Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tambahin latar belakang git cari di internet tentang pantai bama baluran trus ntar
tulis disana kondisi pantainya memungkinkan untuk tumbuhnya biota lautt seperti
lamun dan bentos. Gausah banyak banyak , jangan lebih satu lembar.
OK!!!!!!!!! :)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Mahasiswa mampu menggunakan transek kuadratn untuk mengukur kelimpahan
lamun lamun dan mengindetifikasikan jenisnya.
Mahasiswa mampu menggunakan transek kuadrat untuk mengukur kelimpahan bentos
dan mengidentifikasi jenisnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bentos
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel
pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang
laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup relatif menetap,
sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak
dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih
mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena
hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubah
Diantara hewan bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap
perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok
invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos.
Makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi
dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Keberadaan hewan
bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik
biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang
merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos.
Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai
stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi
lebih lambat dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut;
garam dan makanan serta organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh
terhadap fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi
respirasi organisme dalam air dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N),
kedalaman air, dan substrat dasar.
Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat
menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk
ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah
mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Karena
kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos
memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi.
Bentos memiliki daya tahan adaptasi berbeda- beda antara jenis yang satu dengan
jenis yang lainnya, yaitu ada yang tahan terhadap keadaan perairan setempat, tetapi ada
pula yang tidak tahan, sehingga keberadaan bentos tertentu dapat dijadikan petunjuk
dalam menilai kualitas perairan tersebut. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga
baik digunakan sebagai bioindikator lingkungan, karena selalu kontak dengan zat- zat
yang amsuk ke habitatnya. Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat di
pengaruhi oleh berbagai factor lingkunagn, abik biotik maupun abiotik.

2.2 Penggolongan Bentos


 Berdasarkan Tempat Hidup
Epifauna
Epifauna merupakan hewan bentos yang hidupnya menempel di permukaan dasar
perairan, contohnya : udang, kepiting dan Paphia Sp..

Infauna
Golongan hewan bentos yang hidupnya di dalam pasir atau didalam lumpur,
contohnya : cacing, tiram dan remis

 Berdasarkan Ukuran
Makrobentos
makrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04
inch), contohnya cacing pelecypod, anthozoa, echinodermata dan crustaceae.
makrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04
inch), contohnya cacing pelecypod, anthozoa, echinodermata dan crustaceae.
Meiobentos
Meiobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0. 1- 1 mm, contohnya
polychaeta, pelecypoda, copepod, ostracoda, nematode, turbellaria dan foraminifera.

Mikrobentos
Mikrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm,
contohnya bakteri, diatom, ciliate, amoeba dan flagellate.

 Berdasarkan Pergerakannya
Bentos Sesile
Bentos sessile merupakan kelompok hewan bentos yang hidupnya menetap. Hewan bentos
yang hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan
Bentos Motile
Bentos motile merupakan hewan bentos yang hidupnya berpindah-pindah (motile).

 Berdasarkan Jenis
Zoobentos
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di
dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini
memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi
dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa
tingkatan trofik dalam rantai makanan. Zoobentos membantu mempercepat proses
dekomposisi materi organik.
Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan
makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam
perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah
mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Berbagai
jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang
berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang
lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan
pemakan di dasar ("bottom feeder")
Fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea,
Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti
Sipunculidae (owak-owak), Pogonophora dan lan-lain.Berbagai jenis zoobentos ada
yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai
konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada
umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar
("bottom feeder") Perubahan salinitas dan DO mempengaruhi kehidupan biota
perairan, termasuk komunitas makroinvertebrata bentos (biota perairan yang tidak
bertulang belakang yang hidup di dasar sungai, berukuran > 1 mm).
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Toleransi
organisme air terhadap pH bervariasi. Hal ini tergantung, pada suhu air, oksigen
terlarut dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadium organisme.Suhu
air yang tinggi dapat menambah daya racun senyawa-senyawa beracun seperti NO3,
NH3, dan NH3N terhadap hewan akuatik, serta dapat mempercepat kegiatan
metabolisme hewan akuatik.
Sumber utama senyawa ini berasal dari sampah dan limbah yang mengandung bahan
organik protein. Oksigen terlarut sangat penting bagi pernafasan zoobentos dan
organisme-organisme akuatik lainnya. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor
suhu, pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan
oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang
buerbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan.
Spesies yang mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas
dan spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-tempat
tertentu saja. Berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO), Kualitas perairan atas
empat yaitu; tidak tercemar (> 6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mg/l), tercemar
sedang (2,0 – 4,4 mg/l) dan tercemar berat (< 2,0 mg/l). Cahaya matahari merupakan
sumber panas yang utama di perairan, karena cahaya matahari yang diserap oleh
badan air akan menghasilkan panas di perairan.
Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena itu
suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di
dasar perairan dangkal. Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi aktifitas serta memacu atau menghambat perkembangbiakan
organisme perairan. Pada umumnya peningkatan suhu air sampai skala tertentu akan
mempercepat perkembang biakan organisme perairan.
Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan
bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit
akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk
menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.

Phytobentos
Phytobentos merupakan tanaman milik bentos tersebut.

 Berdasarkan Lokasi
Epibentos
Merupakan organisme yang hidup di atas sedimen
Hyperbentos
Merupakan organisme yang tinggal tepat di atas sedimen.

 Berdasarkan Morfologi dan Cara Makannya


Berdasarkan morfologi dan cara makannya, benthos dapat dikelompokkan
menjadiempat, yaitu :
Benthos pemakan deposit yang selektif (selective deposit feeders)
dengan bentuk morfologi mulut yang sempit.
Benthos pemakan deposit yang tidak selektif (non-selective deposit feeders)
dengan bentuk morfologi mulut yang lebar.
Benthos pemakan alga (herbivorous feeders).
Benthos omnivora/predator .

 Berdasarkan Daya Toleransi Benthos Terhadap Pencemaran Bahan Organik


Jenis intoleran
Memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap pencemaran dan tidak tahan
terhadap tekanan lingkungan, sehingga hanya hidup dan berkembang pada
perairan yang belum atau sedikit tercemar.
Jenis toleran
Mempunyai daya toleran yang lebar sehingga dapat berkembang mencapai
kepadatan yang tinggi dalam perairan yang tercemar berat.
Jenis fakultatif
Dapat bertahan hidup pada lingkungan dengan toleransi yang agak lebar,
antara perairan yang belum tercemar sampai dengan tercemar sedang dan
masih dapat hidup pada perairan yang tercemar berat.

 Berdasarkan derajat toleransinya benthos dibedakan menjadi :


Jenis yang tahan terhadap bahan pencemar : contoh cacing tubificid, larva
nyamuk, Paphia Sp. terutam Masculium sp. dan Psidium sp.
Jenis yang lebih jernih (bersih) : contoh Paphia Sp. yang senang arus,
Bryozoa, serangga air dan Crustacea.
Jenis yang hanya senang air bersih : contoh Paphia Sp. Vivinatidae dan
Amnicolidae, serangga (larva/nimfa) dari bangsa Ephemeridae, Odonata,
Hemiptera, dan Coleoptera.

2.3 Habitat Bentos


Bentos memiliki habitat-habitat sebagai tempat hidupnya antara lain : Pantai
berlumpur, pantai berpasir, pantai berbatu, ekosistem mangrove, padang lamun, estuaria
dan lain-lain.

2.4 Cara BentosMemperoleh Makanan


Sumber makanan utama untuk bentos adalah alga dan organik limpasan dari tanah. Di
perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian bawah, hewan
bentik seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak.
Adapun cara dari setiap bentos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai berikut :

Filter Feeder
Filter feeder atau sering disebut suspension feeder, adalah hewan yang makan dengan
menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air, biasanya dengan
melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus. Contohya seperti spons dan
Cypraea sp. yang memiliki tubuh yang keras. Proses ini dapat terjadi pada daerah yang
berpasir.

Deposit Feeders
Deposit feeders, adalah binatang atau hewan yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan
pada substratum di bagian bawah air. Seperti polychaetes yang memiliki permukaan
tubuh yang lunak. Ikan, bintang laut, Paphia Sp., cumi, dan krustasea yang merupakan
predator. Organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang rapuh
dan anemon laut , memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan
manusia

2.5 Peranan Penting Bentos


Bentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut ini
akan diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem.
Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan. Bentos merupakan bagian penting
dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan
bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan. Beberapa rusak dan makan
daun dan bahan organik lainnya yang masuk air. Karena kelimpahan mereka dan
posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos memainkan peran
penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang sudah mati
akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh
tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.

Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan.Tidak seperti
ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu
menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh
karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan
kualitas air danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang
dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas
lingkungan.

Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies
memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan
toxicants. bentik makroinvertebrata Banyak berumur panjang, yang memungkinkan
deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal
dumping.

2.6 Faktor-faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Bentos


Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas
bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti
pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan, substrat dasar dan
suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan karbondioksida terlarut, pH,
bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap hewan bentos. Sifat-sifat
fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan bentos.
Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan dapat menimbulkan akibat yang
merugikan terhadap populasi bentos yang hidup di ekosistem perairan
Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan
oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Kebutuhan
oksigen bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen
terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar
O2 terlarut maka jumlah bentos semakin besar.
Nilai pH menunjukkan derajad keasaman atau kebasaan suatu perairan yang
dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air. pH tanah atau substrat akan
mempengaruhi perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos pH
berpengaruh terhadap menurunnya daya stress.Penetrasi cahaya seringkali dihalangi
oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik
dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai
pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.Tipe substrat dasar ikut menentukan
jumlah dan jenis hewan bentos disuatu perairan tipe substrat seperti rawa tanah dasar
berupa lumpur. Macam dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas
hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat
lain.
Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu
organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini Perubahan
tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat berpengaruh bagi
kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan di dalam air sehubungan
dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor kedalaman berpengaruh
terhadap hewan bentos pada jumlah jenis, jumlah individu, dan biomass.
Sedangkan faktor fisika yang lain adalah pasang surut perairan, hal ini
berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos.Faktor biologi perairan juga
merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup masyarakat hewan bentos
sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan,
sehingga komposisi jenis hewan yang ada dalam suatu perairan seperti kepiting, udang,
ikan melalui predasi akan mempengaruhi kelimpahan bentos.

2.7 Lamun

INI GITUL JANGAN LUPA DI ISI, SEKALIAN DAPUSNYA


DIMASUKIN OKE :)
DIBAWAH MASIH ADA SCROLL
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari WIB s/d selesai,bertempat di Pantai Bama
Baluran Situbondo.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktkum kali ini adalah sebagai berikut
Pengamatan Lamun
Alat dan bahan pengamatan lamun adalah sebagai berikut :

No Alat dan Bahan Fungsi

1. Roll meter 100 meter/Tali Untuk mengukur panjang


nilon 100m transek

2. Transek Kuadrat 1x1 m Untuk mengetahui tutupan


lamun

3. Plastik Sampel 1 kg Untuk membungkus


sampel vegetasi

4. Sabak Untuk mencatat data pada


kondisi basah

5. Alat Tulis Untuk perlengkapan


pencatatan data

6. Tabel Datasheet Untuk mengcover data


yang sudah didapat

Bentos
Alat dan bahan pengamatan bentos di lamun adalah sebagai berikut :

No Alat dan Bahan Fungsi

1 Roll meter 100 meter/Tali Untuk mengukur panjang


nilon 100m transek

2 Transek Kuadrat 1x1 m Untuk mengetahui tutupan


lamun

3 Sabak Untuk mencatat data pada


kondisi basah

4 Alat Tulis Untuk perlengkapan


pencatatan data

5 Kamera Untuk mengambil


dokumentasi objek
6 Wadah Sampel/Toples Untuk tempat sampel yang
sudah diambil

7 Tabel datasheet Untuk mengcover data


yang sudah didapat

3.3 Metode Kerja

INI LAGI GITUL, CARI DIINTERNET LAPORAN TENTANG BENTOS DAN


LAMUN TRUS COPAS METODE KERJANYA. YA DIBENAHIN DIKIT DIKIT
DISAMAIN SAMA KITA PAS WAKTU PRAKTIKUM DI BALURAN. OK!!!!! :)

DIBAWAH MASIH ADA LAGI SCROLL


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tabel 1. Fauna Pasang Surut Pantai Bama Baluran Situbondo Jawa Timur

Kelompok 1
No. Nama Spesies Nilai 10 ≤/≥1/0 Pola Penyebaran
1 Teripang 1,88 ≥1 Seragam
2 Gastropoda 26,79 ≥1 Seragam
3 Porifera 2,35 ≥1 Seragam
4 Bivalvia 9,7 ≥1 Seragam
5 Kepiting 0,47 ≤1 Mengelompok
Kelompok 2
plot
No
Jenis Hewan X X2
.
1 2 3 4

Tellinidae
1. 1 4 - 8 13 169
blainville .sp

Gibbula
2. - - 1 9 16 256
divaricata .sp

Petrosia
3. - - - 5 5 25
ficiformis .sp

Erimacrus
4. - - 5 4 9 81
isenbeckii .sp

Panulirus
5. - - 4 - 4 16
versivolor .sp

Ocypode
6. ceratophthali - - - 8 12 144
mus .sp

Holothuria
7. 2 2 1 7 12 144
scabra

Aplysina
8. - - - 8 8 64
fistularis .sp

Kelompok 3
No Plot
Jenis Hewan X X2
. 1 2 3 4
1. Teripang 3 1 1 4 2,25 5,06
2. Bintang Laut 1 0 0 0 0,25 0,0625
3. Kepiting 0 0 2 0 0,50 0,25
4. Porifera 0 0 0 3 0,75 0,5625
Kelompok 4
Jenis Plot
No. X X2 ∑
Hewan 1 2 3 4

1 Spesies A - 2 1 - 3 9 3

2 Teripang 1 2 - - 3 9 3

3 Undur-undur - - - 1 1 1 1
laut

Kelompok 5
N Jenis Hewan Plot X X2
o. 1 2 3 4
1. Teripang 1 3 1 2 7 49
2. Porifera 1 1 - - 2 4
Kelompok 6
N Jenis Hewan Plot X X2
o. 1 2 3 4
1. Teripang 2 1 - - 3 9
2. Plathyhelminth - - 2 1 3 9
es
3. Ikan - - 1 1 2 4
Kelompok 7
N Jenis Hewan Plot X X2
o. 1 2 3 4
1. Kepiting 0 1 3 0 1 1
2. Kerang 1 0 0 2 0,75 0,5625
Kelompok 8
N Jenis Hewan Plot X X2
o. 1 2 3 4
1. Teripang 1 1 1 1 4 16
Kelompok 9
N Hewan Plot X X²
o 1 2 3 4
1 Cypraea sp. 5 20 25 25 18,75 351,56
2 Cerithium lividulum - 25 20 30 18,75 351,56
3 Pila globosa - - 5 3 2 4
4 Anachis sp. 3 4 2 5 3,5 12,25
5 Littorinimorpha sp. - 1 4 2 1,75 3,06
6 Veneroidea sp. - 2 4 4 2,5 6,25
7 Holothuroidea edulis - - - 1 0,25 0,0625
Kelompok 10
N Plot
Nama Species Jumlah Rata-rata
o 1 2 3 4
1. Holothuria edulis 1 1 2 - 4 1,3
2. Cyclinella tenuis - 1 - 1 2 1
3. Archaster typicus - - 1 - 1 1
4. Conus inscriptus 1 - - 1 2 1
5. Kerang bergerigi 1 - - - 1 1
Jumlah 3 2 3 2 10 5,3

Tabel 2. Lamun Pasang Surut Pantai Bama Baluran Situbondo Jawa Timur

Kelompok 1
Nama Plot Rata-
No Gambar Jumlah
Species 1 2 3 4 rata

Enhalus
1. 33 23 17 14 87 7569
acoroides

2. Padina sp. 4 10 2 3 19 361

Kelompok 2
Nama Plot Juml Rata-
No Gambar
Species 1 2 3 4 ah rata

1. Cymodocearo 30 40 90 93 253 64,1


tundata
2. Turbinariapa 29 43 47 30 149 22,2
dina

3. Halophila - - 2 1 3 9
minor

4. Sargassumsp. - - 1 3 4 16

Kelompok 3
Plot
No. Jenis Lamun X X2
1 2 3 4
1. Sp. A 63 51 58 72 61 3,721
2. Sp. B 2 6 5 8 5,25 27,56
Kelompok 4
Jenis Plot
No. X X2 ∑
Hewan 1 2 3 4

1 Spesies A 83 97 103 118 401 160.801 401

Kelompok 5
No Jenis Jumla Terdapat Jumlah Kerapatan Dominansi Frekuensi Nilai
. Lamun h (X) pada plot Plot (%) (%) (%) Penting
1 2 3 4 (%)
1. Sp. A 242 4 82,03 17,96 50 149,99
2. Sp. B 53 4 17,97 82,04 50 150,01
Kelompok 6
No. Jenis Plot X X2
Tumbuhan 1 2 3 4
1. Sp. A 17 13 - - 30 900
2. Sp. B - - 16 7 23 529
Kelompok 7
No. Jenis Lamun Plot X X2
1 2 3 4
1. Ulus A. 1 0 0 0 0,25 0,0625
lactuca
2. Cymbodcoa 0 35 77 20 38 1,444
rotundata
Kelompok 8
Nama Plot Jum Rata-
No Gambar
Species 1 2 3 4 lah rata

Enhalus
1. 32 106 93 48 279 69,75
acoroides

Kelompok 9
No Jenis Plot X X²
Hewan 1 2 3 4
1 Thalassia 25 40 61 85 18,75 351,56
hemprichii
Kelompok 10
Nama Plot Juml Rata-
No Gambar
Species 1 2 3 4 ah rata

Enhalus 5
1. 75 35 41 202 50,5
acoroides 1

TERUS INI ANALISIS DATA, ITU KAYAK BACA TABELNYA GITU SAMA
KAYAK ANALISIS DATANYA FISTUM KALO MASIH SEMPET KERJAIN
SEKALIAN YA KALO ENGGAK GAKPAPA NANTI DIKERJAIN LK WES AKU
PULANG PKTI

PEMBAHASANYA NANTI DIKERJAIN BARENG-BARENG AJA


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan kesimpulan, maka didapatkanlah kesimpulan
sebagai berikut:
.

5.2 Saran
Praktikan menyarankan agar unutk praktikum kedepan penggunaan alat dan perh
itungan pengolahan data dilakukan dengan teliti dan hati-hati dengan harapan
meningkatnya akurasi dalam hasil yang didapatkan. Ada baiknya juga dilakukan
dokumentasi untuk memudahkan mengidentifkasi jenis atau individu yang kita amati.

Anda mungkin juga menyukai