Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA


PENENTUAN KADAR OKSIGEN TERLARUT DI PANTAI LOSARI

NURAENI
L011221028
OSEANOGRAFI KIMIA A

NAMA ASISTEN : ANANDITA DAFINA ANANDA

LABORATORIUM OSEANOGRAFI KIMIA


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmuyang
mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmuyang murni,
tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasaryang lain. Ilmu-ilmu lain
yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu
fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim
(metereology) (Hutabarat, 2018)
Oseanografi kimia merupakan kajian interdisipliner yang mempelajari tentang
kimia lautan, reaksinya, dan jalur transformasinya (Millero, 2016). Kajian oseanografi
kimia dapat mendukung dalam memahami distribusi dan reaktivitas komponen kimia di
dalam lautan dan pada antarmuka: bumi-laut, sedimen-laut, atmosfer-laut (Boyle,
2007). Kimia lautan terkait erat dengan sirkulasi laut, iklim, tanaman dan hewan yang
hidup di laut, dan pertukaran materi dengan atmosfer dan benua (Hutabarat, 2018).
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) merupakan kebutuhan yang vital
bagi kelangsungan hidup organisme suatu perairan. Oksigen terlarut diambil oleh
organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan.
Umumnya oksigen dijumpai di lapisan permukaan karena oksigen dari udara
didekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi ke dalam air laut). Fitoplankton juga
membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada siang hari. Penambahan ini
disebabkan oleh terlepasnya gas oksigen sebagai hasil fotosintesis (Lalu, 2016)
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam
satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui
permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton
atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena dapat
digunakan untuk mengetahui gerakan massa air serta merupakan indikator yang peka
bagi proses-proses kimia dan biologi (Risna, 2022)
DO salah satu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem perairan,
terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air.
DO mengancam hewan laut ketika konsentrasi lebih rendah dari 2 mg/l yang
didefinisikan sebagai hipoksia. Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada
suhu sebesar 14,16 mg/L. konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya
suhu air. Dengan peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi oksigen akan
menurun dan sebaliknya suhu semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi DO
semakin tinggi (Jompa, 2014).
Oksigen di dekat permukaan melimpah karena adanya aktivitas fotosintesis
oleh tanaman laut. Konsentrasi oksigen menurun seiring dengan menurunnya lapisan
cahaya karena adanya respirasi organisme laut dan bakteri. Di sisi lain tanaman
menggunakan karbondioksida untuk fotosintesis sehingga kadar karbondioksida di
permukaan relatif rendah. Fotosintesis tidak dapat terjadi di tempat gelap, sementara
itu karbondioksida yang dihasilkan oleh hewan dan bakteri dihasilkan oleh kedalaman
yang tidak ada cahaya. Kadar karbondioksida juga meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman sebab adanya peningkatan tekanan dan penurunan suhu
(Garrison, 2016).
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus,
gelombang dan pasang surut (simon, 2018)
Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya
suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan,
kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara
bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi
penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan
kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-
bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi
tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya (Simon, 2019)
Kadar oksigen terlarut (DO) dalam perairan alami tergantung pada suhu,
salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfir. Semakin besar suhu dan ketinggian dari
permukaan laut (altituda) serta semakin kecil tekanan atmosfir, maka kadar oksigen
terlarut semakin kecil (Hidayat, 2015).
Pada ekosistem perairan, keberadaan oksigen sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain distribusi temperatur, keberadaan produser autotroph yang
mampu melakukan fotosintesis, serta proses difusi oksigen dari udara Konsentrasi
oksigen terlarut tergantung pada faktor fisika dan biologi. Beberapa faktor fisika yang
mempengaruhi konsentrasi atau kelarutan oksigen terlarut dalam air antara lain suhu,
salinitas, dan tekanan atmosfer. Konsentrasi oksigen terlarut juga dipengaruhi oleh
faktor biologis seperti kepadatan organisme perairan, karena semakin padat organisme
perairan maka laju respirasi juga akan semakin meningkat. Adanya peningkatan
respirasi tersebut akan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air,
dimana penurunan konsentrasi oksigen terlarut hingga batas titik kritis akan
menyebabkan hypoxia (Mubarak et al., 2016).
Salah satu faktor penting sebagai pendukung untuk diperhatikan adalah
kadar oksigen terlarut Dissolved Oxygen dalam perairan. Karena oksigen sangat
penting bagi makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya. kandungan DO
dalam perairan berubah-ubah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, salinitas,
turbulensi air dan tekanan atmosfer. Kebutuhan oksigen hewan air berbeda tergantung
pada jenisnya. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan osigen hewan air dipengaruhi
oleh suhu, CO2, pH, dan kecepatan metabolik tubuh. Semakin meningkat suhu perairan
maka kebutuhan oksigen semakin besar. Sedangkan ukuran tubuh berkaitan
aktivitasnya yang berpengaruh terhadap proses respirasi, semakin besar tubuhnya
kebutuhan oksigen semakin rendah(Mustofa,2019).
Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah.Jenis-jenis ikan
tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan yang
lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut (Wardoyo, 2018)
Sumber utama oksigen dalam perairan berasal dari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan
air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arcs, gelombang, dan
pasang surut (Salmin, 2015).
Oksigen terlarut (mg/l) yang ada di perairan dapat berasal dari difusi udara
dan ketika adanya cahaya matahari dan menyebabkan proses fotosintesis berlangsung
sehingga menyumbangkan oksigen ke perairan. Proses fotosintesis hanya dapat
berlangsung di kedalaman yang masih ada cahaya matahari. Sehingga pada
kedalaman perairan yang tidak ada cahaya matahari, konsentrasi oksigen akan
menurun dari lapisan permukaan. Oksigen terlarut yang ada di perairan juga
dimanfaatkan untuk respirasi biota perairan baik mikroorganisme seperti ikan ataupun
mikroorganisme seperti plankton ataupun bakteri. Semakin banyak konsumsi oksigen
terjadi maka akan menyebabkan menurunnya oksigen terlarut terutama pada waktu
proses fotosintesis tidak terjadi (Sinaga, 2016).
Suplai oksigen pada daerah kedalaman yang jauh tidak efektif karena
kecilnya laju diffusi molekuler dari oksigen tersebut, sehingga diperlukan suatu
mekanisme lain yang dapat mengangkut oksigen dari lapisan permukaan kebagian-
bagian perairan yang dalam. Mekanisme tersebut adalah sirkulasi air terutama pada
bidang vertikal yang dapat menjamin adanya suplai oksigen ke semua kedalaman dari
permukaan sampai dasar laut (Azkab dan Muchtar, 2018).
Produksi oksigen oleh proses fotosintesa dapat melebihi kandungan oksigen
dalam atmosfir sebagai akibat berlangsungnya proses fotosintesa yang sangat intensif.
Nilai-nilai kadar oksigen dalam hal ini dapat mencapai nilai-nilai yang lebih besar 100%
dari kadar jenuh (equilbrium saturation concentration). Hal ini dapat tejadi di perairan di
atas terumbu karang di siang hari sebagai akibat intensifnya fotosintesa yang dilakukan
oleh zooshanthella yang hidup bersimbiosis dengan hewan karang. Nontji (1982),
menemukan di goba Pulau Air, Teluk Jakarta, kandungan oksigen maksimum sampai
lewat jenuh dapat mencapai 8,9 mill pada sore hari. Selanjutnya Moore (1958),
mengatakan bahwa di perairan padang lamun, Zosrera, konsentrasi oksigen
kejenuhannya sampai 260% pada sore hari (Azkab dan Muchtar, 2018).

1.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari Praktikum Analisis Kadar Oksigen Terlarut (DO) adalah mahasiswa
dapat mengukur kadar oksigen terlarut (DO) air laut di perairan Pantai Losari dengan
menggunakan metode titrasi (Titrimetri) sesuai standar Winkler.
Kegunaan dari praktikum Analisis Kadar Oksigen Terlarut (DO) adalah memberi
informasi tentang kadar oksigen terlarut dengan menggunakan metode titrasi di
perairan Pantai Losari.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Pada praktikum oseanografi kimia dilakukan pengambilan sampel pada hari Kamis, 28
Maret 2024, pukul 09.00 WITA di Perairan Pantai Losari, Makassar.
Praktikum pengukuran salinitas perairan dilakukan padahari Kamis, 28 Maret
2024, pukul 11.00 sampai dengan 13.00 WITA, bertempat di Laboratorium Oseanografi
Kimia, Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yaitu :

Tabel 1. Alat yang digunakan di Laboratorium


Alat Kegunaan
Buret asam Meneteskan larutan yang bersifat asam
Gelas Ukur Mengukur volume larutan yang akan digunakan
Gelas Piala Menyimpan larutan
Menyimpan sampel untuk melakukan tes Dissolved
Botol BOD
Oxygen (DO)

Erlenmeyer Mengukur kadar garam/salinitas pada larutan uji

Memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah


Pipet Skala
lainnya
Tabel 2. Bahan yang digunakan di Laboratorium
Bahan Kegunaan
Larutan mangan sulfat (MnSO4) Mengikat oksigen terlarut dalam sampel

Larutan Alkaliodida azida (NaOH-


Membentuk endapan pada larutan
KI)

Asam sulfat pekat (H2SO4) Menghilangkan endapan pada larutan

Merubah warna larutan dari kuning muda


Larutan indikator amilum 2%
menjadi biru
Larutan natrium tiosulfat Merubah warna larutan menjadi warna semula
(Na2S2O35H2O) 0,025 N (bening)

Sampel air Bahan yang diuji kadar oksigen terlarutnya

2.3 Prosedur Kerja


Pertama tama Pindahkan air sampel kedalam botol BOD dengan volume 300 hingga
meluap tampah gelembung udara lalu tutup botol dengan pelan-pelan. Selanjutnya
membuka tutup botol dan menambahkan 2 ml Mangan sulfat (MnSO 4) tidak terjadi
perubahan warnah , dan 2 ml NaOH + KI menjadi putih kekeruhan . Menutup kembali
botol BOD dengan pelan-pelan. Menghomogenkan dengan dengan membolak-balik
sebanyak 15 kali. Diamkan sampai terjadi endapan di dasar botol. Kemudian
menambahkan 2 ml (H2SO4 ) kemudian di homogenkan sampai semua endapan larut.
Setelah itu, mengambil air contoh 100 ml dengan menggunakan gelas ukur 100 ml
memasukkan dalam erlenmeyer, lalu Menitrasi dengan Na-Thiosulfat (Na2S2O2+H2O)
0,025 N hingga terjadi perubahan warna dari kuning tua ke kuning muda.
Menambahkan 5-8 tetes indikator amylum hingga terbentuk warna biru. Melanjutkan
titrasi dengan Na-Thiosulfat hingga tepat tidak berwarna (bening). Catat hasil yang di
dapatkan

2.4 Pengelolaan Data


Untuk menghitung oksigen terlarut (DO) digunakan persamaan sebagai berikut:

mg
Oksigen terlarut dalam ( /L) =
6

Keterangan:

A : mL larutan baku natrium tiosulfat yang digunakan


Vc : mL larutan yang dititrasi
N : kenormalan larutan natrium tiosulfat
Vb : Volume botol BOD (mL)
BAB III
HASIL

3.1 Hasil
Setelah melakukan praktikum analisis oksigen terlarut (DO) di perairan Pantai Losari
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Analisis

Vc (mL) A1 (mL) A2 (mL) DO (mg/L)

100 24 15 3,82
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Penambahan indikator mangan sulfat berfungsi untuk mengikat oksigen dalam larutan,
penambahan indikator NaOH-KI berfungsi untuk mengoksidasi iodida(I-). Penambahan
MnSO4 berfungsi sebagai penyerap oksigen yang akan mengalami oksidasi,
Penambahan asam sulfat (H2SO4) untuk mengikat ion klorida (Cl-). Penambahan
amilum untuk untuk menunjukkan titrasi iod yang di bebaskan dari rakasi oksigen
terlarut. Penambahan Na-Tiosulfat (Na2S203.5H20) untuk mengurangi kadar oksigen
dalam air. Pengujian Dissolved Oxygen (DO) digunakan untuk mengikat oksigen
didalam sampel air. Pada praktikum penentuan kadar oksigen terlarut (DO) diperairan
Dermaga Pantai losari, didapatkan hasil kadar oksigen terlarut pada sampel air ulangan
yaitu 3,82 mg/l (Yusal, 2022).
Berdasarkan standar baku mutu perairan peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup., kadar oksigen terlarut pada perairan yaitu bekisaran
>5 mg/l. Pada sampel air diperairan Pantai Losari memiliki kadar oksigen terlarut (DO)
yang termasuk rendah karena tidak mencukupi standar baku mutu perairan. Sampel air
diambil ± 30 cm dari permukaan air laut, Berdasarkan yusal (2016) bahwa seharusnya
kadar oksigen terlarut pada permukaan rendah dikarenakan adanya aktivitas
disekitaran perairan yang dapat menyebabkan pencemaran pembuangan limbah,
adanya ketidak seimbangan antara organisme penghasil oksigen dan yang
menggunakan oksigen, serta kondisi musim kemarau dan hujan yang tidak menentu.
Rendahnya kadar oksigen diperqairan mengindikasi adanya pencemaran diperairan hal
ini disebabkan karena proses fotosintesis pada organisme penghasil oksigen terhambat
(Yusal, 2022)
Perbedaan kandungan oksigen di sungai dan di laut bisa disebabkan oleh
Sumber Oksigen. sungai, sumber utama oksigen adalah dari proses fotosintesis oleh
tumbuhan air, aliran air dari pegunungan yang membawa oksigen terlarut, dan
pertukaran udara dengan atmosfer melalui permukaan air. Di laut, sumber oksigen juga
berasal dari fotosintesis oleh fitoplankton dan alga laut. Namun, lautan lebih cenderung
memiliki oksigen yang lebih rendah di kedalaman karena oksigen dari permukaan
harus meresap ke dalam air laut yang lebih dalam, yang bisa terhambat oleh berbagai
faktor seperti suhu, salinitas, dan sirkulasi laut (Anita,2014)
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penentuan kadar oksigen terlarut menggunakan metoda
standar Winkler diperairan pantai Losari , kadar oksigen terlarut diperaira pantai losari
memiliki oksigen terlarut yang berkisar 3,82 mg/L. Jika disesuaikan dengan standar
baku mutu perairan, maka kadar alkalinitas diperairan Dermaga pantai Losari termasuk
kedalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas disekitaran perairan
yang dapat menyebabkan pencemaran, adanya ketidak seimbangan antara organisme
penghasil oksigen dan yang menggunakan oksigen, serta kondisi musim kemarau dan
hujan yang tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA

Anita,S,. Johnny,. Dian,R. 2014. Analisis Sebaran Oksigen Terlarut Pada Sungai Raya.
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hidayat, S. 2015. Limnologi. Universitas Muhammadiyah Palembang.
Isyanita. 2016. Instruksi Kerja Analisis Oksigen Terlarut. Laboratorium Oseanografi
Kimia. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Jurusan Ilmu Kelautan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Lalu, M, J. 2016. Analisis Sebaran Kadar Oksigen (O2) Dan Kadar Oksigen Terlarut
(Dissolved Oxygen) Dengan Menggunakan Datain Situdan Citra Satelit
Landsat 8 (Studi Kasus: Wilayah Gili Iyang Kabupaten Sumenep. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabay
Najamuddin. 2018. Variasi Musiman Parameter Fisika Kimia Di Sekitar Perairan
Estuaria Jeneberang, Selawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Vol. 1
(2) : 1-15.
Risna,S W,. 2022. Efektivitas Oksigen Terlarut Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan
Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei). Journal Perikanan, 12 (4)
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, 30: 21-
26.
Simon, I,.P,. 2018. Oksigen Terlarut Dan Apparent Oxygen Utilization Di Perairan Selat
Lembeh, Sulawesi Utara1. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(1)
Tahir, Rovila,. B. 2016. Analisis Sebaran Kadar Oksigen (O2) Dan Kadar Oksigen
Terlarut (Dissolved Oxygen) Dengan Menggunakan Data In Situ Dan Citra
Satelit Landsat 8 (Studi Kasus: Wilayah Gili Iyang Kabupaten Sumenep).
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Jurusan Teknik Geomatika. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Yusal. Ahmad,H,. 2022. Kajian Kualitas Air Berdasarkan Keanekaragaman Meiofauna
Dan Parameter Fisika-Kimia Di Pesisir Losari, Makassar. Jurnal Ilmu
Lingkungan Vol 20
LAMPIRAN

A. Hasil Perhitungan
Diketahui : Titrasi awal : 24
Titrasi akhir : 15
24+ 5
A= = 1, 95
2

N : 0,025

Vc : 100

Vb : 300

𝑚𝑔 1000 × 𝐴 × 𝑁 × 8
𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ⁄𝐿 =
𝑉𝑐 × 𝑉𝑏⁄
𝑉𝑏 − 6
𝑚𝑔 1000 × 1,95 × 0,025 × 8
𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ⁄𝐿 =
100 × 300⁄
300 − 6
𝑚𝑔 390
𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ⁄𝐿 = = 3,82 mg L
102,04

B. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. Pengambilan sampel


Gambar 3. Penambahan Mangan sulfat

Gambar 4. Penambahan Larutan Alkaliodida azida (NaOH-KI)


Gambar 5. Penambahan larutan H2SO4

Gambar 6. Penambahan Na- thiosulfat


Gambar 7. Penambahan Indikator amylum

Gambar 8. Penambahan Na-thiosulfat

Anda mungkin juga menyukai