BROWNIG
Nadimas Raviansyah 230110140002
Nadia Maudina 230110140042
Despriyanto Supriyadi 230110140028
Rizky Adikusuma 230110140058
Anwar Muhammad S 230110140066
Sukma widyawati br.S 230110140067
Kelompok 7
PROTEIN adalah...
senyawa organik
kompleks berbobot
molekul tinggi yang Struktur protein
merupakan polimer Primer sekunder tersier kuartener
dari monomer asam
amino yang
dihubungkan satu
sama lain dengan
ikatan peptida
Penggolongan protein daging ikan berdasarkan
kelarutannya deMan (1997)
No Kekuatan ion pada Nama Golongan Lokasi
saat pelarutan
1 Sama dengan atau Myogen Terutama sarkoplasma cairan
lebih besar dari nol mudah larut sel otot
Aliran
tekanan
listrik
koagulasi
rusaknya protein akibat kondisi suhu tinggi dan terjadi penggumpalan
serta pengerasan pada protein akibat adanya penyerapan air pada
proses tersebut
Penambahan ion yang mempunyai muatan berlawanan,koloid
bermuatan listrik bila ditambahkan ion yang mempunyai muatan
berlawanan dapat mengalami koagulasi/penggumpalan
koagulasi
FAKTOR KOAULASI
Koagulasi terjadi jika protein dipanaskan pada suhu 50oC. Koagulasi hanya terjadi
apabila protein berada di titik isolistriknya dan juga...
pemanasan,
pengocokan,
garam,
asam,
basa, dan
pereaksi seperti urea.
enzimatis
Proses
browning Non
enzimatis
Pencokelatan secara enzimatis terjadi akibat adanya
reaksi antara enzim oksidase yang dikenal dengan :
phenoloxidase,
phenolase,
monophenol oxidase,
diphenol oxidase dan
tyrosinase yang bereaksi dengan oksigen
browning non enzimatis dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Reaksi Maillard
Disebabkan oleh reaksi antara gugus karbonil dari glukosa dan gugus nukleofilik
dari asam amino. Reaksi Maillard terjadi pada suasana basa (Kurtanto, 2008).
Pemanasan pada daging ikan juga memicu terjadinya Reaksi Mallard. Reaksi
Mallard pada ikan asin terjadi pada produk yang berkadar garam 7 hingga 16
persen. (Indriati et al, 1991 dalam Heruwati, 2002)
2. Karamelisasi
Disebabkan oleh pemanasan larutan sukrosa dengan amonium bisulfat yang
melampaui titik leburnya. Biasanya digunakan pada produk olahan makanan dan
minuman seperti sirup, permen, bumbu kering, dan dapat digunakan juga pada pelet
(Makfoeld, 2008)
Ketengikan
Ketengikan pada umumnya merupakan akibat dari oksidasi lemak.
Bila lemak bersentuhan dengan udara untuk jangka waktu yang
lama akan terjadi perubahan yang dinamakan proses ketengikan
(rancidity).
Oksigen akan terikat pada ikatan rangkap dan membentuk peroksida
aktif. Senyawa ini dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat
sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan
rantai karbon yang lebih pendek, menimbulkan bau tengik pada
lemak dan potensial bersifat toksik.
Ketengikan pada umumnya merupakan akibat dari oksidasi
lemak. Bila lemak bersentuhan dengan udara untuk jangka
waktu yang lama akan terjadi perubahan yang dinamakan
proses ketengikan (rancidity).
Oksigen akan terikat pada ikatan rangkap dan membentuk
peroksida aktif. Senyawa ini dapat membentuk
hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan
mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang
lebih pendek, menimbulkan bau tengik pada lemak dan
potensial bersifat toksik.
Lemak ikan mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh.
Semakin tinggi nilai ketidakjenuhan, maka
tingkat oksidasinya akan semakin tinggi.
Enzimatis
Oksidasi
Lemak
Non-Enzimatis
Oksidasi Lemak Enzimatis
Mengakibatkan laju
ketengikan bertambah
cepat, hilangnya flavor,
dan menurunkan kualitas
minyak dalam daging
Oksidasi Lemak Non-Enzimatis
Berinteraksi
Asam lemak
dengan
yang terbentuk Menyebabka
protein
selama proses n denaturasi
myofibrillar
hidrolisis lemak
dan
ikan
sarkoplasma
Oksidasi Lemak dalam Tahap Mekanisme
Radikal Bebas