MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
MASYARAKAT MELALUI
BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR
(STUDY KASUS PADA DESA
PONDOK KABUPATEN KLATEN)
VISI
Mewujudkan budidaya lobster air tawar yang mandiri, berdaya saing dan
membantu meningkatkan perekonomian Desa.
MISI
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melakukan budidaya mandiri
dan inovatif
2. Meningkatkan hasil yang berdaya saing tinggi
3. Memanfaatkan sumber daya air guna mensejahterahkat masyarakat desa
RENCANA BISNIS BUMDESA
Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu jenis
krustase yang memiliki ukuran dan bentuk tubuh hampir sama dengan
lobster air laut. Segmentasi pasarnya merupakan kalangan menengah ke
atas yaitu restoran yang menyajikan kuliner Sea Food, khususnya olahan
berbahan dasar lobster serta pecinta ikan hias, karena lobster air tawar ini
memiliki keunikan yaitu tubuhnya berwarna biru laut, Dimana warna biru
laut ini umumnya hanya dimiliki ikan yang hidup di air laut. Tidak seperti
lobster pada umumnya, Lobster air tawar ini memiliki keunggulan yaitu
cangkang lobster yang dihasilkan bersifat lunak, sehingga memiliki
kenikmatan tersendiri apabila dimasak menjadi masakan berbahan dasar
lobster. Konsumen akan lebih mudah menikmati lobster air tawar ini,
karena tidak akan terganggu dengan adanya cangkang yang keras seperti
lobster pada umumnya.
Usaha ini akan dilaksanakan di pekarangan rumah-rumah warga
Desa Pondok. Lokasi tersebut memiliki kondisi yang sesuai untuk
membudidayakan lobster air tawar, dengan ketersediaan air bersih
yang mencukupi serta akses transportasi yang mudah. Selain itu,
dengan memanfaatkan pekarangan anggota, maka tidak memerlukan
biaya untuk sewa tempat.
1. Adanya lahan untuk melakukan pembudidayaan lobster karena lokasi yang luas dan banyak sumber daya air.
2. Nilai gizi yang tinggi, lobster air tawar memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan udang
windu atau udang galah sehingga kandungan dagingnya lebih banyak.
3. Tidak mudah stress, salah satu kelebihan lobster air tawar dibanding jenis udang lainnya
4. Ketersediaan Pakan merupakan faktor yang penting dalam kesuksesan usaha budidaya.
KELEMAHAN
1. Belum memiliki akses langsung pada pasar, akses terhadap pasar merupakan faktor
yang dapat menjamin kepastian pasar bagi pembudidaya. Akan tetapi pembudidaya
memiliki informasi yang sangat minim terhadap pasar.
2. Siklus produksi pembesaran yang lama (5-6 bln/siklus). Bahkan untuk kolam
beton, untuk memcapai ukuran konsumsi biasa memerlukan waktu 8-12 bulan.
RENCANA KEUANGAN
Sebagai langkah awal untuk mendapat pendapatan dengan menjalin kerjasama
dengan pemilik toko ikan, restoran yang memiliki menu lobster, dan para petani
pembudidayaan lobster yang ada di Klaten. Selain itu, bergabung dengan HIPLATI
(Himpunan Pembudidaya Lobster Air Tawar Indonesia) merupakan langkah lebih
jauhnya, Dimana HIPLATI akan menjadi mitra yang menampung hasil produksi.
RENCANA BIAYA OPERASIONAL DAN
BIAYA PERALATAN PENUNJANG
Rencana Laba Rugi
1. Total Pengeluaran
= 900.000 + 450.000 + 50.000 + 450.000
= 1.850.000 / 6 bulan
2. Estimasi Pendapatan
Pengeluaran : Rp 1.850.000 / 6 bulan
Pendapatan : Rp 4.500.000 / 6 bulan
a) Lobster air tawar sangat bermanfat bagi masyrakat sekitar desa pondok karena sebagai sarana
untuk memajukan perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, juga dapat melestarikan lobster air
tawar. Diharapkan adanya pelatihan-pelatihan yang rutin bagi pemuda dan pemudi Desa Pondok
agar nantinya bisa meneruskan pengembangan budidaya lobster air tawar di desanya.
b) Dari segi lingkungan tempat ini jauh dari kota yang berarti memiliki ingakat polusi masih rendah.
Dari segi lingkunganpun dapat memberikan petunjuk untuk lebih baik melakukan perluasan pada
skala besar di daerah desa pondok.
c) Kepada pihak pelaku wisata, ikut berperan aktif mengikuti pengolahan dan pengembangan lobster
air tawar. Karena tanpa peran masyarakat sekitar akan sulit dalam pelaksanaan dan pengembangan
lobster air tawar