Anda di halaman 1dari 10

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.

3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

ANALISIS PRODUKTIVITAS PURSE SEINE YANG MENGGUNAKAN ALAT


BANTU PENANGKAPAN IKAN RUMPON DI PERAIRAN TELUK BONE

PURSE SEINE PRODUCTIVITY ANALYSIS THAT USING


RUMPON IN BONE BAY WATERS
Nurwahidin1), Musbir2), Muhammad Kurnia2)

1)
Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone
2)
Departemen Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar

Diterima: 24 Agustus 2016; Disetujui : 1 September 2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara panjang atraktor rumpon,
kedalaman perairan, dan jarak rumpon dari garis pantai dengan produktivitas purse. Metode
survei dilaksanakan dengan mengumpulkan data primer meliputi: titik koordinat lokasi
rumpon, panjang atraktor, kedalaman perairan dan jarak rumpon dari garis pantai terdekat
dan produktivitas jumlah hasil tangkapan purse seine setiap hauling serta data tambahan
melalui wawancara dengan nelayan purse seine. Data sekunder berupa peta lokasi penelitian
dan data statistik dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bone. Data diolah dengan
menggunakan program Excel dan ArcGIS 10.1 yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk
deskriptif (Peta dan grafik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 107 unit rumpon berhasil
dipetakan di perairan Teluk Bone. Hubungan antara panjang atraktor dan kedalaman perairan
dengan produktivitas purse seine tidak signifikan, dan tidak hubungan antara jarak rumpon
dari garis pantai dengan produktivitas purse seine. Produktivitas purse seine tertinggi
diperoleh pada rumpon kode A2B2C1.

Kata kunci: Produktivitas, Purse seine, Rumpon, Teluk Bone

ABSTRACT

The objective of study is to analyze the relationship between the length of rumpon
attractor, depth, and the distance of rumpon from the shoreline with purse seine
productivity. Survey Methods was conducted by collecting primary data covering; the
coordinates of rumpons location, attractor length, water depth, the distance of rumpon from
the nearest shorelines and productivity of purse seine catches every hauling as well as
additional data through interviews with purse seiners. Secondary data are research location
map and fisheries statistical data from the Department of Marine and Fisheries Bone Regency.
The data was processed by using the program Excel and ArcGIS 10.1 were then visualized in
the form of descriptive (maps and graphs). The results showed that 107 units of FADs
successfully mapped in the Bone Bay. The relationship between the length of rumpon attractor

Nurwahidin dkk. 518


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

and water depth with purse seine productivity is insignificant and no relationship between the
distance of rumpon from the shoreline with purse seine productivity. The highest productivity
of purse seine was found in the rumpon by code A2B2C1

Keyword : Bone Bay, Productivity, Purse seine, Rumpon

Contact person: Muhammad Kurnia


Email: kurniamuhammad@fisheries.unhas.ac.id

PENDAHULUAN rumpon berbeda-beda. Hal tersebut tidak


Purse seine merupakan alat terlepas dari konstruksi rumpon yang
tangkap aktif yang digunakan untuk berbeda, meliputi beragamnya panjang
menangkap ikan pelagis kecil di Kabupaten atraktor; letak pemasangan yang bukan
Bone dengan jumlah purse seine yang pada zona perikanan yang potensial, serta
beroperasi sampai tahun 2014 sebanyak faktor fisik perairan meliputi kedalaman
142 unit (Dislutkan Kabupaten Bone, 2014). dan jarak rumpon dari garis pantai.
Fishing base sebagian besar tersebar di Beberapa hasil penelitian yang
Kecamatan Tanete Riattang Timur dan menganalisis hubungan faktor konstruksi
daerah penangkapan di perairan Teluk rumpon terutama pada bagian atraktornya
Bone dan Perairan bagian Selatan Sulawesi dengan kelimpahan sumberdaya ikan pada
Tenggara. rumpon. Hajar (2000) tentang analisis
Pemanfaatan rumpon atau Fish jaring makanan di rumpon; Jeujanan
Agregating Device (FAD) sebagai alat (2008), di perairan Maluku Tenggara yang
bantu penangkapan ikan sudah dikenal mengamati tingkat efektivitas rumpon
oleh nelayan Bone sejak awal era 90-an. drum plastik dan rumpon bambu; dan
Perkembangan yang sangat pesat seiring perbandingan dan efektivitas atraktor
dengan semakin meningkatnya rumpon daun kelapa dan ijuk
permintaan berbagai jenis ikan pelagis (Yusfiandayani et al, 2014). Sedangkan
kecil. Rumpon membantu meningkatkan penelitian yang berkaitan faktor kedalaman
jumlah hasil tangkapan nelayan. Naamin dan dan jarak rumpon dari garis pantai
dan Kee-Cahi Chong (1987) yang diacu diantaranya Josse et al (1999), melalui
oleh Tadjuddah (2009) mengemukakan metode akustik echo-counting dan echo
penggunaan rumpon laut dalam di Sorong integration yang berhasil mengidentifikasi
dari tahun 1985-1986, berhasil variasi densitas ikan tuna (Thunnus
meningkatkan hasil tangkapan total albacares dan Thunnus obesus) dalam
sebesar 105 % dan hasil tangkapan per strata vertikal dan horizontal; Capello et al
satuan upaya sebesar 142 %, dan (2012), yang melihat pola pergerakan
meningkatkan pendapatan pemilik rumpon spasial dan temporal dari tingkah laku 37
sebesar 367 %, mengurangi pemakaian ekor ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
BBM kapal sebesar 64,3 % serta serta Dempster (2004) yang melihat aspek
mengurangi pemakaian umpan hidup biologi dari ikan-ikan yang berasosiasi
sebesar 50 %. dengan rumpon di garis pantai Sidney dan
Fakta di lapangan menunjukkan Port Stephen.
bahwa produktivitas purse seine di setiap

Nurwahidin dkk. 519


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

Pemahaman rumpon yang benar hauling penangkapan. Data sekunder


penting untuk mengetahui produktivitas meliputi peta Teluk Bone dan data statistik
rumpon yang optimal. Oleh karena itu perikanan purse seine di Kabupaten Bone.
penelitian dilakukan untuk menganalisis
hubungan antara panjang atraktor Analisis Data
rumpon, kedalaman perairan di rumpon Data koordinat yang diperoleh
serta jarak rumpon dari garis pantai diinput dan diolah dengan program Excel
dengan tingkat produktivitas purse seine lalu diolah lagi dengan program ArcGIS
di rumpon. 10.1 untuk memetakan sebaran sampel-
sampel rumpon dan menentukan jaraknya
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada dari garis pantai terdekat. Hubungan
April-Juli 2015 di Perairan Teluk Bone panjang atraktor, kedalaman perairan di
dengan fishing base di sentra perikanan rumpon dan jarak rumpon dari garis pantai
purse seine di Kecamatan Tanete Riattang terhadap jumlah hasil tangkapan purse
Timur dan fishing ground pada rumpon di seine di rumpon dianalisis secara
perairan Teluk Bone. Baik kapal purse seine deskriptif dengan terlebih dahulu
sebagai sarana penelitian maupun rumpon mengklasifikasikannya ; (1) berdasarkan
sebagai tempat penelitian dipilih secara kedalaman atraktor rumpon antara lain ;
acak dengan mengikuti operasi kode A1 (3 - 5,9 meter), kode A2 (6 - 10
penangkapan ikan kapal purse seine pada meter) kode A3 (diatas 10 meter); (2)
rumpon di perairan Teluk Bone berdasarkan kedalaman perairan antara
Pengumpulan Data lain ; kode B1 (di bawah 75 meter), kode B2
Penelitian ini adalah penelitian (75 – 200 meter) dan kode B3 (di atas 200
survei deskripstif dengan teknik sampling meter); (3) berdasarkan jarak rumpon dari
acak sebesar 10% jumlah kapal purse seine garis pantai antara lain ; kode C1 (2 – 4 mil
di perairan Teluk Bone. Data yang laut), kode C2 (4 - 12 mil laut) dan kode C3
dikumpulkan terdiri atas data primer (in- (diatas 12 mil laut). Setelah melakukan
situ) dan data sekunder (ex-situ). Data klasifikasi kemudian merata-ratakan
primer meliputi koordinat rumpon, produktivitas purse seine berdasarkan
panjang atraktor rumpon, kedalaman frekuensi hauling di rumpon tersebut lalu
perairan, dan produktivitas purse seine memvisualisasikannya dalam bentuk peta
dalam bentuk jumlah hasil tangkapan dan grafik untuk selanjutnya melakukan
purse seine di rumpon yang diambil setiap studi literatur dalam pembahasannya.

Nurwahidin dkk. 520


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

Produktivitas purse seine (Kg) 100


90 87.50
80 78.75
73.48
70
60 R² = 0.1333
50
40
30
20
10
0

10

11
0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

5.5

6.5

7.5

8.5

9.5
1

9
0

10.5

11.5
Panjang Atraktor Rumpon (m)

Gambar 1. Hubungan panjang atraktor rumpon dengan produktivitas purse seine

HASIL DAN PEMBAHASAN panjang atraktor 5,5 m sebesar 25 Kg dan


Berdasarkan data koodinat rumpon tertinggi pada panjang atraktor 10 m
di lapangan, sebanyak 107 titik lokasi sebesar 87,5 Kg. Hubungan panjang
rumpon yang berhasil diperoleh selama atraktor rumpon dengan produktivitas
penelitian pada bulan April-Juli 2015, purse seine pada skala panjang atraktor
tersebar di perairan antara Kabupaten rumpon menunjukkan faktor korelasi (R2)
Bone, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Sinjai, yang tidak signifikan yakni sebesar 0,133
Kabupaten Bombana dan Pulau Kabaena.. (Gambar 1).

Hubungan Panjang Atraktor Hubungan Kedalaman perairan di


Rumpon dengan Produktivitas Rumpon dengan Produktivitas
Hasil pengukuran panjang atraktor Hasil pengukuran kedalaman
rumpon menunjukkan variasi ukuran perairan yang terdeteksi menunjukkan
panjang atraktor rumpon di lapangan kedalaman perairan yang berkisar 67,7 m -
antara lain 4,5 m; 5 m; 5,5 m; 6 m; 6,5 m; 7 2308 m. Produktivitas purse seine terendah
m; 7,5 m; 8 m; 10 m dan 10,5 m. diperoleh pada kedalaman 846.8 meter
Produktivitas purse seine terendah pada sebesar 0 kg (Gambar 2) dan tertinggi pada

Nurwahidin dkk. 521


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

280
260 265.000
Produktivitas purse seine (Kg)
252.500 250.000
240
220
200
180
160
140
120
100
80
60 R² = 0.0189
40
20
0
400
100
200
300

500
600
700
800
900
0

1000

1600
1100
1200
1300
1400
1500

1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
Kedalaman perairan di rumpon (m)

Gambar 2. Hubungan kedalaman perairan dengan produktivitas purse seine

kedalaman perairan 2276,7 meter sebesar menghasilkan rumpon dengan kombinasi


265 Kg. Hubungan kedalaman perairan kode antara lain ; A1B3C3, A1B3C2,
dengan produktivitas purse seine A2B3C3, A2B3C2, A2B2C1, A2B1C2,
2
menunjukkan korelasi (R ) yang tidak A3B3C2 dan A3B3C3. Produktivitas purse
signifikan yakni sebesar 0,018. seine terendah pada rumpon yang berkode
A3B3C2 sebesar 15 Kg dan tertinggi pada
Hubungan Jarak Rumpon dari Garis rumpon yang berkode A2B2C1 sebesar
pantai dengan Produktivitas 118,75 Kg (Gambar 4).
Rumpon
Hasil pengolahan dan pengukuran PEMBAHASAN
jarak rumpon dari garis pantai dengan Penelitian ini menunjukkan bahwa
program ArcGIS 10.1 menunjukkan variasi hubungan antara panjang atraktor rumpon
jarak dalam kisaran 3,8 mil laut – 37,5 mil dan kedalaman perairan dengan jumlah
laut. Produktivitas purse seine terendah hasil tangkapan purse seine tidak signifikan
pada jarak 5,2 mil laut dari garis pantai berpengaruh dengan nilai masing-masing
sebesar 0 Kg dan tertinggi pada jarak 21,2 (R2) sebesar 0,133 dan 0,018. Sedangkan
mil laut sebesar 265 Kg. Jarak rumpon dari antara jarak rumpon dari garis pantai
garis pantai dengan produktivitas purse dengan jumlah hasil tangkapan purse seine
seine tidak menunjukkan adanya sama sekali tidak menunjukkan adanya
hubungan atau korelasi (Gambar 3). hubungan.
Hubungan antara panjang atraktor
Klasifikasi Produktivitas Purse seine dan produktivitas purse seine belum
Hasil pengklasifikasian rumpon diketahui secara jelas. Beberapa penelitian
berdasarkan panjang atraktor, kedalaman tentang asosiasi sumberdaya ikan dengan
perairan dan jaraknya dari garis pantai

Nurwahidin dkk. 522


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

280
Produktivitas purse seine (Kg)

260 265
252.50
240
220 222.50
200
180
160
140
120
100
80 R² = 0.0003
60
40
20
0
7
0
1
2
3
4
5
6
8
9

15

24

32

40
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
Jarak Rumpon dari Pesisir (nm)

Gambar 3. Hubungan jarak rumpon dengan produktivitas purse seine

rumpon terutama yang menyangkut menjelaskan hubungan tersebut karena


atraktor banyak yang mengarah pada belum adanya referensi yang secara terang
penelitian eksperimental berupa menjelaskan hal tersebut. Namun
pemanfaatan beberapa jenis material pemahaman dasar tentang karakter
untuk dapat melihat respon kelimpahan (relung) kehidupan dan tingkah laku ikan
atau produktivitas primer dan produktivitas (fish behaviour) yang berasosiasi dengan
purse seine di rumpon (Hajar, 2000; rumpon secara spasial mungkin bisa
Yusfiandayani, 2014; Jeujanan, 2008; dipakai sebagai pendekatan yang relatif
Simbolon et al., 2013). Sehingga sulit ideal dalam menjelaskan hubungan

Nurwahidin dkk. 523


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

Produktivitas Purse seine (Kg) 140.00

120.00 118.75

100.00

80.00
65.17 66.11
60.00
46.46
40.00 39.27
30.00
20.00 18.33 15.00

0.00
A1B3C3 A1B3C2 A2B3C3 A2B3C2 A2B2C1 A2B1C2 A3B3C2 A3B3C3

Kode Rumpon

Gambar 4. Hubungan rumpon berdasarkan kode klasifikasi dengan


produktivitas purse seine

tersebut (penelitian Josse et al., 1999; Josse keduanya, namun alasan yang
et al., 2000; Shainee & Leira, 2011; Capello dikemukakan oleh Capello et al (2012),
et al., 2012). Asumsi bahwa semakin tentang bentuk (shape) dari FAD yang
panjang tali atraktor maka semakin banyak dalam kasus panjang atraktor rumpon di
pula material atraktor yang bisa dipasang Kabupaten Bone beserta unsur partikel
sehingga semakin banyak dan beragam mikroorganik di sekitarnya bisa menjadi
kehidupan yang bisa terakomodir sejalan upaya pembuktian di masa mendatang.
dengan dua dari tiga alasan yang diajukan Faktor kedalaman perairan di
oleh Capello et al (2012), dalam melihat rumpon lebih banyak didasarkan pada
dominasi frekuensi kunjungan sampel Selar pemahaman dasar tentang relung
Bentong (Big eye scad) pada salah satu kehidupan dan tingkah laku spesies-
FAD dalam penelitiannya. spesies ikan (fish behaviour) pada level-
Jumlah hasil tangkapan terbesar level kedalaman tertentu disekitar rumpon.
diperoleh pada atraktor dengan panjang Faktor kedalaman perairan ini tidak
10 m. Menurut Kawamura et al (1996), terlepas pula dari pemahaman bahwa
kedalaman atraktor (appendage) 10 m habitat ikan pelagis sangat dipengaruhi
merupakan kedalaman yang ideal karena oleh parameter oseanografi, suhu perairan
pada level kedalaman tersebut perairan permukaan dan konsentrasi klorofil-a
cenderung lebih cerah atau tidak keruh (Safruddin, 2013). Sudah diketahui pula
karena jauh dari gejolak fisik dipermukaan bahwa masing-masing spesies ikan
akibat dari gelombang dan angin. menempati ruang atau punya kedalaman
Memang disadari hal ini memang belum renang (swimming layer) tertentu dalam
menjelaskan hakekat hubungan diantara ruang perairan. Representasi dari

Nurwahidin dkk. 524


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

kedalaman renang ini tampak pada data terkait (penelitian Mustasim, 2007;
pergerakan ikan baik secara horizontal Indrayani et al., 2012; Safruddin, 2013;
(konstan pada kedalaman tertentu) Zainuddin et al., 2013). Cara seperti ini
maupun vertikal (Kawamura et al., 1996; diperlukan agar diperoleh gambaran yang
Josse et al., 2000). lebih terproyeksi dalam melihat suatu
Jumlah hasil tangkapan tertinggi hubungan. Penelitian rumpon ini mencoba
sebesar 265 Kg berada pada skala mengintegrasikan faktor panjang atraktor
kedalaman 2276,7 m. Kondisi ini justru rumpon (kode A1, A2 atau A3), kedalaman
berbeda dengan temuan Safruddin (2013), perairan di rumpon (kode B1, B2 atau B3)
di perairan Pangkep, bahwa hasil dan jarak rumpon dari garis pantai (kode
tangkapan untuk spesies Layang C1, C2 atau C3) untuk mengidentifikasi
kebanyakan tertangkap pada skala sampel rumpon di lapangan. Performa
kedalaman < 150 m. Perbedaan temuan terbaik yang ditunjukkan oleh rumpon
penelitian ini dengan temuan Safruddin dengan kode A2B2C1 dapat menjadi
(2013), kemungkinan terletak pada informasi penting bagi nelayan dalam
keberadaan rumpon itu sendiri, pemanfaatan rumpon yang baik dengan
sebagaimana pendapat Dempster (2004), ketentuan sesuai dengan peraturan
bahwa FADs buatan manusia dewasa ini menteri. Namun karena tidak sesuai
telah menarik dan mengumpulkan ikan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
dalam jumlah dan keanekaragaman yang Perikanan dalam Permen-KP No. 42 Tahun
sangat besar. 2014 tentang Jalur Penangkapan dan
Kelimpahan sumberdaya ikan pada Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan
suatu titik lokasi sebenarnya tidak identik Alat Bantu Penangkapan Ikan dalam
dengan jarak titik lokasi tersebut dari garis Wilayah Negara Republik Indonesia maka
pantai. Temuan Dempster (2004), dapat dialihkan ke rumpon yang berkode
membuktikan bahwa kelimpahan Dolphin A3B3C3 sebagai rumpon dengan
fish (Corryphaena hippurus) dan King fish produktivitas tangkapan tertinggi setelah
(Seriola lalandi) tidak terlalu dipengaruhi A2B2C1. Rumpon dengan kode A3B3C3
oleh posisi geografis FADs tetapi lebih adalah rumpon dengan panjang atraktor di
dipengaruhi oleh faktor musim seperti atas 10 m, kedalaman perairan di atas 200
perubahan suhu permukaan laut yang ada m dan jaraknya dari garis pantai terdekat
di suatu perairan. Selain itu, temuan di atas 12 mil laut.
Ibrahim et al (1990), menunjukkan bahwa
sebagian besar ikan menganggap rumpon KESIMPULAN
(FADs) sebagai rumah karena familiar
dengan kondisi yang ada di sekitarnya dan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
faktor substansi kimia pula dianggap dapat disimpulkan bahwa panjang atraktor
berkonstribusi besar dalam rumpon dan kedalaman perairan dengan
mengumpulkan ikan-ikan tersebut pada produktivitas purse seine tidak signifikan
rumpon. berpengaruh, sedangkan jarak rumpon
Klasifikasi rumpon berdasarkan dari garis pantai dengan produktivitas
faktor fisik yang melekat pada rumpon purse seine tidak ada hubungan. Rumpon
sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya dengan kode A2B2C1 adalah rumpon
serupa dengan metode di beberapa dengan produktivitas tangkapan tertinggi,
penelitian oseanografi perikanan yang namun yang terbaik dan layak
mencoba menginterpolasi beberapa data-

Nurwahidin dkk. 525


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

direkomendasikan adalah rumpon dengan Indrayani, Mallawa A dan Zainuddin M.


kode A3B3C3. (2012). Penentuan Karakteristik
Habitat Daerah Potensial Ikan
DAFTAR PUSTAKA Pelagis Kecil Dengan Pendekatan
Spasial Di Perairan Sinjai .
Allen, G. 1999. Marine Fishes of South- Repository Universitas Hasanuddin,
East Asia.Periplus Editions (HK) Ltd. Makassar
Singapura.
Jeujanan B.(2008). Efektivitas
Capello M., Soria M., Cotel P., Potin G., Pemanfaatan Rumpon dalam
Dagorn L., & Fréon, P.(2012). The Operasi Penangkapan Ikan di
Heterogeneous Spatial And Perairan Maluku Tenggara
Temporal Patterns Of Behavior (Tesis). Sekolah Pascasarjana IPB
Of Small Pelagic Fish In An Array Bogor.
Of Fish Aggregating Devices
(FADs). Journal of Experimental Josse E., Dagorn L. & Bertrand A. (2000).
Marine Biology and Ecology, Typology and Behaviour Of Tuna
Elsevier. 430–431 ; 56–62 Aggregations Around Fish
Aggregating Devices From
Dempster T.(2004). Biology Of Fish Acoustic Surveys in French
Associated With Moored Fish Polynesia. Aquatic Living Resource.
Aggregation Devices (FADs): Vol. 13 : 183−192
Implications For The
Development Of A FAD Fishery In Josse E., Bertrand A. & Dagorn L.(1999). An
New South Wales, Australia. Acoustic Approach to Study Tuna
Elsevier, Fisheries Research Vol. 68 : Aggregated Around Fish
189–201 Aggregating Devices In French
Polynesia: methods and
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten validation. Elsevier, Aquatic Living
Bone. (2014). Laporan Statistik Resource. Vol. 12
Tahun 2014
Kawamura G., Matsushita T., Nishitai M. &
Hajar M. A. I.(2000). Analisis Jaring Matsuoka T.(1996). Blue And
Makanan Pada Rumpon Atraktor Green Fish Aggregation Devices
Daun Lontar dan Rumpon Are More Attractive To Fish.
Kombinasi Atraktor Daun Lontar Elsevier, Fisheries Research. Vol. 28 :
dengan Lampu Neon dalam Air 99- 108
(LNDA) Di Perairan Kabupaten
Jeneponto (Tesis). Makassar : Safruddin.(2013). Distribusi Ikan Layang
Universitas Hasanuddin (Decapterus sp) Hubungannya
Ibrahim S., Kawamura G. & Ambak M. Dengan Kondisi Oseanografi Di
A.(1990). Effective Range Of Perairan Kabupaten Pangkep,
Traditional Malaysian FAD As Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu
Determined By Fish-Releasing Kelautan dan Perikanan Torani Vol.
Method. Elsevier, Fisheries 23 (3)
Research. Vol. 9 : 299-306

Nurwahidin dkk. 526


Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (6) Oktober 2016 : 518 - 527 ISSN: 2355-729X

Shainee M. & Leira B.J. (2011). On The http//www.blogspot.com//muslimt


Cause Of Premature FAD Loss in adjuddah
The Maldives. Elsevier, Fisheries
Research. Vol. 109 : 42–53 Yusfiandayani R., Monintja D. R. & Baihaqi
L. I.(2014). Perbandingan
Simbolon D., Jeujanan B. dan Wiyono E. S. Efektivitas Rumpon Atraktor ljuk
(2013). Efektivitas Pemanfaatan dan Daun Kelapa Di Pulau Tunda
Rumpon dalam Operasi Banten. Jurnal Mitra Bahari. Vol. 8
Penangkapan Ikan di Perairan No.1
Maluku Tenggara. Jurnal Amanisal
PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 2 Zainuddin M., Nelwan A., Farhum S. A.,
No.2 Hal 19 – 31. Najamuddin, Hajar M. A. I., Kurnia
M. dan Sudirman (2013). Pemetaan
Tadjuddah M.(2009). Pembentukan Zona Potensi Penangkapan Ikan
Daerah Penangkapan Ikan Cakalang Periode April - Juni Di
dengan Light Fishing dan Teluk Bone Dengan Teknologi
Rumpon. Diakses 15 Maret 2015. Remote Sensing. Jurnal penelitian
Available from : Perikanan Indonesia. Vol.19 No. 3

Nurwahidin dkk. 527

Anda mungkin juga menyukai