Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN LAMPARA DASAR


DI PERAIRAN KELURAHAN PASAR II NATAL KECAMATAN NATAL
KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

ALI BASRI RANGKUTI

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
1

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN LAMPARA DASAR


DI PERAIRAN KELURAHAN PASAR II NATAL KECAMATAN NATAL
KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

Ali Basri Rangkuti1), Arthur Brown2), Isnaniah2)


E-mail: alibasrirangkuti@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019 selama 1 minggu di perairan
Kelurahan Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi
Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai data informasi mengenai
komposisi lampara dasar yang dioperasikan pada perairan Pasar II Natal Kecamatan Natal
Kabupaten Mandailing Natal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey, data yang diperoleh secara langsung ke lapangan dengan mengevaluasi alat
tangkap lampara dasar yang dioperasikan oleh nelayan di Kecamatan Natal Kabupaten
Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Hasil tangkapan yang diperoleh selama
kegiatan penelitian, seperti ikan kakap merah, cumi-cumi, kembung, layur, maco, tamban
dan teri. Ikan-ikan hasil tangkapan diangkat oleh nelayan kedarat menggunakan
keranjang berkapasitas 30 kg. Sedangkan Ikan hasil tangkapan yang diperoleh selama
kegiatan penelitian antara lain ikan kakap merah, cumi-cumi, kembung, layur, maco,
tamban dan teri. Total hasil tangkapan yang didapatkan 1876 kg dengan jumlah individu
819873 ekor. Ikan target yaitu ikan teri dengan berat keseluruhan 1696 kg dengan
persentase 90,40% dari total berat keseluruhan ikan hasil tangkapan. Banyaknya ikan teri
yang didapat yaitu 814080 ekor atau 99,29% dari total banyaknya hasil tangkapan. Ikan
hasil tangkapan sampingan yang didapatkan seberat 180 kg atau sebanyak 5793 ekor.

Kata Kunci :Lampara Dasar, Ikan Teri, Primer dan Sekunder


1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2

COMPOSITION OF SURROUNDING NET CATCHES IN VILLAGE


OF PASAR II WATERS, MANDAILING NATAL DISTRICT, NORTH
SUMATERA PROVINCE

By :

Ali Basri Rangkuti1) Arthur Brown2) Isnaniah2)


E-mail: alibasrirangkuti@gmail.com

Abstract

This research was conducted in September 2019 for 1 week in the waters of Pasar II Natal
Village, Natal District, Mandailing Natal Regency, North Sumatra Province. The purpose
of this study is to produce data information about the composition of the basic lampara
which is operated in the waters of the Pasar II Natal District of Natal District of
Mandailing Natal. The method used in this study is a survey method, data obtained by
fishing experiment using surrounding net which is operated by fishermen in the District
of Natal Mandailing Natal seawaters, North Sumatra Province. The catch fishes are raised
by fishermen ashore using a 30 kg basket. While the catch fish obtained during the
research activities consists of red Lutjanus bitaeniatus, Doryteuthis pealeii, Rastrelliger
faughni, Trichiurus lepturus, Eubleekeria splendens, Sardinella albella and Stolephorus
indicus. Total catches obtained were 1876 kg with 819873 individuals. Actually,the target
fish Anchovies (Stolephorus indicus) was caught with a total weight of 1696 kg with a
percentage of 90.40% of the total weight of the catch fish. The number of anchovies
obtained is 814080 or 99.29% of the total catch. The bycatch of fish obtained weighing
180 kg or as many as 5793 fishes.

Keywords: Basic Attachment, Stolephorus indicus, Primary and Secondary


1)
Student of Fisheries and Marine Faculty, University of Riau
2)
Lecture of Fisheries and Marine Faculty, University of Riau
3

I. PENDAHULUAN Dasar di Perairan Kelurahan Pasar II


Natal Kecamatan Natal Kabupaten
1.1 Latar Belakang Mandailing Natal Propinsi Sumatera
Sumberdaya perikanan di Indonesia Utara”.
sangat melimpah, tetapi pengolahan dan
pemanfaatannya serta pengelolaannya 1.2. Perumusan Masalah
untuk memperoleh manfaat ekonomi Berdasarkan uraian latar belakang
yang optimal sampai saat ini masih penelitian ini, maka diambil rumusan
belum optimal dibandingkan dengan masalah sebagai berikut:
potensi yang ada. Nelayan adalah orang 1. Bagaimana teknik pengoperasian alat
atau individu yang aktif dalam tangkap lampara dasar serta fishing
melakukan penangkapan ikan dan ground nya di perairan laut Kelurahan
binatang air lainnya (Suyitno, 2012). Pasar II Natal Kecamatan Natal
Kelurahan Pasar II Natal merupakan Kabupaten Mandailing Natal.
salah satu kelurahan di Kecamatan Natal 2. Bagaimana komposisi hasil tangkapan
Kabupaten Mandailing Natal Provinsi lampara dasar di perairan laut
Sumatera Utara yang berbatasan Kelurahan Pasar II Natal Kecamatan
langsung dengan laut dimana mata Natal Kabupaten Mandailing Natal.
pencaharian masyarakatnya adalah 1.3. Tujuan dan Manfaat
sebagai nelayan yang masih bersifat Penelitian ini bertujuan untuk
tradisional. Banyak studi yang telah mendeskripsikan konstruksi dan
membuktikan nelayan tradisional pengoperasian alat tangkap lampara
umumnya lebih miskin daripada dasar serta fishing ground nya berikut
keluarga petani, pengrajin dan pekerja dengan mengidentifikasi komposisi hasil
sektor informal (Kusnadi, 2002). Salah tangkapan lampara dasar di perairan laut
satu alat tangkap yang banyak digunakan Kelurahan Pasar II Natal. Sedangkan
dan masih dioperasikan nelayan di manfaat dari penelitian ini sebagai
perairan Kelurahan Pasar II Natal adalah sumber data dan informasi mengenai
alat tangkap pukat tarik lampara komposisi lampara dasar yang
dasar.Dalam bahasa perikanan dioperasikan sehingga nantinya dapat
Internasional lampara dasar dikenal dijadikan rujukan untuk penelitian
dengan Demersal danish seine selanjutnya.
(Gardelena et al., 2015). Prinsip dasar
II. TINJAUAN PUSTAKA
dalam pengelolaan sumberdaya ikan
2.1 Perikanan Tangkap
adalah bagaimana memanfaatkan
Perikanan adalah semua usaha
sumberdaya ikan yang tidak hanya
penangkapan budidaya ikan dan kegiatan
menghasilkan manfaat ekonomi yang
pengelolaan hingga pemasaran hasilnya.
tinggi bagi pengguna, namun tetap
Sumberdaya perikanan adalah seluruh
menjaga kelestariannya (keberlanjutan).
binatang dan tumbuhan yang hidup di
Sehubungan dengan hal tersebut di atas
perairan (baik di darat maupun di laut)
maka dibutuhkan perencanaan yang
oleh karena itu perikanan dapat
tepat dalam pengembangan sumberdaya
dibedakan atas perikanan darat dan
perikanan tangkap agar dapat
perikanan laut (Mubyarto, 1994).
dimanfaatkan secara optimal dan
Usaha perikanan dapat dipandang
bertanggung jawab, untuk mencapainya
sebagai suatu perpaduan faktor produksi
dibutuhkan data dan informasi tentang
atau suatu barang antara yang dihasilkan
produktivitas alat tangkap. Oleh sebab
faktor-faktor produksi klasik tenaga
itu perlu dilakukan penelitian tentang
kerja dan barang-barang modal atau
“Komposisi Hasil Tangkapan Lampara
4

apapun yang dianggap sejenisnya tidak dihela di belakang kapal yang


(Walangadi, 2011). sedang berjalan (kapal dalam keadaan
Usaha penangkapan adalah kegiatan berhenti) tanpa menggunakan papan
menangkap atau mengumpulkan rentang atau palang rentang. Pukat tarik
binatang atau tumbuhan yang hidup di lampara dasar dioperasikan melingkari
laut untuk memperoleh penghasilan gerombolan ikan yang diperkirakan
dengan melakukan pengorbanan tertentu berada di dasar perairan dengan
sehingga dapat meningkatkan menggunakan tali selambar yang
pendapatan (Hanafiah, 2011). panjang. Penarikan tali selambar dengan
Pengetahuan serta keterampilan tujuan untuk menarik dan mengangkat
sangat menentukan produktivitas pukat tarik lampara dasar ke atas geladak
nelayan. Kekurangan pengetahuan kapal. Beberapa pukat tarik lampara
merupakan faktor yang menyebabkan dasar pada sisi bawah mulut jaringnya
rendahnya tingkat produktivitas dipasang pemberat (SNI, 2006).
(Sukirno, 2011). Ukuran jaring lampara bervariasi
mulai panjang 25-50 depa dan lebar
2.2.Kapal Lampara Dasar (dalam jaring) antara 6-20 depa, kantong
Kapal yang digunakan dalam jaring relatif besar (Gardelena et al,
pengoperasian pukat tarik lampara 2015). Ada beberapa faktor - faktor yang
biasanya relatif kecil dan sederhana mempengaruhi efisiensi suatu alat
dimana panjangnya 9-18 m dengan tipe penangkapan ikan, yaitu konstruksi alat
geladak yang terbuka. Kapal yang penangkapan ikan yang cocok,
digunakan pada pengoperasian alat keterampilan nelayan, serta bahan yang
tangkap ini ada 3, yaitu kapal dengan dipergunakan (Sadhori, 1984).
ukuran lebih besar dengan bahan dasar
kayu maupun besi, kemudian perahu 2.4. Metode Pengoperasian Lampara
jaring sebagai pengangkut alat tangkap, Dasar
dan perahu sebagai pembawa lampu 1. Penurunan Pukat (Setting)
untuk menggiring ikan (Subani dan Penurunan alat tangkap dilakukan
Barus, 1989). dari buritan kapal dengan kecepatan
perlahan-lahan dan setelah proses
2.3. Alat Tangkap Lampara Dasar penurunan selesai maka kecepatan di
Lampara dasar adalah semacam tinggikan (SNI, 2006). Kapal bergerak
pukat sederhana jenis pukat kantong maju dan tali selembar diikatkan pada
yang dioperasikan di laut menggunakan kayu papan yang diletakkan masing-
kapal atau perahu. Biasanya tali sisi masing dikedua sisi kapal secara
bawah sedikit lebih pendek, sehingga mendatar, dengan panjang masing-
jaring akan melengkung dan masing kedua kayu papan kurang lebih 3
mencembung di bagian bawah, (tiga) meter yang digunakan untuk
membentuk setengah mangkuk yang merentangkan posisi letak tali penarik.
akan menyulitkan ikan melarikan diri. Panjang tali penarik disesuaikan dengan
Lampara dasar dilengkapi dengan dua kedalaman perairan dan kecepatan hela.
sayap dan bagian belakang yang Penggunaan tali penarik dan pengaturan
memiliki mesh lebih kecil untuk kecepatan hela dengan tujuan untuk
menampung ikan yang tertangkap mengatur kedalaman pukat agar dapat
(Gardelena et al., 2015). menyelusuri dasar perairan.
Pengoperasian pukat tarik lampara 2. Penghelaan pukat (Towing)
dasar kadang-kadang dilengkapi dengan Penghelaan alat tangkap dilakukan
danleno yang terbuat dari balok kayu di belakang kapal yang sedang berjalan
atau pipa besi, pukat tarik lampara dasar
5

sehingga pukat lampara dasar modifikasi III. METODE PENELITIAN


menyelusuri dasar perairan dengan 3.1. Waktu dan Tempat
mengikatkan tali penarik penghubung Penelitian ini dilaksanakan pada
antara alat tangkap dengan kapal pada bulan September 2019 selama 1 minggu
ujung balok kayu yang dipasang disisi di perairan Kelurahan Pasar II Natal
kapal. Penghelaan pukat selama 2-3 jam Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing
operasi dengan kecepatan hela sekitar 1- Natal Provinsi Sumatera Utara.
2 knot.
3. Pengangkatan pukat (Hauling) 3.2. Bahan dan Alat
Pengangkatan alat tangkap lampara Objek dalam penelitian ini adalah
dasar modifikasi dilakukan dari buritan alat tangkap dan kapal lampara dasar
kapal dengan menarik tali penarik. yang dominan dioperasikan di perairan
Setelah tali penarik ditarik, kemudian Kelurahan Pasar II Natal. Sedangkan alat
pukat lampara dasar diangkat keatas yang digunakan diantaranya berupa
geladak kapal. laptop, alat tulis, jangka sorong,
timbangan, keranjang atau ember
2.5. Daerah Penangkapan Lampara (tempat hasil tangkapan).
Dasar
Daerah penangkapan lampara dasar 3.3. Prosedur Penelitian
terdiri dari dasar perairan yang rata, 1. Persiapan
berlumpur atau berpasir, tidak terdapat a. Menentukan permasalahan yang akan
benda yang menghalangi atau merusak diambil berdasarkan fenomena yang
jaring seperti tonggak sisa bagan dan ada di lapangan.
bangkai sisa kapal atau perahu yang b. Melakukan observasi dan wawancara
rusak, dan terdapat banyak udang. informal dengan beberapa responden
Daerah penangkapan lampara dasar di Pasar II Natal Kecamatan Natal.
berkisar 0,5-1,5 mil dari pantai, dengan c. Membuat dan mengajukan rancangan
kedalaman 15-20 meter, suhu 26-28oC penelitian
dan salinitas 31-33 ppt (Cepridho, 2017). 2. Tahap Pelaksanaan
a. Menghubungi pihak terkait dalam
2.6. Hasil Tangkapan Lampara Dasar penelitian
Hasil tangkapan menurut target b. Mempersiapkan alat-alat yang
tangkapannya dibagi menjadi dua, yaitu dibutuhkan.
hasil tangkapan utama dan hasil c. Melakukan Pengumpulan data :
tangkapan sampingan. Menurut Herlan Cara pengumpulan data dengan
(2015), hasil tangkapan utama yaitu ikan pengamatan, pengukuran dan
sembilang (Paraplotosus albilabris), wawancara. Jenis data-data yang
ikan panting (Arius maculatus), udang dikumpulkan yaitu :
bujang (Metapenaeus lysianassa), udang - Konstruksi umum lampara
galah (Macrobrancium rosenbergii), dan - Teknik operasi penangkapan ikan
gulama (Johnius macropterus). Hasil - Jenis dan jumlah hasil tangkapan
tangkapan sampingan ialah berbagai d. Tahap pengolahan data
ikan demersal, seperti ikan bulu ayam - Melakukan tabulasi data
(Setipinna sp), ikan pepetek 3. Tahap Akhir
(Leiognathus sp), ikan gulamah (Sciena a. Menginterpretasi hasil pengolahan
sp), rajungan (Portunus pelagicus), data
cumi-cumi (Loligo sp) atau sotong b. Merumuskan kesimpulan dari
(Sepia sp) (Subani dan Barus 1989). permasalahan yang ada
c. Menyusun laporan mengenai
penelitian.
6

3.4. Metode Penelitian merupakan salah satu kecamatan di


Metode yang digunakan dalam Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi
penelitian ini adalah metode survey, di Sumatera Utara. Penelitian ini tepatnya
mana data penelitian diperoleh secara berada di Kelurahan Pasar II Natal.
langsung ke lapangan dengan Pasar II Natal merupakan salah satu
mengevaluasi alat tangkap lampara dasar kelurahan yang berbatasan langsung
yang dioperasikan oleh nelayan. dengan laut juga merupakan salah satu
daerah yang memiliki garis pantai
3.5. Metode Pengumpulan Data terpanjang di Kecamatan Natal.
Data dalam penelitian Umumnya mata pencaharian
dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: masyarakatnya adalah sebagai nelayan
a. Data Primer dan masih bersifat tradisional. Hal ini
Data primer dikumpulkan melalui dapat dilihat dari modal yang kecil,
pengukuran langsung terhadap alat teknologi yang digunakan dan
tangkap serta jumlah hasil tangkapan, kemampuan yang dimiliki oleh nelayan
jenis dan ukuran hasil tangkapannya, dan yang masih sederhana.
melakukan wawancara dengan nelayan. Nelayan di Kecamatan Natal
b. Data Sekunder sebagian besar menggunakan alat
Data sekunder dikumpulkan dari instansi tangkap pukat tarik lampara dasar, jaring
terkait di Kabupaten Mandailing Natal, insang (Gill net), pancing, perangkap,
seperti Dinas Kelautan, Satuan Kerja dan jaring angkat (Lift net) (Dinas
Pengawasan Sumber Daya Kelautan Kelautan dan Perikanan Mandailing
dan Perikanan Natal. Data kepustakaan, Natal, 2002).
yaitu dengan memperoleh landasan atau
sandaran teoritis dari ahli. 4.1.2. Armada Penangkapan
Kapal yang digunakan dalam
3.6. Analisis Data pengoperasian pukat tarik lampara
Data konstruksi umum dan teknik selama kegiatan penelitian relatif kecil
pengoperasian alat tangkap lampara dan sederhana berukuran 3 GT dengan
dasar dianalisis secara deskriptif. tipe geladak yang terbuka. Selama
Analisis data komposisi ikan dilakukan melakukan kegiatan penelitian
untuk mengetahui persentase komposisi menggunakan KM. HANIF dengan
ikan hasil tangkapan lampara dasar spesifikasi sebagai berikut :panjang total
setiap hari selama dua minggu. 12 meter, lebar total 2,5 meter, dan
Persentase komposisi ikan selama 2 tinggi 2 meter. Kapal tahun 2013 ini
minggu penelitian bisa dihitung dengan material utamanya terbuat dari kayu dan
menggunakan rumus sebagai berikut: sudah beroperasi selama 5 tahun. Jumlah
kapal yg mengoperasikan alat tangkap
lampara dasar sebanyak 37 kapal.
Keterangan :
Ks = Komposisi spesies ikan (%)
= Jumlah individu tiap spesies ikan
N = Jumlah individu seluruh spesies

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
4.1.1. Keadaan Umum
Kabupaten Mandailing Natal
memilki wilayah yang berbatasan Gambar 1. Kapal Lampara Dasar
dengan lautan. Kecamatan Natal
7

Nelayan KM. HANIF beroperasi 4.1.3. Alat Tangkap Lampara Dasar


dengan satu tekong dan tiga orang ABK. Pukat tarik lampara dasar
Tekong bertugas menentukan daerah merupakan alat tangkap ikan yang
penangkapan ikan serta mengemudikan berbentuk kantong yang terbuat dari
kapal dari fishing base menuju fishing jaring yang terdiri dari 2 (dua) bagian
ground, sedangkan ABK bertugas panel sayap, bagian badan, serta bagian
mengoperasikan alat tangkap dan juga kantong jaring. Konstruksi lampara dasar
dibantu oleh tekong. terdiri atas :
KM. HANIF mengoperasikan alat
tangkap lampara dasar. Ikan hasil 1. Jaring
tangkapan akan diletakkan di bagian Jaring yang digunakan berbahan
haluan kapal beralaskan jaring sebelum polyethylene dengan diameter benang 4
disortir ke palka ikan berkapasitas 100 mm, ukuran mata jaring 1-2,5 mm, dan
Liter dengan ukuran panjang 81 cm, berwarna biru tua.
lebar 47 cm dan tinggi 47 cm. Cold box
ikan ini justru bukan tempat untuk ikan
target melainkan tempat ikan yang bukan
merupakan target yang nantinya akan
dijual kepada pedagang ikan segar dan
sisanya akan dibawa pulang ke rumah.
Sementara ikan target akan tetap
diletakkan di atas jaring yang
Gambar 4. Jaring
dibentangkan di bagian haluan kapal
hingga sampai ke tempat pendaratan 2. Tali Ris
Jenis tali ris yang digunakan adalah
ikan.
polyethylene (PE) dengan diameter 6
mm, berwarna biru tua, dengan panjang
tali ris 50 meter.
3. Tali Penarik (wrap rope)
Tali penarik terbuat dari
polyethylene (PE) dengan diameter 10
mm, berwarna putih, dan panjang 70
meter.
Gambar 2. Cold Box
Kapal lampara dasar ini
menggunakan mesin diesel merk
“Mitsubishi” dengan bahan bakar
menggunakan solar, dengan daya 120
HP. Mesin kapal ini berada di bawah
geladak kapal.
Gambar 5. Tali Penarik
4. Pelampung
Pelampung terbuat dari bahan
plastik berbentuk bulat. Jumlah
pelampung yang digunakan sebanyak 12
buah dengan berat masing-masing 20
gram dengan diameter 24 cm

Gambar 3. Mesin Kapal


8

1. Penurunan Lampara Dasar


(Setting)
Penurunan alat tangkap lampara
dasar dilakukan pada buritan kapal oleh
ABK. Kedua ujung jaring ditarik agar
kedudukan bagian sayap sejajar.
Selanjutnya tali penarik diturunkan
dengan menambah kecepatan kapal
Gambar 6. Pelampung menjadi 7 knot. Waktu yang diperlukan
5. Pemberat (Sinker) untuk melakukan setting yaitu sekitar 30
Pemberat yang digunakan pada alat menit.
tangkap lampara dasar berupa rantai besi 2. Penghelaan Lampara Dasar
dengan diameter 11 mm dan (Towing)
pemasangan pada tali pemberat tiap 15 Penghelaan alat tangkap lampara
mata rantai digantung dengan jarak 20 dasar dilakukan di belakang kapal yang
cm. sedang berjalan sehingga pukat lampara
dasar menyusuri dasar perairan dengan
mengikatkan tali penarik penghubung
antara alat tangkap dengan kapal pada
ujung balok kayu yang dipasang di sisi
kapal. Penghelaan pukat selama 3 jam
Gambar 7. Pemberat dengan kecepatan hela 7 knot.
6. Papan Rentang 3. Pengangkatan Lampara Dasar
Papan rentang terbuat dari kayu (Hauling
dilapisi besi berbentuk persegi panjang Pengangkatan lampara dasar
berukuran panjang 75 cm, lebar 35 cm dilakukan secara manual dengan
dan tebal 4,5 cm dengan berat ±10 kg. menarik tali. Setelah tali selambar
ditarik, pukat lampara dasar diangkat ke
atas geladak kapal.
4.2.2. Penanganan Hasil Tangkapan
Dilakukan penyortiran ikan target
Gambar 8. Papan Rentang dan yang bukan target tangkapan. Hasil
tangkapan sampingan akan dimasukkan
ke dalam cold box, sementara ikan target
akan tetap diletakkan di atas jaring yang
4.2. PEMBAHASAN berada di bagian haluan kapal.
4.2.1. Pengoperasian Lampara Dasar
Dalam pengoperasian alat tangkap 4.2.3. Hasil Tangkapan
pukat tarik lampara dasar ini dilengkapi Ikan hasil tangkapan yang diperoleh
dengan alat pembuka mulut jaring yang selama kegiatan penelitian ada yang
berupa papan (otter board) dioperasikan merupakan ikan demersal yaitu ikan
menyusuri dasar perairan yang dihela di kakap merah dan juga ikan pelagis yaitu
belakang kapal yang sedang berjalan. ikan teri, ikan kembung, ikan layur, ikan
Penghelaaan lampara dasar dengan maco, ikan tamban dan cumi-cumi. Hasil
kecepatan hela sekitar 7 knot selama dua tangkapan utama dengan menggunakan
jam. Teknik pengoperasiaan alat tangkap alat tangkap lampara dasar ini adalah
lampara dasar adalah sebagai berikut : ikan teri. Berdasarkan pengamatan hasil
tangkapan yang diperoleh selama
9

penelitian selama 6 hari penangkapan


sebanyak 7 jenis. Hari
No Berat (%) Individu(%)
Penangkapan
291 kg 130391 ekor
1 24 - 09 – 2019
Tabel 1. Komposisi Hasil Tangkapan (15,51 %) (15,9 %)
Menurut Berat dan Individu 271 kg 119808 ekor
2 25 - 09 – 2019
(14,44 %) (14,61 %)
292 kg 127159 ekor
Berat Individu 3 26 - 09 – 2019
No Jenis (15,56 %) (15,5 %)
(Kg) (Ekor) 319 kg 138750 ekor
1 Kakap Merah 13 kg 78 ekor 4 28 - 09 – 2019
(17,00 %) (16,92 %)
2 Cumi-Cumi 34 kg 952 ekor 352 kg 150023 ekor
3 Kembung 11 kg 44 ekor 5 29 - 09 – 2019
(18,76 %) (18,29 %)
4 Layur 40 kg 1350 ekor 351 kg 153742 ekor
5 Maco 61 kg 2928 ekor 6 30 - 09 – 2019
(18,71 %) (18,75 %)
6 Tamban 21 kg 441 ekor Total 1876 kg 819873 ekor
7 Teri 1696 kg 814080 ekor Sumber : Data Primer 2019
Jumlah Total 1876 kg 819873 ekor
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil
Sumber : Data Primer 2019
tangkapan tertinggi terjadi pada hari ke 5
Perbandingan hasil tangkapan (%) sedangkan hasil tangkapan terendah
menurut berat dapat dilihat pada gambar terjadi pada hari ke 2.
9. Perbandingan hasil tangkapan (%) Perbandingan hasil tangkapan harian
menurut individu dapat dilihat pada berdasarkan berat dapat dilihat pada
gambar 10. gambar 11 dan hasil tangkapan harian
lampara dasar berdasarkan jumlah
Cumi-cumi Kembung Layur individu dapat dilihat pada gambar 12.
Kakap 1,81% 0,58% 2%,13
merah Maco 400
0,69% 3,25% 350
Tamban
300
1,12%
B e r a t (Kg)

250
200
150

Teri 100
90,40% 50
0
Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
1 2 3 4 5 6
Hari Pengoperasian
Gambar 9. Persentase Hasil Tangkapan
Menurut Berat
Gambar 11. Hasil Tangkapan Harian
Cumi-cumi Kembung Layur Maco
0,116%
Kakap merah
0,005% 0,164% 0,357% Berdasarkan Berat
0,009% Tamban
0,053% 180000
I n d i v i d u (Ekor)

160000
140000
120000
100000
80000
Teri
60000
99,29%
40000
20000
0
Gambar 10. Persentase Hasil Tangkapan Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
1 2 3 4 5 6
Menurut Individu (Ekor)
Berat hasil tangkapan alat tangkap Hari Pengoperasian
lampara dasar selama 6 hari
penangkapan antara 271 Kg hingga 352
Kg, untuk data selengkapnya dapat Gambar 12. Hasil Tangkapan Harian
dilihat pada tabel 2. Berdasarkan Jumlah
Individu
10

V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, Aminah Togaa, Lutgardis Ledhengb,
lampara dasar merupakan alat tangkap Blasius Atinic. 2018. Komposisi
ikan yang bersifat aktif beroperasi di laut Hasil Tangkapan Lampara di
dengan cara menyapu kolom air dan Perairan Wini, Kecamatan
ditarik oleh kapal. Konstruksi alat Insana Utara, Kabupaten Timor
tangkap lampara dasar terdiri dari jaring, Tengah Utara. Vol. 3, No.2 (25-
tali ris, tali penarik, pelampung, 28). Bio – Edu : Jurnal
pemberat dan papan rentang. Lampara Pendidikan Biologi International
dasar ini dioperasikan pada kedalaman Standard of Serial Number 2527-
29-30 m dengan menggunakan alat bantu 6999.
fish finder. Teknik pengoperasiaannya
Ardidja, S. 2007. Kapal Penangkap Ikan.
ada tiga tahap yaitu penurunan (setting),
Sekolah Tinggi Perikanan,
penghelaan (towing), dan pengangkatan
Teknologi Penangkapan Ikan.
lampara dasar (hauling).
Jakarta. 103 hlm.
Ikan hasil tangkapan yang diperoleh
selama kegiatan penelitian antara lain Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI
ikan kakap merah, cumi-cumi, kembung, 01-2346-2006: Petunjuk
layur, maco, tamban dan teri. Total hasil Pengujian Organoleptik dan atau
tangkapan yang didapatkan 1876 kg Sensori. Jakarta: Badan
dengan jumlah individu 819873 ekor. Standarisasi Nasional. 23 hlm.
Ikan target yaitu ikan teri dengan berat
keseluruhan 1696 kg dengan persentase Bukari 2005. Present Status Trawl di
90,40% dari total berat keseluruhan ikan Indonesia. Metode Penangkapan
hasil tangkapan. Banyaknya ikan teri yg Pukek Osoh Di Muaro Anai
didapat yaitu 814080 ekor atau 99,29% Padang Sarai .Kota Padang.
dari total banyaknya hasil tangkapan. Makalah Seminar Departemen
Ikan hasil tangkapan sampingan yang Kelautan dan Perikanan . Jakarta.
didapatkan seberat 180 kg atau sebanyak
5793 ekor. Cepridho. 2017. Alat Tangkap Lampara.
http://caridokumen.com/downloa
5.2 Saran d. Diakses pada 11 Maret 2018,
Upaya peningkatan perekonomian Pukul 21,36 WIB.
nelayan di Kabupaten Mandailing Natal
ini perlu adanya kerja sama antara semua [DKP] Departemen Kelautan dan
pihak yang bergerak dibidang perikanan Perikanan. 2007. Katalog Alat
tangkap. Dalam hal ini pemerintah Penangkapan Ikan Indonesia.
memiliki peran penting dalam Jakarta: Departemen Kelautan dan
memberikan sosialisasi dan bantuan Perikanan. 368 hlm.
kepada nelayan, sehingga menambah Dinas Kelautan dan Perikanan
wawasan bagi nelayan mengenai Mandailing Natal. 2002. Statistik
perikanan tangkap. Pada akhirnya Kelautan dan Perikanan
mampu meningkatkan taraf hidup dan Kabupaten Mandailing Natal.
perekonomian para nelayan di
Kabupaten Mandailing Natal.
11

Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Di Indonesia. Balai Penelitian


Utara.2001. Statistik Kelautan Perikanan Laut. Jakarta. 248 hlm.
dan Perikanan Sumatera Utara.
Sudirmandan A Mallawa. 2004. Teknik
Gardelena E, Zulkarnaini dan Hendrik. Penangkapan Ikan. PT Rineka
2015. Analisis Usaha Alat Cipta : Jakarta.
Tangkap Lampara Dasar yang
Tambat Labuh di Pelabuhan Suyitno. 2012. Faktor-faktor yang
Belawan. JOM 1(2) : 1-11. mempengaruhi pendapatan
nelayan. Ekonomi pembangunan
Kasry, A. 1985. Pendayagunaan dan .menjelajah dunia dengan ilmu
Pengolahan Wilayah Pesisir. pengetahuan.
Suatu Tinjauan Ekosistem.
Makalah Dalam Symposium Wardle, C.S. 1983. Fish Reactions to
Pengembangan Wilayah Pesisir. Towed Gears In: Mac Donald, A
Pusat Penelitian Universitas and Priede I.G (eds)
Riau. Pekanbaru, 25 hlm. Experimental Biology at Sea.
Academic Press New York. pp
Kusnadi. 2002. Konflik sosial nelayan : 167-195.
kemiskinan dan perebutan
sumber daya perikanan. Zubair, Sofyan. Muhammad Yasin.
Yogyakarta: Print book. 2011. Analisis Pendapatan
Indonesian. Cetakan I. Nelayan Pada Unit Alat Tangkap
Payang Di Desa Pabbaressang
Mubyarto. 2002. Pengantar Ekonomi Kec. Bua Kab. Luwu. Fakultas
Pertanian. Edisi Ketiga. LP3ES. Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Jakarta. Skripsi. Universitas Hasanudin.
Makassar.
Muchtar. 2010. Daerah Penangkapan.
Stop Ilegal Fishing Indonesia.
Belawan, Medan.
Nurhakim, S dan Widodo, J. 2002.
Konsep Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan. Disampaikan dalam
Training of Trainers on Fisheries
Resource Management. 28
Oktober s/d 2 November 2002.
Hotel Golden Clarion. Jakarta.
Rose, C.S. 1995. Behavior of North
Pacific. Proceedings of The
Solving Bycatch Workshop, Sept
25-27. 1995. Seattle, Washington.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006.
Pukat Tarik Lampara Dasar.
SNI017234-2006. 15 hlm
Subani, W., dan Barus 1989. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang Laut

Anda mungkin juga menyukai