Di alam, ikan dapat memenuhi kebutuhan makannya dengan pakan yang telah tersedia dialam. Ikan akan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhannya, karena sumber makanan melimpah sehingga ikan di alam dapat tumbuh dengan baik. Dalam lingkungan budidaya kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan bergantung pada pakan yang diberikan oleh pembudidaya. Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang maupun bobot. Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari dua proses, yaitu proses yang cenderung menurunkan energi tubuh yang menjadi nyata jika seekor ikan dipelihara dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa diberi makan, dan suatu proses yang diawali dengan pengambilan makanan yang berakhir dengan penyusunan unsur-unsur tubuh melalui penyerapan pada proses metabolisme. Pakan ikan pada umumnya dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu pakan alami dan pakan tambahan. Jenis, bentuk serta banyaknya makanan bergantung pada jenis ikannya. Tujuan utama pemberian pakan pada ikan yaitu untuk mencapai pertumbuhan. Pakan yang dimakan akan dicerna oleh organ pencernaan yang dinamakan proses pencernaan. Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang nudah diserap oleh tubuh. Pencernaan fisik dimulai dari rongga mulut dengan berperannya gigi sebagai penggerus makanan, dilanjut dengan gerakan-gerakan /kontraksi otot pada segmen lambung dan usus. Pencernaan kimiawi dimulai dari lambung dengan dihasilkannya cairan digestif yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang diantaranya hati dan dinding usus itu sendiri. Pencernaan dibantu oleh berbagai jenis enzim pencernaan, salah satunya; proteinase yang mencerna protein yang tersusun dari asam amino. Enzim proteinase sangat berperan dalam proses pencernaan protein. Protein dalam pakan akan mengalami denaturasi dalam lambung oleh kinerja HCl dan dihidrolisis dengan katalisator enzim pepsin, protein yang dicerna tersebut akan berubah menjadi peptid. Di usus peptid akan mengalami hidrolisis dengan katalisatornya menjadi polipeptid, tripeptid dan dipeptid. Kecernaan protein umumnya tinggi, antara 85-95%. Akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain; asal protein, ukuran partikel, dan perlakuan terhadap sumber protein sebelum atau pada saat dibuat pakan. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi kecernaan protein adalah jumlah konsumsi pakan, ukuran ikan, suhu dan koomponen non protein dalam pakan (Hasting, 1969 dan Petter, 1982). Metabolisme protein tidak secara langsung terlibat dalam pembentukan energi pada ikan. Metabolisme protein berperan dalam produksi enzim, hormon, komponen struktural, dan protein darah dari sel-sel badan dan jaringan. Metabolisme energi yang berasal dari protein didahului dengan degradasi protein menjadi asam-asam amino. Kemudian asam-asam amino dilepas gugus aminonya melalui deaminasi oksidatif di sel-sel hati. Hasil deaminasi akan masuk dalam siklus krebs untuk pembentukan energi.