Anda di halaman 1dari 28

BIOLOGI BENTOS

OLEH :
ISNI NURRUHWATI

Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air


tawar dibedakan :
a. Plankton
b. Nekton
c. Neuston
d. Perifiton
e. Bentos

Bentos merupakan organisme yang hidupnya


di dasar suatu perairan. Bentos dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu zoobentos (hewan) dan
fitobentos (tumbuhan).

Menurut Barnes dan Mann (1980) Berdasarkan


ukurannya hewan bentos (zoobentos) dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
- makrozoobentos berukuran lebih dari 1 mm
- meiobentos yang berukuran antara 0.11mm
- mikrobentos yang berukuran lebih kecil dari
0,1 mm.

Penggolongan Makrozoobentos

Makrozoobentos adalah semua jenis hewan


yang berukuran makroskopis dan tidak
bertulang belakang (invertebrata), yang
sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada
di dasar perairan, baik yang sesil, merayap
maupun menggali lubang .

Makrozoobentos adalah hewan-hewan yang


dapat dilihat secara visual dan tertahan pada
saringan yang berukuran pori 200 sampai
500 mikrometer (m).

Berdasarkan keberadaannya di dasar


perairan,
maka makrozoobentos dibagi menjadi 2
kelompok yaitu :

- Hidup di dasar perairan disebut epifauna


(seperti Crustacea dan larva serangga)

- Hidup terpendam di dalam dasar perairan


disebut infauna (seperti Bivalva dan
Polychaeta).

Peranan Makrozoobentos di perairan

Hewan bentos membantu mempercepat proses


dekomposisi materi organik.
Hewan bentos terutama yang bersifat herbivor
dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit
akuatik yang hidup maupun yang mati dan
serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga
mempermudah mikroba untuk menguraikannya
menjadi nutrien bagi produsen perairan.

Adapun organisme yang termasuk


makrozoobentos antara lain adalah :
larva Plecoptera (stonefly)
larva Diptera
larva Trichoptera (caddisfly)
- Decapoda
larva Ephemeroptera (mayfly)
- Mollusca (siput dan kerang)

Plathyhelminthes (cacing pipih)


Isopoda
larva Odonata (capung)
Nematoda
Crustacea (udang-udangan)
Pelecypoda
Hydracarina (laba-laba air)
Polychaeta
larva Hemiptera (kepik),
Hirudinae (lintah)
Coleoptera (kumbang)
Oligochaeta (cacing)

Spesies makrozobentos berdasarkan


kepekaannya terhadap pencemaran karena
bahan organik ke dalam kelompok :

a. Intoleran, yaitu organisme yang dapat


tumbuh dan berkembang dalam kisaran
kondisi lingkungan yang sempit dan jarang
dijumpai di perairan yang kaya organik.
Organisme ini tidak dapat beradaptasi bila
kondisi perairan mengalami penurunan
kualitas.
Contoh :Ephemeroptera, Trichoptera,
Coleoptera dan Plecoptera.

b. Fakultatif, yaitu organisme yang dapat


bertahan hidup pada kisaran kondisi
lingkungan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan organisme intoleran.
Walaupun organisme ini dapat bertahan
hidup diperairan yang banyak bahan
organik namun tidak dapat mentolerir
tekanan lingkungan.
Contoh : Odonanta, Gastropoda, Diptera dan
Crustacea.

c. Toleran, yaitu organisme yang dapat


tumbuh dan berkembang dalam kisaran
kondisi lingkungan yang luas, yaitu
organisme yang sering dijumpai diperairan
yang berkualitas jelek. Pada umumnya
organisme tersebut tidak peka terhadap
berbagai tekanan lingkungan dan
kelimpahannya dapat bertambah diperairan
yang tercemar oleh bahan organik.
Contoh:Tubificidae.

Taksa-taksa tersebut mempunyai fungsi


yang sangat penting di dalam komunitas
perairan karena sebagian daripadanya
menempati tingkatan tropik kedua ataupun
ketiga.

Sedangkan sebagian yang lain mempunyai


peranan yang penting di dalam proses
mineralisasi dan pendaurulangan bahanbahan oganik, baik yang berasal dari
perairan maupun dari daratan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Keberadaan Makrozoobentos
Faktor Fisika
a. Suhu dan cahaya
b. Kekeruhan, warna, dan padatan tersuspensi
c. Kecepatan Arus
d. Kedalaman perairan
Faktor Kimia
a. pH
b. DO
c. Bahan organik
d. Alkalinitas
e. Substrat

Substrat dasar merupakan faktor utama yang


mempengaruhi kehidupan, perkembangan dan
keanekaragaman makrozoobentos

Komponen organik utama yang terdapat di dalam air


adalah protein, karbohidrat dan lemak. Komponen
lain hidrokarbon, vitamin, dan hormon juga
ditemukan perairan. Hanya 10% dari materi organik
tersebut yang mengendap sebagai substrat ke dasar
perairan.

Substrat dasar yang berupa batu-batu pipih dan batu


kerikil merupakan lingkungan hidup yang baik bagi
makrozoobenthos sehingga mempunyai kepadatan
dan keanekaragaman yang besar.

Berdasarkan siklus hidupnya benthos:


Holobenthos, yaitu kelompok benthos yang
seluruh hidupnya bersifat benthos.
Merobenthos, yaitu kelompok benthos yang
hanya bersifat benthos pada fase-fase
tertentu
dari siklus hidupnya.

Beberapa alasan dalam pemilihan benthos sebagai


indikator kualitas pada suatu ekosistem perairan,
yaitu:
a. Pergerakannya yang sangat terbatas (lambat),
sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel.
b. Ukuran tubuh relatif besar sehingga mudah untuk
diidentifikasi.
c. Hidup di dasar perairan serta relatif diam sehingga
secara terus menerus dipengaruhi oleh kondisi air
sekitarnya.
d. Pengaruh yang terus-menerus mengakibatkan
benthos sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan
lingkungan yang mempengaruhi kondisi air tersebut.
e. Perubahan faktor-faktor lingkungan ini akan
mempengaruhi keanekaragaman komunitas benthos.

Tipe Feeding Habit Zoobentos

Odum (1994) menyatakan makroinvertebrata air


(makrozoobenthos) memegang peranan penting dalam
ekosistem perairan dan menduduki beberapa tingkatan
trofik pada rantai makanan. Kedudukan makroinvertebrata
air di dalam tingkatan trofik digolongkan ke dalam kelompok
:

a. Grazers dan Scrapers, adalah herbivor pemakan


tumbuhan air dan periphyton. Taksa yang termasuk ke
dalam golongan ini adalah Ecdyonurus sp. (Ephemeroptera),
Gastropoda, Elmis sp. dan Latelmis sp. (Coleoptera).

b. Shredders adalah detritivor pemakan partikel organik


kasar. Takson yang tergolong ke dalam golongan ini adalah
Tipula sp. (Diptera), Neumora sp. (Plecoptera).

c. Collector adalah detritivor pemakan organik halus. Berdasarkan


cara pengambilan makanannya collector dapat dibagi dua yaitu
-Golongan filter feeder adalah collector yang mengambil
makanan dengan cara menyaring materi yang terlarut di dalam
air. Karakteristik collector dari golongan ini adalah mempunyai fila
di daerah mulut atau kaki sebagai alat pengumpul makanan.
Taksa yang termasuk golongan filter feeder adalah Simulidae
(Diptera), Rheotanytarsus sp., Hydropsyche sp.
-Golongan deposit feeder adalah collector yang mengambil
makanan yang ada di permukaan dasar perairan. Taksa yang
termasuk golongan ini adalah Chiromonidae, Orthoeladine,
Diamesiae.

d. Predator adalah carnivor pemakan hewan lain. Taksa yang


termasuk golongan ini adalah Tanypodidae (Diptera), Perla sp.,
(Plecoptera) dan Hirudinae.

Menurut Clapham (1983) pola arus


merupakan
faktor utama (pembatas) terhadap
keberadaan
jumlah dan tipe organisme autotrop sehingga
pola arus ini merupakan faktor pengontrol
produktivitas dari ekosistem perairan sungai.

Menurut Thornton et al. (1990) produsen


primer di sungai, danau, dan waduk terdiri
dari fitoplankton, bakteri, alga bentik
(perifiton), dan makrofita.

Pada kondisi perairan berarus perifiton lebih


berperan sebagai produsen primer,
sedangkan fitoplankton cenderung lebih
dominan peranannya pada sungai yang
dalam dan besar (Welch 1980).

Perifiton

Perifiton merupakan gabungan beberapa


ganggang, cyanobacteria, mikroba heterotrofik,
dan detritus yang melekat pada permukaan
batuan, kayu dan tanaman serta hewan air yang
terendam pada ekosistem perairan (Odum 1971).

Perifiton di perairan mengalir pada umumnya


terdiri dari diatom (Bacillariophyceae), alga hijau
berfilamen (Chlorophyceae), bakteri atau jamur
berfilamen, protozoa, dan rotifera (tidak banyak
pada perairan tidak tercemar), serta beberapa
jenis benthos (Welch 1952).

Berdasarkan tipe substrat tempat


menempelnya, perifiton dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

a. Epilithic, perifiton yang menempel pada batu.

b. Epidendritic, perifiton yang menempel pada


kayu.

c. Epiphytic, perifiton yang menempel atau


hidup pada permukaan daun maupun batang
tumbuhan.

d. Epizoic, perifiton yang menempel pada


permukaan tubuh hewan.

e. Epipelic, perifiton yang menempel pada


permukaan sedimen.

f. Epipsamic, perifiton yang menempel pada


permukaan pasir.

Perifiton dalam ekosistem perairan berfungsi


sebagai sumber makanan penting bagi
organisme dengan tingkat trofik yang lebih
tinggi, seperti: Avertebrata, larva, dan
beberapa ikan.

Perifiton juga dapat menyerap bahan


pencemar yang ada di perairan, sehingga
dapat membatasi penyebarannya di
lingkungan khususnya perairan.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai