Anda di halaman 1dari 8

PELATIHAN PEMBUATAN RUMPON BAGI KELOMPOK

NELAYAN DI DESA LES, KECAMATAN TEJAKULA, KABUPATEN


BULELENG

Kadek Rihendra Dantes1, I Nyoman Pasek Nugraha2, Nyoman Arya Wigraha3,


Gede Widayana4
123Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: rihendra79@gmail.com, paseknugraha@yahoo.com, arya_w@undiksha.ac.id, widayana_1@yahoo.co.id

Abstrak
Seperti yang diketahui bahwasanya kekayaan dan potensi perairan Indonesia sangatlah melimpah, yang
menjadi salah satu potensi pengembang dan pendongkrak perekonomian masyarakat, khusunya para nelayan.
Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun
laut dalam. Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan
membentuk kondisi dasar laut menjadi mirip dengan kondisi karang–karang alami, rumpon membuat ikan
merasa seperti mendapatkan rumah baru. Kegiatan ini dirancang dengan mengidentifikasi masalah yang timbul
dengan menggunakan model Partisipatory Rural Apprasial (PRA). PRA adalah suatu teknik untuk menyusun
dan mengembangkan program operasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini ditempuh dengan
memobilisasi sumber daya manusia dan alam setempat, serta lembaga lokal guna mempercepat peningkatan
produktivitas, menstabilkan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mampu pula melestarikan
sumberdaya setempat.
Pelatihan pembuatan rumpon ikan ini mampu menjadi inspirasi bagi nelayan untuk membuat rumpon dan
sekaligus mampu meningkatkan hasil tangkapan masyarakat khususnya nelayan di sekitar Desa Les. Kegiatan
pelatihan pembuatan rumpon ini mampu didayagunakan dengan optimal untuk meningkatkan kesejahteraan
warga masyarakat, khususnya bagi kelompok nelayan Segara Ening maupun masyarakat sekitar di kawasan
Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng-Bali.

Kata kunci: nelayan, pelatihan, perikanan, rumpon

PENDAHULUAN mengingat mayoritas masyarakatnya


Desa Les adalah sebuah desa yang berprofesi sebagai nelayan.
terletak di wilayah utara Provinsi Bali, Belum banyaknya teknologi yang
tepatnya di Kecamatan Tejakula, bisa diterapkan oleh masyarakat sekitar
Kabupaten Buleleng. Potensi yang ada di dikarenakan kurang tanggapnya mereka
Desa Les sangat prospektif untuk terhadap perkembangan media dan
dikembangkan sebagai implementasi teknologi seperti sekarang ini. Masyarakat
ideologi Ajeg Bali. Implementasi ideologi masih mengandalkan cara-cara tradisional
Ajeg Bali secara nyata yaitu untuk mendapatkan ikan, misalnya dengan
pengembangan potensi yang sesuai memancing dan menebar jala dengan hasil
dengan kearifan lokal masyarakatnya. yang tidak menentu. Hal tersebut tentu
Salah satu hal yang dapat dilakukan saja mengakibatkan masyarakat susah
adalah dengan mengembangkan potensi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
perairan kelautan dikawasan Desa Les, sehari-hari, ditambah dengan terus

374
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

meningkatnya harga-harga kebutuhan untuk ditangkap. Rumpon dalam bahasa


pokok seperti sekarang ini. kelautan adalah karang buatan yang dibuat
Seperti yang diketahui bahwasanya oleh manusia dengan tujuan sebagai
kekayaan dan potensi perairan Indonesia tempat berkumpul ikan. Rumpon
sangatlah melimpah, yang menjadi salah merupakan rumah buatan bagi ikan di
satu potensi pengembang dan dasar laut yang dibuat secara sengaja
pendongkrak perekonomian masyarakat, dengan menaruh berbagai jenis barang di
khusunya para nelayan. Dari profil Desa dasar laut seperti ban, dahan dan ranting
Les di atas dan beberapa ketersediaan dengan pohonnya sekaligus. Barang–
sumber daya alam lokal potensial yang barang tersebut dimasukkan dengan
belum termanfaatkan secara maksimal, diberikan pemberat berupa beton, batu–
maka masalah yang ditemui di Desa Les, batuan dan penberat lainnya sehingga
Kecamatan Tejakula, adalah sebagai posisi dari rumpon tidak bergerak karena
berikut: arus laut. Barang–barang yang
1. Warga Desa Les masih belum mampu dimasukkan kedalam laut dapat terus
memanfaatkan sumber daya alam lokal ditambah secara berlanjut untuk
potensialnya untuk sebuah usaha yang menambah massa rumpon.
memberikan prospek ekonomi yang Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-
baik. akhir ini penggunaan rumpon sebagai alat
2. Ekonomi kreatif terutama di bidang bantu penangkapan ikan semakin banyak
perikanan yang berkembang sebagai digunakan oleh para pelaku utama
mata pencaharian masyarakat setempat penangkapan ikan (nelayan) maupun
belum berkembang dengan baik karena pelaku usaha bidang penangkapan ikan.
beberapa kendala yaitu: (a) masih Hal tersebut dikarenakan rumpon
menggunakan cara tradisional yang memberikan manfaat yang cukup nyata
kurang inovasi, (b) pemanfaatan dalam upaya peningkatan hasil tangkapan
potensi-potensi alam di daerah ikan. Disamping itu rumpon juga dapat
tersebut, (c) sumber daya manusia yang membantu dalam penangkapan ikan
masih rendah, (d) penerapan media dan dengan menggunakan berbagai alat
teknologi yang kurang diketahui tangkap ikan, baik alat tangkap ikan yang
dikalangan masyarakat setempat. aktif (seperti purse seine) maupun alat
tangkap pasif (pancing, dan lain lain).
Oleh karena itu pada pengabdian ini, Pembuatan rumpon ikan sebenarnya
tim akan memberikan pelatihan dan adalah salah satu cara untuk
penerapan rumpon bagi masyarakat mengumpulkan ikan, dengan membentuk
setempat, khususnya yang bermata kondisi dasar laut menjadi mirip dengan
pencaharian sebagai nelayan. Rumpon kondisi karang–karang alami, rumpon
adalah salah satu jenis alat bantu membuat ikan merasa seperti
penangkapan ikan yang dipasang dilaut, mendapatkan rumah baru. Meski untuk
baik laut dangkal maupun laut dalam. mengetahui keberhasilanya dibutuhkan
Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk waktu yang tidak sedikit sekitar 3- 6 bulan
menarik gerombolan ikan agar berkumpul namun usaha pembuatan rumpon ini
disekitar rumpon, sehingga ikan mudah

375
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

merupakan solusi terbaik meningkatkan dapat menghemat bahan bakar, karena


hasil perikanan di laut. mereka tidak lagi mencari dan menangkap
Agar kepemilikkan rumpon tidak kelompok renang ikan dengan menyisir
tertukar atau hilang, maka diberi tanda, lautan yang luas yang tentunya akan
misalnya dengan bendera, pelampung, menghabiskan biaya yang lebih besar.
cermin atau tanda lain sesuai keinginan Adapun tujuan dan manfaat yang di
pemiliknya. Pembuatan rumpon selain dapat dari pelaksanaan kegiatan desa
untuk diambil hasil ikannya untuk binaan ini adalah sebagai berikut:
keperluan sendiri, dapat juga disewakan 1. Masyarakat dapat memanfaatkan
kepada para pemancing laut yang memang media dan teknologi untuk membantu
mencari kesenangan mencari ikan di meningkatkan penghasilan mata
lokasi yang banyak ikannya. Para pencaharian mereka sebagai nelayan.
pemancing yang memang membutuhkan Media dan teknologi itu nantinya bisa
hot spot memancing yang bagus dapat diadopsi dan diterapkan dengan mudah
menyewa pemilik rumpon ini sebagai oleh para nelayan.
alternatif memancing yang cukup mudah. 2. Masyarakat mampu mengembangkan
Terdapat 3 jenis rumpon, yaitu: dan meningkatkan penghasilannya,
1. Rumpon Perairan Dasar adalah alat sehingga kesejahteraan ekonomi
bantu penangkapan ikan yang dipasang masyarakat bisa terpenuhi.
dan ditempatkan pada dasar perairan Berdasarkan analisis situasi serta
laut. tujuan dan manfaat kegiatan yang
2. Rumpon Perairan Dangkal adalah alat dilaksanakan, maka target luaran dari
bantu penangkapan ikan yang dipasang kegiatan yang dilaksanakan adalah:
dan ditempatkan padaperairan laut 1. Menghasilkan masyarakat yang
dengan kedalaman sampai dengan 200 mampu memanfaatkan media dan
meter. teknologi yang berkembang, sehingga
3. Rumpon Perairan Dalam adalah alat dapat dikelola dengan lebih optimal.
bantu penangkapan ikan yang dipasang 2. Menghasilkan suatu cara yang
dan ditempatkan pada perairan laut memiliki ciri khas dan memiliki aspek
dengan kedalaman diatas 200 meter. kearifan lokal untuk meningkatkan
Dengan makin majunya rumpon kesejahteraan masyarakat di Desa Les.
telah menjadi salah satu alternatif untuk
menciptakan daerah penangkapan buatan METODE
dan manfaat keberadaannya cukup besar. Kegiatan ini dirancang dengan
Sebelum mengenal rumpon, nelayan mengidentifikasi masalah yang timbul
menangkap ikan dengan cara mengejar dengan menggunakan model
ikan atau menangkap kelompok ikan di Partisipatory Rural Apprasial (PRA).
laut, kini dengan makin berkembangnya Partisipatory Rural Apprasial (PRA)
rumpon maka pada saat musim adalah suatu teknik untuk menyusun dan
penangkapan, lokasi penangkapan mengembangkan program operasional
menjadi pasti di suatu tempat. Dengan dalam pembangunan tingkat desa. Metode
telah ditentukan daerah penangkapan ini ditempuh dengan memobilisasi sumber
maka tujuan penangkapan oleh nelayan daya manusia dan alam setempat, serta

376
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

lembaga lokal guna mempercepat Desain kegiatan adalah kerangka


peningkatan produktivitas, menstabilkan, konseptual pelaksanaan kegiatan.
dan meningkatkan pendapatan masyarakat Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan
serta mampu pula melestarikan model Enthrepreneurship Capacity
sumberdaya setempat. Bertolak dari Building (ECB) dan Technology Transfer
konsep Partisipatory Rural Apprasial (TT) serta dengan menerapkan Teknologi
(PRA), maka tahapan kegiatan dalam Tepat Guna (TTG). Model
model ini adalah melaksanakan Enthrepreneurship Capacity Building
identifikasi masalah setiap perumusan (ECB) terkait dengan kemampuan
program maupun pendanaannya berwirausaha dari masyarakat, dengan
dilaksanakan secara terarah dengan model ini kedepannya diharapkan: (1)
berpihak dan melibatkan masyarakat di memberikan wawasan, sikap, dan
Desa Les. Dengan demikian dalam keterampilan usaha, (2) memberikan
merumuskan masalah, mengatasi peluang, (3) memfasilitasi (modal
masalah, penentuan proses dan kriteria pinjaman dsb.), dan (4) memonitor dan
masalah harus mengikutsertakan atau mengevaluasi bagaimana perkembangan
bahkan ditentukan oleh usahanya.
masyarakat/kelompok sasaran. Sementara itu model Technology
Dengan penggunaan model Transfer (TT) dilakukan adalah dengan
pendekatan diatas diharapkan akan: (1) maksud agar masyarakat atau kelompok
dikenalnya masalah secara tepat/efektif sasaran: (1) menguasai prinsip-prinsip
sesuai dengan persepsi, kehendak, dan penerapan teknologi terutama yang
ukuran/kemampuan serta kebutuhan berkaitan dengan proyek yang
masyarakat tempat dilaksanakannya sedang/akan dilaksanakan, (2) apabila
kegiatan, (2) tumbuhnya kekuatan teknologi yang digunakan dirasa sulit
(empowering) masyarakat atau kelompok untuk diterapkan untuk menyelesaikan
sasaran dalam pengalaman merancang, masalah/kebutuhan, maka ketua pelaksana
melaksanakan, mengelola, dan mempunyai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan upaya menyederhanakannya melalui penerapan
peningkatan/pertumbuhan diri dan Teknologi Tepat Guna (TTG), (3)
ekonominya, dan (3) efektifitas dan melakukan kegiatan produksi dengan
efesiensi penggunaan sumber daya mereplikasi/memodifikasi dengan alat
manusia pada masyarakat atau kelompok sederhana yang dapat menyelesaikan
sasaran. masalah/kebutuhan.
Selanjutnya melalui analisis akan Pemberdayaan dan pembelajaran
terinventarisir keterbatasan dan masyarakat/kelompok sasaran dilakukan
keberadaan berbagai sumberdaya, sarana dengan keaksaraan pelatihan dan
dan prasarana, maupun jenis-jenis usaha pemahaman untuk mengembangkan mata
masyarakat. Disamping itu pula akan pencaharian baik itu yang berkenaan
ditemukan berbagai jenis kesenjangan dan dengan media/teknologi, desain, dan
kemiskinan secara mendalam baik secara pegembangan. Dengan cara diatas maka
natural, struktural, ataupun kultural. masyarakat/kelompok sasaran akan dapat
meningkatkan keterampilan yang dimiliki

377
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

sehingga mampu bersaing dengan Desa Les, Kecamatan Tejakula-Buleleng.


masyarakat lainnya. Dalam proses Ditempat ini tim pelaksana menyiapkan
pemberdayaan dan pembelajaran akan segala keperluan untuk pelatihan
dipandu dengan silabus sehingga terarah pembuatan rumpon, secara garis besar
dalam mengembangkan usaha. Selain komponen tersebut adalah pelampung
panduan silabus, juga disiapkan tenaga (float), tali (rope), pemikat (atractor),
professional di bidang Ilmu Material dan pemberat (sinker).
Desain dari Jurusan Pendidikan Teknik Secara ringkas, pelaksanaan
Mesin, khususnya bahan-bahan yang pelatihan ini dipaparkan berdasarkan
nantinya digunakan sebagai sarana pembuatan komponen yang dilakukan.
pembuatan media rumpon.
 Pelampung
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelampung merupakan komponen
Pelaksanaan kegiatan terpenting, karena mempengaruhi berapa
pengembangan Desa Binaan Pelatihan lama suatu rumpon dapat bertahan
Pembuatan Rumpon bagi kelompok ditengah laut. Syarat-syarat yang
nelayan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, diperhatikan dalam pemilihan pelampung
Kabupaten Buleleng ini memiliki adalah:
keterkaitan yang erat dengan Jurusan S1 a. Mempunyai kemampuan
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas mengapung yang cukup baik
Teknik dan Kejuruan, Universitas (bagian yang mengapung di atas air
Pendidikan Ganesha, dikarenakan 1/3 bagian),
kegiatan ini merupakan penerapan b. Konstruksi cukup kuat,
teknologi di bidang Teknik Mesin c. Tahan terhadap gelombang dan air,
khususnya Ilmu Bahan. Selain itu hal ini d. Mudah dikenali dari jarak jauh, dan
juga dilandasi oleh kualifikasi yang e. Bahan pembuatnya mudah didapat.
dimiliki oleh tim pelaksana yang berasal Dengan memperhatikan syarat-
dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. syarat diatas maka dipilihlah pelampung
dari bahan Styrofoam yang nantinya
digunakan dalam pelatihan pembuatan
rumpon ini.

Gambar 1. Kelompok nelayan Segara


Ening, selaku mitra kegiatan P2M.

Pada pembuatan rumpon ini tim Gambar 2. Styrofoam yang digunakan


pelaksana bekerja sama dengan mitra dalam pelatihan pembuatan rumpon.
yaitu kelompok nelayan Segara Ening di
378
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Pelampung ini diikat dengan


menggunakan tali dan ditambah dengan
beberapa batang bambu dengan disusun
berbentuk persegi panjang dimana
pelampung ditempatkan pada bagian
tengah dari susunan bambu.

Gambar 4. Pemikat yang dibuat dari


daun nyiur dan tali plastik.

Adapun beberapa persyaratan yang


harus dimiliki oleh pemikat yang dapat
digunakan adalah:
a. Mempunyai daya pikat yang baik
Gambar 3. Pelampung dari terhadap ikan,
styrofoam yang diletakkan ditengah- b. Tahan lama,
tengah pelampung dari bambu dengan c. Mempunyai bentuk seperti posisi
cara diikat dengan tali. potongan vertical dengan arah ke
bawah,
 Pemikat d. Melindungi ikan-ikan kecil, dan
Pembuatan pemikat yang tediri dari e. Terbuat dari bahan yang kuat, tahan
susunan yang berbentuk vertikal maupun lama dan murah.
horizontal, pemikat ini bertujuan untuk
menarik ikan-ikan agar tertarik untuk  Tali temali
datang dan tinggal di rumpon yang kita Tali digunakan untuk
buat nantinya. Pembuatan pemikat ini menghubungkan pemberat dengan
dapat memanfaatkan bahan bekas yang pelampung, selain itu tali menjadi tempat
tersedia, dimana selain sebagai pemikat diikatkannya pemikat. Panjang tali
juga dapat menjadi rumah dan melindungi bervariasi, tetapi pada umumnya adalah
ikan dari serangan ikan-ikan lainnya yang 1,5 kali kedalaman laut tempat rumpon
menjadi pemangsanya ataupun dari tersebut ditanam/ditempatkan.
pergerakan arus dan ombak laut. Tali yang
menghubungkan pemberat dan
pelampung pada jarak tertentu disisipkan
daun nyiur yang masih melekat pada
pelepahnya setelah dibelah menjadi dua.

379
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Gambar 5. Tali yang digunakan untuk


menghubungkan pemberat dan Selanjutnya, rumpon-rumpon yang
pelampung. dibuat sudah siap untuk ditempatkan,
penempatannya haruslah strategis dimana
Melihat petingnya tali dalam suatu harus memperhitungkan potensi dimana
rumpon, maka adapun syarat-syarat yang ikan-ikan biasanya banyak dijumpai atau
harus dimiliki oleh tali yang digunakan berkerumun. Hal ini adalah agar rumpon
adalah: bisa dengan mudah dan cepat menjadi
a. Terbuat dari bahan yang kuat dan rumah/hunian bagi ikan-ikan yang kita
tidak mudah busuk, sasar, dalah hal ini adalah ikan tuna.
b. Harganya relatif murah, Pada penempatannya, tim
c. Mempunyai daya apung yang cukup pelaksana bekerja sama dengan mitra
untuk mencegah gesekan terhadap yaitu kelompok nelayan Segara Ening di
benda- benda lainnya dan terhadap Desa Les, Kecamatan Tejakula-Buleleng
arus, dan untuk mengetahui lokasi strategis untuk
d. Tidak bersimpul (less knot). memasang rumpon yang telah di buat. Hal
 Pemberat ini dikarenakan tentunya nelayan disekitar
Pembuatan pemberat rumpon dari lebih mengetahui dimana posisi yang
ban bekas yang dipadukan dengan bahan strategis untuk menempatkan rumpon-
utama berupa beton yang di cor sehingga rumpon, melihat keseharian mereka yang
nantinya rumpon tidak hanyut terbawa selalu bergelut dengan keadaan di laut.
arus ataupun ombak.

Gambar 6. Salah satu proses pembuatan Gambar 7. Rumpon yang telah


rumpon (pembuatan pemberat). dibuat, kemudian dibawa ke tengah laut
yang ditempatkan pada suatu titik
Dalam pelatihan pembuatan rumpon potensial.
ini, dipilih pemberat dari beton yang dicor
adalah untuk memenuhi syarat-syarat Proses akhir dalam pengabdian pada
seperti: masyarakat ini adalah membawa rumpon
a. Bahannya murah, kuat dan mudah pada posisi yang telah dipilih dengan
diperoleh menggunakan perahu.
b. Massa jenisnya besar,
permukaannya tidak licin dan dapat SIMPULAN DAN SARAN
mencengkeram

380
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Dari pengabdian pada masyarakat Rapat Kerja Teknis Direktorat


yang dilakukan oleh tim pelaksana, Jenderal Perikanan, Sukabumi 14-
diimplementasikan kepada kelompok 15 Juli 1995. Direktur Bina Sumber
nelayan Segara Ening di Desa Les melalui Hayati, Sukabumi.
pelatihan pembuatan rumpon. Dimana Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N.
kegiatan pelatihan pembuatan rumpon ini Kartikasari & S. Wiroatmodjo.
diikuti pula oleh mahasiswa Jurusan 1993. Freshwater Fishes of Western
Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Indonesia and Sulawesi. Edisi Dwi
Pendidikan Ganesha Singaraja. Dipilihnya Bahasa Inggris- Indonesia. Periplus
rumpon ini mengingat potensi penjualan Edition (HK) Ltd. Bekerjasama
dan pengolahan ikan sangatlah luas. dengan Kantor Menteri KLH,
Selain itu kandungan gizi dari ikan juga Jakarta, Indonesia.
menjadi pertimbangan bagi masyarakat
dalam memilih dan mengkonsumsi ikan. Subani, W. 1986. Telaah Penggunaan
Dengan demikian pelatihan Rumpon dan Payaos dalam
pembuatan rumpon ikan ini kedepannya Perikanan Indonesia. Jurnal
mampu menjadi inspirasi bagi para Penelitian Perikanan Laut, BPPL,
nelayan untuk membuat rumpon dan Jakarta, 35: 35-45
sekaligus mampu meningkatkan hasil
tangkapan masyarakat khususnya nelayan Direktorat Jenderal Perikanan, 1995.
di sekitar Desa Les. Diharapkan kegiatan Penggunaan Payaos/Rumpon di
pelatihan pembuatan rumpon ini mampu Indonesia. Jakarta 11 hal.
didayagunakan dengan optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan warga Syandri, H. & Agustedi. 1996.
masyarakat, khususnya bagi kelompok Optimalisasi Pemanfaatan
nelayan Segara Ening maupun masyarakat Sumberdaya Perikanan untuk
sekitar di kawasan Desa Les, Kecamatan Usaha Budidaya yang Berwawasan
Tejakula, Kabupaten Buleleng-Bali. Lingkungan. Makalah pada
Pertemuan Teknis Pengendalian
DAFTAR PUSTAKA Budidaya Air Tawar, Ditjen
Anonim. 1993. Status dan Rencana Perikanan, Deptan. Bukittinggi, 09-
Pengembangan Budidaya Ikan di 10 Desember 1996.
Perairan Umum di Propinsi Jambi.
Makalah pada Pertemuan Teknis Tim Pengkajian Rumpon Fakultas
Pengendalian Budidaya Ikan di Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Perairan Umum, Jambi 1-2 1987. Laporan Akhir Survey
September 1993. Dinas Perikanan Lokasi dan Desain Rumpon di
Propinsi Jambi, Jambi. Perairan Ternate, Tidore, Bacan
dan sekitarnya. Laporan. Jurusan
Anonim. 1995. Pengembangan dan Pemanfaatan Sumberdaya
Pelestarian Sumber Daya Ikan Perikanan Fakultas Perikanan.
Perairan Umum Secara Terpadu. Institut Pertanian Bogor.

381

Anda mungkin juga menyukai