Anda di halaman 1dari 16

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oseanogarfi perikanan adalah ilmu yang mempelajari tentang lautan.

Oseanografi merupakan ilmu yang memadukan ilmu-ilmu lain, seperti ilmu fisika

(physics) yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang,

pasang surut dan temperatur air laut, kimia (chemistry), yang mempelajari

masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir. Saat ini oseanografi

merupakan suatu sumber penelitian yang aktif dan berkembang yang menyebardi

seluruh dunia mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan klorofil-a,

untuk mengetahui hubungan keterkaitan antara keberadaan Klorofil-a dengan

sebaran ikan.

Klorofil-a adalah senayawa kompleks antara magnesium dengan porfirin

yang mengandung cincin siklopentanon. Klorofil-a merupakan pigmen yang

mampu melakukan fotosintesis dan terdapat diseluruh organisme fitoplankton.

Teluk Bone merupakan cekungan yang terletak diantara dua lengan pulau

Sulawesi yang lengan selatan dan lengan tenggara. Bagian utara teluk bone

dibatasi oleh bagian tengah Sulawesi, sementara dibagian selatan dibatasi oleh

laut flores. Teluk bone dibatasi oleh lengan selatan Sulawesi dibagian barat dan

bagian timur dibatasi oleh tenggara Sulawesi. Daerah teluk bone ini dibagi

tinggian yaitu sub cekungan Bulupulu, sub cekungan padamarang, sub cekungan

kabanea, tinggian bonerat, sub cekungan liang-liang, sub cekungan tulang dan

tinggian kabanea.
2

B. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktek oseanografi perikanan ini adalah untuk

mengetahui konsentrasi sebaran dan nilai kandungan klorofil-a di laut Sulawesi

menggunakan citra Aqua-Modis, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi perbedaan klorofil-a di teluk bone menggunakan citra Aqua-Modis

Adapun manfaat dari praktek Oseanografi Perikanan yaitu agar

mahasiswa(i) dapat mengetahui konsentrasi sebaran dan nilai kandungan klorofil

a di laut Sulawesi menggunakan citra Aqua-Modis, serta agar mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi perbedaan klorofil-a di teluk bone menggunakan citra

Aqua-Modis
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klorofil-a

Klorofil-a merupakan pigmen fitoplankton yang berperan dalam proses

fotosintesis. Deteksi konsentrasi klorofil-a melalui satelit hanya dapat menduga

konsentrasi klorofil-a permukaan dan bukan produktivitas primer. Produktivitas

primer dapat berlangsung sampai kedalaman kompensasi atau kedalaman dimana

intensitas cahaya tinggal 1% dari intensitas cahaya permukaan. Penelitian ini

bertujuan untuk mencari hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan

produktivitas primer sehingga konsentrasi klorofil-a dapat digunakan untuk

menduga produktivitas primer. Analisis regresi linier dilakukan terhadap model

hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan produktivitas primer. Persamaan

hubugan antara konsentrasi klorofil dengan produktivitas primer 22.746 + 95.536

dengan (R²) = 0.66 dimana produktivitas primer dan konsentrasi klorofil-a rata-

rata di seluruh kolom perairan. Hasil persamaan tersebut dapat diaplikasikan

untuk citra satelit sehingga dapat membantu dalam memonitoring kondisi kualitas

perairan (Mulkan, 2017).

Klorofil-a adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan yang

mempunyai peranan penting dalam berlangsungnya proses fotosintesis di perairan

yang dapat digunakan sebagai indikator banyak atau tidaknya ikan di suatu

wilayah dari gambaran siklus rantai makanan yang terjadi di lautan (Efendi,

2012).
4

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Klorofil-a

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a di perairan

sekitar Muara Sungai Lumpur yaitu aktivitas aktivitas manusia seperti limbah

rumah tangga, kegiatan perkebunan, sarana transportasi serta banyaknya daerah

tambak di sekitar perairan Muara Sungai Lumpur. Meningkatnya penggunaan

perairan sebagai sarana berbagai aktifitas masyarakat yang terjadi di perairan

sekitar Muara Sungai Lumpur secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan

fitoplankton yang tercermin pada konsentrasi klorofil-a perairan di Muara Sungai

Lumpur (Franky, 2017).

1. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor pembatas terhadap ikan-ikan atau biota

akuatik. Suhu dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan berperan

secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen kualitas air

lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Temperatur air mengendalikan spawning

dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau menghambat pertumbuhan

dan perkembangan, menyebabkan air menjadi panas atau dingin sekali secara

mendadak. Temperatur air juga mempengaruhi berbagai macam reaksi fisika dan

kimiawi di dalam lingkungan akuatik (Sovisa, 2009).

Menurut Ghufran (2007), suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme

organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan air

tawar dibatasi oleh suhu di perairan tersebut. Secara umum laju pertumbuhan

meningkat seiring dengan kenaikan suhu, karena dapat menekan kehidupan hewan

budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhunya sampai

ekstrim (drastis).Suhu air dapat mempengaruhi biota air secara langsung maupun
5

tidak langsung, yaitu melalui pengaruhnya terhadap kelarutan oksigen dalam air.

2. Arus

Arus laut adalah proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan

perpindahan horizontal dan vertikal massa air laut tersebut yang terjadi secara

terus . Pergerakan massa air ini ditimbulkan oleh beberapa gaya sehingga Ybahwa

sinyal arus yang merupakan resultan dari berbagai sinyal yang mempunyai

frekuensi terstentu yang dibangkitkan oleh beberapa gaya yang berbeda-beda. arus

merupakan gerakan air yang terjadi pada seluruh lautan di dunia

     Menurut Gross (1990), terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor

utama, yaitu faktor internal dan faktor internal. Faktor internal seperti perbedaan

densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan

faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh

tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi,

gaya tektonik dan angin.

   Perairan Indonesia secara tetap diisi oleh massa air Samudra Pasifik. Hal

ini terjadi bukan hanya karena wilayah Indonesia lebih terbuka terhadap

Samudera Pasifik tetapi juga karena kondisi dinamika permukaan laut. Ketinggian

permukaan laut di bagian barat samudra pasifik lebih tinggi dibandingkan dengan

wilayah di selatan Jawa sepanjang tahun, sehingga terbentuk gradien tekanan dari

samudra pasifik ke samudera Hindia (Wyrtki, 1961)

3. Salinitas

Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam

gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur

salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan
6

meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). garam ion klorida

pada 1 kg air laut jika semua halogen digantikan kandungan oleh klorida.

Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan

klorida (Kurniawan et.al, 2008).

  Menurut Andrianto, 2005. Salinitas merupakan salah satu parameter

lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan secara langsung akan

mempengaruhi kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju

pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan

daya kelangsungan hidup.

4. pH

pH adalah cerminan dan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion

hidrogen menggunakan rumus umum pH=-log (H+). Air murni terdiri dari ion H+

dan OH- dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa. Makin banyak ion

OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan demikian

disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah pH dan

cairan tersebut bersifat asam (Andayani, 2005).

    
7

C. Citra Aqua Modis

Aqua MODIS adalah sensor satelit yang mampu melakukan observasi

terhadap fenomena yang terjadi di permukaan bumi termasuk di permukaan laut.

Salah satunya yang paling banyak digunakan adalah sensor satelit MODIS.

MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) adalah

spektroradiometer pasif dengan 490 detektor yang disusun dalam 36 spektrum

panjang gelombang yang terbagi dalam spektrum infra merah dan cahaya tampak.

Sistem sensor ini terpasang pada satelit EOS (Earth Observing System) jenis

Terra yang diluncurkan pada Desember 1999 dan Aqua yang diluncurkan pada

Mei 2002. Satelit EOS Terra mengorbit dari utara ke selatan melewati garis

equator pada pagi hari, sedangkan satelit EOS Aqua mengorbit dari selatan ke

utara melewati equator pada sore harinya (Xiong, 2005 dalam Kusuma, 2008).

MODIS merupakan sensor yang dimaksudkan untuk menyediakan data

darat, laut dan atmosfer secara berkesinambungan. MODIS juga merupakan satelit

yang memiliki time series harian, jadi baik apabila digunakan untuk pengamatan

daerah penelitian . Sensor MODIS terpasang pada satelit Terra dan Aqua. Citra

yang dihasilkan memiliki tiga resolusi spasial yaitu 250 meter, 500 meter dan

1000 meter. Dengan total karakteristik panjang gelombang 36 buah saluran dan 12

bit kepekaan radiometrik (Dicky et_alz., 2012).


8

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Adapun praktek Oseanografi Perikanan dilaksanakan pada hari Sabtu


tanggal 23 November 2019 pada pukul 08:30 – 13:30 WITA di Warkop 46 Jl.
Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana, Kambu, Kec. Kambu, Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktek dapat dilihat
pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Kegunaan
1. Alat
- Laptop hp intel inside Untuk mendownload dan mengolah data citra
- Buku Untuk mencatat prosedur kerja pada saat praktek
- Folpen Sebagai media alat tulis
- Aplikasi SeaDass Untuk mengolah data citra
2. Bahan
- Citra Aqua-Modis
Akusisi bulan April

C. Prosedur Kerja

Perekaman data didapatkan dengan cara mendownload dari situs NASA.

Perekaman data yang dimaksud di sini adalah proses input data Oseanografi.

Perekaman data status perairan WPP 713 yang telah didapat diolah dengan

melalui beberapa tahap. Data yang dipakai dalam prosesing ini ialah data level 2

dari satelit aqua modis. Data ini dapat diakses melalui situs NASA di

http://oceancolor.gsfc.nasa.gov. setelah masuk kedalam home page dari website

Oceancolor, pilih level 1 dan 2 browser pada kolom data acces. Dari tampilan

tersebut maka kita pilih bulan july dari data yang diinginkan, lalu klik pada data.
9

Untuk data klorofil dipilih data dengan dengan kode Aˣˣˣ.L2_LAC, kemudian

mulai proses download.

Pada tahap pengolahan data, tahap awal merupakan tahap yang sangat

menentukan. Pada saat melakukan pengolahan dengan menggunakan software ini,

hal ini yang harus perlu diperhatikan sebelum membuka gambar adalah data harus

berformat sebagai file. Kemudian data dibuka, data diolah dengan menggunakan

SeaDAS 7.5.3 untuk membuka kenampakan data yang diperoleh. Output citra

berformat png. Data lain hasil output seaDAS 7.5.3 yaitu data ASCII berstatus

“A200936050500.L2_LAC.x_Mapped_-_chlor_a.asc.”. data ini adalah data nilai

konsentrasi klorofil-a pada setiap titik koordinat longitude dan latitude berikut

proses pengolahan citra pada seaDAS 7.5.3. langkah-langkah nya yaitu:

- Membuka terminal, mengetik seadas-em

- Memilih display

- Tampil please select aa file for reading

- Mencari file yang akan diolah, tekan OK

- Tampil product selection for MODIS file

- Memilih chlor_a pada select one or many products, dan select quality level,

tekan load.

- Membuka menu utama pilih ultilities, data manipulation, map projection

- tampil projection funcition

- Memilih data yang akan diolah pada selection list, klik lagi pada data yang

akan diolah pada selected for projection, pada projection pilih transvers

Mercator tekan go.

- Mengembalikan ke band list selection, pilih mapped-chlor_a, tekan display


10

- Tampilan citra, atur sesuai kebutuhan.

- Memilih function, output, asch.

- Tampil output asch file, tekan setup.

- Memilih longitude, latitude, dan geophys data lalu tekan write file.

- kembali ke tampilan display.

- Memilih function, output, display.

- tampil output setup, tekan go-ok.

- data yang diambil adalah yang telah diolah menjadi format *.png dan *.esc,

tersimpan pada folder rools home pada desktop.

- untuk mencopy file*.esc dan *.png dari folder rools home ke folder shared

yaitu pada terminal seades ketik Is untuk mengetahui semua file-file yang ada

di folder rools home, lalu ketik cp<spasi>nama file <spasi> directory tujuan,

tekan enter.

- Menutup seades.

- Membuka file *png menggunakan Microsoft Office Manager, klik file, export,

klik OK.
11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Lokasi Umum

B. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang telah dilakukan dari praktek oseanografi perikanan

dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Praktek Oseanografi Perikanan


Tanggal/
No Bulan CLH-A mg/m³
Maximu
    Minimum m Rata-rata
1 01-Apr 0,91 3 0,91
2 02-Apr 1,14 2,83 1,97
3 03-Apr 1,15 2,99 1,95
4 04-Apr 1,10 2,62 1,7
5 05-Apr 1,17 1,85 2,98
6 06-Apr 1,10 2,59 1,68
7 07-Apr 1,11 2,11 1,88
8 08-Apr 1,08 1,92 1,17
9 09-Apr 1,08 1,92 1,75
10 10-Apr 1,13 1,6 1,78
11 11-Apr 1,15 1,96 1,21
12 12-Apr 1,11 1,21 2,8
13 13-Apr 1,15 2,72 1,31
14 14-Apr 1,80 1,13 2,78
15 15-Apr 0,13 0,75 0,92
16 16-Apr 0,12 2,75 1,73
17 17-Apr 1,13 2 1,8
18 18-Apr 1,13 1,91 1,65
19 19-Apr 1,10 2,96 2,7
20 20-Apr 0,13 1,96 0,53
21 21-Apr 0,12 0,98 0,96
22 22-Apr 0,09 2,95 0,61
23 23-Apr 0,15 2 1,09
24 24-Apr 0,16 2,94 0,73
25 25-Apr 1,91 1,92 1,91
12

26 26-Apr 0,13 2,99 0,69


27 27-Apr 0,13 2,89 0,63
28 28-Apr 1,09 1,62 0,82
29 29-Apr 0,12 2,65 0,58
30 30-Apr 0,06 1,84 0,75
Nilai Rata-rata 0,80 0 1,47

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan klorofil-a dari citra satelit Aqua MODIS

perekaman dari tanggal 1 April sampai dengan tanggal 30 April 2018 di Teluk

Bone memiliki nilai kosentrasi klorofil-a antara 0,06 mg/m -3sampai dengan 1,91

mg/m -3.

Dari data yang ada pada table diatas memiliki kandungan klorofil-a yang

memiliki nilai tertinggi terjadi pada tanggal 5 april dengan rata-rata nilai yang

diperoleh yaitu 2,98 mg/m³. sementara untuk nilai terendah yang didiperoleh

terjadi pada tanggal 20 April dengan perolehan nilai 0.53 mg/m³. untuk nilai

minimum yang terendah terjadi pada tanggal 30 april dengan perolehan nilai

sekitar 0,06 mg/m³, sementara nilai minimum tertinggi terjadi pada tanggal 25

April dengan perolehan nilai sebesar 0.91 mg/m³. dalam penyebaran klorofil

terdapat nilai minimum dan nilai maximum. Untuk nilai maximum tertinggi

terjadi pada tanggal 1 April dengan perolehan nilai sebanyak 3,00 mg/m³,

sementara untuk nilai maximum yang tergolong rendah terjadi pada tanggal 15

April dengan perolehan nilai berkisar 0,75 mg/m³. Nilai klorofil-a yang diolah

menggunakan citra satelit modis.

Adapun faktor alam lainnya yang menyebabkan terjadinya ketidak

teraturan penyebaran klorofil-a adalah lamanya penyinaran matahari yang masuk

kedalam perairan. Klorofil-a adalah salah satu tumbuhan hijau yang melakukan
13

proses fotosintesis, jadi unsur utama yang menunjang keberlangsungan hidup dari

klorofil-a ini adalah terjadinya fotosintesis. Jika matahari yang masuk

kepermukaan bumi dalam jumlah yang besar, maka peengembangan hidupnyapun

akan teratur. Hal ini sesuai dengan penuturan Franky pada tahun 2017 yang

mengatakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a di

perairan yaitu aktivitas-aktivitas manusia seperti limbah rumah tangga, kegiatan

perkebunan, sarana transportasi serta banyaknya daerah tambak di sekitar

perairan. Meningkatnya penggunaan perairan sebagai sarana berbagai aktifitas

masyarakat yang terjadi di perairan sekitar perairan secara tidak langsung

mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton yang tercermin pada konsentrasi

klorofil-a perairan.
14

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Konsentrasi tertinggi klorofil-a yang diperoleh menggunakan citra Aqua-

MODIS di perairan teluk bone terjadi pada tanggal 5 April dengan perolehan

nilai rata-rata 2,98 mg/m³. sementara untuk konsentrasi klorofil-a terendah terjadi

pada tanggal 30 April dengan perolehan nilai 0,06 mg/m³.

Hubungan konsentrasi klorofil-a di perairan yaitu, semakin tinggi

konsentrasi nilai klorofil-a di suatu perairan menandakan adanya tanda-tanda

keberadaan fitoplankton. Keberadaan fitoplankton berkaitan dengan penyebaran

banyaknya ikan di suatu perairan.

B. Saran
15

DAFTAR PUSTAKA

Ai, Miosong., Banyo, Yunia. 2011. Jurnal Konsentrasi Klorofil daun. Konsentrasi
klorofil daun sebagai indicator kekurangan air pada tanaman.
Behrenfald MJ, Boss E, Siegel DA, Shea DM. 2005. Carbon-based ocean
productivity and phytoplankton physiology from space. Global
Biogeochemical Cycles. Vol 19.
Dicky, M., Sasmito, B., Haniah. 2012. Analisis Distribusi Total Suspended Matter
Dan Klorofil-A Menggunakan Citra Terra MODIS Level 1B Resolusi
250 Meter Dan 500 Meter. Jurnal Geodesi UNDIP (Vol 2 Nomor 1).
Fakultas Teknik. UNDIP : Semarang.
Kusuma, A. 2008. Analisa Suhu Permukaan Laut Pada Sensor Satelit
NOAA/AVHRR dan EOS AQUA/TERRA MODIS. Fakultas Teknik.
Universitas Indonesia.
Marendy, Franki., Hartoni., Isnaini. 2017. Jurnal Maspari. ANALYSIS OF
CHLOROPHYLL-a CONCENTRATION USING LANDSAT
SATELLITE IMAGERY IN THE EAST MONSOON IN ESTUARY
WATERS OF LUMPUR RIVER IN OKI REGENCY SOUTH
SUMATERA PROVINCE. Vol 9. No 1. Hal: 33-42.
Nuzapril, Mulkan., Susilo, Setyo Budi., Panjaitan, James P. 2017. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan. RELATIONSHIP BETWEEN
CHLOROPHYLL-A CONCENTRATION WITH PRIMARY
PRODUCTIVITY RATE USING LANDSAT 8 IMAGERY. Vol. 8 No.
1 Mei 2017: 105-114
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Saputra, M Rizal. 2015. Jurnal Perairan Pesisir Selat Madura. Analisis
perbandingan citra satelit aqua modis dan NOAA AVHRR untuk
pemetaan suhu permukaan laut dengan menggunakan acuan data in situ.
16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai