Anda di halaman 1dari 8

KETAHANAN NASIONAL DI PAPUA

PENJUALAN AMUNISI OLEH OKNUM APARAT YANG MENGACAUKAN


PAPUA

Kelompok 8

Farras Ghaly R 230110140005


Yohanes Bagas P 230110140025
Mahesa 230110140035
Deanta Faiz L 230110140045
Muhammad Rifqi A 230110140057
Muhamad Arief Suyudi 230110140192

PERIKANAN A

UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah PKn ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu, meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Makalah ini kami buat guna memenuhi
salah satu tugas PKn.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dorongan
dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jatinangor, April 2015


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Amunisi adalah suatu benda yang mempunyai bentuk dan sifat balistik
tertentu yang dapat diisi dengan bahan peledak atau mesiu dan dapat
ditembakkan atau dilontarkan dengan senjata maupun dengan alat lain
dengan maksud ditujukan kepada suatu sasaran tertentu guna merusak atau
membinasakan. Amunisi, pada bentuknya yang paling sederhana, terdiri dari
proyektil dan bahan peledak yang berfungsi sebagai propelan. Namun di
beberapa daerah terjadi penyalahgunaan amunisi dan menjualnya kepada
golongan-golongan tertentu. Penjualan ataupun pemasokan amunisi ke
beberarapa golongan tersebut bahkan dilakukan oleh oknum aparat yang
semestinya tidak boleh dilakukan.

1.2. Identifikasi Masa


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ketahanan Nasional sebagai kondisi yaitu suatu negara memiliki


kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional sehingga mampu
menghadapi segala macam ATHG bagi kelangsungan hidup bangsa yang
bersangkutan. Ketahanan nasional hanya dapat terwujud jika meliputi seluruh
segi kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek sosial kehidupan,
meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga
meliputi aspek alam, yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di
lingkungan Lembaga Ketahanan Nasioanal seluruh segi kehidupan bangsa
dinamakan Astra Gatra, terdiri dari Panca Gatra (aspek sosial) dan Tri Gatra
(Aspek Ilmiah) yaitu penduduk, SDA, dan wilayah. Seluruhnya itu harus
selalu diusahakan untuk memberikan peranannya dalam perwujudan
Kesejahteraan dan Keamanan.

Salah satu pengaruh yang dapat mengancam ketahanan nasional yaitu


kekayaan alam seperti sumber daya energi. Bila kita mencermati kelangkaan
energi yang terjadi saat ini dapat menjadi sebuah ancaman yang serius bagi
Negara kesatuan republik Indonesia di masa yang akan datang. Dikatakan
demikian karena hal tersebut akan dapat mengganggu jalannya pembangunan
Nasional yang berkelanjutan dan pada akhirnya nanti mengancam ketahanan
nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang
Dasar 1945, tujuan pembangunan Nasional adalah: Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan
kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan.
Sistem keamanan nasional meliputi keamanan individu, kebebasan,
jiwa dan harta individu dan keluarganya; keamanan publik yang berkaitan
dengan pemeliharaan keamanan penyelenggaraan pemerintah Negara,
pelayanan dan pengayoman terhadap rakyat dan masyarakat; keamanan
internal yang menyangkut pemeliharaan keamanan dalam negeri meliputi
seluruh perikehidupan rakyat, masyarakat, bangsa dan Negara; pertahanan
nasional yang meliputi pemeliharaan keamanan kemerdekaan bangsa,
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara dan keamanan vital national
interest pada umumnya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kasus

Oknum aparat dari kepolisisan dan TNI mengacaukan masalah keamanan di


wilayah Papua. Oknum aparat ini memperdagangkan amunisi di wilayah Papua.
Mereka menjual amunisi kepada anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka) sehingga
para anggota OPM ini dapat menggunakan senjata untuk melakukan aksi kekerasan
karena tersedianya pasokan amunisi. Mereka menjual dengan harga yang bervariasi
dari Rp 100.000 hingga jutaan. Faktor utama yang menyebabkan aparat menjual
amunisi karena masalah ekonomi. Gaji mereka tidak sanggup untuk biaya hidup di
daerah pedalaman yang sangat tinggi.

Amunisi adalah bahan pengisi senjata api seperti mesiu, peluru, atau bahan
peledak yang ditembakkan kepada musuh seperti bom, granat, dan roket. Namun,
amunisi yang dijual oknum TNI itu baru terdeteksi berupa peluru, dan pihak yang
membeli peluru tersebut merupakan gerakan sipil bersenjata (GSB) versi TNI, atau
kelompok krimimal bersenjata (KKB)/kelompok sipil bersenjata (KSB) versi Polri.
Bukan rahasia lagi kalau GSP/KKB/KSB itu merupakan bagian dari komunitas
pendukung Operasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan, ada pihak yang menyebut
kelompok itu sebagai Tentara Pembebasan Nasional (TPN).

Sejauh ini, Pangdam Cenderawasih itu baru membenarkan tiga orang oknum
TNI yang menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu, meski beredar isu
masih banyak oknum yang tidak bertanggung jawab. Dua dari tiga oknum TNI itu
masih dinas aktif, dan seorang telah memasuki usia pensiun, meskipun ketiganya
masih bermukim di asrama Kodim Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Cukup
ironis memang, karena di satu sisi negara mengucurkan anggaran setiap tahun kepada
aparat TNI dan Polri untuk menjaga kedaulatan NKRI sekaligus menegakkan hukum
di wilayah provinsi paling timur Indonesia, yang juga berbatasan langsung dengan
Papua Nugini (PNG). Namun, di sisi lain ada oknum TNI dan Polri yang menjual
peluru atau dengan kata lain mendukung gerakan pengacau keamanan, terutama di
kawasan pegunungan Papua.

Dua anggota TNI yang masih aktif berpangkat bintara, keduanya segera
dibawa ke Jayapura untuk diperiksa POM Kodam XVII/Cenderawasih. Pemeriksaan
terhadap keduanya mengarah kepada keterlibatannya pada organisasi pendukung
OPM itu. Untuk anggota TNI yang sudah pensiun, akan "diusir" dari asrama TNI, dan
yang bersangkutan juga akan diserahkan ke polisi untuk diperiksa lebih lanjut.

Keterlibatan oknum prajurit TNI dalam mendukung gerakan sipil bersenjata


itu mengindikasikan kelompok pengacau keamanan itu telah masuk ke lingkup TNI.
Ia menyebut hal itu sebagai "duri dalam daging" yang dapat mengganggu
kenyamanan di tubuh institusi TNI.

Selain tiga orang oknum TNI itu, seorang anggota Polri juga terindikasi kuat
menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu. Kapolda pun tidak
menampik kemungkinan anggota polisi lainnya juga terlibat dalam kasus penjualan
amunisi ke kelompok sipil bersenjata itu. Untuk mengetahui, keterlibatan oknum
polisi lainnya, penyidik Polda Papua intensif melakukan pemeriksaan terhadap lima
orang yang terindikasi kuat sebagai bagian dari kelompok krimimal bersenjata di
pegunungan tengah Papua.

Pascapenangkapan anggota TNI dan polisi itu, mencuat ancaman mengerikan


dari rekan-rekannya yang juga pentolan OPM yang masih berkeliaran bebas dan
mengancam akan menembaki semua orang yang dianggap pro-Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Ancaman tersebut disampaikan melalui media massa
tertentu. Jika Polri dan TNI telah bertekad memberi rasa aman bagi warga di Papua,
maka jangan lagi ada oknum polisi maupun tentara yang berjualan amunisi.
Penindakan hukum tentu berlaku bagi semua pihak yang terindikasi bersalah.

Anda mungkin juga menyukai