ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Jln.
Veteran, Malang, 65145, Jawa Timur, Indonesia
*e-mail : mawarida21smada@student.ub.ac.id
Abstrak
Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) termasuk dalam kategori ikan pelagis besar yang termasuk kedalam
spesies yang bermigrasi luas dan menyesuaikan dengan kondisi perairan seperti suhu permukaan laut,
oksigen yang mencukupi dan ketersediaan mangsa. Perlu adanya pemahaman tentang aspek dinamika
populasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) untuk dapat melakukan pengelolaan perikanan berkelanjutan.
Aplikasi FISAT II biasa digunakan untuk menduga parameter pertumbuhan, mortalitas total, dan pola
rekrutmen. Dalam aplikasi FISAT terdapat metode Bhattacharya yang berguna untuk memisahkan kohort.
Metode Bhattacharya adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan data sebaran
frekuensi panjang ke dalam bentuk distribusi normal, selain itu dapat digunakan untuk menentukan
kelompok umur ikan. Parameter pertumbuhan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPP Pondokdadap, Sendangbiru memiliki nilai L∞ = 63 cm, K = 0,25 per
tahun dan t0 = -0,55 tahun. Puncak rekrutmen ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) terjadi pada bulan
Agustus dengan nilai 16,54%. Nilai mortalitas total (Z) sebesar 1,13 per tahun, mortalitas alami (M) sebesar
0,47 per tahun dan mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,66 per tahun. Laju Exploitasi dinilai telah melebihi
batas atau overexploited dengan nilai 0,59 per tahun. Analisis Length at First Capture (Lc) pada ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPP Pondokdadap,
Sendangbiru yaitu 37,80 cm dan umur saat pertama kali tertangkap yaitu 3,11 tahun.
Kata kunci: Bhattacharya, Eksploitasi, FISAT, Ikan Cakalang, Laju Pertumbuhan, Mortalitas
Abstract
Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is included in the category of large pelagic fish which is a species that
migrates widely and adapts to water conditions such as sea surface temperature, sufficient oxygen and
availability of prey. There needs to be an understanding of the skipjack (Katsuwonus pelamis) population
dynamics to be able to carry out sustainable fisheries management. The FISAT II application is commonly
used to estimate growth parameters, total mortality, and recruitment patterns. In the FISAT application there
is the Bhattacharya method which is useful for separating cohorts. The Bhattacharya method is one of the
methods that can be used to separate the length frequency distribution data into a normal distribution, besides
that it can be used to determine the age group of fish. The growth parameter of skipjack tuna (Katsuwonus
pelamis) has a value of L∞ = 63 cm, K = 0.25 per year and t0 = -0.55 years. The peak of recruitment of
skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) occurred in August with a value of 16.54%. The total mortality value
(Z) is 1.13 per year, natural mortality (M) is 0.47 per year and fishing mortality (F) is 0.66 per year.
Exploitation rate is considered to have exceeded the limit or overexploited with a value of 0.59 per year.
Analysis of Length at First Capture (Lc) on skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) which landed at the PPP
Pondokdadap Fish Auction Place, Sendangbiru, was 37,80 cm and the age when first caught was 3,11 years.
Key words: Bhattacharya, Exploitation, FISAT, Growth rate, Mortality, Skipjack Tuna
1
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
pengelolaan perikanan wilayah supaya tidak maupun berat dalam rentang waktu tertentu.
terjadi eksploitasi. Berbeda dengan pertumbuhan pada populasi
Sebagian besar masyarakat yang tinggal yang diartikan sebagai penambahan jumlah.
disekitar wilayah WPP 573 bermata Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor
pencaharian nelayan, khususnya nelayan internal dan juga faktor eksternal. Faktor
perikanan tangkap. Hasil tangkapan yang internal meruakan faktor yang sulit dikontrol
diperoleh dari perairan WPP 573 dinominasi seperti sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor
oleh ikan pelagis baik kecil maupun besar [1]. luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
Komoditas utama dari ikan pelagis besar adalah adalah suhu perairan dan makanan. Ikan yang
Tuna Tongkol Cakalang (TTC). Untuk total berada pada perairan tropik dan 4 musim akan
hasil tangkapan ikan cakalang saja pada tahun memiliki laju pertumbuhan yang berbeda akibat
2017 yang ditangkap di perairan Samudra perbedaan suhu. Pertumbuhan ikan di perairan
Hindia mencapai 524.282 ton [2]. tropik lebih terpengaruh oleh ketersediaan
Sendangbiru adalah salah satu tempat makanan dari pada suhu perairan.
pendaratan ikan pelagis besar maupaun pelagis
kecil yang tertangkap di perairan Samudra METODE PENELITIAN
Hindia atau WPP 573 dan menjadi tempat
pendaratan bagi nelayan yang asli berasal dari Penelitian yang membahas tentang analisis
Sendangbiru maupun dari Sinjai, Sulawesi dinamika populasi ikan cakalang (Katsuwonus
Selatan. Alat tangkap yang digunakan oleh pelamis) ini dilakukan di Tempat Pelelangan
nelayan untuk menangkap ikan pelagis besar Ikan (TPI) PPP Pondokdadap, Sendangbiru,
adalah pancing ulur, rawai dan pancing tonda. Malang.
Nelayan pancing atau biasa disebut nelayan Metode yang digunakan dalam pengambilan
kapal sekoci biasanya melakukan trip sekitar 7- data pada penelitian ini adalah simple random
14 hari atau lebih. Pelabuhan Perikanan Pantai sampling. Dimana sampel akan diambil secara
(PPP) Pondokdadap Sendangbiru merupakan acak. Metode simple random sampling
salah satu pelabuhan pendaratan ikan merupakan teknik pengambilan sampel secara
khususnya Tuna Tongkol Cakalang (TTC) acak sederhana. Setiap anggota dari suatu
terbesar di Malang Jawa Timur. Menurut Badan populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
Pusat Statistik Kabupaten Malang, pada tahun terambil kedalam suatu sampel [6].
2016 total jumlah hasil tangkapan dari Pengamatan morfologi ikan bertujuan untuk
perikanan laut mencapai 11.318,93 ton. Hasil mendapatkan informasi tentang bentuk tubuh
tangkapan tersebut didominasi oleh ikan pelagis dari ikan yang diamati. Proses ini dilakukan
kecil dan ikan pelagis besar. Untuk hasil dengan mengamati karakteristik dari warna,
tangkapan tertinggi adalah ikan cakalang bentuk dan lain-lain. Hasil pengamatan
dengan total hasil tangkapan yang didapat kemudian dicatat pada form yang telah
sebesar 3.169,65 ton [2]. disiapkan sebelumnya. Sampel yang digunakan
Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) termasuk cukup 2-3 saja, karena itu sudah cukup
dalam kategori ikan pelagis besar yang biasanya mewakili dari populasi.
ditangkap menggunakan alat tangkap pancing, Pengambilan data suhu permukaan laut dimulai
namun tak jarang juga ikan cakalang tertangkap dengan mengunduh file pada
oleh alat tangkap purse seine. Ikan ini termasuk http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/cms/ [7],
kedalam spesies yang bermigrasi luas dan setelah itu pilih data dan pilih level 3 browser
menyesuaikan dengan kondisi perairan seperti dikarenakan level 3 browser merupakan
suhu permukaan laut, oksigen yang mencukupi pembaruan dari data-data sebelumnya. Setelah
dan ketersediaan mangsa yang terdistribusi itu pilih “Aqua MODIS Sea Surface
merata di perairan Samudra Hindia serta Temperature (11μ daytime)” untuk
bermigrasi jarak jauh diperairan tropis maupu pengambilan data pada siang hari, dikarenakan
perairan sub-tropis [3]. Ikan cakalang pada siang hari cahaya matahari sangat optimal
(Katsuwonus pelamis) melakukan pemijahan dan sangat mempengaruhi suhu permukaan laut.
beberapa kali pada daerah dengan suhu Kemudian pilih 4km agar resolusi gambar
permukaan laut lebih tinggi dari 240C [4]. bagus. Kemudian klik SMI dan unduh data. File
Menurut Effendie (2002) [5], pertumbuhan yang diunduh masih berbentuk nc dan akan
merupakan bertambahnya ukuran panjang
2
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
3
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
𝐹
𝐸=
𝑍
Keterangan:
E = Nilai eksploitasi
F = Nilai mortalitas penangkapan
Z = Nilai mortalitas total
Menurut Gulland (1971) dalam (Pauly, 1983)
[8], nilai E yang telah dihitung sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
E > 0,5; status perikanan overexploited
E = 0,5; status perikanan optimal / Maksimum
Sustainebel Yield (MSY)
E < 0,5; status perikanan underexploited
Perhitungan nilai Length First Capture (Lc) Gambar 1. Peta TPI Pondokdadap, Sendangbiru,
Malang
dapat diperoleh dengan cara memplotkan
frekuensi ikan yang tertangkap dengan panjang
Armada Penangkapan Ikan
cagaknya [9]. Hasil tersebut kemudian dapat
dihitung menggunakan metode dari (Sparre &
Armada penangkapan yang ada di Sendangbiru
Venema, 1999) [10].
1 meliputi kapal sekoci, purse seine, dan jukung
𝑆𝐿 = 𝑎+𝑒𝑥𝑝(𝑎−𝑏𝐿) (Gambar 2). Tercatat, pada tahun 2020 armada
Untuk menentukan nilai Lc maka perlu kapal yang terdaftar berjumlah 763 unit, namun
melakukan regresi untuk mendapatkan nilai a ada beberapa kapal yang sudah tidak beroperasi.
(intercept) dan b (eksponen) dengn rumus Jumlah tersebut dapat dipresentasekan yaitu
𝑎 kapal sekoci lokal sebesar 46%, kapal sekoci
𝐿𝑐 =
𝑏 andon sebesar 21%, kapal purse seine sebesar
Keterangan : 11% dan kapal jukung sebesar 22%. Dapat
Lc = Panjang Pertama kali ikan tertangkap dilihat bahwa armada kapal di Sendangbiru
L = panjang cagak ikan (Cm) didominasi oleh kapal sekoci lokal.
a = Bilangan konstanta atau intercept
b = Eksponen atau sudut tangesial Armada Kapal Penangkapan Ikan
Tahun 2020
HASIL DAN PEMBAHASAN 400 353
300
Keadaan Umum Lokasi Penelitian 158 166
200
86
100
Lokasi penelitian dan pengambilan data 0
dilaksanakan di dusun Sendangbiru, Desa Sekoci Sekoci Purse Jukung
Tambakrejo. Kecamatan Sumbermanjing Lokal Andon Seine
Wetan, Kabupaten Malang Selatan, Provinsi Gambar 2. Armada Kapal Penangkapan Ikan Tahun
Jawa Timur (Gambar 1). Sendangbiru berada 2020
pada koordinat 80 26’ - 80 30’ Lintang Selatan
dan 1120 38’ - 1120 43’ Bujur Timur. Data Produksi Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis)
4
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
diperoleh dari pencatatan harian hasil Deskripsi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)
yang didaratkan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang
Ikan) Sendangbiru. didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
PPP Pondokdadap, didapatkan ciri morfologi
secara umum (Gambar 5) yang dimiliki oleh
Volume Produksi Ikan Cakalang
ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yaitu
4000000
3541021 3721654 memiliki bentuk tubuh torpedo atau bulat
3500000 2802910
Jumlah (Kg)
29
28,5 kelas yaitu 1 cm dan juga menentukan nilai
28 tengah untuk mengetahui jumlah panjang ikan
27,5 pada tiap kelas. Untuk ukuran panjang ikan
27 yang didapatkan yaitu 25 – 63 cm, maka interval
Januari februari Maret April Mei kelasnya mulai dari 25,5 – 62,5 cm. Setelah itu
Bulan melakukan pemisahan kohort atau puncak umur
dengan metode Bhattacharya yang terdapat
Gambar 4. Suhu Permukaan Laut (SPL) Tahun pada program FISAT II.
2021 Pada bulan Februari 2021, didapatkan sampel
sebanyak 203 ekor dengan range 25 – 55 cm.
Data pada bulan Februari 2021 hanya memiliki
5
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Laju Pertumbuhan
Gambar 7. Sebaran Frekuensi Panjang Bulan Maret
2021 Berdasarkan dari perhitungan menggunakan
aplikasi FISAT II untuk ikan cakalang
Pada bulan April 2021, didapatkan sampel (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di
sebanyak 258 ekor dengan range 29 – 52 cm. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPP
Data pada bulan April 2021 hanya memiliki 1 Pondokdadap Sendangbiru pada tahun 2021
kohort dengan puncak pada ukuran 40,5 cm. memiliki nilai panjang asimtot (L∞) sebesar 63
Diketahui pada kohort tersebut memiliki cm dan memiliki nilai koefisien pertumbuhan
kisaran panjang yaitu 37,5 – 44,5 cm dengan (K) sebesar 0,25 per tahun. Dalam menentukan
mean 40,83 cm. umur teoritis (t0) menggunakan rumus Pauly
(1983) dan didapatkan hasil untuk ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) sebesar -0,55
tahun. Dari hasil yang telah didapat,
menjelaskan bahwa ikan cakalang (Katsuwonus
pelamis) dapat mencapai panjang 63 cm ketika
tidak terjadi kematian akibat penangkapan.
Gambar 8. Sebaran Frekuensi Panjang Bulan April Menurut Sparre & Venema (1999) [10], ikan
2021 yang memiliki nilai K yang kecil termasuk
dalam ikan yang berumur panjang atau
Pada bulan Mei 2021, didapatkan sampel membutuhkan waktu lama untuk mencapai
sebanyak 206 ekor dengan range 38 – 63 cm. panjang asimtot (L∞). Pada perhitungan yang
Data pada bulan Mei 2021 memiliki 2 kohort dilakukan melalui aplikasi FISAT II,
dengan puncak yang pertama pada ukuran 43,5 didapatkan grafik VBGF (Gambar 11) yang
cm dan pada puncak kedua pada ukuran 51,5 menunjukkan bahwa ikan cakalang
cm. Diketahui pada kohort pertama memiliki (Katsuwonus pelamis) masih dapat terus
kisraan panjang yaitu 38,5 – 48,5 cm dengan tumbuh sampai panjang asimtotiknya yaitu 63
mean 44,18 cm dan pada kohort kedua memiliki cm.
kisaran panjang yaitu 50,5 – 54,5 cm dengan
mean 51,68 cm.
6
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
40
30
20
10
0
-5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00
Umur (tahun)
Gambar 12. Kurva Laju Pertumbuhan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Tahun 2021
Penelitian (Zedta et al., 2018) [13], ikan cakalang sebesar -0.50 tahun. Berikut
menyebutkan bahwa di perairan Samudra perbandingan laju pertumbuhan pada daerah
Hindia (WPP 573) ikan cakalang (Katsuwonus penelitian lain yang telah dilakukan:
pelamis) dapat mencapai panjang asimtot (L∞)
hingga 67,2 cm dengan koefisien pertumbuhan
(K) sebesar 0,27 per tahun dan umur teoritis (t0)
7
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
8
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
9
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
10
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Analisis laju mortalitas pada ikan cakalang SAMUDERA HINDIA BAGIAN TIMUR.
(Katsuwonus pelamis) memiliki nilai mortalitas BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap,
total (Z) sebesar 1,13 per tahun, mortalitas alami 7(2), 87.
(M) sebesar 0,47 per tahun dan mortalitas https://doi.org/10.15578/bawal.7.2.2015.87
penangkapan (F) sebesar 0,66 per tahun. -94
Analisis laju eksploitasi pada ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) memiliki nilai 0,59 per [5] Effendie, I. (2002). Biologi Perikanan.
tahun. Hal tersebut menandakan bahwa
eksploitasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) [6] Beddu, S., Mukarramah, S., & Lestahulu, V.
di WPP 573 sudah melebihi batas atau (2015). Hubungan Status Gizi dan Usia
overexploited. Menarche Dengan Dismenore Primer pada
Analisis Length at First Capture (Lc) pada ikan Remaja Putri. SEAJOM: The Southeast Asia
cakalang (Katsuwonus pelamis) yaitu 37,80 cm Journal of Midwifery, 1(1), 16–21.
dan umur saat pertama kali tertangkap yaitu 3,11 https://doi.org/10.36749/seajom.v1i1.53
tahun.
[7] http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/cms/,
UCAPAN TERIMA KASIH
[8] Pauly, D. (1983). Some Simple Methods For
Terima kasih kepada bapak Ir. Agus Tumulyadi, The Assessment Of Tropical Fish Stocks
MP dan bapak Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP (Issue 234).
selaku dosen pembimbing artikel ilmiah ini
sehingga artikel ilmiah ini dapat terselesaikan [9] Restiangsih, Y. H., Sisco, A., & Nurdin, E.
dengan baik. Terima kasih juga kepada seluruh (2020). DI PERAIRAN SAMUDRA HINDIA
pihak yang telibat dalam penyelesaian penelitian SELATAN JAWA DAN NUSA TENGGARA
ini. SPAWNING ESTIMATION OF SKIPJACK
TUNA ( Katsuwonus pelamis ) IN THE
DAFTAR PUSTAKA INDIAN OCEAN SOUTH OF JAVA AND
[1] Ma’mun, A., Priatna, A., Hidayat, T., & NUSA TENGGARA. 12(April), 1–10.
Nurulludin, N. (2017). Distribusi Dan
Potensi Sumber Daya Ikan Pelagis Di [10] Sparre, P., & Venema, S. C. (1999).
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis.
Republik Indonesia 573 (Wpp Nri 573)
Samudera Hindia. Jurnal Penelitian [11] Shabrina, N. N., Sunarto, & Hamdani, H.
Perikanan Indonesia, 23(1), 47. (2017). Penentuan Daerah Penangkapan
Ikan Tongkol Berdasarkan Pendekatan
[2] Agustina, M., Jatmiko, I., & Sulistyaningsih, Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Hasil
dan R. K. (2020). Ulur Tuna Di Perairan Tangkapan Ikan di Perairan Utara
Sendang Biru Catch Composition and Indramayu Jawa Barat. Kelautan, Jurnal
Fishing Ground of Tuna Handline. 25, 241– Perikanan Dan, VIII(1), 139–145.
251.
[12] Tambengi, C. F. J., & Sulistio, E. M. A.
[3] Rochman, F., Nugraha, B., & Wujdi, A. (2019). Identifikasi Wilayah Potensial
(2015). PENDUGAAN PARAMETER Sebaran Ikan Cakalang Berbasis Data Citra
POPULASI IKAN CAKALANG Satelit AQUA MODIS Guna Mendukung
(Katsuwonus pelamis, Linnaeus, 1758) DI Peningkatan Kualitas Tangkapan Ikan Di
SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA. Indonesia ( Studi Kasus : Laut Nusa
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, Tenggara Timur ) Identification of Potential
7(2), 77. Areas for the Distribution o. 357–365.
https://doi.org/10.15578/bawal.7.2.2015.77
-85 [13] Zedta, R. R., Rintar PT, P. A., & Novianto,
D. N. (2018). ESTIMASI PARAMETER
[4] Jatmiko, I., Hartaty, H., & Bahtiar, A. POPULASI IKAN CAKALANG
(2015). BIOLOGI REPRODUKSI IKAN (Katsuwonus pelamis, Linnaeus, 1758) DI
CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN SAMUDRA HINDIA. BAWAL
Widya Riset Perikanan Tangkap, 9(3), 163.
11
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
12