Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKOLOGI AKUATIK

PENGARUH KUALITAS PERAIRAN TERHADAP


PERTUMBUHAN FITOPLANKTON

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nadya Nurrohmah (1217020050)
Nur Hanifatuz Zahra (1217020059)
Rafmanuha Putri M (1217020067)
Siti Saodatul Wijaya (1217020083)
Wulan Anggraeni Zahra (1217020091)
Zahra Nurazizah Al-Islami (1217020094)
Zahra Raudhatul Janah (1217020095)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Pengaruh Kualitas Perairan
terhadap Pertumbuhan Fitoplankton”.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandung, 30 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I ..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................................2
BAB II .........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................4
2.1 Fitoplankton ......................................................................................................................4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perairan terhadap
Pertumbuhan Fitoplankton .....................................................................................................6
2.3 Parameter dan Pengaruh Kualitas Perairan terhadap Pertumbuhan
Fitoplankton ............................................................................................................................7
BAB III ......................................................................................................................................11
PENUTUP ................................................................................................................................11
Kesimpulan ...........................................................................................................................11
Saran ....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagian besar dikelilingi oleh perairan. Perairan


merupakan suatu kumpulan massa air pada wilayah tertentu. Baik bersifat
mengalir dan menggenang. Kondisi perairan akan mempengaruhi pola
penyebaran atau distribusi fitoplankton baik secara horizontal maupun
vertikal sehingga akan berpengaruh pada kelimpahan fitoplankton yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap nilai produktivitas primer. Salah
satu makanan organisme yang berada di perairan adalah plankton.
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. kedua plankton
tersebut dapat dijadikan sebagai skala ukuran kesuburan di suatu perairan.
Pertumbuhan plankton membutuhkan kondisi perairan yang ideal. Selain
itu pertumbuhan plankton memerlukan unsur hara yang sangat berkualitas.
(Mahida, 1993)

Menurut (Barus, 2002) mengemukakan bahwa kualitas suatu


perairan dapat ditentukan dengan berdasarkan fluktuasi populasi plankton
yang akan mempengaruhi tingkatan trofik perairan tersebut. Adapun
fluktuasi plankton dipengaruhi oleh perubahan faktor lingkungan, yaitu
faktor nutrisi. Struktur komunitas fitoplankton menjadi sebuah peranan
yang penting dalam sebuah pengaturan kualitas perairan. Tingginya
populasi fitoplankton akan mempengaruhi siklus biogeokimia di perairan,
diantaranya siklus nitrogen, fosfor, dan silika.

Fitoplankton merupakan organisme laut yang menjadi organisme


paling dasar dalam penyusunan rantai makanan di dalam suatu ekosistem.
Fitoplankton biasanya disebut dengan padang rumput di laut, atau sebuah
produsen yang menghasilkan sumber makanan dari bahan anorganik.
Sehingga keberadaan fitoplankton akan mempengaruhi tingkatan trofik

1
level dan kestabilan suatu ekosistem. (Yuliana, 2012) Kondisi suatu
perairan, sangat mempengaruhi terhadap keberadaan serta kelimpahan dan
keanekaragaman jenis fitoplankton. sehingga beberapa jenis fitoplankton
ada yang hanya dapat hidup dan berkembang biak dalam lokasi yang
memiliki kualitas perairan yang berkualitas. dan kualitas yang buruk akan
menyebabkan keanekaragaman jenis fitoplankton semakin rendah.

Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dalam perairan sebagai


akibat dari adanya beban masukan yang ada akan menyebabkan perubahan
pada komposisi, kelimpahan dan distribusi komunitas fitoplankton. Maka
dari itu, keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator kondisi
kualitas perairan. Fitoplankton berperan dalam kesuburan perairan yaitu
sebagai penyedia oksigen terlarut melalui fotosintesa. Berdasarkan uraian
diatas maka diperlukan penelitian untuk mendapatkan data tentang faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas perairan terhadap
pertumbuhan fitoplankton.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diperoleh rumusan


masalah sebagai berikut:
1) Apa itu fitoplankton?
2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas perairan terhadap
pertumbuhan Fitoplankton?
3) Apa saja parameter dan pengaruh kualitas perairan terhadap
pertumbuhan fitoplankton?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka diperoleh tujuan dari


makalah ini sebagai berikut:
1) Mengetahui karakteristik fitoplankton
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas perairan

2
terhadap Pertumbuhan fitoplankton
3) Mengetahui parameter dan pengaruh kualitas perairan terhadap
pertumbuhan fitoplankton

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fitoplankton

Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya


mengapung atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya
(kalaupun ada) sangat terbatas hingga hanyut terbawa arus. Plankton
berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang berkemampuan aktif
berenang bebas tidak tergantung pada arus, misal ikan, cumi-cumi. Lain
pula dengan benthos yang merupakan biota yang hidupnya melekat,
menancap,merayap atau meliang di dasar laut, misalnya bintang laut,
kerang, teripang (Nontji,2008).

Menurut Horne dan Goldman (1994) dalam Musthafa (2013),


Plankton merupakan organisme akuatik yang berukuran mikroskopik,
hidupnya bergerak di air, pergerakannya lemah, dan lebih ditentukan oleh
arus dan angin. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton bersifat autotrof dan menjadi produsen primer perairan yang
menyediakan energi bagi organisme akuatik lain. Sedangkan zooplankton
bersifat heterotrof, yang memerlukan peranan dari makhluk hidup lain
untuk memenuhi kebutuhan energinya

Plankton dikategorikan sebagai organisme mikroskopis perairan


pertama yang berfungsi sebagai penyedia energi/produsen dan hidupnya
melayang mengikuti arus (Odum, 1998). Plankton terdiri atas dua
kelompok besar, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton
mempunyai klorofil sehingga dapat berperan sebagai produsen utama zat-
zat organik, sementara zooplankton lebih mirip dengan hewan yang mana
tidak dapat memproduksi zat-zat organik sehingga harus mendapatkan zat

4
tersebut dari makanannya (Hutabarat & Evans, 1984). Fitoplankton
berukuran sangat kecil, berkisar antara 2-200 mikrometer. Berdasarkan
ukurannya, fitoplankton digolongkan menjadi 3 kategori. Ukuran di atas
20 mikrometer digolongkan sebagai net plankton, ukuran antara 2-20
mikrometer dinamakan nano plankton, dan ukuran di bawah 2 mikrometer
disebut ultranano plankton.

Fitoplankton memiliki klorofil yang berperan dalam fotosintesis


untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air yang digunakan
sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di perairan. Namun ,
fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas air apabila
jumlahnya berlebih. ingginya populasi fitoplankton beracun di perairan
dapat menyebabkan kematian berbagai makhluk air lainnya, misalnya
Alexandrium spp, Gymnodinium spp. Dinopysisspp.

Berkaitan dengan kemampuan fitoplankton sebagai penyedia


energi, maka organisme ini dikelompokkan dalam organisme autotrof. Zat
organik yang dihasilkan, dasarnya merupakan hasil fotosintesis dari gas
CO2 yang terlarut dengan H2O dan zat nutrien yang mendapat sinar
matahari. Sebagai produsen, fitoplankton memegang peranan penting di
dalam suatu perairan, selain sebagai dasar rantai pakan (primary producer)
juga sebagai salah satu parameter tingkat kestabilan, kesuburan, dan
kualitas suatu perairan. Produktivitas perairan dengan kelimpahan
fitoplankton adalah dua hal yang berbanding lurus. Apabila kelimpahan
fitoplankton di suatu perairan tinggi, maka produktivitas perairan tersebut
cenderung tinggi pula (Raymont, 1980).

5
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perairan terhadap
Pertumbuhan Fitoplankton

Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh


beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya.
Kelimpahan akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon
terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan fisik, kimia maupun
biologis (Reynolds, 1984). Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton
sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor fisika dan kimia
perairan seperti oksigen terlarut, suhu, kecerahan dan ketersediaan unsur
hara nitrogen dan fosfor (Goldman dan Horne, 1983).

Oksigen terlarut dalam air sangat penting untuk kelangsungan


hidup organisme laut. Kandungan Dissolved Oxygen (DO) mempengaruhi
keanekaragaman organisme perairan. Damar dan Palmirmo (2013)
menyatakan, tingginya kelimpahan fitoplankton dapat memberikan
kontribusi terhadap tingginya kadar oksigen terlarut yang merupakan hasil
dari proses fotosintesis. Menurut Kadir, dkk. (2015), suhu yang optimal
untuk fitoplankton berkisar antara 25 – 30 0C dan suhu yang optimal
untuk zooplankton berkisar antara 15 – 35 0C. Suhu perairan dipengaruhi
oleh intensitas cahaya yang masuk kedalam air. Pada suhu yang lebih
hangat biasanya dijumpai kelimpahan fitoplankton yang tinggi, karena
intensitas cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis (Barus, 2008).
Salinitas merupakan salah satu parameter penting yang cukup berpengaruh
terhadap biota laut, termasuk didalamnya adalah plankton. Peningkatan
ataupun penurunan salinitas yang signifikan dapat mempengaruhi
kelimpahan plankton (Damar, 2012).

. Fitoplankton tumbuh padat di dalam danau eutropik karena daerah


eutrofik banyak nutrisi yang penting bagi fitoplankton, terutama yakin P
dan N. namun, meskipun populasi fitoplankton tinggi kadar oksigen

6
terlarut tetap rendah, karena cahaya tidak dapat menembus perairan. Tidak
yakin P dan N adalah yakin yang bermanfaat bagi pertumbuhan
fitoplankton.Fosfat merupakan unsur penting yang terdapat di dalam danau
air tawar.Fosfat merupakan nutrisi utama bagi fitoplankton. Di dalam
sebuah danau eutrofik, dimana populasi ganggang berlimpah-limpah,
ketika fosfor juga tersedia berlimpah dalam suatu danau,nitrogen menjadi
terbatas.Pada Danau Yang Seperti ini, jenis ganggang hijau biru tertentu
dapat mempunyai keuntungan dalam seperti dengan ganggang lain dan
sering kali prestasinya mendominasi.Di danau Eutrofik tingkat kematian
fitoplankton sangat tinggi akibat material busuk organik dari fitoplankton
menumpuk di daerah hipolimnion, hal ini menyebabkan habisnya oksigen
di daerah hipolimnion (Hadi, 2010).

2.3 Parameter dan Pengaruh Kualitas Perairan terhadap


Pertumbuhan Fitoplankton

Keberadaan fitoplankton sangat berperan penting terhadap


perkembangan ekosistem di suatu perairan, yaitu sebagai produsen primer
rantai makanan yang menjadi rangkaian yang paling utama. Organisme
fitoplankton seiring dengan waktu mengalami kenaikan karena
fitoplankton ini saling berhubungan dengan organisme lain yang berada di
perairan. Maka, kualitas suatu perairan perlu diukur berdasarkan
parameter-parameter tertentu untuk mengetahui kelimpahan pertumbuhan
fitoplankton. Beberapa parameter tersebut diantaranya yaitu parameter
fisika dan kimia yang diukur yaitu meliputi : suhu, kekeruhan, salinitas,
Oksigen terlarut, nitrat, silikat, kecepatan arus, fosfat, ph, dan kecerahan
(Marlian, 2018).

7
1. Suhu
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), suhu merupakan
ukuran kuantitatif terhadap panas dinginnya sesuatu yang diukur dengan
termometer, sedangkan termometer itu sendiri diartikan sebagai panas
dinginnya badan atau hawa. Berdasarkan iklim di Indonesia yang mana
beriklim tropis maka suhu yang normal dan baik untuk perairan adalah
berkisar antara 25,6°C - 32,3°, dan antara 20°C - 30°C. Namun untuk
perairan yang ditumbuhi oleh fitoplankton diperkirakan berkisar pada
20°C - 30°C, yang mana merupakan suhu yang paling optimum bagi
pertumbuhan fitoplankton itu sendiri. Kandungan oksigen untuk semua
perlakuan pula kiranya berkisar 2,0-5,9 mg/L yang mana masih layak
untuk pertumbuhan plankton (Effendi, 2000).
Peranan suhu terhadap ekosistem adalah untuk mengatur proses
kehidupan dan penyebaran organisme. Suhu pula menjadi salah satu faktor
fisika atau sebagai parameter fisika yang banyak mempengaruhi
kehidupan organisme di perairan, termasuk plankton. Selain itu juga, suhu
sangat berpengaruh terhadap komposisi serta kelimpahan plankton.

2. pH
Faktor berikutnya yang akan berkaitan dengan perairan dan
pertumbuhan fitoplankton ialah pH atau keasaman. pH atau derajat
keasaman ini digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa
yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Seperti yang sudah kita
ketahui bahwasanya pH normal memiliki nilai 7 sementara jikalau nilai pH
> 7 maka menunjukkan zat tersebut bersifat basa, sedangkan pH < 7
menunjukkan keasaman. Jikalau pH 0 menunjukkan keasaman yang sangat
tinggi dan apabila pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi pula.
Derajat keasaman atau pH yang berkisar antara 7.4 – 8.1. Nilai pH
tersebut sangat sesuai untuk kehidupan fitoplankton yakni berkisar antara
7 – 8.5. Kondisi ini tentunya sangat menguntungkan bagi kehidupan
fitoplankton, karena perairan yang bersifat sangat asam atau sangat basa

8
akan membahayakan bagi kelangsungan hidup organisme yakni dapat
menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

3. Kecarahan
Kecerahan pada perairan yang ditumbuhi fitoplankton dapat
bervariasi tergantung pada jenis dan konsentrasi fitoplankton di dalamnya.
Fitoplankton adalah organisme mikroskopis yang hidup di perairan dan
melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan oksigen. Ketika
jumlah fitoplankton dalam air meningkat, warna air dapat berubah menjadi
hijau atau kebiruan karena pigmen yang dihasilkan oleh fitoplankton.
Konsentrasi fitoplankton yang lebih tinggi cenderung menyerap lebih
banyak cahaya, sehingga dapat mengurangi kecerahan air. Namun,
beberapa jenis fitoplankton seperti dinoflagellata dan diatom dapat
menghasilkan pigmen yang meningkatkan kecerahan air. Ini dapat
menghasilkan efek yang disebut dengan istilah "air biru", di mana perairan
yang sebenarnya kaya akan fitoplankton dapat terlihat berwarna biru cerah
atau kehijauan.

Dalam kondisi tertentu, pertumbuhan fitoplankton yang berlebihan


dapat menyebabkan fenomena algal bloom yang dapat menyebabkan
penurunan kecerahan air karena jumlah fitoplankton yang berlebihan.
Algal bloom dapat menjadi masalah serius karena dapat mengganggu
ekosistem perairan dan mengancam kesehatan manusia jika terjadi
kontaminasi air. Kecerahan air mempengaruhi jumlah dan kualitas sinar
matahari dalam perairan. Jumlah dan kualitas sinar matahari ini
mempengaruhi aktifitas fitoplankton melalui penyediaan energi untuk
melangsungkan fotositesis. Kecerahan perairan tambak tradisional pada
lokasi yang berdekatan dengan aktivitas manusia lebih rendah
dibandingkan dengan kecerahan pada daerah yang bervegetasi, disebabkan
karena hasil aktivitas manusia yang terbawa aliran air menjadi sumber

9
meningkatnya partikel lumpur maupun berbagai kandungan bahan organik
dan bahan anorganik.

4. Fosfat
Fosfat merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan organisme
perairan. Fosfat dalam perairan berasal dari sisa-sia organisme dan pupuk
yang masuk ke dalam perairan. Fitoplankton dapat menggunakan unsur
fosfor dalam bentuk fosfat yang sangat penting bagi pertumbuhannya.
Fosfor dalam bentuk ikatan fosfat dipakai fitoplankton untuk menjaga
keseimbangan kesuburan perairan. Fitoplankton membutuhkan fosfat
untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan. Namun, jika
konsentrasi fosfat dalam air terlalu tinggi, maka dapat menyebabkan
pertumbuhan fitoplankton yang berlebihan atau fenomena algal bloom.
Algal bloom yang disebabkan oleh konsentrasi fosfat yang tinggi
dapat menyebabkan masalah ekologis dan kesehatan. Ketika fitoplankton
mati dan terurai, bakteri pengurai akan menggunakan oksigen dalam air
untuk menguraikannya. Jika algal bloom terjadi dalam jumlah besar, maka
bakteri pengurai akan menggunakan banyak oksigen dalam air sehingga
menyebabkan oksigen dalam air menurun dan menyebabkan kekurangan
oksigen atau hipoksia. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian ikan dan
organisme air lainnya karena kekurangan oksigen.
Selain itu, beberapa jenis fitoplankton yang dapat tumbuh dalam
konsentrasi fosfat yang tinggi juga dapat menghasilkan toksin yang dapat
beracun bagi organisme air lainnya, termasuk manusia yang menggunakan
air tersebut untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, penting untuk
mengontrol konsentrasi fosfat dalam perairan agar tidak terjadi
pertumbuhan fitoplankton yang berlebihan atau algal bloom. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengurangi sumber-sumber fosfat yang masuk ke
perairan, seperti mengurangi penggunaan pupuk fosfat dan limbah
domestik dan industri yang mengandung fosfat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka makalah ini dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1) Fitoplankton merupakan organisme laut yang menjadi organisme
paling dasar dalam penyusunan rantai makanan di dalam suatu
ekosistem. Fitoplankton biasanya disebut dengan padang rumput di
laut, atau sebuah produsen yang menghasilkan sumber makanan
dari bahan anorganik.
2) Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan
saling berinteraksi antara faktor fisika dan kimia perairan seperti
oksigen terlarut, suhu, kecerahan dan ketersediaan unsur hara
nitrogen dan fosfor.
3) Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh
beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya.
Kelimpahan akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon
terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan fisik, kimia
maupun biologis.

3.2 Saran

1) Saran dari penulis untuk arahan lebih lanjut yaitu menyelaraskan


faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran agar
berkelanjutan.
2) Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait parameter yang belum
diteliti.
3) Menjaga kelestarian perairan agar ekosistem perairan tetap terjaga.
4) Diperlukan penelitian terhadap kelimpahan fitoplankton pada siang
dan malam hari untuk melihat kelimpahan dan keanekaragaman
plankton pada waktu yang berbeda.

11
DAFTAR PUSTAKA

Barus. (2002). Pengantar Limnology Study Tentang Ekosistem Air Daratan.


Medan: USU Press.
Damar, A., Vitner, Y., Palmirmo, P., Kadir, M. S. (2013).Deteksi Faktor
Lingkungan Pemicu Timbulnya Peledakan Populasi Fitoplankton (RED
TIDE) di Perairan Teluk Jakarta dan Kaitannya dengan Eutrofikasi
Perairan Pesisir dan Laut. Laporan Penelitian. Bogor,
Indonesia:Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Institut Pertanian Bogor (LPPM-IPB).
Hutabarat, S. & S. M. Evans. (1984). Pengantar Oceanografi. Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Goldman, C.R. and Horne, A.J. (1983). Limnology. New York, USA: McGraw-
Hill Book Company. 464 p.
Kadir, M. A., Damar, A., & Krisanti, M. (2015). Dinamika Spasial dan Temporal
Struktur Komunitas Zooplankton di Teluk Jakarta. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 20(3), 247-256.
Mahida. (1993). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri (Edisi
Keempat ed.). Jakarta: PT. Rajawali Grafindo.
MARLIAN, N. (2018). Hubungan Parameter Kualitas Air Terhadap Distribusi
Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Teluk Meulaboh Aceh Barat. Jurnal
of Aceh Aquatic Sciences, 1(1).
Musthafa, H.2013.kemelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Plankton di Subgas
Gajahwong Yogyakarta.Universitas Islam Negeri Yogyakarta.Yogyakarta,
Nontji, Anugrah.2008.Plankton Laut.Jakarta:LIPI Press.
Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi: Terjemahan dari Fundamentals of
Ecology. Alih Bahasa Samingan, T. Edisi Ketiga. Universitas Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Raymont, J. E. G. (1980). Plankton and Productivity in the Ocean. New York:
Mc. Millan Co.
Reynolds, C.S.1984. The Ecology of Freshwater Phytoplankton. Cambridge
University Press.
Yuliana, A. &. (2012). Produktivitas Perairan. Jakarta: Bumi Aksara.

12
LAMPIRAN

Gambar 1. Ilustrasi Fitoplankton


Sumber: http://oceannaalbahry.blogspot.com/

Gambar 2. Fitoplankton dalam jumlah besar dari kejauhan


Phys.or

13

Anda mungkin juga menyukai