Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan air tawar, salah satunya sungai menempati ruang yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat
penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Perairan air tawar
merupakan tempat disposal/pembuangan yang mudah dan murah.Suatu ekosistem dapat terbentuk
oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk
hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalam ekosistem
didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi
lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup.Dilihat dari aspek kebutuhannya,
sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi
kelangsungan hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan
pergerakan.Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam
melangsungkan hidupnya.

Morfologi adalah salah satu cabang linguistik atau ilmu bahasa yang menyelidiki seluk-beluk
struktur internal kata dan pengaruh perubahan struktur tersebut terhadap arti dan golongan kata.
Struktur internal kata terdiri dari satuan-satuan gramatik terkecil yang disebut morfem. Oleh karena itu,
objek kajian terbesar dalam morfologi ialah kata, sedangkan objek kajian terkecilnya adalah morfem.

Nekton merupakan organisme akuatik yang dapat bergerak sendiri dengan “berenang” di perairan.
Pergerakan mereka umumnya tidak dikendalikan oleh gelombang dan arus. Komunitas nekton hampir
dapat ditemukan di seluruh perairan dan di berbagai kedalaman, namun kebanyakan dari mereka tidak
dapat bergerak bebas ke seluruh bagian laut atau perairan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
suhu, salinitas, dan juga ketersediaan makanan. Komunitas nekton sebagian besar hewan bertulang
belakang, diantaranya jenis ikan, crustacea (kepiting, rajungan, udang, lobster), mamalia laut (anjing
laut, paus), mollusca (cumi, gurita) dst. Mereka memakan plankton atau nekton lainnya.

Bentos adalah organisme akuatik yang hidup menetap pada dasar perairan, baik perairan air tawar
maupun air asin. Organisme ini umumnya banyak hidup di perairan dekat dasar sungai atau dikenal
sebagai zona bentik. Mereka hidup di dekat sedimen baik itu batu, lumpur, pasir dan lain lain. Berbeda
dengan plankton maupun nekton, bentos mampu beradaptasi dengan tekanan air dalam serta arus
perairan yang deras. Sebagian atau seluruh siklus hidup bentos berada di dasar perairan, baik yang sesil,
merayap maupun menggali lubang. Pergerakan bentos juga relatif terbatas.

Berbeda dengan nekton, neuston adalah organisme akuatik yang mengapung di perairan.
Organisme ini yang tidak melekat pada substrat namun terdapat di atas atau di bawah film air (batas
antara air dan udara) termasuk ke dalamnya tumbuhan terapung seperti teratai, ganggang, dan eceng
gondok. Contoh lain neuston adalah kumbang, protozoa, bakteri, laba-laba air, serangga air dst.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum kalii ini yaitu mempelajari karakteristik ekosistem dan factor
pembatasnya, mempelajari data faktor fisik,kimia,biologis suatu perairan , mempelajari bentos,nekton,
dan neuston.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat praktikum dari Ekologi Perairan, yaitu dapat mengetahui kualitas air dan beberapa
organisme disuatu perairan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Perairan

Organisme air dapat hidup diperairan yang mempunyai nilai pH dengan kisaran toleransi anatar
asam lemah dengan basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air. Pada umumnya
terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan
membahayakan kelamgsungan hidup organisme karena menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme dan respirasi. Semakin tinggi kecepatan arus, kandungan oksigen terlarut dalam air yang
sangat dibutuhkan oleh biota air dalam metabolismenya akan semakin banyak. Kecepatan arus
berkurang seiring dengan penambahan kedalaman suatu perairan.

Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan proses metabolisme air dan respirasi
organism organism air. Selanjutnya mengakibatkan peningkatan dekomposisi bahan organic mikroba.
Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton adalah antara. Peningkatan suhu akan
menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah akan
meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan
oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dan udara dan dari proses fotosintesis.

Jika tingkat kekeruhannya telah mencapai 1000 FTU menunjukan kondisi perairan telah banyak
tercemar oleh sampah-sampah organik maupun anorganik. Kekeruhan akan mempengaruhi penetrasi
cahaya yang masuk. Penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organismee fotosintetik dan
juga mempengaruhi migrasi vertikal harian dan dapat pula mengakibatkan kematian pada organisme
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai