Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anwar Muhammad Syahidin

NPM : 230110140066
Kelas : Perikanan A

Pengaruh Asam Amino Terhadap Laju Pertumbuhan


Di alam, ikan dapat memenuhi kebutuhan makannya dengan pakan yang telah
tersedia dialam. Ikan akan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhannya, karena
sumber makanan melimpah sehingga ikan di alam dapat tumbuh dengan baik. Dalam
lingkungan budidaya kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan bergantung pada
pakan yang diberikan oleh pembudidaya. Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran
panjang maupun bobot. Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari dua proses,
yaitu proses yang cenderung menurunkan energi tubuh yang menjadi nyata jika seekor
ikan dipelihara dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa diberi makan, dan suatu
proses yang diawali dengan pengambilan makanan yang berakhir dengan penyusunan
unsur-unsur tubuh melalui penyerapan pada proses metabolisme.
Pakan ikan pada umumnya dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu
pakan alami dan pakan tambahan. Jenis, bentuk serta banyaknya makanan bergantung
pada jenis ikannya. Tujuan utama pemberian pakan pada ikan yaitu untuk mencapai
pertumbuhan. Pakan yang dimakan akan dicerna oleh organ pencernaan yang
dinamakan proses pencernaan. Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan
melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang nudah
diserap oleh tubuh. Pencernaan fisik dimulai dari rongga mulut dengan berperannya gigi
sebagai penggerus makanan, dilanjut dengan gerakan-gerakan /kontraksi otot pada
segmen lambung dan usus. Pencernaan kimiawi dimulai dari lambung dengan
dihasilkannya cairan digestif yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang
diantaranya hati dan dinding usus itu sendiri.
Pencernaan dibantu oleh berbagai jenis enzim pencernaan, salah satunya;
proteinase yang mencerna protein yang tersusun dari asam amino. Enzim proteinase
sangat berperan dalam proses pencernaan protein. Protein dalam pakan akan mengalami
denaturasi dalam lambung oleh kinerja HCl dan dihidrolisis dengan katalisator enzim
pepsin, protein yang dicerna tersebut akan berubah menjadi peptid. Di usus peptid akan
mengalami hidrolisis dengan katalisatornya menjadi polipeptid, tripeptid dan dipeptid.
Kecernaan protein umumnya tinggi, antara 85-95%. Akan tetapi ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya, antara lain; asal protein, ukuran partikel, dan perlakuan
terhadap sumber protein sebelum atau pada saat dibuat pakan. Selain itu faktor lain yang
mempengaruhi kecernaan protein adalah jumlah konsumsi pakan, ukuran ikan, suhu dan
koomponen non protein dalam pakan (Hasting, 1969 dan Petter, 1982).
Metabolisme protein tidak secara langsung terlibat dalam pembentukan energi
pada ikan. Metabolisme protein berperan dalam produksi enzim, hormon, komponen
struktural, dan protein darah dari sel-sel badan dan jaringan. Metabolisme energi yang
berasal dari protein didahului dengan degradasi protein menjadi asam-asam amino.
Kemudian asam-asam amino dilepas gugus aminonya melalui deaminasi oksidatif di
sel-sel hati. Hasil deaminasi akan masuk dalam siklus krebs untuk pembentukan energi.

Anda mungkin juga menyukai