Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PERORANGAN

Disusun Oleh : Ibnu Gustiron


NIM : 202242130040

Universitas Dr. Soetomo


2023/2024
1. MENDESKRIPSIKAN TENTANG DAERAH PENANGKAPAN

Pada umumnya nelayan yang pergi untuk melaut tidak mengetahui kemana mereka akan
pergi untuk mencari ikan. Nelayan hanya mengandalkan insting dan pengalaman yang ada dalam
mencari daerah penangkapan ikan yang dituju. Namun kenyataannya, daerah yang dituju tidak
selalu menghasilkan jumlah ikan yang cukup melimpah, sehingga nelayan harus mencari daerah
penangkapan ikan yang menyebabkan biaya operasional yang cukup tinggi, waktu operasional
yang lama, dan tenaga yang lebih (Simbolon 2017). dan tenaga yang lebih (Simbolon 2017).
Daerah penangkapan ikan merupakan tempat terjadinya interaksi antara alat tangkap yang
digunakan untuk menangkap dengan sumberdaya ikan sebagai target penangkapan Daerah
penangkapan (Fishing Ground) adalah merupakan daerah atau area dimana populasi organisme
dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan, yang bahkan apabila memungkinkan diburu
oleh fishing master yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan dengan menggunakan peralatan
penangkapan ikan yang dimilikinya

Daerah penangkapan ikan adalah daerah perairan dimana penangkapan ikan dilakukan.
Suatu daerah perairan dinamakan daerah penangkapan ikan apabila memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Di daerah tersebut terdapat ikan yang melimpah sepanjang tahun
2. Alat tangkap dapat di operasikan dengan mudah dan sempurna
3. Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan sehingga dapat dijangkau oleh kapal ikan
4. Daerahnya aman yaitu tidak dari alur pelayaran dan pengaruh angin yang
membahayakan.

Keberadaan fitoplankton tersebar luas di perairan, namun penyebarannya sangat tergantung


ketersediaan nutrient dan intensitas cahaya matahari. Bila nutrient dan intensitas cahaya matahari
cukup tersedia, maka konsentrasi klorofil akan tinggi dan sebaliknya bila nutrient dan intensitas
cahaya matahari tidak cukup tersedia, maka konsentrasi klorofil akan rendah (Tubalawony 2008).
Oleh karena itu, setiap perairan memiliki sebaran fitoplankton yang berbeda. Perbedaan tersebut
dapat membentuk sebuah pola sebaran yang dapat diamati secara spasial (jarak) dan temporal
(waktu).

Upaya penentuan daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan pada umumnya
masih bersifat tradisional, sehingga kurang efektif. Penentuan daerah penangkapan ikan hanya
berdasarkan pengalaman turun-temurun dari zaman dahulu hingga sekarang dengan melihat tanda-
tanda alam, seperti ada tidaknya kawanan burung di permukaan laut, buih-buih di permukaan laut
dan lain-lain. Ketidakpastian hasil tangkapan disebabkan karena nelayan belum mengetahui lokasi
yang potensial untuk menangkap ikan, sehingga harus menjelajah mencari tanda-tanda alam
tersebut menyebabkan biaya operasional penangkapan menjadi tinggi akibat dari tingginya biaya
BBM kapal (Muchlisin et al., 2012).
2. Menentukan Fishing Ground

Apabila dalam suatu perairan terdapat banyak sumberdaya ikan tetapi alat tangkap tidak
bisa dioperasikan dikarenakan suatu faktor tertentu maka daerah tersebut tidak bisa dikatakan
sebagai daerah penangkapan ikan. Karena Penentuan daerah penangkapan ikan haruslah memenuhi
berbagai macam syarat/kriteria. Salah satu dari kriteria tersebut adalah  karakteristik biofisik dan
ekologi perairan. Karakteristik biofisik inilah yang akan mempengaruhi Komposisi senyawa organik
perairan, pergerakan nutrient, tingkahlaku dan migrasi ikan, kelimpahan ikan, dll. walaupun pada
suatu areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat
tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan
cuaca, Gelombang, arus, dll, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah
penangkapan ikan, demikian pula jika terjadi sebaliknya.

Persyaratan lingkungan laut ikan madidihang (Thunnus albacores)

 Penyebaran madidihang di suatu wilayah perairan terbagi ke dalam dua kelompok.


Kelompok pertama yaitu penyebaran sumber daya madidihang secara horizontal atau
berdasarkan letak geografi perairan. Kelompok kedua yaitu penyebaran madidihang secara
vertikal atau menurut kedalaman wilayah perairan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
ruaya dan keberadaan ikan dalam suatu perairan disebabkan oleh kondisi lingkungan,
seperti suhu permukaan laut dan kesuburan perairan. Distribusi ikan pelagis seperti
madidihang dapat diprediksi melalui analisis parameter oseanografi perairan yang berkaitan
dengan perubahan-perubahan suhu permukaan laut secara bulanan.
 faktor lingkungan, diantaranya parameter oseanografi seperti suhu, salinitas, densitas dan
kedalaman lapisan thermoklin, arus dan sirkulasi massa air, oksigen dan kelimpahan
makanan. Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran ikan
tuna secara vertikal. Selain itu, suhu pada setiap strata kedalaman juga mempengaruhi
kelimpahan ikan tuna pada strata kedalaman tertentu. Beberapa spesies ikan umumnya
hidup, mencari makan, memijah dan melakukan aktivitas lainnya pada kisaran suhu yang
sesuai dengan lingkungannya dan bersifat poikilotermik (suhu tubuh dipengaruhi oleh
lingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme

Anda mungkin juga menyukai