Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PLANKTONOLOGI A
(Komposisi kimia, distribusi dan pola migrasi
zooplankton)

JASMITHA ERCY JANUARI

(L021211046)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Zooplankton merupakan konsumen pertama dalam tingkatan
trofik di ekosistem perairan. Keberadaan plankton menjadi sangat
penting dalam ekosistem perairan karena plankton menjadi rantai
utama jaring – jaring makanan yang selanjutnya akan diteruskan oleh
nekton dan bentos. Ekosistem perairan yang dapat dijumpai disekitar
kita antara lain waduk, kolam, sungai, danau dan laut. Zooplankton
adalah plankton heterotrofik (kadang – kadang detritivorous). Plankton
adalah organisme yang ada dilautan dan permukaan air tawar. Kata
“plankton” berasal dari bahasa yunani zoon, yang berarti “binatang” dan
planktos, yang berarti “pengembara” atau “drifter”. Individu zooplankton
biasanya mikroskopis, tetapi beberapa ( seperti ubur-ubur ) lebih besar
dan bias dilihat dengan mata telanjang.

Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani,


sangat beranekaragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk
dewasa yang mewakili hamper seluruh filum hewan. Plankton terbagi
atas dua kelompok fitoplankton dan zooplankton, yang dimana
fitoplankton berperan sebagai produsen primer sedangkan zooplankton
sebagai konsumen utama yang menghubungkandengan biota pada
tingkat trofik yanglebihtinggi. Zooplanktonadalahhewan yang hidupnya
mengapung, melayang dala mair. Zooplankton umunya berkisar 0,2 –
2mm. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya
sangat ditentukan oleh arus yang membawanya. Zooplankton bersifat
heterotrof yaitu tidak mampu memproduksi bahan organik dari bahanan
organik. Olehkarenaitu, kelangsungan hidupnya bergantung pada
bahan organik dari fitoplankton yang menjadi bahan makanannya.
Zooplankton disebut sebagai konsumen bahan organik dalam rantai
makanan. Zooplankton merupakan konsumen pertama yang
memanfaatkan produksi primer yang dihasilkan fitoplankton. Peranan
zooplankton sebagai mata rantai antara produsen primer dengan
karnivora besar dan kecil dapatmempengaruhi kompleksitas rantai
makanan dalam ekosistem perairan.
II. Rumusan Masalah
1. Komposisi kimia zooplankton
2. Distribusi zooplankton
3. Pola migrasi zooplankton
III. Pembahasan
1. Komposisi kimia zooplankton
PH merupakan faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor
pembatas pada ekosistem perairan. Sebagian besar biota perairan
sensitif terhadap perubahan nilai pH. Hasil uji korelasi antara pH
dan kemelimpahan zooplankton menunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,990 yang artinya terdapat korela-si yang cukup tinggi
antara pH dan kemelimpahan zooplankton. Koefisien determinasi
(R2 ) menunjukkan bahwa sumbangan pH dalam menentukan
kemelimpahan zoo-plankton sebesar 98,1%. Konstanta sebesar -
13374,622 dan koefisien X (mewakili pH) adalah 1748,524 yang
akhirnya diperoleh persamaan garis regresinya adalah: Y=1748,
524X-13374,622. Persamaan ini menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan arah positif antara pH dan kemelimpahan
zooplankton artinya kenaikan pH dapat meng-akibakan kenaikan
zooplankton. Kenaikan pH disini bukan berarti ketika pH naik secara
terus menerus maka kemelimpahan zooplankton akan mengikuti.
Derajat keasaman (pH) berpengaruh pada setiap kehidupan
organisme, namun setiap organisme memiliki batas toleransi yang
berbeda-beda terhadap pH perairam. pH dapat mempengaruhi per-
nafasan dan pengaturan kecepatan metabolisme zooplankton.
Kenaikan pH dapat meng-akibatkan turunnya konsentrasi CO2
pada saat fotosintesis berlangsung sehingga fotosin tesis tidak
dapat berjalan secara optimal. Akibatnya, pertumbuhan zooplankton
sebagai pema kan fitoplankton juga dapat terhambat.
DO (Dissolved Oxygen) merupakan banyaknya oksigen terlarut
dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor
yang sangat penting dalam ekosistem air, terutama untuk proses
respirasi sebagian besar organisme air. Pada umumnya kelarutan
oksigen menurut Barus (2004) dalam air sangat terbatas
dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai
konsentrasi sebanyak 21% volume, air hanya mampu menyerap
oksigen sebesar 1% volume saja. Terdapat variasi antara nilai DO
pada pengamatan pagi dan siang hari serta pada ketiga stasiun
namun secara umum lebih tinggi pada pengamatan pagi hari.
Schworbel (dalam Barus 2001) menyatakan bahwa nilai DO
mengalami fluktuasi baik harian maupun musiman. Fluktuasi ini
sering dipengaruhi oleh perubahan suhu juga aktivitas fotosintesis
tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Sugiyo (2008) menyatakan
bahwa besarnya nilai DO pada pengamatan pagi hari dikarenakan
pada pagi hari proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen
berlangsung cukup optimal sedangkan pada sore hari organisme
membutuhkan oksigen sehingga konsentrasi oksigen terlarut juga
berkurang.
Alkalinitas berhubungan dengan jumlah basa yang terdapat di
dalam air. Basa yang umum terdapat di perairan antara lain
karbonat, bikarbonat, hidroksida, dan fosfat. Alkalinitas dapat
diketahui dengan mengukur jumlah asam (ion hidrogen) air yang
dapat terabsorb (buffer) sebelum mencapai pH yang ditunjukkan.
Total alkalinitas ditunjukkan dengan satuan mg/L atau ppm CaCO3.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R)
antara alkalinitas dan kemelimpahan zooplankton sebesar 0.979
yang artinya ada korelasi yang cukup tinggi antara alkalinitas dan
kemelimpahan zooplankton. Koefisien determinasi (R2 )
menunjukkan bahwa sumbangan alkalinitas dalam menentukan
kemelimpahan zooplankton sebesar 95.9%. Konstanta sebesar
2624.048 dan koefisien X (mewakili alkalinitas) adalah -39.797 yang
akhirnya diperoleh persamaan garis regresinya adalah: Y=2624.048-
39.797X. Persamaan ini menunjukkan hubungan yang signifikan
dengan arah negatif antara alkalinitas dan kemelimpahan
zooplankton. Gusrina (2008) menyatakan bahwa kemelimpahan
zooplankton yang berhubungan negatif dengan alka-linitas, artinya
zat sisa dari metabolisme zooplankton mempengaruhi alkalinitas
total pada perairan. Karena pH yang kurang stabil akibat adanya
penumpukan zat sisa, konsentrasi total alkalinitas juga akan
berkurang karena pada keadaan asam banyak tersedia ion
hidrogen bebas yang kemudian hidrogem bebas akan membentuk
senyawa asam dengan mengikat basa-basa bebas seperti karbonat
maupun bikarbonat yang me-rupakan unsur pembentuk total
alkalinitas air sehingga konsentrasi alkalinitas total juga menurun.
2. Distribusi zooplankton
Distribusi zooplankton secara spasial menunjukkan bahwa jumlah
jenis terbanyak ditemukan pada stasiun 11 Periode 2 yaitu
sebanyak 20 jenis. Sedangkan distribusi zooplankton secara
temporal ditemukan bahwa jumlah jenis zooplankton terbanyak
terdapat pada Periode 2 yaitu sebanyak 25 jenis zooplankton,
sedangkan jumlah jenis terendah pada Periode 3 yaitu sebanyak 22
jenis zooplankton. Berdasarkan periode penelitian, ditemukan
beberapa jenis zooplankton yang tersebar di semua stasiun
penelitian adalah Calanus sp, Centropoges sp, Acartia sp (Periode
1); Calanus sp, Centropages sp, Acartia sp, Thysanoessa sp,
Stegosoma sp, Sagitta sp (Periode 2); dan Calanus sp dan Acartia
sp (Periode 3).
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa jenis zooplankton yang
distribusinya luas dan ditemukan di semua stasiun pada 3 periode
penelitian adalah Calanus sp, dan Acartia sp. Acartia sp merupakan
salah satu jenis zooplankton yang penyebarannya luas dan
mempunyai kelimpahan cukup tinggi di perairan Pulau Burung
maupun Pulau Buntal (Huliselan dkk, 2017). Secara umum jenis
Calanus sp, Acartia sp, Oncae sp dan Corycaeus sp merupakan
jenis jenis zooplankton yang menjadi makanan utama dari ikan.
Selain ditemukan jenis-jenis zooplankton yang penyebarannya luas,
ditemukan juga beberapa jenis zooplankton yang hanya ada pada
satu periode saja yaitu Pseudocalanus sp, Undinopsis sp,
Cyphonautes sp (Periode 1) dan Undinula sp, Salpa sp, Diphyes sp.
3. Pola migrasi zooplankton
Diel vertical migration, Kata “Diel” berasal dari kata Latin “dies day”,
berarti periode 24 ja m. Zooplankton akan banyak terdapat di dasar
perairan pada siang hari dan akan naik kepermukaan pada malam
hari atau pagi hari. Migrasi vertikal merupakan migrasi harian yang
dilakukan oleh organisme zooplankton tertentu ke arah dasar laut
pada siang hari dan ke arah permukaan pada malam hari. Migrasi
terjadi ketika zooplankton bergerak ke atas ke lapisan epipelagic
( photic zone) di malam hari dan kembali ke mesopelagic ( aphotic
zone) pada siang hari.
Pentingnya Diel vertical migration (DVM)
1) DVM berperan dalam pengangkutan bahan organic terllarut
(DOM) ke lapisan air dalam, karena sebagian besar makhluk
laut dalam, khususnya mikroba laut, tergantung kepada
kiriman nutrient dari atas.
2) DVM penting terhadap pemompaan biologis yaitu konversi
CO2 dan nutrient anorganik oleh tumbuhan berfotosintesis
menjadi DOM pada zona euphotic dan pemindahan ke laut
lebih dalam.
3) DVM adalah proses utama yang terjadi di laut, tanpa DVM
tidak akan terjadi proses perpindahan energi di antara
organisme secara efisien.
Migrasi Diurnal Zooplankton, Migrasi harian zooplankton dalam
kolom air adalah intensitas cahaya. Zooplankton berada di dekat
permukaan air pada sore hari menjelang malam hingga intensitas
cahaya rendah pada suhu air rendah. Zooplankton berenang ke
perairan yang lebih dalam pada siang hari untuk berlindung dari
predator dan avoid high temperature. Diperairan danau,
keberadaan lapisan thermocline berperan dalam migrasi diurnal
zooplankton, sebagian besar zooplankton bertahan diatas lapisan
thermocline dan pergerakan zooplankton diantara lapisan
epilimnion. Migrasi diurnal juga depend on spesies/genus dari
zooplankton dan eg. Copepoda dan Ostracoda cenderung
bermigrasi ke lapisan hypolimnion. Some Rotifera cenderung
berada di dekat permukaan air pada siang hari. Cladocera
bermigrasi dari hypolimnion dengan kadar oksigen turun secara
drastis.
Pola Umum Migrasi Vertikal Zooplankton
Nocturnal migrasi adalah migrasi pada malam hari
 Bergerak ke atas kolom air menjelang matahari terbenam
 Berada pada kedalaman minimum antara sunset dan sunrise
 Turun ke kedalaman maximum pada siang hari
Reverse migrasi adalah migrasi pada siang hari, pola migrasi yang
sangat jarang
 Bergerak ke atas sampai pada kedalaman minimum pd siang
hari
 Bergerak menuju kedalaman maximum pada malam hari
Twilight migrasi adalah pola migrasi campuran
 Zooplankton mengawali pergerakan ke atas kolom air
beberapa saat menjelang sunrise
 Setelah mencapai kedalaman minimum akan bergerak
kebagian yang lebih dalam pada malam hari
 Pada saat sunrise zooplankton kembali bermigrasi ke
permukaan air tapi kemudian turun kembali menuju
kedalaman siang hari
IV. Kesimpulan
1. PH merupakan faktor lingkungan yang berperan sebagai
faktor pembatas pada ekosistem perairan. Sebagian besar
biota perairan sensitif terhadap perubahan nilai pH. Hasil uji
korelasi antara pH dan kemelimpahan zooplankton
menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,990 yang artinya
terdapat korela-si yang cukup tinggi antara pH dan
kemelimpahan zooplankton. DO (Dissolved Oxygen)
merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan.
Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam ekosistem air, terutama untuk proses respirasi sebagian
besar organisme air. Alkalinitas berhubungan dengan jumlah
basa yang terdapat di dalam air. Basa yang umum terdapat di
perairan antara lain karbonat, bikarbonat, hidroksida, dan
fosfat. Alkalinitas dapat diketahui dengan mengukur jumlah
asam (ion hidrogen) air yang dapat terabsorb (buffer) sebelum
mencapai pH yang ditunjukkan. Total alkalinitas ditunjukkan
dengan satuan mg/L atau ppm CaCO3.
2. Distribusi zooplankton secara spasial menunjukkan bahwa
jumlah jenis terbanyak ditemukan pada stasiun 11 Periode 2
yaitu sebanyak 20 jenis. Sedangkan distribusi zooplankton
secara temporal ditemukan bahwa jumlah jenis zooplankton
terbanyak terdapat pada Periode 2 yaitu sebanyak 25 jenis
zooplankton, sedangkan jumlah jenis terendah pada Periode 3
yaitu sebanyak 22 jenis zooplankton.
3. Zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan pada
siang hari dan akan naik kepermukaan pada malam hari atau
pagi hari. Migrasi vertikal merupakan migrasi harian yang
dilakukan oleh organisme zooplankton tertentu ke arah dasar
laut pada siang hari dan ke arah permukaan pada malam hari.
Migrasi terjadi ketika zooplankton bergerak ke atas ke lapisan
epipelagic ( photic zone) di malam hari dan kembali ke
mesopelagic ( aphotic zone) pada siang hari.
V. Daftar Pus taka
https://media.neliti.com/media/publications/175567-ID-komposisi-
dan-kemelimpahan-zooplankton-d.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/286877-distribusi-
zooplankton-di-perairan-teluk-f9d61783.pdf

Anda mungkin juga menyukai