Anda di halaman 1dari 8

Available online at : http://perikanan.usni.ac.

id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN

TANGKAP SPEARFISHING DI PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

INCOME AND LEVEL OF WELFARE ANALYSIS OF SPEARFISHING ON

TIDUNG ISLAND, KEPULAUAN SERIBU

Zaenal1), Hendrawan Syafrie1*), Mario Limbong


1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Satya Negara Indonesia
* Korespondensi : a.syafrie@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian dan pengkajian tentang tingkat pendapatan nelayan dan kesejahteraan keluarga nelayan dengan
menggunakan alat tangkap spearfishing, baik analisis pengeluaran keluarga nelayan dan sumber-sumber
pendapatan lainnya, dalam hubungannya dengan berbagai ukuran kesejahteraan yang ada secara kuantitatif,
belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Pulau Tidung sehingga gambaran mengenai hubungan
pendapatan dan kesejahteraan nelayan masih belum tersedia data yang autentik, apakah nelayan yang
menggunakan alat tangkap spearfishing masih digolongkan dalam kelompok nelayan miskin atau sudah
sejahtera. Selain itu Kegiatan spearfishing di Pulau Tidung belum diketahui tingkat keramahan lingkungannya,
maka perlu dilakukan penelitian tentang analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan nelayan tangkap
spearfishing di Pulau Tidung guna melihat tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayannya.
Penelitian dilakukan di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
seluruh nelayan spearfishing di Pulau Tidung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan
nelayan spearfishing di Pulau Tidung rata-rata pertahunnya sebesar Rp 24.081.083. Nelayan spearfishing di Pulau
Tidung rata-rata sudah sejahtera. Spearfishing di Pulau Tidung merupakan alat tangkap yang dikelompokkan
sebagai alat tangkap sangat ramah lingkungan.

KATA KUNCI : Pulau Tidung, spearfishing, pendapatan, kesejahteraan

ABSTRACT

Research and coding of fishermen family income and welfare budget using spearfishing fishing gear, a good
analysis of fishing families and other sources of income, in relation to various assets, which have been done
before, was carried out by previous researchers on Tidung Island so that a summary of Fisherman
participation data is still not available authentic data, whether fishermen who use spearfishing fishing gear are
still classified as poor or well-off fishermen. Besides spearfishing activities on Tidung Island do not have a
level of understanding of the environment, it is necessary to conduct research on income analysis and welfare
of capture farmers on Tidung Island to see the level of income and farming of fishermen.The study was
conducted on Tidung Island, Thousand Islands. The samples determined in this study were all spearfishing
fishermen on Tidung Island. The results showed that the acquisition obtained by spearfishing fishermen on
Tidung Island averaged Rp 24,081,083 per year. Spearfishing fishermen on Tidung Island are on average
prosperous. Spearfishing on Tidung Island is a fishing gear that is classified as a very environmentally friendly
fishing gear.

KEYWORDS : Tidung Island, spearfishing, income, welfare

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 48


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

PENDAHULUAN orang dan bubu 6 orang. Jumlah alat


tangkap keseluruhan berjumlah 394 orang
Pembangunan sektor kelautan dan
(Laporan Tahunan Kelurahan Pulau
perikanan menjadi harapan besar dalam
Tidung, 2019). Spearfishing merupakan salah
upaya mensejahterakan rakyat, khususnya
satu jenis alat penangkap ikan yang cukup
masyarakat nelayan.Namun hingga saat ini
diminati di Pulau Tidung dibanding alat
sebagian masyarakat nelayan dapat
tangkap jaring debur dan bubu. Selain itu
dikatakan berada pada golongan masyarakat
tingkat kehidupan nelayan spearfishing
dengan tingkat perekonomian rendah.
tampak lebih baik dalam meningkatkan
Berbagai program yang dilaksanakan selama
pendapatannya dibandingkan dengan
ini oleh pemerintah, yang intinya adalah
nelayan alat tangkap pancing, jaring debur
upaya pemanfaatan potensi sumberdaya
dan bubu. Namun demikian tingkat
perikanan untuk meningkatkan pendapatan
kehidupan sebagian besar nelayan di Pulau
dan kesejahteraan nelayan khususnya dan
Tidung masih berada dibawah garis
masyarakat wilayah pesisir pada
kemiskinan.
umumnya.Ternyata fakta menunjukan
Berbagai faktor yang mempengaruhi
bahwa masih banyak nelayan yang berada
dalam usaha penangkapan ikan dengan
dalam golongan masyarakat dengan tingkat
menggunakan spearfishing, diantaranya
perekonomian rendah.
seperti produksi hasil tangkapan per unit
Kabupaten Administrasi Kepulauan
yang masih rendah dan manajemen usaha
Seribu adalah sebuah kabupaten
yang belum profesional. Selanjutnya
administrasi di Provinsi DKI Jakarta
pengaruh efektivitas usaha penangkapan
dimana sebelumnya menjadi salah satu
ikan, sangat ditentukan oleh penggunanya,
kecamatan di Kotamadya Jakarta Utara.
alat tangkap yang digunakan dan daerah
Kabupaten Kepulauan Seribu meliputi dua
tangkapan atau fishing ground. Penggunaan
Kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan
faktor-faktor produksi yang tepat akan
Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan
sangat mendukung untuk meningkatkan
Seribu Selatan. Kepulauan Seribu terdiri atas
produksi hasil tangkapan, yang selanjutnya
110 pulau, dan 11 diantaranya yang dihuni
akan dapat meningkatkan tingkat
oleh penduduk.Sementara pulau-pulau
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
lainnya hanya digunakan untuk rekreasi,
nelayan.
cagar alam, dan cagar budaya. Salah satu
Penelitian dan pengkajian tentang
pulau di Kepulauan Seribu yang saat ini
tingkat pendapatan nelayan dan
sedang berkembang adalah Pulau Tidung.
kesejahteraan keluarga nelayan dengan
Pulau Tidung merupakan salah satu
menggunakan alat tangkap spearfishing, baik
pulau yang berada di wilayah pesisir,
analisis pengeluaran keluarga nelayan dan
sehingga secara tidak langsung banyak
sumber-sumber pendapatan lainnya, dalam
masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
hubungannya dengan berbagai ukuran
Kegiatan utama pemanfaatan sumberdaya
kesejahteraan yang ada secara kuantitatif,
pesisir dan laut di Pulau Tidung meliputi
belum pernah dilakukan oleh peneliti
penangkapan ikan, budidaya, dan pariwisata.
sebelumnya di Pulau Tidung.
Alat tangkap yang digunakan oleh
Tingkat pendapatan dan
penduduk Pulau Tidung ada empat jenis
kesejahteraan nelayan spearfishing hingga saat
meliputi alat tangkap pancing, panah
ini. Belum ada data yang terukur secara
(spearfishing), jaring gebur dan bubu. Alat
konkrit, sehingga gambaran mengenai
tangkap pancing dengan total 356 orang,
hubungan pendapatan dan kesejahteraan
panah (spearfishing) 30 orang, jaring gebur 2

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 49


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

nelayan masih belum tersedia data yang usaha, analisis kesejahteraan berdasarkan
autentik, apakah nelayan yang menggunakan Badan Pusat Statistik (BPS, 2007) dan
alat tangkap spearfishing masih digolongkan analisis spearfishing di Pulau Tidung
dalam kelompok nelayan miskin atau sudah berdasarkan CCRF.
sejahtera. Selain itu Kegiatan spearfishing di Menurut Yustiarani (2008),
Pulau Tidung belum diketahui tingkat menyatakan bahwa pendapatan bersih (𝜋)
keramahan lingkungannya. nelayan dihitung berdasarkan selisih antara
Berdasarkan dari hasil pemikiran penerimaan total (total revenue/TR) dengan
tersebut, maka suatu penelitian untuk biaya total (total cost/TC). Perhitungan ini
menganalisis tingkat pendapatan dan bertujuan untuk mengetahui komponen-
kesejahteraan nelayan dengan menggunakan komponen input dan output yang terlibat di
alat tangkap spearfishing di Pulau Tidung, dalamnya dan besar keuntungan yang
sangat perlu untuk dilakukan. diperoleh dari usaha yang dilakukan. Rumus
untuk menghitung pendapatan bersih yaitu:
METODE PENELITIAN 𝜋 = TR − TC
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan Keterangan:
pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli
2019, bertempat di Pulau Tidung, 𝜋 = pendapatan bersih
Kepulauan Seribu. Sampel yang ditetapkan TR = Total Revenue atau total penerimaan
dalam penelitian ini adalah seluruh nelayan
spearfishing di Pulau Tidung. TC = Total Cost atau total biaya
Metode penelitian yang digunakan Kriteria yang digunakan: 𝜋 > 0 = untung,
pada penelitian ini adalah deskriptif 𝜋< 0 = rugi
kuantitatif. Metode ini dilakukan dengan
cara observasi, wawancara secara langsung Perhitungan ini bertujuan untuk
kepada nelayan dan juga pencatatan secara mengetahui komponen-komponen input
sistematis dangan menggunakan kuisioner atau output yang terlibat di dalamnya dan
terlampir terhadap objek yang akan diteliti besar keuntungan yang diperoleh dari usaha
terkait data tentang pendapatan dan tingkat yang dilakukan.
kesejahteraan nelayan spearfishing serta Payback Period (PP) dimaksud untuk
statusnya berdasarkan CCRF di Pulau penghitungan perkiraan waktu
Tidung, Kepulauan Seribu. pengembalian modal (investasi) uang yang
Data yang telah terkumpul dari ditanamkan. Rumus untuk menghitung
kegiatan penelitian selanjutnya dianalisis payback period yaitu:
untuk mengetahui tingkat pendapatan dan 𝐼
kesejahteraan serta status spearfishing di 𝑃𝑃 = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Pulau Tidung berdasarkan CCRF. Teknik 𝐿𝐵
keterangan :
analisis pada penelitian kuantitatif ini adalah
𝑃𝑃 = Payback Period
dengan teknik pendekatan deskriptif
𝐿𝐵 = Laba Bersih
kuantitatif yang menekankan pada data-data
numerikal (angka-angka) yang diolah 𝐼 = Jumlah Investasi
dengan metode statistika. Beberapa metode R/C Ratio adalah perbandingan antara
analisis data yang digunakan bertujuan penerimaan dengan biaya total (Suratiyah,
untuk mengetahui tingkat pendapatan dan 2015). Rumus untuk menghitung R/C Ratio,
kesejahteraan nelayan serta status spearfishing sebagai berikut:
di Pulau Tidung yaitu analisis pendapatan

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 50


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

Penerimaan Total (TR) 1) Apabila R/C > 1, artinya usahatani


𝑅/𝐶 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = tersebut menguntungkan
Biaya Total (TC)
Keterangan: 2) Apabila R/C = 1, artinya usahatani
TR = Besarnya penerimaan yang tersebut impas
diperoleh 3) Apabila R/C < 1, artinya usahatani
TC = Besarnya biaya yang dikeluarkan tersebut rugi
Ada tiga kriteria dalam perhitungan R/C
Ratio:
Kesejahteraan berdasarkan BPS 2007 Untuk tiap-tiap indikator sendiri dapat
diukur menggunakan pendekatan 7 indikator diketahui tingkat kesejahteraan masing-masing
kebutuhan, Klasifikasi kesejahteraan yang indikator didalam keluarga apakah rendah,
digunakan terdiri dari dua klasifikasi, yaitu sedang atau tinggi sesuai dengan skor masing-
rumah tangga dalam kategori sejahtera dan masing indikator tersebut.
belum sejahtera. Variabel pengamatan yang Analisis tingkat keramahan lingkungan
diamati dari responden adalah sebanyak 7 alat tangkap spearfishing dilakukan sesuai
variabel indikator kesejahteraan masyarakat. dengan kriteria pembobotan alat tangkap
Variabel pengamatan disertai dengan ramah lingkungan yang dikeluarkan oleh
klasifikasi dan skor dapat dilihat pada Tabel 1. Departemen Kelautan dan Perikanan tahun
Masing-masing klasifikasi ditentukan dengan 2006. Pembobotan tersebut berdasarkan pada
cara mengurangkan jumlah skor tertinggi 9 kriteria alat tangkap ramah lingkungan sesuai
dengan jumlah skor terendah. Hasil Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
pengurangan dibagi dengan jumlah klasifikasi tahun 1995. Food Agriculture Organization (FAO,
atau indikator yangdigunakan. Kesejahteraan sebuah lembaga di bawah naungan
masyarakat dikelompokan menjadi dua yaitu Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani
sejahtera dan belum sejahtera. Rumus masalah pangan dan pertanian dunia), pada
penentuan range skor adalah: tahun 1995 mengeluarkan suatu tata cara bagi
kegiatan penangkapan ikan yang bertanggung
𝑆𝑘𝑇 − 𝑆𝑘𝑅 jawab (Code of Conduct for Resposible Fisheries-
𝑅𝑆 = CCRF). Dalam CCRF ini, FAO menetapkan
𝐽𝐾𝐼
serangkaian kriteria bagi teknologi
Dimana: penangkapan ikan ramah lingkungan.
𝑅𝑆 = Range skor Setelah skor atau nilai sudah didapat,
𝑆𝑘𝑇 = Skor tertinggi kemudian dibuat referensi poin yang dapat
𝑆𝑘𝑅 = Skor terendah menjadi titik acuan dalam menentukan
rangking. Dalam penelitian ini, skor atau nilai
𝐽𝐾𝐼 = Jumlah klasifikasi yang digunakan
maksimumnya adalah 36 poin, sedangkan
kategori alat tangkap ramah lingkungan akan
Hasil perhitungan berdasarkan rumus
di bagi menjadi 4 kategori dengan rentang nilai
di atas diperoleh Range Skornya, sehingga
sebagai berikut: 1 – 9 sangat tidak ramah
dapat dilihat interval skor yang akan
lingkungan, 10 – 18 tidak ramah lingkungan,
menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah
19 – 27 ramah lingkungan, 28 – 36 sangat
tangga. Hubungan antara interval skor dan
ramah lingkungan.
tingkat kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel
1.

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 51


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

Tabel 1. Interval Skor dan Tingkat Kesejahteraan

HASIL DAN PEMBAHASAN penangkapan ikan dengan alat tangkap


spearfishing rata-rata sebesar Rp 2.443.667 yang
Alat tangkap spearfishing yang terdiri dari speargun, toloran, pelampung,
digunakan nelayan Pulau Tidung terbuat dari masker, baju renang, senter selam, baterai
batang kayu, logam atau bahan lainnya yang senter dan sepatu katak.
mempunyai satu atau lebih bagian Besarnya nilai penyusutan atas barang
runcing/tajam, pengoperasiannya dengan cara investasi pada usaha penangkapan ikan
mencengkram, mengait/menjepit, melukai, dengan alat tangkap spearfishing di Pulau
atau membunuh sasaran tangkap, seperti Tidung rata-rata adalah Rp 1.859.183.
disajikan pada Gambar 2. Biaya produksi adalah biaya yang
Pengoperasian alat ini dilakukan di berkaitan dengan pembuatan barang dan
permukaan, kolom maupun dasar perairan penyediaan jasa (Hansen dan Mowen, 2004).
untuk menangkap ikan pelagis maupun Biaya produksi ini meliputi biaya tetap (Fixed
demersal. Alat tangkap spearfishing yang cost) dan biaya tidak tetap (Variable cost). Biaya
digunakan oleh nelayan di Pulau Tidung tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak
terdiri dari senapan (gun) yang terbuat dari habis dalam satu masa produksi meliputi
kayu dengan tali karet yang terpasang untuk modal tetap, upah karyawan, pajak usaha,
melontarkan anak panah (spear) yang terbuat penyusutan, dan biaya pemeliharaan.
dari bahan logam tahan karat. Biaya tidak tetap adalah biaya yang
Alat bantu utama penangkapan ikan berubah, besar kecilnya tergantung biaya skala
yang digunakan nelayan spearfishing adalah produksi yang meliputi biaya bahan baku,
senter kedap air dan masker selam serta biaya bahan tambahan dan lain sebagainya.
snorkel. Beberapa alat bantu lainnya juga Biaya tetap pada usaha penangkapan ikan
digunakan oleh nelayan untuk mendukung dengan alat tangkap spearfishing di Pulau
operasi penangkapan ikan. Alat-alat tersebut Tidung rata-rata sebesar Rp 2.359.183 yang
diantaranya adalah fin (kaki katak), sarung merupakan biaya perawatan alat dan
tangan dan wetsuit (pakaian untuk penyusutan alat. Sedangkan biaya tidak tetap
menghambat penurunan panas tubuh). rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 28.877.400.
dilakukan, Modal yang diperlukan dalam usaha

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 52


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

Gambar 2. Kontruksi Alat Tangkap Panah di Pulau Tidung

Menurut Soemarso (2010) keuntungan Perhitungan Payback period pada usaha


adalah selisih lebih pendapatan atas beban penangkapan spearfishing rata-rata adalah
sehubungan dengan kegiatan usaha. selama 0,1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Keuntungan usaha akan diperoleh jika total usaha penangkapan spearfishing mempunyai
penerimaan lebih besar daripada total biaya tingkat pengesmbalian modalnya termasuk
pengeluaran. Dimana pendapatan usaha dalam kategori cepat karena PP dibawah 0,1
merupakan selisih antara penerimaan dan total tahun.
biaya pengeluaran. Total biaya produksi pada Hasil perhitungan terhadap tingkat
usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap kesejahteraan nelayan spearfishing di Pulau
spearfishing per tahun rata-rata sebesar Rp Tidung terlihat bahwa tingkat kesejahteraan
31.236.583. Sedangkan jumlah total volume nelayan spearfishing di Pulau Tidung, rata-rata
penerimaan rata-rata per tahun Rp 55.317.667. sudah sejahtera. Berdasarkan indikator
keuntungan bersih usaha penangkapan ikan kependudukan yang terdiri dari 4 pertanyaan
dengan alat tangkap spearfishing di Pulau diperoleh skor rata-rata adalah 11 yang artinya
Tidung rata-rata pertahunnya Rp 24.081.083. keluarga nelayan pada indikator
Nilai R/C Ratio rata-rata usaha pada kependudukan dinyatakan sejahtera karena
penangkapan spearfising adalah sebesar 1,80 sudah sesuai dengan kriteria sejahtera.
Artinya setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan Selanjutnya pada indikator kesehatan dan gizi
akan menghasilkan penerimaan 1 rupiah 80 yang terdiri dari 7 pertanyaan diperoleh skor
sen. Nilai tersebut menunjukkan R/C Ratio rata-rata adalah 19, artinya keluarga nelayan
termasuk dalam kategori lebih dari satu pada indikator kesehatan dan gizi sudah sesuai
sehingga dalam usaha penangkapan ikan kriteria sejahtera. Pada indikator Pendidikan
tersebut dapat dilaksanakan atau dapat dan ketenagakerjaan yang terdiri dari 7
dijalankan. Berdasarkan R/C Ratio suatu pertanyaan diperoleh skor rata-rata adalah 19
proyek atau kegiatan investasi dapat dikatakan dan 16, artinya pada indikator pendidikan dan
layak bila diperoleh R/C ≥ 1 dan dikatakan ketenagakerjaan keluarga nelayan sudah sesuai
tidak layak bila diperoleh R/C ≤ 1. Sedangkan dengan kriteria sejahtera. Selanjutnya pada
untuk analisis usaha penangkapan spearfishing indikator konsumsi yang terdiri dari 6
setelah dilakukan dalam perhitungan pertanyaan diperoleh skor rata-rata adalah 15,
menggunakan rumus R/C Ratio rata-rata hasil tersebut sudah sesuai dengan kriteria
sebesar 1,80. Maka usaha tersebut layak untuk sejahtera.Kemudian pada indikator
di jalankan karena hasil R/C Ratio nya > 1. perumahan dan lingkungan yang terdiri dari

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 53


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

10 pertanyaan diperoleh skor rata-rata adalah panah di Pulau Tidung memasang karet pada
27, artinya keluarga nelayan pada indikator panah (siap ditembakkan) setelah berada di air
perumahan dan lingkungan dinyatakan ketika bertemu target tangkapan dan langsung
sejahtera karena sudah sesuai dengan kriteria menyelam untuk memanah ikan.
sejahtera pada indikator tersebut. Sedangkan Berdasarkan hasil pembobotan pada
pada indikator sosial dan lain-lain yang terdiri kriteria keempat Ikan hasil tangkapan
dari 7 pertanyaan diperoleh skor rata-rata spearfishing mendapat poin 3 karena kondisi
adalah 17, artinya pada indikator pendidikan ikan dalam keadaan mati segar danpada
sosial dan lain-lain keluarga nelayan sudah kriteria kelima mendapatkan 4 poin karena
sesuai dengan kriteria sejahtera. tidak membahayakan konsumen. Berdasarkan
pengamatan ikan yang terpanah berpeluang
Berdasarkan pembobotan pada kriteria
untuk mati akibat tertembus panah pada
pertama, spearfishing di Pulau Tidung
bagian kepala atau tubuh ikan. Ikan hasil
mendapatkan 4 poin karena menangkap satu
tangkapan disimpan di dalam palka dan
spesies saja dengan ukuran yang kurang lebih
ditambahkan es tanpa bahan pengawet,
sama, yang artinya alat tangkap spearfishing
sesampainya di darat, hasil tangkapan
memiliki selektivitas sangat tinggi. Hasil
langsung dijual, sehingga ikan hasil tangkapan
tangkapan alat tangkap spearfishing yaitu Ekor
masih segar ketika sampai ke tangan
kuning(Caesio cuning sp), Ela (Kyphosus
konsumen.
Cinerascens sp), Baronang (Siganus sp), Tambak
Berdasarkan kriteria keenam,
(Plectrophomus sp), Kerapu (Epinephelus sp) dan
spearfishing mendapatkan 4 poin karena hasil
Cumi (Sepioteuthissp). Menurut Departemen
tangkapan sampingan (by catch) kurang dari
Kelautan dan Perikanan (2006), ada dua
tiga jenis dan berharga tinggi dipasar. Hasil
macam selektivitas yang menjadi sub kriteria,
tangkapan sampingan yaitu kepiting Rajungan
yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas jenis.
(P. pelagicus sp), udang Lobster (P. versicolor sp)
Selektivitas sangat tinggi yaitu alat menangkap
dan teripang Gamat (Stichopus variegtus). Ketiga
s atu spesies saja dengan ukuran yang
hasil tangkapan tersebut laku dijual di pasar
kurang lebih sama, selektivitas tinggi yaitu alat
dan memiliki harga jual yang tinggi.
menangkap kurang dari tiga spesies dengan
Berdasarkan kriteria ketujuh, Alat
ukuran yang kurang lebih sama, selektivitas
tangkap spearfishing mendapatkan 4 poin yaitu
rendah yaitu alat menangkap tiga spesies
aman bagi keanekaan sumberdaya hayati.
dengan ukuran yang berbeda jauh, selektivitas
Sperfishingalat tangkap yang pengoperasiannya
sangat rendah yaitu alat menangkap lebih dari
aktif mengejar ikan yang diperbolehkan
tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh.
ditangkap dengan ukuran yang layak tangkap,
Berdasarkan pengamatan, nelayan di Pulau
tidak mungkin nelayan memanah juvenil ikan
Tidung hanya menangkap satu spesies dengan
atau ikan yang berukuran kecil karena akan
ukuran layak tangkap dalam sekali panah tidak
sulit untuk dipanah sehingga tidak
mungkin nelayan memanah ikan kecil karena
mengakibatkan kematian semua makhluk
akan sulit dipanah.
hidup di perairan dan tidak merusak habitat.
Hasil pembobotan pada kriteria kedua Alat tangkap spearfishing aman bagi keanekaan
dan ketiga, spearfishing di Pulau Tidung sumberdaya hayati.
mendapatkan 4 poinyaitu alat tangkap aman Berdasarkan hasil pembobotan pada
bagi habitat ikan dan aman bagi nelayan. Hal kriteria kedelapan Ikan hasil tangkapan
tersebut dikarenakan pengoperasian alat spearfishing mendapat 4 poin karena tidak ada
tangkap spearfishingbersifat aktif mengejar ikan ikan atau biota yang dilindungi yang ikut
yang keluar atau berada didaerah habitat yang tertangkap. Sedangkan pada kriteria
mudah di panah tanpa adanya resiko panah kesembilan alat tangkap spearfishing
tersangkut batu atau terumbu karang. Nelayan memperoleh 4 poin karena secara sosial

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 54


Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 06 (01), 2020, 48-55

diterima oleh masyarakat tidak bertentangan tangkap yang dikelompokkan sebagai alat
dengan budaya setempat, tidak bertentangan tangkap sangat ramah lingkungan karena hasil
dengan peraturan yang ada, biaya investasi pembobotan dari 9 kriteria alat tangkap ini
murah dan menguntungkan secara ekonomi. adalah 35 poin.
Ditinjau dari kajian ekonomi, investasi alat
spearfishing rata-rata sebesar Rp 2.443.667. DAFTAR PUSTAKA
Pengembalian investasi dari pembelian alat
dapat dilakukan dalam waktu 0,1 tahun. Dapat Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator
disimpulkan bahwa alat tangkap spearfishing Kesejahteraan Rakyat Dalam Susenas.
menguntungkan secara ekonomis. Dari kajian Badan Pusat Statistik. Jakarta.
konflik, spearfishing tidak pernah mengalami Departemen Kelautan dan Perikanan.2006.
konflik dengan alat tangkap yang lain. Panduan Jenis-jenis Penangkap Ikan
Spearfishing di Pulau Tidung Ramah Lingkungan. Bina Marina
merupakan alat tangkap yang dikelompokkan Nusantara: Jakarta.
sebagai alat tangkap sangat ramah lingkungan FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible
karena hasil pembobotan dari 9 kriteria alat Fisheries.FAO. Rome, Italy.
tangkap ini adalah 35 poin. Hal tersebut Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya,
dilihat dari referensi poin yang menjadi titik Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua.
acuan dalam menentukan rangking yang Salemba Empat: Jakarta.
dibagi menjadi 4 kategori dengan rentang nilai Laporan Tahunan 2019 Kelurahan Pulau
sebagai berikut: 1 – 9 sangat tidak ramah Tidung.
lingkungan, 10 – 18 tidak ramah lingkungan, Soemarso S.R, 2010, Akuntansi: Suatu
19 – 27 ramah lingkungan, 28 – 36 sangat Pengantar, Cetakan Keempat, Salemba
ramah lingkungan. Empat: Jakarta.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar
KESIMPULAN Swadaya. Jakarta.
Yustiarani, A. 2008. Kajian Pendapatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nelayan dari Usaha Penangkapan Ikan
diperoleh keuntungan yang didapatkan dan Bagian Retribusi Pelelangan Ikan
nelayan spearfishing di Pulau Tidung rata-rata di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara
pertahunnya sebesar Rp 24.081.083. Angke [Skripsi]. Bogor: Departemen
Berdasarkan perhitungan tingkat kesejahteraan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
dari beberapa indikator, nelayan spearfishing di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Pulau Tidung rata-rata sudah sejahtera. Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Spearfishing di Pulau Tidung merupakan alat

Copyright @ 2020 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 55

Anda mungkin juga menyukai