Anda di halaman 1dari 34

PERAN BUMDES DALAM MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI

BUDIDAYA LOBSTER

(STUDY KASUS PADA DESA PONDOK KABUPATEN KLATEN)

LAPORAN KKL

Disusun Oleh :

1. Safhira Wanda Arumsari NIM B.231.18.0042

2. Endah Nur Aeni NIM B.231.18.0044

3. Aulisa Safira Rimadhani NIM B.231.18.0045

4. Rizka Luthfiana Dewi NIM B.231.18.0046

5. Desta Arba Choirunnisa NIM B.231.18.0047

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

JANUARI 2021
PERSETUJUAN LAPORAN KKL

Nama Penyusun : 1. Safhira Wanda Arumsari NIM B.231.18.0042

2. Endah Nur Aeni NIM B.231.18.0044

3. Aulisa Safira Rimadhani NIM B.231.18.0045

4. Rizka Luthfiana Dewi NIM B.231.18.0046

5. Desta Arba Choirunnisa NIM B.231.18.0047

Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Judul Laporan : PERAN BUMDES DALAM MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT

MELALUI BUDIDAYA LOBSTER (STUDY KASUS

PADA DESA PONDOK KABUPATEN KLATEN)

Dosen Pembimbing : Anita Damajanti, SE, MSi, Akt

Semarang, … Januari 2021

Dosen Pembimbing

(Anita Damajanti, SE, MSi, Akt)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berjudul

“PERAN BUMDES DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN

EKONOMI MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA LOBSTER (STUDY

KASUS PADA DESA PONDOK KABUPATEN KLATEN)” dapat diselesaikan

dengan baik.

Penyusunan laporan ini dimaksudkan guna memenuhi tugas pada mata kuliah

KKL. Selain itu, KKL ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang

BUSINESS PLAN BUMDesa, harapannya dapat memberikan bekal hidup selepas

dari perguruan tinggi nanti. Dalam penyelesaian tugas akhir ini, tidak sedikit

hambatan dan halangan yang dihadapi. Namun berkat bimbingan, arahan,

masukan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak

langsung sehingga kesulitan yang ada dapat terlalui. Oleh karenanya, kami

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Yohanes Suhardjo, SE, MSi, AK, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang;

2. Ibu Anita Damajanti, SE, MSi, Akt selaku Dosen Pembimbing;

3. Bapak Budi Utomo selaku Kepala Desa Pondok;

4. Ibu Ruri selaku Sekretaris BUMDesa;

5. Dan staff staff lainnya yang ada di Desa Pondok.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik

dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.


Semoga Laporan KKL ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan

juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.

Semarang, … Januari 2021


DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i

Halaman Persetujuan.............................................................................................ii

Kata Pengantar.......................................................................................................iii

Daftar Isi................................................................................................................iv

Daftar Tabel...........................................................................................................v

Daftar Gambar.......................................................................................................vi

Daftar Lampiran....................................................................................................vii

BAB 1 Pendahuluan..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1. 2 Landasan Hukum.......................................................................................1

BAB 2 Visi dan Misi.............................................................................................

2.1 Visi..............................................................................................................

2.2 Misi.............................................................................................................

2.3 Tujuan.........................................................................................................

2.4 Sasaran........................................................................................................

2.5 Faktor Kunci Keberhasilan.........................................................................

BAB 3 Rencana Bisnis BUMDesa........................................................................

B 3.1 Rencana Umum Bisnis..........................................................................

3.2 Gambaran Umum Pengembangan Usaha...................................................

BAB 4 Rencana Sumber Daya Manusia...............................................................

BAB 5 Rencana Keuangan....................................................................................

5.1 Asumsi........................................................................................................
.2 Rencana Pendapatan.....................................................................................

5.3 Rencana Biaya Pengelolaan........................................................................

5.4 Rencana Peningkatan Kapasitas.................................................................

5.5 Rencana Biaya Operasional Usaha.............................................................

5.6 Rencana Biaya Penyusutan.........................................................................

5.7 Rencana Laba Rugi.....................................................................................

BAB 6 Dampak Keberadaan BUMDesa...............................................................

BAB 7 Penutup......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat

perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Potensi yang dimiliki BUMDes sebagai lembaga usaha mandiri masyarakat

desa dalam memberikan kesejahteraan masyarakat desa sendiri. Agar rakyat

pedesaan dapat mengembangkan potensi, sehingga tidak dirugikan dan lebih

diuntungkan, maka diperlukan arus balik dalam pemerataan sumber daya alam

dan kebijakan.

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat maka perlu

mengembangkan suatu bisnis. Dalam mengembangkan bisnis perlu adanya

perencananaan bisnis desa atau disebut ”BUSINESS PLAN BUMDes”.

BUSINESS PLAN BUMDes merupakan suatau dokumen yang menyatakan

keyakinan akan kemampuan sebuah usaha atau bisnis untuk menjual barang

atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik

bagi penyandang dana.

Salah satu perencanaan bisnis yang diniliai memiliki prospek yang cukup

baik untuk membantu perekonomian masyarakat di Desa Pondok Kabupaten

Klaten adalah budidaya lobster. Karena lobster air tawar lebih mudah

dibudidayakan, tidak gampang terserang penyakit dan harga jualnya pun


tinggi berkaitan dengan tingginya permintaan pasar baik lokal maupun luar

negri. Maka potensi pendapatan dari penjualan lobster tersebut nantinya akan

menjadi pemasukan bagi desa Pondok, karena secara tidak langsung

masyarakat Desa Pondok akan merasakan dampak positif dari budidaya

lobster tersebut terutama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Lobster memang dianggap sebagai komoditas udang konsumsi yang

mewah dibandingkan dengan udang konsumsi lainnya. Selain daging yang

padat, dan enak lobster air tawar juga memiliki kandungan gizi yang sangat

tinggi, terutama protein. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lobster

air tawar maka diperlukan budidaya yang instensif. Kegiatan budidaya saat ini

dihadapkan pada kenyataan mahalnya harga pakan buatan. Dalam budidaya

lobster air tawar, pakan merupakan bagian yang amat penting sebab pakan

menempati 60-70% dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik umtuk mmelaporkan

masalah ini. Adapun judul laporan yang hendak penulis ajukan adalah “Peran

BUMDes Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Melalui Budidaya Lobster (Studi Kasus Pada Desa Pondok Kabupaten

Klaten)”
1.2 LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

2. Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

3. Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan

Pelaksanaan Undang Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa


BAB II
VISI DAN MISI
2.1 VISI
Mewujudkan budidaya lobster air tawar yang mandiri, berdaya saing dan

membantu meningkatkan perekonomian Desa.

2.2 MISI

1. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melakukan budidaya

mandiri dan inovatif

2. Meningkatkan hasil yang berdaya saing tinggi

3. Memanfaatkan sumber daya air guna mensejahterahkat masyarakat desa

2.3 TUJUAN

1. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa dengan memanfaatkan

sumber daya air yang melimpah

2. Melestarikan budidaya lobster air tawar yang berkualitas

2.4 SASARAN

1. Meningkatnya jumlah lobster yang dihasilkan

2. Meningkatnya minat pencinta makanan laut terutama lobster

3. Meningkatnya perekonomian desa hingga membuat kesejahteraan bagi

masyarakat desa

2.5 FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Lobster air tawar mempunyai prospek yang cukup cerah dalam sektor

perikanan. Selain mudah dibudidayakan, hewan ini tidak mudah terserang

penyakit, bersifat omnivor, pertumbuhan cepat dan memiliki daya bertelur


tinggi. Bila dilihat dari aspek teknis budidaya dan potensi pasar, lobster air

tawar layak dikembangkan secara luas di masyarakat sehingga dapat

memberikan manfaat ekonomi dan tetap terjaga kelestariannya. Keberhasilan

budidaya lobster air tawar sangat dipengaruhi oleh ketersedian benih yang

berkualitas. Keberhasilan lobster air tawar sangat dipengaruhi oleh

keberhasilan pada teknis pembenihan yang dilakukan.


BAB III

RENCANA BISNIS BUMDESA

3.1 RENCANA UMUM BISNIS

3.1.1 ANALISA PRODUK

Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu

jenis krustase yang memiliki ukuran dan bentuk tubuh hampir sama

dengan lobster air laut. Lobster ini memiliki keunggulan dibandingkan

lobster laut, diantaranya sudah dapat dibudidayakan dan teknik

budidayanya lebih mudah dibanding udang windu dan udang galah.

Perkembangan hidupnya sederhana tanpa melalui stadia larva yang

rumit (nauplius, zoea, mysis, postlarva) seperti pada udang .

Segmentasi pasarnya merupakan kalangan menengah ke atas yaitu

restoran yang menyajikan kuliner Sea Food, khususnya olahan

berbahan dasar lobster serta pecinta ikan hias, karena lobster air tawar

ini memiliki keunikan yaitu tubuhnya berwarna biru laut, Dimana

warna biru laut ini umumnya hanya dimiliki ikan yang hidup di air

laut. Tidak seperti lobster pada umumnya, Lobster air tawar ini

memiliki keunggulan yaitu cangkang lobster yang dihasilkan bersifat

lunak, sehingga memiliki kenikmatan tersendiri apabila dimasak

menjadi masakan berbahan dasar lobster. Konsumen akan lebih

mudah menikmati lobster air tawar ini, karena tidak akan terganggu

dengan adanya cangkang yang keras seperti lobster pada umumnya.


3.1.2 BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan pada usaha ini meliputi : indukan lobster

super yang berjumlah sekitar 225 ekor betina dan sekitar 50 ekor

jantan , benih berjumlah 2.000 ekor, pakan lobster (pellet udang

windu), lumut, cacing, garam untuk pengaturan kualitas air, obat-

obatan, bahan pembersih, air. Untuk memperoleh induk lobster dan

benih kami bekerjasama dengan bapak Hartoyo seorang pembudidaya

lobster air tawar yang berada dikota Klaten, sehingga tidak perlu ragu

akan kualitas benih dan indukan yang kami beli. Pakan lobster dapat

diperoleh dengan membelinya di gudang pabrik Jakarta Fit di kota

Solo yang kualitas pakannya terjamin dan harganya relatif murah.

Alat yang digunakan untuk usaha ini meliputi : Bak pemeliharaan

induk (bak pemijahan), aquarium pengeraman dan penetasan,

aquarium pemeliharaan bibit pipa paralon dan selang, aerator, rak,

aquarium, serok, gayung, spons, lap/kain basah , dan timbangan.

3.1.3 METODE DAN TATA LAKSANA

Setelah melakukan survei dan orientasi lapangan. Pembuatan

denah lokasi dan bentuk lokasi budi daya lobster, usaha ini akan

dilaksanakan di pekarangan rumah-rumah warga Desa Pondok. Lokasi

tersebut memiliki kondisi yang sesuai untuk membudidayakan lobster

air tawar, dengan ketersediaan air bersih yang mencukupi serta akses

transportasi yang mudah. Selain itu, dengan memanfaatkan

pekarangan anggota, maka tidak memerlukan biaya untuk sewa


tempat.

Pertama dimulai dengan pembuatan media dengan menggunakan

terpal yang nantinya akan dimasukkan bambu-bambu yang dibentuk

sekat-sekat, yang pada bagian bawah bambu diberi ban bekas

sehingga dapat mengapung. Pembuatan media dengan menyiapkan

bahan berupa terpal berukuran 6 x 10 m, kawat, papan dan kayu

sebagai penyangga, dan alat berupa palu dan paku. Dibuat dulu

kerangka kolam dengan papan dan kayu, kemudian terpal dipasang

sesuai ukuran dan dimasukkan kedalam kerangka kolam. Supaya kuat

antara terpal dan kerangka kolam diikat dengan kawat. Kemudian

dimasukkan bambu-bambu yang dibentuk sekat-sekat, yang pada

bagian bawah bambu diberi ban bekas sehingga dapat mengapung.

Setelah diisi air kira- kira setinggi 30 cm lalu diberi aerator, dan

sirkulator sebagai penyuplai udara. Hasil dari proses usaha budidaya

lobster air tawar ini akan dihasilkan lobster siap konsumsi.

3.1.4 PROSES BUDIDAYA

a. Pemeliharaan Calon Induk

Pemeliharaan calon induk dapat dilakukan pada bak semen

berukuran 2 m x 1 m x 1 m (pxtxl) dengan sistem selective

breeding serta untuk mencegah adanya induk yang berasal dari

hasil perkawinan sedarah (inbreeding). Jenis dan konstruksi

wadah pemeliharaan calon induk lobster air tawar sangat

tergantung pada ukuran dan tingkat kepadatan. Kepadatan yang


ideal adalah 10 ekor/m2 untuk calon induk berat rata-rata 15 gram

dan 5 ekor/m2 dengan ukuran berat rata- rata 20 gram. Sedangkan

untuk calon induk berat rata-rata 30 gram, padat tebar yang ideal

adalah 1-2 ekor/m2. Namun, kepadatan yang tinggi ini dapat

diatasi dengan pemasangan shelter yang banyak dan merata

dengan jumlah total induk yang dipelihara adalah sebanyak 275

ekor, dengan rincian 225 ekor induk betina dan 50 ekor induk

jantan. Induk tersebut dipelihara secara terpisah berdasarkan jenis

kelamin dan ukurannya. Pemisahan ini bertujuan untuk

mengurangi kanibalisme dan menghindari terjadinya pemijahan

alami secara tidak terkontrol.

b. Seleksi Induk

Seleksi induk dilakukan secara kasat mata dengan melihat

bagian luar (morfologi) induk yaitu pada induk jantan umumnya

terdapat tanda merah di bagian luar kedua ujung capit dan alat

kelamin jantan pada kedua pangkal kaki jalan kelima berbentuk

benjolan dan alat kelamin betina terdapat pada kedua kaki jalan

ketiga, bentuknya menyerupai benjolan tetapi lebih pendek dari alat

kelamin jantan. Penimbangan berat tubuh rata-rata induk jantan

yang dipijahkan adalah 62,79 gram dan berat tubuh rata-rata induk

betina adalah 64,73 gram.

c. Pemijahan Induk
Pemijahan dilakuan secara masal dengan perbandingan 1:3

(satu jantan berbanding tiga betina). proses pemijahan lobster air

tawar dikerjakan sebanyak 9 kali dengan selang dua minggu sekali.

Jumlah indukan dalam pemijahan tidak boleh terlalu banyak karena

dapat mengakibatkan kanibalisme antar induk akan semakin besar.

Hal ini disebabkan lobster yang sedang mengalami proses ganti

kulit kondisi fisiknya sangat lemah, sehingga tidak dapat menahan

serangan dari induk lobster yang lain.

d. Pengerangan dan Penetasan Telur

Pengeraman telur lobster air tawar dilakukan secara individu

pada akuarium pengeraman dan penetasan yang berukuran

60x40x40 cm. Induk bertelur dipindahkan dengan cara diangkat

secara bersamaan dengan tempat persembunyiannya (pipa paralon).

Pemindahan induk bertelur ini dilakukan secara hati-hati agar tidak

mengganggu induk tersebut. Jarak lokasi antara tempat

penampungan induk bertelur atau kolam pemijahan dengan ruangan

pengeraman tidak terlalu jauh, yakni kurang lebih 150 meter karena

dapat mengakibatkan induk bertelur mengalami stress adalah

jauhnya jarak lokasi antara tempat penampungan induk bertelur

dengan tempat pengeraman. Pengeraman berlangsung selama 40–

47 hari sejak bertelur sampai penetasan telur.

e. Pemeliharaan Benih
Pemeliharaan benih dilakukan pada bak beton berukuran 2 x

1 x 1 m2 adalah berjumlah kepadatan antara 1-50 ekor/m2 dengan

berat benih sekitar 20 g s/d 25 g dipelihara.

f. Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan selama pemeliharan lobster air tawar

adalah pelet udang komersial yang diberikan dengan dosis 3% dari

berat biomassa yang ditebar secara merata ke dalam bak dengan

frekuensi 2 kali sehari untuk benih. pakan yang bisa diberikan

kepada benih lobster setelah berumur 1 minggu adalah berupa

cacing sutra segar dan daphnia beku yang mengandung sumber

protein dan lemak hewani. Selain itu, diberikan tepung kacang-

kacangan yang merupakan sumber protein dan karbohidrat yang

berasal dari sumber nabati.

g. Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan satu kali dalam seminggu.

Pada habitat aslinya lobster air tawar hidup dan tumbuh optimal

pada suhu 26-300C dengan pH berkisar 6,7-7,8 dan Oksigen

Terlarut (DO) berkisar antara > 3 – 5 mg/l.

h. Pencegahan Hama dan Penyakit

Untuk mencegah masuknya hama dan penyakit maka

dipasang saringan pada tiap saluran pemasukan dan pengeluaran

air. Dan melakukan tindakan atau pencegahan seperti perendaman


induk dalam garam dapur 10 gram yang telah dilarutkan sebelum

induk dipijahkan.

i. Pemanenan Benih

Panen dilakukan setelah benih berumur 4 minggu sejak

menetas. Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari dengan asumsi

sekitar 1.000 ekor dari hasil penebaran awal 2.000 ekor benih.

3.2 GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA

Usaha budidaya lobster air tawar ditinjau dari mikro ekonomi, bahwa

usaha ini layak untuk dilakukan. Tingginya permintaan/kebutuhan baik

domestik maupun luar negeri menjadi peluang tersendiri untuk

pengembangan usaha budidaya lobster. Usaha budidaya lobster air tawar

sebagai salah satu alternatetif usaha pada bidang perikanan yang dapat

membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan pembudidaya.

Untuk itu perlunya strategi pengembangan usaha, yaitu :

a) Analisa Pasar

Sasaran konsumen lobster air tawar adalah dengan pihak- pihak yang

telah mengadakan sistem kemitraan, toko-toko yang menjual udang hias,

rumah makan, restoran, hotel dan para petani pembudidayaan lobster yang

ada di Wilayah Cokro Tulung, Klaten. Sebagai langkah awalnya adalah

dengan menjalin kerjasama dengan pemilik toko ikan dan alat-alat

akuarium, yang keberadaannya di Pasar Gede Surakarta. Selain itu,

bergabung dengan HIPLATI (Himpunan Pembudidaya Lobster Air Tawar

Indonesia) merupakan langkah lebih jauhnya, Dimana HIPLATI akan


menjadi mitra yang menampung hasil produksi.

b) Strategi Penjualan

Penjualan dilakukan dengan promosi tertulis dan visual.

Promosi ini difokuskan pada target pasar yang ada. Setelah suatu

target pasar tercapai maka dilanjutkan dengan target pasar

berikutnya. Strategi penjualan ini diupayakan menghasilkan

kerjasama yang besar dan jangka panjang dengan perusahaan

penampung lobster kelas besar. Karena bergabung dengan HIPLATI

(Himpunan Pembudidaya Lobster Air Tawar Indonesia) sehingga dapat

menjadi mitra yang akan menampung hasil budidaya. Selanjutnya, proses

penjualan juga kami lakukan ke pasar- pasar tradisional, toko akuarium,

restoran atau warung yang menjual menu lobster, dijual ke sesama

pembudidaya lobster, dan kedepannya mempunyai rencana untuk

membuka stand. Stand yang menjual berbagai makanan yang berasal dari

produk olahan dari lobster. Dalam pemasaran dan penjualan lobster air

tawar ini dengan fokus market kota Klaten sampai tercapai BEP (Break

Event Point) dengan manajerial yang profesional.

Setelah tercapai BEP (Break Event Point), kemudian memperluas

pemasaran dan penjualan untuk meningkatan pendapatan, yaitu dengan

mencari lahan-lahan baru untuk pengembangan usaha di sekitar Surakarta

(misal : Wonogiri, Surakarta, Sukoharjo, dan Sragen) yang berpotensi.

Setelah pemasaran dan penjualan di sekitar Klaten telah tercapai suatu

target penjualan yang akhirnya berpotensi menambah pendapatan, akan


dilakukan pemasaran ke kota-kota lain dengan target utama menguasai

pasar dalam negeri.


BAB IV

RENCANA SUMBER DAYA MANUSIA

Sebelum melakukan budidaya lobster air tawar sebaiknya melakukan analisis

SWOT untuk mengetahui adanya kekuatan dan kelemahan dan juga adanya

peluang dan ancaman dalam melakukan budidaya lobster untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan mensejahterahkan masyarakat desa dengan adanya

program BUMDES. Kemudian melakukan proses penetapan struktur unit usaha

BUMDES yang didetailkan ke dalam tugas dan tanggung jawab.

4.1 KEKUATAN

a) Adanya lahan untuk melakukan pembudidayaan lobster karena lokasi yang

luas dan banyak sumber daya air.

b) Nilai gizi yang tinggi, lobster air tawar memiliki ukuran tubuh yang lebih

besar dibandingkan dengan udang windu atau udang galah sehingga

kandungan dagingnya lebih banyak. Tekstur dagingnya lebih kenyal,

memiliki kandungan lemak, kolesterol dan garam yang lebih rendah

sehingga aman dikonsumsi semua kalangan konsumen. Lobster air tawar

juga memiliki kandungan seng yang tinggi yang dapat meningkatkan

vitalitas pada manusia. Zat gizi yang terkandung dalam daging lobster juga

dapat memperbaiki sel tubuh yang rusak.

c) Teknik budidaya yang sederhana, sistem produksi budidaya lobster air

tawar sangat sederhana. Sistem budidayanya hampir sama dengan

budidaya ikan pada umumnya maupun budidaya ikan hias.


d) Tidak mudah stress, salah satu kelebihan lobster air tawar dibanding jenis

udang lainnya (udang windu) adalah tidak mudah stress dan tidak

gampang diserang penyakit yang penting kebutuhan pakan, kualitas air

dan oksigen terlarut terpenuhi.

e) Ketersediaan Bibit, salah satu faktor utama keberhasilan budidaya adalah

ketersediaan bibit. Bibit lobster air tawar ini dapat diperoleh pada balai

benih ikan ikan tawar, dari pembudidaya ataupun dari asosiasi lobster air

tawar dengan jaminan bibt bersertifikat.

f) Diversifikasi vertikal yang tinggi, lobster air tawar memiliki diversivikasi

vertical yang tinggi, artinya lobster ini dapat dipasarkan dalam berbagai

ukuran. Ukuran 2 inchi dapat dijual sebagai anakan untuk usaha

pembesaran maupun sebagai udang hias. Lobster juga dapat dijual untuk

konsumsi dan sebagai indukan untuk usaha pembenihan.

g) Ketersediaan Pakan merupakan faktor yang penting dalam kesuksesan

usaha budidaya. Dalam budidaya lobster air tawar, pakan dapat diperoleh

dari sisa-sisa makanan dan sayuran keluarga, cacing dan makanan

tambahan berupa pellet yang banyak tersedia di toko-toko tani dan toko

ikan hias.

4.2 KELEMAHAN

a) Belum memiliki akses langsung pada pasar, akses terhadap pasar

merupakan faktor yang dapat menjamin kepastian pasar bagi


pembudidaya. Akan tetapi pembudidaya memiliki informasi yang sangat

minim terhadap pasar.

b) Siklus produksi pembesaran yang lama (5-6 bln/siklus). Bahkan untuk

kolam beton, untuk memcapai ukuran konsumsi biasa memerlukan waktu

8-12 bulan.

4.3 PELUANG

a) Pertumbuhan industri dan daya saing rendah hal ini tidak sebanding

dengan besarnya permintaan. Kondisi ini menjadi peluang yang sangat

besar untuk mengembangkan usaha budidaya lobster air tawar.

b) Pasar domestik (Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Malang) terutama di pulau

Jawa yaitu Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Malang. Dengan banyak

tujuan pasar untuk lobster konsumsi menjadi peluang yang besar untuk

pengembangan budidaya lobster air tawar.

c) Kemajuan Teknologi informasi seperti internat, handphone menjadi

pembuka akses terhadap dunia luar dan khususnya pada pihak yang terkait

dengan lobster air tawar.

d) Adanya program BUMDES yang membantu pembudidayaan lobster air

tawar untuk mensejahterahkan masyarakat desa.

Iklim tropis di Indonesia sangat sesuai dengan lobster air tawar yang

memungkinkan untuk terus berkembangbiak selama setahun diperkirakan

3-4 kali panen setahun, berbeda dari daerah asalnya Australia yang hanya

2 kali panen dalam setahunnya.

4.4 ANCAMAN
a) Segmen pasar terbatas karena menu lobster air tawar pada restoran dan

rumah makan masih cenderung menjadi makan golongan tertentu. Karena

harganya yang relatif tinggi sehingga lebih banyak diminati oleh para

wisatawan dan golongan menengah keatas.

b) Ragam Komoditas perikanan/substitusi salah satu ancaman karena

banyaknya pilihan komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan. Dalam

budidaya perikanan air tawar misalnya budidaya ikan mas, lele, mujai, dll.

4.5 STRUKTUR

a) Manajer atau Kepala Unit Usaha yang bertugas memantau jalannya usaha

yang dijalankan oleh karyawan unit usaha BUMDes.

b) Bendahara Unita Usaha yang bertugas membantu Manajer memudahkan

pencatatan laporan keuangan pada unit usaha untuk selanjutnya laporan

keuangan unit usaha ini bisa langsung disetorkan kepada Bendahara

Umum BUMDes.

c) Karyawan atau Pegawai yang mempunyai tugas masing-masing sesuai

yang dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa (Musdes) yang

diselenggarakan oleh BPD. Dalam Budidaya Lobster, membutuhkan

karyawan seperti orang yang mengurus kolam (memberi pakan lobster,

mengukur kualitas air, pemanenan benih, dll), kurir yang bertugas

mengirim lobster kepada konsumen, dll.


BAB V

RENCANA KEUANGAN

5.1 ASUMSI

Dalam usaha budidaya lobster air tawar ini dilakukan dengan asumsi-

asumsi dasar guna perkembangan dan peningkatan produksi dimasa

mendatang.

a) Usaha dimulai dari pembesaran untuk jenis lobster air tawar ( Soca

Lobster ) dan perhitungan dilakukan satu siklus 3 bulan.

b) Pemeliharaan dilakukan dengan 3 kolam,dan akan dikembangkan dengan

kolam selanjutnya saat pendapatan telah berganda.

c) Semua jenis pakan diperoleh dengan membeli dari penjual terdekat.

d) Proses budidaya sementara dilakukan dengan 5 pekerja

5.2 RENCANA PENDAPATAN

Sebagai langkah awal untuk mendapat pendapatan dengan menjalin

kerjasama dengan pemilik toko ikan, restoran yang memiliki menu lobster,

dan para petani pembudidayaan lobster yang ada di Klaten. Selain itu,

bergabung dengan HIPLATI (Himpunan Pembudidaya Lobster Air Tawar

Indonesia) merupakan langkah lebih jauhnya, Dimana HIPLATI akan

menjadi mitra yang menampung hasil produksi. Keberadaan lobster air tawar

yang memiliki cangkang lunak belum banyak ditemui di kalangan

masyarakat, jumlahnya memadai dan memiliki harga jual yang bersaing

dengan standar pasaran. Lobster air tawar cangkang lunak di pasaran

menciptakan peluang pasar yang sangat luas dan mendorong adanya usaha
budidaya lobster air tawar. Sehingga diharapkan dapat memenuhi permintaan

lobster air tawar di pasaran terutama lobster air tawar cangkang lunak.

5.3 RENCANA BIAYA PENGELOLAAN

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan penunjang : kolam, aerator, sirkulator,
pipa, selang, timbangan rol kabel, freezer, alat 3.750.000
kebersihan
2. Bahan habis pakai : benih lobster, pakan, obat-
6.145.000
obatan, air
3. Perjalanan : pencarian bahan dan alat, survei pasar 1.080.000
4. Lain-lain : laporan, administrasi, publikasi,
1.225.000
dokumentasi
Jumlah 12.100.000

5.4 RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS

5.5 RENCANA BIAYA OPERSIONAL USAHA

5.5.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)

Pembelian bibit (2.000 ekor) = Rp 4.600.000

Obat-obatan = Rp 60.000

Pakan 75 kg @Rp 15.000 = Rp 1.125.000

Promosi = Rp600.000/Th = Rp 150.000/3 bulan

5.5.2 Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost/VC)

Biaya pekerja dan Transportasi = Rp 1.080.000 /3bulan

Biaya Listrik dan Air = Rp 360.000/3 bulan

5.6 BIAYA PENYUSUTAN


5.6.1 Tabel Biaya Peralatan Penunjang

Justifikasi Harga

Material Pemakaian Kuantitas satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Kolam lobster Tempat 4 unit 500.000 2.000.000


budiddaya
Aerator Alat sirkulasi 4 unit 30.000 120.000
udara
Pipa dan Alat saluran 80.000
udara 4 unit 20.000
selang
dan air
Sirkulator Alat sirkulasi 4 unit 30.000 120.000
air
Menimbang 100.000
Timbangan lobster 1 unit 100.000
dan pakan
Rol kabel Akses listrik 3 unit 50.000 150.000

Alat 1.100.000
Freezer penyimpan 1 unit 1.100.000
konser hal
panen
Alat Kebersihan 80.000
lokasi 1 set 80.000
Kebersihan
budidaya
Sub jumlah 3.750.000

5.6.2 Tabel penyusutannya :

Harga Awal Umur Depr.


No Uraian
(Rp) (Th) (Rp/Th)
1 Kolam lobster 2.000.000 4 500.000
2 Aerator 120.000 3 40.000
3 Sirkulator 120.000 2 60.000
4 Timbangan 100.000 4 25.000
5 Pipa dan selang aerator 80.000 2 40.000
6 Rol kabel 150.000 2 75.000
7 Freezer 1.100.000 5 220.000
8 Alat kebersihan 80.000 4 20.000
Jumlah 980.000
Maka biaya penyusutan = Rp 245.000/ 3 bulan

5.7 RENCANA LABA RUGI

5.7.1 Total Pengeluaran

FC = Rp 4.600.000 + Rp 60.000 + Rp 1.125.000 + Rp 150.000

+ Rp 245.000

= Rp 6.180.000

VC = Rp 1.080.000 + Rp 360.000

= Rp 1.440.000

Total = FC + VC = Rp 7.620.000/ 3 bulan

5.7.2 Tabel Estimasi Pendapatan (1 siklus produksi / 3 bulan)

No Uraian Jumlah

Penerimaan penjualan 2.000 x 75% x @ Rp Rp 15.000.000,-


1
10.000,-
2 Total biaya operasi 1 siklus ( 3 bulan) Rp 7.620.000,-
Pendapatan = penerimaan - total biaya Rp 6.579.734,-
3
operasional
4 Pendapatan / bulan = Rp 6.579.734,- : 3 Rp 2.193.244,-

Pengeluaran = Rp 7.620.000/ 3 bulan


Pendapatan = Rp 15.000.000/ 3 bulan R/C Ratio = 15.000.000 = 1,97
7.620.000

Karena nilai R/C Ratio lebih dari 1 yaitu 1,97, maka usaha ini layak

untuk dikembangkan.
BAB VI

DAMPAK KEBERADAAN BUMDESA

BUMDES merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat

dan pemerintah desa yang bertujuan untuk memperkuat perekonomian desa

yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Pendirian

BUMDES didasarkan pada kebutuhan, potensi dan kemampuan desa dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan dan pendirian

BUMDES dilakukan atas prakarsa masyarakat desa dan diintervensi oleh

pemerintah desa.

BUMDES juga merupakan perwujudan partisipasi masyarakat desa secara

keseluruhan, sehingga tidak menciptakan model usaha yang dikuasai oleh

kelompok tertentu di tingkat desa. Artinya, tata aturan yang terwujud adalah

mekanisme kelembagaan yang solid. Dengan adanya BUMDES diharapkan

mampu meningkatkan pembangunan yang berdampak bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa yang nantinya akan menjadi kesejahteraan

nasional.

Pada Pembangunan desa melalui BUMDES ini tidak hanya mementingkan

hasil yang akan dicapai melainkan untuk meningkatkan kemampuan sumber

daya manusianya juga dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Masyarakat bisa belajar dan melatih ketrampilan mereka dalam pengelolaan

BUMDES yaitu dengan mengajak masyarakat dalam mendirikan BUMDES

serta penempatkan mereka pada kepengurusan BUMDES. Selain itu

masyarakat harus bisa mengolah dan memanfaatkan BUMDES yang ada.


Sebagai proses pembelajaran, masyarakat desa sampai saat ini mampu

menciptakan usaha-usaha baru dan mempunyai pendapatan lebih sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka

Aktivitas BUMDES yang melibatkan banyak tenaga kerja diperkirakan

secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja

serta lapangan berusaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan

barang dan jasa yang diperlukan selama proses kegiatan unit-unit BUMDES

mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkages).

Dalam kegiatan pengusahaan membutuhkan tenaga kerja dan tenaga teknis

penyambungan saluran air dalam pengelolaannya. Seperti perencanaan bisnis

budidaya lobster air tawar di desa Pondok Kabupaten Klaten ini akan

membutuhkan tenaga kerja dari masyarakatnya dalam mengelola bisnis

tersebut, di samping itu kegiatannya bersifat manual maka tenaga kerja

manusia sangat diperlukan. Jadi perencanaan bisnis budidaya lobster ini akan

memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakatnya, dengan dibekali ilmu dan pelatihan maka secara tidak

langsung masyarakat sekitar mempunyai wawasan untuk berwirausaha dan

suatu saat ingin membuka usaha sendiri. Maka dari itu BUMDesa sangat

memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan dan perekonomian

masyarakat desa.
BAB VII

PENUTUP

7.1 KESIMPULAN

a) Keberadaan lobster air tawar dapat dikatakan sesuatu hal yang

baru. Karena selain dapat dibudidayakan sebagai udang

konsumsi, juga sebagai udang hias. Lobster air tawar relatif

mudah untuk dibudidayakan dan diminati banyak orang.

b) Dengan melakukan analisis SWOT dapat mengetahui adanya kekuatan

dan kelemahan dan juga adanya peluang dan ancaman dalam

melakukan budidaya lobster untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan mensejahterahkan masyarakat desa dengan adanya

program BUMDES.

c) Tahapan kegiatan pembenihan lobster terdiri atas persiapan wadah,

pemeliharaan calon induk, seleksi induk, pemijahan induk, pengeraman

dan penetasan telur, pemeliharaan benih, pemberian pakan, pengelolaan

kualitas air, pencegahan hama dan penyakit, pemanenan benih dan

pengukuran pertumbuhan.

d) Dengan adanya BUMDES diharapkan mampu meningkatkan

pembangunan yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat desa yang nantinya akan menjadi kesejahteraan nasional.

Serta dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya juga

dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.


7.2 KRITIK

7.3 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai