Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH HASIL TANGKAPAN ALAT

TANGKAP GOMBANG DENGAN FAKTOR OSEANOGRAFI DI


PERAIRAN DESA BUNSUR KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN
SIAK PROPINSI RIAU

Oleh
Jefri Raja Kandi1) T. Ersti Yulika Sari2) Usman3)
Jefrirajakandi41@yahoo.com

Abstrak

Metode survey dilakukan untuk mengamati parameter perairan dan data


hasil tangkapan di empat stasiun pada bulan Desember 2015 di Perairan desa
Bunsur Kecamatan Sungai Apit kabupaten Siak. Hasil penelitian, suhu berkisar 28
– 32°C pasang. 27 - 32 °C surut. Berdasarkan analisis regresi tidak memberikan
pengaruh terhadap hasil tangkapan. Salinitas berkisar 26 - 31%o pasang. 26 -
32%o surut. Berdasarkan analisis regresi selama penelitian memberikan pengaruh
segnifikan terhadap hasil tangkapan. Kecepatan Arus berkisar 0.09 – 0.12m/s
pasang. 0.10 – 0.14m/dtk surut. berdasarkan analisis regresi diketahui hannya
Kecepatan Arus pada saat surut yang memberikan pengaruh segnifikan terhadap
hasil tangkapan. Berdasarkan analisis terhadap daerah pengoperasian alat tangkap
Gombang. Maka dikatakan berpotensi berada pada suhu 29 - 32 °C, Salinitas 28 -
32%o, dan 0.10 – 0.14m/dtk untuk kecepatan Arus.

Kata Kunci: Kecepatan Arus, Salinitas, Suhu, Hasil Tangkapan, Parameter


lingkungan.

1. Mahasiswa difakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau


2. Dosen difakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau

1
RELATIONSHIP ANALYSIS TOTAL CATCH GOMBANG
CAPTURE TOOL WITH FACTOR OCEANOGRAPHY IN THE
WATERS VILLAGE BUNSUR DISTRICTS RIVER APIT
DISTRICT SIAK PROVINCE RIAU

By
Jefri Raja Kandi T. Ersti Yulika Sari2) Usman3)
1)

Jefrirajakandi41@yahoo.com

Abstract

Survey methods performed to monitor water parameters and data haul in


four stations in December 2015 in the village Bodies Bunsur districts Sungai Apit
district Siak. The results of the study, the temperature ranges from 28-32°C pairs.
27-32°C subsided. Based on regression analysis does not give effect to the catch.
Salinity ranges from 26-31%o pairs. 26-32%o downs. Based on regression
analysis during the study provides segnifikan effect on catches. Flow velocity
ranges from 0.09 - 0.12m/s tide. 12:10 - 0.14m/sec and downs. based on
regression analysis found spotted and currents at low speed that gives effect to the
catches segnifikan. Based on an analysis of the operation of fishing gear Gombang
area. It is said to potentially be at a temperature of 29-32°C, salinity 28-32 %o,
and 0.10 - 0.14m/s for speed Flow.

Keywords : Free Flow, Salinity, temperature, Catch, environmental


parameter.

1. Students difakultas fisheries and marine science, University of Riau


2. Lecturer difakultas fisheries and marine science, University of Riau

PENDAHULUAN Selain Sungai Siak, daerah ini


juga dialiri sungai-sungai lain, yaitu:
Latar Belakang Sungai Mandau, Sungai Gasib,
Perairan Desa Bunsur Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai
merupakan daerah yang memiliki Rawa, Sungai Buantan, Sungai
potensial perikanan yang cukup Limau, dan Sungai Bayam.
memadai dimana lingkungan ini Sedangkan danau-danau yang
merupakan daerah penangkapan di tersebar di daerah ini adalah: Danau
wilayah propinsi Riau yang berada di Ketialau, Danau Air Hitam, Danau
Kecamatan Sungai Apit kabupaten Besi, Danau Tembatu Sonsang,
Siak yang berpotensi dibidang Danau Pulau Besar, Danau Zamrud,
penangkapan serta pengolahannya.

2
Danau Pulau Bawah, Danau Pulau toleransi tertentu terhadap kondisi
Atas dan Tasik Rawa. lingkungan perairan.
Wilayah Kabupaten Siak Faktor oseanografi perairan
mempunyai batas-batas wilayah di adalah salah satu petunjuk untuk
Utara Berbatasan dengan Kabupaten menentukan penangkapan yang baik,
Bengkalis, Selatan Berbatasan khususnya di perairan Desa
dengan Kabupaten Pelalawan, Barat Bunsur.Pengetahuan tentang faktor
berbatasan dengan Kabupaten oseanografi erat hubungannya
Kampar dan Pekanbaru, Timur dengan usaha penangkapan di
bebatasan dengan Kabupaten perairan Desa Bunsur. Oleh karena
Meranti. Ibukota Kecamatan Siak itu, penulis tertarik untuk melakukan
adalah Siak Sri Indrapura. penelitian dengan judul “ Analisis
Kecamatan yang terdapat di Hubungan Hasil Tangkapan Alat
Kabupaten Siak yaitu Bunga Raya, Tangkap Gombang Dengan Faktor
Dayun, Kandis, Kerinci Kanan, Koto Oseanografi Diperairan Desa Bunsur
Gasip, Siak, Sabak Auh, Tualang, Kecamatan Sungai Apit Kabupeten
Minas, Sungai Apit, Pusako, Lubuk Siak Propinsi Riau.
Dalam, Sungai Mandau, dan 1.2. Perumusan Masalah
Menpura. Pengetahuan mengenai
Masalah utama yang dihadapi hubungan antara kondisi oseanografi
dalam upaya optimalisasi perairan dan tingkah laku suatu
pemanfaatan sumberdaya perikanan keberadaan kawanan ikan diperlukan
khususnya dibidang penangkapan dalam menduga lokasi penangkapan
alat tangkap Gombang.Terbatasnya ikanyang baik serta dalam berbagai
data dan informasi mengenai kepentingan penangkapan untuk
penyebaran daerah penangkapan ikan mendapatkan hasil tangkapan yang
yang potensial.Salah satu kendala optimum,khususnya pada
yang dihadapi dalam pengelolaan penangkapan pasif seperti alat
perairan di Desa Bunsur adalah tangkap Gombang.
masih terbatasnya penelitian- Pemahaman terhadap data
penelitian dibidang oseanografi kondisi parameter oseanografi yang
sehingga distribusi dan kondisi optimum terhadap kemungkinan
parameter oseanigrafi di daerah ini terbentuknya daerah penangkapan
belum banyak diketahui. yang potensial pada musim
Berkaitan dengan kendala tertentu,untuk menunjang
tersebut penelitian ini bertujuan keberhasilan suatu operasi
untuk mengetahui kondisi penangkapan ikan di Desa Bunsur
oseanografi di perairan Desa Bunsur kecamatan Sungai Apit Kabupeten
yang meliputi suhu permukaan laut Siak Propinsi Riau.
hasil pengukuran satelit, sehingga 1.3. Tujuan Dan Manfaat
dapat menentukan kisaran suhu Penelitian
permukaan laut bagi daerah Penelitian ini bertujuan untuk
penangkapan alat tangkap mengetahui hubungan beberapa
Gombang.Distribusi parameter faktor oseanografi perairan dengan
oseanografi berpengaruh terhadap hasil tangkapan alat tangkap
keberadaan ikan-ikan dilaut, karena Gombang melalui pengukuran
setiap spesies ikan mempunyai langsung (in-situ) dan data produksi
hasil tangkapan.

3
Manfaat penelitian ini adalah
untuk lebih mengetahui hubungan
antara kondisi oseanografi perairan Analisis Data
dan karakteristik daerah Data hasil tangkapan dan
penangkapan (fishing ground) hasil pengukuran parameter perairan
terhadap keberadaan ikan, sehingga berupa suhu, salinitas, dan kecepatan
dapat menjadi informasi bagi arus akan ditabulasikan ke dalam
pihak-pihak yang tabel-tabel. Selanjutnya untuk
memerlukan.Khusunya bagi orang- melihat hubungan antara, hasil
orang yang bergerak di bidang tangkapan dengan parameter
perikanan. lingkungan, maka dilakukan analisis
regresi berganda, dengan
METODE PENELITIAN menempatkan hasil tangkapan
sebagai variabel terikat (Y) dan
Waktu dan Tempat parameter lingkungan sebagai
Penelitian inidilaksanakan variabel bebas (X).
pada bulan Desember 2015, di Adapun regresi dengan
Perairan Desa Bunsur Kecamatan variabel bebas lebih dari satu sampai
Sungai Apit Kabupaten Siak Propinsi saat ini baru dikembangkan dengan
Riau. model liner yang rumusnya sebagai
berikut:
Bahan dan Alat Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Adapun alat dan bahan yang Keterangan :
digunakan dalam penelitian ini y = hasil tangkapan (kg/ekor)
adalah sebagai berikut: a = intersep (perpotongan garis
1. Hand refractometer untuk regresi dengan sumbu Y)
mengukur salinitas (%) b = koefisien regresi
2. Termometer untuk mengukur X1 = variabel bebas untuk suhu
suhu perairan(T) permukaan perairan
3. Kamera X2 = variabel bebas untuk
4. Alat tulis kecepatan arus perairan
5. Bola pimpong( meter ) X3 = variabel bebas untuk
6. Stopwatc (detik) salinitas perairan
7. Sampel air. Sebelum analisis regresi
dilakukan, terlebih dahulu akan
Metode Penelitian dilakukan pengecekan terhadap
Metode penelitian yang variabel bebas, apakah benar-benar
digunakan dalam penelitian ini bebas satu sama lain (tidak terjadi
adalah metode survei,yaitu multikolinieritas) yaitu dengan
melakukan pengamatan terhadap membangun matrik korelasi antar
parameter perairan dan pengambilan variabel bebas, apabila dari hasil
data hasil tangkapan alat tangkap pemeriksaan terindikasi terdapat
Gombang di 4 stasiun dan data multikolinieritas ( PCA ). Maka akan
pengukuran parameter suhu, salinitas dilakukan transformasi dengan
dan kecepatan arus di lokasi melakukan analisis komponen utama.
penelitian. Parameter perairan yang Prosedur perhitungan mengikuti
diukur dapat dilakukan secara metode yang dikembangkan oleh
langsung (in-situ) di lapangan. Steel dan Torrie (1991).

4
pada bulan April – Juni pada musim
ini hasil tangkapan menurun.Musim
Asumsi angin Selatan terjadi pada bulan Juli
Mengingat banyaknya faktor – September pada musim ini hasil
yang mempengaruhi hasil tangkapan tangkapan masih
dengan lokasi penangkapan ikan menurun.Sedangkan pada musim
maka perlu dikemukakan asumsi angin Barat yaitu pada bulan Oktober
yaitu: 1). Faktor-faktor lingkungan – Desember hasil produksi pada
yang tidak diukur dianggap tidak musim ini meningkat.
mempengarahi, 2). Kemampuan Desa Bunsur adalah salah
pembantu peneliti dan keterampilan satu desa yang terletak pada
peneliti dalam pengambilan sample kecamatan Sungai Apit Kabupaten
dianggap sama. Siak.Dengan luas wilayah 6,150 Ha.
Kelurahan dengan batas wilayah
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelah Utara berbatasan dengan
Hasil Kampung Lalang, Selatan berbatasan
Perairan Desa Bunsur dengan Kampung Mengkapan, Barat
merupakan salah satu daerah berbatasan dengan Dusun Pusako
penghasil ikan yang potensial di dan sebelah Timur berbatasan
Provinsi Riau.Desa Bunsur terletak dengan Selat Lalang. Secara
pada ketinggian tanah 2meter di atas Geografis Desa Bunsur terletak pada
permukaan laut beriklim cukup panas 201’57’ LU dan 101035’00 BT.
dengan suhu maksimum mencapai Bentuk pantai merupakan pantai
31,2°C. Curah hujan cenderung tidak berlumpur dan sebagian pantai
teratur di sepanjang tahun dimana terdapat hutan mangrove.
curah hujan sedang terjadi pada Kabupaten Siak terletak pada
bulan Agustus, sedangkan curah koordinat 10 16’ 30” – 00 20’ 49”
hujan terbanyak terjadi pada bulan Lintang Utara dan 100 54’ 21” 102
November dan Desember. Untuk 10’ 59” Bujur Timur.Secara fisik
produksi hasil tangkapan tidak stabil geografik memilik kawasan pesisir
karena dipengaruhi oleh pasang pantai yang berhampiran dengan
surutnya air laut dan musim angin, sejumlah Negara tetangga dan masuk
ada empat musim angin yang kedalam daerah segitiga
mempengaruhi hasil tangkapan yaitu pertumbuhan (growth triangle)
musim angin Utara terjadi pada awal Indonesia, Malaysia dan Singapura.
bulan tahun yaitu Januari - Maret 4.1.2. Data Parameter Oseanografi
pada musim ini hasil tangkapan dengan Hasil Tangkapan.
sedang. Musim angin Timur terjadi
Tabel 1.Data Pengukuran Parameter Dengan Hasil Tangkapan Berdasarkan
Stasiun Pada Saat Pasang.
Suhu Salinitas Kec. Arus Hasil Tangkapan
Tanggal Stasiun (°C) (%o) (m/dtk) (Kg)
I 28 29 0.11 3.8
08 Des II 28 28 0.10 3.5
III 28 29 0.11 3.4
IV 30 28 0.10 4.2
I 29 29 0.10 3.3
II 29 29 0.10 3.2

5
09 Des III 29 31 0.09 3.3
IV 29 29 0.12 4.3
I 30 27 0.11 3.2
10 Des II 28 26 0.11 2.9
III 31 28 0.10 3.5
IV 32 27 0.12 4.3
I 31 28 0.09 3.4
11 Des II 31 28 0.12 2.9
III 29 26 0.12 3.7
IV 30 31 0.13 4.5
Rata-Rata 29.5 28.312 0.1075 3.5875

Tabel 2.Data Pengukuran Parameter Dengan Hasil Tangkapan Berdasarkan


Stasiun Pada Saat Surut.
Suhu Salinitas Kec. Arus Hasil Tangkapan
Tanggal Stasiun (°C) (%o) (m/dtk) (Kg)
I 29 28 0.11 3.2
II 31 28 0.11 3.2
08 Des
III 31 28 0.12 3.4
IV 29 28 0.12 4.2
I 30 28 0.12 3.5
09 Des II 31 28 0.12 3.8
III 30 29 0.12 3.6
IV 27 32 0.13 4.4
I 30 28 0.12 3.7
10 Des II 30 26 0.11 2.9
III 29 27 0.14 4.2
IV 30 29 0.10 3.8
I 32 27 0.10 3.4
11 Des II 29 27 0.11 2.9
III 32 29 0.10 3.4
IV 32 28 0.14 4.5
Rata-Rata 30.125 28.125 0.1168 3.6314

Berdasarkan Tabel diatas %o, dan kecepatan Arus berkisar


diketahui bahwa data pengukuran antara 0.9 – 0.14 m/dtk.Dengan hasil
parameter di daerah penelitian dari tangkapan rata – rata sebesar 3.5875
keseluruhan stasiun menjelaskan kg pada waktu pasang dan 3.6314 kg
untuk Suhu berkisar antara 27 – 32 pada waktu surut.
C0, Salinitas berkisar antara 26 – 32
4.1.2.1. Suhu

6
Suhu permukaan laut merupakan pengukuran kecepatan arus di daerah
parameter oseanografi yang mempunyai penelitian pada Stasiun 1-4berkisar antara
pengaruh sangat dominan bagi keberadaan 0.9-0.12m/dtk dengan rataan hasil
sumberdaya hayati laut. Laevastu dan tangkapan sebesar 3.5875 kg pada saat
Hayes (1981) mengatakan bahwa pasang.Pengukuran parameter kecepatan
perubahan suhu perairan yang sangat kecil arus pada saat surut berkisaran antara 0.10
(± 0,02°C) dapat menyebabkan perubahan – 0.14 m/dtk dengan perolehan rataan hasil
densitas populasi ikan di suatuperairan tangkapan sebesar 3.6314 kg.
(daerah sub tropis). 4.2. Pembahasan
Suhu di laut merupakan faktor 4.2.1. Karakteristik Daerah
yang penting bagi kehidupan organisme di Penangkapan Ikan Pelagis
lautan karena suhu dapat mempengaruhi Suatu wilayah perairan laut dapat
metabolisme dikatakan sebagai “daerah penangkapan
ikan” apabila terjadi interaksi antara
sumberdaya ikan yang menjadi target
maupun perkembangbiakan dari penangkapan dengan teknologi
organisme di laut.Suhu permukaan laut penangkapan ikan yang digunakan untuk
sangat penting untuk diketahui karena menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan
sebaran suhu permukaan laut dapat bahwa walaupun pada suatu areal perairan
memberikan informasi mengenai terdapat sumberdaya ikan yang menjadi
upwelling, arus, daerah tangkapan ikan, target penangkapan tetapi alat tangkap
cuaca/iklim, pencemaran minyak, dan tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan
pencemaran panas (Susilo, 2000). berbagai faktor, seperti antaralain keadaan
Pengetahuan tentang suhu erat cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat
hubungannya dengan usaha dikatakan daerahpenangkapan ikan
penangkapan.Pada dasarnya, jika suhu demikian pula jika terjadi sebaliknya.
areal penangkapan lebih tinggi dari suhu Penentuan daerah penangkapan
rata-ratanya dan melebihi suhu optimum ikan yang umum dilakukanoleh nelayan
untuk penangkapan maka berkemungkinan sejauh ini masih menggunakan cara-cara
usaha penangkapan gagal (Sedana. 1976). tradisional, yang diperoleh secara turun-
Hasil pengukuran suhu di daerah temurun.Akibatnya, tidak mampu
penelitian pada Stasiun 1 - 4 berkisar mengatasi perubahan kondisi
antara 28-320C pada saat pasang.Dan pada oseonografidan cuaca yang berkaitan erat
saat surut berkisaran antara 27 – 32 °C. dengan perubahan daerah penangkapan
4.1.2.2.Salinitas ikan yang berubah secara
Salinitas adalah jumlah garam yang dinamis.Ekspansi nelayan besar ke daerah
terlarut dalam satu liter air, biasanya penangkapan nelayan kecil mengakibatkan
dinyatakan dengan satuan permil (%o).Di terjadi persaingan yang kurang sehat
perairan samudera, salinitas biasanya bahkan sering terjadi konfik antara nelayan
berkisar antara 34-35%o.Salinitas di besar dengan nelayan kecil.Dalam
daerah penelitian pada saat pasang dari hubungannya dengan alat tangkap, maka
Stasiun 1 - 4 berkisar antara 26 – 31 daerah penangkapan tersebut haruslah baik
%o.Untuk pengukuran salinitas pada saat dan dapat menguntungkan.Dalam arti ikan
surut dari stasiun 1 – 4 berkisar antara 26 – berlimpah, bergerombol, daerah aman,
32 %o. tidak jauh dari pelabuhandan alat tangkap
4.1.2.3.Kecepatan Arus mudah dioperasikan.
Kecepatan arus yang tinggi akan
mempengaruhi daya renang ikan, ikan Untuk melihat hubungan antara
akan terbawa arus jika kecepatan arus hasil tangkapan dengan parameter
melebihi kecepatan renang ikan. Hasil lingkungan, dilakukan analisis regresi

7
linier berganda dengan menempatkan hasil Disamping itu suhu berperan terhadap
tangkapan sebagai variable terikat (Y) dan jumlah oksigen (O2) terlarut dalam air.
parameter lingkungan sebagai variable Hasil analisis regresi linear
bebas (X).Pengukuran hasil tangkapan dan menunjukkan bahwa suhu pada saat
parameter lingkungan dalam dua kondisi pasang tidak memiliki hubungan dengan
yaitu pada saat air pasang dan pada saat air hasil tangkapan.Hal tersebut terlihat dari
surut.Hal tersebut disesuaikan dengan alat P-value lebih besar dari 0.05 (P-value >
tangkap yang diteliti yaitu gombang, 0.05), dimana P-value suhu pada saat
perangkap pasang dan surut. pasang sebesar 0.477.
4.2.2. Hubungan Hasil Tangkapan Selain itu, nilai koefisien regresi
dengan Faktor Oseanografi suhu pada saat pasang sebesar 0.04775
(Waktu Pasang) atau memiliki nilai positif sehingga antara
suhu dan hasil tangkapan memiliki
Faktor oseanografi yang hubungan yang searah. Hal ini
dihubungkan dengan hasil tangkapan memberikan arti bahwa kenaikan suhu
terdiri atas suhu, salinitas dan kecepatan sebesar 1 (satu) satuan akanmenaikkan
arus.Hubungan parameter oseanografi hasil tangkapan sebesar 0.04775 satuan.
(suhu, salinitas dan kecepatan arus)dengan Sebaliknya, jika suhu turun sebesar 1
hasil tangkapan pada waktu (satu) satuan maka hasil tangkapan juga
pasangberdasarkan analisis regresi linier akan turun sebesar 0.04775 satuan.
berganda membentuk persamaan sebagai 4.2.2.2. Salinitas
berikut: Hasil penelitian menunjukkan
T = - 2.31 + 0.0477 Suhu + bahwa salinitas di daerah penelitian pada
0.163 Salinitas - 0.589 Kec. Arus saat pasang berkisar antara 26 – 31
%o.Hasil analisis regresi linear
Persamaan di atas menunjukkan
menunjukkan bahwa salinitas pada saat
bahwa hubungan parameter lingkungan
pasang berpengaruh signifkan terhadap
(suhu, salinitas dan kecepatan arus) pada
hasil tangkapan pada saat pasang.Hal
saat pasang dengan hasil tangkapan
tersebut dapat dilihat dari P-value salinitas
memberikan interpretasi rendah atau
pada saat pasang lebih kecil dari 0.05 (P-
dengan nilai r sebesar 0.44). Parameter
value < 0.05), dimana P-value salinitas
lingkungan pada saat pasang hanya
pada saat pasang sebesar 0.021.
memberikan kontribusi terhadap hasil
Selain itu, nilai koefisien regresi
tangkapan dengan nilai koefisien
2 salinitas pada saat pasang sebesar 0.16306
determinasi atau r sebesar 19,4 %.Lebih
atau memiliki nilai positif sehingga antara
jelasnya tentang pengaruh faktor
salinitas dan hasil tangkapan memiliki
oseanografi terhadap hasil tangkapan pada
hubungan yang searah. Hal ini
saat pasang dapat dilihat pada bagian
memberikan arti bahwa kenaikan salinitas
berikut ini.
sebesar 1 (satu) satuan akan menaikkan
4.2.2.1. Suhu
hasil tangkapan sebesar 0.16306 satuan.
Hasil penelitian menunjukkan
Sebaliknya, jika salinitas turun sebesar 1
bahwa suhu pada saat pasang berkisar
(satu) satuan maka hasil tangkapan juga
antara 28 – 320 C. Laevastu dan Hayes
akan turun sebesar 0.16306 satuan.
(1981) mengatakan bahwa perubahan suhu
perairan yang sangat kecil (± 0,02°C) 4.2.2.3. Kecepatan Arus
Kecepatan arus yang tinggi akan
dapat menyebabkan perubahan densitas
mempengaruhi daya renang ikan, ikan
populasi ikan di suatuperairan (daerah sub
akan terbawa arus jika kecepatan arus
tropis).Selain itu, Laevastu dan Hela
melebihi kecepatan renang ikan. Hasil
(1970) menyatakan bahwa suhu di laut
pengukuran kecepatan arus di daerah
mempengaruhi aktivitas metabolisme
penelitian pada saat pasang berkisar antara
maupun pengembangbiakan organisme.

8
0.9 - 0.12 m/dtk.Hasil analisis regresi Lebih jelasnya tentang pengaruh
linear menunjukkan bahwa kecepatan arus faktor oseanografi terhadap hasil
tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan pada saat surut dapat dilihat
tangkapan pada saat pasang.Hal ini pada bagian berikut ini.
dibuktikan dengan nilai P-value kecepatan 4.2.3.1. Suhu
arus saat pasang lebih besar dari 0.05 (P- Hasil penelitian menunjukkan
value > 0.05), dimana P-value kecepatan bahwa suhu pada saat surut berkisar
arus saat pasang sebesar 0.202. antara 27 – 320 C. Laevastu dan Hayes
Selain itu, nilai koefisien regresi (1981) mengatakan bahwa perubahan suhu
kecepatan arus pada saat pasang sebesar - perairan yang sangat kecil (± 0,02°C)
0.5889 atau memiliki nilai negatif dapat menyebabkan perubahan densitas
sehingga antara kecepatan arus dan hasil populasi ikan di suatuperairan (daerah sub
tangkapan memiliki hubungan yang tropis).Selain itu, Laevastu dan Hela
berlawanan arah. Hal ini memberikan arti (1970) menyatakan bahwa suhu di laut
bahwa kenaikan kecepatan arus sebesar 1 mempengaruhi aktivitas metabolisme
(satu) satuan akan menurunkan hasil maupun pengembangbiakan organisme.
tangkapan sebesar 0.5889 satuan. Disamping itu suhu berperan terhadap
Sebaliknya, jika kecepatan arus turun jumlah oksigen (O2) terlarut dalam air.
sebesar 1 (satu) satuan maka hasil Hasil analisis regresi linear
tangkapan akannaik sebesar 0.5889 satuan. menunjukkan bahwa suhu pada saat surut
4.2.3. Hubungan Hasil Tangkapan tidak berpengaruh terhadap hasil
dengan Faktor Oseanografi tangkapan alat tangkap gombang.Hal ini
(Waktu Surut) dibuktikan dengan P-value suhu pada saat
surut lebih besar dari 0.05 (P-value >
Faktor oseanografi yang 0.05), dimana P-value suhu saat sebesar
dihubungkan dengan hasil tangkapan 0.331.
terdiri atas suhu, salinitas dan kecepatan Selain itu, nilai koefisien regresi
arus.Hubungan parameter oseanografi suhu pada saat surut sebesar 0.06701 atau
(suhu, salinitas dan kecepatan arus)dengan memiliki nilai positif sehingga antara suhu
hasil tangkapan pada waktu surut dan hasil tangkapan memiliki hubungan
berdasarkan analisis regresi linier yang searah. Hal ini memberikan arti
berganda membentuk persamaan sebagai bahwa kenaikan suhu sebesar 1 (satu)
berikut: satuan akan menaikkan hasil tangkapan
T = - 6.54 + 0.0670 Suhu + sebesar 0.04775 satuan. Sebaliknya, jika
0.176 Salinitas + 27.4 Kec. Arus suhu turun sebesar 1 (satu) satuan maka
Persamaan di atas menunjukkan hasil tangkapan juga akan turun sebesar
bahwa hubungan parameter lingkungan 0.04775 satuan.
(suhu, salinitas dan kecepatan arus) pada 4.4.3.2. Salinitas
saat pasang dengan hasil tangkapan Hasil penelitian menunjukkan
memberikan interpretasi sangat kuat atau bahwa salinitas di daerah penelitian pada
dengan nilai r sebesar 0.83.Parameter saat surut berkisar antara 26 – 32 %o.Hasil
lingkungan pada saat pasang memberikan analisis regresi linear menunjukkan bahwa
kontribusi sangat besar terhadap hasil salinitas pada saat pasang berpengaruh
tangkapan dengan nilai koefisien signifikan terhadap hasil tangkapan.Hal ini
determinasi atau r2 sebesar 68.4 %.Lebih dibuktikan dengan P-value salinitas pada
jelasnya tentang pengaruh faktor saat surut lebih kecil dari 0.05 (P-value <
oseanografi terhadap hasil tangkapan pada 0.05), dimana P-value salinitas pada saat
saat pasang dapat dilihat pada bagian surut sebesar 0.021.
berikut ini. Selain itu, nilai koefisien regresi
salinitas pada saat surut sebesar 0.17602

9
atau memiliki nilai positif sehingga antara Namun sebagaimana yang
salinitas dan hasil tangkapan memiliki dijelaskan (Romimohtarto, 2002) bahwa
hubungan yang searah. Hal ini suhu air laut dipengaruhi oleh cuaca,
memberikan arti bahwa kenaikan salinitas kedalaman air, gelombang, waktu
sebesar 1 (satu) satuan akan menaikkan pengukuran, pergerakan konveksi,
hasil tangkapan sebesar 0.16306 satuan. upwelling, musim, konvergensi,
Sebaliknya, jika salinitas turun sebesar 1 divergensi, dan kegiatan manusia di sekitar
(satu) satuan maka hasil tangkapan pada perairan tersebut serta besarya intensitas
saat surut juga akan turun sebesar 0.16306 cahaya yang diterima perairan. Walaupun
satuan. suhu yang terdapatdi lokasi penelitian
4.2.3.3. Kecepatan Arus cukup tinggi yaitu 28 – 32 0 C pada saat
Kecepatan arus yang tinggi akan pasang dan 27 –32 0 C pada saat surut,
mempengaruhi daya renang ikan, ikan namun suhu tersebut baik untuk kehidupan
akan terbawa arus jika kecepatan arus ikan sebagaimana dijelaskan oleh bahwa
melebihi kecepatan renang ikan. Hasil suhu yang berkisar antara 27°C - 32°C
pengukuran kecepatan arus di daerah baik untuk kehidupan organisme perairan.
penelitian pada saat surut berkisar antara Berdasarkan analisis regresi yang
0.10 - 0.14 m/dtk.Hasil analisis regresi dilakukan diketahui bahwa suhu pada saat
linear menunjukkan bahwa kecepatan arus pasang maupun pada saat surut tidak
pada saat surut berpengarug signifikan berpengaruh terhadap hasil tangkapan alat
terhadap hasil tangkapan.Hal tersebut tangkap gombang yang dioperasikan
dapat dilihat dari P-value kecepatan arus diperairan Desa Bunsur Kecamatan Sungai
saat surut lebih kecil dari 0.05 (P-value < Apit Kabupaten Siak.
0.05), dimana P-value kecepatan arus saat Salinitas selama penelitianberkisar
surut sebesar 0.002. 26 – 31 ‰ pada saat pasang dan 26 -32 ‰
Selain itu, nilai koefisien regresi pada saat surut.Vernando (2005)
kecepatan arus pada saat surutsebesar menyatakanbahwa toleransi terhadap
27.359 atau memiliki nilai positif sehingga salinitasyang disukai oleh organisme
antara kecepatan arus dan hasil tangkapan perairanlaut sangat bervariasi menurut
pada saat surut memiliki hubungan yang fasedaur hidupnya.Kemudian
searah. Hal ini memberikan arti bahwa dilanjutkanmenurut Sidjabat dalam
kenaikan kecepatan arus sebesar 1 (satu) Sibarani;(2005) umumnya salinitas air
satuan akan menaikkan hasil tangkapan lautberkisar antara 33-37 ‰ dan
sebesar 27.359 satuan. Sebaliknya, jika sangattergantung pada lintang.
kecepatan arus turun sebesar 1 (satu) MenurutNyebakken (1992), bahwa
satuan maka hasil tangkapan juga salinitasmerupakan faktor yang
akanturun sebesar 27.359 satuan. sangatpenting memberikan
4.2.4. Perbandingan Hubungan Hasil kemampuankepada organisme dalam
Tangkapan dengan Faktor beradaptasidengan lingkungannya.
Oseanografi (Waktu Pasang Berdasarkan analisis regresi yang
dan Waktu Surut) dilakukan diketahui bahwa salinitas pada
saat pasang maupun pada saat surut
Secara keseluruhan suhu perairan di memberikan pengaruh secara signifikan
lokasi penelitian tidak mengalami terhadap hasil tangkapan alat tangkap
perbedaan yang mencolok dan masih gombang yang dioperasikan diperairan
mendukung untuk berjalannya aktifitas Desa Bunsur Kecamatan Sungai Apit
organisme perairan.Ini disebabkan karena Kabupaten Siak.Artinya nilai salinitas
jumlah panas yang diterima dari sinar tersebut sudah sesuai dengan organisme
matahari merata disepanjang perairan. laut yang menjadi sasaran alat tangkap
gombang.

10
Kecepatan arus selama penelitian ini berkaitan dengan bukaan mulut
berkisar 0.9 – 0.12 m/detik pada saat gombang, dimana pada saat surut arus
pasang dan 0.10 – 0.14 m/detik pada saat lebih kuat dibandingkan saat pasang, maka
surut.Kecepatan arus padasaat surut lebih bukaan mulut gombang pada saat surut
tinggi dibandingkan dengan kecepatan akan terbuka lebih lebar dibandingkan saat
arus pada saat pasang.Perbedaan arus pada pasang. Sehingga bukaan mulut gombang
saat pasang dan saat surut disebabkan oleh yang lebih lebar akan memungkinkan ikan
daya tarik bumi. Hal tersebut sesuai atau udang lebih banyak yang
dengan pendapat Sidiq (2015) yang terperangkap.
menyatakan bahwa biasanyakecepatan Hal ini sesuai dengan pendapat
arus pada saar surut lebihbesar karena Tirtagaya (1981) yang menyatakan bahwa
adanya pengaruh gayatarik bumi yang gombang adalah alat penangkapan statis
menarik aliran air kedaerah yang lebih yang menetap di suatu perairan.Pada
dalam. Sedangkanpada waktu pasang air prinsipnya pengoperasian gombang adalah
bergerakmenuju daerah yang lebih memanfaatkan kecepatan arus pasang dan
dangkal. surut. Adanyadorongan arus yang kuat
Perbedaan arus khususnya untuk menyebabkan mulut gombang akan
alat tangkap gombang memberikan terbuka dengan sempurna.
pengaruh terhadap hasil tangkapan.Hal Sama halnya dengan pendapat
tersebutdikemukakan oleh Johan (1986), mengemukakan bahwa
Dwiponggodalam Vernando (2005) bahwa pengoperasian gombang yang
jenis-jenisikan tertentu akan menggunakan panjang sayap 9,5 m
bergerakmengikuti arus yaitu pada memberikan hasil tangkapan yang lebih
waktupasang naik ikan-ikan akan baik dari panjang 8,5 m dan 7,5 m. Hal ini
bergerakkearah pantai mengikuti arus di perkirakan adanya keseimbangan antara
pasangdan kemudian bergerak kearah sayap dengan badan gombang, sehingga
lautmengikuti arus surut, akan menyebabkan mulut gombang
sedangkanbeberapa jenis ikan lainya terbuka maksimal memungkinkan air yang
akanmengadakan perpindahan masuk akan terjaring lebih banyak.
yangdipengaruhi oleh musim Dengan terbukanya mulut gombang maka
(gelombang,salinitas dan suhu). ikan dan udang dapat dengan leluasa
MenurutPanjaitan (2000) arus masuk ke dalam mulut gombang.
dengankecepatan melebihi kecepatan Begitu juga dengan pendapat
dayarenang ikan akan menghanyutkanikan Syofyan (1999) yang mengatakan bahwa
tersebut. alat tangkap gombang tidak spesifik untuk
Berdasarkan analisis regresi yang satu jenis sasaran penangkapan
dilakukan diketahui bahwa kecepatan arus saja.Diketahui dari hasil tangkapan yang
pada saat pasang tidak berpengaruh bermacam-macam jenis dari ikan-ikan
terhadap hasil tangkapan kecil sampai sedang dan udang.Salah satu
gombang.Sedangkan, kecepatan arus pada faktor lingkungan yang sangat
saat surut berpengaruh signifikan terhadap mempengaruhi hasil tangkapan ikan
hasil tangkapan alat tangkap gombang dengan alat tangkap Gombang adalah
yang dioperasikan diperairan Desa Bunsur kecepatan arus, semakin bertambahnya
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten kecepatan arus maka hasil tangkapan
Siak.Sebab, kecepatan arus lebih tinggi Gombang semakin bertambah.
terjadi pada saat surut dibandingkan 4.2.5. Daerah Potensial Pengoperasian
dengan pada saat pasang.Hal ini Alat Tangkap Gombang
memberikan gambaran bahwa kecepatan
arus yang lebih tinggi lebih berpotensi Berdasarkan analisis terhadap
untuk meningkatkan hasil tangkapan.Hal daerah pengoperasian Alat Tangkap

11
Tangkap Gombang, Khususnya DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan data Suhu, Salinitas dan
Kecepatan Arus optimum, maka kondisi Alawi Etal. 1996. Pengantar Ilmu
perairan yang dikatakan berpotensi sebagai Kelautan. Fakultas Perikanan
daerah pengoperasian alat Tangkap Universitas Riau. Pekan Baru.
Gombang berada pada Suhu 29 – 32 0C, 125 hal (tidak diterbitkan)
Salinitas 28 – 32 %o, dan Kecepatan Arus
Ayodhyoa, 1981.Fishing Methods Diktat
berkisar antara 0.10 – 0.14 m/dtk
Kuliah Ilmu Tehnik Penangkapan
Yamaha dengan ukuran 15 Pk.
Ikan.Bagian Penangkapan.
Kedalaman pengoperasian alat tangkap
Fakultas Perikanan IPB. Bogor.
bubu lipat berkisar antara 17-21 meter.
Birowo, S. 1991. Pengantar Oseanografi,
V. KESIMPULAN DAN SARAN Pusat Penelitian dan
5.1. Kesimpulan
Pengembangan Oseanologi. LIPI,
Berdasarkan analisis dan
Jakarta.
pengukuran faktor oseanografi yang
dilakukan, disimpulkan bahwa ketiga Duxbury, B, Duxbury, C and Sverdrup, A.,
parameter lingkungan ( Suhu, Salinitas, 2000. Fundamental of
dan Kecepatan Arus ), tidak memberikan Oceanography 4th Ed. Mc Grand
pengaruh yang kuat terhadap hasil Hill Hinger Education.The Mc
tangkapan pada saat pasang, sedangkan Graw Hill.Companies. USA. 344
kecepatan Arus berpengaruh signifikan hal.
pada saat surut.
Berdasarkan hasil penelitian dan Emeri dan Picard., 1998. Description
pengamatan terhadap kondisi Oseonografi Physical Oceanographic and
peraian, perubahan Suhu tidak begitu Introduction.Pergamon press.244
mempengaruhi hasil tangkapan alat hal.
Tangkap Gombang.Sedangkan salinitas
berpengaruh terhadap hasil Gunarso, W. 1985.Tingkah Laku Ikan
tangkapan.Kecepatan arus hanya dalam Hubungannya Dengan Alat
berpengaruh pada saat surut, namun pada Tangkap, Metode Dan Teknik
saat pasang tidak memberikan pengaruh Penangkapan. Jurusan
terhadap jumlah hasil tangkapan alat Pemanfaatan Sumberdaya
tangkap gombang. Parairan. Fakultas Perikanan
1.2. Saran Institut Pertanian Bogor 149 hal.
Perlunya dilakukan penelitian Halim, M.H. 1977. Suatu Penelitian
lanjutan tantang hubungan faktor Tentang Perikanan Togok Di
Oseonografi ( suhu, salinitas dan Perairan Concong Luar
kecepatan arus ) terhadap hasil tangkapan Kabupaten Indragiri Hilir
alat tangkap Gombang sehingga Provinsi Riau, Tesis. Fakultas
memberikan informasi yang diperlukan Perikanan Universitas Riau.
untuk mengetehui daerah yang sangat
Pekanbaru (tidak diterbitkan).
potensial dalam pengoperasian alat
tangkap gombang. Dan saya Harahap,1999.Teknologi Pengolahan
berharapkepada pemerintah atau instansi- Limbah. Bahan Kuliah
instansi terkait dalam memberikan bantuan TPL,Faultas Perikanan Institut
kepada nelayan secara merata. Pertanian Bogor. Bogor. 17 Hal.
Leavestu, T dan M. H. Hayes,1981.
Fisheries Oseanography New
Ocean Enveromental
12
services.Fishing news (Books) Romimohtarto, K.Juwana, S.2005. Biologi
Ltd 238p. Laut. Ilmu Tentang Bilogi Laut.
Penerbit Djamban, Jakarta.540
Mangoendjoyo, S. 1965. Catatan Sebagai hal.
Kesimpulan Penyelidikan
Penangkapan Udang Dengan Sibarani, N. M. 2005. AnalisisDaerah
Trawl Di Beberapaperairan Pengoperasian Gillnet di Perairan
Indonesia. Laporan Simposium pantaiKelurahan Sibolga
Udang II. Jakarta. 28 hal. IlirKecamatan Sibolga UtaraKota
Sibolga ProvinsiSumatera
Mulyadi, S. 2007. Ekonomi Kelautan. Utara.Skripsi.Fakultas Perikanan
Jakarta: PT Raja Grafindo dan IlmuKelautan Universitas
Persada. 224 hal. Riau, Pekanbaru.48 hal (tidak
diterbitkan).
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut:Suatu
Pendekatan Ekologis. Sidiq, H. A. 2015. Pengaruh Parameter
Terjemahan: H. M. Eidman, Lingkungan Terhadap Hasil
Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Tangkapan Gill Net diKorong
Hutomo dan S. Sukardjo. Manggopoh Dalam Nagari
Gramedia, Jakarta. 456 hal. Ulakan Kecamatan Ulakan
TapakisKabupaten Padang
Panjaitan, M. 2000. Studi Tentang Light
Pariaman Provinsi Sumatera
Fishing pada Purse Seins di
Barat.Skripsi.Fakultas Perikanan
Perairan Sibolga Sumatera Utara.
dan Ilmu Kelautan Universitas
Lembaga Penelitian UR.
Riau.
Pekanbaru.60 hal.
ab,T.1985.Prinsip Dasar Fisio
Behavioristik Ikan.Yayasan
Abdurrab,Pekanbaru. 1949 hal.

13

Anda mungkin juga menyukai