Anda di halaman 1dari 14

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2014, hlm 21 – 34 Vol. 42. No.

1
ISSN 0126 - 4265

PELAGIC FISH STOCK ESTIMATION BY USING THE


HYDROACOUSTIC METHOD IN BENGKALIS REGENCY
WATERS

Arthur Brown1) dan Pareng Rengi1)

Diterima : 4 Desember 2013 Disetujui : 27 Desember 2013

ABSTRACT

North seawaters of Bengkalis as a part of Bengkalis waters also contribute


by Malacca Straits waters. This area estimate 2.398 km2 in width and consists of
Bantan Sub district waters to Bengkalis sub districtwaters area. This area yielded
9.291,9 tones per annum of fish with utilization rate of almost 90%. This research
has been done in the area during Northwest monsoonat November 2012 to
September 2013 for estimated density, environment and distribution of fish which
used local People Vessel as a research vessel. Result of this research that TS
distribution in the surface layer shows that a relatively small value ofthe target
strength ranges from-64 till -94dBand the highest frequency was atthe value-73
till-76dB, which indicates that most ofthe fishare spread on this area was a small
fish.

Keywords : Bengkalis, distribution, density, acoustic methods, target strength.

PENDAHULUAN1 keberadaan sumberdaya ikan di suatu


Pelaksanaan otonomi daerah area perairan. Perairan Bengkalis
bertujuan agar pengelolaan dan memiliki arti penting bagi kegiatan
pemanfaatan sumberdayaalam usaha perikanan yang memanfaatkan
termasuk dumberdaya perikanan dan sumberdaya ikan pelagis kecil. Alat-
kelautan akan lebih terfokus oleh alat penangkapan ikan yang banyak
masing-masing daerah dengan digunakan adalah jaring insang dan
rentang kendali yang lebih pendek rawai. Pada perairan Bengkalis ini,
dan terbatas, sehingga dengan informasi baik mengenai perikanan
demikian efektifitas dan efesisiensi seperti ketersediaan sumberdaya,
pengelolaannya dapat semakin baik. sebaran dan jenis ikan maupun
Untuk dapat mengelola sumberdaya parameter oseanografinya belum
ikan secara optimal, banyak diteliti.
bertanggungjawab dan berkelanjutan
BAHAN DAN METODE
diperlukan perencanaan yang baik
PENELITIAN
dan untuk dapat merencanakan Penelitian dilakukan dalam dua
dengan baik diperlukan informasi
periode waktu November 2012 dan
tentang sumberdaya ikan dan September 2013 di Perairan
perairan yang akurat dan cepat,
Bengkalis.
untuk itu dibutuhkan adanya suatu Alat-alat yang dipakai dalam
pengkajian yang akurat tentang penelitian ini adalah Instrumen
hidroakustik BioSonics DTX
1)
Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Transducer bim terbagi (38 kHZ),
Kelautan Universitas Riau Pekanbaru

21
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

Echo Processor Echoview-V3, Chart adapatif untuk memperoleh cakupan


Recorder, Personal Computer, area yang lebih luas dan mengingat
Printer HP Deskjet 580 c, GPS, bahwa di perairan Bengkalis
Horiba water quality (Suhu dan memiliki bentuk garis pantai yang
Salinitas), Secchi disk, Plankton net, berlekuk-lekuk.
Refraktometer, Taliduga, Ruang lingkup wilayah yang
Termometer, Kapal 20 dan 10 GT. di-cover oleh kegiatan ini memiliki
Secara keseluruhan metode panjang lintasan pengambilan data
yang digunakan dalam penelitian ini sejauh kurang lebih 200 km. Jalur
adalah metode survei. Data Tahap I pendeteksian akan dilakukan secara
adalah data hidroakustik dan linear transect atau transek jalur
parameter lingkungan perairan yang lurus, bergerak menyelusuri garis
telah dikumpulkan pada periode perairan pantai Bengkalis. Total
Musim Barat yaitu pada bulan transek sejauh 100 - 150 km, atau
November 2012 dan Data Tahap II setara dengan lama pelayaran 5 hari
adalah data Paramater Lingkungan untuk pelayaran standar pendeteksian
Perairan yang di kumpulkan pada berkecepatan 5-6 knot atau 10 km/h
Akhir September 2013 dimana (knot).
keduanya berada pada periode Dari hasil survai akustik ini
Musim Barat yang biasanya pada akan diperoleh rekaman data nilai
musim Oktober hingga Desember. Target Strength ikan tunggal melalui
Sapuan data akustik dan stasiun TVG = 40 log R dan untuk kelompok
pengumpulan data parameter ikan melalui TVG = 20 log R.
lingkungan dilakukan pada daerah Seluruh ikan yang ada di sepanjang
perairan sebelah Utara Pulau transek dan areal sapuan bim, akan
Bengkalis yang merupakan kawasan terdeteksi dan tercatat dengan baik
Penangkapan Alat Tangkap Jaring pada chart recorder dan secara
Kurau dan Rawai. Pengolahan data digital.
dilakukan di Laboratorium Data akustik diperoleh
Teknologi Penangkapan Ikan, dengan alat scientificecho sounder
Laboratorium Akustik IPB Bogor yang dipasang di kapal survai.
dan Laboratorium Daerah Perangkat scientific echo sounder
Penangkapan Ikan Faperikan UR. yang digunakan dalam survai akustik
Data akustik diperoleh dengan adalah Biosonic DTX -500 split-
alat scientificecho sounder yang beam frekwensi 38 kHz yang
dipasang di kapal survai yang dilengkapi data posisi GPS dan
dilengkapi data posisi GPS. pencatat kecepatan kapal.
Pengambilan data dilakukan
Survai Oseanografi
secara terus-menerus selama periode
Parameter oseanografi yang
pelayaran siang hari dengan
diukur adalah suhu, salinitas dan
kecepatan kapal konstan. Data
kedalaman di setiap stasiun pada
perolehan dari alat tersebut berupa
kaki transek dari jalur pelayaran.
echogram yang meliputi dua
Data sebaran horizontal suhu dan
kelompok tabel data yaitu target
salinitas diperoleh dari pengukuran
strength (TS) dan integrator (Sa).
langsung secara in situ pada titik
Survai akustik stasiun pengukuran yang ditentukan.
Rancangan survai akustik
berbentuk transek berbentuk zigzag

22
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

Survai Biologi yang disajikan dengan menggunakan


a. Sampling ikan software surfer version 7.0 untuk
Pengambilan contoh mengetahui distribusi penyebaran
dilakukan dengan mengidentifikasi target strength ikan atau jumlah ikan
hasil tangkapan nelayan yang pelagis secara spasial (vertikal dan
didaratkan ke Tempat Pendaratan horizontal), sedangkan distribusi
Ikan nelayan tempatan dan frekuensi ikan pelagis berdasarkan
menginterview nelayan tentang kedalaman disajikan menggunakan
informasi wilayah penangkapannya. microsoft excel.

b. Plankton Analisis Data Oseanografi


Dari data hasil pengukuran
Pengambilan contoh plankton
suhu dan salinitas akan dibuat profil
pada setiap stasiun dilakukan dengan
suhu dan salinitas masing-masing
menimba air laut sebanyak 100 liter
stasiun, sebaran horisontal yang
dan disaring dengan jala plankton net
direpresentasikan oleh lapisan
no.25.
permukaan.
Analisis Data
Analisis Data Sistem Hidroakustik Analisis Biologi
Data kelimpahan stok ikan di Data hasil tangkapan akan
Perairan Bengkalis berdasar survai dianalisis untuk melihat sebaran
hidroakustik di bagi menjadi spasial masing-masing spesies serta
duapuluh lapisan kedalaman dengan ukurannya. Hasil analisis ini akan
ketebalan setiap lapisan secara dipakai juga untuk verifikasi
vertikal adalah 5 meter. kelimpahan hasil estimasi akustik
Data akustik yang diperoleh guna memetakan sebaran spasial.
pada pengambilan di lapangan Analisis plankton meliputi dua
seluruhnya diolah dengan tahap, yaitu analisis struktur
menggunakan software Sonardata komunitas dan analisis komposisi
EchoView (SEV) untuk komunitas. Indeks Keanekaragaman
mendapatkan informasi mengenai Shannon-Wiever (H’), Indeks
target strength ikan. Data akustik Dominansi (C), Indeks Keseragaman
yang diperoleh disimpan dalam Evenness (E).
bentuk digital yang sebelumnya
Analisis spasial
harus dikompres untuk dibaca dalam
Analisis spasial dilakukan
bentuk echogram. Data yang
terhadap penyebaran parameter
disimpan pada awalnya berupa
oseanografi dan densitas ikan.
datagram (DG) yang berukuran
masing-masing file memiliki Hasil dan Pembahasan
kapasitas 20 MB dan secara otomatis Suhu
dibuat oleh SEV dalam bentuk 8 Suhu adalah suatu besaran
digit untuk nama file dan 3 digit yang menyatakan banyaknya energi
untuk extension (2 huruf dan 1 panas atau bahang (heat) yang
angka). Data yang telah dikompres terkandung dalam suatu benda. Suhu
berubah menjadi data treshold. permukaan di perairan Indonesia
Data target strength yang mempunyai kisaran antara 28-31 °C.
diperolehdarianalisis pelagic layer Suhu permukaan laut Selat Malaka
dan dibagi dalam beberapa strata berkisar antara 27.50-290C (Wyrtki,
kedalaman dengan ketebalan 5 meter

23
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

1961).Pada lokasi penelitian yang suhu perairan terjadi seiring dengan


terletak di perairan timur perairan bertambahnya kedalaman.Penurunan
Bengkalis memiliki nilai suhu yang nilai suhu ini dipengaruhi oleh
berkisar antara 28.7-30.33 °C bahang sinar matahari yang diterima
(Gambar 1 (kiri)). oleh permukaan perairan. Faktor
Pada Gambar 1 (Kanan) dapat yang mempengaruhi distribusi suhu
dilihat bahwa pola sebaran suhu secara vertikal antara lain variasi
relatif tetap (tidak terlalu bervariasi jumlah panas yang diserap, pengaruh
pada kedalaman yang hampir sama). konduksi panas, perpindahan massa
Menurut Stewart (2003), penyebaran air oleh arus dan pergerakan vertikal
suhu secara horizontal pada massa air.
permukaan laut membentuk zona Pada dasarnya setiap biota laut
berdasarkan letak lintang, semakin memiliki nilai toleransi terhadap
mendekati garis khatulistiwa (lintang kondisi lingkungan agar dapat
rendah) suhu akan semakin bertahan hidup, suhu sebagai salah
meningkat dan sebaliknya, suhu akan satu faktor lingkungan sangat
semakin menurun mendekati kutub mempengaruhi biota laut seperti
(lintang tinggi). Sebaran menegak ikan.
suhu dapat dilihat bahwa penurunan
2.2

1.8

1.6

1.4
101.4 101.6 101.8 102 102.2 102.4 102.6

Gambar 1. Distribusi Horizontal (kiri) danDistribusiVertikal (kanan) Suhu


Permukaan di Perairan Bengkalis.
Suhu perairan di perairan Salinitas
Bengkalis suhu perairan mencapai Salinitas adalah jumlah gram
30.33 °C. Ikan yang hidup di laut zat-zat terlarut dalam satu kilogram
tropis memiliki batas toleransi suhu air laut yang dinyatakan dengan ‰
antara 28-32 °C, dengan suhu di atau perseribu. Salinitas umumnya
lokasi penelitian yang berkisar antara stabil, walaupun di beberapa tempat
28.7-30.33 °C pada survai November terjadi fluktuasi. Tinggi rendahnya
2012 dan hasil survai September kadar garam (salinitas) sangat
2013 suhu perairan berkisar 25-28oC tergantung pada beberapa faktor,
yang artinya suhu perairan pada diantaranya penguapan, curah hujan
tahun terakhir ini lebih rendah dari dan banyak sedikitnya sungai yang
tahun sebelumnya namun demikian bermuara di laut tersebut. Salinitas di
masih berada dalam batas toleransi, lautan terbuka yang jauh dari daerah
maka dapat dikatakan bahwa suhu pantai berkisar antara 34-37‰,
perairan Bengkalis sesuai untuk dengan rata-rata 35‰. Salinitas
tempat hidup ikan. bulanan rata-rata di Selat Malaka
bervariasi antara 29,8–31,5 psu,
dimana salinitas minimum terjadi

24
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

pada bulan Desember dan salinitas ini diperkirakan karena faktor


maksimum pada bulan Juli. Pada pengenceran oleh hujan yang relatif
lokasi penelitian bulan november lebih tinggi pada bulan november.
2012 dan September 2013 Gambar 2 menunjukkan
berdasarkan beberapa titik stasiun distribusi horizontal dan vertikal
pengamatan, kisaran salinitas yang salinitas, distribusi horizontal
didapat berkisar antara 22.8-29.8 psu menunjukkan adanya fluktuasi yang
dan 32-35 psu artinya salinitas pada mencolok pada stasiun 4 memiliki
tahun terakhir lebih tinggi kadar salinitas tertinggi dengan
dibandingkan tahun sebelumnya hal kisaran 29.3-29.8 psu.

2.2

1.8

1.6

1.4
101.4 101.6 101.8 102 102.2 102.4 102.6

Gambar 2. Distribusi Horizontal (Kiri) dandistribus vertical (kanan) Salinitas di


Perairan Bengkalis.
Berdasarkan Surat Keputusan yaitu 2 jenis plankton. Jumlah total
MENLH No. Kep. 51/MEN- individu yang paling banyak terdapat
LH/I/2004, salinitas yang baik untuk pada stasiun 2 dengan jumlah total
hidup biota air laut berada pada 181 individu dan jumlah jenis 2.
kisaran 33-34 psu. Kisaran salinitas Dari jumlah jenis dan jumlah
perairan pada lokasi penelitian tidak individu tersebut, kita dapat
berada pada kisaran baku mutu untuk mengetahui kelimpahan,
hidup biota air laut, namun kisaran keanekaragaman, dominansi serta
tersebut masih berada dalam batas keseragaman pada masing-stasiun.
toleransi perairan payau yang Kelimpahan plankton pada
berkisar antara 6-29 psu. masing-masing stasiun berbeda,
dapat dilihat kesamaan antara
Plankton
keduanya, bahwa banyaknya
a. Kelimpahan, Keanekaragaman,
individu pkankton berbanding lurus
Dominansi dan Keseragaman
dengan kelimpahan plankton,
Kata plankton berasal dari
semakin banyak jumlah invidu pada
bahasa Yunani yang berarti
suatu jenis plankton maka semakin
mengembara (Wardhana, 2003).
tinggi pula kelimpahan plankton
Plankton merupakan seluruh
tersebut. Dari kelima stasiun
kumpulan organisme, baik hewan
tersebut, jenis plankton yang
maupun tumbuhan yang hidup
mendominasi di setiap stasiun adalah
terapung atau melayang di dalam air,
Rhizosolenia alata forma gracillima.
tidak dapat bergerak atau dapat
Namun kelimpahan tertinggi untuk
bergerak sedikit dan tidak dapat
jenis Rhizosolenia alata forma
melawan arus.
gracillima terdapat pada stasiun 2,
Stasiun 2, 4 dan 5 memiliki
hal ini terjadi karena banyaknya
jumlah jenis yang paling rendah

25
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

nutrient seperti nitrat dan fosfat pada dari daratan yang menyebabkan
stasiun 2, selain itu bisa saja terjadi kelimpahannya bertambah.
karena banyaknya masukan run off

Gambar 3.Kelimpahan, Keanekaragaman, Dominansi dan Keseragaman Plankton.


Gambar 4. menunjukkan grafik nilai indeks keanekaragaman (H’), indeks dominansi (C)
serta indeks keseragaman (e)pada setiap stasiun pengamatan. Pada Stasiun 1 dan 2
memiliki nilai H’ 1,1917 dan 0,5844, nilai C 0,4862 dan 0,6047 serta nilai e 0,8596 dan
0,8432. Stasiun 3 dan 4 memiliki nilai H’ 1,2482 dan 0,6822, nilai C 0,3985 dan 0,5109
serta nilai e 0,9004 dan 0,9842. Stasiun terakhir atau stasiun 5 memiliki nilai H’ sebesar
0,6892, nilai C 0,504 dan nilai e 0,9943.

Gambar 4. Grafik nilai indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Dominansi (C) dan Indeks
Keseragaman (e) plankton pada setiap stasiun pengamatan

26
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

Nilai Indek Keseragaman (e) individu untuk jenis Rhizosolenia


yang tertinggi terdapat pada stasiun 3 alata forma gracillima dan 49
dengan dan nilai terendah terdapat individu untuk jenis Thalassiosira
pada stasiun 2. Stasiun 2 dengan gravida.
nilai indeks keseragaman 0.5844
berada pada kategori jenis Sebaran Ikan
keanekaragaman rendah. Untuk Berdasarkan hasil pengamatan,
indeks dominansi (C), stasiun 3 pada kedalaman permukaan hingga
memiliki nilai indeks dominansi beberapa strata kedalaman,
yang paling tinggi dan paling kelompok ikan menyebar di
mendekati 1 dengan nilai 0,6189 beberapa titik dengan tingkat
maka dapat diartikan bahwa pada kepadatan relatif besar. Kepadatan
stasiun dua terdapat jenis yang paling besar ini terlihat jelas pada sebaran
mendominasi, yaitu diantaranya Ikan Demersal. Sebaran ikan tersebut
Rhizosolenia alata forma gracillima terdapat di wilayah perairan sekitar
dengan jumlah individu pada jenis Pulau Bengkalis, pada daerah
ini sebanyak 141 individu. perairan Pulau Rupat terdapat
Sedangkan untuk nilai indeks gambaran kepadatan densitas mulai
keseragaman (e) stasiun 5 memiliki tinggi menyebar secara single fish
nilai tertinggi yaitu 0,9943, dari nilai distribution. Pada daerah strata
tersebut menunjukan bahwa stasiun 5 kedalaman permukaan hingga
berada kondisi relatif baik yaitu kedalaman perairan mencapai 20 m.
jumlah individu setiap spesies relatif Jenis ikan yang diperkirakan hidup
sama dan perairan dianggap pada kedalaman ini biasanya ikan
seimbang dibanding dengan ke Senangin, Terubuk,Cencaru,
sembilan stasiun lainnya, dimana Tenggiri, Kembung, Bawal, Belanak
pada stasiun 5 hanya terdapat 2 jenis dan Selar. Berikut adalah gambar
plankton dengan jumlah individu hasil pendeteksian akustik (Gambar
yang hampir seimbang yaitu 41 5).

Gambar 5. Pendeteksian (echogram) TS di Perairan Bengkalis bagian Utara


dekat Pulau Rupat.

Sepanjang lintasan krus dengan bahkan ada yang sangat dangkal


yang sering disebut sebagai beting
pendeteksian akustik terindikasi
bahwa perairan yang dilalui memiliki yaitu berpindah pindahnya substrat
dasar karena adanya pergerakan arus
kedalaman yang bervariasi dan
dasar perairan yang menghanyutkan

27
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

substrat tersebut. Perairan Bengkalis dangkal dengan kedalaman yang


merupakan perairan yang tergolong berkisar antara 13,98 m – 63,48 m.

Gambar 6. Hasil pendeteksian (echogram) TS di Perairan Bengkalisbagian


Pertengahan Perairan Bantan.

Gambar 7. Distribusi TS lapisan permukaan

Dari Gambar 7 sebaran TS mengindikasikan bahwa ikan-ikan


pada lapisan permukaan terlihat pelagis kecil yang menyebar pada
bahwa nilai target strength cukup kawasan ini sebagian besar (sekitar
besar yaitu berkisar dari -64 s/d 94 60%) adalah ikan-ikan berukuran
dB dan frekwensi tertinggi berada kecil.
pada nilai -73 s/d -76 dB, yang

Gambar 8. Distribusi TS lapisan demersal

28
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

Sebaran ikan - ikan yang Kelimpahan Ikan


berada di dekat dasar memiliki Estimasi kelimpahan yang
ukuran fisik yang dominan lebih didasarkan kepada hasil pendeteksian
besar ukurannya apabila hidroakustik maka didapatkan
dibandingkan dengan ikan-ikan dekat kelimpahan ikan per 5 meter
permukaan ini terlihat dari nilai TS kedalaman perairan Bengkalis
nya sebagian besar berada pada -67 (Tabel 1)
s/d -76 dB dengan rentang nilai TS
keseluruhan -55 s/d -88 dB.
Tabel 1. Kelimpahan ikan (ton) di daerah Bengkalis
Kedalaman Kelimpahan (kg)
1 0-5m 28.423,00
2 6 - 10 m 139.566,00
3 11 - 15 m 10.345,00
4 15 - 20 m 0.9476
5 21 - 25 m 0.4961
6 26 - 30 m 0.8839
7 31 - 35 m 0.669
8 36 - 40 m 0.0992
9 41 - 45 m 0.1651
10 46 -50 m 0.0718
11 51 - 55 m 0.014
12 56 - 60 m 0.0068
13 61 - 65 m 0.0051
20 Ikan Demersal 893.152,00
TOTAL 1.071.486,00

Proporsi ikan pelagis dan Jumlah stok ikan yang sangat


demersal di pesisir Bengkalis, sedikit, sehingga sebenarnya tidak
terlihat mendekati 17% : 83 %. dapat menunjang kegiatan
Adapun demikian ikan yang penangkapan ikan artisanal lagi atau
terhitung melalui echosounder menunjukkan gejala overfishing,
diperkirakan hanya berjumlah 1.071 kecuali pengguna jaring tebar
ton. Stok ikan pelagis Bengkalis (kecrik) dan pancing tepian. Ikan
diperkirakan sebesar 178,33 ton, yang tertangkap berukuran 11 – 35
sedangkan ikan demeral sekitar cm.
893,152 ton. Jika dihitung dengan Ikan memang masih terdeteksi
pertimbangan batas nilai Fishing- di sepanjang pesisir perairan
mortality 50%, Natural Mortality Bengkalis mulai dari Pulau Rupat
50%, Masa Tangkap setahun atau 12 hingga Pulau Bengkalis, akan tetapi
bulan, maka di wilayah pesisir hanya terdiri dari ikan berukuran
Bengkalis hanya diperbolehkan tubuh kecil, sehingga bobot ikan
menangkap ikan pelagis tidak boleh sangat rendah.
melebihi 5,94 ton per bulan atau Melihat kondisi stok yang ada
198,14 kg per hari sedangkan untuk semestinya perairan pesisirBengkalis
Ikan demersal 29,77 ton per bulan tertutup sama sekali terhadap
atau 992,39 kg per hari. kegiatan penangkapan ikan, baik

29
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

bersifat komersial atau artisanal, Berikut adalah distribusi ikan


karena ikan sudah dalam kondisi dan lokasi kawanan ikan di wilayah
“total depletion” atau habis secara Bengkalis digambarkan secara
ekologis.Kegiatan penangkapan ikan berturut-turut pada selang kedalaman
akan menghabiskan stok ikan dan setiap 5 m. Gambar 9–13.
memusnahkan ikan dari perairan
Bengkalis.

Gambar 9. Sebaran Lokasi Keberadaan Ikan Pada Kedalaman 0-5 m di


wilayah Perairan Bengkalis

Gambar 10. Sebaran Lokasi Keberadaan Ikan Pada Kedalaman 6-10 m

30
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

Gambar 11. Sebaran Lokasi Keberadaan Ikan Pada Kedalaman 11-15 m

Gambar 12. Sebaran Lokasi Keberadaan Ikan Pada Kedalaman 16-20 m

31
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

Gambar 15. Sebaran Lokasi Keberadaan Ikan Pada Kedalaman 61-65 m

KESIMPULAN DAN SARAN tangkap paling banyak dilakukan


nelayan pada perairan sebelah utara
Kesimpulan
Pulau Bengkalis yang berhadapan
Terindikasi bahwa ikan-ikan dengan Selat Malaka.
Pelagis sangat banyak meskipun
ukuran tubuhnya kecil-kecil atau Saran
target strengthnya kecil di Pesisir
Berdasarkan hasil survei
Bengkalis, berdasarkan dengan hasil
terdapat beberapa rekomendasi bagi
sounding nilai TS nya dari -64 s/d 94
pembuat kebijakan, yaitu:
dB.Dari hasil sapuan akustik
ditemukan indikasi bahwa nilai TS 1. Untuk mendapatkan nilai stok
ikan dasar lebih tinggi dibanding yang representatif mewakili
ikan pelagik atau berarti ukuran ikan kondisi tahunan diperlukan
dasar relatif lebih besar survai pada ketiga musim
dibandingkan dengan ikan demersal lainnya, mengingat pola
berada dalam rentang nilai TS -55 distribusi ikan sangat
s/d -88 dB.Lapisan yang dipengaruhi oleh musim
mengandung konsentrasi ikan pelagis tersebut.
adalah pada kedalaman 5 hingga 15 2. Mengingat telah merosotnya
meter dan yang terbanyak berada stok ikan pelagis kecil sudah
pada lapisan 11-15 meter.Jumlah perlu dilakukan evaluasi
ketersediaan ikan dari hasil estimasi terhadap jumlah alat tangkap
akustik lebih rendah dibandingkan yang beroperasi di perairan
produksi yang didaratkan nelayan, tersebut agar overfishing
khusus untuk ikan pelagis kuat dapat dipulihkan.
dugaan telah mengalami 3. Data sekunder yang didapat
overfishing.Kegiatan perikanan kurang memiliki relevansi

32
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

dengan kondisi di lapangan Gunarso,W. 1985. Tingkah Laku


terutama angka produktifitas Ikan Dalam
sehingga dibutuhkan validasi Hubungannya dengan
data. Alat, Metode dan Taktik
Penangkapan.Diktat
DAFTAR PUSTAKA Kuliah Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Anonymus, 2011. Statistik Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Johannesson. K.A. dan R.B. Mitson.
Bengkalis. 1983. Fisheries Acoustic.
A Practical Manual for
Brown,A, D.Baktiar dan Lina Acoustic Biomass
Nainggolan (2010). Estimation. FAO
Pengukuran Target Fisheries Tech.
Strength Ikan-ikan
Pelagis Perairan Krebs, C.J. 1985. Ecology: The
Kepulauan Experimental Analysis of
Enggano.(Ketua), Jurnal Distributions and
Kelautan Nasional Abundance. Ed. New
Vo.1,Edisi Khusus York: Harper and Row
Januari 2009. p.151-164. Publishers. 654 p.
Badan Standar Nasional. Tata Cata Laevastu, T dan M. L. Hayes. 1981.
Pengambilan Contoh Fisheries Oceanografi
Dalam Rangka and Ecology. Fishing
Pemantauan Kualitas News Books Limited.
AirPada Suatu Daerah London.
Pengaliran Sungai.
MacClennan, D. M. and E. J.
Dinas Perikanan dan Kelautan
Simmonds. 1991.
Pemerintah Kabupaten
Fisheries acoustics.
Bengkalis laporan akhir
Chapman & Hall,
identifikasi potensi
London. 336 pp.
perikanan dan kelautan
Kabupaten Bengkalis Maclenan, R.N and E.J. Simmonds.
2012. 1992. Fisheries Acoustic.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Chapman and Hall.
Kualitas Air. Kanisius. London-New York-
Yogyakarta. Tokyo-melbourne-
Madras. 325p.
Ehrenberg, J. E. 1984. The Biosonic
Dual Beam Target MacLennan, D.N., Fernándes, P.G.
Strength Measurement and Dalen, J. 2002. A
System. FAO Fish. Circ. consistent approach to
778:71-78. definitions and symbols
in fisheries acoustics.
Foote, K.G. 1987. Fish Target ICES J. Mar. Sci. 59,
Strength for use in Echo 365-369.
Integrator Survey. J.
Acoust. Son. Am. 82: MENLH, 2004. Surat Keputusan
981-987. MENLH No. Kep.

33
Pelagic Fish Stock Estimation By Using The Hidroacoustic Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.1 Februari 2014

51/MEN-LH/I/2004, Pescod, M. B. 1973. Investigation of


Tentang Baku Mutu Air Rational Effluent and
Laut, Sekretariat Menteri Stream Standard for
Negara dan Tropical Countries. AIT,
Kependudukan dan London.
Lingkungan Hidup,
Jakarta. Richard E. Thorne. 1004.
Hydroacoustic Remote
Mitson, R. B. (1983). Acoustic Sensing For Artificial
detection and estimation Habitats. Buletin of
of fish near the seabed and Marine Sclen (E. 55t2-3):
surface. FAO Fisheries 897- 901. 1994.
Report 300: 24-37.
Simrad. 1993b . SIMRAD EP 500
Nybakken.J.W., 1988. Biologi Laut (Operational Manual).
Suatu Pendekatan Horten – Norway.
Biologis. PT. Gramedia,
jakarta, 459 hal. Stewart, R.H. 2003. Introduction to
Odum, E. P. 1971. Fundamental of Physical Oceanography.
Ecology. W. B. Sounders Departement of
Company. Philadelphia, Oceanography Texas
London. A&M University.

Paschalis. 1994. Pendugaan Thorne, R. E.1004.Hydroacoustic


Kelimpahan dan Remote Sensing For
Distribusi Ikan Pelagis Artificial Habitats.
Kecil di Laut Jawa Buletin of Marine
dengan Metode Dual Science (E. 55t2-3): 897-
Beam. Skripsi (tidak 901. 1994.
diterbitkan). Jurusan
Ilmu dan Teknologi
Kelautan. Fakultas
Perikanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

34

Anda mungkin juga menyukai