UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2016
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
Judul PKL
Nama
NPM
Dosen Pembinmbing,
Wakil Dekan 1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah, rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Oshronemus gouramy)
Di Kelompok Mina Mukti Binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Praktik
Kerja Lapangan pada program studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang
dilaksanakan pada tanggal 11 juli 2016 sampai dengan 8 agustus 2016, bertempat di
UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang.
Dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak hambatan yang dilalui berkat
rahmat Yang Maha Kuasa serta bantuan dan dukungan pihak yang membantu,
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan Syukur kepada Allah SWT serta terimakasih kepada :
1. Tim Adhoc yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun dalam
proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
2. Dosen wali yang telah memberikan saran dan motivasi yang membangun
kepada penyusun sehingga dapat melaksanakan PKL dengan baik, Prof. Dr.
Ir. Junianto, MP.
3. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Dr. Ir.
Iskandar, M. Si.,
4. Kepala UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang sekaligus
Pembimbing lapangan yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun
selama melaksanakan kegiatan PKL di lapangan, Wartim, SP.
5. Para Staf karyawan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang yang
membantu dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang melaksanakan PKL di UPTD Benih Ikan
Instalasi Padasuka Sumedang.
Penyusun menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penyusun mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan
terimakasih atas perhatiannya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umum nya.
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................viii
I.
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................ 1
1.3 Ruang Lingkup...................................................................................................1
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan..............................................................................2
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
Lampiran 1. Logbook......................................................................................................19
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktik Kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah program studi
perikanan yang wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai syarat untuk menempuh
pembelajaran di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Selain itu, praktik kerja lapang merupakan sarana untuk menambah pengalaman
yang berguna bagi pendalaman materi yang didapatkan di bangku perkuliahan
dalam bentuk praktik langsung dilapangan dan agar mahasiswa dapat
mengembangkan diri sebagai upaya persiapan untuk menghadapi dunia kerja di
lapangan, khusus nya dalam bidang perikanan.
Ikan gurami sangat berpotensi dibudidayakan di Indonesia. Banyak faktor
yang menjadikan prospek budidaya ikan gurami menjadi sangat menjanjikan.
Faktor pendukung tersebut diantaranya adalah lahan untuk budidaya gurami
masih sangat banyak tersedia, benih dan pakannya mudah didapat, serta data
tentang cara budidaya cukup memadai (Agromedia, 2007)
9
1.3
1.4
Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk memperoleh ilmu secara
nyata, dan juga untuk membandingkan teori yang didapat di bangku perkuliahan
dengan kenyataan di lapangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan
keterampilan, kemampuan dan daya saing mahasiswa Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan dalam pengembangan bidang perikanan.
Dalam pelaksanaannya Mahasiswa dapat memadukan antara teori yang
didapat di kuliah dengan teknik atau metode yang telah biasa digunakan di
lapangan. Dengan begitu mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan untuk menerapkannya di kehidupan nyata serta dapat
memecahkan permasalahan yang terjadi dalam bidang pembenihan ikan gurami.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan ini yaitu kegiatan pembenihan ikan
gurame di kelompok Mina Mukti. Kegiatan dilakukan dimulai dari tahap persiapan
kolam, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penanganan telur dan
pemeliharaan larva, pendederan benih P-I serta pengendalian kualitas air dan
penanganan hama dan penyakit.
Tempat dan Waktu Kegiatan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini berpusat di UPTD Benih Ikan
Instalasi Padasuka Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk
pembenihan ikan gurami dilakukan di salah satu kelompok budidaya ikan air
tawar binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka. Kelompok budidaya ikan air
tawar tersebut adalah kelompok Mina Mukti yang beralamat di Dusun Kertamukti
Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.
Jarak tempuh dari Jatinangor menuju UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka
yaitu sekitar 30 km, kelompok kami menempuh jarak tersebut dengan
2
BAB II
PROFIL UPTD BENIH IKAN INSTALASI PADASUKA
2.1
2.4
Kasubag TU
Denny, SP
Instalasi Padasuka
* Ener Nermini
* Yadi, A.P
* Budi
Haryanto, A.P
* Lukman Indra
P
* Yoseph
Pratama
* Budi Gunawan
Instalasi
Tegalkalong
* Sinsin
Budiman
* Beni Strisna
S, A.P
* Moch Sidik S,
A.P
Instalasi Cilengkrang
* Entis Sutisna
* Ginanjar Sugih
P, A.P
3.2
Kolam Pendederan
Kolam pendederan terdiri dari 8 unit dengan kedalaman 60 cm.
Kontruksi kolam berupa kolam terpal. Ukuran kolam yaitu seluas 2x4
meter.
Pelaksanaan
a. Pemeliharaan Induk
Indukan yang telah memijah diangkat dan dipelihara pada kolam lain, dan
dipisahkan antara jantan dan betina untuk dikarantina. Pemberian pakan
dilakukan pada pagi dan sore hari. Adapun prosesnya yaitu sebagai berikut :
Persiapan kolam yang akan digunakan untuk karantina.
Indukan dimasukan dengan kepadatan 1 ekor/m3.
Diberikan pakan berupa pellet dan daun sente
Indukan dikarantina selama 2-3 bulan sebelum di pijahkan.
Karantina induk ini bertujuan untuk mengistirahatkan induk agar dapat
memijah secara optimal. Karena dengan dikarantina terlebih dahulu telur
akan matang dengan sempurna sehingga produksi telur dapat ditingkatkan.
b. Persiapan Wadah Pemijahan
Persiapan kolam dilakukan agar proses pemijahan berjalan dengan baik,
karena kebersihan kolam berpengaruh terhadap kualitas air yang merupakan
salah satu faktor keberhasilan proses pemijahan. Adapun tahapannya yaitu
sebagai berikut :
Air disurutkan hingga air surut sepenuhnya
Kolam dibersihkan dari sisa pakan serta kotoran yang menempel di
dinding dan dasar kolam.
Seluruh bagian kolam dibilas dengan air mengalir hingga bersih lalu
kemudian diisi air.
Kemudian disiapkan sosog sebagai tempat indukan membuat sarang
beserta bahan pembuat sarang berupa ijuk.
c. Seleksi Induk
Seleksi induk dilakukan pada saat akan dilakukan proses pemijahan,
Induk dipilih dari kolam karantina dan dimasukan ke dalam kolam pemijahan
yang telah dipersiapkan dengan perbandingan jantan dan betina sebanyak 1 :
3.
d. Proses Pemijahan
Hasil
Pemeliharaan Induk
a. Karantina
Indukan yang dipelihara di kelompok Mina Mukti termasuk kedalam jenis
gurame soang. Jumlah indukan yang di pelihara di kelompok Mina Mukti
tertera pada tabel berikut :
Tabel 1. Jumlah indukan yang dipelihara di kelompok mina mukti
Jantan
Betina
Bobot biomass
8 ekor
24 ekor
100 kg
Indukan dikarantina dengan cara dipisahkan antara jantan dan betina.
Karantina dilakukan setelah indukan memijah. Karantina dilakukan selama
sekurang-kurangnya 1 bulan.
Jumlah pemberian pakan dan suplemen yang diberikan pada saat
karantina yaitu :
8
Seleksi Induk
Indukan yang dipilih untuk dipijahkan ikan gurami yang telah cukup umur,
yaitu berumur 2-3 tahun. Indukan yang baik untuk dipijahkan memiliki ukuran
yang optimal, tidak kurus dan tidak cacat. Untuk membedakan induk jantan dan
betina dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Perbedaan induk jantan dan betina
Jantan
Betina
Perbedaan fisik
Dahi menonjol
Dahi relatif datar
Dagu
menonjol Dagu tidak terlalu
(cameuh)
menonjol (cameuh)
Bila
dipegang Bila dipegang tidak
berontak
berontak
Ciri induk matang
Telah
dapat Perut membuncit dan
gonad
membuat sarang
lunak
Setelah dilakukan proses seleksi induk, indukan yang dipilih dimasukan
kedalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1:3 ekor
perkolam dengan luasan 5x2x1 meter. Dalam kondisi air baru proses pemijahan
akan terjadi selama 2-3 hari setelah induk dimasukan kedalam kolam pemijahan.
4.1.4
Proses Pemijahan
Proses pemijahan terjadi setelah proses pembuatan sarang oleh induk jantan
selesai. Pembuatan sarang oleh induk berlangsung selama 2-3 hari. Pemijahan
pada umumnya terjadi pada sore hari. Proses pemijahan telah selesai ditandai
dengan munculnya bintik minyak dan bau amis disekitar sarang, kondisi sarang
dalam keadaan tertutup dan indukan terlihat berada disekitar sarang untuk
menjaga sarangnya dari serangan hama.
Tabel 4. Tabulasi proses pemijahan
Hari/tanggal
Proses
Senin/18-7-16 Indukan
dimasukan
kedalam
kolam
pemijahan.
Kamis/21-7-16 Proses pemijahan selesai,
10
keterangan
Induk jantan akan segera
membuat sarang
Kondisi
sarang
dalam
4.1.5
keadaan tertutup
Dosis pemberian
5 individu/ekor
Secukupnya
Pembahasan
Pemeliharaan Induk
Jenis indukan gurami yang dipelihara tersebut adalah gurami soang/angsa.
Jumlah indukan yang dipelihara di kelompok Mina Mukti yaitu 32 ekor, 8 ekor
jantan dan 24 ekor betina dengan biomassa sebesar 100 kg.
Induk yang dipelihara ada yang berada dalam kondisi sedang dilakukan
pemijahan dan ada juga sedang melalui tahap karantina. Proses karantina
dilakukan dengan pemisahkan antara induk jantan dan induk betina setelah
proses pemijahan selesai. Hal ini dimaksudkan untuk mengistirahatkan indukan
agar indukan lebih prima pada saat akan dilakukan pemijahan kembali.
Indukan dipelihara didalam kolam yang sama dengan kolam yang digunakan
untuk proses pemijahan dengan padat tebar indukan yaitu 1 ekor/m3. Indukan
yang telah selesai memijah diperiksa terlebih dahulu sebelum dimasukan ke
dalam kolam karantina. Jika terdapat luka pada induk segera diberikan garam
krosok agar indukan tidak terserang penyakit.
Pakan yang diberikan berupa Pellet dan daun-daunan. Waktu pemberian
pakan yaitu setiap pagi dan sore hari. Pellet diberikan sebanyak 1% dari biomass
perhari, yaitu 1 kg perhari yang diberikan pada pagi dan sore hari. Daun sente
diberikan sebanyak 5% dari biomass setiap harinya. Pemberian daun sente lebih
banyak dibanding Pellet. Selain dapat menekan biaya produksi daun sente juga
tidak akan merusak kualitas air walaupun diberikan dalam jumlah banyak,
sedangkan Pellet akan merusak kualitas air jika diberikan terlalu banyak. Selain
itu, daun sente merupakan makanan kesukaan gurami karena gurami termasuk
kedalam kelompok herbivor sehingga lebih banyak diberikan dibanding pellet.
11
Selain pemberian pakan seperti biasanya, pada fase karantina diberikan juga
suplemen berupa toge sebanyak 0,25% dari biomass untuk jantan, sedangkan
untuk betina diberikan tempe sebanyak 0,25% dari biomass perhari dan jagung
1% dari biomass untuk 3 hari. Pemberian suplemen bertujuan untuk
mempercepat proses pematangan gonad pada indukan.
Dalam pemeliharaan induk air kolam harus dijaga kebersihannya agar tidak
menggangu kesehatan induk ikan. Suasana di sekitar kolam diusahakan jangan
terlalu ramai agar indukan tidak stress. Jika indukan stress maka akan mudah
terkena penyakit. Lahan yang sempit menyebabkan indukan gurami banyak
tergores dan menyebabkan luka. Luka tersebut akan diserang oleh jamur jika
tidak dilakukan pencegahan. Pencegahan yang dilakukan yaitu menabur garam
krosok pada luka.
Tahap karantina berlangsung selama 2 bulan hingga indukan berada dalam
kondisi prima. Indukan yang telah dikarantina akan lebih baik dalam produksi
telurnya. Karena dengan dikarantina terlebih dahulu telur akan matang dengan
sempurna sehingga produksi telur dapat ditingkatkan.
4.2.2. Persiapan Wadah Pemijahan
Kolam pemijahan yang akan dipakai untuk pemijahan dikuras hingga air surut
sepenuhnya, kemudian dilakukan pembersihan terhadap kotoran yang
menempel pada dinding dan dasar kolam serta dibersihkan dari sampah sisa
pakan seperti batang sente atau yang lainnya.
Kolam dibersihkan dengan cara disikat dan kemudian dibilas dengan air
bersih dengan tujuan untuk memastikan tidak ada kotoran yang tersisa pada
dinding maupun dasar kolam. Setelah kolam dibersihkan pipa pembuangan air
ditutup dan dilakukan pengisian air.
Pengisian air dilakukan dengan cara memompa air dari tempat penampungan
air. Air itu sendiri berasal dari sumur bor yang melalui proses pengendapan
terlebih dahulu di tempat penampungan air. Setelah air terisi dimasukan daundaunan seperti daun jarong, daun kipait, kirinyuh dan mengkudu sebagai
prebiotik dan usaha untuk mencegah penyerangan penyakit serta dimasukan
morifan sebagai pengganti pupuk dan kapur. Morifan adalah dedak yang
dicampur dengan pengembang kue dan difermentasi, manfaat morifan
diantaranya sebagai penyetabil pH dan memperkaya oksigen. Pemberian
morifan ini dilakukan pada setiap tahap pembenihan, kecuali pada tahap
penetasan telur dan pemeliharaan larva.
Pada kolam pemijahan ditempatkan keranjang atau sosog yang berfungsi
tempat penyimpanan sarang, serta substrat atau bahan pembuat sarang seperti
ijuk atau daun kering disimpan disekitar kolam pemijahan yang sekiranya dapat
dijangkau oleh induk gurami.
Tempat pemijahan merupakan faktor terpenting dalam usaha pembenihan,
karena tempat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pemijahan.
Kolam pemijahan di kelompok Mina Mukti dikuras secara rutin selama 3 bulan
sekali setelah seluruh indukan betina dalam kolam tersebut telah selesai
memijah. Indukan yang telah memijah dipisahkan dan masuk kedalam tahap
karantina.
Kualitas air akan mempengaruhi kualitas telur yang dihasilkan. Kolam harus
dibersihkan setelah proses pemijahan selesai, karena kebersihan kolam akan
berpengaruh terhadap kualitas air. Dalam kondisi air bening telur yang menetas
berkisar antara 70-80% sedangkan dalam kondisi air jelek telur yang akan
12
4.2.3
menetas hanya sekitar 20%. Dengan begitu kondisi air merupakan salah satu
faktor yang mendukung produksi dalam proses pembenihan.
Seleksi Induk
Indukan yang dipilih berasal dari kolam karantina yang telah dikarantina
selama minimal 1 bulan. Indukan yang siap pijah dimasukan kedalam tong
sedangkan yang tidak siap pijah dimasukan kembali ke dalam kolam karantina
untuk induk diistirahatkan atau dikarantina kembali.
Untuk membedakan induk yang telah siap pijah beserta jenis kelaminnya
dapat dilihat dari perbedaan bentuk dagu dan dahi. Dahi induk jantan lebih
menonjol, sementara dahi induk betina relatif datar. Induk betina yang matang
gonad dilihat dari perut, bila perut indukan betina telah buncit dan lunak maka
dapat dipastikan induk siap memijah. Sedangkan induk jantan yang dipilih dilihat
dari postur tubuhnya, bila dipegang induk jantan akan berontak dan ekornya
dilengkungkan kebawah. Semakin kuat tenaganya semakin bagus untuk
digunakan sebagai induk. Indukan yang telah diseleksi kemudian dimasukan
kedalam kolam pemijahan yang telah dikuras dengan perbandingan jumlah 1
ekor jantan dan 3 ekor betina.
4.2.4
Proses Pemijahan
Ikan gurami memiliki kebiasaan berkembang biak yang berbeda dengan ikan
lainnya. Hal tersebut dikarenakan ikan gurami membuat sarang terlebih dahulu
sebelum memijah.
Induk yang telah dimasukan kedalam kolam pemijahan akan memijah 2-3
hari berikutnya. Hal tersebut ditandai dengan telah dibuatnya sarang oleh
indukan pada tempat yang telah disediakan. Setelah sarang terbentuk maka
proses pemijahan akan berlangsung. Induk betina akan mengeluarkan telur
sedangkan induk jantan akan memunguti telur yang melayang di air dan
memasukannya kedalam sarang serta membuahinya dengan menyemprotkan
sperma kedalam sarang.
Proses pemijahan ditandai dengan tercium bau amis dan disertai muncul
bitnik minyak pada permukaan air disekitar sarang. Proses pemijahan telah
selesai jika sarang telah berada dalam kondisi ditutup oleh induk jantan. Induk
betina berada di sekitar sarang untuk menjaga sarangnya dari predator dan
mengibas-ngibaskan sirip nya untuk menyuplai oksigen ke dalam sarang.
Menurut Prihartono (2004), induk betina dapat memproduksi telur sebanyak
1.500-5.000 butir/kg berat tubuh induk. Induk betina ikan gurami di kelompok
Mina Mukti rata-rata menghasilkan telur sebanyak 2000-5000 butir telur dalam
sekali memijah.
4.2.5
Wadah penetasan berupa jolang yang di isi air dengan ketinggian 15-20 cm
dengan suhu berkisar antara 26-30oC dengan pH 6-8 dan diberi aerasi kecil.
Pemberian aerasi kecil dilakukan agar kebutuhan oksigen terpenuhi namun air
tidak beriak, sehingga menyebabkan telur berbenturan satu sama lain yang akan
mengakibatkan telur gagal menetas.
Telur akan menetas dalam selama 36 jam dan mulai diberi pakan kutu air dan
cacing setelah kuning telur diperutnya habis pada umur 10-12 hari. Pakan alami
merupakan menu utama selama tahap awal benih ikan. Pakan yang diberikan
berupa kutu air dan cacing, seperti daphnia, moina dan cacing tubifex dan cacing
sutera. Pemberian pakan pada 2 hari pertama setelah kuning telur habis berupa
kutu air yaitu spesies Daphnia sp dan Moina sp, pemberian dilakukan sebanyak
5 individu/ekor larva. Untuk hari selanjutnya hingga pendederan diberikan
pakan cacing. Menurut Jangkaru (2007), fase larva merupakan masa kritis dalam
daur hidup ikan gurami, sehingga tingkat kematian pada fase ini sangat tinggi.
Banyak faktor yang menyebabkan tingkat kematian larva menjadi tinggi. Faktor
tersebut digolongkan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
disebabkan oleh gen atau proses perkembangan biologis larva itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan seperti hama, penyakit,
kualitas air, cuaca dan pakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapang yang dilaksanakan di Kelompok budidaya
ikan Mina Mukti binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang yang
beralamat di Dusun Kerta Mukti Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kelompok Mina Mukti merupakan kelompok binaan UPTD Benih Ikan
Instalasi Padasuka yang bergerak dalam bidang pembenihan ikan gurami.
Tahapan pembenihan ikan gurami di kelompok Mina Mukti meliputi
pemeliharaan induk, persiapan media pemijahan, seleksi induk,
pengangkatan dan penetasan telur, pemeliharaan larva serta pendederan.
2. Induk ikan gurami mulai bertelur pada umur 30-36 bulan, dengan ciri matang
gonad pada betina perut membuncit sedangkan pada jantan dilihat dari
kelincahannya. Proses pemijahan berlangsung selama 2-3 hari. Pemijahan
pada umumnya terjadi pada sore hari. Proses pemijahan telah selesai
ditandai dengan munculnya bintik minyak disekitar sarang dan kondisi sarang
dalam keadaan tertutup.
3. Satu kali bertelur indukan gurami soang dapat menghasilkan 1500-5000 butir
per kilogram induk. Kualitas telur yang dihasilkan pada pembenihan ikan
gurami sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Dalam kondisi air baik, telur yang
menetas berkisar antara 70-80%. Sedangkan dalam kondisi air jelek, telur
yang akan menetas hanya sekitar 20%. Dengan begitu kondisi air merupakan
salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembenihan ikan
gurami.
4. Telur gurami bersifat mengapung dipermukaan air, pengangkatan telur
dilakukan dengan cara diambil dengan seser. Penetasan telur dilakukan pada
jolang dengan kepadatan 1 butir/cm3. Ketinggian air berkisar antara 15-20
cm. Suhu penetasan yaitu 26-30oC dengan pH 6-8.
14
5. Pemeliharaan larva dilakukan selama 15 hari. Mulai diberi pakan berupa kutu
air pada umur 10-12 dan cacing pada umur 13-15 hari. Setelah 15 hari larva
dipindahkan ke kolam pendederan untuk masuk tahap pendederan P-I.
6. Tahap pendederan dilakukan sebanyak 5 tahap. Yaitu P-I dimulai dari fase
larva hingga ukuran kuku, P-II dimulai dari ukuran kuku hingga ukuran
jempol, pendederan P-III dimulai dari ukuran jempol hingga ukuran silet,
pendederan P-IV dimulai dari ukuran silet hingga korek, dan P-V dari ukuran
korek hingga kaset.
7. Pemberian pakan 10 hari pertama berupa cacing untuk ukuran larva dan biji
timun, kemudian pakan tepung pada umur 15 hari atau mencapai ukuran biji
waluh, dan Pellet pf-800 hingga umur benih mencapai 25 hari atau mencapai
ukuran kuku. Untuk selanjutnya dapat diberikan sente sebagai pengenalan
dan pakan Pellet.
8. Untuk pengendalian kualitas air serta pencegahan penyakit pada upaya
pembenihan ikan gurami yang dilakukan di kelompok Mina Mukti dilakukan
pemberian morifan pada saat persiapan kolam pada setiap tahap
pembenihan serta dilakukan pula pemberian secara berkala pada kolam
pendederan.
5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan kepada UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka,
untuk meningkatkan produksi benih ikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
benih ikan di wilayah Kabupaten Sumedang. Seluruh proses pembenihan harus
dilakukan dengan baik, karena untuk menangani makhluk hidup, dalam hal ini
adalah ikan tidak hanya prosedur yang harus sesuai dengan standar operasional.
Penanganan ikan harus dilakukan dengan perlakuan yang baik, agar produksi
benih dapat meningkat.
Saran untuk tim Ad Hoc agar mahasiswa lebih dimudahkan dalam pemilihan
tempat untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, tempat PKL
sebaiknya didata dan tentukan oleh tim Ad Hoc dengan mempertimbangkan
standar kelayakannya, lalu dipublikasikan kepada mahasiswa. Hal tersebut
bertujuan untuk memberikan informasi tentang tmpat PKL kepada mahasiswa
agar mahasiswa lebih matang dalam perencanaan dan persiapan untuk
melaksanakan kegiatan PKL tersebut.
Untuk mahasiswa sendiri yang akan melaksanakan kegiatan PKL, sebaiknya
melakukan seluruh proses dan pelaksanaan kegiatan dengan sungguh-sungguh
agar di akhir mendapat hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. (2007). Panduan Lengkap Budidaya Gurami. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka.
Jangkaru, Z. (2007). Memacu Pertumbuhan Gurami (edisi revisi). Jakarta: Penebar
Swadaya.
Prihartono, R. E. (2004). Permasalahan Gurami dan Solusinya. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Kesan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan sarana untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam kegiatan PKL ini kita mendapat
banyak pengalaman yang di dapat dari permasalahan nyata yang terjadi dalam
bidang kerja yang kita lakukan selama kegiatan PKL berlangsung. Hal ini sangat
berguna bagi kemajuan pola berfikir dan berperilaku dalam melaksanakan suatu
kegiatan dalam bidang bersosialisai dengan dunia kerja di lapangan.
Pesan
Pesan selama PKL yaitu, bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan lakukan
seluruh proses kegiatan dengan baik dan jangan bermalas-malasan. Bukan nilai
yang menjadi permasalahan, tapi pengalaman kerja yang sangat berguna untuk
masa depan.
LAMPIRAN
16
Lampiran 1. Logbook
17
Pengecekan sarang
Daun sente
Daun kipait
18
Pengangkatan sarang
Pengangkatan sarang
Penetasan telur
Blower
Thermometer
Keran aerasi
19
Pellet pf-800
20