Anda di halaman 1dari 2

NAMA : WAODE VELYA LEONA PUTRI IDRUS

NPM : 230110190119
KELAS : PERIKANAN C
JUDUL : RESUME JURNAL OSEANOGRAFI

Manfaat Oseanografi Bagi Kegiatan Perikanan


Manfaat Oseanografi terhadap kegiatan perikanan penting bagi kita untuk dapat menentukan distribusi ikan,
migrasi ikan, reproduksi ikan, penentuan daerah penangkapan ikan, penggunaan alat penangkap ikan dan
metode penangkapan ikan dengan besarnya cakupan yang ada pada ilmu oceanografi berupa fisika, biologi,
kimia, dan geologi yang dipadukan dengan ilmu perikanan oleh karena itu oceanografi perikanan penting
untuk dipelajari sehingga proses kegiatan perikanan dapat berjalan dengan baik sehingga tidak saja
meningkatkan hasil dari penangkapan ikan tersebut, tetapi juga memberikan kita informasi kapan saja
waktu yang tepat untuk melakukan penangkapan ikan.

Parameter Oseanografi
Pada Jurnal ANALISIS KETERKAITAN PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP UPAYA PENANGKAPAN IKAN
TENGGIRI (Scomberomorus comerson) YANG DIDARATKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON, Penelitian pada
jurnal ini dilakukan pada rentan sekitar bulan Januari – Juli 2019, yang mana lokasi penelitian nya berada di
perairan Cirebon dan Pelabuhan Perikanan Kejawanan. Metode yang digunakan dalam penelitian jurnal ini
adalah metode survey, adapun parameter yang diambil dalam menentukan penelitian ini yaitu meliputi data
SPL, dan Klorofil-a. serta metode pengumpulan data dalam penelitian jurnal ini yaitu menggunakan metode
pengumpulan data sekunder. Data sekunder ini merupakan data-data penggambaran citra satelit untuk
kondisi oseanografi serta pendaratan ikan yang berasal melalui pelabuhan perikanan nusantara Kejawanan.
Apabila pembaca lihat dari seluruh bulan, dapat disimpulkan bahwa nilai SPL cenderung lebih tinggi pada
wilayah pesisir, dimana air mempunyai daya muat panas yang jauh lebih tebal dari pada daratan. Dimana
daratan tidak mempunyai kapasitas yang sama seperti air dalam kemampuannya menyimpan panas, yang
menyebabkan daratan bereaksi lebih cepat untuk menjadi panas ketika menerima radiasi matahari daripada
lautan.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis klorofil-a, menunjukan bahwa disetiap bulan di wilayah Laut Jawa
khususnya sepanjang daerah pesisir pantai kaya akan kandungan zat hara karena tempat bermuaranya
sungai-sungai besar yang membawa zat hara dari daratan ke wilayah perairan laut.
Fitoplankton dapat hidup sehat dan subur dalam pertumbuhan pada kondisi perairan disekitar muara sungai
atau di perairan lepas pantai khususnya saat terjadi upwelling. Perairan laut jawa merupakan perairan yang
cukup dangkal dengan kedalaman sekitar 40 meter, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor oseanografi
lautan sangat berpengaruh signifikan terhadap besarnya volume ikan pada lautan tersebut.
Pada Jurnal KARAKTERISTIK SPASIAL TEMPORAL KONDISI OSEANOGRAFI LAUT BANDA DAN
HUBUNGANNYA DENGAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN, dengan koordinat 2,50 - 90 LS; 1260 –
131,50 BT. Dalam penelitian ini data yang digunakan oleh peneliti adalah parameter oseanografi fisik
dengan parameter suhu, salinitas dan arus. Yang mana Parameter fisik oseanografi dapat diperoleh dari data
perata-rataan bulanan keluaran model INDESO 3 dimensi dengan resolusi spasial 1/12 derajat.
Dalam menentukan karakteristik oseanografi fisik seperti suhu, salinitas, dan arus menunjukkan hubungan
dengan peningkatan hasil tangkapan ikan. Hal ini sebagaimana halnya dengan distribusi SPL, pola distribusi
salinitas yang berada di Laut Banda sangat dipengaruhi oleh system monsun. Parameter yang juga tidak
kalah pentingnya adalah arus yang pada alaminya dibangkitkan oleh angin. Hasil perata-rataan arus total di
Laut Banda selama tahun 2015. Fluktuasi hasil tagkapan tersebut ternyata sangat dipengaruhi oleh pola
monsun yang terjadi di Laut Banda sehingga dapat mempengaruhi kondisi oseanogafi fisiknya. Namun
sebagai parameter kunci dalam menetukan pola keberadaan sumberdaya perikanan. Berdasarkan data ikan
tuna tertangkap pada kisaran suhu 16-180C, salinitas 34-34,5 PSU, arus 0,1-0,05 m/s pada kedalaman >
200 m; ikan tongkol tertangkap pada kisaran suhu 26-280C, salinitas 34-34,5 PSU, arus 0,1-0,05 m/s pada
kedalaman < 100 m; dan ikan cakalang tertangkap pada kisaran suhu 29-310C, salinitas 31-33 PSU, arus
0,15-0,30 m/s pada kedalaman < 100 m. Kondisi oseanografi fisik Laut Banda pada kedalaman < 100 dan >
200 m, selama tahun 2015 menunjukkan pola peningkatan hasil tangkapan pada setiap musim. Peningkatan
tertinggi pada musim peralihan II (September - November) dan barat (Desember - Februari) sedangkan
pada musim peralihan I (Maret - Mei) dan timur (Juni - Agustus) mengalami penurunan.

Anda mungkin juga menyukai