Anda di halaman 1dari 29

1

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Oshronemus gouramy)


DI KELOMPOK MINA MUKTI BINAAN UPTD BENIH IKAN
INSTALASI PADASUKA
KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Anwar Muhammad Syahidin


230110140066

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN

2016

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Oshronemus gouramy)


DI KELOMPOK MINA MUKTI BINAAN UPTD BENIH IKAN
INSTALASI PADASUKA
KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Diajukan untuk Menempuh Ujian PKL

Anwar Muhammad Syahidin


230110140066

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2016

Judul PKL

Nama
NPM

: Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Oshronemus gouramy)


Di Kelompok Mina Mukti Binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka
Kabupaten Sumedang Jawa Barat
: Anwar Muhammad Syahidin
: 230110140066

Jatinangor, September 2016


Menyetujui :

Dosen Pembinmbing,

Prof. Dr. Ir. Junianto, MP.


NIP 19670817 199203 1 005

Wakil Dekan 1

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah, rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Oshronemus gouramy)
Di Kelompok Mina Mukti Binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Praktik
Kerja Lapangan pada program studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang
dilaksanakan pada tanggal 11 juli 2016 sampai dengan 8 agustus 2016, bertempat di
UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang.
Dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak hambatan yang dilalui berkat
rahmat Yang Maha Kuasa serta bantuan dan dukungan pihak yang membantu,
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan Syukur kepada Allah SWT serta terimakasih kepada :
1. Tim Adhoc yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun dalam
proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
2. Dosen wali yang telah memberikan saran dan motivasi yang membangun
kepada penyusun sehingga dapat melaksanakan PKL dengan baik, Prof. Dr.
Ir. Junianto, MP.
3. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Dr. Ir.
Iskandar, M. Si.,
4. Kepala UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang sekaligus
Pembimbing lapangan yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun
selama melaksanakan kegiatan PKL di lapangan, Wartim, SP.
5. Para Staf karyawan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang yang
membantu dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang melaksanakan PKL di UPTD Benih Ikan
Instalasi Padasuka Sumedang.
Penyusun menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penyusun mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan
terimakasih atas perhatiannya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umum nya.

Jatinangor, September 2016

Anwar Muhammad Syahidin


NPM. 230110140066

DAFTAR ISI
BAB

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................viii
I.

PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................ 1
1.3 Ruang Lingkup...................................................................................................1
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan..............................................................................2

II. PROFIL UPTD BENIH IKAN INSTALASI PADASUKA................................................3


2.1 Lokasi UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka.....................................................3
2.2 Sejarah Umum UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka........................................3
2.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...............................................................3
2.4 Bidang Bidang Kerja UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka............................3
III. METODE PELAKSANAAN.........................................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................................4
3.2 Sarana dan Prasarana.......................................................................................4
3.3 Prosedur Kerja...................................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................7
4.1 Hasil...................................................................................................................7
4.2 Pembahasan....................................................................................................10
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................14
5.1 Kesimpulan......................................................................................................14
5.2 Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
KESAN DAN PESAN SELAMA PKL...............................................................................17
LAMPIRAN..................................................................................................................... 18

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Judul

Halaman

Gambar 1. Kolam pemeliharaan dan pemijahan induk.....................................................4


Gambar 2. Kolam pendederan.........................................................................................4
Gambar 3. Kolam penampungan calon induk...................................................................5
Gambar 4. Penaburan garam krosok pada indukan yang terluka.....................................7
Gambar 5. Kontruksi kolam pemijahan.............................................................................8
Gambar 6. Posisi sosog pada dinding kolam....................................................................8

DAFTAR TABEL
Nomor

Judul

Halaman

Tabel 1. Jumlah indukan yang dipelihara di kelompok mina mukti....................................7


Tabel 2. Jumlah pemberian pakan dan suplemen pada indukan......................................7
Tabel 3. Perbedaan induk jantan dan betina.....................................................................8
Tabel 4. Tabulasi proses pemijahan..................................................................................9
Tabel 5. Tabulasi penanganan telur..................................................................................9
Tabel 6. Pemberian pakan berdasarkan umur larva.........................................................9
Tabel 7. Pemberian pakan menurut ukuran pada pendederan benih (P-1).....................10

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Judul

Halaman

Lampiran 1. Logbook......................................................................................................19
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan................................................................................20

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Oshronemus gouramy)


DI KELOMPOK MINA MUKTI BINAAN UPTD BENIH IKAN INSTALASI PADASUKA
KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT
Anwar Muhammad Syahidin
NPM : 230110140066
ABSTRAK
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 11 juli 2016 hingga 8 agustus
2016. Tempat pelaksanaannya yaitu di UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Kabupaten
Sumedang Provinsi Jawa Barat. Adapun metode yang digunakan dalam PKL ini yaitu
diskusi dan turun lansung ke lapangan.
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk memperoleh ilmu secara
nyata dan untuk mengembangkan pengetahuan tentang budidaya ikan air tawar
khususnya dalam bidang pembenihan ikan gurami.
Kegiatan pembenihan ikan gurami ini meliputi pemeliharaan induk, persiapan
media pemijahan, seleksi induk, pengangkatan dan penetasan telur, serta pemeliharaan
larva dan pendederan. Induk ikan gurami mulai bertelur pada umur 30-36 bulan, dengan
ciri matang gonad pada betina perut membuncit dan telah dapat membuat sarang pada
indukan jantan.
Kualitas telur yang dihasilkan pada pembenihan ikan gurami sangat dipengaruhi
oleh kualitas air. Dalam kondisi air baik, telur yang menetas berkisar antara 70-80%.
Sedangkan dalam kondisi air jelek, telur yang akan menetas hanya sekitar 20%.
Penetasan telur dilakukan pada jolang dengan kepadatan 1 butir/cm 3. Ketinggian air
berkisar antara 15-20 cm. Suhu penetasan yaitu 26-30oC dengan pH 6-8.
Kata kunci : pembenihan, gurami, larva

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Praktik Kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah program studi
perikanan yang wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai syarat untuk menempuh
pembelajaran di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Selain itu, praktik kerja lapang merupakan sarana untuk menambah pengalaman
yang berguna bagi pendalaman materi yang didapatkan di bangku perkuliahan
dalam bentuk praktik langsung dilapangan dan agar mahasiswa dapat
mengembangkan diri sebagai upaya persiapan untuk menghadapi dunia kerja di
lapangan, khusus nya dalam bidang perikanan.
Ikan gurami sangat berpotensi dibudidayakan di Indonesia. Banyak faktor
yang menjadikan prospek budidaya ikan gurami menjadi sangat menjanjikan.
Faktor pendukung tersebut diantaranya adalah lahan untuk budidaya gurami
masih sangat banyak tersedia, benih dan pakannya mudah didapat, serta data
tentang cara budidaya cukup memadai (Agromedia, 2007)
9

Menurut Prihartono (2004), Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan


salah satu spesies ikan konsumsi asli Indonesia yang tersebar di kawasan Asia
Tenggara. Ikan ini mempunyai daging yang empuk dan lezat, sehingga ikan ini
sangat digemari dan menjadi salah satu ikan konsumsi yang banyak di minati
masyarakat. Selain itu ikan gurami merupakan ikan yang bernilai nilai ekonomis
yang tinggi, selain dipasarkan di dalam negeri, gurami juga berpotensi
dipasarkan ke luar negeri. Namun hingga saat ini untuk kebutuhan ikan gurami
dalam negeri saja masih belum terpenuhi.
Bidang pembenihan menjadi faktor paling berpengaruh dalam upaya
memenuhi kebutuhan ikan gurami. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, gurami masih dipasok dari sentra penghasil gurami diwilayah Jawa
Barat. Sehingga prospek pembenihan ikan gurami sangat menjanjikan,
dikarenakan pembenihan ikan gurami belum banyak dilakukan oleh petani ikan
pada umumnya.
Dengan beberapa keunggulan tersebut penyusun mengharapkan dengan
dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ini, didapat ilmu yang bermanfaat untuk
diterapkan di kemudian hari. Hal ini demi memenuhi kebutuhan konsumsi ikan
gurami dengan cara melakukan pembenihan ikan gurami dengan baik. Karena
awal keberhasilan dari proses budidaya adalah dalam bidang pembenihan.
1.2

1.3

1.4

Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk memperoleh ilmu secara
nyata, dan juga untuk membandingkan teori yang didapat di bangku perkuliahan
dengan kenyataan di lapangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan
keterampilan, kemampuan dan daya saing mahasiswa Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan dalam pengembangan bidang perikanan.
Dalam pelaksanaannya Mahasiswa dapat memadukan antara teori yang
didapat di kuliah dengan teknik atau metode yang telah biasa digunakan di
lapangan. Dengan begitu mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan untuk menerapkannya di kehidupan nyata serta dapat
memecahkan permasalahan yang terjadi dalam bidang pembenihan ikan gurami.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan ini yaitu kegiatan pembenihan ikan
gurame di kelompok Mina Mukti. Kegiatan dilakukan dimulai dari tahap persiapan
kolam, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penanganan telur dan
pemeliharaan larva, pendederan benih P-I serta pengendalian kualitas air dan
penanganan hama dan penyakit.
Tempat dan Waktu Kegiatan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini berpusat di UPTD Benih Ikan
Instalasi Padasuka Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk
pembenihan ikan gurami dilakukan di salah satu kelompok budidaya ikan air
tawar binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka. Kelompok budidaya ikan air
tawar tersebut adalah kelompok Mina Mukti yang beralamat di Dusun Kertamukti
Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.
Jarak tempuh dari Jatinangor menuju UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka
yaitu sekitar 30 km, kelompok kami menempuh jarak tersebut dengan
2

menggunakan sepeda motor selama 1 jam. Sedangkan kelompok Mina Mukti


berjarak sekitar 10 km dari UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka. Jika ditempuh
dengan sepeda motor diperlukan waktu sekitar 20 menit. Kegiatan Praktik Kerja
Lapangan ini dilaksanakan selama 20 hari kerja, tepatnya pada tanggal 11 juli
2016 sampai dengan 8 agustus 2016.

BAB II
PROFIL UPTD BENIH IKAN INSTALASI PADASUKA
2.1

Lokasi UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka


Sekertariat UPTD Benih Ikan Kabupaten Sumedang berlokasi di jalan
Padasuka km 0,5 Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
Sumedang Provinsi Jawa Barat, memiliki 3 instalasi yaitu :
(1) Instalasi Padasuka seluas 2 ha sebagai pusat kegiatan pembenihan ikan
nila, ikan mas dan ikan nilem.
(2) Instalasi Tegalkalong dengan kegiatan pembenihan ikan lele.
(3) Instalasi Cilengkrang (Wado) seluas 2 ha dengan kegiatan pembenihan
ikan dan ikan mas.

Gambar 1. Denah lokasi UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka


Sumber pengairan di UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Kabupaten
Sumedang berasal dari sungai Cipeles yang berada tak jauh dari lokasi UPTD
Benih Ikan Kabupaten sumedang.
2.2

Sejarah Umum UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka


UPTD Benih Ikan Kabupaten Sumedang adalah Unit Pelaksana Teknis dinas
di bidang budidaya air tawar yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Sumedang.
Terwujudnya UPTD Benih Ikan yang representative dan mampu menyediakan
benih ikan unggul serta tersedia setiap saat merupakan dambaan masyarakat
pembudidaya ikan di Kabupaten Sumedang.
Peranan benih bermutu sebagai input produksi dalam usaha perikanan
budidaya sangatlah penting dan dominan serta akan menentukan tingkat
keberhasilan usaha budidaya. Sementara ini kebutuhan masyarakat dan
pentingnya ketersedaiaan pangan yang bergizi relatif tinggi dalam menunjang
ketahanan pangan.
Kekurangan benih ikan sementara ini dipenuhi dari luar daerah yang
seringkali kualitasnya kurang jelasserta penanganan dalam pengangkutan
3

kurang memadai sehingga pertumbuhannya terganggu dan mortalitasnya cukup


tinggi.
Mengacu kepada misi Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan
Kabupaten Sumedang yaitu : Meningkatkan dan memanfaatkan potensi
sumberdaya peternakan dan perikanan secara optimal, maka pembenahan
UPTD Benih Ikan Kabupaten Sumedang terus dilakukan, baik dalam hal teknis
budidaya maupun dalam sarana prasarana penunjangnya.
2.3

Tugas Pokok dan Fungsi


UPTD Benih Ikan Kabupaten Sumedang berdasarkan peraturan daerah
nomor 2 tahun 2011 mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan teknis
bidang pengelolaan benih ikan, sedangkan fungsinya asalah sebagai penyedia
benih ikan bermutu sehingga keberadaannya diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat pembudidaya ikan terhadap benih ikan. Selain itu UPTD
Benih Ikan Kabupaten Sumedang juga berfungsi sebagai sarana
penyuluhankepada para petani pembudidaya ikan.

2.4

Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas


Tenaga pengelola pada UPTD Benih Ikan Kabupaten Sumedang seluruhnya
berjumlah 13 orang yang tersebar disetiap instalasi. Sesuai Peraturan Daerah
Nomor 2 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi pereangkat daerah
Kabupaten Sumedang, UPTD Benih Ikan pada Dinas Pertanian, Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Sumedang dipimpin oleh seorang kepala UPTD dan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha
serta tenaga teknis dilapangan.
Kepala UPTD
Wartim, SP

Kasubag TU
Denny, SP

Instalasi Padasuka
* Ener Nermini
* Yadi, A.P
* Budi
Haryanto, A.P
* Lukman Indra
P
* Yoseph
Pratama
* Budi Gunawan

Instalasi
Tegalkalong
* Sinsin
Budiman
* Beni Strisna
S, A.P
* Moch Sidik S,
A.P

Instalasi Cilengkrang
* Entis Sutisna
* Ginanjar Sugih
P, A.P

Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Benih Ikan Kabupaten Sumedang

Berdasarkan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 2 Tahun 2011 tentang


Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Sumedang dijelaskan bahwa Tugas Pokok UPTD Benih Ikan pada
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang adalah membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan teknis bidang pengelolaan benih
ikan dengan uraian tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan ketatausahaan, rumah
tangga, keuangan dan kepegawaian UPTD
b. Menyusun kebutuhan dan potensi benih ikan
c. Melaksanakan pengadaan benih ikan
d. Melaksanakan pengujian dan pengembangan benih ikan
e. Melaksanakan distribusi benih ikan
f. Mengawasi dan mengendalikan benih ikan
g. Merumuskan sertifikasi benih ikan
h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang
tugasnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan mengenai pembenihan ikan gurami ini
dilaksanakan pada tanggal 11 juli 2016 sampai dengan 8 agustus 2016 di
kelompok Mina Mukti yang beralamat di Dusun Kerta Mukti Desa Sukatali
Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

3.2

Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pembenihan
ikan gurami yaitu, sebagai berikut:
a. Sarana
Kolam Penampungan Calon Induk
Kolam penampungan calon induk berukuran 5 x 4 meter dengan
kedalaman 1 meter, kontruksi kolam tersebut terbuat dari terpal.

Gambar 3. Kolam penampungan calon induk

Bak Pemeliharaan dan Pemijahan Induk


Bak pemeliharaan sekaligus tempat pemijahan induk gurami ini
berupa kolam tembok dengan ukuran 5 x 2 x 1 meter. Kolam ini berjumlah
16 unit, digunakan untuk pemijahan serta pemeliharaan (karantina) induk.

Gambar 4. Kolam pemeliharaan dan pemijahan induk

Ruang Penetasan Telur


Ruang penetasan telur berada tak jauh dari kolam pemijahan.
Didalam ruang penetasan terdapat rak sebagai tempat untuk menyimpan
jolang yang digunakan untuk penetasan telur lengkap dengan istalasi
aerasi untuk menyuplai oksigen.

Gambar 5. Penetasan telur

Kolam Pendederan
Kolam pendederan terdiri dari 8 unit dengan kedalaman 60 cm.
Kontruksi kolam berupa kolam terpal. Ukuran kolam yaitu seluas 2x4
meter.

Gambar 6. Kolam pendederan


b. Prasarana
Sistem Penyediaan Pengairan
Sumber air di kelompok Mina Mukti yaitu berasa dari sumur arthesis
atau sumur bor dengan kedalaman 125 meter. Air di pompa dengan
6

menggunakan pompa air dan ditampung di tempat penampungan


(tandon) yang terbuat dari tembok dengan kapasitas 800 m 3. Air
disalurkan ke kolam dengan menggunakan pipa pvc 2 inch. Pipa tersebut
bersifat fleksibel karena dapat di bongkar pasang.
Sistem Aerasi
Aerasi sangat berpengaruh dalam proses penetasan telur dan
pemeliharaan larva. Sistem aerasi di kelompok Mina Mukti menggunakan
blower yang disalurkan dengan pipa pvc inch dan selang yang diberi
batu aerasi. Pengeluaran angin diatur dengan menggunakan keran
pengatur yang menghubungkan selang dan pipa.
c. Sarana Pendukung lainnya :
Tong plastik : sebagai penampungan sementara indukan pada saat
dilakukan pengurasan
Sosog : sebagai tempat indukan membuat sarang
Ember/baskom : untuk memindahkan telur dari kolam pemijahan ke ruang
penetasan telur
Jolang : tempat untuk penetasan telur dan pemeliharaan larva
Seser : untuk memindahkan telur dans larva
3.3

Pelaksanaan
a. Pemeliharaan Induk
Indukan yang telah memijah diangkat dan dipelihara pada kolam lain, dan
dipisahkan antara jantan dan betina untuk dikarantina. Pemberian pakan
dilakukan pada pagi dan sore hari. Adapun prosesnya yaitu sebagai berikut :
Persiapan kolam yang akan digunakan untuk karantina.
Indukan dimasukan dengan kepadatan 1 ekor/m3.
Diberikan pakan berupa pellet dan daun sente
Indukan dikarantina selama 2-3 bulan sebelum di pijahkan.
Karantina induk ini bertujuan untuk mengistirahatkan induk agar dapat
memijah secara optimal. Karena dengan dikarantina terlebih dahulu telur
akan matang dengan sempurna sehingga produksi telur dapat ditingkatkan.
b. Persiapan Wadah Pemijahan
Persiapan kolam dilakukan agar proses pemijahan berjalan dengan baik,
karena kebersihan kolam berpengaruh terhadap kualitas air yang merupakan
salah satu faktor keberhasilan proses pemijahan. Adapun tahapannya yaitu
sebagai berikut :
Air disurutkan hingga air surut sepenuhnya
Kolam dibersihkan dari sisa pakan serta kotoran yang menempel di
dinding dan dasar kolam.
Seluruh bagian kolam dibilas dengan air mengalir hingga bersih lalu
kemudian diisi air.
Kemudian disiapkan sosog sebagai tempat indukan membuat sarang
beserta bahan pembuat sarang berupa ijuk.
c. Seleksi Induk
Seleksi induk dilakukan pada saat akan dilakukan proses pemijahan,
Induk dipilih dari kolam karantina dan dimasukan ke dalam kolam pemijahan
yang telah dipersiapkan dengan perbandingan jantan dan betina sebanyak 1 :
3.
d. Proses Pemijahan

Proses pemijahan berlangsung selama 2-3 hari, prosesnya melalui


beberapa tahap, yaitu :
Induk jantan membuat sarang.
Setelah sarang selesai dibuat, induk betina akan mengeluarkan telur.
Telur yang melayang dipunguti oleh jantan dan dimasukan kedalam
sarang lalu kemudian dilakukan pembuahan oleh induk jantan dengan
menyemprotkan sperma kedalam sarang.
Dilakukan pengamatan hingga proses pemijahan selesai yang ditandai
dengan kondisi sarang yang telah tertutup.
e. Penanganan Telur
Sarang yang telah berisi telur diangkat dan dipindahkan ke ruang
penetasan. Berikut ini merupakan tahapan dalam penanganan telur :
Sarang yang berisi telur diangkat dan disimpan pada hapa.
Setiap lapisan sarang dibuka hingga telur keluar dan mengapung di
permukaan air.
Telur diambil dengan menggunakan seser dan disimpan dalam baskom
untuk selanjutnya dihitung. Penghitungan telur dilakukan dengan cara
manual tanpa menggunakan rumus seperti ikan lainnya, karena jumlah
telur yang dihasilkan induk ikan gurami relative sedikit.
Telur yang telah dihitung dipindahkan ke jolang yang Telur akan
berkembang menjadi larva pada umur 2-3 hari.
f. Pemeliharaan Larva
Telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari setelah diangkat, telur yang
telah menjadi larva di aerasi. Pemberian pakan dilakukan setelah kuning telur
pada perut larva habis, larva diberikan pakan berupa kutu air dan cacing.
g. Pengendalian Kualitas Air
Selain dilakukan pengurasan kolam secara rutin. Pengendalian kualitas
air juga dilakukan dengan menambahkan probiotik berupa dedak yang
difermentasi pada kolam di setiap tahapan pembenihan yang dilakukan di
kolam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
4.1.1

Hasil
Pemeliharaan Induk
a. Karantina
Indukan yang dipelihara di kelompok Mina Mukti termasuk kedalam jenis
gurame soang. Jumlah indukan yang di pelihara di kelompok Mina Mukti
tertera pada tabel berikut :
Tabel 1. Jumlah indukan yang dipelihara di kelompok mina mukti
Jantan
Betina
Bobot biomass
8 ekor
24 ekor
100 kg
Indukan dikarantina dengan cara dipisahkan antara jantan dan betina.
Karantina dilakukan setelah indukan memijah. Karantina dilakukan selama
sekurang-kurangnya 1 bulan.
Jumlah pemberian pakan dan suplemen yang diberikan pada saat
karantina yaitu :
8

Tabel 2. Jumlah pemberian pakan dan suplemen pada indukan


Jenis
Periode pemberian
Jumlah(%)biomass
Pakan/Suplemen
(hari)
Pellet
1%
1
Daun sente
5%
1
Toge
0,25 %
1
Tempe
0,25 %
1
Jagung
1%
3
Perhitungan jumlah pemberian pakan dalam kilogram :
Bobot biomassa x persentase pemberian pakan
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penyakit yang menyerang indukan gurami pada umumnya disebabkan
oleh jamur hingga induk mengalami penurunan nafsu makan. Pencegahan
yang dilakukan yaitu menabur garam krosok pada luka, ditampilkan pada
gambar berikut :

Gambar 7. Penaburan garam krosok pada indukan yang terluka


4.1.2

Persiapan Wadah Pemijahan


a. Kontruksi Kolam
Kontruksi yang digunakan dalam proses pemijahan di kelompok Mina
Mukti berupa kolam tembok dengan ukuran 5 x 2 meter dengan kedalaman 1
meter, pada terdapat outlet yang digunakan untuk pengurasan kolam dan
kubangan tempat mengumpulkan ikan saat dilakukan pengurasan. Untuk
lebih jelasnya tersaji dalam gambar berikut :

Gambar 8. Kontruksi kolam pemijahan


b. Sarana Pemijahan
Sarana pemijahan yang harus disediakan dalam proses pemijahan yaitu
sosog sebagai tempat yang digunakan indukan untuk menyimpan sarang dan
serabut atau ijuk sebagai bahan pembuatan sarang. Sosog sarang
9

ditempatkan pada dinding atau pematang kolam dengan kedalaman 15-20


cm dibawah permukaan air seperti gambar di bawah ini :

Gambar 9. Posisi sosog pada dinding kolam


Sedangkan untuk bahan pembuat sarang seperti ijuk, serabut kelapa dan
lainnya ditempatkan di sekitar kolam yang dapat dijangkau oleh indukan agar
indukan tidak kesulitan untuk mengambilnya.
4.1.3

Seleksi Induk
Indukan yang dipilih untuk dipijahkan ikan gurami yang telah cukup umur,
yaitu berumur 2-3 tahun. Indukan yang baik untuk dipijahkan memiliki ukuran
yang optimal, tidak kurus dan tidak cacat. Untuk membedakan induk jantan dan
betina dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Perbedaan induk jantan dan betina
Jantan
Betina
Perbedaan fisik
Dahi menonjol
Dahi relatif datar
Dagu
menonjol Dagu tidak terlalu
(cameuh)
menonjol (cameuh)
Bila
dipegang Bila dipegang tidak
berontak
berontak
Ciri induk matang
Telah
dapat Perut membuncit dan
gonad
membuat sarang
lunak
Setelah dilakukan proses seleksi induk, indukan yang dipilih dimasukan
kedalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1:3 ekor
perkolam dengan luasan 5x2x1 meter. Dalam kondisi air baru proses pemijahan
akan terjadi selama 2-3 hari setelah induk dimasukan kedalam kolam pemijahan.

4.1.4

Proses Pemijahan
Proses pemijahan terjadi setelah proses pembuatan sarang oleh induk jantan
selesai. Pembuatan sarang oleh induk berlangsung selama 2-3 hari. Pemijahan
pada umumnya terjadi pada sore hari. Proses pemijahan telah selesai ditandai
dengan munculnya bintik minyak dan bau amis disekitar sarang, kondisi sarang
dalam keadaan tertutup dan indukan terlihat berada disekitar sarang untuk
menjaga sarangnya dari serangan hama.
Tabel 4. Tabulasi proses pemijahan
Hari/tanggal
Proses
Senin/18-7-16 Indukan
dimasukan
kedalam
kolam
pemijahan.
Kamis/21-7-16 Proses pemijahan selesai,
10

keterangan
Induk jantan akan segera
membuat sarang
Kondisi

sarang

dalam

indukan menjaga sarang


nya.

4.1.5

keadaan tertutup

Penanganan Telur dan Pemeliharaan Larva


Telur yang dihasilkan pada sarang yang diangkat pada hari kamis berjumlah
2.436 butir.
a. Penanganan Telur
telur ditempatkan pada jolang diisi air setinggi 15-20 cm dengan
kepadatan 1 butir/cm3 dan ditempatkan ruang penetasan dengan suhu
berkisar antara 26-30oC dan pH 6-8.
b. Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva berlangsung selama 15 hari. Larva yang telah
berumur 15 hari dipindahkan ke kolam pendederan. Fase telur dan larva
serta waktu pemberian pakan alami tersaji dalam tebel dibawah ini :
Tabel 5. Pemberian pakan berdasarkan umur larva
Umur (Hari)
Fase
Jenis pakan
0-10
Larva masih memilik
kuning telur
11-12
Kuning telur habis
Kutu air
13-15
Larva
Cacing

Dosis pemberian
5 individu/ekor
Secukupnya

Setelah larva berumur 15 hari larva dimasukan pada tahap pendederan


yang dilakukan dikolam pendederan.
4.2
4.2.1

Pembahasan
Pemeliharaan Induk
Jenis indukan gurami yang dipelihara tersebut adalah gurami soang/angsa.
Jumlah indukan yang dipelihara di kelompok Mina Mukti yaitu 32 ekor, 8 ekor
jantan dan 24 ekor betina dengan biomassa sebesar 100 kg.
Induk yang dipelihara ada yang berada dalam kondisi sedang dilakukan
pemijahan dan ada juga sedang melalui tahap karantina. Proses karantina
dilakukan dengan pemisahkan antara induk jantan dan induk betina setelah
proses pemijahan selesai. Hal ini dimaksudkan untuk mengistirahatkan indukan
agar indukan lebih prima pada saat akan dilakukan pemijahan kembali.
Indukan dipelihara didalam kolam yang sama dengan kolam yang digunakan
untuk proses pemijahan dengan padat tebar indukan yaitu 1 ekor/m3. Indukan
yang telah selesai memijah diperiksa terlebih dahulu sebelum dimasukan ke
dalam kolam karantina. Jika terdapat luka pada induk segera diberikan garam
krosok agar indukan tidak terserang penyakit.
Pakan yang diberikan berupa Pellet dan daun-daunan. Waktu pemberian
pakan yaitu setiap pagi dan sore hari. Pellet diberikan sebanyak 1% dari biomass
perhari, yaitu 1 kg perhari yang diberikan pada pagi dan sore hari. Daun sente
diberikan sebanyak 5% dari biomass setiap harinya. Pemberian daun sente lebih
banyak dibanding Pellet. Selain dapat menekan biaya produksi daun sente juga
tidak akan merusak kualitas air walaupun diberikan dalam jumlah banyak,
sedangkan Pellet akan merusak kualitas air jika diberikan terlalu banyak. Selain
itu, daun sente merupakan makanan kesukaan gurami karena gurami termasuk
kedalam kelompok herbivor sehingga lebih banyak diberikan dibanding pellet.
11

Selain pemberian pakan seperti biasanya, pada fase karantina diberikan juga
suplemen berupa toge sebanyak 0,25% dari biomass untuk jantan, sedangkan
untuk betina diberikan tempe sebanyak 0,25% dari biomass perhari dan jagung
1% dari biomass untuk 3 hari. Pemberian suplemen bertujuan untuk
mempercepat proses pematangan gonad pada indukan.
Dalam pemeliharaan induk air kolam harus dijaga kebersihannya agar tidak
menggangu kesehatan induk ikan. Suasana di sekitar kolam diusahakan jangan
terlalu ramai agar indukan tidak stress. Jika indukan stress maka akan mudah
terkena penyakit. Lahan yang sempit menyebabkan indukan gurami banyak
tergores dan menyebabkan luka. Luka tersebut akan diserang oleh jamur jika
tidak dilakukan pencegahan. Pencegahan yang dilakukan yaitu menabur garam
krosok pada luka.
Tahap karantina berlangsung selama 2 bulan hingga indukan berada dalam
kondisi prima. Indukan yang telah dikarantina akan lebih baik dalam produksi
telurnya. Karena dengan dikarantina terlebih dahulu telur akan matang dengan
sempurna sehingga produksi telur dapat ditingkatkan.
4.2.2. Persiapan Wadah Pemijahan
Kolam pemijahan yang akan dipakai untuk pemijahan dikuras hingga air surut
sepenuhnya, kemudian dilakukan pembersihan terhadap kotoran yang
menempel pada dinding dan dasar kolam serta dibersihkan dari sampah sisa
pakan seperti batang sente atau yang lainnya.
Kolam dibersihkan dengan cara disikat dan kemudian dibilas dengan air
bersih dengan tujuan untuk memastikan tidak ada kotoran yang tersisa pada
dinding maupun dasar kolam. Setelah kolam dibersihkan pipa pembuangan air
ditutup dan dilakukan pengisian air.
Pengisian air dilakukan dengan cara memompa air dari tempat penampungan
air. Air itu sendiri berasal dari sumur bor yang melalui proses pengendapan
terlebih dahulu di tempat penampungan air. Setelah air terisi dimasukan daundaunan seperti daun jarong, daun kipait, kirinyuh dan mengkudu sebagai
prebiotik dan usaha untuk mencegah penyerangan penyakit serta dimasukan
morifan sebagai pengganti pupuk dan kapur. Morifan adalah dedak yang
dicampur dengan pengembang kue dan difermentasi, manfaat morifan
diantaranya sebagai penyetabil pH dan memperkaya oksigen. Pemberian
morifan ini dilakukan pada setiap tahap pembenihan, kecuali pada tahap
penetasan telur dan pemeliharaan larva.
Pada kolam pemijahan ditempatkan keranjang atau sosog yang berfungsi
tempat penyimpanan sarang, serta substrat atau bahan pembuat sarang seperti
ijuk atau daun kering disimpan disekitar kolam pemijahan yang sekiranya dapat
dijangkau oleh induk gurami.
Tempat pemijahan merupakan faktor terpenting dalam usaha pembenihan,
karena tempat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pemijahan.
Kolam pemijahan di kelompok Mina Mukti dikuras secara rutin selama 3 bulan
sekali setelah seluruh indukan betina dalam kolam tersebut telah selesai
memijah. Indukan yang telah memijah dipisahkan dan masuk kedalam tahap
karantina.
Kualitas air akan mempengaruhi kualitas telur yang dihasilkan. Kolam harus
dibersihkan setelah proses pemijahan selesai, karena kebersihan kolam akan
berpengaruh terhadap kualitas air. Dalam kondisi air bening telur yang menetas
berkisar antara 70-80% sedangkan dalam kondisi air jelek telur yang akan

12

4.2.3

menetas hanya sekitar 20%. Dengan begitu kondisi air merupakan salah satu
faktor yang mendukung produksi dalam proses pembenihan.
Seleksi Induk
Indukan yang dipilih berasal dari kolam karantina yang telah dikarantina
selama minimal 1 bulan. Indukan yang siap pijah dimasukan kedalam tong
sedangkan yang tidak siap pijah dimasukan kembali ke dalam kolam karantina
untuk induk diistirahatkan atau dikarantina kembali.
Untuk membedakan induk yang telah siap pijah beserta jenis kelaminnya
dapat dilihat dari perbedaan bentuk dagu dan dahi. Dahi induk jantan lebih
menonjol, sementara dahi induk betina relatif datar. Induk betina yang matang
gonad dilihat dari perut, bila perut indukan betina telah buncit dan lunak maka
dapat dipastikan induk siap memijah. Sedangkan induk jantan yang dipilih dilihat
dari postur tubuhnya, bila dipegang induk jantan akan berontak dan ekornya
dilengkungkan kebawah. Semakin kuat tenaganya semakin bagus untuk
digunakan sebagai induk. Indukan yang telah diseleksi kemudian dimasukan
kedalam kolam pemijahan yang telah dikuras dengan perbandingan jumlah 1
ekor jantan dan 3 ekor betina.

4.2.4

Proses Pemijahan
Ikan gurami memiliki kebiasaan berkembang biak yang berbeda dengan ikan
lainnya. Hal tersebut dikarenakan ikan gurami membuat sarang terlebih dahulu
sebelum memijah.
Induk yang telah dimasukan kedalam kolam pemijahan akan memijah 2-3
hari berikutnya. Hal tersebut ditandai dengan telah dibuatnya sarang oleh
indukan pada tempat yang telah disediakan. Setelah sarang terbentuk maka
proses pemijahan akan berlangsung. Induk betina akan mengeluarkan telur
sedangkan induk jantan akan memunguti telur yang melayang di air dan
memasukannya kedalam sarang serta membuahinya dengan menyemprotkan
sperma kedalam sarang.
Proses pemijahan ditandai dengan tercium bau amis dan disertai muncul
bitnik minyak pada permukaan air disekitar sarang. Proses pemijahan telah
selesai jika sarang telah berada dalam kondisi ditutup oleh induk jantan. Induk
betina berada di sekitar sarang untuk menjaga sarangnya dari predator dan
mengibas-ngibaskan sirip nya untuk menyuplai oksigen ke dalam sarang.
Menurut Prihartono (2004), induk betina dapat memproduksi telur sebanyak
1.500-5.000 butir/kg berat tubuh induk. Induk betina ikan gurami di kelompok
Mina Mukti rata-rata menghasilkan telur sebanyak 2000-5000 butir telur dalam
sekali memijah.

4.2.5

Penanganan Telur dan Pemeliharaan Larva


Telur gurami bersifat mengapung dipermukaan air, sarang yang telah berisi
telur diangkat dan ditempatkan di dalam hapa untuk kemudian diambil telurnya.
Pengambilan telur dilakukan dengan cara membuka setiap lapisan sarang secara
bertahap satu demi satu, telur yang mengapung ke permukaan diangkat dengan
menggunakan serok atau seser yang halus, penggunaan seser halus bertujuan
untuk menghindari goresan pada telur yang dapat mengganggu proses
penetasan bahkan beresiko kematian bagi telur tersebut. Telur diangkat dan
dimasukan ke dalam baskom untuk selanjutnya dipindahkan ke wadah
penetasan. Telur dimasukan kedalam wadah penetasan dengan kepadatan 1
butir/cm3.
13

Wadah penetasan berupa jolang yang di isi air dengan ketinggian 15-20 cm
dengan suhu berkisar antara 26-30oC dengan pH 6-8 dan diberi aerasi kecil.
Pemberian aerasi kecil dilakukan agar kebutuhan oksigen terpenuhi namun air
tidak beriak, sehingga menyebabkan telur berbenturan satu sama lain yang akan
mengakibatkan telur gagal menetas.
Telur akan menetas dalam selama 36 jam dan mulai diberi pakan kutu air dan
cacing setelah kuning telur diperutnya habis pada umur 10-12 hari. Pakan alami
merupakan menu utama selama tahap awal benih ikan. Pakan yang diberikan
berupa kutu air dan cacing, seperti daphnia, moina dan cacing tubifex dan cacing
sutera. Pemberian pakan pada 2 hari pertama setelah kuning telur habis berupa
kutu air yaitu spesies Daphnia sp dan Moina sp, pemberian dilakukan sebanyak
5 individu/ekor larva. Untuk hari selanjutnya hingga pendederan diberikan
pakan cacing. Menurut Jangkaru (2007), fase larva merupakan masa kritis dalam
daur hidup ikan gurami, sehingga tingkat kematian pada fase ini sangat tinggi.
Banyak faktor yang menyebabkan tingkat kematian larva menjadi tinggi. Faktor
tersebut digolongkan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
disebabkan oleh gen atau proses perkembangan biologis larva itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan seperti hama, penyakit,
kualitas air, cuaca dan pakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapang yang dilaksanakan di Kelompok budidaya
ikan Mina Mukti binaan UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka Sumedang yang
beralamat di Dusun Kerta Mukti Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kelompok Mina Mukti merupakan kelompok binaan UPTD Benih Ikan
Instalasi Padasuka yang bergerak dalam bidang pembenihan ikan gurami.
Tahapan pembenihan ikan gurami di kelompok Mina Mukti meliputi
pemeliharaan induk, persiapan media pemijahan, seleksi induk,
pengangkatan dan penetasan telur, pemeliharaan larva serta pendederan.
2. Induk ikan gurami mulai bertelur pada umur 30-36 bulan, dengan ciri matang
gonad pada betina perut membuncit sedangkan pada jantan dilihat dari
kelincahannya. Proses pemijahan berlangsung selama 2-3 hari. Pemijahan
pada umumnya terjadi pada sore hari. Proses pemijahan telah selesai
ditandai dengan munculnya bintik minyak disekitar sarang dan kondisi sarang
dalam keadaan tertutup.
3. Satu kali bertelur indukan gurami soang dapat menghasilkan 1500-5000 butir
per kilogram induk. Kualitas telur yang dihasilkan pada pembenihan ikan
gurami sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Dalam kondisi air baik, telur yang
menetas berkisar antara 70-80%. Sedangkan dalam kondisi air jelek, telur
yang akan menetas hanya sekitar 20%. Dengan begitu kondisi air merupakan
salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembenihan ikan
gurami.
4. Telur gurami bersifat mengapung dipermukaan air, pengangkatan telur
dilakukan dengan cara diambil dengan seser. Penetasan telur dilakukan pada
jolang dengan kepadatan 1 butir/cm3. Ketinggian air berkisar antara 15-20
cm. Suhu penetasan yaitu 26-30oC dengan pH 6-8.
14

5. Pemeliharaan larva dilakukan selama 15 hari. Mulai diberi pakan berupa kutu
air pada umur 10-12 dan cacing pada umur 13-15 hari. Setelah 15 hari larva
dipindahkan ke kolam pendederan untuk masuk tahap pendederan P-I.
6. Tahap pendederan dilakukan sebanyak 5 tahap. Yaitu P-I dimulai dari fase
larva hingga ukuran kuku, P-II dimulai dari ukuran kuku hingga ukuran
jempol, pendederan P-III dimulai dari ukuran jempol hingga ukuran silet,
pendederan P-IV dimulai dari ukuran silet hingga korek, dan P-V dari ukuran
korek hingga kaset.
7. Pemberian pakan 10 hari pertama berupa cacing untuk ukuran larva dan biji
timun, kemudian pakan tepung pada umur 15 hari atau mencapai ukuran biji
waluh, dan Pellet pf-800 hingga umur benih mencapai 25 hari atau mencapai
ukuran kuku. Untuk selanjutnya dapat diberikan sente sebagai pengenalan
dan pakan Pellet.
8. Untuk pengendalian kualitas air serta pencegahan penyakit pada upaya
pembenihan ikan gurami yang dilakukan di kelompok Mina Mukti dilakukan
pemberian morifan pada saat persiapan kolam pada setiap tahap
pembenihan serta dilakukan pula pemberian secara berkala pada kolam
pendederan.
5.2

Saran
Saran yang dapat diberikan kepada UPTD Benih Ikan Instalasi Padasuka,
untuk meningkatkan produksi benih ikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
benih ikan di wilayah Kabupaten Sumedang. Seluruh proses pembenihan harus
dilakukan dengan baik, karena untuk menangani makhluk hidup, dalam hal ini
adalah ikan tidak hanya prosedur yang harus sesuai dengan standar operasional.
Penanganan ikan harus dilakukan dengan perlakuan yang baik, agar produksi
benih dapat meningkat.
Saran untuk tim Ad Hoc agar mahasiswa lebih dimudahkan dalam pemilihan
tempat untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, tempat PKL
sebaiknya didata dan tentukan oleh tim Ad Hoc dengan mempertimbangkan
standar kelayakannya, lalu dipublikasikan kepada mahasiswa. Hal tersebut
bertujuan untuk memberikan informasi tentang tmpat PKL kepada mahasiswa
agar mahasiswa lebih matang dalam perencanaan dan persiapan untuk
melaksanakan kegiatan PKL tersebut.
Untuk mahasiswa sendiri yang akan melaksanakan kegiatan PKL, sebaiknya
melakukan seluruh proses dan pelaksanaan kegiatan dengan sungguh-sungguh
agar di akhir mendapat hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. (2007). Panduan Lengkap Budidaya Gurami. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka.
Jangkaru, Z. (2007). Memacu Pertumbuhan Gurami (edisi revisi). Jakarta: Penebar
Swadaya.
Prihartono, R. E. (2004). Permasalahan Gurami dan Solusinya. Jakarta: Penebar
Swadaya.

KESAN DAN PESAN SELAMA PKL


15

Kesan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan sarana untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam kegiatan PKL ini kita mendapat
banyak pengalaman yang di dapat dari permasalahan nyata yang terjadi dalam
bidang kerja yang kita lakukan selama kegiatan PKL berlangsung. Hal ini sangat
berguna bagi kemajuan pola berfikir dan berperilaku dalam melaksanakan suatu
kegiatan dalam bidang bersosialisai dengan dunia kerja di lapangan.
Pesan
Pesan selama PKL yaitu, bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan lakukan
seluruh proses kegiatan dengan baik dan jangan bermalas-malasan. Bukan nilai
yang menjadi permasalahan, tapi pengalaman kerja yang sangat berguna untuk
masa depan.

LAMPIRAN

16

Lampiran 1. Logbook

17

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Pengeringan kolam pemijahan

Pengisian air kolam pemijahan

Seleksi induk jantan

Seleksi induk betina

Pemindahan induk untuk di karantina

Pengisian air kolam karantina

Pemberian garam pada luka

Pengecekan sarang

Daun sente

Daun kipait

18

Pengangkatan sarang

Pengangkatan sarang

Penetasan telur

Pengangkatan larva yang mati

Blower

Thermometer

Keran aerasi

Selang beserta batu aerasi

19

Pellet pf-800

Pellet tepung fengli

Pengembang kue (morifan)

Denah kolam kelompok Mina Mukti

20

Anda mungkin juga menyukai