Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Wilayah pesisir dan laut merupakan lokasi beberapa ekosistem yang unik dan saling terkait,
dinamis dan produktif. Beberapa ekosistem utama di wilayah pesisir dan laut yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah estuaria. Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya
(saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat
dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya
terlindung dari pengaruh gelombang laut.
Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun
terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Kita
mungkin sering melihat hamparan daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu
adalah salah satu dari sekian banyak tipe estuary yang ada. Tidak terlalu sulit untuk memilah atau
menetukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu. Hanya dengan melihat sumber
air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan mengukur salinitas perairan tersebut. Karena
perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar.
Kisarannya antara 5 25 ppm. Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang
cukup lebar, estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada
lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut.
Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat
kaya akan nutrient yang menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah
sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur
hara.
Mengingat bahwa kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal
dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean,
Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna) maka hal ini sangat
perlu dipelajari




1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai grazing
and detritus food web dalam perairan estuaria, dan hubungan-hubungannya terhadap organisme
akuatik yang hidup disekitar estuaria.
























II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekologi
Inti permasalahan ekologi adalah hubungan makhluk hidup, khususnyamanusia dengan
lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan hidupnya disebut ekologi. Istilah ekologi pertamakali diperkenalkan oleh Enerst
Haeckel, seorang ahli biologi bangsa Jerman. Ekologi berasaldari bahasa Yunani yaitu Oikos yang
berarti rumah dan logos yang berarti ilmu/telaah. Olehkarena itu ekologi berarti ilmu tentang rumah
(tempat tinggal) makhluk hidup. Dengandemikian ekologi biasanya diartinya sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbalbalik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.2 Habitat dan Relung
Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat adalah tempat hidup
suatu organisme.Sedangkan relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatuorganisme
dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural,fisiologis serta
perilaku spesifik organisme itu. Penyesuaian diri secara umum disebutadaptasi. Kemampuan
adaptasi mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi makin
besar kementakan kelangsungan hidup organisme.
2.3 Hubungan Intra dan Interspesifik
Organisme merupakan bagian dari populasi yang saling bersaing untuk memperoleh
kebutuhan seperti, makanan, tempat tinggal, dan pasangan. Persaingan inidisebut
kompetisiintraspesifik karena dilakukan oleh organisme yang spesiesnya sama.Organisme yang
menang dalam persaingan tentu akan mendapatkan makanan dan tempathidup yang baik.
Organisme unggul diperoleh dari pasangan organisme yang unggul juga.Organisme dari keturunan
yang unggul prosentasenya akan lebih banyak jika dibandingkandengan organisme yang kurang
unggul karena kalah bersaing. Keturunan yang unggul akanmemperoleh keturunan yang unggul
juga. Hal ini terjadi secara berulang-ulang.Di dalam komunitas tentunya terdapat spesies yang
berbeda yang bersaing untuk memperoleh makanan, tempat hidup, tempat berkembangbiak.
Kompetisi ini dilakukan olehspesies yang berbeda yang disebut kompetisii
interspesifik . Dengan adanya kompetisi interspesifik akan menyebabkan spesies yang dapat
menyesuaikan diri sehingga dominandalam suatu komunitas, sebaliknya spesies yang kurang
unggul akan tersaingi dan jumlah keturunannya akan berkurang. Akibat dari kompetisi ini
organisme yang unggul akan terus hidup karena mendapatkan kebutuhan yang diperlukan.
Didalam kehidupan sepanjang waktu suatu organisme pasti mengalami kelahiran dan kematian,
persaingan spesifik menyebabkan suatu populasi akan melakukan migrasi.Perluasan tempat
menyebabkan jumlah populasi semakin banyak di daerah itu karena dapat menyesuaikan diri. Tetapi
didalam suatu habitat yang spesiesnya berbeda dan carahidup yang sama, kompetisi interspesifik
akan semakin meningkat menyebabkan tempat dancara hidup akan semakin berkurang karena
spesiesnya yang lemah. Spesies akan mudah punah karena di daerah yang sama terdapat spesies
dengan cara hidup yang berbeda.
2.4 . Ekosistem
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena ituekosistem
adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkunganyang saling
mempengaruhi. Berdasarkan pengertian di atas, suatu sistem terdiri darikomponen - komponen
yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistemterbentuk oleh komponen hidup
(biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.
Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi dan energi,yang terkendali oleh arus informasi
antara komponen dalam ekosistem. Masing-masingkomponen mempunyai fungsi (relung). Selama
masing-masing komponen tetap melakukanfungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan
ekosistem tetap terjaga.

2.5 Pengertian Estuaria
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih
berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air tawar
dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.Estuaria sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini jugadipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut aimya.
Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut
terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Sebagian besar estuaria didominasi oleh
substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh dari
estuaria adalah muara sungai, teluk dan rawa pasang-surut.
Estuaria dapat dikelompokkan atas empat tipe, berdasarkan karakteristik geomorfologinya:
1.Estuaria dataran pesisir; paling umum dijumpai, dimana pembentukannya terjadi akibat
penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai.
2. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup; terbentuk oleh adanya beting pasir yang terletak
sejajar dengan garis pantai, sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan
laut.
3. Fjords; merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang mengakibatkan
tergenangnya lembah es oleh air laut.
4. Estuaria tektonik; terbentuk akibat aktivitas tektoknik (gempa bumi atau letusan gunung berapi)
yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh air laut pada saat
pasang.
Berdasarkan pola sirkulasi dan stratifikasi air terdapat tiga tipe estuaria:
1. Estuaria berstratifikasi sempurna/nyata atau estuaria baji garam,
dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air asin. Estuaria tipe ini ditemukan di
daerah-daerah dimana aliran air tawar dari sungai besar lebih dominan dari pada intrusi air asin dari
laut yang dipengaruhi oleh pasang-surut.
2. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial merupakan tipe yang paling umum dijumpai. Pada
estuaria ini, aliran air tawar dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus pasang.
Pencampuran air dapat terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh aksi
pasang-surut.
3. Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen vertikal. Estuaria tipe ini dijumpai di
lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut sangat dominan dan kuat, sehingga air estuaria tercampur
sempurna dan tidak terdapat stratifikasi.
Karakteristik fisik
Perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan
biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang penting adalah sebagai berikut:
(1) Salinitas. Estuaria memiliki gradien salinitas yang bervariasi, terutama bergantung pada
masukan air tawar dari sungai dan air laut melalui pasang-surut. Variasi ini menciptakan kondisi
yang menekan bagi organisme, tapi mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menangkal
predator dari laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas yang rendah.
(2) Substrat. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari sedimen
yang dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar partikel lumpur estuaria bersifat
organik, sehingga substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan
makanan yang penting bagi organisme estuaria.
(3) Sirkulasi air. Selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam estuaria dan masuknya air
laut melalui arus pasang-surut menciptakan suatu gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi
biota estuaria, khususnya plankton yang hidup tersuspensi dalam air.
(4) Pasang-surut. Arus pasang-surut berperan penting sebagai pengangkut zat hara dan plankton.
Di samping itu arus ini juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang
sampai di estuaria.
(5) Penyimpanan zat hara. Peranan estuaria sebagai penyimpan zat hara sangat besar. Pohon
mangrove dan lamun serta ganggang lainnya dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya
sebagai bahan organik yang akan digunakan kemudian oleh organisme hewani.
Fungsi ekologis estuaria
Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting sebagai berikut:
Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang-surut (tidal
circulation).
Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang) yang bergantung pada estuaria
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground).
Sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama
bagi sejumlah spesies ikan dan udang.
2.6 Habitat Estuaria
Kolom air di estuaria merupakan habitat untuk plankton (fitoplankton dan zooplankton),
neuston (organisme setingkat plankton yang hidup di lapisan permukaan air) dan nekton (organisme
makro yang mampu bergerak aktif). Di dasar estuaria hidup berbagai jenis organisme baik mikro
maupun makro yang disebut bentos. Setiap kelompok organisme dalam habitanya menjalankan
fungsi biologis masing-masing, misalnya fitoplankton sebagai produser melakukan aktivitas
produksi melalui proses fotosintesa, bakteri melakukan perombakan bahan organik (organisme
mati) menjadi nutrien yang dapat dimanfaatkan oleh produser dalam proses fotosintesa. Dalam satu
kelompok organisme (misalnya plankton atau bentos) maupun antar kelompok organisme (misalnya
antara plankton dan bentos_ terjalin suatu hubungan tropik (makan-memakan) satu sama lain,
sehingga membentuk sautu hubungan jaringan makanan.

2.7 Rantai Makanan di Estuaria
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada setiap tahap
pemindahan energi, 80%90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah
dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai
makanan semakin besar pula energi yang tersedia.(Anonim,2010)
Pada ekosistem estuaria dikenal 3 (tiga ) tipe rantai makanan yang didefinisikan berdasarkan
bentuk makanan atau bagaimana makanan tersebut dikonsumsi : grazing, detritus dan osmotik.
Fauna diestuaria, seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan berbagai jenis cacing berproduksi dan
saling terkait melalui suatu rantai dan jaring makanan yang kompleks (Komunitas tumbuhan yang
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan
ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air
tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora.
2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme
pemakan sisa) predator.
Suatu rantai adalah suatu pola yang kompleks saling terhubung, rantai makanan di dalam suatu
komunitas yang kompleks antar komunitas, selain daripada itu, suatu rantai makanan adalah suatu
kelompok organismE yang melibatkan perpindahan energi dari sumber utamanya (yaitu., cahaya
matahari, phytoplankton, zooplankton, larval ikan, kecil ikan, ikan besar, binatang menyusui). Jenis
dan variasi rantai makanan adalah sama banyak seperti jenis/spesies di antara mereka dan tempat
kediaman yang mendukung mereka. Selanjutnya, rantai makanan dianalisa didasarkan pada
pemahaman bagaimana rantai makanan tersebut memperbaiki mekanisme pembentukannya. Ini
dapat lebih lanjut dianalisa sebab bagaimanapun jenis tunggal boleh menduduki lebih dari satu
tingkatan trophic di dalam suatu rantai makanan. (Johannessen et al, 2005)
Dalam bagian ini, diuraikan tiga bagian terbesar dalam rantai makanan yaitu: phytoplankton,
zooplankton, dan infauna benthic. Sebab phytoplankton dan zooplankton adalah komponen rantai
makanan utama dan penting, dimana bagian ini berisi informasi yang mendukung keberadaan
organisme tersebut. Sedangkan, infauna benthic adalah proses yang melengkapi pentingnya rantai
makanan di dalam ekosistem pantai berlumpur. Selanjutnya, pembahasan ini penekananya pada
bagaimana mata rantai antara rantai makanan dan tempat berlindungnya (tidal flat; pantai
berlumpur).(Johannessen et al, 2005)
Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh
mendominasi. Rendahnya produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora dan terdapatnya
sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada ekosistem estuaria merupakan
rantai makanan detritus. Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan algae yang
kemudian menjadi sumber makanan penting bagi organisme pemakan suspensi dan detritus. Suatu
penumpukan bahan makanan yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria merupakan produksi
bersih dari detritus ini. Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang, dan berbagai jenis cacing
berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai makanan yang kompleks (Bengen, 2002).
Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary
menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini
adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan yang paling penting
adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang
menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan
lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal
dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean,
Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan
jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi
menjadikan daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.
Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya sebagai
daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis
burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan
burung dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di
gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.
Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika dibandingkan
dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah spesies ini terutama
disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya spesies yang memiliki kekhususan
fisiologis yang mampu bertahan hidup di estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna,
estuaria juga miskin akan flora.

2.8 Peranan Ekosistem Estuaria
Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yang terbawa
masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air laut. Produktifitas primernya sendiri,
karena sifat-sifat dinamika estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas dan karena kekeruhan
airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit jenis alga, rumput laut, diatom
bentik dan fitoplankton. Meski demikian, bahan-bahan organik dalam rupa detritus yang
terendapkan di estuaria membentuk substrat yang penting bagi tumbuhnya alga dan bakteri, yang
kemudian menjadi sumber makanan bagi tingkat-tingkat trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan
organik ini dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yang
mendapatkan bahwa air drainase estuaria mengandung sampai 110 mg berat kering bahan organik
per liter, sementara perairan laut terbuka hanya mengandung bahan yang sama 1-3 mg per liter.
Oleh sebab itu, organisme terbanyak di estuaria adalah para pemakan detritus, yang sesungguhnya
bukan menguraikan bahan organik menjadi unsur hara, melainkan kebanyakan mencerna bakteri
dan jasad renik lain yang tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya, para pemakan detritus
berupa cacing, siput dan aneka kerang akan dimakan oleh udang dan ikan, yang selanjutnya akan
menjadi mangsa tingkat trofik di atasnya seperti ikan-ikan pemangsa dan burung. Melihat
banyaknya jenis hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa disimpulkan bahwa rantai
makanan dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat terbuka. Dengan pangkal pemasukan dari
serpih-serpih bahan organic yang terutama berasal dari daratan (sungai, rawa asin, hutan bakau),
dan banyak yang berakhir pada ikan-ikan atau burung yang kemudian membawa pergi energi keluar
dari sistem (Pendy, 2009).
2.9 Fungsi ekologis estuaria
Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting sebagai berikut:
Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang-surut (tidal
circulation).
Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang) yang bergantung pada estuaria
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground).
Sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama
bagi sejumlah spesies ikan dan udang.



















III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti
ilmu/telaah. Olehkarena itu ekologi berarti ilmu tentang rumah (tempat tinggal) makhluk hidup.
Dengan demikian ekologi biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbalbalik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut
terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Sebagian besar estuaria didominasi oleh
substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh dari
estuaria adalah muara sungai, teluk dan rawa pasang-surut.

Estuaria dapat dikelompokkan atas empat tipe, berdasarkan karakteristik geomorfologinya:
1. Estuaria dataran pesisir
2. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup
3. Fjords
4. Estuaria tektonik
Fungsi ekologis estuaria
Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting sebagai berikut:
Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang-surut (tidal
circulation).
Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang) yang bergantung pada estuaria
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground).
Sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama
bagi sejumlah spesies ikan dan udang.

3.2 SARAN
Protein yang terkandung dalam ikan dan udang sangat dibutuhkan oleh manusia khususnya
dalam membangun tingkat kecerdasan otak. Karena itu perkembangan spesies hewan ikan dan
udang yang sangat bergantung pada ekologis estuaria tersebut diupayakan sejauh mungkin terhidar
dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh manusia yang bersifat merusak.




MAKALAH BIOLOGI LAUT
EKOLOGI BIOTA ESTUARINE















Disusun Oleh :
Sherly Megawati (105080100111027)





KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011

Anda mungkin juga menyukai