Anda di halaman 1dari 15

EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 ISSN 1978-8096

INVENTARISASI JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI BEBERAPA PERAIRAN


DANAU DI WILAYAH KECAMATAN KAMIPANG KABUPATEN KATINGAN
KALIMANTAN TENGAH

Mardani, Arthur Mangalik, Yusurum Jagau, Jamzuri Hadie

Keywords : Inventory of fish species, Quality of lake waters.

Abstract

Danau Purun, Danau Jalan Pangen and Danau Kamipang are some of lakes located in
Kamipang Sub-district, Katingan Regency, Central Kalimantan. Those lakes are the places to
make a living for local people in fulfilling their needs, especially of fish, which is still
conducted effectively. However, the people generally tend to desire the business pattern
directly giving the yield like capturing fish by using electricity and potassium. The excessive
fish capturing business results in the decline of fish population. The objectives of the
inventory were to find out the description of how many species of fish population which were
alive or survived, and to analyze the water quality and aquatic plants as the supporting
capacity of lake waters. The sample collections employed sampling methods on each lake,
which were conducted in the morning and afternoon. The instruments and media were gill
nets, fishing nets, lalangit, bubu and ancau. The fish sample and alcohol were 70% and 95%.
The fish was identified and processed in tabulation. The water quality was measured by
applying Horiba Water Checker U-10, Secchi dish and Laboratory Test.

Pendahuluan yang meliputi sungai, danau dan rawa


(Soeseno, 1990).
Perkembangan penduduk yang Perkembangan perikanan akan
semakin meningkat, maka kebutuhan akan berhasil apabila sumberdaya perikanannya
protein hewani seperti ikan sangat dikelola dengan baik. Tetapi umumnya
diperlukan. Karena pada saat ini masyarakat cendrung menginginkan pola
penangkapan dan pengekploitasi yang terus usaha yang langsung mendapatkan hasil
menerus akan merusak lingkungan dan seperti menangkap ikan dengan cara
habitat suatu perairan. Apabila ini tidak distrum, diracun dan dipotasium.
dilakukan perbaikan dan pencegahan secara Keanekaragaman jenis ikan
berkelanjutan maka akan menimbulkan merupakan sumberdaya perairan yang dapat
masalah – masalah besar terutama dalam digali terutama jenis-jenis komoditi
sektor perikanan. ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan
Kalimantan Tengah merupakan salah manusia karena diperairan umum
satu Provinsi yang memiliki potensi khususnya didanau hidup berbagai jenis
sumberdaya alam yang melimpah. Salah ikan yang merupakan potensi alam yang
satunya sumberdaya perairan umum dapat dimanfaatkan dan sangat potensial
terutama ikan. untuk dikembangkan terutama melalui
Perairan umum sebagai salah satu usaha budidaya.
penghasil sumberdaya perikanan, memiliki Potensi sumberdaya hayati perikanan
andil yang sangat besar dalam memenuhi perlu adanya pemanfaatan yang optimal
kebutuhan pangan manusia khususnya yang berazas pada upaya peningkatan
menyediakan protein hewani dan penghasil produksi perairan secara lestari dan
devisa. Perairan umum merupakan perairan berkelanjutan, melalui pengelolaan yang
dimana semua orang dapat mengusahakan rasional dengan tetap memperhatikan
atau mengambil hasil dari perairan tersebut, keseimbangan lingkungan dan diharapkan
86 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

dengan keinginan pembangunan dan Pemilihan lokasi harus


teknologi potensi sumberdaya hayati mempertimbangkan situasi lingkungan
perikanan akan dievaluasi secara periodik perairan. dimana arah yang tepat untuk
(Anonim, 1991). areal penelitian. Waktu sampling akan
Sebab itu dalam konsep pelestarian sangat tergantung pada dinamika atau
sumberdaya perairan perlu mengetahui kebiasaan populasi ikan dalam melakukan
jenis – jenis ikan yang masih bertahan dan aktivitas pada suatu ekosistem perairan
sudah langka atau ada jenis ikan lain yang danau. Alat yang digunakan bervariasi
belum diketahui. Karena lokasi penelitian disesuaikan dengan kondisi perairan dan
untuk pengambilan sampel ikan boleh ukuran jenis ikan yang akan diambil
dikatakan baru karena ke 3 (tiga) perairan sebagai sampel.
danau ini masih belum ada yang melakukan Pengambilan populasi ikan sebagai
studi atau penelitian. sampel hanya dilakukan beberapa jenis
populasi saja. Sampel yang dipilih haruslah
memenuhi syarat sebagai berikut : Sampel
Metodologi Penelitian harus mempunyai peluang yang sama,
populasi jenis ikan yang tertangkap
Tempat dan Waktu Penelitian memiliki kepekaan terhadap perubahan
lingkungan dan berpeluang untuk bisa
Lokasi yang menjadi objek penelitian dilestarikan. Ikan yang tertangkap
dilakukan pada 3 (tiga) perairan danau berukuran kecil diawetkan dengan
terletak diwilayah Kecamatan Kamipang, mengunakan Alkohol 70% dan untuk ikan
Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah, yang besar menggunakan Alkohol 95%.
dengan waktu efektif penelitian lebih Pengawetan ini dilakukan terutama untuk
kurang 3 bulan, yaitu dimulai dari bulan ikan yang tidak langsung diinventarisasi
Desember 2011 sampai bulan April 2012. sifat sementara. Maksud inventarisasi ini
terhitung sejak konsultasi proposal untuk mengetahui jenis ikan atau species
penelitian, pelaksanaan penelitian, analisa ikan yang ada pada ke 3 (tiga) perairan
sampel dan analisa data. Laporan ini mulai danau.
Juni dan Juli 2012, sampai dengan
pembuatan laporan akhir. Objek Pengamatan
Pengamatan yang menjadi objek
Lokasi Pengambilan Sampel dan Objek sampel ditujukan pada ikan air tawar pada
Pengamatan setiap perairan danau yang berbeda, dengan
melakukan pencatatan dan pengamatan data
Lokasi Pengambilan Sampel ekologi secara langsung dilapangan, seperti;
Pengambilan ikan sampel dilakukan Phytoplankton, zooplankton, tumbuhan air,
pada masing-masing, kawasan perairan dan kualitas airnya.
Danau Purun, Danau Jalan Pangen, dan
Danau Kamipang, atau sungai di sekitar Pengumpulan Data dan Analisis Data
wilayah Kamipang. Sampel dan
pengamatan ikan dilakukan secara sengaja Inventarisasi ikan dilakukan dengan
(Purposive sampling) di 3 (tiga) lokasi sampling pada masing-masing perairan
penelitian yang dianggap penting untuk danau yang dianggap penting diberbagai
mewakili seluruh perairan danau, dengan lokasi yang diharapkan mewakili seluruh
dibantu para nelayan untuk melakukan kawasan tersebut. Pengambilan sampel
penangkapan. Untuk menentukan cara dilakukan dua kali untuk setiap sampling,
yang akan digunakan akan sangat yaitu pada pagi hari sekitar (pukul 08.00 –
tergantung pada pengalaman atau kebiasaan 10.00) dan pada sore hari sekitar (pukul
yang sering dilakukan para nelayan. 16.00 – 18.00).
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 87

Inventarisasi spesies ikan dan dikemukakan Simpsons dalam Suwigyo


komunitas ikan yang meliputi; Indeks (1994).
keanekaragaman jenis ikan, Indeks
keseragaman jenis ikan, Indeks dominasi =
jenis ikan dan ukuran (SL). Identifikasi
ikan berdasarkan jenis dilakukan dengan Dimana : C = Indeks dominasi
menggunakan buku panduan Saanin (1968). ni = Jumlah individu ke – i
Penamaan jenis berdasarkan nama lokal N = Jumlah Total individu.
merupakan hasil wawancara dengan para
nelayan/masyarakat setempat, didukung Nilai indeks dominasi (C) biasanya
dengan buku acuan Schuster and berhubungan dengan nilai indeks
Djajadiredja (1952). Pengukuran dan keanekaragaman dan nilai indeks
perhitungan morfologi ikan mengikuti keseragaman, apabila nilai indeks
Hubbss and Lagler (1949). Untuk tingkat keanekaragaman dan nilai indeks
kedewasaan ikan bisa dilihat dari ukuran keseragaman tinggi maka nilai indeks
panjang standar (SL). Analisis data diolah dominasi rendah (Riyanto dkk, 1985).
dalam bentuk tabulasi. Demikian pula sebaliknya apabila nilai
Indeks keanekaragaman jenis ikan indeks dominasi tinggi maka suatu perairan
dianalisis menggunakan persamaan atau cenderung di dominasi oleh jenis tertentu.
indeks keanekaragaman Shannon – Nilai indeks dominasi berkisar antara 0 – 1.
Wienner (1962) dalam Suwignyo (1994). Dimana nilai indeks dominasi mendekati
nol jika setiap jenis memiliki jumlah
( ) ( ) individu yang sama.
′= −
Menganalisis kualitas air (suhu air,
pH, DO dan kecerahan air) perairan danau
Dimana : H̕ = Indeks keanekaragaman dilakukan pada setiap pengamatan secara
ni = Jumlah individu ke – i “purposive”, yaitu pada tempat-tempat
N = Jumlah total individu. tertentu yang diperkirakan dapat mewakili
tempat penelitian yaitu bagian hulu,
Indeks Keseragaman Jenis Ikan, pertengahan dan muara secara langsung
dianalisis mengunakan keseragaman yang dilapangan (in situ), pada pagi dan sore.
dikemukakan oleh Evennes dalam Suhu air , pH, dan DO diukur dengan
Suwignyo (1994). mengunakan Horiba Water Checker U – 10
dimasukan kedalam air selama 2 – 5 menit.
′ Setelah itu diamati batas yang tertera pada
=
alat tersebut. Nilai itulah yang merupakan
titik nilai saat itu dari masing-masing
Dimana : E = Jumlah keseragaman kualitas perairan danau.
H̕ = Indeks keanekaragaman Kecerahan perairan diukur dengan
S = Jumlah spesies menggunakan alat Secchi dish. Dengan
memasukan alat tersebut kedalam perairan
Indeks keseragaman (E) berkisar sampai tidak Nampak (Z₁) kemudian
antara 0 – 1. Bila nilai E mendekati 0 nilainya dicatat. Selanjutnya alat ini
penyebaran individu antar jenis relative dimasukan lagi lebih kedalam perairan
tidak sama dan ada keluarga individu yang hingga tidak tampak (Z₂). Nilai kecerahan
dominan. Bila E mendekati 1 penyebaran diperoleh dari hasil rata-rata Z₁, dan Z₂.
individu relative sama.
Indeks Dominasi jenis ikan
menggunakan indeks dominasi yang
88 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

+ E = Volume air yang


= disaring (1).

Dimana : Z = Nilai kecerahan Kriteria nilai kelimpahan adalah:


Z1 = Batas hampir tidak Miskin : < 100 ind/l
tampak Sedang : 100 – 40.000 ind/l
Z2 = Batas tidak kelihatan Subur : > 40.000 ind/l.
atau tampak. Maka dengan mengetahui nilai
kelimpahan, maka akan diketahui kondisi
Sedangkan untuk Phytoplankton, perairan termasuk dalam tingkat miskin,
Zooplankton, Bentos, BOD. dan NH₃. sedang dan subur. Tumbuhan air diamati
mengunakan uji laboratorium. dideterminasi dilokasi pengambilan sampel
Kelimpahan plankton dapat dilakukan secara langsung.
perhitungan dengan menggunakan rumus
Lakey (1975) dalam Hariyadi, dkk (1992).
Hasil Dan Pembahasan
= Inventarisasi Spesies Ikan Keseragaman
dan Komposisi Jenis Ikan
Dimana : N = Jumlah total plankton
(sel/l atau ind/l) Hasil penelitian yang dilakukan
n = Jumlah rata-rata didapat keseragaman atau komposisi jenis
indivindu plankton ikan pada masing-masing perairan danau
S = Volume air contoh yang seperti; Danau Purun sebanyak 5 jenis,
tersaring (ml) Danau Jalan Pangen sebanyak 15 jenis dan
D = Volume air satu tetes Danau Kamipang ikan sebanyak 19 jenis.
yang diamati (ml) Seperti terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis, jumlah dan ukuran ikan di 3 (tiga) perairan danau.


Jenis Ikan Jumlah
Perairan Spesimen (ekor)/
Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Daerah
Ukuran SL (cm)
D. Purun Anabas testudineus Betok Bapuyu 4 5–8
Channa pleurophtalmus Kerandang Kerandang 3 15 – 35
Cyclocheilicthys apagon Lais Lais 5 15 – 25
Cryptoperus hexapterus Lais Lais 2 20 – 30
Rasbora splilataenia Seluang Saluang 45 5–8
D. Jalan Pangen Belantia hasselli Ketoprak Kakapar 30 3 – 12
Channa mickropeltes Toman Tahuman 14 30 – 37
Channa pleuraphtahlmus Kerandang Karandang 15 20 – 25
Helostoma temmincki Tambakan Tabakang 85 7 - 14.
Cryptopterus micronema Limpok Lais 16 13 – 25
Cryptopterus pervonalis Lais Lais 19 15 – 30
Crypterus lais Lais Lais bulu 75 3 – 10
Cryptopterus limpok Lais Putih Lais 65 18 – 32
Leptobarbus melanopterus Jelawat Danau Manjuhan 7 16 – 40
Danau
Hemibagrus planicep Baung Kuning Baung 35 21 – 30
Osteochilus melanopleurus Kelabau Padi Kalawau 50 10 – 20
Osteochilus kappenii Kelajang Banta 30 5 – 10
Pangasius macronema Riu Riu 4 9 – 14
Pristolepis grooti Ikan Tempah Patung 75 3 – 15
Rasbora splilatoenia Seluang Saluang 120 2 – 12
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 89

Tabel 1. Lanjutan
Jenis Ikan Jumlah
Perairan Spesimen (ekor)/
Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Daerah
Ukuran SL (cm)
D. Kamipang Bagrichthys macracanthus Baung Tikus Papuntin 10 14 – 20
Clarias batrachus Lele Pentet 9 15 – 32
Channa pleuraphtahlmus Kerandang Karandang 25 30 – 35
Cyclocheilichthys enoplos Tawes Puhing 95 6 – 15
Helostoma temminckii Tambakan Tabakang 110 9 – 15
Cryptopterus hexapterus Lais Putih Lais 35 20 – 30
Cryptopterus apagon Lais Timah Lais 20 25 – 35
Leptobarbus melanopterus Bendung Manjuhan 15 15 – 30
Danau
Leptobarbus hoevenii Jelawat Manjuhan 7 19 – 36
Hemibagrus planicep Baung Kuning Baung 80 20 – 35
Osphronemus goramy Gurami Kalui 24 18 - 23.
Osteochilus melanopleurus Kelabau Padi Kalawau 14 15 – 23

Osteteochilus kappenii Kelajang Banta 90 4 – 10


Wallago lerii Tapah Tampahas 18 30 – 70
Pangasius nasutus Patin Patin 9 25 – 40
Pristolepis grooti Ikan Tempeh Patung 35 3 – 10
Rasbora trilineata Seluang Saluang 75 3–8
Syncrossus raversa Bontia Punti 19 15 – 18
Trichogaster trichopterus Sepat Sasapat 85 3–8
Sumber : Data diolah 2012.

Tabel 2. Kompilasi jenis ikan.


No. Nama Danau Kompilasi Jenis Ikan
1. Danau Purun 5
2. Danau Jalan Pangen 15
3. Danau Kamipang 19
Sumber : Data diolah 2012.

Tabel 3. Hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominasi (C).
No Lokasi Pengamatan Keanekaragaman (H̓) Keseragaman (E) Dominasi (C)
1. Danau Purun 0.3754 0.5371 0.5972
2. Danau Jalan Pangen 1.0489 0.8918 0.1064
3. Danau Kamipang 1.1297 0.8834 0.0904
Sumber : Data diolah (2012).

Tabel. 4. Hasil pengukuran rata-rata parameter kualitas air.


Pengukuran
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang Kualitas
No Parameter
Pagi Sore Rata2 Pagi Sore Rata2 Pagi Sore Rata2 Air
1. Suhu ( ͦ C ) 27.2 28.0 27.6 27.0 28.1 27.5 26.5 27.3 26.9 Insitu
2. Kecerahan (cm) 35.00 42.00 38.5 45.0 40.0 42.5 45.0 43.0 44.0 Insitu
3. pH 6.20 6.24 6.22 5.00 5.40 5.20 6.20 6.60 6.40 Insitu
4. Do (mg/l) 5.24 5.28 5.26 5.30 5.60 5.45 5.23 5.40 5.63 Lab.
5. NH3 (mg/l) 0.19 0.19 0.19 0.21 0.21 0.21 0.17 0.17 0.17 Lab.
6. BOD (mg/l) 11.52. 11.52 11.52 10.21 10.21 10.21 10.63 10.63 10.63 Lab.
Sumber : Data primer diolah dan hasil uji laboratorium PPLH UNLAM (2012).
90 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

Tabel 5. Jenis phytoplankton dan zooplankton Yang Teridentifikasi.


Lokasi Pengambilan Sampel dan Objek Pengamatan
Genera Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang
Phytoplankton
Oscillatoria 21 - 28
Spirulina - 35 7
Binuclearia w 14 21 7
Sphaeroplea agart - - 21
Closterium 14 - -
Prorocentrum gacila - 7 21
Thallasiossira sp - - -
Thallastossira mala 7 21 -
Nitszchia serata - - 28
Streptotheca 7 - -
Kelimpahan (ind/l) 63 84 112
Indeks Keanekaragaman 2,1972 1,8250 2,4056
Indeks Kerseragaman 0,9463 0,9125 0,9306
Indeks Dominasi 0,2346 0,3056 0,2031
Jumlah Taksa 5 4 6
Zooplankton
Paramaecium - - 7
Euglena - - 7
Notholca - 7 -
Spangilla aspinosa 7 - 7
Kelimpahan (ind/l) 7 7 21
Indeks Keanekaragaman 0,0000 0,0000 1,5850
Indeks Kerseragaman 0,0000 0,0000 1,0000
Indeks Dominasi 1,0000 1,0000 0,3333
Jumlah Taksa 1 1 3
Sumber : Hasil analisa plankton dan zooplankton.

Tabel 6. Jenis Organisme Bentos di 3 (tiga) Perairan Danau.


Lokasi Pengambilan Sampel
Family Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang
Oligocheeta - 132 -
Pleuroceredae - - -
Bithinidae - - -
Viviparidae - - 88
Unionidae - - 88
Margenelidae - - -
Gomhpidae - - -
Cyclograpsus granulosus - - -
Neomysis japanico - - -
Kelimpahan (ind/l) 0 132 176
Indeks Keanekaragaman (H) 0,0000 0,0000 1,0000
Indeks Kerseragaman (E) 0,0000 0,0000 1,0000
Indeks Dominasi (C) 0,0000 1,0000 0,5000
Jumlah Taksa 0 1 2
Sumber : Hasil Analisa Benthos.
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 91

28
27,6
27,5
Suhu ( ˚ C )
27,5

27 26,9

26,5
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang

Gambar 1. rata-rata suhu pada ketiga lokasi perairan danau

46
44
44
42,5
Kecerahan (cm)

42

40
38,5
38

36

34
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang
Gambar 2. Nilai rata-rata kecerahan di 3 (tiga) perairan danau.

10
Keasaman (pH)

6,22 6,4
5,2
Derajad

0
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang

Gambar 3. Nilai rata-rata derajad keasaman (pH) di 3 (tiga) perairan danau.

5,8 5,63
Oksigen Terlarut

5,6 5,45
(DO)

5,4 5,26
5,2
5
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang

Gambar 4. Nilai rata-rata oksigen terlarut (DO) di 3 (tiga) perairan danau.


92 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

0,25 0,21
0,19
Amoniak (NH₃)

0,2 0,17
0,15
0,1
0,05
0
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang

Gambar 5. Nilai rata-rata amoniak (NH₃) di 3 (Tiga) perairan danau.

12
11,52
Biological Oksygen

11,5
Demand (BOD)

11 10,63
10,5 10,21
10
9,5
Danau Purun Danau Jalan Pangen Danau Kamipang

Gambar 6. Nilai rata-rata biological oksygen demand (BOD) di 3 (Tiga) perairan danau.

Jenis ikan yang tertangkap selama danau – danau yang ada di DAS Kahayan
penelitian merupakan 86% ikan konsumsi lebih tinggi jumlah jenis ikan bila
dan 14% termasuk ikan hias. dibandingkan dengan danau – danau yang
Jumlah total jenis ikan yang didapat ada di DAS Katingan. Ini disebabkan
sebanyak 39 jenis (spesies). Menurut kondisi perairan yang kurang baik. Karena
Robert (1989) Kalimantan Tengah terdapat perairan danau nya dekat dengan
290 lebih jenis ikan yang hidup dihabitat perumahan penduduk, jadi habitat sudah
rawa, dan danau. Lebih dari 100 jenis ikan tercemar.
hidupnya dialiran sungai dan lebih dari 40 Menurut Kottelat et al, (1993) bahwa
jenis ikan hidupnya didaerah rawa dan kerusakan tersebut akan mengakibatkan
sungai. sumber makanan tidak tersedia dengan
Bila dibandingkan dengan danau- baik, suhu dan kandungan oksigen pada
danau lain yang ada di Kalimantan Tengah malam hari akan turun drastis, sehingga
yang berada di DAS Kahayan seperti ; akan berdampak pada kematian masal ikan
Danau Takapan sebanyak 24 jenis, Danau di kawasan ini, terjadi kekeruhan yang
Rangas sebanyak 23 jenis dan Danau mengakibatkan fungsi insang alat
Muluk sebanyak 19 Jenis. (Rario, 2005). pernafasan ikan terganggu dan keadaan
Jadi hasil perbandingan dengan danau – keragaman menjadi homogen dan sangat
danau yang ada di Kalimantan Tengah di rendah termasuk jenis-jenis ikannya.
DAS Kahayan dengan DAS Katingan tidak Pada Danau Jalan Pangen dan Danau
ada danau yang sama jumlah jenis ikannya, Kamipang dilihat dari kualitas airnya
kecuali Danau Kamipang dan Danau Muluk seperti ; Suhu, pH, Kecerahan, DO, serta
(19 jenis) tetapi jenis ikannya ada yang tumbuhan air cukup mendukung pada
berbeda. kehidupan ikan. Karena pada ke 2 (dua)
Keseragaman jenis ikan dan perairan danau ini tidak ada gangguan atau
komposisi pada masing-masing ke 3 (tiga) kerusakan yang berarti. Sehingga perairan
perairan danau yaitu Danau Purun, ini teridikasi banyak jenis ikannya. Dilihat
keanekaragaman jenis dan komposisinya dari parameter kimia seperti Amoniak
paling sedikit. Hal ini menunjukan bahwa (NH₃) dan Biological Oksygen Demand
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 93

(BOD) pada danau ini adanya terindikasi Indeks keseragaman (E) adalah
pencemaran. Jenis ikan yang terdapat pada tingkat jumlah individu pada tiap-tiap jenis,
danau ini merupakan jenis ikan yang dapat yang nilainya berkisar antara 0 – 1 sesuai
mengatur tingkat metabolisme sesuai pendapat Krebs (1989).
dengan oksigen terlarut. Berdasarkan perhitungan nilai Indeks
Dalam air amoniak (NH₃) mempunyai Keseragaman (E) mempunyai nilai yang
2 bentuk ion-ion amonium (amonia tidak sama antara masing-masing
terionisasi NH4˟ ) dan dalam bentuk pengamatan. Pada Danau Purun diperoleh
amoniak (tidak terionisasi, NH₃). Molekul nilai Indeks Keseragaman sedang 0,5371.
NH₃ bersifat sangat toksik bagi ikan dapat Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran
menyebabkan iritasi pada insang dan spesies ikan pada perairan danau tersebut
masalah respirasi dan bila konsentrasi tidak merata, ditemukan hanya 5 spesies
dalam perairan berkisar antara 0,1 – 0,3 saja yaitu ; Kerandang (Channa
ppm akan menyebabkan kematian. pleuraphtalmus), Lais (Cryptoperus
Selanjutnya dinyatakan bahwa amoniak hexapterus), Seluang (Rasbora
bersifat basa lemah, kenaikan suhu dan pH splilatoenia), Betok (Anabas testudineus)
akan meningkatkan kehadirannya dalam dan Lais (Cyclocheilocthys apagon).
bentuk amoniak bebas yang toksik. (Irianto, Tidak meratanya penyebaran spesies
2005). ikan pada perairan danau tersebut terjadi
Tingkat kedewasaan ikan yang ada di akibat dari faktor alam itu sendiri seperti air
kawasan ini dapat dilihat dari ukuran hujan sehingga dalam perairan danau
panjang standar (SL) pada tabel 1. Menurut tersebut terlalu dalam, faktor aktivitas
Rario (2005) tingkat kedewasaan ikan dapat manusia, dekat dengan pemukiman
dilihat dari ukuran panjang standar (SL). penduduk dan sering melakukan
penangkapan ikan, maka akan sangat
Struktur Komunitas Ikan mengganggu atau merusak komunitas dan
kelestariannya. Meningkatnya kerusakan
Hasil perhitungan terhadap ikan yang fisik habitat perairan, meningkatnya
tertangkap di 3 (tiga) perairan danau selama komplik pemanfaatan sumberdaya,
penelitian didapatkan indeks penurunan jumlah dan ukuran jenis ikan
keanekaragaman (H ̓), keseragaman (E) dan tertangkap atau hilangnya spesies ikan
Dominasi (C) dapat dilihat pada Tabel 3. ekonomi penting (Dinas Kelautan dan
Nilai indeks keanekaragaman yang Perikanan, 2007).
telah dihitung diperoleh ; Danau Purun nilai Berdasarkan hasil perhitungan Indeks
0.3754, Danau Jalan Pagen nilai 1.0489 dan Dominasi (C) diperoleh nilai mendekati 1
Danau Kamipang 1.1297. Jadi di yaitu pada perairan Danau Purun 0.5972.
hubungkan dengan kualitas lingkungan Dalam perairan tersebut tidak ada dominasi
untuk Danau Purun terindikasi tercemar jenis ikan tertentu karena hanya didapat 5
berat, Danau Jalan Pangen dan Danau jenis ikan, nilai indeks dominasi terendah
Kamipang tercemar sedang. Keseragaman terdapat pada Danau Kamipang yaitu
untuk Danau Purun Sedang, Danau Jalan 0.0904. Menurut Shanoon Wiener dalam
Pangen dan Kamipang sangat baik. Krebs (1989), apabila Indeks Keseragaman
Dominasi untuk Danau Purun sedang, tertinggi mendekati 1 didalam perairan
Danau Jalan Pangen dan Danau Kamipang tersebut tidak ada jenis yang dominan atau
baik. paling banyak jumlahnya, sehingga nilai
Indeks keanekaragaman jenis Indeks Dominan akan mendekati 0 berarti
mengidentifikasikan hubungan antara ada jenis yang mendominasi atau mencolok
besaran indeks keanekaragaman dengan jumlah sehingga Indeks Dominasi
kualitas lingkungan dan keadaan dan mendekati 1.
struktur komunitas (Lee dan Nuo, 1981).
94 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

Dominasi jenis di 3 (tiga) perairan kecil menunjukan indikasi bahwa


danau DAS Katingan mempunyai pola yang penangkapan ikan di Danau Purun secara
relatif sama. Untuk kawasan Danau Purun berlebihan. Penelitian ini dilakukan pada
didominasi oleh Rasbora splilataenia 45 musim hujan.
ekor, Danau Jalan Pangen didominasi oleh Gangguan yang terjadi pada beberapa
Rasbora splilataenia 120 ekor, dan perairan danau terlihat dari aspek
Helostoma temminckii 85 ekor, dan Danau keanekaragaman ikannya sendiri, yaitu
Kamipang didominasi oleh Helostoma gangguan lingkungan yang mempengaruhi
temminckii 110 ekor, Rasbora trilineata 95 habitat ikan diperairan, sehingga ikan yang
ekor, Channa micropelles 90 ekor, dan bertahan hidup semakin selektif, hanya
Trichogaster trichopterus 85 ekor. jenis - jenis tertentu saja yang masih dapat
Kalimantan terkenal dengan jenis- beradaptasi dengan kondisi lingkungan
jenis ikan yang berstatus endemik yang yang berubah. (Rario, 2005). Dari hasil
berarti distribusi sebarannya hanya terdapat penelitian dan hasil informasi masyarakat
di pulau ini. Jumlah keseluruhan dari berkurangnya jenis ikan yang terdapat
endemik Kalimantan adalah 149 jenis diperairan sungai dan danau, akibat
(Kottelat et al, 1993). penangkapan yang berlebihan, penebangan
Perbandingan komposisi menunjukan pohon-pohon dan pembukaan lahan dan
kelompok suku yang mendominasi dari ke juga adanya areal pertambangan rakyat.
3 (tiga) perairan danau adalah Rasbora Namun untuk mengetahui sejauh mana dan
trilineata (18%). berapa besar dampak penebangan kayu,
Danau Jalan Pangen didominasi oleh pembukaan lahan dan pertambangan rakyat.
Rasbora trilineata dengan persentase Tingkat Keanekaragaman dan
(18%), Helostoma temminckii (11,7%). distribusi jenis ikan disetiap perairan danau
Untuk danau Kamipang didominasi oleh digambarkan dengan sistim jumlah, dimana
Helostoma temminckii (14,2%) dan Danau secara keseluruhan jumlah individu yang
Purun didominasi oleh Rasbora trilineata ( tinggi, sedang dan kecil. (Suwignyo, 1994).
76,3%). Berarti pada saat pengamatan Sedangkan distribusi jenis dan kelimpahan
tersebut terjadi dominasi oleh satu jenis individu berdasarkan pada masing-masing
spesies ikan dilihat dari nilai indeks danau dapat dilihat pada tabel 1.
dominasi yang mendekati 1. Menurut Jumlah individu yang melimpah dan
Odum (1971) apabila indeks dominasi luas penyebarannya terdapat di perairan
mendekati 0 maka tidak terjadi dominasi danau Purun dan danau Jalan Pangen
oleh suatu spesies di perairan. adalah Rasbora splilatoenia, tetapi di danau
Kamipang tidak ada. Jenis yang
Distribusi dan Kelimpahan distribusinya luas tapi sedikit jumlah
individunya adalah Jelawat danau
Berdasarkan hasil tangkapan jumlah (Leptobarbus melanopterus), Riu
jenis ikan di Danau Jalan Pangen 15 jenis , (Pangasius macronema), Jelawat
Danau Kamipang 19 jenis dibandingkan (Leptobarbus hoevenii), Patin (Pangasius
dengan Danau Purun yang hanya terdiri nasutus) dan Lele (Clarias batrackhus).
dari 5 jenis. Data ini menunjukan Sedangkan jenis yang distribusi luas dengan
keanekaragaman jenis di Danau Kamipang jumlah individunya banyak adalah Seluang
lebih tinggi dibandingkan dengan danau (Rasbora trilineata) dan Tambakan
yang lainnya. (Helostoma Temminckii), tidak ada didanau
Berdasarkan dampak dari gangguan Purun.
dan penangkapan ikan yang berlebihan
maka danau Purun lebih mendapat tekanan
yang berat. Dengan keanekaragaman yang
masih tinggi, tetapi kelimpahan individunya
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 95

Kualitas Air dipengaruhi oleh kekeruhan, warna air yang


produktif akan menjadi stabil. Nilai
Hasil pengukuran beberapa kecerahan yang baik bagi kehidupan ikan
parameter kualitas air Danau Purun, Danau dalam perairan lebih kurang 30 – 45 cm.
Jalan Pangen dan Danau Kamipang. Tabel Dari hasil pengukuran terhadap
4. kecerahan air wilayah perairan masing-
masing danau berkisar 38.5 – 44.0 cm.
Parameter Fisika Kecerahan tertinggi 44.0 cm ini terdapat
pada perairan Danau Kamipang dan
Suhu terendah terdapat pada perairan Danau
Suhu air pada umumnya berasal dari Purun hal ini dapat terjadi karena
rambatan radiasi cahaya matahari yang banyaknya lumpur pada perairan danau
masuk kedalam perairan. Untuk lebih jelas tersebut. Walaupun demikian ketiga
gambaran tentang nilai rata-rata suhu pada perairan danau kecerahan airnya masih
ketiga lokasi perairan danau dilihat pada layak dan baik bagi kehidupan organisme
Gambar 1. didalam suatu perairan.
Meningkatnya suhu air dapat
menyebabkan turunnya kemampuan air Parameter Kimia
menyerap oksigen, semakin meningkat
suhu perairan dapat mempercepat proses Derajad Keasaman (pH)
evaporasi dan pelepasan oksigen dari dalam Hasil pengamatan dilapangan
air keudara, sehingga mengakibatkan menunjukan bahawa pH air dibeberapa
gangguan terhadap proses kehidupan perairan danau Danau Purun, Danau Jalan
organisme (Odum,1971). Selanjutnya suhu Pangen dan Danau Kamipang berkisar
optimal untuk suatu perairan berkisar 25 – antara 5,20 – 6,40 (Tabel 4). pH rata-rata
28 ̊ C (Susanto, 1986). Dari hasil tertinggi terdapat pada Danau Kamipang
pengamatan menunjukan adanya kisaran (6,40) diikuti Danau Purun (6,22) dan
suhu 26,9 – 27,6 pada masing-masing Danau Jalan Pangen (5,20).
danau tersebut hal ini masih layak untuk Hal ini menunjukkan bahwa air yang
kehidupan ikan. berada dimasing-masing danau bersumber
dari sumber yang sama, yaitu Sungai
Kecerahan Katingan. Nilai pH air rata-rata di masing-
Kecerahan merupakan perkiraan masing perairan danau masih kisaran batas
kemampuan penetrasi sinar matahari toleransi. Menurut Buchar (1998) kisaran
kedalam badan air. Kedalaman penetrasi toleransi ikan umum berkisar antara pH 4
sinar matahari yang masuk dipengaruhi sampai 11.
oleh kekeruhan, kandungan bahan organik
dan warna air. Untuk lebih jelas gambaran Oksigen Terlarut (DO)
tentang nilai rata-rata kecerahan pada ketiga Berdasarkan hasil pengamatan
lokasi perairan danau selama masa terhadap DO di Danau Purun, Danau Jalan
pengamatan selengkapnya dapat dilihat Pangen dan Danau Kamipang berkisar
pada Tabel 4, dan Gambar 2. antara 5.26 – 5.63 mg/l (Tabel 8). Untuk
Warna air dipengaruhi oleh lebih jelas gambaran tentang nilai rata-rata
kandungan bahan terlarut dan tersuspensi DO pada ketiga lokasi perairan danau
yang ada, antara lain organisme plankton, selama masa pengamatan selengkapnya
lumpur, bahan organik dan senyawa kimia pada Tabel 4. dan Gambar 4.
lainnya. Tinggi rendah nya kecerahan akan DO rata-rata tertinggi yaitu terdapat
mempengaruhi proses fotosintesis dan pada Danau Kamipang (5.63 mg/l) diikuti
produktivitas perairan. Menurut oleh Danau Jalan Pangen (5.45 mg/l) dan
Purwaningsih (1992) bahwa kecerahan Danau Purun (5.26 mg/l). Kadar DO yang
96 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

berada pada ke tiga perairan danau Kadar BOD pada perairan tawar sebaiknya
menunjukkan bahwa nilai cukup layak tidak lebih dari 10 ppm, Kalau melebihi
tempat kehidupan ikan. Menurut Soeseno dari 10 ppm dianggap telah mengalami
(1974) perairan yang mengandung lebih 5 pencemaran (Effendi 2003).
mg/l, oksigen pada suhu 20˚C sampai 30˚C
masih dipandang sebagai perairan yang Parameter Biologi
cukup baik bagi kehidupan ikan.
Plankton
Amoniak (NH₃) Plankton merupakan jasad-jasad
Hasil analisis kualitas air uji renik yang melayang secara pasif dalam air,
laboratorium terhadap nilai amoniak (NH₃) tidak bergerak atau bergerak sedikit dan
pada masing-masing perairan danau yaitu ; selalu mengikuti arus. Plankton yang
Danau Purun, Danau Jalan Pangen dan bersifat nabati disebut dengan
Danau Kamipang berkisar antara 0.17 – phytoplankton sedangkan yang bersifat
0.21. mg/l. Lihat tabel 8. Untuk lebih jelas hewani zooplankton. Phytoplankton pada
gambaran tentang nilai rata-rata NH₃ pada umumnya terdiri dari ganggang / alga
ketiga lokasi perairan danau selama masa sedangkan zooplankton terdiri dari hewan
pengamatan selengkapnya pada Gambar 5. air seperti pada Tabel 5.
Amoniak (NH₃) tertinggi terdapat Hasil pengamatan terhadap
pada Danau Jalan Pangen, diikuti Danau phytoplankton pada 3 perairan danau,
Purun dan Danau Kamipang. pengamatan menunjukan adanya perbedaan
Dari data tersebut diatas terlihat jenis organisme yang ditemukan.
bahwa nilai NH₃ pada ketiga perairan Perbedaan ini wajar terjadi karena perairan
danau memiliki nilai NH₃ yang tidak jauh danau masing-masing lokasi terpisah oleh
berbeda. Menurut Effendi (2003) kadar jarak yang cukup jauh antara danau yang
NH₃ pada perairan tawar sebaiknya tidak satu dengan lainnya.
lebih dari 0,02 mg/l. Dilihat dari grafik Dari hasil uji laboratorium terhadap
diatas sudah melebihi ambang batas plankton yang ada di tiga perairan danau
toleransi kehidupan ikan. yaitu ; Danau Purun, Danau Jalan Pangen
dan Danau Kamipang didapat hasil bahwa
Biological Oksygen Demand (BOD) pada Danau Purun jumlah kelimpahan
Hasil analisis kualitas air uji phytoplankton adalah 63 dan Zooplankton
laboratorium terhadap nilai Biological 7 indivindu/liter, yang terdiri dari 5 jenis
Oksygen Demand (BOD) pada masing- phytoplankton dan 1 jenis Zooplankton.
masing perairan danau seperti pada tabel 4. Indeks Keanekaragaman phytoplankton
dan Gambar 6. Danau Purun tidak ada pencemaran tetapi
Danau Purun, Danau Jalan Pangen dilihat dari Zooplanktonnya kondisi
dan Danau Kamipang berkisar antara perairan tidak stabil tercemar berat.
10.21- 11.52. mg/l. BOD tertinggi terdapat Keseragaman phytoplankton sangat merata,
pada Danau Purun, diikuti Danau kondisi perairan sangat baik. Dilihat
Kamipang dan Danau Jalan Pangen. Zooplanktonnya tidak merata dikatakan
Dari data tersebut diatas terlihat perairan sangat buruk. Indeks Dominasi
bahwa nilai BOD pada ketiga perairan tidak ada jenis phytoplankton yang
danau memiliki nilai BOD yang melebihi mendominasi, dilihat dari Zooplanktonnya
ambang batas toleransi. Nilai BOD suatu ada jenis yang dominan artinya kondisi
perairan dipengaruhi oleh suhu, densitas, perairan tidak baik. Pada Danau Jalan
plankton dan keadaan mikroba, serta jenis Pangen jumlah kelimpahan phytoplankton
kandungan bahan organik. Perairan alami 84 indivindu/liter, terdiri dari 4 jenis
memiliki nilai BOD antara 0,5 – 7,0 ppm phytoplankton dan 1 jenis Zooplankton.
(Dinas Kelautan dan Perikanan, 2005). Indeks Keanekaragaman phytoplankton di
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 97

Danau Jalan Pangen tercemar ringan, dan sebagian yang predator. Mereka
dilihat dari Zooplanktonnya tidak stabil memanfaatkan energi yang ada pada
kondisi perairan tercemar berat. Indeks sungai, danau serta memprosesnya dari
Keseragaman sangat merata sehingga produksi seperti dedaunan, kulit kayu,
dikatakan sangat baik, dilihat dari buangan organik dari manusia. Bentos
Zooplanktonnya tidak merata berarti adalah makro invertebrata yang termasuk
perairan sangat buruk, Indeks Dominasi kedalam jenis cacing (Annelida), Molusca,
phytoplankton sangat merata sehingga Crustacea, dan Insekta.
dikatakan sangat baik dilihat dari Jenis-jenis organisme bentos yang
Zooplanktonnya ada dominan jenis ditemukan dari hasil pengambilan sampel
sehingga perairan tidak baik. Pada Danau berdasarkan hasil analisa Laboratorium,
Kamipang jumlah kelimpahan terutama Jumlah jenis, Kelimpahan
phytoplankton 112 individu/liter, terdiri Individu/l, Indeks Keanekaragaman (H),
dari 6 jenis phytoplankton dan Indeks Keseragaman (E), dan Indeks
Zooplankton 3 jenis. Keanekaragamannya Dominasi (C).
tidak tercemar dilihat dari phytoplankton Hasil uji Laboratorium (Tabel 6).
sedangkan dilihat dari Zooplankton terhadap sampel air untuk melihat
tercemar sedang. Indeks Keseragaman kelimpahan, keragaman dan dominasi
terhadap phytoplankton sangat merata bentos di masing-masing perairan danau
sehingga perairan sangat baik dilihat dari ditemukan sebanyak 3 jenis, terbagi ke
Zooplankton sangat merata termasuk dalam kelompok Annelida dan Mollusca.
katagori sangat baik. Indeks Dominasi Di Danau Purun teridentifikasi 0 jenis
terhadap phytoplankton dan dan tidak ada jenis yang mendominasi. Di
Zooplanktonnya, tidak ada dominasi berarti Danau Jalan Pangen terindentifikasi 1 jenis
perairan sangat baik. Jenis plankton yang oleh Oligocheeta (Annelida). dan di Danau
mendominasi adalah phytoplankton dari Kamipang 2 jenis didominasi oleh
jenis Sprirulina, diikuti oleh Oscillatoria Viviparidae dan Unionidae (Mollusca).
dan Nitszchia serata, sedangkan Menurut Welch (1980), mikroorganisme
zooplankton dari jenis Paramaecium, yang turut memegang peranan penting
Eunglena dan Spongilla aspinosa. dalam menentukan kesuburan suatu
Jumlah plankton terbanyak terdapat perairan adalah bentos. Bentos adalah
pada Danau Kamipang diikuti oleh Danau jasad-jasad nabati atau hewani yang seluruh
Jalan Pangen. Kelimpahan plankton dapat atau sebagian masa hidupnya berlangsung
dijadikan indikator dari kesuburan suatu didasar perairan tergenang atau persediaan
perairan. Menurut Wulandari (2006) perairan dimana keberadaannya sebagai
kriteria miskin < 100, kriteria sedang 100 – komponen jaring makanan.
40.000, kriteria subur > 40.000 jika
dibandingkan dengan tabel 5 diatas maka
dapat disimpulkan bahwa Danau Purun,
Danau Jalan Pangen nyata perairan miskin. Tumbuhan Air
Sedang Danau Kamipang merupakan Tumbuhan air atau aquatic plant
perairan criteria sedang. (macrophyta) di perairan dapat dibagi tiga
bagian berdasarkan keberadaannya di badan
Bentos air yaitu mengapung, dalam kolom air dan
Bentos merupakan jasad-jasad renik tenggelam di dasar perairan (Dinas
yang hidup menetap di dasar perairan, baik Kelautan dan Perikanan, 2005).
pengairan mengalir dan tergenang, dimana Berdasarkan pengamatan tumbuhan
keberadaannya begitu penting sebagai air yang banyak di ketiga danau yaitu
jaring makanan yang menunjukkan suatu Danau Purun, Danau Jalan Pangen dan
fungsi. Bentos termasuk, pemakan detritus Danau Kamipang adalah tumbuhan air
98 Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99

mengapung, yang didominasi oleh Eceng teryata kondisi ke 3 (tiga) perairan danau
gondok (Eichornia crassipes) dan Kiapu termasuk masih dikatakan baik. Hasil uji
(Pistia stratoites) . laboratorium terhadap kualitas air yang
Tumbuhan air yang setengah ada menunjukkan bahwa di perairan
tenggelam didominasi oleh jenis Kangkung danau yaitu ; Danau Purun, Danau Jalan
air (Ipomea aquatic) Purun (Eleocharis sp), Pangen dan Danau Kamipang baik
Melati air (Ludwigia ascendens L), Kumpai dilihat dari nilai Suhu, Kecerahan, pH
lengo (Poligonum barbatum), Kangkung dan DO. Tetapi nilai Amoniak (NH₃)
udang (Polygonum sp). Tumbuhan air yang dan BOD (Biological Oksygen Demand)
hidup di dasar perairan hampir tidak nilainya tidak baik yang diduga adanya
ditemukan karena fluktuasi permukaan air pencemaran, karena nilai sudah melebihi
yang sangat ekstrim di hampir ketiga danau, ambang batas toleransi. Namun secara
tidak memungkinkan hidupnya tumbuhan umum kondisi Kualitas Air di 3 danau
air di dasar perairan. tersebut masih baik atau layak untuk
Disamping tumbuhan air yang kehidupan ikan.
memang habitat hidupnya dan selalu kontak
dengan air, di ketiga danau ditemukan juga
jenis tumbuhan teresterial yang menyenangi Daftar Pustaka
air seperti kumpai air (Polygonum
pulchrum) dan bakung air (Hansuana Anonim. 1991. Potensi Sumberdaya
malayana). (Dinas Kelautan dan Perikanan, Perikananan di Indonesia.
2005). Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas
Palangkaraya.
Kesimpulan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Kalimantan Tengah. 2005. Rencana
Berdasarkan hasil penelitian di tiga Strategis Departemen Kelautan dan
perairan danau yaitu; Danau Purun, Danau Perikanan Propinsi Kalimantan
Jalan Pangen dan Danau Kamipang ini Tengah Tahun 2005-2010.
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Palangka Raya.
1. Dalam kawasan penelitian terdapat Dinas Kelautan dan Perikanan. 2007.
perbedaan jenis dan jumlah jenis ikan Laporan Studi Potensi Ikan Hias
yang hidup di masing-masing perairan Perairan Umum Kalimantan
danau ada yang banyak dan ada yang Tengah.
sedikit Jumlah jenis ikan yang didapat Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air.
pada lokasi penelitian adalah sebanyak Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
39 jenis (spesies), dimana jenis ikan di Lingkungan Perairan. Kanasius,
Danau Purun hanya 5 jenis, Danau Jalan Jogyakarta. Indonesia.
Pangen 15 Jenis dan Danau Kamipang Heriyadi S, INN Suryadiputra dan
19 jenis, dimana ada jenis yang sama Bambang Widigdo. 1992.
antar danau Jenis - Jenis didominasi Limnologi : Metode Analisis
oleh Seluang (Rasbora splilataenia) di Kualitas Air. Fakultas Perikanan
Danau Purun dan Danau Jalan Pangen. IPB. Bogor. 122 halaman
Tambakan (Helostoma teminckii) Hubss CL, and Logler KF. 1949. Fishes of
terdapat di Danau Jalan Pangen dan the Great Lakes Region. Bulletin
danau Kamipang Cranbrook Institut of Science.
2. Dari pengamatan atau data penelitian Bulletin 26 : Xi + 186 pp.
terhadap biota perairan (Plankton, Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei.
Bentos dan Tumbuhan air) yang Gajah Mada University Press.
ditemukan dalam kawasan penelitian, Yogyakarta.
Mardani, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 85-99 99

Kottelat M, JA Whitten, SN Kartikasari dan Susanto H. 1986. Budidaya Ikan di


Wiryoatmocllio. 1993. Ikan Air Pekarangan. Penebar Swadaya
Tawar Indonesia Bagian Barat dan Jakarta. 152 halaman.
Sulawesi. Periplus, Singapore. 293 Suwignyo P. 1994. Ekosistem Perairan
pp. Pedalaman. Kursus IEAD Program
Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. Yayasan Pembangunan
Harper Collins Publisher. Canada. Berkelanjutan. Bogor.
645 P. Welch PS. 1980. Ecological Effects of
Lee CD, Wong CB and Nuo CL. 1981. Waste Water. Cambridge
Bnthic Macroinvertebrates and Fish University Press. London, New
As Biological of Water Quality. York, New Rockell, Melbourne,
With Reference To Community Sydney. 337 pp.
Diversity. Wulandari DT. 2006. Pengelolaan
Odum E. 1971. Fundametal Ekologi Sumberdaya Alam Danau. Makalah.
(terjemahan) 3d.Ed. W.P. Sounders Program Pascasarjana Biologi UI,
Company, Philadelvhia. 547 pp. Jakarta.
Purwaningsih DA. 1992. Hasil Penelitian
Studi Kelimpahan. MP Ciliform dan
Distribusi Beberapa Parameter
Fisika Kimia Perairan Danau Lido.
Jawa Barat. Fakultas Perikanan
IPB. Bogor. 89 halaman.
Rario. 2005. Inventarisasi Jenis Ikan Pada
Beberapa Ekosistem Perairan Air
Tawar Pedalaman di Wilayah Kota
Palangka Raya Propinsi Kalimantan
Tengah. 80 halaman.
Riyanto, Baharudin N dan Gusti MH. 1985.
Ekologi Dasar. Telesession. Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) Indonesia Bagian Timur.
Jakarta.
Robert. 1989. The Freshwater Fishes of
Western Barnes (Kalimantan Barat,
Indonesia). Memories of the
California Academy of Sciences
175 P.
Schuster WH and Djajadiredja RR. 1952.
Local cammon Names of Indonesia
Fishes. The Ministry of agriculture
of Indonesia, Laboratory for inland
Fisheries. W. Van Hoeve, Bandung.
276 pp.
Saanin H. 1968. Taksonomi dan Kunci
Identifikasi Ikan I dan II. Binacipta
Bogor. 507 halaman.
Soeseno S. 1990. Pemeliharaan Ikan
Dalam Pekarangan. Kanasius.
Yogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai