Anda di halaman 1dari 2

1.

Contoh komunitas yang tetap dan sedikit, bahkan hampir tidak mengalami perubahan yaitu pada komunitas yang menghuni laut dalam. Laut dalam merupakan lapisan terbawah dan terdalam dari lautan. Laut dalam berada pada kedalaman lebih dari 1828 m. Komunitas ini tidak mengalami perubahan, bahkan cenderung tetap, karena sangat sedikit atau bahkan tidak ada cahaya yang dapat masuk ke area ini, dan sebagian besar organismenya bergantung pada material organik yang jatuh dari atas. Karena alasan inilah rantai makanan tidak stabil, sehingga komunitasnya cenderung tetap dan tidak berubah. Contoh komunitas yang sedang mengalami perubahan yaitu komunitas pada daerah ekosistem sungai. Komunitas pada daerah ini mengalami perubahan ketika ada pembangunan waduk atau bendungan. Waduk atau bendungan dapat memutus jalan bagi sejumlah ikan yang biasa dari hilir ke hulu untuk bertelur. Ini berakibat spesies ikan hilang dari aliran sungai tersebut. Hal ini menyebabkan tidak menyambungnya rantai makanan yang berada pada daerah tersebut, sehingga komunitasnya juga mengalami perubahan, dari semula yang ada pada sungai tersebut menjadi tidak ada setelah pembangunan waduk. 2. Komunitas pada laut dalam memiliki karakter yaitu organisme yang beradaptasi pada lingkungan tersebut, berukuran kecil, metabolisme rendah, struktur tubuh yang lemah, otot dan tulang berair, dan hermaprodit. Karena cahaya yang sedikit, organisme pada daerah ini memiliki mata tubuler yang lebih besar dari ukuran normal dan kebanyakan diisi oleh sel tabung, dan bergantung pada material yang jatuh dari atas, baik hidup maupun tidak. Komunitas pada daerah sungai memiliki karakter yang bisa bergerak bebas. Organisme seperti plankton tidak bisa hidup di daerah sungai karena perairan sungai cenderung mengalir, tidak seperti waduk atau danau yang cenderung diam. Di perairan sungai juga terdapat spesies tanaman yang melekat pada dinding-dinding sungai yang merupakan produsen pada rantai makanan di daerah sungai. 3. Komunitas yang memiliki diversitas tinggi, juga memerlukan daya dukung yang tinggi pula. Hal ini bisa terjadi karena tiap-tiap organisme penyusun komunitas tersebut bisa saja memiliki daya dukung yang berbeda, tidak sama. Oleh karena itu semakin tinggi diversitas pada komunitas tersebut, maka semakin tinggi daya dukungnya. Karena jika diversitasnya tinggi namun tidak sebanding dengan daya dukungnya, maka diversitas tersebut akan menurun dan yang dapat bertahan hiduplah yang dapat mengisi komunitas tersebut. 4. Contoh ecotone alami yang sering dijumpai yaitu daerah pantai. Daerah ini merupakan transisi atau pertemuan antara komunitas yang berada pada daerah teresterial dan komunitas pada daerah lautan (akustik). Contoh ecotone buatan yang sering dijumpai yaitu hutan mangrove buatan. Habitat mangrove ini kebanyakan ditemukan pada pertemuan antara sungai dan air laut, oleh karena itu terjadi pertemuan antara komunitas penghuni air sungai dan komunitas penghuni air laut.

5. Aktifitas manusia yang dapat mendorong terbentuknya ecotone yaitu konservasi hutan mangrove. Hutan mangrove dapat membentuk ecotone dari komunitas yang hidup dari air sungai dan komunitas yang hidup dari air laut, karena habitatnya kebanyakan ditemukan di daerah delta dan aliran sungai yang lebar dengan muara yang lebar. Hutan mangrove juga dapat meningkatkan kestabilan lingkungan. Sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi dan juga dapat menjernihkan air. 6. Edge effect merupakan meningkatnya variasi dan kepadatan organisme pada zona peralihan. Sawah petani tidak dirugikan dengan adanya edge effect, namun justru sebaliknya petani akan diuntungkan dengan adanya edge effect. Dengan adanya edge effect, maka akan menyediakan lingkungan hidup bagi natural enemy (musuh alami) bagi hama yang notabene merupakan musuh utama petani.

Anda mungkin juga menyukai