Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN

DISTRIBUSI PLANKTON LAUT: SUHU DAN PH SERTA


SALINITAS (SUBTROPICS+TROPIS)

KELOMPOK 10

NURAENI L011221028

IVAN GARJITA PURNAMA L011221039

DEPARTEMEN STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami berhasil menyelesaikan makalah berjudul "faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan distribusi plankton laut: suhu dan ph serta salinitas (subtropics+tropis)" sesuai
dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami susun sebagai bagian dari
persyaratan mata kuliah Planktonologi, dengan harapan dapat memberikan tambahan
pengetahuan kepada pembaca.
Saya menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu,diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini untuk ke
depannya.Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua

Makassar, 1 November 2023

Kelompok 10
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................2
A. Suhu.................................................................................................................................2
B. Ph.....................................................................................................................................2
C. Salinitas............................................................................................................................3
BAB III PENUTUP......................................................................................................................4
A. Kesimpulan.......................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................5
BAB I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lautan tropis mempunyai ciri-ciri laut yang berbeda dengan ekosistem laut lainnya
(subtropis). Wilayah laut tropis ditandai dengan produktivitas yang tinggi, karena jumlah cahaya
yang terus menerus sepanjang tahun dan hanya terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Oleh karena itu, kondisi ini sangat cocok bagi organisme perairan khususnya
organisme planktonik untuk melakukan proses fotosintesis.
Keberadaan plankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
intensitas cahaya, suhu, dan kecerahan perairan. Intensitas cahaya sangat diperlukan terutama
bagi fitoplankton untuk melakukan proses fotosintesis. Fitoplankton sebagai tumbuhan
mengandung pigmen klorofil yang dapat melakukan reaksi fotosintesis, sehingga air dan karbon
dioksida dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat melalui sinar matahari
menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat
Fitoplankton berfungsi sebagai produsen primer yang dapat memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber energi untuk aktivitas kehidupan, dan zooplankton berfungsi sebagai
konsumen primer yang memanfaatkan sumber energi yang dihasilkan oleh fitoplankton yang
merupakan produsen primer.
Distribusi fitoplankton dari waktu ke waktu lebih banyak ditentukan oleh pengaruh
lingkungan. Distribusi waktu sangat dipengaruhi oleh pergerakan matahari. Dengan kata lain,
cahaya mengatur pola distribusi. Distribusi harian fitoplankton, terutama pada daerah tropis,
mengikuti perubahan intensitas cahaya sebagai akibat pergerakan semu matahari. Distribusi
fitoplankton dari waktu ke waktu lebih banyak ditentukan oleh pengaruh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uaraikan di atas maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berik:
1. apa distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan suhu ?
2. apa distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan pH?
2. apa distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan salinitas?

1.3 Tujuan
1. memahami distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan suhu ?
2. memahami distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan pH?
3. memahami distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan salinitas
BAB II. PEMBAHASAN

1. distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan suhu


Suhu merupakan faktor lingkungan terpenting yang mengendalikan pertumbuhan dan
produktivitas fitoplankton. Selain pengaruhnya terhadap percampuran vertikal dan suplai
nutrien zona eufotik, suhu juga berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan fitoplankton
melalui pengaruhnya terhadap dinamika reaksi metabolisme. Pengaruh suhu dan pasokan nutrisi
pada tingkat biologis seringkali bersifat interaktif, dan ketersediaan nutrisi yang rendah
cenderung mengurangi sensitivitas suhu pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton.
Fitoplankton memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesisnya, sehingga
fitoplankton tetap hidup di perairan yang terkena sinar matahari. Walaupun hanya hidup di
lapisan teratas dari perairan, amun mempunyai fungsi yang sangat penting bagi semua
organisme penghuni air karena menyediakan sumber makanan bagi organisme lain. Oleh karena
itu, perlu diketahui faktor pembatas fitoplankton. Faktor pembatas yang mempengaruhi
kelimpahan fitoplankton.
Distribusi fitoplankton dari waktu ke waktu lebih banyak ditentukan oleh pengaruh
lingkungan. Distribusi waktu sangat dipengaruhi oleh pergerakan matahari. Dengan kata lain,
cahaya mengatur pola distribusi. Distribusi harian fitoplankton, terutama pada daerah tropis,
mengikuti perubahan intensitas cahaya sebagai akibat pergerakan semu matahari. Distribusi
fitoplankton dari waktu ke waktu lebih banyak ditentukan oleh pengaruh
Karakteristik perairan laut tropis memiliki tingkat produktivitas yang tinggi disebabkan
intensitas cahaya yang tinggi, terus menerus sepanjang tahun dimana hanya terdapat dua musim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau sehingga kondisi ini sangat memungkinkan bagi
organisme akuatik untuk melakukan proses fotosintesis terutama organisme plankton
Organisme akuatik khususnya plankton, plankton tumbuh dan berkembang pada perairan laut
tropis, dengan parameter suhu perairan (23°C–29°C)

2. distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan pH


Suhu merupakan salah satu faktor fisik pada badan air yang mempunyai peranan sangat
penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap umur biota pada badan air.
Kenaikan atau penurunan suhu dalam suatu perairan mempengaruhi biota suatu ekosistem
perairan. Secara umum, semua organisme hidup mempunyai batas suhu yang diijinkan
sepanjang hidupnya. Nilai pH berkisar antara 0 - 14, nilai pH di bawah 7 menunjukkan
lingkungan asam, nilai di atas 7 menunjukkan lingkungan basa, dan nilai pH 7 disebut netral.
Suhu merupakan salah satu faktor fisik yang berperan sangat penting dan cukup
berpengaruh untuk kehidupan biota di suatu perairan. Adanya kenaikan maupun penurunan
suhu di suatu perairan akan berdampak pada biota yang ada pada ekosistem perairan, umumnya
setiap makhluk hidup memiliki batas toleran suhu untuk kehidupan mereka. Besaran pH
berkisar antara 0– 14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang asam sedangkan
nilai lebih besar dari 7 menunjukkan lingkungan yang basa, untuk pH dengan nilai 7 disebut
sebagai netral
Nilai pH pada banyak perairan alami berkisar 4 sampai 9. 11 pH air yang tidak optimal
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan, menyebabkan tidak efektifnya
pemupukan air di kolam dan meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti NH3 dan H2S.
pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin
tinggi kandungan CO2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya.
Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3.

3. distribusi dan perkembangan plankton laut berdasarkan salinitas


Salinitas adalah banyaknya jumlah gram kadar garam yang terlarut dalam satu kg air
laut dengan satuan ppt. Salinitas merupakan parameter yang mempengaruhi indeks
keanekaragaman. kadar salinitas optimal di perairan laut yang tepat fitoplankton adalah 20-30
ppt yang memungkinkan fitoplankton untuk bertahan hidup, berkembang biak dan melakukan
proses fotosintesis di perairan dengan optimal. Nilai salinitas air untuk perairan tawar berkisar
antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt, dan perairan laut berkisar
antara 30–40 ppt.
Nilai distribusinya sangat tinggi pada saat salinitas tinggi Hal ini disebabkan adanya
perbedaan kedalaman air, musim, dan arus. Sungai, siklus air, dan struktur geografis wilayah
juga berperan. pengaruh. proses penguapan dapat mengakibatkan kadar salinitas di perairan
tinggi, sedangkan adanya masukan dari aliran sungai dapat mempengaruhi rendahnya kadar
salinitas di perairan. kisaran nilai salinitas di Perairan Muara Sungai berkisar antara 0 – 18 ppt
Berdasarkan toleransi terhadap salinitas. Organisme akuatik harus mengeluarkan
sejumlah besar energi untuk beradaptasi dengan tingkat salinitas yang jauh di bawah atau di atas
standar hidup normal untuk kehidupan mereka. Pada daerah yang mengalami penguapan sangat
kuat, salinitas dapat meningkat tinggi. Di perairan pantai kisaran salinitas normal adalah 28-32
ppm.
Salinitas adalah jumlah garam dalam air, biasanya dinyatakan dalam bagian per mil.
Makroalga biasanya hidup di lautan dengan tingkat salinitas 30 hingga 32%, namun banyak
spesies makroalga hidup di kisaran salinitas yang lebih tinggi. Salinitas berperan penting dalam
kehidupan makroalga. Salinitas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan
gangguan pada proses fisologis. Salinitas juga mempengaruhi penyebaran makroalga di laut
makroalga yang mempunyai toleransi yang besar terhadap salinitas (eurihalin) akan tersebar
lebih luas dibanding dengan makroalga yang mempunyai toleransi yang kecil terhadapsalinitas
(stenohalin). Selain itu, salinitas juga mempengaruhi laju fotosintesis makroalga. Kisaran
salinitas optimal untuk pertumbuhan makroalga adalah 33-40%. Salinitas memegang peranan
penting dalam kehidupan makhluk hidup, termasuk persebaran biota perairan. perairan yang
dinamis sehingga salinitasnya sedikit berfluktuasi. Organisme cenderung mentoleransi
perubahan salinitas hingga 15%
BAB III . PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil ialah :

 Wilayah laut tropis mempunyai ciri produktivitas yang tinggi karena mendapat sinar
matahari yang kuat sepanjang tahun dan hanya mempunyai dua musim, yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Hal ini memungkinkan organisme perairan, khususnya
organisme planktonik, dapat melakukan proses fotosintesis dengan sangat baik.
Organisme akuatik khususnya plankton tumbuh dan berkembang di perairan laut tropis
dengan parameter suhu air (23°C hingga 29°C).
 Nilai pH yang sangat rendah meningkatkan mobilitas berbagai senyawa logam berat
toksik yang mengancam kelangsungan organisme perairan. ementara pH yang sangat
tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan
terganggu. Organisme yang hidup di perairan pasti memiliki faktor pembatas, salah
satunya yaitu derajat keasaman atau pH.
 Salinitas berperan penting dalam kehidupan makroalga. Salinitas yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah akan menyebabkan gangguan pada proses fisologis. salinitas juga
mempengaruhi penyebaran makroalga di laut makroalga yang mempunyai toleransi yang
besar terhadap salinitas (eurihalin) akan tersebar lebih luas dibanding dengan makroalga
yang mempunyai toleransi yang kecil terhadapsalinitas (stenohalin). Selain itu, salinitas
juga mempengaruhi laju fotosintesis pada makroalga.
DAFTAR PUSTAKA

Fernández, G,. Glen A. T,. Javier, A,. & Emilio M,. 2022. Phytoplankton Responses To

Changing Temperature And Nutrient Availability Are Consistent Across The Tropical

And Subtropical Atlantic

Iska, D,. Aldyra, A,. & Leny, B, A,. 2020. Studi Pendahuluan Kelimpahan Plankton Di Perairan

Darat Surabaya Dan Malang. Journal Of Science And Technology. Vol 13(1): 61-66

Khanif, A,.2017. Hubungan Nitrat Dan Fosfat Terhadap Kelimpahan Fitoplankton Di Perairan

Pulau Anak Krakatau. Jurusan Perikanan Dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung Bandar Lampung

Lavenia R , Rana A,. Nicholas J. 2022. Monitoring and modelling marine zooplankton in a

changing climate

Samria, A., Nebuchadnezzar,A,. & Abdurrachman, B. 2021. Review Distribusi Spasial Dan

Temporal Fitoplankton Di Perairan Laut Tropis. Jurnal Kelautan Vol 14(2)

Anda mungkin juga menyukai