Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ekosistem estuari adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan
pencampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai. Ekosistem
ini memiliki banyak tipe yang diklasifikasikan berdasarkan topografi,
pengenceran air tawar dan penguapan, geomorfologi, sirkulasi dan struktur
dari sirkulasi, distribusi salinitas, pola pencampuran air laut dan air tawar
serta stratifikasinya.
Ekosistem estuari terbentuk disebabkan adanya komponen interaksi fisik,
kimia, biologi yang membentuk suatu kompleks. Ekosistem ini merupakan
tempat yang baik bagi populasi ikan karena sesuai untuk untuk tempat
berpijak dan membesarkan anak-anak ikan. Faktor yang menyebabkan
ekosistem estuari mempunyai produktivitas yang tinggi yaitu terdapat suatu
penambahan bahan-bahan organik secara terus-menerus yang berasal dari
aliran sungai. Setiap ekosistem terbentuk dari komponen biotik dan abiotik
yang saling berinteraksi satu sama lain sama halnya dengan ekosistem estuari.
Keanekaragaman dari komponen biotik dan abiotik yang terdapat didalam
ekosistem estuari ini menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah - masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Ekosistem ?
2. Apa pengertian dari Ekosistem Estuari ?
3. Apa saja komponen dari Ekosistem Estuari ?
4. Apa klasifikasi dari Ekosistem Estuari ?
5. Apa karakteristik dari ekosistem Estuari ?
6. Apa tipe dari Ekosistem Estuari ?
7. Bagaimana Rantai makanan dalam Ekosistem Estuari ?
8. Bagaimana hasil produktivitas hayati Ekosistem Estuari ?
9. Apa manfaat dari Ekosistem Estuari ?

1
10. Bagaimana cara melestarikan Ekosistem Estuari ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui tentang arti dari Ekosistem
2. Untuk mengetahui tentang arti dari Ekosistem Estuari
3. Untuk mengetahui komponen dalam Ekosistem Estuari
4. Untuk mengetahui klasifikasi Ekosistem Estuari
5. Untuk mengetahui karakteristik Ekosistem Estuari
6. Untuk mengetahui tipe – tipe dari Ekosistem Estuari
7. Untuk mengetahui rantai makanan dalam Ekosistem Estuari
8. Untuk mengetahui hasil produktivitas hayati dari Ekosistem Estuari
9. Untuk mengetahui manfaat dari Ekosistem Estuari
10. Untuk mengetahui cara melestarikan Ekosistem Estuari

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem


Ekosistem adalah suatu sistem hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Ekosistem merupakan tempat terjadinya interaksi
antara suatu organisme dengan lingkungan disekitarnya supaya dapat saling
mempertahankan kehidupannya. Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu
sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan
hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "Organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik
menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok
untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan
kimiaatmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda
dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan, dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi
dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies
tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda
memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang
sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat
hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut
terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup
yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi
alam.

3
2.2 Pengertian Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuaria adalah wilayah
pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka
dan menerima masukan air tawar dari daratan. Oleh karena itu, ekosistem ini
sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat
yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Ekosistem
Estuari merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam zona
litoral (kelompok ekosistem pantai). Sebagian besar estuaria didominasi oleh
substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan
air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di
belakang pantai pasir temasuk estuari. Tempat bertemunya arus air dengan
arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat
pada sedimentasi, pencampuran air dan ciri-ciri fisika lainnya, serta
membawa pengaruh besar pada biotanya.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar
ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut
airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari anatara lain rumput rawa
garam, ganggang dan fitoplankton. Komunitas hewan antara lain berbagai
cacing, kerang kepiting, kerang, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata
laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau
bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Bentuk estuari bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air
sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuari
didominasi substrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air
tawar maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan bersifat
organik, substrat dasar estuari biasanya kaya akan bahan organik. Bahan
organik ini menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuari.

4
Kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan merupakan daerah peralihan
antara darat dan laut, estuari mempunyai pola pencampuran air laut dan air
tawar yang tersendiri. Pola pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi
air, topografi kedalaman dan pola pasang surut karena dorongan dan volume
air akan sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai.
Berikut pola pencampuran antara air laut dengan air tawar :
1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary) yang ditandai dengan
desakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi
pertemuan antara air sungai dan air laut. Salinitas air dari estuaria ini
sangat berbeda antara lapisan atas air dengan salinitas yang lebih rendah
dibanding lapisan bawah yang lebih tinggi.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed
estuari). Pola ini ditandai dengan pencampuran yang merata antara air
laut dan air tawar sehingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal,
tetapi stratifikasinya dapat secara horizontal yang derajat salinitasnya
akan meningkat pada daerah dekat laut.
3. Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau pola
percampuran tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat
labil atau sangat tergantung pada desakan air sungai dan air laut. Pada
pola ini terjadi percampuran air laut yang tidak merata sehingga hampir
tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun
secara vertikal.
Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi unik, kadang
terjadi pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada jika pada
daerah muara sungai tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang
menonjol membetuk semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan
permukaan yang mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar
perairan sehingga, terjadi stratifikasi salinitas secara vertikal. Pola ini
menghambat turbulensi dasar yang hingga salinitas dasar perairan cenderung
tetap dengan salinitas yang lebih tinggi.

5
2.3 Komponen Dalam Ekosistem Estuari
Ada tiga komponen fauna (biotik) di estuaria yaitu komponen lautan,air
tawar dan air payau. Binatang laut stenohalin merupakan tipe yang tidak
mampu mentolerir perubahan salinitas. Komponen ini terbatas pada mulut
estuaria. Binatang laut eurihalin membentuk subkelompok kedua. Spesies ini
mampu menembus hulu estuaria. Komponen air payau terdiri atas polikaeta
Nereis diversicolor,berbagai tiram (crassostrea), kerang (Macoma balthica),
siput kecil (hydrobia) dan udang (palaemonetes). Komponen terakhir berasal
dari air tawar. Organisme ini tidak dapat mentolerir salinitas di atas 5‰ dan
terbatas hulu estuaria.
Spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva, beberapa
spesies udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut. Spesies ikan
yang menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut ke sungai dan
sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
Jumlah spesies yang mendiami estuaria sebagaimana yang dikemukakan
Barnes (1974), pada umumnya jauh lebih sedikit daripada yang mendiami
habitat air tawar atau air asin di sekitarnya. Hal ini karena ketidakmampuan
organisme air tawar mentolerir kenaikan salinitas dan organisme air laut
mentolerir penurunan salinitas estuaria.
Komponen abiotik dalam ekosistem estuari adalah :
1. Temperatur 
Efek geografi yang sangat luas dari temperatur pada distribusi mahluk
hidup sangatnyata sepanjang pantai timur Amerika. Oleh karenanya
disetiap wilayah pasti memiliki perbedaan makhluk hidup. Suhu dapat
dikatakan stabil jika temperatur dalam masa air perbedaannya rendah dan
jika perbedaan temperaturnya tinggi maka dikatakan tidak stabil. Pada
skala lokal yang lebih luas efek temperaturnya adalah faktor abiotik di
muara Estuaria, sedangkan dalam skala yang lebih kecil adalah daerah
zone intertidal. Estuaria mengandung volume air yang lebih kecil dari pada
daerah perbatasan pantai. Sistem temperatur pada air tawar membawa air
dingin ke muara pada saat musim dingin dan membawa air panas pada

6
musim panas. Ketika masa jenis air tawar lebih kecil dari pada air laut
maka air muara akan naik kepermukaan.
2. Salinitas
Perbedaan kadar garam mempunyai pengaruh bagi distribusi hewan dan
tumbuhan terutama di sekitar esruarin dan zone intertidal. Klasifikasi
estuaria pada dasarnya terdiri dari pola susunan salinitas dan efek variasi
salinitas yang terdapat penyebaran organisme estuaria. Efek Coriolis dan
temperatur dapat mempengaruhi pola susunan salinitas estuaria.
Pada muara yang memiliki pasang surut tinggi akan membawa air laut
jauh kedalam muara. saat pasang tinggi, dan air bawah tanah akan menuju
ke laut pada saat surut. Pada daerah maksimum salinitas befluktuasi, yang
tersusun diatas 6-12 jam periode pasang surut yang melampaui susunan
salinitas terhadap muara. Efek Corilos yaitu pembelokan air yang bergerak
berotasi ke bawah. Yang menyebabkan air bergerak ke kanan menuju
belahan bumi utara dan bergerak ke kiri menuju belahan bumi selatan.
Pada pengamatan estuaria, air laut akan bergerak ke kanan dan air tawar
akan bergerak ke kiri. Kadar garam air dibelahan bumi utara bergerak
menuju estuaria yaitu ke kanan.yang berlawanan dengan garis pantai.
3. Pasang Surut Air Laut
Terdapat tiga jenis pasang surut air laut berdasarkan waktu yaitu: lama
pasang surut, waktu utama pasang surut dan aliran balik pasang surut.
Lama pengaturan pasang surut tergantung pada cuaca pada langit. Waktu
terjadinya pasang surut adalah pada siang hari dan pada malam hari. Pada
siang hari pasang surut lebih rendah dari pada pasang surut yang terjadi
pada malam hari.
4. Substrat
Daerah estuaria sebagian besar didominasi oleh substrat berlumpur yang
dibawa oleh air laut maupun air tawar dari daratan. Pengandapan
(sedimentasi) partikel bergantung pada arus dan ukuran partikel. Partikel
yang lebih besar mengendap lebih cepat. Oleh keran itu, substrat pada
tempat yang arusnya kuat akan menjadi kasar (pasir atau kerikil). Diantara
partikel yang mengendap di estuaria kebanyakan bersifat

7
organik. Sehingga sangat kaya akan bahan organik yang dapat menjadi
cadangan makanan yang besar bagi organisme estuaria.
5. Kekeruhan
Kekeruhan tertinggi terjadi pada saat aliran sungai maksimum. Pengaruh
ekologi utama dari kekeruhan yaitu penurunan penetrasi cahaya. Hal ini
akan berdampak pada menurunya fotosintesi fitoplankton dan tumbuhan
bentik, yang berakibat menurunnya produktifitas.
6. Oksigen
Masuknya air tawar dan air laut secara teratur ke dalam estuaria, bersama-
sama dengan pengadukannya dan pencampuran oksigen oleh angin,
membawa oksigen yang cukup dalam kolom air. Karena kelarutan oksigen
dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan  salinitas, jumlah oksigen
dalam air akan berfariasi sesuai dengan variasi parameter tersebut diatas.

2.4 Klasifikasi Ekosistem Estuari


Berdasarkan geografisnya, estuari diklasifkasikan menjadi empat jenis yaitu :
A. Estuaria daratan pesisir, paling umum dijumpai, dimana pembentukannya
terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai
bagian pantai yang landai
B. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting
pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi
interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut.
C. Fyords, merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glester
yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut
D. Estuaria tektonik, terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau
letusan gunung berapi), yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah
yang kemudian digenangi oleh air laut pada saat pasang.
Berdasarkan stratifikasinya, estuaria diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam
Dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut,
didapatkan dilokasi dimana aliran air tawar lebih dominan dibanding
penyusupan air laut.

8
2. Estuaria bercampur sempurna atau estuaria homogen vertikal
Pengaruh pasang surut sangat dominant dan kuat sehingga air bercampur
sempurna dan tidak membentuk stratifikasi.
3. Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat)
Aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut bersama arus pasang.
Berdasarkan  salinitas ( kadar garamnya ), estuaria dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Oligohalin yang berkadar garam rendah ( 0,5% – 3 % )
2. Mesohalin yang berkadar garam sedang ( 3% – 17 %)
3. Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %

2.5 Karakteristik Ekosistem Estuari


Karakteristik ( ciri – ciri ) ekosistem estuaria adalah sebagai berikut :
1. Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung
dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar
estuaria dan memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasar
perairan. 
2. Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya
matahari mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat
berkembang di seluruh dasar perairan, karena dangkal memungkinkan
penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan cepat serta menangkal
masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairan dangkal).
3. Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.
4. Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas
menciptakan suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi
biota yang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plankton.

9
5. Pasang
Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang
penting, antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan
dan meggelontorkan limbah.
6. Penyimpanan dan pendauran zat hara
Kemampuan menyimpan energi daun pohon mangrove, lamun serta alga
mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan organik untuk
nantinya dimanfaatkan oleh organisme hewani

2.6 Tipe – tipe Ekosistem Estuari


Pembagian tipe-tipe estuari dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu,
kekuatan gelombang, pasang surut, dan keberadaan sungai. Kuat lemahnya
ketiga faktor ini tergantung dari bentuk geomorfologinya.
Secara umum tipe-tipe estuari dapat dibagi menjadi tujuh tipe, yaitu:
1. Embayments and drown river valleys (Teluk dengan sungai dari lembah
bukit)
2. Wave-dominated estuaries (Estuari dengan dominasi gelombang)
3. Wave-dominated deltas (Delta dengan dominasi gelombang)
4. Coastal lagoons and strandplains (Lagun dengan hamparan tanah datar)
5. Tide-dominated estuaries (Estuari dengan dominasi pasang surut)
6. Tide-dominated deltas (Delta dengan dominasi pasang surut)
7. Tidal creeks (Daerah pasang surut dengan banyak anak sungai)

2.7 Rantai Makanan Dalam Ekosistem Estuari


Rantai makanan di estuari tergantung pada pasokan energi dari sinar
matahari dan transportasi senyawa organik ke dalam estuari dari sungai dan
dari arus pasang surut air laut. Di dalam estuari, tumbuhan atau produsen
primer mengubah pasokan itu menjadi senyawa organik tumbuhan. Tumbuhan
itu kemudian dimakan oleh hewan pemakan tumbuhan (herbivor) atau
konsumen pertama, yang seterusnya konsumen pertama itu dimakan oleh
karnivor atau konsumen kedua, dan seterusnya sampai ke konsumen tingkat
akhir.

10
Setiap tingkat dalam rantai makanan disebut dengan tingkat trofik, produsen
adalah trofik tingkat pertama.
A. Produsen primer di estuari
Di dalam ekosistem estuari dapat dijumpai berbagai jenis produsen primer.
Pada paparan pasir atau lumpur, dapat dijumpai lamun (Enhalus
acoroides) yang merupakan tumbuhan berbunga, dan beberapa jenis algae,
antara lain algae berfilamen seperti Enteromorpha sp., dan Padina sp. Di
dalam kolom air estuari dijumpai fitoplankton, seperti diatom atau
dinoflagellata. Produktivitas primer jenis-jenis tumbuhan tersebut sudah
tentu tergantung pada sinar matahari dan suhu, serta juga dipengaruhi oleh
adanya nutrisi, terutama nitrogen dan fosfat. Begitu tingginya tingkat
produktivitas primer di estuari dibanding dengan di laut ini terutama
disebabkan oleh tingginya tingkat nutrisi di estuari. Nutrisi ini sangat
banyak terdapat di perairan estuari, baik yang datang dari laut, sungai, atau
daratan di sekitar estuari. Di dalam estuari, nutrisi itu digunakan oleh
tumbuhan. Tumbuhan yang mati kemudian didaur ulang oleh bakteri
pembusuk atau dekomposer menjadi nutrisi kembali untuk dimanfaatkan
lagi oleh tumbuhan. Tentang peran produsen primer di dalam ekosistem
estuari ini, detritus juga memegang peranan penting. Detritus yang terdiri
dari sisa–sisa pembusukan tumbuhan produsen primer dan mikroba,
mempunyai peran penting dalam menjaga kestabilan ekosistem estuari.
Keberadaan detritus menjamin suplai makanan sepanjang tahun dan
diabsorbsinya kembali nutrisi yang telah larut.
B. Konsumen primer (herbivor dan detritivor)
Estuari kaya akan sumber makanan bagi konsumen primer dari rantai
makanan. Sumber makanan utama diperoleh dari besarnya jumlah detritus
yang melimpah di dalam kolom air dan di dasar estuari. Sebagian besar
hewan konsumen primer terdapat di dasar estuari, sepertiteritip (Krustasea,
Cirripedia), kerang dan keong (Bivalvia dan Gastropoda) yang berada di
permukaan dasar estuari, ataupun hewan lainnya yang hidup di dalam
lumpur, seperti cacing. Zooplankton biasanya berada di kolom air. Akan
tetapi, adanya arus pasang surut dan aliran sungai yang masuk ke estuari

11
ditambah lagi dengan keterbatasan yang ditimbulkan dari kekeruhan,
membuat zooplankton mempunyai peran kecil dalam rantai makanan
estuari dibanding dengan perannya di laut. Makanan zooplankton dan
bentos kebanyakan berada dalam bentuk partikel organik halus, apakah itu
berupa fitoplankton hidup atau macam-macam fragmen hasil pembusukan
yang menjadi detritus.
1. Bentos yang hidup di estuari
Bentos dalam estuari dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Yang hidup di permukaan lumpur
Contoh: Perna viridis (kerang hijau) dan siput Strombus sp
b. Yang hidup di dalam lumpur
Contoh: cacing Marphysa sp. dan Branchimaldane sp.
2. Krustasea
Berbagai macam jenis krustasea ditemukan dalam habitat estuari mulai
dari yang besar sampai yang kecil. Komponen utama dari krustasea
yang hidup di estuari adalah amfipod (Amphipoda) yang hidup di dalam
lumpur dekat permukaan. Amfipod membuat liang yang khas berbentuk
U. Binatang ini memakan berbagai detritus organik dan keluar dari
liang untuk mencari fragmen detritus di sekitarnya. Selain Amphipoda,
krustasea lain yang biasa ditemukan adalah kelompok kepiting
(Brachyura), kelomang (Anomura), dan udang-udangan (Macrura)
3. Meiofauna
Meiofauna adalah hewan bentik bersel banyak (multiseluler) yang
mempunyai ukuran tubuh antara 32ųm-1000ųm. Mereka hidup di antara
rongga-rongga butiran pasir sehingga tidak pernah membuat liang.
Seluruh siklus hidupnya tidak pernah mengalami fase planktonik
sehingga fase larva juga hanya terjadi di lingkungan bentik. Keberadaan
meiofauna dapat dijumpai di perairan pasang surut sampai dengan dasar
perairan laut dalam. Termasuk meiofauna adalah hewan yang dapat
melewati lubang saringan berukuran 0.5 mm. Sebagai contoh adalah
Copepoda Harpacticoida yang hidup di dasar perairan.

12
C. Konsumer sekunder
1. Ikan
Berbagai jenis ikan ditemukan di perairan estuari. Ikan-ikan ini ada
yang menetap, ada yang datang untuk mencari makan dan bertumbuh
besar, atau untuk bertelur. Ikan-ikan ini memakan biota yang lebih kecil
(pemangsa), memakan tumbuhan (herbivor), atau menyaring busukan
organik (detritus) dengan cara memasukkan lumpur ke dalam mulutnya
lalu memuntahkannya kembali setelah menyaring fragmen-fragmen
organiknya seperti yang dilakukan oleh ikan-ikan Belanak (Mugilidae)
2. Avertebrata
Berbagai jenis hewan avertebrata ditemukan menghuni perairan estuari.
Sebagaimana halnya dengan ikan, avertebrata yang ditemukan di
perairan estuari sebagian merupakan penghuni tetap, sebagian lagi
datang untuk mencari makan, membesar, atau bertelur. Salah satu
contoh adalah udang satang (Macrobrachium sp.) yang datang ke
perairan estuari dari hulu untuk bertelur. Avertebrata lainnya adalah
larva udang penaeid yang bergerak dari laut menuju perairan estuaria
untuk membesar
3. Burung
Burung-burung laut yang datang mencari makan di perairan estuari
sebagian adalah burung bermigrasi. Burung bermigrasi ini mengunjungi
perairan estuari tropik selama musim dingin di tempat mereka tinggal
untuk bertelur.  yang datang mencari di perairan estuari sebagian
ubermigrasi ini mengunjungi
2.8 Produktivitas Hayati Ekosistem Estuari
Ekosistem estuaria merupakan ekosistem yang produktif. Produktivitas
hayatinya setaraf dengan prokduktivitas hayati hutan hujan tropik dan
ekosistem terumbu karang. Produktivitas hayati estuaria lebih tinggi
dibandingkan dengan produktivitas hayati perairan laut dan perairan tawar.
Hal ini disebabkan oleh faktor – faktor berikut :
1. Estuaria berperan sebagai penjebak zat hara.

13
Jebakan ini bersifat fisik dan biologis. Ekosistem estuaria mampu
menyuburkan diri sendiri melalui :
 Dipertahankanya dan cepat didaur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-
hewan yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan
cacing.
 Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan
akuatik makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian
dimakan oleh bermacam ikan dan udang pemakan detritus.
 Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas
mikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang
masuk jauh kedalam dasar estuari atau lewat aktivitas hewan penggali
liang di dasar estuaria seperti bermacam cacing.
2. Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataanya
bahwa tetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya
sedemikian rupa sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun.
Estuaria sering memiliki tiga tipe tumbuhan, yaitu tumbuhan makro
(makrofiton) yang hidup di dasar estuari atau hidup melekat pada daun
lamun dan mikrofiton yang hidup melayang-layang tersuspensi dalam air
(fitoplankton). Proses fotosintesis yang berlansung sepanjang tahun ini
menjamin bahwa tersedia makanan sepanjang tahun bagi hewan akuatik
pemakan tumbuhan. Dalam hal ini mereka lebih baik, dinamakan hewan
akuatik pemakan detritus, karena yang dimakan bukan daun segar
melainkan partikel-partikel serasah makrofiton yang dinamakan detritus.
3. Aksi pasang surut (tide) menciptakan suatu ekosistem akuatik yang
permukaan airnya berfluktuasi. Pasang umumnya makin besar amplitudo
pasang surut, makin tinggi pula potensi produksi estuaria, asalkan arus
pasang tidak tidak mengakibatkan pengikisan berat dari tepi estuaria.
Selain itu gerak bolak-balik air berupa arus pasang yang mengarah
kedaratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas, dapat mengangkut
bahan makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplankton.

14
2.9 Manfaat Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun
terlindung oleh pulau - pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah
liat. Keistimewaan ekosistem estuari yang lain adala
sebagai penyaring dan mengendapkan dari berjuta bahan buangan cair beracun yang
bersumber dari daratan agar menyisakan badan air yang lebih bersih (penyaring dari
limbah cair). Sebagai kawasan yang sangat dekat dengan daerah hunian
penduduk, daerah estuari umumnya dijadikan daerah buangan bagi limbah-
limbah cair (kita tidak membahas limbah padat di sini yang benar-benar
merusak sebagian besar lingkunagn estuari). Limbah cair ini mengandung
banyak unsur diantaranya nutrient dan bahan - bahan kimia lainnya dalam
kisaran yang dapat di tolelir. Kawasan estuari umumnya bertindak sebagai
penyaring dari limbah cair ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan
menyisakan badan air yang lebih bersih. Ini pun dengan kondisi dimana terjadi
suplai yang terus - menerus dari air sungai dan laut yang cenderung lebih
bersih dan menetralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke daerah
estuari tersebut. Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan
kegiatan ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuari
kebanyakan dijadikan sebagai lahan budidaya bagi ratusan jenis ikan
lingkungan perairan estuari merupakan lingkungan yang sangat kaya akan
nutrient yang menjadi unsur terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton.
Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuari.
Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient), estuari
dikenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan,
invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih
banyak lagi kelompok fauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan - ikan ekonomis
penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan
daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran. Kawasan estuari
digunakan pula sebagai daerah istirahat bagi perjalanan panjang jutaan burung untuk
mencari daerah yang ideal untuk perkembangannya. Selain itu, digunakan juga oleh
sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan. Daerah muara
sungai yang terlindung dan kaya akan sumber daya hayati menjadi tumpuan

15
hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di
pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga
menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia
menggunakannya sebagai media perhubungan.
Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung
kapal, terutama di saat laut berombak besar. Perkembangan industri pantai
menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan
estuari merupakan akses yang bagus untuk kegiatan industri tersebut,
khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator
maupun untuk pencucian alat - alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu
untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik. Selain itu estuari juga
bermanfaat sebagai :
1. Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang
jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi
pasang surut (tidal circulation).
2. Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).
3. Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup
dilepas pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk
memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground)
anak mereka.
4. Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak
didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia
euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang per
ha pada perairan tertentu di texas.
5. Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat
pemukiman,
6. Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan
7.  Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industry

16
2.10 Cara Pelestarian Ekosistem Estuari
Eksosistem estuari memilki banyak manfaat dan banyak organisme yang
hidup pada wilayah tersebut. Maka keseimbangan ekosistem tersebut harus
tetap terjaga dan dilestarikan keutuhannya karena semakin meningkatnya
kehidupan menyebabkan manusia sebagai pengelola memanfaatkan wilayah
dengan cara melakukan eksploitasi organisme yang hidup pada wilayah
tersebut serta eksploitasi habitatnya. Adanya ancaman dan permasalahan
tersebut perlu dilakukan konservasi atau recovery untuk meminimalkan
kerusakan atau mencegah terjadi kerusakan wilayah estuari yang dilakukan
baik dari pihak pemerintah, non pemerintah terutama masyarakat yang hidup
di wilayah pesisir yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
kebaharian akan pentingnya menjaga lingkungan agar dalam ekosistem
tersebut dapat berlangsung secara seimbang dan berkesinambungan dan tidak
akan memberikan dampak yang buruk seperti terjadinya bencana alam. Upaya
pelestarian estuari dapat dilakukan dengan cara :
 Menjaga kebersihan lingkungan sekitar estuari
 Tidak membuang sampah sembarangan
 Menjaga kelestarian biota - biota sekitar daerah estuari.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Lampiran

Lokasi Estuari di Indonesia

Estuari di Perancak, Jembran Bali Estuari di Pantai Ayah, Jawa Tengah

18
Komponen dalam Estuari Kelompok Primer
Kerang Hijau

Cacing

19
Krustacea

Meiofauna

Komponen dalam Ekosistem Estuari Kelompok Sekunder


Ikan

20
Averterbrata

Burung

3.2 Kesimpulan
Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin.Tempat ini
berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik. Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering

21
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Ekosistem estuaria disusun oleh komponen biotik dan abiotik yang saling
melakukan interaksi. Biota yang menyusun estuaria diantaranya adalah
berbagai macam hewan dan tumbuhan.
Hewan yang mendiami estuaria dapat berbentuk spesies endemik (seluruh
hidupnya tinggal di estuaria) seperti berbagai macam kerang dan kepiting
serta berbagai macam ikan, spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara
seperti larva, beberapa spesies udang dan ikan yang setelah dewasa
berimigrasi ke laut serta spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai
jalur imigrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
Secara umum, tumbuhan yang hidup di ekosistem estuaria adalah Tumbuhan
Lamun (sea grass) dan Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau
hidup melekat pada daun lamun.
Organisme – organisme yang hidup di estuaria melakukan berbagai
adaptasi untuk mempertahankan hidupnya, seperti adaptasi morfologi yang
berkaitan dengan bentuk dan ukuran tubuh, adaptasi fisiologi yang berkaitan
dengan pengaturan osmosis dalam tubuh dan adaptasi tingkah laku
( behavioral ) yang berkaitan dengan hubungan interaksi organisme.
Ekosistem estuaria memiliki beberapa peranan terhadap alam dan organisme
lainnya. Ekosistem estuaria mempunyai peranan yang cukup besar terhadap
keanekaragaman ekosistem di dunia ini. Oleh karena itu, ekosistem estuaria
perlu dijaga kelestariannya, karena dalam ekosistem estuaria terdapat
berbagai organisme yang turut menyusun keanekaragaman hayati.

DAFTAR PUSTAKA

Ikawartika. (2012). Ekosistem Estuaria. From


http://ikawartika.wordpress.com/2012/04/03/ekosistem-estuaria-2/.
Diakses 26 September 2012

22
Ma’ruf Kasim. (2005). Estuary : Lingkungan Unik Yang Sangat Penting. From
http://maruf.wordpress.com/tag/estuary/. Diakses 26 September 2012

Maulyadi Salasanto. (2010). Biologi Kelautan : Ekosistem Estuari. From


http://melacakalam.wordpress.com/2012/01/23/biologi-kelautan-
ekosistem-estuari/. Diakses, 26 September 2012

Nabila Arifannisa. (2012). Ekosistem Estuari. Form


http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/800x600-normal-0-false-
false-false-in-x.html. diaakses 26 September 2012

Oryza Sativa. (2010). Ekosistem Estuari. From http://oryza-


sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/ekosistem-estuari.html. Diakses,
26 September 2012

Pengertian. (2011). Pengertian Estuari. From


http://www.pengertiandefinisi.com/2011/10/pengertian-estuari.html,
26 September 2012
Wawan Junaidi. (2010). Ekosistem estuari. From http://wawan-
junaidi.blogspot.com/2010/06/ekosistem-estuari.html.Diakses, 26
September 2012

23

Anda mungkin juga menyukai