Subi dan Tambelahan.
udang paneid hanya 6,82%, lobster sekitar Total hasil tangkapan 2.687,8
0.09% dan cumi hanya 3,07%. ton ikan hasil tangkapan 2017, me­
Dokumen penelitian tetang nunjukkan terdapat berbagai jenis ikan
lobster pada kawasan Laut Cina Selatan yang ditangkap nelayan di Perairan
menunjukkan Laut Natuna Utara Laut Natuna. Selama Januari sampai
bukanlah habitat utama dari lobster Nopember 2017 ikan yang jumlah hasil
(tropical spiny lobster) seperti perairan tangkapannya sangat kecil adalah ikan
pesisir Vietnam (Williams, 2004), apalagi Ketambak (500 kg), Ikan Mengkalat (2
potensi lobster pada WPP 711 sangat ton), Ekor Kuning (1 ton), Kuwe (5,1
kecil jumlahnya. Sementara, cumi-cumi ton), Mata Besar (1,2 ton), Tenggiri
berdasarkan data yang dihimpun oleh (300 kg), Hiu dan pari (450 kg). Pada
petugas perikanan di Pulau Tiga Natuna hasil pencatatan itu tidak ditemui hasil
ditangkap oleh armada Bouke Ami tangkapan lobster dan udang paneid.
dari PPS Nizam Zachman dan Muara Sementara itu, jenis ikan yang komposisi
Angke. Pada tahun 2017, jumlah cumi hasil tangkapannya cukup besar yang
yang ditangkap armada Bouke Ami ditangkap nelayan di Laut Natuna Utara
mencapai 237,9 ton. Pada perairan Laut selama Januari 2017 sampai Nopember
Natuna Utara, Bouke Ami bukan hanya 2017 adalah:
menangkap cumi tetapi menangkap ikan
pelagis kecil.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 13


a. Kerapu yang mencapai 301,9 ton c. Kakap Merah sekitar 208,9 ton
(11,23 % dari total hasil tangkapan). (7,8% dari total hasil tangkapan),
Beberapa jenis ikan Kerapu ditangkap Kakap Merah ini dalam istilah
nelayan di Natuna seperti: Kerapu nelayan setempat disebut sebagai
Silang (20,3 ton), Kerapu Tiger (67,2 Anggoli.
ton), Kerapu Cantik (63,3 ton), d. Kurisi mencapai 252 ton (9,38%
Kerapu Gepeng (35,2 ton), Kerapu dari total hasil tangkapan).
Bakau (56,4 ton), Kerapu Hybrid
e. Manyung sekitar 318,1 ton (11,8%
(59,4 ton).
dari total hasil tangkapan).
b. Kurisi Bali yang mencapai 233,1 ton
(8,7% dari total hasil tangkapan).

14 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


f. Gurita sebanyak 138,5 ton (5,2%
dari total hasil tangkapan).
g. Cumi- cumi sekitar 237,9 ton
(8,9% dari total hasil tangkapan).
h. Tongkol dan Layang masing-masing
sebesar 311,2 ton dan 451,7 ton, atau
sekitar 11,6% dan 16,8% dari total
hasil tangkapan.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 15


Total Hasil Tangkapan ikan
2.687,8 ton

Sumber: Syahbandar Perikanan Pulau Tiga Kabupaten Natuna, 2017

Gambar 2. Jenis ikan yang ditangkap oleh Armada Perikanan pada perairan Laut Natuna
Utara, (Januari – Nopember 2017).

Lima jenis ikan yang pertama Sedangkan ikan Tongkol dan


merupakan ikan yang dicari oleh ikan Layang pasar utamanya adalah di
konsumen di Singapura dan dikirim Kalimantan Barat.Jika di Kalimantan Barat
melalui Tanjung Balai Karimun dan (Pemangkat dan Singkawang), suplai ikan
Batam. Sedangkan Gurita dan Cumi tersebut melimpah sehingga harganya
Cumi merupakan komoditas ekspor sangat murah, akhirnya ikan tersebut
yang dikirim melalui Jakarta. dibawa dengan kapal pengangkut ke
Jakarta.

16 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Karakteristik
Pemanfaatan
Sumber Daya Ikan di
Laut Natuna Utara

3.1. Armada dan Alat Tangkap


Hasil wawancara dengan responden
di desa Semedang di Kecamatan
Bunguran Barat, desa Tanjung Kumbik
Kecamatan Pulau Tiga, desa Sepampang
dan desa Bandarsyah di Kecamatan
Bungguran Timur, serta desa Tanjung
di Kecamatan Bungguran Timur Laut,
mengatakan pada WPP 711 - perairan
Laut Natuna Utara beroperasi armada
penangkapan ikan dari Kabupaten
Natuna dan yang berasal dari luar
Kabupaten Natuna.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 17


Karakteristik armada pe­nangkapan persentase distribusi jumlah armada
ikan menurut asal armada pe­nangkapan ter­ perikanan tangkap laut asal Kabupaten
sebut sangat berbeda. Tabel 2, menunjukkan Natuna.

Tabel 2. Persentase armada perikanan tangkap laut asal Kabupaten Natuna, 2011 - 2016

Tahun
Jenis Armada r (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PTM (%) 25,8 31,5 21,1 28,3 30,4 27,6 1.8
MT (%) 8,4 3,7 2,0 2,3 2,2 3,9 -12.3
KM (%) 65,8 64,9 76,9 69,3 67,4 68,5 1.3
Jumlah (Unit) 3.948 3.508 3.824 3.964 4.089 4.107 0.7
Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Natuna, berbagai terbitan.

Armada perikanan tangkap laut, asal perairan sampai 10 mil dari pantai. Armada
Kabupaen Natuna terdiri dari armada Kapal Motor dari Kabupaten Natuna
perikanan: Perahu Tanpa Motor (PTM), umumnya berukuran 1 GT – 5GT dan
Motor Tempel (MT) dan Kapal Motor menangkap ikan melebihi batas 20 mil dari
(KM). Armada PTM umumnya digunakan perairan pantai. Jumlah armada 1 GT–5 GT
nelayan Natuna untuk menangkap ikan tersebut pada tahun 2016 mencapai 2.398
pada perairan pantai disekitar dua gugus unit (54,8% dari total armada perikanan
pulau di Natuna. Motor Tempel digunakan Kabupaten Natuna 2016 - 4.107 unit),
nelayan untuk menangkap ikan pada seperti pada Gambar 3.

Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Natuna, (2016)

Gambar 3. Persentase Jumlah Armada Perikanan Tangkap Laut Asal Kabupaten Natuna,
tahun 2016

18 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Pada WPP 711, laju pertumbuhan diwawancara, 34,6% investasi armada
total armada perikanan tangkap tangkap berasal dari modal sendiri,
Kabupaten Natuna selama 2011 – 2016 11,5% dari bank komersial, sementara
adalah 0,7% per tahun (Tabel 2). Dengan yang bersumber dari tengkulak hanya
komposisi utama adalah 58,4% armada 7,7%. Sedangkan dari 10 responden
perikanan ukuran 1 GT – 5 GT. Sementara yang diwawancara di Kecamatan Pulau
laju pertumbuhan armada perikanan Tiga 80% responden menggunakan
ukuran 5 GT – 10 GT (9,3% per tahun), dana sendiri untuk investasi armada
10 GT – 20 GT (0,6% per tahun), 20 penangkapan ikan.
GT – 30 GT (0,09% per tahun) dan > Data tentang jenis alat tangkap
30 GT tumbuh sebesar 0,15% per tahun. menurut ukuran armada perikanan pada
Perkembangan armada perikanan usaha perikanan asal Kabupaten Natuna
asal Natuna tersebut relatif lambat. Hal belum tercatat pada statistik perikanan
ini disebabkan karena investasi yang Kabupaten Natuna. Oleh sebab, untuk
dimiliki nelayan untuk membangun mendapat gambaran tentang alat tangkap
armada perikanan sangat terbatas. Dan yang digunakan oleh nelayan Kabupaten
investasi berasal dari sumber tidak formal Natuna dapat dipelajari melalui Gambar 4.
seperti tengkulak, tabungan pribadi. Pada Gambar 4, memberi gambaran
Kecamatan Bungguran Timur misalnya, tentang perkembangan alat tangkap yang
dari 30 responden yang diwawancara, digunakan oleh armada perikanan asal
investasi untuk armada perikanan tangkap Kabupaten Natuna. Alat tangkap sero
laut 50% berasal dari tengkulak. Nelayan tidak ditampilkan pada gambar tersebut
yang mengunakan invesatsi sendiri hanya karena jumlahnya sangat kecil dan
13,3%. Sebaliknya, pada Kecamatan jumlahnya terus berkurang dari 96 unit
Bunguran Barat dari 26 responden yang 2013 menjadi 12 unit pada tahun 2016.

Sumber: Statistik Perikanan Kabupaten Natuna (2011 – 2016)

Gambar 4. Jenis dan persentase perkembangan alat tangkap yang digunakan nelayan Natuna

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 19


Alat tangkap bubu merupakan alat dari 26 responden yang diwawancara,
tangkap utama bagi nelayan Kabupaten 11,5% menggunakan bagan, 19,2%
Natuna. Jumlah alat tangkap tersebut menggunakan bubu dan pancing tonda,
meningkat dari 5.488 unit (2011) 42,3% menggunakan pancing ulur, dan
menjadi 13.660 unit (2016), dengan 7,7% menggunakan rawai. Pada Kecamatan
laju pertumbuhan 15,2%. Peningkatan Bunguran Timur, dari 30 responden yang
jumlah bubu di Natuna pada tahun 2016 diwawancara tidak ditemukan nelayan
karena bantuan dari program pemerintah. yang menggunakan bubu, namun dari
Selain itu, alat tangkap yang banyak 30 responden tersebut 90% responden
digunakan oleh nelayan Kabupaten Natuna mengunakan pancing ulur, 6,7% responden
adalah alat tangkap pancing ulur dan menggunakan pancing tonda dan 3,3%
pancing tonda. Alat tangkap pancing responden menggunakan rawai.
ulur jumlahnya meningkat dari 2.958 init Pada sisi lain, pada WPP 711 di Laut
tahun 2011 menjadi 3.213 unit pada tahun Natuna Utara banyak beroperasi armada
2016. Dengan laju pertumbuhan 1,4%. perikanan dari Tanjung Balai Karimun
Sementara alat tangkap pancing tonda dengan pelabuhan pangkalan: Tanjung
jumlahnya menurun dari 2.792 unit tahun Balai Karimun – Natuna, Tanjung Balai
2011 menjadi 2.174 unit tahun 2016. Laju Karimun – Pulau Tiga, Pulau Tiga dan
pertumbuhan alat tangkap pancing tonda Sedanau (Tabel 3), serta kapal pengangkut
turun sebesar -4,2% per tahun. ikan dengan pelabuhan pangkalan: Tanjung
Bubu diperkirakan digunakan nelayan Balai Karimun, PPN Pemangkat, TPI
di Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Batubi. Singkawang, PPP Muara Angke, PPS Nizam
Pada Kecamatan Bunguran Barat misalnya Zachman, dan Hongkong (Tabel 4).
Tabel 3. Armada Perikanan dari Tanjung Balai Karimun di WPP 711, Laut Natuna Utara
Jumlah Kapal Ikan 2017 (Unit)
Alat Ukuran Kapal Menurut Bulan
Pelabuhan Pangkalan
Tangkap (GT)
Feb Mei Agt Nop
Tanjung Balai Karimun - Natuna Rawai Dasar 24 - 30 51 50 52 42
Tanjung Balai Karimun - Pulau Tiga Rawai Dasar 20 - 30 1 1 3 3
Rawai Dasar 28 - 30 11 11 11 8
Gill Net 20 9 9 8 3
Pulau Tiga
Bouke Ami 30 5 5 5 5
Purse Seine 13 - 22 3 3 3 3
Sedanau Purse Seine 99 - 145 4 4 4 4
Jumlah Armada 84 83 86 68
Sumber: Syahbandar Pulau Tiga Kabupaten Natuna (2017).

20 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Tabel 3, menunjukkan pangkalan Armada penangkapan ikan dari
dari armada perikanan Tanjung Balai Tanjung Balai Karimun tersebut setelah
Karimun yang beroperasi di Laut Natuna melakukan kegiatan penangkapan ikan
Utara, yaitu: di Pulau Tiga dan Sedanau, tidak kembali ke Tanjung Balai Karimun,
atau armada tersebut berpangkalan dan hasil tangkapannya dikirim dengan
pada dua lokasi di Tanjung Balai Karimun kapal pengangkut yang secara regular
dan Natuna (Bunguran) serta Tanjung datang kepangkalan di perairan Laut
Balai Karimun dan Pulau Tiga. Armada Natuna. Jumlah kapal pengangkut
dari Tanjung Balai Karimun, umumnya tersebut dapat dipelajari dari Tabel 4.
menggunakan alat tangkap rawai dasar, Tabel 4 menunjukkan armada kapal
gill net, bouke ami, dan purse seine. pengangkut ikan dengan pelabuhan
Armada Tanjung Balai Karimun pangkalan Tanjung Balai Karimun jumlahnya
dengan alat tangkap purse seine dan cukup dominan.Data pada Tabel 4
berpangkalan di Sedanau ukurannya menunjukkan jumlahnya sekitar 16 unit per
berkisar antara 99 GT sampai dengan 145 bulan. Ukuran kapal pengangkut tersebut
GT dan yang berpangkalan di Pulau Tiga berkisar antara 29 GT sampai 116 GT.
ukurannya lebih kecil berkisar antara 13 Kapal pengangkut ikan tersebut dalam satu
GT – 30 GT dengan alat tangkap rawai bulan mengangkut ikan dari perairan Laut
dasar, gill net, bouke ami, dan purse seine. Natuna ke Tanjung Balai Karimun rata rata
2 kali dalam satu bulan.

Tabel 4. Kapal pengangkut ikan yang beroperasi di Laut Natuna


Jumlah Kapal Pengangkut Ikan
Pelabuhan Pangkalan Ukuran (GT) Tahun 2017 (Unit)
Feb Mei Agt Nop
Tanjung Balai Karimun 29 GT - 116 16 16 16 16
PPN Pemangkat 21 1 1 1 1
Singkawang 28 1 1 1 1
Muara Angke 138 1 1 1 1
Nizam zachman 118 1 1 1 1
Hongkong 300 - 390 2 2 2 2
Jumlah Armada 22 22 22 22
Sumber: Syahbandar Pulau Tiga Kabupaten Natuna (2017).

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 21


Sedangkan kapal pengangkut orang dan penggunaan tenaga kerja
ikan yang berpangkalan di PPS Nizam dalam keluarga lebih diutamakan,
Zachman dan Muara Angke setiap bulan dalam menjalankan usaha tidak ada
hanya mengangkut ikan satu kali per pembagian tugas yang jelas antara urusan
bulan dari perairan Natuna ke pelabuhan administrasi dan operasional usaha,
pangkalan tersebut. Sedangkan kapal sumber pembiayaan usaha berasal dari
pengangkut ikan yang berpangkalan di sumber tidak resmi (pedagang, saudara
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) atau tabungan).
Pemangkat dan Tempat Pelelangan di Bunguran Selatan berdasarkan data
Ikan (TPI) Singkawang setiap bulan dari Dinas Perikanan Kabupaten (DKP)
mengangkut ikan dari perairan Natuna Natuna terdapat usaha ikan Salai yang
ke pelabuhan tersebut masing-masing menggunakan tenaga kerja sampai 22
rata rata 3 kali dan 1 kali dalam sebulan. orang. Usaha ini tetap dikatagorikan sebagai
Kapal pengangkut ikan asal Hongkong usaha skala kecil karena manajemendan
mengangkut ikan dari kawasan perairan teknologinya masih tradisional.
Kabupaten Natuna rata-rata 2 kali per
Data pada Tabel 5 memastikan di
bulan.
Kabupaten Natuna terdapat berbagai
industri pengolahan hasil perikanan
3.2. Industri Perikanan seperti: kerupuk ikan/ kerupuk atom
Industri perikanan di Kabupaten (di daerah Kalimantan Timur disebut
Natuna belum berkembang. Industri amplang), ikan asin (terutama ikan teri),
perikanan yang ditemui dalam masyarakat ikan salai dan baso ikan, abon ikan dan
merupakan usaha pengolahan hasil produk teri fermentasi yang disebut
perikanan dalam skala rumah tangga/ "pede". Industri perikanan yang lain
skala kecil. Ciri utama dari industri adalah usaha pembuatan kapal/ perahu
tersebut adalah: tidak berbadan hukum, penangkap ikan. Gambaran umum
kegiatan usaha dilakukan tidak terpisah industri perikanan di Kabupaten Natuna
dari tempat tinggal, tenaga kerja yang pada tahun 2017 dapat dipelajari pada
digunakan masih terbatas 1 sampai 4 Tabel 5.

22 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Tabel 5. Sebaran Industri Perikanan di Kabupaten Natuna, 2016
Rata rata Jumlah
Jumlah Industri
Jenis Industri Perikanan Lokasi pekerja per unit
Perikanan (Unit)
usaha
Bunguran Barat 2 4
Bunguran Selatan 5 2
Bunguran Tengah 14 3
Buguran Timur 3 3
Kerupuk Ikan / Atom Bunguran Timur Laut 5 2
Bunguran Utara 1 2
Midai 12 2
Pulau Laut 1 2
Pulau Tiga 12 4
Ikan Asin Bunguran Tengah 1 5
Bunguran Timur 1 2
Ikan Salai
Bunguran Selatan 1 22
Fermentasi Teri (Pede’) Bunguran Selatan 6 2
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Natuna (2017).

Industri pengolahan hasil perikanan sebagai produk olahan ikan Teri Asin
di Kabupaten Natuna menggunakan sedangkan ikan Teri yang lebih halus
bahan baku hasil tangkapan nelayan difermentasi menjadi produk Pede’
setempat terutama ikan Cakalang dan (Gambar 5).
Tongkol, serta ikan Teri. Dua jenis ikan Gambaran perkembangan produksi
yang pertama digunakan sebagai bahan pengolahan hasil perikanan yang dihasilkan
baku kerupuk ikan/ kerupuk atom dan rumah tangga perikanan di Kabupaten
ikan Salai. Sedangkan ikan Teri digunakan Natuna dapat dipelajari pada Gambar 6.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 23


Gambar 5. Penjemuran Ikan Teri, Ikan Teri Asin kemasan dan Produk Pede’ di Desa Cemaga,
Kecamatan Bunguran Selatan, 2017

Gambar 6 menunjukkan produk menjadi: 35 ton, 21,6 ton dan 2,6 ton.
olahan: kerupuk ikan, ikan teri asin, dan Laju pertumbuhan produksi dari ketiga
Pede’ merupakan produk awal yang produk olahan itu selama periode 2012
dihasilkan oleh industri rumah tangga – 2016 masing-masing adalah: 38,9%,
di Kabupaten Natuna. Jumlah produksi, 81,2% dan 21,3% per tahun. Kerupuk ikan
dari produk tersebut pada tahun 2012, merupakan produk olahan hasil perikanan
masing-masing adalah 5 ton, 0,4 ton, dan utama di Kabupaten Natuna.
0,9 ton, dan pada tahun 2016 meningkat

Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Natuna (2017)

Gambar 6. Perkembangan produksi industri pengolahan hasil perikanan di Kabupaten


Natuna 2012 - 2016

24 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Produk olahan hasil perikanan lain masih terbatas. Pasar produk olahan
yang terus berkembang adalah ikan perikanan, tergantung pada pasar diluar
Teri Asin yang produksinya meningkat Natuna.
tajam pada tahun 2015 menjadi 22,1 Pengolah kerupuk atom (amplang)
ton dan pada tahun 2016 turun menjadi di Bunguran Timur yang diwawancara,
21,6 ton. Penurunan produksi tersebut mengatakan permintaan kerupuk atom
disebabkan oleh sistim produksi ikan di Kota Ranai mencapai 1 ton per bulan.
Teri Asin yang manual tergantung pada Sedangkan pada bulan puasa meningkat
sinar matahari. Kerupuk Atom (amplang) menjadi 2 ton. Produk kerupuk atom
mulai diproduksi oleh industri rumah ini dibeli oleh penduduk ranai yang akan
tangga di Kabupaten Natuna pada tahun kembali ke tempat asal di luar Ranai dan
2015 sebanyak 4,8 ton dan pada tahun pengunjung yang bertugas sesaat di Ranai.
2016 menjadi 11 ton. Kerupuk atom Jangkauan distribusi/pasar produk ke
diperkenalkan sebagai produk untuk luar Ranai, bukan dibentuk dari jaringan
menambah pendapatan rumah tangga pasar yang dibangun oleh pengolah
perikanan. Produk ini diperkenalkan tetapi karena bantuan pembeli setempat
melalui pelatihan yang dilakukan oleh dan pendatang. Jaringan distribusi yang
DKP Natuna. demikian, bersifat semu dan dapat
Secara umum produksi, produk menyebabkan pasar produk olahan
olahan hasil perikanan di Kabupaten Natuna tidak bersaing dengan produk
Natuna tersebar pada berbagai kecamatan yang sama dari berbagai daerah di
seperti pada Tabel 5. Produksi produk Indonesia pada pasar tujuan.
olahan mencapai 6,3 ton pada tahun 2012 Usaha pembuatan kerupuk atom
meningkat menjadi 90,1 ton pada tahun berproduksi setiap hari, kecuali hari
2016 dengan laju pertumbuhan produksi Raya Idul fitri dan Idul Adha. Satu unit
53,3% per tahun selama periode tersebut. usaha pengolahan kerupuk atom per
Peningkatan produksi, produk olahan hari rata rata menggunakan 25,5 kg
terjadi cukup signifikan pada tahun 2015, daging ikan tongkol/ cakalang segar,
diduga terkait dengan program bantuan untuk menghasilkan 35 Kg kerupuk
peralatan yang disalurkan pemerintah atom. Harga kerupuk atom pada tingkat
melalui Dinas Perikanan Kabupaten pengolah berkisar antara tujuh puluh ribu
Natuna kepada kelompok pengolah dan rupiah–delapan puluh ribu rupiah per kg.
pemasar (poklahsar). Perlu dicatat, daya
Bentuk produk lain yang ditemui
serap pasar lokal di Ranai untuk produk
di Natuna adalah pengolahan ikan teri
olahan perikanan masyarakat setempat
dan fermentasi Teri. Produk tersebut

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 25


hanya ditemui di Desa Cemaga, desa Pedagang tersebut juga membeli
Cemaga Tengah di Kecamatan Bunguran pede', dengan harga pada tingkat
Selatan. Produk fermentasi teri ini pengolah adalah lima ribu rupiah per
disebut masyarakat setempat pede’. botol ukuran 600 ml dan sepuluh ribu
Produk ini hasil fermentasi ikan teri yang rupiah per botol ukuran 1 liter. Produksi
matang gonad (bertelur), karena teri pede’ dari dua desa tersebut mencapai
tersebut sulit dikeringkan. Ikan Teri yang 2 ton per bulan. Pasar utamanya adalah
digunakan merupakan ikan teri yang Kalimantan Barat dan Sarawak Malaysia.
ditangkap disepanjang pesisir pantai desa Produk olahan hasil perikanan
Cemaga dan Cemaga Tengah dengan Natuna, kemasannya masih dibawah
menggunakan Sero, sehingga produksinya standar, sehingga produk tersebut
sangat terbatas. mutunya mudah rusak. Di Batam produk
Untuk menghasilkan 5 Kg Teri asin ikan Teri Asin, kerupuk ikan dan kerupuk
kering diperlukan 16 kg ikan teri basah. atom Natuna disortir dan kemas ulang
Harga teri basah rata-rata tiga ribu tiga oleh pedagang sebelum dipasarkan ke
ratus lima puluh per kg (Enam puluh ribu berbagai daerah dengan merek baru
rupiah per tong ≈ 18 kg) dan harga ikan dari Batam.
teri kering asin pada tingkat pengolah Di Pelabuhan Perikanan Natuna
yang telah dikemas plastik rata-rata Selat Lampa, telah diproduksi filet ikan
empat puluh lima ribu per kg. Teri natuna beku, butterfly fish (ikan yang dibelah
tersebut dapat ditemui di pasar tradisional berbentuk kupu kupu) dan gurita olahan
Ranai. Namun sebagian besar teri hasil (gurita ball). Produk tersebut merupakan
olahan tersebut dibeli oleh pedagang dan produk rintisan dan produksinya masih
dikirim ke Batam dan dari Batam dikirim terbatas dibawah 1 ton per bulan. Produk
ke berbagai daerah. Pedagang tersebut tersebut, diproduksi saat musim ikan dan
biasanya datang ke lokasi pembuatan musim gurita. Proses produksi dilakukan
teri dua kali dalam sebulan. Berdasarkan pada fasilitas dalam bangunan cold storage
informasi dalam sebulan pedagang yang terdapat di Pelabuhan Perikanan
tersebut dapat mengumpulkan teri asin Natuna di Selat Lampa. Produk fillet ikan
kering 2 ton sampai 2,5 ton. Produk teri dan butterfly fish pasar utamanya adalah
asin ini hanya dapat diproduksi 6 sampai Jawa Timur, sedangkan produk gurita
7 bulan per tahun (antara bulan April olahan untuk memasok pasar Amerika
sampai Oktober). serikat.

26 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Survey di Pulau Tiga Natuna me­ dapat dilakukan selama 7 bulan, dan
nunjukkan terdapat CV. Mina Sejahtera menghasilkan ikan layang benggol,
yang menghasilkan fillet ikan dan ikan tembang, cumi, tongkol dan manyung
beku. Perusahaan ini terintegrasi beku. Produk ikan beku yang dihasilkan
dengan 13 armada penangkap ikan per bulan mencapai 45,4 ton. Semua
yang menggunakan bagan. Aktivitas produk dikirim dengan kapal pengangkut
penangkapan ikan perusahaan hanya ke Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Muara baru.

Gambar 7. Fasilitas Tempat Pengolahan ikan dan Cold Storage di Pelabuhan Perikanan
Natuna di Selat Lampa, 2017

3.3. Infrastruktur Pendukung Utara tersebut mencakup: darmaga


Pemanfaatan Sumber Daya tempat pembongkaran hasil tangkapan
dan tambat labuh armada perikanan,
Perikanan
fasilitas pemasok bahan bakar minyak,
Pemanfaatan sumber daya per­ cold storage dan pabrik es, air bersih
ikanan pada WPP 711 di perairan untuk mendukung usaha penangkapan
Laut Natuna Utara memerlukan ikan, sarana perawatan perahu/kapal
infrastruktur yang baik. Keberadaan penangkap ikan, sistem distribusi dan
infrastruktur tersebut sangat penting perdagangan ikan.
untuk menjamin keberlanjutan investasi
dan bisnis perikanan, menjaga kualitas a. Darmaga tambat labuh dan
hasil tangkapan, dan mempercepat bongkar ikan
distribusi hasil tangkapan sampai ke
Di Kabupaten Natuna setiap desa
pasar tujuan dengan harga yang bersaing.
pesisir terdapat beberapa darmaga yang
Infrastruktur pendukung pe­ sangat sederhana. Darmaga tersebut
manfaat­a n potensi sumber daya berfungsi sebagai tempat tambat labuh
perikanan di WPP 711 Laut Natuna

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 27


perahu dan kapal penangkap ikan. beberapa darmaga terbuat dari beton
Darmaga tersebut umumnya menjorok seperti di Pering – Desa Sepampang
ke laut, pada sisi kiri dan kanan terdapat Kecamatan Bunguran Timur (Gambar
rumah nelayan. Kontruksi darmaga 8). Sebaran darmaga tempat berlabuhnya
umumnya dari kayu, dan terdapat kapal/ perahu nelayan dapat dipelajari
pada Tabel 6.

Gambar 8. Darmaga Tempat Tambat Labuh dan Bongkar Ikan di Pering - Sepampang,
Natuna, 2017

Fungsi utama darmaga pada desa- ikan, terdapat pedagang/ pembeli


desa tersebut adalah tempat tambat ikan dan biasanya mereka memiliki
labuh armada perikanan masyarakat gudang penyimpanan/ penangganan
setempat. Fungsi lain adalah sebagai ikan. Darmaga sebagai tempat tambat
lokasi pembongkaran hasil tangkapan labuh dan bongkar ikan seperti di Lubuk
ikan. Tidak semua darmaga berfungsi Lumbang Kelurahan Bandarsyah dan di
sebagai tempat pembongkaran ikan Pering - desa Sepempang di Kecamatan
(di Desa Semedang darmaga tersebut Bunguran Timur. Pembongkaran hasil
hanya sebagai tempat tambat labuh). tangkapan ikan juga dilakukan nelayan
Pada darmaga tempat pembongkaran pada tambatan perahu di pasar Ranai.

28 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Pada pasar ini terdapat gudang ikan dari 1) Kapal kapal penangkap ikan dari
pedagang ikan antar pulau. Darmaga Tanjung Balai Karimun (rata-rata
yang terdapat pada desa tersebut 30 GT) yang menangkap ikan pada
umumnya dibangun dengan swadaya WPP 711 pada perairan Laut Natuna
masyarakat dan didukung oleh Anggaran Utara tidak bisa merapat pada
Pendapatan Belanja Daerah (APBD). darmaga tersebut. Sehingga armada
Oleh sebab itu, kontruksi dan ukuran perikanan asal Tanjung Balai Karimun
darmaga tidak seragam satu dengan tersebut membongkar ikan ke kapal
lainnya. Di Lubuk Lumbang, darmaga pengangkut ikan di Perairan Natuna
itu merupakan peninggalan proyek (terutama pada perairan disekitar
pembangunan di Kota Ranai yang Pulau Tiga).
dimodifikasi masyarakat dengan bantuan 2) Mutu ikan hasil tangkapan nelayan
tokoh masyarakat menjadi tempat tidak seragam dan sulit mencapai
pendaratan ikan. Pengelolaan darmaga kualitas premium. Pada darmaga
tersebut umumnya dilakukan oleh desa tersebut tidak tersedia tempat
atau koperasi. pemilahan ikan dan sarana pe­
Kunjungan lapangan ke beberapa nanganan ikan.
darmaga pembongkaran ikan di pulau
Oleh sebab itu, pembangunan
Bunguran menunjukkan tidak terdapat
pelabuhan perikanan Natuna di Selat
petugas perikanan yang mencatat jumlah
Lampa seluas 5,8 hektar (Gambar 9)
kapal yang berangkat dan bongkar ikan
merupakan salah satu langkah penting
serta jumlah hasil tangkapan.Dengan
untuk menghimpun armada penangkapan
demikian hasil tangkapan nelayan
ikan yang beroperasi di WPP 711 di Laut
perikanan rakyat di Kabupaten Natuna
Natuna agar membongkar ikan pada lokasi
dan mendaratkan ikan pada berbagai
yang ditetapkan pemerintah tersebut.
lokasi di pulau Bunguran tidak tercatat
Upaya ini memerlukan waktu, karena
dengan baik (unreported fishing).
lokasi ini jauh dari pusat perdagangan di
Tersebarnya tempat tambat labuh
Ranai.
dan pembongkaran ikan dengan struktur
dari kayu dan atau campuran kayu dan
beton tersebut, membuat:

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 29


Gambar 9. Pelabuhan Perikanan Natuna di Selat Lampa, 2017

Keberadaan Pelabuhan Perikanan efisiensi perdagangan ikan hasil tangkapan


Natuna di Selat Lampa, sangat penting ikan dari WPP 711 perairan Laut Natuna.
dalam pengembangan perikanan Perlu dicatat, sampai tahun 2017, pusat
di Kabupaten Natuna. Pelabuhan pendaratan hasil perikanan dan distribusi
tersebut dapat berperan: sebagai sentra hasil perikanan di Kabupaten Natuna
bisnis perikanan Kabupaten Natuna, berada pada berbagai lokasi, terutama
meningkatkan daya saing dan memperkuat pada desa-desa yang memiliki fasilitas
tempat pendaratan ikan.

30 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Tabel 6. Jumlah Darmaga tradisional sebagai tempat berlabuh Kapal/ Perahu Nelayan di Natuna

Jumlah Darmaga Tambat


No. Kecamatan Jumlah Desaa) Labuh Kapal/ Perahu
Nelayan)
1. Midai 5 3
2. Bunguran Barat 9 3
3. Bunguran Utara 8 4
4. Pulau Laut 3 2
5. Pulau Tiga 10 5
6. Bunguran Timur 3 4
7. Bunguran Timur Laut 7 5
8. Bunguran. Tengah 3 1
9. Bunguran . Selatan 4 4
10. Serasan 6 4
11. Subi 8 4
12. Serasan Timur 4 3
Total 70 42
Sumber: a) Kantor Badan Pusat Statistik Kab. Natuna (2016)
b) Data Lapangan Hasil Estimasi Key Informan (2017)

b. Infrastruktur Pasokan BBM Saat ini pada seluruh darmaga


tradisional perikanan di Kabupaten
Fasilitas pemasok BBM untuk
Natuna belum tersedia fasilitas pengisian
Kabupaten Natuna telah dibangun
BBM untuk nelayan. Kebutuhan BBM
Pertamina pada kawasan pelabuhan di
kapal penangkap ikan diperoleh melalui
Selat Lampa. Fasilitas tersebut disiapkan
pedagang/ koperasi yang menjual BBM
untuk mendukung berbagai aktivitas
pada tempat tambat labuh tersebut.
dalam perekonomian di Kabupaten
Pedagang dan koperasi itu mendapat
Natuna, seperti: untuk mendukung
pasokan BBM dari Stasiun Pengisi Bahan
penyediaan pasokan listrik dari PLN,
Bakar Umum (SPBU) di Ranai.
mendukung distribusi barang dan
penumpang dengan angkutan kapal Data hasil wawancara dengan
laut, kendaraan pribadi, serta kapal beberapa pemilik kapal dan nelayan
perang dan penjaga keamanan, serta menunjukkan, rata-rata kebutuhan BBM
untuk memasok kebutuhan BBM armada per trip per kapal motor sekitar 110
penangkapan ikan di Kabupaten Natuna. liter, sedangkan untuk motor tempel
diperlukan sekitar 21 liter per trip. Kapal

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 31


motor penangkap ikan di Kabupaten demikian kebutuhan BBM untuk kapal
Natuna, selama sebulan melakukan kegiatan motor penangkap ikan dan perahu motor
penangkapan ikan rata-rata 5 trip dan tempel dalam satu tahun ditampikan pada
motor tempel rata-rata 18 trip. Dengan Tabel 7.

Tabel 7. Kebutuhan BBM untuk Armada Penangkapan Ikan di Kabupaten Natuna, 2016

Jumlah
Armada
Kebutuhan BBM per Tahun (liter)b)
Penangkapan
Kecamatan Ikana)
Motor
Kapal Motor Kapal Motor Motor Tempel
Tempel
Bunguran Barat 267 21 1.762.200 81.648
Bunguran Selatan 306 7 2.019.600 27.216
Bunguran Tengah 0 0 0 0
Bunguran Timur 570 28 3.762.000 108.864
Bunguran Timur 240 7 1.584.000 27.216
Laut
Bunguran Utara 163 6 1.075.800 23.328
Midai 150 0 990.000 0
Pulau Laut 151 3 996.600 11.664
Pulau Tiga 219 9 1.445.400 34.992
Pulau Tiga Barat 97 3 640.200 11.664
Serasan Barat 195 26 1.287.000 101.088
Serasan Timur 154 9 1.016.400 34.992
Subi 303 0 1.999.800 0
Total 2,815 119 18.579.000 462.672
Sumber : a) Dinas Perikanan Kab. Natuna 2017.
b) Diolah dari data primer 2017

Total kebutuhan BBM (Solar) untuk Pertamina melalui Agen Pemasok Minyak
kegiatan penangkapan ikan di Kabupaten Solar dan disalurkan kepada koperasi
Natuna per tahun diperkirakan sekitar dan pedagang BBM yang tersebar pada
19.042 kilo liter (18.579 kilo liter untuk berbagai lokasi penangkapan ikan.
armada kapal motor dan 463 kilo liter Sistem pasokan yang demikian,
untuk motor tempel). Kebutuhan BBM menyebabkan beberapa armada pe­
penangkapan ikan tersebut dipasok nangkapan ikan kesulitan memperoleh

32 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


BBM. Berdasarkan informasi dari Kabupaten Natuna. Sementara armada
responden ketika kapal nelayan Vietnam penangkapan ikan dari Tanjung Balai
masih mencuri ikan di perairan Laut Karimun, BBMnya dipasok oleh kapal
Natuna, nelayan Natuna sering diberi pengangkut ikan dari Tanjung Balai
bantuan BBM oleh kapal ikan asal Vietnam Karimun.
pencuri ikan tersebut. Nelayan Natuna Saat ini pada Pelabuhan Perikanan
tidak berani meminta bantuan BBM Natuna di Selat Lampa dibangun fasilitas
dari kapal pencuri ikan dari Thailand, pengisian BBM sebanyak 2 unit. Fasilitas
karena mereka membawa senjata.Saat pengisian BBM subsidi dan non subsidi
ini kapal pencuri ikan dari Vietnam tersebut dikelola oleh mitra Pertamina.
dan Thailand sudah sulit ditemukan, Fasilitas pengisian BBM subsidi pada
sehingga nelayan dari Natuna tergantung Gambar 10, telah mulai berfungsi untuk
pada pasokan dari pedagang BBM yang memasok kebutuhan BBM kepada
terdapat pada pusat-pusat perikanan di armada perikanan dibawah 10 GT.

Gambar 10. Stasiun Pengisi Bahan Bakar Minyak untuk Nelayan di Pelabuhan Perikanan
Natuna di Selat Lampa

c. Infrastrutur Penunjang Sistem pabrik es dan cold storage di Natuna


Distribusi dan Pemasaran (terutama di Kota Ranai) sangat terbatas.
Berdasarkan informasi di lapangan,
Infrastruktur pendukung pe­
jumlah cold storage di Natuna sebanyak
nanganan hasil tangkapan tersebut
4 unit dengan kapasitas 8 ton, 1 ton, 4
adalah cold storage dan pabrik es. Jumlah

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 33


ton dan 20 ton. Sementara cold storage diusahakan pedagang sekitar 15 sampai
milik Perum Daerah (kapasitas 4 ton) 30 unit. Usaha yang menghasilkan es yang
yang dikelola oleh swasta dimanfaatkan demikian mengandalkan pasokan listrik
untuk menyimpan ikan dan menghasilkan dari PLN. Usaha yang terakhir ini lebih
es untuk keperluan nelayan.Cold berkembang pada masyarakat di Natuna,
storage di Kabupaten Natuna pada karena 3 kantong es batu ukuran 2 kg per
umumnya menggunakan genset untuk kantong harga nya rata-rata Rp. 5.000.
operasionalnya, sehingga tidak ekonomis Produksi es dari rumah tangga rata-
dan akhirnya sering tidak berproduksi. rata 150 kantong per hari sedangkan
Sementara itu berdasarkan informasi dari pedagang mencapai 1.000 kantong
di lapangan jumlah pabrik es di Natuna per hari. Meskipun sudah ditambah
sebanyak 5 unit dengan kapasitas 1,5 ton dengan produksi es dari rumah tangga
sampai 3 ton per hari. Pasokan dari pabrik dan pedagang, kebutuhan es untuk
es tersebut untuk kegiatan perikanan nelayan ini masih kurang terutama pada
di Natuna tidak mencukupi, sehingga saat musim puncak ikan. Pada musim
kebutuhan es untuk aktivitas perikanan pucak tersebut beberapa kapal nelayan
dipasok dari freezer yang diusahakan oleh terpaksa menunda melaut beberapa hari
rumah tangga dan pedagang. Satu unit untuk antri dalam memenuhi kebutuhan
usaha rumah tangga yang mengahasilkan perbekalan esnya. Karakteristik cold
es tersebut memiliki freezer antara storage dan pabrik es dapat di pelajari
5 sampai 10 unit, sedangkan yang pada Tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik dan kapasitas cold storage dan pabrik es di kabupaten natuna, 2017
Jenis Kapasitas per
Jumlah Pemilik Usaha Keterangan
Infrastrukur hari
Swasta (3 unit) dan Lokasi di Ranai dan beroperasi
Cold storage 4 (unit) 1 ton - 20 ton
BUMD (1 unit) dengan mengunakan genset
Lokasi Pulau Tiga dan beroperasi
1 (unit) 2 ton Swasta
dengan genset
Pelabuhan Perikanan Selat
1 (unit) 200 ton Pemerintah (KKP) Lampa, saat survey baru
digunakan 10 ton
Lokasi Ranai beroperasi dengan
Pabrik Es 5 (unit) 1.5 ton – 3 ton swasta
genset
Lokasi pada setiap sentra
3 unit per 600 kantong es pendaratan ikan di Natuna. 1
Usaha rumah tangga
desa per desa unit memiliki 5 – 10 freezer,
menggunakan listrik PLN.
15.000 Hanya pada lokasi tertentu di
15 unit kantong es @ swasta Natuna, menggunakan 15 – 30 unit
2 kg freezer mengunakan listrik PLN.
*Sumber: FGD dan data primer (2017)

34 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


d. Air Bersih e. Sarana Perawatan Perahu/
Air bersih untuk aktivitas perikanan Kapal Penangkap Ikan
diperoleh dari air tanah atau suplai dari Sarana perawatan dan pembuatan
perusahaan air minum daerah. Sumber perahu/ kapal penangkapan ikan di
air baku dari air bersih tersebut di pasok Kabupaten Natuna relatif terbatas
dari bendungan yang telah dibangun oleh dan usaha itu terdapat pada lokasi
Pemerintah Daerah. tertentu (Tabel 9).Usaha pembuatan dan
Pasokan air bersih untuk kapal / perahu perawatan kapal / perahu penangkap ikan
penangkap ikan dengan lama trip 3 sampai merupakan usaha kecil yang dilakukan
5 hari diperoleh pada pelabuhan tempat oleh pengrajin setempat.Usaha ini
tambat labuh kapal ikan tersebut. Pasokan air tumbuh untuk memenuhi permintaan
bersih pada umumnya berasal dari PDAM, nelayan Natuna terhadap perahu/kapal
dan kebutuhannya untuk armada tangkap penangkap ikan, untuk membuat kasko
yang demikian ini sekitar 20 “blong” (@ kapal ikan ukuran < 5 GT.
100 liter per “blong”). Kebutuhan air bersih Fasilitas pembuatan kapal dan perahu
sebanyak itu hanya diperlukan oleh kapal penangkapan ikan ini terdapat di Bunguran
ukuran 10 GT sampai >30 GT. Barat, Bunguran Timur Laut, Midai dan
Data pada Dinas Perikanan 2016 Pulau Laut. Fasilitas tersebut merupakan
menunjukkan di Kabupaten Natuna usaha masyarakat (umumnya pedagang
terdapat 25 unit armada 10 GT – 20 setempat) yang memiliki modal untuk
GT, 4 unit armada 20 GT – 30 GT dan 1 merawat armada perikanan mereka.
unit armada >30 GT. Dengan demikian Perawatan kapal/perahu penangkap
pasokan air belum menjadi permasalahan ikan <5 GT biasanya dilakukan sekali
serius di Natuna. dalam dua tahun.Pengeluaran untuk
Pada tahun 2016 di Kabupaten perbaikan kapal / perahu penangkap
Natuna dominasi armada kecil dengan ikan berkisar antara Rp. 3 juta sampai
jumlah cukup banyak, yaitu motor tempel Rp. 5 Juta.Semakin besar biaya yang
159 unit, armada 1 – 5 GT sekitar 2.398 dikeluarkan, menujukkan perbaikan yang
unit, armada 5 – 10 GT sekitar 382 unit. dilakukan cukup banyak.
Armada penangkapan ikan yang demikian
untuk keperluan air bersihnya relatif sedikit
berkisar antara 2 jerigen – 5 jerigen per trip
(@ 25 liter per jerigen).

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 35


Tabel 9. Usaha pembuatan dan perawatan kapal/ perahu perikanan di natuna, 2017

Jenis Industri Jumlah Industri Rata rata Jumlah pekerja


Lokasi
Perikanan Perikanan (Unit) per unit usaha
Bunguran Barat 10 3
Bunguran
Kapal/ Perahu 9 1
Timur Laut
Penangkap ikan
Midai 4 1
Pulau Laut 3 1
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Natuna (2017).

Kapal/ perahu ukuran < 5 GT Stakeholder dalam perekonomian


perbaikannya dilakukan pada saat musim Natuna mempunyai arti strategis dalam
utara ketika angin datang dari daratan membangun dan mengembangkan
Cina menuju ke arah Laut Natuna Utara perekonomian Natuna melalui berbagai
(bulan November sampai bulan Maret). kebijakan yang terkait langsung dengan
Berdasarkan informasi dari nelayan musim Lapangan Usaha Perikanan.
utara tersebut saat ini semakin panjang Stakeholder yang berperan dalam
mulai dari September sampai Maret. Pada per­ikanan di Kabupaten Natuna
musim utara nelayan sulit melaut, sehingga tersebut meliputi Dinas Perikanan,
waktu tersebut dimanfaatkan untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
perbaikan kapal dan alat tangkap. Dinas Koperasi dan UMKM. Lembaga
Keuangan dan Perbankan.
3.4. Sosial Ekonomi dan Dengan demikian, kebijakan
Kelembagaan dan program yang dilaksanakan
oleh stakeholder tersebut terhadap
3.4.1. Sosial Ekonomi
perikanan, menunjukkan tingkat
a. Peran stakeholder pada pelaku partisipasi (kepedulian) dari lembaga
usaha itu untuk mendukung pengembangan
Sosial ekonomi dan kelembagaan me­ Lapangan Usaha Perikanan. Hal ini
rupakan aspek yang perlu diketahui dalam berarti, tingkat partisipasi stakeholder
sistem bisnis perikanan di Kabupaten dalam Lapangan Usaha Perikanan di
Natuna. Sehubungan dengan hal itu, Kabupaten Natuna menunjukkan tingkat
aspek yang perlu dicernati adalah tingkat keikutsertaan stakeholder berkontribusi
partisipasi stakeholder dan peran pelaku dalam pembangunan perikanan. Tingkat
usaha dalam bisnis perikanan di Natuna.

36 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


kepedulian tersebut dapat berpengaruh hanya ditunjukkan oleh keputusan
dalam perkembangan perikanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Natuna. (KKP) dalam menetapkan prioritas lokasi
Sedangkan, peran pelaku usaha pembangunan pelabuhan perikanan
pada usaha perikanan di Kabupaten Natuna di Selat Lampa. Keputusan yang
Natuna dapat dipelajari melalui sistem demikian merupakan kontruksi sosial
bisnis perikanan di Natuna. Sistem bisnis (Radcliffe-Brown, 1940; Berger and
tersebut dapat dikelompokkan dalam: Luckmann, 1966) yang dibangun KKP
subsistem sistem pra produksi, subsistem untuk mendorong pihak lain (Pemerintah
produksi, subsistem penanganan Daerah Kabupaten Natuna) bekerjasama
hasil dan subsistem perdagangan. dengan KKP untuk menyediakan
Akselerasi sistem bisnis perikanan dalam lahan agar pembangunan Pelabuhan
perekonomian di Kabupaten Natuna Perikanan Selat Lampa dapat terwujud.
dilakukan oleh berbagai stakeholder Tingkat partisipasi mandiri dalam
yang berperan dalam membangun bisnis mengembangkan perikanan di Selat
perikanan di Natuna. Lampa hanya terjadi dalam subsistem
pra produksi. Dengan demikian, agar
b. Tingkat Partisipasi Stakeholder perikanan di Natuna berkembang
dalam Pembangunan Perikanan diperlukan partisipasi mandiri dari
Tingkat partisipasi stakeholder stakeholder lain, seperti: Dinas Perikanan
dalam membangun perikanan di Natuna Kabupaten Natuna, Dinas Perindustrian
dapat dicermati dari program/ kegiatan dan Perdagangan dan lainnya.
stakeholder terhadap pelaku usaha di Tingkat partisipasi mandiri ini
Kabupaten Natuna.Tingkat partisipasi dilakukan Kementerian Kelautan dan
tersebut dapat dipelajari terhadap Perikanan (KKP), karena pada subsistem
subsistem yang disebutkan diatas. pra produksi di Natuna tidak tersedia
Gambaran tingkat partisipasi tersebut pelabuhan perikanan yang layak pada
adalah seperti Tabel 10. kawasan tersebut. Di Kabupaten Natuna
Kemajuan perikanan di Kabupaten terdapat banyak “pelabuhan perikanan
Natuna ditentukan oleh banyaknya tradisional”, dengan jaringan sosial
stakeholder berkontribusi pada tingkat tersendiri dan kapasitas jaringan sosial
partisipasi mandiri. Tingkat partisipasi dalam mengembangkan usaha perikanan
mandiri pada kasus perikanan Natuna tersebut sangat terbatas.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 37


Tabel 10. Tingkat partisipasi stakeholder pada lapangan usaha perikanan menurut
subsistem di Natuna
Subsistem
Stakeholder Penanganan
Pra Produksi Produksi Perdagangan
hasil
KKP (Ditjen Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Tangkap) partisipasi partisipasi partisipasi partisipasi
mandiri interaktif konsultatif konsultatif
Dinas Perikanan Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Natuna partisipasi partisipasi partisipasi partisipasi
fungsional fungsional fungsional fungsional
Dinas Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Perindustrian partisipasi partisipasi pasif partisipasi partisipasi
dan pasif fungsional fungsional
Perdagangan
Dinas Koperasi Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Dan UMKM partisipasi partisipasi partisipasi partisipasi
konsultatif konsultatif konsultatif konsultatif
Lembaga Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Keuangan partisipasi partisipasi partisipasi partisipasi
konsultatif konsultatif fungsional fungsional
a). berdasarkan 7 tingkat partisipasi Pretty (1995)

Peran pemerintah pusat melalui KKP Pertamina dan Dinas ESDM Kabupaten
pada subsistim lain dalam membangun Natuna. Demikian juga, keputusan
perikanan di Natuna terlihat berada pada tentang bantuan kapal dan alat tangkap
tingkat partisipasi interaktif (subsistem untuk meningkatkan produksi, KKP harus
produksi) dan tingkat partisipasi berkoordinasi dengan Dinas Perikanan
konsultatif (subsistem penangganan hasil Kabupaten Natuna untuk mendapat
dan perdagangan). Tingkat partisipasi informasi target penerima bantuan
interaktif pada sistem produksi ini tersebut (koperasi perikanan).
menunjukkan KKP harus berinteraksi Pe r a n K K P p a d a s u b s i s t e m
dengan stakeholder dan pelaku usaha penangan­an hasil dan perdagangan, adalah
lain dalam mengambil keputusan untuk pada tingkat partisipasi konsultatif. Peran
membangun perikanan di Natuna. ini dilakukan karena para pengolah dan
Contoh dari tingkat partisipasi interktif pedagang telah memiliki jaringan sosial
adalah kebijakan suplai BBM untuk tersendiri untuk mendapat pasokan
nelayan.Keputusan tentang suplai BBM ikan dan mendistribusikan ikan ke pasar
ini harus dilakukan bersama dengan tujuan.Intervensi yang dilakukan KKP

38 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


terhadap subsistem penanganan hasil sumber diarahkan untuk pembangunan
dan pemasaran ini sedang dipelajari, perikanan Natuna. Program program
agar bantuan yang diberikan KKP pada tersebut antara lain, program bantuan
pelaku usaha pada subsistem ini dapat kapal Inka Mina dan Mina Bahari, program
berlanjut. Pemberian bantuan dalam bantuan ice flake, program pembangunan
bentuk pembangunan cold storage, pabrik pelabuhan perikanan (Selat Lampa).
es yang akan dilaksanakan terkendala Dengan tingkat partisipasi tersebut, Dinas
oleh pasokan listrik. Dengan demikian Perikanan Kabupaten harus membangun
pada subsistem penanganan hasil dan kerja sama dengan Dinas Perindustrian
perdagangan ini bantuan yang diberikan dan Perdagangan, serta Dinas Koperasi dan
pada masyarakat adalah dalam bentuk UMKM agar potensi pembangunan yang
freezer. Cold storage dan ice flake dibangun terdapat pada dua instansi yang terakhir
dengan jumlah terbatas untuk dikelola ini dapat dimanfaat untuk mengembangkan
oleh koperasi. Salah satu fasilitas ice flake subsistem pengolahan dan subsistem
di Bunguran saat ini dikelola oleh Koperasi perdagangan.
Nelayan Perbatasan Mutiara Ujung. Peran Dinas Perindustrian dan
Dinas Perikanan Kabupaten Natuna Perdagangan Kabupaten Natuna
merupakan lembaga yang berwenang menunjukkan tingkat partisipasi pasif
mengembangkan lapangan usaha pada sistem pra produksi dan produksi,
perikanan di Natuna. Efektivitas tingkat serta tingkat partisipasi fungsional pada
partisipasi Dinas Perikanan tersebut penanganan hasil dan perdagangan. Hal
ditentukan oleh kualitas dan kemampuan ini menunjukkan Dinas Perindustrian
sumber daya manusia, besar dan kualitas dan Perdagangan Kabupaten Natuna
anggaran dalam mengembangkan tidak mendapat informasi maupun
perikanan di Natuna. Dengan kondisi sosialisasi tentang rencana pembangunan
sumber daya manusia dan anggaran yang perikanan Kabupaten Natuna. Sedangkan
terbatas, maka tingkat partisipasi Dinas Dinas Koperasi dan UMKM lebih pada
Perikanan Kabupaten Natuna berada tingkat partisipasi konsultatif. Pada
pada tingkat fungsional pada setiap tingkat partisipasi ini, koordinasi masih
subsistem dari sistem bisnis perikanan. sangat diperlukan oleh Dinas Perikanan
Tingkat partisipasi fungsional Kabupaten Natuna dengan Dinas
tersebut menggambarkan upaya dari Koperasi dan UMKM Kabupaten Natuna
Dinas Perikanan mengkonsolidasi berbagai agar peran mereka dapat ditingkatkan
potensi: program, anggaran, maupun menjadi tingkat partisipasi mandiri pada
asistensi teknis dan manajerial dari berbagai subsistim produksi, penanganan hasil dan
perdagangan.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 39


Dinas Perdagangan dan Per­ Bentuk hubungan patron client di
industrian serta Koperasi dan UMKM pedesaan sangat beragam seperti yang
dapat meningkatkan tingkat partisipasi ditulis oleh Rustinsyah (2011) bukan
menjadi tingkat mandiri jika Dinas hanya dalam bentuk bantuan modal
Perikanan Kabupaten Natuna dapat seperti diatas.
mengintegrasikan program dari dinas Kredit dari lembaga keuangan
tersebut untuk pembangunan perikanan. tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh
Program Dinas Perdagangan dan pedagang dan pengolahan hasil, karena
Industri yang diperlukan terutama mereka dapat memberi jaminan kolateral
untuk mendukung pembangunan pabrik atas pinjaman yang dilakukannya, karena
es dan cold storage atau ice flake. mereka memiliki sertifikat tanah dan aset
Demikian juga dengan Dinas Koperasi bangunan.
dan UMKM Kabupaten Natuna, agar
programnya lebih diarahkan untuk c. Pelaku Usaha di Bidang
melakukan asistensi dan pembinaan pada Perikanan
pusat pendaratan ikan, pengolahan hasil
Pelaku usaha pada perikanan di
perikanan dan mengembangkan pasar
Kabupaten Natuna dapat di­identifikasi
ikan di Natuna.
terdiri dari: nelayan, pengolah dan
Pada bisnis perikanan di Kabupaten
pedagang. Karakteristik sosial ekonomi
Natuna peran lembaga keuangan belum
para pelaku usaha tersebut sangat unik,
optimal, pada subsistem pra produksi
walaupun secara geografis mereka dekat
dan produksi bantuan kredit untuk
dengan pasar ekspor dan pasar regional.
usaha perikanan sangat sulit diakses
Karakteristik sosial ekonomi pelaku
nelayan. Bantuan modal nelayan lebih
usaha perikanan dapat dipelajari pada Tabel
banyak diperoleh dari pedagang.Bantuan
11.Tabel tersebut menggambarkan ciri dari
ini diberikan dalam bentuk kerjasama
pelaku usaha di Natuna.Ciri pelaku usaha
patron client. Kerja sama patron client
perikanan yang dipelajari meliputi skala
tersebut menurut Scott (1972) karena
usaha, akses modal dan pasar.
lembaga formal sebagai sumber modal
sulit diakses nelayan. Bantuan dari Tabel 11 menunjukkan pelaku
pedagang, bagi nelayan merupakan penangkap ikan di Natuna terdiri dari
sistim jaminan sosial agar usahanya dapat nelayan skala kecil dari Natuna dan
berjalan, walaupun ikan harus dijual ke nelayan dari luar Kabupaten Natuna.
pedagang tersebut.Serta harga jual ikan Nelayan skala kecil di Kabupaten Natuna
ditentukan oleh pedagang tersebut. 58,4% merupakan armada perikanan

40 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


kapal motor skala kecil 1 GT – 5 GT. Dan Pada perairan Laut Natuna ber­
terdapat juga armada perikanan ukuran operasi armada penangkapan ikan
10 GT – 20 GT, 20 GT – 30 GT dan ukuran 20 GT – 145 GT dari luar
> 30 GT jumlahnya masing-masing 25 Kabupaten Natuna, jumlahnya hampir
unit, 4 unit dan 6 unit (Dinas Perikanan
mencapai 90 unit setiap bulan. Armada
Kabupaten Natuna, 2017). perikanan ini dapat diklasifikasikan
Armada perikanan 1 GT – 5 GT sebagai skala komersial.
pada umumnya beroperasi antara 1 Tabel 11, menunjukkan nelayan skala
sampai 3 hari per trip dan menangkap kecil di Natuna umumnya tidak dapat
ikan mencapai 20 mil sampai 100 mengakses pinjaman dari perbankan dan
mil dari pulau Bunguran (Natuna). modal untuk melaut umumnya berasal
Armada perikanan kecil Natuna tersebut dari pedagang. Pedagang dan nelayan
umumnya telah menggunakan fish tersebut terikat dengan hubungan patron
finder untuk menangkap ikan demersal. – client. Dengan kata lain tanpa patron
Fish finder tersebut digunakan nelayan (pedagang) yang memberi bantuan
untuk mencari terumbu karang/gosong. modal dan membeli ikan maka usaha
Jika gosong tersebut telah ditemukan perikanan di Natuna akan sulit menjual
nelayan, maka merekamemancing hasil tangkapan. Dengan hubungan
ikan karang pada gosong tersebut. tersebut maka akses pasar nelayan skala
Penangkapan ikan di sekitar gosong kecil hanya sampai ke pedagang lokal dan
tersebut umumnya dilakukan oleh 3 pedagang antar pulau di Ranai.
sampai 5 kapal nelayan.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 41


Tabel 11. Karakteristik Sosial Ekonomi Pelaku Usaha Perikanan di Natunav
Ciri Pelaku Usaha
Pelaku Usaha Kemampuan mengakses
Kemampuan mengakses
Skala Usaha modal dari Lembaga
pasar
Keuangan
Nelayan Skala kecil Tidak dapat mengakses Hanya pasar lokal Ranai
lembaga keuangan formal
Komersial Dapat mengakses modal Dapat melakukan akses
lembaga keuangan formal pasar regional dan ekspor
Pengolah Kecil (Rumah Beberapa unit usaha Mampu mengakses pasar
Tangga) dapat mengakses regional, dan dominan
pinjaman modal dari pasar lokal
lembaga keuangan formal
Pedagang Lokal Beberapa pernah Akses pasar regional dan
mengakses pinjamnan lokal
dari lembaga keuangan
Antar Pulau Menggunakan pinjaman Akses pasar ekspor dan
dan Ekspor dan jasa perbankan regional
Sumber: data primer (2017)

Pada sisi lain di Natuna banyak Pembongkaran ikan oleh armada


beroperasi armada perikanan komersial, perikanan dari Tanjung Balai Karimunke
yang berasal dari Tanjung Balai Karimun. kapal pengangkut dilaksanakan pada
Armada tersebut terdiri dari 8 – 10 kapal perairan (antara lain di Perairan sekitar
penangkap ikan ukuran 30 GT dan 3 Kecamatan Pulau Tiga) (Gambar 11).
kapal pengangkut / logistik ukuran 50 Kapal pengangkut (logistik)
GT. Kapal penangkap ikan dari Tanjung berperan penting untuk mensuplai bahan
Balai tersebut kembali ke Tanjung Balai bakar minyak dan perbekalan ke kapal
setelah melaut sekitar 4 sampai 6 bulan. penangkap ikan serta mengambil ikan
Alat tangkap kapal penangkap ikan dari hasil tangkapan dari kapal penangkap
Tanjung Balai Karimun adalah rawai ikan untuk dibawa ke Tanjung Balai
dasar dan jaring insang. Hasil tangkapan Karimun (Gambar 12).
dikirim melalui kapal pengangkut ikan.

42 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Gambar 11. Armada Penangkapan Ikan Tanjung Balai Karimun pada Perairan
Pulau Tiga Natuna, Oktober 2017

Gambar 12. Kapal Pengangkut ikanTanjung Balai Karimun, di Pulau Tiga Natuna, Oktober 2017

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 43


Di perairan sekitar Natuna ber­ 3.4.2. Kelembagaan
operasi juga armada penangkapan
Saat survey dilakukan tidak di­temukan
ikan Boeke Ami dan Purse Seine yang
kelembagaan perikanan dalam masyarakat
berpangkalan di Muara Angke, Muara
yang fenomenal dan memiliki visi untuk
Baru. Kapal tersebut ukurannya > 30 GT.
mengembangkan perikanan di Kabupaten
Hasil tangkapan utama adalah cumi cumi
Natuna. Kelembagaan yang demikian
dan ikan pelagis kecil.
diperlukan untuk membangun kontruksi
Pedagang ikan antar pulau di Natuna sosial sehungga perikanan di Natuna dapat
sangat berperan, karena tanpa pedagang bermanfaat untuk masyarakat Natuna.
tersebut maka ikan hasil tangkapan di
Kelembagaan yang ada hanya
Natuna tidak ada pembeli. di Natuna
berbentuk Kelompok Usaha Bersama
sampai saat ini belum ada tempat
(KUB). Kontruksi sosial yang dibangun
telelangan ikan yang berfungsi sebagai
KUB hanya untuk mengelola anggotanya
pasar untuk mempertemukan nelayan
agar selaras dengan maksud dibentuknya
dan pedagang. Pedagang lokal Natuna
KUB. Kelembagaan KUB merupakan
sangat berperan dalam membeli ikan
kelembagaan sebagai wadah menerima,
dari pusat pedaratan ikan yang tersebar
bantuan kapal dan peralatan kepada
di berbagai lokasi di Natuna (seperti di
nelayan di Natuna yang disalurkan melalui
Tanjung, atau Sepampang) ke Pedagang
koperasi. Sayangnya, kelembagaan
antar pulau (pedagang besar di Ranai).
seperti ini, di Natuna hanya aktif pada
Di Ranai terdapat 3 pedagang antar pulau
saat permerintah akan melaksanakan
dengan kapasitas penjualan ikan karang
bantuan kepada nelayan.
rata-rata per pedagang 15 ton per bulan.
Kontruksi sosial, bantuan kapal, alat
Perdagangan antara pedagang besar
tangkap dan fasilitas lainnya di Kabupaten
di Ranai dengan pedagang di Batam dan di
Natuna saat ini diarahkan pemerintah
Tanjung Balai Karimun maupun Tanjung
dengan menghimpun KUB-KUB yang
Pinang dilakukan atas saling percaya.
ada di Natuna dalam wadah Koperasi.
Pedagang besar Ranai tidak pernah
bertemu dengan pedagang dari pasar Kontruksi sosial ini merupakan
tujuan tersebut.Transaksi ikan dilakukan langkah strategis agar aset bantuan dari
melalui perbankan dan pengiriman ikan program pemerintah seperti: kapal
dilakukan dengan pesawat ke Batam atau bantuan INKA MINA dan Mina Bahari,
dengan kapal ke Tanjung Balai Karimun alat tangkap, pabrik es, mesin pembuat
dan Tanjung Pinang. ice flake dan bantuan lain menjadi
barang modal dari koperasi – koperasi

44 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


di Kabupaten Natuna. Pemerintah Serumpun di Desa Tanjung sedang
merencanakan koperasi-koperasi mengurus status koperasinya agar
itu dijadikan unjung tombak untuk berbadan hukum. Pada setiap desa
mengembangkan bisnis perikanan di pesisir di Natuna paling tidak terdapat
Kabupaten Natuna. 2 KUB. Hasil identifikasi di Kabupaten
Terdapat beberapa koperasi yang Natuna terdapat sekitar 60 KUB dan
sudah terbentuk dengan anggota KUB yang masih aktif sekitar 12 KUB. KUB
yang terdapat di Natuna, seperti: tersebut sebagian besar dibentuk pada
Koperasi Serba Usaha (KSU) Indonesia Tahun 2014.
Hijau di Desa Batubi – Kecamatan Bantuan kapal untuk mendukung
Bunguran Batubi, Koperasi Nelayan berfungsinya Pelabuhan Perikanan Selat
Perbatasan Mutiara Ujung Utara di Desa Lampa yang diberikan melalui koperasi
Cemaga Tengah – Bunguran Selatan, tersebut dan akan dioperasionalkan
Koperasi Nelayan Lubuk Lumbang di oleh Koperasi. Saat ini permasalahan
Pering – Bunguran Timur, Koperasi Tiga utama dari Koperasi adalah kemampuan
Bersaudara di Teluk Baruk – Kecamatan manajerial koperasi yang terbatas,
Pulau Tiga atau Koperasi Nelayan sehingga pengelolaan bisnis belum dapat
Perbatasan Serumpun di Desa Tanjung dilakukan dengan baik. Ketua koperasi
– Kecamatan Bunguran Timur Laut. umumnya adalah pemilik kapal atau
KSU Indonesia Hijau di Desa Batubi pedagang dan ketua dewan pengawas
– Kecamatan Bunguran Batubi, Koperasi koperasi adalah kolega dari ketua
Nelayan Perbatasan Mutiara Ujung Utara koperasi.
di Desa Cemaga Tengah – Bunguran Koperasi Mutiara Ujung Utara
Selatan, merupakan koperasi yang misalnya merupakan koperasi yang
telah bekerja sama dengan Perum diketuai oleh Pemilik kapal merangkap
Perindo, walaupun terdapat berbagai pedagang, dan koperasi ini telah bekerja
permasalahan yang harus diselesaikan. sama dengan Perum Perindo dengan
Koperasi Nelayan Lubuk Lumbang perjanjian kerjasama operasional, untuk
di Pering – Bunguran Timur, merupakan mengoperasikan kapal penangkap ikan
koperasi nelayan yang telah menerima bantuan 30 GT. Koperasi ini memiliki
bantuan 600 bubu lipat dari pemerintah. 4 kapal penangkap ikan dan satu kapal
Namun, koperasi ini lebih banyak pengangkut ikan. Koperasi ini telah
mengembangkan usaha penjualan solar menerima bantuan ice flake dengan
untuk kegiatan penangkapan ikan. kapasitas 1,5 ton per hari. Dan ice
Sementara Koperasi Nelayan Perbatasan flake tersebut dioperasikan dengan

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 45


menggunakan genset.Kegiatan yang serta jenis ikan karang yang tidak
dilakukan oleh koperasi tersebut kurang memenuhi kualitas ekspor. Sedangkan
berjalan lancar karena kemampuan jenis ikan karang seperti Anggoli (red
sumberdaya manusia yang mengelola snapper), kerapu, kakap, dan ikan karang
koperasi sangat terbatas. Kegiatan lainnya ukuran premium 1 kg – 5 kg
kerjasama operasional dengan perindo dipasarkan segar untuk tujuan ekspor ke
dalam menangkap ikan terkendala Singapura melalui Tanjung Balai karimun.
banyak hal seperti surat kapal belum Untuk pengiriman ke Batam dalam
diperoleh, permasalahan yang demikian bentuk ikan segar yang umumnya adalah
dapat dikatakan dihadapi oleh semua Anggoli, Kakap, Manyung dan Kerapu.
koperasi di Natuna. Ikan yang dikirim ke Jakarta umumnya
tongkol, kakap, layang, cumi-cumi, ekor
3.5 Pemasaran Ikan Natuna kuning serta kerapu ukuran < 1 kg.
Sedangkan pengiriman ke Hongkong
Berdasarkan data dari Dinas
semuanya dalam bentuk kerapu hidup
Perikanan Kabupaten Natuna (2017), rata
(Kerapu Harimau, Kerapu Bakau, Kerapu
– rata hasil tangkapan ikan pada perairan
Cantik, Kerapu hybrid).
Laut Natuna Utara per bulan pada tahun
Distribusi ikan hasil tangkapan
2016 adalah 5.695 ton.Jumlah tersebut
nelayan di Natuna menuju pasar
dihasilkan oleh nelayan asal Natuna
dilakukan dalam dua bentuk, yaitu : (1)
sebesar 5.432 ton dan 264 ton dihasilkan
dari kapal sampai ke pelabuhan bongkar,
oleh armada perikanan dari luar Natuna.
(2) Dari pelabuhan bongkar ke pasar.
Dari jumlah 5.695 ton tersebut,
a. Dari kapal sampai ke pelabuhan
yang dipasarkan ke Tanjung Balai Karimun
bongkar
sekitar 64,7%. Tanjung Balai Karimun
merupakan sentra perdagangan penting Ikan hasil tangkapan nelayan Natuna
dari hasil tangkapan nelayan Natuna. Ikan didistribusikan ke pelabuhan
yang terkumpul di Tanjung Balai Karimun bongkar dilakukan melalui dua
Ikan akan dikirim ke Singapura. Ikan yang cara, yaitu:
diperdagangkan ke Jakarta mencapai 1) Dari kapal penangkap ikan
20,5%, Hong Kong 6,3%, Batam, ke kapal pengangkut. Sistem
Kalimantan Sekitar 0,4% dan sebesar 8% ini biasanya dilakukan oleh
dijual untuk konsumen di Natuna. armada penangkap ikan yang
Jenis ikan yang banyak dipasarkan berpangkalan di Tanjung Balai
untuk pasar lokal adalah jenis tongkol Karimun. Armada penangkap

46 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


ikan dari Tanjung Balai Karimun oleh kapal penangkap ikan
ini umumnya satu kelompok nelayan setempat (nelayan
terdiri dari sekitar 10 kapal Pulau Natuna, nelayan asal
penangkap ikan dan 2 kapal Kecamatan Pulau Tiga, dan
pengangkut. Kapal pengangkut nelayan Pulau Sedanau).
berfungsi sebagai kapal logistik Pembongkaran ikan dilakukan
untuk mengangkut ikan hasil secara manual dari kapal
tangkapan dan mensuplai BBM penangkap ikan ke pelabuhan.
dan perbekalan. Pembongkaran Ikan tersebut kemudian
ikan dan suplai logistik dilakukan disimpan dalam coolbox fiber
di laut (umumnya di perairan yang diberi es.
Kecamatan Pulau Tiga), karena
b. Dari pelabuhan ke pasar
fasilitas darmaga untuk tujuan
Ikan yang berasal dari nelayan asal
tersebut pada pusat pendaratn
Natuna yang telah dimasukkan
ikan belum memadai. Proses
dalam coolbox fiber di pelabuhan
pembongkaran ikan dilakukan
bongkar dan diangkut ke pasar
secara manual. Ikan dalam
dengan menggunakan mobil atau
palka kapal penangkap ikan
kendaraan roda dua. Sebagian ikan
dipindahkan ke coolbox fiber
yang tidak terserap ke pasar akan
yang diberi es batu. Ikan
dikirim ke unit pembekuan milik PT.
tersebut dibawa ke Tanjung
Perindo yang menampung hampir
Balai Karimun untuk di pilih
semua jenis ikan hasil tangkapan.
dan dikirimkan ke pasar
Dari total ikan tangkapan tersebut
(Singapura dan Batam). Total
sekitar 8% dijual di pasar lokal dan
kapal rawai asal Tanjung Balai
sisanya oleh pedagang antar pulau
ini sebanyak 48 kapal. Kapal ini
dikirim ke pasar regional melalui
juga sekaligus sebagai pembeli
Pemangkat dan Batam.
ikan umpan produksi Natuna,
yang diperkirakan satu kapal Pengiriman ikan ke Pemangkat
membutuhkan 4 ton ikan (Kalimantan Barat), Tanjung Balai
umpan sekali melaut. Karimun umumnya menggunakan
kapal laut. Dan untuk ikan karang
2) Dari kapal penangkap ikan ke
(Kakap Merah, kerapu dan ikan
pelabuhan pembongkaran ikan
karang lain) untuk tujuan ekspor,
di Natuna dan pulau sekitarnya.
melalui Batam menggunakan cargo
Sistem ini umumnya dilakukan
pesawat Sriwijaya Air.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 47


Pengiriman dengan pesawat di­lakukan di Singapura. Dan berdasarkan
setiap hari kecuali hari minggu karena informasi eksportirikan di Batam
tidak ada penerbangan ke Ranai. hanya mendapatkan fee dari
Penanganan ikan untuk pengiriman importir di Singapura.
melalui kapal laut dan kargo pesawat
sedikit berbeda. Ikan yang dikirim 3.6. Permasalahan Pemanfaatan
dengan kapal laut, dikemas dalam Sumber Daya Perikanan
coolbox fiber berkapasitas 200 kg,
dengan perbandingan ikan 120 kg Perairan Kabupaten Natuna adalah
dan es 80 kg. Ikan dan es di susun bagian dari perairan WPP 711. Perair­
berselang seling dan dibagian pinggir an tersebut merupakan salah satu
coolbox es dipadatkan dengan kayu fishing ground pilihan armada perikanan
sampai merata di sekeliling coolbox. beroperasi menangkap ikan pada
Sedangkan ikan yang dikirim dengan kawasan tersebut. Terdapat beberapa
kargo pesawat, dikemas dalam permasalahan dalam pemanfaatan
styrofoam yang berkapasitas 100 kg, sumber daya pada kawasan itu, seperti:
dengan perbandingan ikan 70-75 Kg a. Tingkat pemanfaatan beberapa jenis
dan es sekitar 25-30 kg. ikan telah lebih tangkap, terutama
Pedagang besar di Batam, Tanjung ikan pelagis kecil (dengan indek
Balai Karimun telah ada yang tingkat pemanfaatan telah mencapai
melakukan ekspor dengan tujuan 1,64). Ikan karang dari tingkat
utama ke Singapura. Dari satu pemanfaatan fully exploited (0,9)
pedagang besar di Ranai, per bulan pada tahun 2017 telah over exploited
dapat mengirim sekitar 10-15 ton (1,5). Demikian juga dengan Kepiting
ikan karang ke Batam, dan Tanjung (1,1), Rajungan (1,2) dan Cumi (1,8).
Balai Karimun. Beberapa jenis potensi ikan yang
dinilai mempunyai prospek untuk
Sementara survey terhadap pe­
dieksploitasi saat ini dalam posisi
dagang besar lain yang berlokasi
tingkat eksploitasi moderat dan
di Pangkalan Pendaratan ikan di
fully eksploited, cenderung akan
Tanjung, menyatakan bahwa dalam
over eksploitasi, seperti ikan pelagis
sebulan mampu mengirim ikan
besar, ikan demersal, udang paneid
sebanyak 6 – 7,5 ton ke Tanjung
dan lobster.
Pinang dan Batam. Harga yang
diterima oleh pedagang di Natuna b. Penambahan armada perikan­
ditentukan langsung oleh pedaganag an ke Laut Natuna Utara untuk

48 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


menangkap ikan akan mem­percepat berkisar antara 4 mil – 20 mil dari
laju pemanfaatan potensi ikan di pantai. Alat tangkap utama adalah
Natuna menuju tingkat pemanfaatan bubu, pancing ulur dan tonda.
yang over eksploitasi. Pada perairan Sedangkan armada dari luar Natuna
laut Natuna utara tahun 2016 terutama berasal dari Tanjung Balai
beroperasi 4.107 armada asal Karimun yang jumlahnya sekitar
Natuna dengan komposisi PTM 80-an unit dengan ukuran rata-rata
(27,6%), MT (3,8%), 1GT - 5GT 30 GT. Alat tangkap yang digunakan
(58,4%), 5GT - 10GT (9,3%), rawai dasar, gill net dan bouke ami.
10GT - 20GT (0,6%), 20GT Sementara kapal purse seine asal
-30GT (0,09%), > 30GT (0,2%). Tanjung Balai Karimun jumlah yang
Hal ini berarti sebagian besar beroperasi setiap bulan sekitar 4
armada perikanan asal Natuna unit, ukuranya 99 GT – 145 GT.
beroperasi pada perairan pantai

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 49


c. Nelayan asal Natuna, merupakan Desa Tanjung, bantuan alat tangkap
nelayan soliter, dalam setiap operasi bubu yang dibagikan pemerintah
penangkapan ikan pada satu kapal/ tidak sesuai dengan kondisi di
perahu terdiri dari 2 atau 3 nelayan, lapangan. Kontruksi bubu tidak
Dan menjadikan mereka menjadi sesuai dengan kondisi ikan karang
sebuah group yang terdiri dari yang tertangkap, karena pada
10 sampai 15 orang dalam satu perairan Natuna ukuran ikan yang
kapal/ perahu penangkap ikan tertangkap mencapai > 3 Kg/ekor,
memerlukan rekayasa sosial dan sehingga sering merusakkan bubu
waktu yang lama. Atau untuk yang dibagikan pemerintah.
mengkonsolidasi armada kecil e. Infrastruktur yang mendukung
menjadi armada 30 GT bagi nelayan usaha penangkapan ikan di Natuna
Natuna harus dengan teknologi tidak mencukupi. Pada pusat
yang lebih maju. pendaratan ikan di berbagai desa di
d. Alat tangkap untuk nelayan Natuna Natuna pasokan es sangat terbatas,
harus sesuai dengan potensi ikan yang sehingga tumbuh usaha pembuatan
di Tangkap. Berdasarkan wawancara es dengan freezer skala rumah
dengan kelompok nelayan Lubuk tangga (Gambar 13). Usaha ini
Lumbang di Kelurahan Bandarsyah, dalam jangka panjang tidak praktis
dan koperasi nelayan Serumpun di dan tidak efisien.

Gambar 13. Pembuatan Es Batu Skala Rumah Tangga di Natuna, Oktober 2017

50 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


f. Nelayan skala kecil asal Natuna g. Investasi untuk industri pengolahan
(1GT – 5GT), umumnya merasa hasil perikanan belum tumbuh di
dirugikan oleh beroperasinya Natuna, hal ini disebabkan oleh
armada penangkap ikan yang pasar dan harga ikan segar yang lebih
menggunakan alat tangkap bouke menarik.
amid dan purse seine, karena alat
ini sering beroperasi pada perairan
< 10 mil dari pantai. Saat operasi
penangkapan ikan di malam hari,
armada ini menggunakan lampu
yang sangat terang, sehingga nelayan
Natuna sulit mendapat ikan.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 51


Perikanan Dalam
Perekonomian
Kabupaten Natuna

4. Perspektif Pengembangan
Perikanan Tangkap pada Laut
Natuna Utara
Uraian sebelumnya telah me­
nunjukkan karakteristik dan pentingnya
peran perikanan laut di Natuna, bagi
nelayan lokal Natuna dan dari luar
Natuna. Karakteristik tersebut harus
menjadi acuan dalam pengembangan
Perikanan di Natuna. Kompleksitas
perikana tangkap laut pada Laut Natuna
Utara, karena usaha perikanan pada
kawasan itu, memiliki karakteristik
seperti berikut:
Kegiatan penangkapan ikan pada
perairan WPP 711, khususnya Laut
Natuna Utara dilakukan oleh nelayan
asal Natuna dengan armada yang paling
banyak adalah 1GT – 5GT dan nelayan

52 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


dari luar Natuna dengan armada tangkap Utara konsekuensinya sangat besar.
≥30 GT (terutama armada dari Tanjung Pertumbuhan potensi ikan berpeluang
Balai Karimun). menurun lagi. Upaya yang dapat
Hasil tangkapan armada perikanan dilakukan adalah melakukan konsolidasi
asal Natuna didaratkan pada berbagai armada penangkap ikan MT dan KM asal
pangkalan pendaratan ikan pada berbagai Natuna ukuran kecil menjadi armada
desa di Natuna, sedangkan hasil tangkapan 10 GT dan 20 GT, agar nelayan Natuna
armada dari luar Kabupaten Natuna menangkap ikan tidak terkonsentrasi
didaratkan pada pelabuhan asal dari pada perairan pantai. Konsolidasi
armada perikanan tersebut. armada ini memerlukan rekayasa
sosial dan waktu yang panjang karena
Produksi ikan yang didaratkan
nelayan Natuna bersifat soliter dan
nelayan asal Natuna pada berbagai lokasi
sulit berkelompok dalam jumlah besar.
pendaratan di Natuna pada tahun 2015
Pengembangan armada tangkap laut
tercatat 48.698,9 ton (Statistik Perikanan
di Natuna ini, harus dimonitor dengan
Kabupaten Natuna, 2016). Sementara,
ketat khususnya bagi sumberdaya ikan
ikan asal WPP 711 termasuk dari perairan
yang sudah overexploited. Pelaporan
Laut Natuna Utara yang ditangkap
dan pencatatan data hasil tangkapan
oleh berbagai armada perikanan pada
harus dilakukan di tempat pendaratan
pelabuhan asal kapal penangkap ikan dari
ikan setempat sehingga dapat terpantau
luar Natuna tersebut menurut Statistik
dengan baik.
Perikanan Tangkap, 2016, mencapai
596.842 ton pada tahun yang sama. Pengembangan usaha pengolahan
hasil perikanan perlu dilakukan khususnya
Implikasi dari data produksi WPP
untuk usaha kecil dan menengah (UKM),
711 diatas, dan disandingkan dengan
untuk memperbaiki produktivitas,
dokumen Kepmen KP Nomor 47/
mutu, teknologi pengemasan dan
KEPMEN - KP/2016 dan No. 50/
jangkauan pemasaran. Produk olahan
KEPMEN - KP/2017 menunjukkan
seperti: amplang ikan, teri asin dan
perikanan tangkap laut di Natuna dapat
produk fermentasi teri (pede’) perlu
dikatakan telah over exploited. Pemulihan
dipromosikan sebagai produk khas
pertumbuhan potensi ikan pada WPP
daerah, sehingga daya serap pasarnya
711, selama periode 2011-2016 1,5%
meningkat karena wisatawan, dan
per tahun turun menjadi (5,4%) selama
pendatang sesaat, atau untuk dikirim
periode 2011-2017.
ke berbagai kota di sekitar Natuna.
Penambahan upaya (effort) untuk
Perbaikan kualitas dan kemasan produk
perikanan di WPP 711 Laut Natuna

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 53


olahan ikan termasuk mempercepat 20GT (0,6%), 20GT – 30GT (0,09%)
implementasi sertifikasi PIRT, sertifikat dan >30GT (0,1%). menjadi armada
halal, SKP dan lain lain. Sertfikasi tersebut perikanan 10GT dan 20GT yang sesuai
dapat memperluas pasar, karena dengan kebiasaan masyarakat.
produk olahan dapat diterima pada Konsolidasi melalui koperasi atau
pasar swalayan serta pusat-pusat oleh- holding company tersebut diperoleh tiga
oleh di Natuna. Program pembinaan manfaat:
dan bimbingan UKM pengolahan
Mendorong program konsolidasi
serta pengembangan UKM baru tidak
armada perikanan tangkap skala kecil
boleh dihentikan agar tumbuh UKM
Natuna menjadi armada perikanan
pengolahan baru yang saat ini jumlahnya
ukuran 10GT dan 20GT (ukuran ini
masih sedikit. UKM_UKM tersebut
merupakan ukuran yang memperhatikan
dapat menyerap ikan segar dalam jumlah
kebiasaan nelayan Natuna);
yang lebih besar lagi.
Mendorong nelayan koperasi atau
Pengembangan pengolahan skala
holding company tersebut mendaratkan
industri besar saat ini belum memungkinkan,
ikan di Pelabuhan Perikanan Selat Lampa
karena ikan hasil tangkapan banyak yang
dengan insentif perbekalan melaut yang
dipasarkan ke luar Natuna. Pengembangan
murah dan harga ikan yang kompetitif
industri pengolahan skala industri, dapat
dan dibayar tunai.
dilakukan setelah Pelabuhan Perikanan
Memberi insentif (subsidi investasi
Natuna di selat Lampa berfungsi dan
kapal) kepada nelayan ikut program
memiliki stok ikan yang besar.
konsolidasi armada tangkap menjadi
Oleh sebab itu, pengembangan
ukuran 10 GT dan 20GT.
perikanan tangkap pada perairan Natuna
Program konsolidasi armada
dapat dilakukan dengan dua skenario, yaitu:
perikanan skala kecil di Natuna ini
Membentuk kelembagaan koperasi
sekaligus berfungsi untuk transfer
atau holding company usaha perikanan
teknologi dan memfungsikan Pelabuhan
tangkap. Kelembagaan ini sahamnya
Perikanan Selat Lampa di Natuna. Jika
dimiliki oleh nelayan dan pedagang
konsolidasi ini dapat dilakukan maka
ikanKoperasi atau holding company
pencatatan hasil tangkapan nelayan dapat
tersebut sebagai wadah untuk meng­
lebih tertib sehingga unreported fishing
konsolidasikan armada perikanan skala
dari perikanan skala kecil Natuna dapat
kecil di Natuna (PTM yang mencapai
dikurangi.
27,6%, MT (3,9%), 1GT – 5GT
(58,4%), 5GT-10GT (9,3%), 10GT-

54 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Memobilisasi secara bertahap, Prakiraan dampak dari aktivitas
pembongkar­a n ikan hasil tangkapan pasar ikan lelang modern di Ranai
armada perikanan dari luar Natuna. akan mendorong perkembangan per­
Mobilisasi dilakukan agar armada dari ekonomian di Kabupaten Natuna secara
luar Kabupaten Natuna yang ber­ keseluruhan. Dengan tumbuhnya usaha
operasi menangkap ikan di Perairan jasa pengiriman ikan, tumbuhnya jasa
Natuna, mendaratkan ikan di Pelabuhan penginapan untuk akomodasi pedagang
Perikanan Selat Lampa. yang ikut dalam berbagai aktivitas
Pembongkaran ikan oleh armada di pasar tersebut, dan yang paling
dari luar Natuna di Pelabuhan Perikanan penting adalah tersedianya lapangan
Selat Lampa tersebut berimplikasi pada: kerja tambahan untuk berbagai lapisan
masyarakat yang ada di Natuna.
Di Natuna harus dibangun pasar
grosir ikan terbesar (Pasar grosir ikan Keberadaan pasar lelang tersebut
tersebut dibangun di Ranai, karena di Selat diperkirakan berperan dalam menstimulasi
Lampa telah menjadi kawasan militer). konsolidasi armada perikanan skala kecil
Pasar ini dipersiapkan sebagai pasar ikan di Natuna, sehingga hasil tangkapan
lelang modern yang melelang ikan dalam armada perikanan di Natuna dapat
skala besar (± 100 Ton) per bulan. berkontribusi dalam pasar lelang modern
tersebut.
Fasilitas pendukung perdagangan ikan
(seperti warehouse dan cold storage harus Konsolidasi armada perikanan skala
dipersiapkan agar ikan hasil lelang mutunya kecil tersebut secara tidak langsung akan
tetap prima dan logistik kapal penangkap mendorong pemulihan potensi ikan
ikan terjamin. pada perairan pantai, karena sebagian
armada berukuran kecil telah menjadi
Sistem transportasi dan komunikasi
armada 10GT dan 20GT yang tidak lagi
serta sarana pe­ngiriman barang di Natuna
menangkap ikan pada perairan pantai di
harus di­sempurnakan agar mobilisasi
Laut Natuna Utara.
barang dan jasa dapat berjalan lancar dan
tidak ada kendala yang berarti.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 55


Langkah Kebijakan
Pembangunan
Perikanan pada Laut
Natuna Utara

K
ebijakan pengembangan
perikanan di Kabupaten
Natuna dengan 2 skenario
yang disebutkan diatas,
harus dilakukan dengan road map
seperti pada Tabel 12.

56 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Tabel 12. Road map pengembangan perikanan asal Natuna
Tahun
Kegiatan Target
Pertama Kedua Ketiga Keempat
Membentuk Membangun
rintisan Penguatan
Satu Pembentukan Sosialisasi dan
kelembagaan yang Sosialisasi dan
Kelembagaan satu penguatan
berbadan hukum manfaat kemandirian
Perikanan: kelembagaan kelembagaan
kelembagaan kelembagaan
Koperasi Perikanan di Sosialiasi perikanan
nelayan perikanan
atau Holding Natuna kelembagaan pada Natuna
Natuna
Company nelayan
Menghimpun Menghimpun
Menghimpun
50 unit 50 unit
50 unit armada
armada MT armada MT
x MT menjadi 10
menjadi 10 menjadi 10
unit armada
unit armada unit armada
10GT
10GT 10GT
Menjadi
Menghimpun
armada Menghimpun Menghimpun
100 unit
perikanan 100 unit 100 unit
Konsolidasi armada
10 GT dan armada 1GT – armada 1GT –
armada x 1GT – 5GT
20GT melalui 5GT menjadi 5GT menjadi
perikanan menjadi 20
Koperasi 20 unit 20 unit armada
unit armada
Dan holding armada 10GT 10GT
10GT
company
Konsolidasi 40 Konsolidasi 40 Konsolidasi 40
unit armada unit armada unit armada
5GT-10GT 5GT-10GT 5GT-10GT
x
menjadi 10 menjadi 10 unit menjadi 10
unit armada armada 20GT unit armada
20GT 20GT
Menyediakan
insentif
perbekalan
75 kapal ikan 75 kapal ikan 100 kapal ikan
Mendaratkan dan BBM 50 kapal ikan
Natuna 10 Natuna 10 GT & Natuna 10
ikan di Selat subsidi untuk Natuna 10 GT & 10
GT & 10 unit 10 unit armada GT & 10 unit
Lampa armada unit 20 GT
20GT 20 GT armada 20 GT
perikanan
rakyat asal
Natuna

Langkah kebijakan yang perlu berbagai lokasi di luar Kabupaten Natuna


dilakukan untuk memobilisasi armada adalah seperti pada Tabel 13.
perikanan yang berpangkalan pada

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 57


Tabel 13. Road map pengembangan perikanan Natuna dengan basis armada dari
luar Natuna
Tahun
Kegiatan Target
Pertama Kedua Ketiga Keempat

Mobilisasi kapal Pembongkaran


penangkap 200
ikan ke Selat 50 kapal 75 kapal 100 kapal
ikan dari luar kapal
Lampa
Kabupaten
Natuna yang
menangkap
ikan di Laut Membangun
Natuna Utara dan 1 Unit SPBN Stok
Stok solar 15 Stok solar 20
ke Selat Lampa menyediakan dan Stok Solar solar 25
ribu Kl ribu Kl
Solar Non 10 ribu KL ribu Kl
Subsidi
Pembangunan Penyempurnaan Penyempurnaan
pasar lelang fasillitas pasar fasillitas pasar
ikan (grosir) di lelang ikan lelang ikan
Ranai (1 Unit) (grosir) di Ranai (grosir) di Ranai
Penyempurnaan
Pembangunan
fasilitas cold
Cold Storage (1
storage (1 Unit
Unit – 200 Ton)
Pembangunan – 200 Ton) di
di Pasar Grosir
Pembangunan infrastruktur Pasar Grosir Ikan
Ikan Ranai
(3 unit) Ranai
Pembangunan
warehouse Penyempurnaan
logistic kapal warehouse
ikan (1 Unit logistic kapal
– 100 Ton) di ikan di Pasar
Pasar Grosir Grosir Ikan Ranai
Ikan Ranai
Memfungsikan 100
50 ton ikan per 100 ton per
Pasar ikan Lelang Ikan 75 ton per bulan ton per
bulan bulan
Grosir Ranai bulan
Membangun
Membangun 1 BTS di Pasar
Sistem IT pasar
sistem Grosir Ikan
Grosir Ikan
komunikasi Ranai
Ranai

Langkah kebijakan yang di­sebutkan


diatas harus didukung oleh anggaran
yang memadai dari instansi terkait.

58 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Penutup:
Arti Penting
Perikanan di Laut
Natuna Utara

P
erairan Laut Natuna Utara
merupakan perairan strategis,
sejak sebelum kemerdekaan
telah dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan. Saat ini perairan
tersebut memiliki arti strategis, karena
terdapat ladang minyak dan gas lepas
pantai, menyimpan berbagai situs sejarah
benda muatan kapal tenggelam (BMKT),
jalur pelayaran kapal antar benua dan
menyimpan potensi ikan dalam jumlah
yang cukup memadai.
Pemanfaatan potensi ikan di Laut
Natuna Utara, harus dikawal ketat, tersebut semakin merosot menjadi
karena pertumbuhan potensi ikan pada (5,4%) per tahun.
perairan tersebut memberi sinyal yang Konsolidasi armada tangkap skala
tidak menguntungkan. Pada tahun 2011- kecil menjadi armada skala 10 GT
2016 pertumbuhannya 1,5% per tahun dan 20 GT, menjadi alternatif untuk
dan pada tahun 2011-2017 pertumbuhan pengembangan perikanan tangkap

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 59


pada perairan Laut Natuna Utara, armada perikanan dari luar Kabupaten
dibandingkan dengan merelokasi armada Natuna untuk membongkaran ikan hasil
dari daerah lain ke Laut Natuna Utara. tangkapannya pada Pelabuhan Perikanan
Relokasi tersebut tidak menguntungkan Natuna di Selat Lampa.
terhadap pertumbuhan potensi ikan. Selain itu untuk mengembangkan
Pengembangan perikanan tangkap perikanan tangkap laut di Kabupaten
laut di perairan natuna Utara dilakukan Natuna, memerlukan infrastruktur yang
dengan dua skenario, yaitu pertama memadai serta koordinasi lintas sektor
membentuk kelembagaan (koperasi atau yang kuat agar perencanaan dan investasi
holding company) usaha perikanan tangkap dapat tersedia sesuai dengan kebutuhan.
yang sahamnya dimiliki oleh nelayan Pendanaan dari pemerintah maupun swasta
dan pedagang ikan. Kelembagaan ini sangat diperlukan untuk memobilisasi
menjadi wadah untuk mengkonsolidasikan armada skala kecil dan armada perikanan
armada perikanan skala kecil menjadi yang beroperasi pada laut Natuna Utara
armada perikanan yang efisien. Kedua agar memanfaatkan Pelabuhan Perikanan
dengan memobilisasi secara bertahap Natuna di Selat Lampa.

60 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Pendanaan juga diperlukan untukkebijakan mobilisasi armada perikanan
membangun infrastruktur skala besar tangkap masyarakat lokal dan armada
(Pasar Grosir Ikan Natuna) di Ranai, dan
perikanan tangkap yang berpangkalan
mempersiapkan jaringan sosial baru yang
di luar Natuna tetapi beroperasi di Laut
mengisi pasar tersebut tanpa merusak Natuna Utara. Pasar grosir tersebut
jaringan sosial yang ada. harus didukung oleh berbagai sarana dan
Pasar grosir ikan Natuna tersebut prasarana, dalam sistem distribusi ikan.
menjadi titik sentra terkait dengan

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 61


Daftar Pustaka

Akbar, M. 2003. Analisa Kelayakan Usaha dan


Efisiensi pada Penggunaan Alat Tangkap
Purse Seine di Kota Pekalongan. Tesis
Program Pasca Sarjana UNDIP.
Ambari, M. 2017. Sebanyak apa harta
karun yang ada di perairan Indonesia
sekarang ?.Mongabay Situs Berita
Lingkungan.6 Februari 2017.http://
www.mongabay.co.id/2017/02/06/
sebanyak-apa-harta-karun-yang-
ada-di-perairan-indonesia-sekarang/
retrived: 17 Januari 2017.
BPS Kabupaten Natuna. 2017. Kabupaten
Natuna Dalam Angka 2017. BPS
Kabupaten Natuna.Ranai324halaman.
Berger, P.L., and Luckmann, T. (1966).
The social construction of reality.
A treatise in the sociology of
knowledge. (p. 249). Penguin Books.

62 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


Copes P. 1972. Factor Rents, Sole Ownership Scott, J.C. 1972. Patron Cilent Politics and
and the Optimum Level of Fisheries Political Change in Southeast Asia.
Exploitation.Manchester School of American Political Science Review.
Economic and Social Studies.Vol 40. pp 66(1):91 – 113.
145 – 160. Suman A, Wudianto, B. Sumiono, H.E.
Dinas Perikanan Kabupaten Natuna. 2017. Irianto, Badrudin dan K. Amri. (2014).
Statistik Perikanan Kabupaten Natuna, Potensi dan Tingkat Pemanfaatan
2016. DKP Kabupaten Natuna.Ranai. Sumberdaya Ikan di Wilayah
Kompas.2017. Natuna Tolak Penangkutan Pengelolaan Perikaan Republik
Harta Karun.Kompas 9 Oktober Indonesia (WPP RI). Penerbit Ref
2017.https://www.pressreader.com/ Grafika dan BPPL. Jakarta. pp. 199.
indonesia/kompas/.../2819517230321... Schaefer M.B. 1957. Some Considerations
- . retrieved 17 Januari 2018. o f Po p u l a t i o n D y n a m i c s a n d
Pigawati, B. 2005.Identifikasi Potensi dan Economics in Relation to the
Pemetaan Sumber daya Pesisir Pulau Management of the Commercial
Pulau Kecil dan Laut Kabupaten Marine Fisheries. J. Fish Res. Board
Natuna, Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Canada. 14(5).pp 669 – 681.
Kelautan UNDIP. Vol:(10)-4: 229 – Schaefer M.B. 1954. Some aspect of the
236. dynamics of populations important
Pretty, J. 1995. Regenerative Agriculture: to the management of commercial
Policies and Practice for Sustainability Marine fisheries. Inter American
and Self Reliance. London. Earthscan. Tropical Tuna Bulletin 1: 27 – 56.
Dalam R. Ramirez. 1995. Partipatory Scottenhammer A. 2012. The China Seas
Learning and Comunication in The World History: A General
Approaches for Managing Pluralism. Outline of the Role of Chinese and
http://www.fao/document/show_cdr. East Asian Maritime space from its
asp?url_file=/DOCREP/W8827E/ Origin to C. 1800. J. of Marine and
w8827e08.htm., Retrieved. 10 April Island Culture 1(2). Institution for
2010. Marine and Island Culture.1(2). pp:
Radcliffe-Brown, A.R. (1940). On social 63-86.
constructure. The Journal of Williams, K.C. 2004. Spiny Lobster Ecology
Antrophological Institute of Great and Exploitation in the South China
Britain and Ireland. (70)1. 1940, 1 – 12. Region. Proceeding of the workshop
Rustinsyah. 2011. Hubungan Patron Klient held at the Institute of Oceanography,
di Kalangan Petani Desa Kebonrejo. Nha Trang Vietnam, July 2004. ACIAR
Dept. Antropologi FISIP.Univ. Airlangga. Proceeding No. 120.73 p.
Surabaya. Vol 24(2): 176-182.

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 63


Biodata Penulis

Dr. ARMEN ZULHAM


adalah Doktor Ilmu
Sumber Daya Pesisir
dan Lautan. Lahir di
Banda Aceh 10
Desember 1960. Saat
ini adalah Peneliti Utama bidang Sosial
Ekonomi Perikanan dan Kelautan pada
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan, Badan Riset dan
Sumberdaya Manusia Kelautan dan
Perikanan di Jakarta. Pendidikan Sarjana
Perikanan diselesaikan pada Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas
Perikanan – Institut Pertanian Bogor
tahun 1984. Master bidang Ekonomi
Perikanan diperoleh dari University
Pertanian Malaysia, Serdang – Selangor
tahun 1989 dengan Bea Siswa ICLARM.
Saat menyelesaikan program Doktor,

64 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya


banyak mempelajari ilmu ekonomi aktif melakukan penelitian aspek sosial
pertanian dan ilmu pesisir dan lautan di ekonomi kelautan dan perikanan dan
Sekolah Pasca Sarjana – Institut Pertanian menulis berbagai buku dan artikel ilmiah.
Bogor tahun1999 – 2005, dengan bea Pada tahun 2011 menggagas
siswa PAATP (Badan Litbang Pertanian). kegiatan pemberdayaan masyarakat
Karier peneliti dimulai dimulai sejak perikanan melalui Klinik IPTEK Mina
tahun 1985 pada Pusat Agro Ekonomi Bisnis (KIMBis). Selama tahun 2011 –
(sekarang Pusat Sosial Ekonomi dan 2014 diberi tanggung jawab menjadi
Kebijakan Pertanian) Kementerian koordinator program KIMBis pada
Pertanian di Bogor. Kajian meliputi 14 lokasi diseluruh Indonesia oleh
berbagai aspek sosial ekonomi: perikanan, Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi
perdagangan komoditas pertanian, Kelautan dan Perikanan-Jakarta.
kedele, migrasi- arus tenaga kerja dan Sejak 2014 sampai 2017 banyak
barang di pedesaan serta kemiskinan. melakukan penelitian tentang dinamika
Penelitian lain adalah pencemaran lahan masyarakat perikanan di Teluk Jakarta,
sawah akibat tsunami di Aceh, distribusi karena permasalahan kebijakan
pangan pada korban tsunami dan estimasi Reklamasi Pulau dan Pembangunan
produksi beras di Aceh pasca tsunami. Tanggul Laut di Teluk Jakarta. Penelitian
Setelah menyelesaikan Program pengembangan perikanan tangkap laut
Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana – di WPP 711 – khusus Laut Natuna
Institut Pertaninan Bogor, menjadi Kepala Utara, WPP 715 – khususnya pada Kota
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Ternate, dan WPP 714 – khususnya pada
Provinsi Aceh - Badan Litbang Pertanian kawasan teluk Kendari dan Laut Banda.
(2006 – 2007).Pernah bekerja sebagai
Dr. Subaryono, S.Pi,
peneliti pada World Food Program Jakarta
M.Si, dilahirkan di
dan Banda Aceh (2006). Pada tahun yang
Kulon Progo 11
sama bergabung dengan Sinclair Knight
Desember 1971.
Merz – Australia sebagai Risk Environment
Penulis me­
Management Specialist di Banda Aceh.
nyelesaikan pen­
Pada Pebruari 2007, bergabung sebagai
didikannya sebagai sarjana Perikanan di
peneliti merangkap Kepala Bidang Tata
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Operasional Balai Besar Riset Sosial
Mada pada tahun 1999. Selanjutnya penulis
Ekonomi Kelautan dan Perikanan.Jabatan
bekerja sebagai peneliti di Balai Besar Riset
Kepala Bidang Tata Operasional berakhir
Pengolahan Produk dan Bioteknologi
pada awal tahun 2015. saat ini penulis

Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya 65


Kelautan dan Perikanan sejak 1999 sampai Regi Fiji Anggawangsa,
sekarang. Penulis ber­k esempatan S.Pi, lahir di Subang, 3
meneruskan pendidikan magisternya di Maret 1986.
Jurusan Ilmu Pangan Fakultas Teknologi M e n y e l e s a i­­­­k a n
Pertanian Institut Pertanian Bogor pada pendidikan­­nya sebagai
tahun 2006 dan menyelesaikannya pada Sarjana Perikanan
tahun 2009. Selanjutya penulis meneruskan pada Fakultas Perikanan dan Ilku
program Doktornya di jurusan yang sama Kelautan Institut Pertanian Bogor tahun
pada tahun 2011 dan me­nyelesaikannya 2008. Penulis pernah bekera sebagai
pada tahun 2016. Buku ini adalah buku Editor di PT ExsaMap Asia dan saat
ke-tiganya selain buku terdahulu seperti ini penulis bekerja sebagai Peneliti
buku Membuat Agar dari Rumput Laut Muda bidang Perikanan Tangkap pada
Gracilaria sp.yang diterbitkan Penebar Pusat Riset Perikanan (dulu Pusat Riset
Swadaya tahun 2013 dan Pembuatan Perikana Tangkap dan Pusat Penelitian
Tepung Puding Alginat Instan yang Pengelolaan Perikanan dan Konservasi
diterbitkan Penebar Swadaya tahun 2016. Sumber Daya Ikan) sejak tahun 2009.
Saat ini penulis juga aktif sebagai anggota
Sekretariat Komisi Nasional Pengkajian
Sumber Daya Ikan.

66 Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Natuna dan Sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai