Kelompok 8
PERIKANAN A
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah PKn ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu, meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Makalah ini kami buat guna memenuhi
salah satu tugas PKn.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dorongan
dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
PENDAHULUAN
Amunisi adalah suatu benda yang mempunyai bentuk dan sifat balistik
tertentu yang dapat diisi dengan bahan peledak atau mesiu dan dapat
ditembakkan atau dilontarkan dengan senjata maupun dengan alat lain
dengan maksud ditujukan kepada suatu sasaran tertentu guna merusak atau
membinasakan. Amunisi, pada bentuknya yang paling sederhana, terdiri dari
proyektil dan bahan peledak yang berfungsi sebagai propelan. Namun di
beberapa daerah terjadi penyalahgunaan amunisi dan menjualnya kepada
golongan-golongan tertentu. Penjualan ataupun pemasokan amunisi ke
beberarapa golongan tersebut bahkan dilakukan oleh oknum aparat yang
semestinya tidak boleh dilakukan.
Amunisi adalah bahan pengisi senjata api seperti mesiu, peluru, atau bahan
peledak yang ditembakkan kepada musuh seperti bom, granat, dan roket. Namun,
amunisi yang dijual oknum TNI itu baru terdeteksi berupa peluru, dan pihak yang
membeli peluru tersebut merupakan gerakan sipil bersenjata (GSB) versi TNI, atau
kelompok krimimal bersenjata (KKB)/kelompok sipil bersenjata (KSB) versi Polri.
Bukan rahasia lagi kalau GSP/KKB/KSB itu merupakan bagian dari komunitas
pendukung Operasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan, ada pihak yang menyebut
kelompok itu sebagai Tentara Pembebasan Nasional (TPN).
Sejauh ini, Pangdam Cenderawasih itu baru membenarkan tiga orang oknum
TNI yang menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu, meski beredar isu
masih banyak oknum yang tidak bertanggung jawab. Dua dari tiga oknum TNI itu
masih dinas aktif, dan seorang telah memasuki usia pensiun, meskipun ketiganya
masih bermukim di asrama Kodim Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Cukup
ironis memang, karena di satu sisi negara mengucurkan anggaran setiap tahun kepada
aparat TNI dan Polri untuk menjaga kedaulatan NKRI sekaligus menegakkan hukum
di wilayah provinsi paling timur Indonesia, yang juga berbatasan langsung dengan
Papua Nugini (PNG). Namun, di sisi lain ada oknum TNI dan Polri yang menjual
peluru atau dengan kata lain mendukung gerakan pengacau keamanan, terutama di
kawasan pegunungan Papua.
Dua anggota TNI yang masih aktif berpangkat bintara, keduanya segera
dibawa ke Jayapura untuk diperiksa POM Kodam XVII/Cenderawasih. Pemeriksaan
terhadap keduanya mengarah kepada keterlibatannya pada organisasi pendukung
OPM itu. Untuk anggota TNI yang sudah pensiun, akan "diusir" dari asrama TNI, dan
yang bersangkutan juga akan diserahkan ke polisi untuk diperiksa lebih lanjut.
Selain tiga orang oknum TNI itu, seorang anggota Polri juga terindikasi kuat
menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu. Kapolda pun tidak
menampik kemungkinan anggota polisi lainnya juga terlibat dalam kasus penjualan
amunisi ke kelompok sipil bersenjata itu. Untuk mengetahui, keterlibatan oknum
polisi lainnya, penyidik Polda Papua intensif melakukan pemeriksaan terhadap lima
orang yang terindikasi kuat sebagai bagian dari kelompok krimimal bersenjata di
pegunungan tengah Papua.