ABSTRAK
Penelitian dan pengkajian tentang tingkat pendapatan nelayan dan kesejahteraan keluarga nelayan dengan
menggunakan alat tangkap spearfishing, baik analisis pengeluaran keluarga nelayan dan sumber-sumber
pendapatan lainnya, dalam hubungannya dengan berbagai ukuran kesejahteraan yang ada secara kuantitatif,
belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Pulau Tidung sehingga gambaran mengenai hubungan
pendapatan dan kesejahteraan nelayan masih belum tersedia data yang autentik, apakah nelayan yang
menggunakan alat tangkap spearfishing masih digolongkan dalam kelompok nelayan miskin atau sudah
sejahtera. Selain itu Kegiatan spearfishing di Pulau Tidung belum diketahui tingkat keramahan lingkungannya,
maka perlu dilakukan penelitian tentang analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan nelayan tangkap
spearfishing di Pulau Tidung guna melihat tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayannya.
Penelitian dilakukan di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
seluruh nelayan spearfishing di Pulau Tidung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan
nelayan spearfishing di Pulau Tidung rata-rata pertahunnya sebesar Rp 24.081.083. Nelayan spearfishing di Pulau
Tidung rata-rata sudah sejahtera. Spearfishing di Pulau Tidung merupakan alat tangkap yang dikelompokkan
sebagai alat tangkap sangat ramah lingkungan.
ABSTRACT
Research and coding of fishermen family income and welfare budget using spearfishing fishing gear, a good
analysis of fishing families and other sources of income, in relation to various assets, which have been done
before, was carried out by previous researchers on Tidung Island so that a summary of Fisherman
participation data is still not available authentic data, whether fishermen who use spearfishing fishing gear are
still classified as poor or well-off fishermen. Besides spearfishing activities on Tidung Island do not have a
level of understanding of the environment, it is necessary to conduct research on income analysis and welfare
of capture farmers on Tidung Island to see the level of income and farming of fishermen.The study was
conducted on Tidung Island, Thousand Islands. The samples determined in this study were all spearfishing
fishermen on Tidung Island. The results showed that the acquisition obtained by spearfishing fishermen on
Tidung Island averaged Rp 24,081,083 per year. Spearfishing fishermen on Tidung Island are on average
prosperous. Spearfishing on Tidung Island is a fishing gear that is classified as a very environmentally friendly
fishing gear.
nelayan masih belum tersedia data yang usaha, analisis kesejahteraan berdasarkan
autentik, apakah nelayan yang menggunakan Badan Pusat Statistik (BPS, 2007) dan
alat tangkap spearfishing masih digolongkan analisis spearfishing di Pulau Tidung
dalam kelompok nelayan miskin atau sudah berdasarkan CCRF.
sejahtera. Selain itu Kegiatan spearfishing di Menurut Yustiarani (2008),
Pulau Tidung belum diketahui tingkat menyatakan bahwa pendapatan bersih (𝜋)
keramahan lingkungannya. nelayan dihitung berdasarkan selisih antara
Berdasarkan dari hasil pemikiran penerimaan total (total revenue/TR) dengan
tersebut, maka suatu penelitian untuk biaya total (total cost/TC). Perhitungan ini
menganalisis tingkat pendapatan dan bertujuan untuk mengetahui komponen-
kesejahteraan nelayan dengan menggunakan komponen input dan output yang terlibat di
alat tangkap spearfishing di Pulau Tidung, dalamnya dan besar keuntungan yang
sangat perlu untuk dilakukan. diperoleh dari usaha yang dilakukan. Rumus
untuk menghitung pendapatan bersih yaitu:
METODE PENELITIAN 𝜋 = TR − TC
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan Keterangan:
pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli
2019, bertempat di Pulau Tidung, 𝜋 = pendapatan bersih
Kepulauan Seribu. Sampel yang ditetapkan TR = Total Revenue atau total penerimaan
dalam penelitian ini adalah seluruh nelayan
spearfishing di Pulau Tidung. TC = Total Cost atau total biaya
Metode penelitian yang digunakan Kriteria yang digunakan: 𝜋 > 0 = untung,
pada penelitian ini adalah deskriptif 𝜋< 0 = rugi
kuantitatif. Metode ini dilakukan dengan
cara observasi, wawancara secara langsung Perhitungan ini bertujuan untuk
kepada nelayan dan juga pencatatan secara mengetahui komponen-komponen input
sistematis dangan menggunakan kuisioner atau output yang terlibat di dalamnya dan
terlampir terhadap objek yang akan diteliti besar keuntungan yang diperoleh dari usaha
terkait data tentang pendapatan dan tingkat yang dilakukan.
kesejahteraan nelayan spearfishing serta Payback Period (PP) dimaksud untuk
statusnya berdasarkan CCRF di Pulau penghitungan perkiraan waktu
Tidung, Kepulauan Seribu. pengembalian modal (investasi) uang yang
Data yang telah terkumpul dari ditanamkan. Rumus untuk menghitung
kegiatan penelitian selanjutnya dianalisis payback period yaitu:
untuk mengetahui tingkat pendapatan dan 𝐼
kesejahteraan serta status spearfishing di 𝑃𝑃 = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Pulau Tidung berdasarkan CCRF. Teknik 𝐿𝐵
keterangan :
analisis pada penelitian kuantitatif ini adalah
𝑃𝑃 = Payback Period
dengan teknik pendekatan deskriptif
𝐿𝐵 = Laba Bersih
kuantitatif yang menekankan pada data-data
numerikal (angka-angka) yang diolah 𝐼 = Jumlah Investasi
dengan metode statistika. Beberapa metode R/C Ratio adalah perbandingan antara
analisis data yang digunakan bertujuan penerimaan dengan biaya total (Suratiyah,
untuk mengetahui tingkat pendapatan dan 2015). Rumus untuk menghitung R/C Ratio,
kesejahteraan nelayan serta status spearfishing sebagai berikut:
di Pulau Tidung yaitu analisis pendapatan
10 pertanyaan diperoleh skor rata-rata adalah panah di Pulau Tidung memasang karet pada
27, artinya keluarga nelayan pada indikator panah (siap ditembakkan) setelah berada di air
perumahan dan lingkungan dinyatakan ketika bertemu target tangkapan dan langsung
sejahtera karena sudah sesuai dengan kriteria menyelam untuk memanah ikan.
sejahtera pada indikator tersebut. Sedangkan Berdasarkan hasil pembobotan pada
pada indikator sosial dan lain-lain yang terdiri kriteria keempat Ikan hasil tangkapan
dari 7 pertanyaan diperoleh skor rata-rata spearfishing mendapat poin 3 karena kondisi
adalah 17, artinya pada indikator pendidikan ikan dalam keadaan mati segar danpada
sosial dan lain-lain keluarga nelayan sudah kriteria kelima mendapatkan 4 poin karena
sesuai dengan kriteria sejahtera. tidak membahayakan konsumen. Berdasarkan
pengamatan ikan yang terpanah berpeluang
Berdasarkan pembobotan pada kriteria
untuk mati akibat tertembus panah pada
pertama, spearfishing di Pulau Tidung
bagian kepala atau tubuh ikan. Ikan hasil
mendapatkan 4 poin karena menangkap satu
tangkapan disimpan di dalam palka dan
spesies saja dengan ukuran yang kurang lebih
ditambahkan es tanpa bahan pengawet,
sama, yang artinya alat tangkap spearfishing
sesampainya di darat, hasil tangkapan
memiliki selektivitas sangat tinggi. Hasil
langsung dijual, sehingga ikan hasil tangkapan
tangkapan alat tangkap spearfishing yaitu Ekor
masih segar ketika sampai ke tangan
kuning(Caesio cuning sp), Ela (Kyphosus
konsumen.
Cinerascens sp), Baronang (Siganus sp), Tambak
Berdasarkan kriteria keenam,
(Plectrophomus sp), Kerapu (Epinephelus sp) dan
spearfishing mendapatkan 4 poin karena hasil
Cumi (Sepioteuthissp). Menurut Departemen
tangkapan sampingan (by catch) kurang dari
Kelautan dan Perikanan (2006), ada dua
tiga jenis dan berharga tinggi dipasar. Hasil
macam selektivitas yang menjadi sub kriteria,
tangkapan sampingan yaitu kepiting Rajungan
yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas jenis.
(P. pelagicus sp), udang Lobster (P. versicolor sp)
Selektivitas sangat tinggi yaitu alat menangkap
dan teripang Gamat (Stichopus variegtus). Ketiga
s atu spesies saja dengan ukuran yang
hasil tangkapan tersebut laku dijual di pasar
kurang lebih sama, selektivitas tinggi yaitu alat
dan memiliki harga jual yang tinggi.
menangkap kurang dari tiga spesies dengan
Berdasarkan kriteria ketujuh, Alat
ukuran yang kurang lebih sama, selektivitas
tangkap spearfishing mendapatkan 4 poin yaitu
rendah yaitu alat menangkap tiga spesies
aman bagi keanekaan sumberdaya hayati.
dengan ukuran yang berbeda jauh, selektivitas
Sperfishingalat tangkap yang pengoperasiannya
sangat rendah yaitu alat menangkap lebih dari
aktif mengejar ikan yang diperbolehkan
tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh.
ditangkap dengan ukuran yang layak tangkap,
Berdasarkan pengamatan, nelayan di Pulau
tidak mungkin nelayan memanah juvenil ikan
Tidung hanya menangkap satu spesies dengan
atau ikan yang berukuran kecil karena akan
ukuran layak tangkap dalam sekali panah tidak
sulit untuk dipanah sehingga tidak
mungkin nelayan memanah ikan kecil karena
mengakibatkan kematian semua makhluk
akan sulit dipanah.
hidup di perairan dan tidak merusak habitat.
Hasil pembobotan pada kriteria kedua Alat tangkap spearfishing aman bagi keanekaan
dan ketiga, spearfishing di Pulau Tidung sumberdaya hayati.
mendapatkan 4 poinyaitu alat tangkap aman Berdasarkan hasil pembobotan pada
bagi habitat ikan dan aman bagi nelayan. Hal kriteria kedelapan Ikan hasil tangkapan
tersebut dikarenakan pengoperasian alat spearfishing mendapat 4 poin karena tidak ada
tangkap spearfishingbersifat aktif mengejar ikan ikan atau biota yang dilindungi yang ikut
yang keluar atau berada didaerah habitat yang tertangkap. Sedangkan pada kriteria
mudah di panah tanpa adanya resiko panah kesembilan alat tangkap spearfishing
tersangkut batu atau terumbu karang. Nelayan memperoleh 4 poin karena secara sosial
diterima oleh masyarakat tidak bertentangan tangkap yang dikelompokkan sebagai alat
dengan budaya setempat, tidak bertentangan tangkap sangat ramah lingkungan karena hasil
dengan peraturan yang ada, biaya investasi pembobotan dari 9 kriteria alat tangkap ini
murah dan menguntungkan secara ekonomi. adalah 35 poin.
Ditinjau dari kajian ekonomi, investasi alat
spearfishing rata-rata sebesar Rp 2.443.667. DAFTAR PUSTAKA
Pengembalian investasi dari pembelian alat
dapat dilakukan dalam waktu 0,1 tahun. Dapat Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator
disimpulkan bahwa alat tangkap spearfishing Kesejahteraan Rakyat Dalam Susenas.
menguntungkan secara ekonomis. Dari kajian Badan Pusat Statistik. Jakarta.
konflik, spearfishing tidak pernah mengalami Departemen Kelautan dan Perikanan.2006.
konflik dengan alat tangkap yang lain. Panduan Jenis-jenis Penangkap Ikan
Spearfishing di Pulau Tidung Ramah Lingkungan. Bina Marina
merupakan alat tangkap yang dikelompokkan Nusantara: Jakarta.
sebagai alat tangkap sangat ramah lingkungan FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible
karena hasil pembobotan dari 9 kriteria alat Fisheries.FAO. Rome, Italy.
tangkap ini adalah 35 poin. Hal tersebut Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya,
dilihat dari referensi poin yang menjadi titik Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua.
acuan dalam menentukan rangking yang Salemba Empat: Jakarta.
dibagi menjadi 4 kategori dengan rentang nilai Laporan Tahunan 2019 Kelurahan Pulau
sebagai berikut: 1 – 9 sangat tidak ramah Tidung.
lingkungan, 10 – 18 tidak ramah lingkungan, Soemarso S.R, 2010, Akuntansi: Suatu
19 – 27 ramah lingkungan, 28 – 36 sangat Pengantar, Cetakan Keempat, Salemba
ramah lingkungan. Empat: Jakarta.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar
KESIMPULAN Swadaya. Jakarta.
Yustiarani, A. 2008. Kajian Pendapatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nelayan dari Usaha Penangkapan Ikan
diperoleh keuntungan yang didapatkan dan Bagian Retribusi Pelelangan Ikan
nelayan spearfishing di Pulau Tidung rata-rata di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara
pertahunnya sebesar Rp 24.081.083. Angke [Skripsi]. Bogor: Departemen
Berdasarkan perhitungan tingkat kesejahteraan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
dari beberapa indikator, nelayan spearfishing di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Pulau Tidung rata-rata sudah sejahtera. Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Spearfishing di Pulau Tidung merupakan alat