Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan 4.

PARAMETER OSEANOGRAFI
TERHADAP PERIKANAN
Harynato Asri, S.Kel., M.Si.
082293351492
haryantoasri22@gmail.com
❑ Kebutuhan protein dari laut saat ini
semakin meningkat, seiring dengan
pertambahan penduduk yang meningkat
secara drastis dalam 60 tahun terakhir.
❑ Sumber protein laut untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat saat ini
mengalami penurunan setiap tahunnya
❑ Pertumbuhan penduduk akan
mendorong peningkatan pemanfaatan
sumber daya, kerusakan habitat dan
menurunnya kesempatan berusaha bagi
masyarakat.
❑ Terkait dengan hal tersebut, kegiatan
eksplorasi sumber protein seperti ikan
tangkapan, merupakan upaya yang
harus dilakukan secara berkala.
❑ Kegiatan eksplorasi tersebut dapat
dilakukan antara lain dengan
pengamatan mengenai kondisi perairan
itu sendiri.
❑ Hal-hal yang berhubungan dengan
kondisi perairan laut adalah parameter
oseanografi itu sendiri, antara lain suhu,
salinitas, gelombang, pH, arus, dan
klorofil-a (Arifin, 2014).
❑ Menurut Gaol & Sadhotomo (2007),
distribusi dan kelimpahan sumber daya
hayati di suatu perairan, tidak terlepas dari
kondisi dan variasi parameter oseanografi.
❑ Oleh karena itu, informasi yang lengkap dan
akurat tentang karakter oseanografi suatu
perairan sangat diperlukan untuk tujuan
pengelolaan sumber daya perairan secara
berkelanjutan.
❑ Hal itu merupakan salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk membantu mengatasi
masalah global yang ada.
❑ Berbagai macam pengamatan telah
dilakukan terhadap parameter
oseanografi yang berhubungan dengan
distribusi perikanan.
❑ Beberapa penelitian terkait pengaruh
variabilitas lingkungan perairan sudah
dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak pengolahan data
tertentu, seperti Ocean Data View
(ODV), yang merupakan salah satu
program perangkat lunak yang dapat
mengolah data suhu maupun lainnya
untuk mengetahui sebarannya secara
vertikal maupun horizontal.
❑ Berbagai macam metode penelitian tersebut
menghasilkan informasi terkait dengan
hubungan parameter oseanografi dan
distribusi ikan tangkapan.
❑ Menurut Gaol dan Sadathomo (2007) pada
penelitiannya menggunakan metode spasial
dengan perangkat lunak ODV untuk
mengetahui menganalisis data oseanografi di
Laut Jawa.
❑ Hasil ini dapat berguna dalam penentuan
fishing ground (daerah penangkapan ikan)
yang setiap waktu berubah.
❑ Dalam melakukan penangkapan ikan, informasi
daerah penangkapan ikan sangatlah penting, agar
efisiensi dan efektifitas penangkapan dapat
ditingkatkan.
❑ Informasi daerah penangkapan dapat diperoleh
melalui parameter oseanografi.
❑ Salah satu alternatif yang menawarkan solusi
terbaik dalam menentukan daerah penangkapan
ikan adalah dengan mengkombinasikan
kemampuan SIG dan penginderaan jauh.
❑ SIG adalah alat dengan sistem komputer yang
digunakan untuk memetakan kondisi dan peristiwa
yang terjadi di muka bumi, sehingga jangkauan
perairan yang ingin dikaji akan lebih luas daripada
melakukan pengamatan langsung.
❑ Namun, kekurangan dari analisis penginderaan
jauh ini adalah keakuratan data, meskipun hanya
beberapa persen saja.
Parameter Oseanografi yang Mempengaruhi
Distribusi Ikan Tangkap
❑ Hubungan antara ikan yang menjadi tujuan
penangkapan dengan lingkungan perairan bersifat
komplek, sehingga perlu dikaji secara
berkelanjutan.
❑ Parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap
kehidupan ikan dapat berupa parameter fisik, kimia
dan biologi.
❑ Diantara ketiga parameter tersebut yang mudah
diamati adalah parameter fisik berupa suhu, arus,
angin dan gelombang.
❑ Parameter lingkungan tersebut akan mempengaruhi
penyebaran ikan, migrasi, agregrasi
(penggerombolan), pemijahan dan persediaan
makanan serta tingkah laku ikan (Setyohadi, 2011).
❑ Pola kehidupan ikan tidak dapat dipisahkan
dengan berbagai kondisi lingkungan.
❑ Fluktuasi keadaan lingkungan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap periode
migrasi musiman, serta keberadaan ikan di
suatu tempat (Edmondri, 1999).
❑ Pada tahapan migrasi/penyebaran ikan
pelagis sangat dipengaruhi oleh kondisi
kekinian oseanografis setempat, misalnya
suhu, salinitas, arus permukaan, oksigen
terlarut, dan faktor oseanografis lainnya
(Edmondri, 1999)
❑ Menurut Adnan (2010), parameter oseanografi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap variabilitas hasil tangkapan ikan, seperti klorofil-a dan suhu permukaan laut, karena suhu
sangat berpengaruh terhadap metabolisme ikan secara biologis.
❑ Dilihat dari pengaruh fisikanya, suhu permukaan dapat menyebabkan upwelling, yang membawa
nutrien ke permukaan dan menjadikan tempat feeding ground bagi ikan, sementara klorofil-a
merupakan indikator adanya produktivitas primer bagi ikan, khususnya ikan pelagis.
Suhu Permukaan Laut
❑ Suhu permukaan laut (SPL) merupakan salah
satu parameter yang penting untuk mempelajari
variasi musim, fenomena iklim seperti El Nino
❑ Suhu permukaan laut (SPL) merupakan salah
satu parameter oseanografi yang mencirikan
massa air di lautan dan berhubungan dengan
keadaan lapisan air laut yang terdapat di
bawahnya, sehingga dapat digunakan dalam
menganalisis fenomena yang terjadi di lautan.
❑ Suhu adalah faktor penting bagi kehidupan
organisme di laut yang dapat memengaruhi
aktivitas metabolisme maupun perkembangan,
selain menjadi indikator fenomena perubahan
iklim
Klorofil-a
❑ Klorofil-a adalah salah satu tipe klorofil yang paling
umum yang terdapat pada tumbuhan.
❑ Klorofil-a digunakan untuk mengetahui keberadaan
fitoplankton dalam air.
❑ Fitoplakton adalah tumbuhan berukuran sangat
kecil dan hidupnya terapung atau melayang-layang
dalam kolom perairan, sehingga pergerakannya
dipengaruhi oleh pergerakan air laut (Odum, 1971).
❑ Fitoplankton yang berada pada lapisan cahaya
(fotik) mengandung klorofil-a yang berguna untuk
fotosintesis.
❑ Klorofil-a mampu menyerap cahaya biru dan hijau,
sehingga keberadaan fitoplankton dapat dideteksi
berdasarkan kemampuan klorofil-a tersebut
Arus
❑ Menurut Wibisono (2005), arus merupakan
parameter yang sangat penting dalam
lingkungan laut dan berpengaruh secara
langsung maupun tidak langsung terhadap
lingkungan laut dan biota yang hidup
didalamnya, termasuk menentukan pola
migrasi ikan.
❑ Arus di laut dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satu di antaranya adalah angin muson.
❑ Selain itu, dipengaruhi juga oleh faktor suhu
permukaan laut yang selalu berubah-ubah.
Distribusi Ikan Tangkap
❑ Nontji (2005) menyatakan bahwa
keberadaan ikan pelagis, seperti ikan
tembang dan ikan selar sedikit banyak
dipengaruhi oleh keberadaan plankton
sebagai makanan utama.
❑ Ikan pelagis merupakan ikan yang selalu
melakukan migrasi untuk mencari makan
maupun untuk melakukan pemijahan.
❑ Untuk itulah secara tidak langsung kondisi
alam berpengaruh terhadap banyaknya
ikan-ikan pelagis yang tertangkap (hasil
tangkapan) oleh nelayan (Ridha et al.,
2013).
❑ Berdasarkan dari penentuan sebaran
suhu permukaan laut yang digabungkan
dengan sebaran klorofil-a dan
variabilitas hasil tangkapan ikan, maka
daerah yang diduga merupakan daerah
potensi penangkapan ikan pelagis
adalah daerah yang mempunyai suhu
optimum dan mempunyai kandungan
klorofil-a yang tinggi sebagai indikator
kesuburan perairan kemudian divalidasi
dengan daerah operasi penangkapan
ikan oleh nelayan

Peta ini dibuat didasarkan pada analisa data satelit


Aqua/Terra MODIS, serta data angin dan gelombang
dari BMKG pada setiap waktu
❑ Pengaruh karakteristik oseanografi di
perairan Indonesia menunjukkan adanya
hubungan dengan pola distribusi ikan,
khususnya ikan pelagis.
❑ SPL (suhu permukaan laut) dan klorofil-a
adalah parameter yang paling berpengaruh,
meskipun ada beberapa parameter lainnya
tergantung dengan kondisi perairan tersebut.
❑ Adapun karakteristik perairan yang
membedakan adalah dengan adanya
pengaruh musim barat, musim timur,
ataupun musim peralihan.
❑ Hal ini, perlu dikaji secara berkelanjutan
untuk menentukan daerah potensi
penangkapan bagi nelayan.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai