Anda di halaman 1dari 3

WISATA DANAU HANJALUTUNG

PALANGKA RAYA

1.1. Latar Belakang


Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang cukup mendapat perhatian
dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah yang dinilai mampu mensejahterakan
kehidupan masyarakat setempat. Pembangunan pariwisata tidak terlepas dari pengelolaan
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya penunjang lainnya, serta
keterlibatan sektor ekonomi lainnya untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan
pariwisata.
Kota palangka raya merupakan salah satu kota berkembang yang memiliki banyak
potensi terutama pada bidang pariwisata. Keindahan suasana alamnya yang masih alami
merupakan pesona utama pada setiap objek wisatanya. Selain keindahan alamnya, kondisi
geografisnya juga memberikan susana yang asri, sejuk, dan nyaman. Salah satu objek
pariwisata di kota palangka raya yang mempunyai potensial adalah Danau Hanjalutung.
Danau yang terletak di Kelurahan Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya ini
merupakan salah satu danau oxbow yaitu danau di dataran banjir dari sungai-sungai
besar yang terbentuk akibat aliran sungai yang terputus (sungai mati). Danau
oxbow pada Umumnya berukuran kecil namun memiliki produkivitas ikan yang
tinggi. Produktivitas ikan yang tinggi di dataran banjir disebabkan oleh ketersediaan
pakan alami terutama zooplankton.
Danau Hanjalutung sendiri merupakan danau yang masih berhubungan dengan
salah satu sungai utama yang berada di kalimantan tengah yaitu Sungai Rungan. Sumber
utama air Danau Hanjalutung adalah berasal dari Sungai Rungan melalui satu inlet
dari bagian utara (hulu) danau dan satu outlet di bagian selatan (hilir). Luas permukaan
Danau Hanjalutung sekitar 11,7 hektar dengan kedalaman maksimum 8 meter. Luas
limpasan banjir mencapai 7 hektar dengan tinggi limpasan banjir mencapai 2 meter
diatas rata- rata tinggi permukaan air sejajar mulut basin danau (lake's bank).
Danau yang masih terhubung dengan Sungai Rungan tersebut, dihuni berbagai jenis
ikan air tawar seperti jelawat, baung, tahuman, saluang dan berbagai jenis ikan air tawar
lainnya. Secara kondisi alam danau ini juga dinilai eksotis, estetikanya ada, sehingga
sasarannya bukan hanya untuk pelestarian ekologi tetapi juga kita mendorong nilai jualnya
untuk objek pariwisata.
Objek wisata utama dalam kawasan ini adalah danau yang cukup luas dengan
berbentuk U . Sedangkan atraksi yang dapat disediakan antara lain berupa perahu motor,
sepeda air, dan flying fox. Danau ini juga menjadi salah satu spot sebagai rekreasi tempat
pemancingan yang banyak dimininati. Adapun juga di danau ini tidak hanya sebagai tempat
objek wisata atau tempat pemancingan semata, tetapi juga memiliki potensi sebagai
laboratorium alam sebagai sarana belajar siswa pada mata pelajaran tertentu, tempat
penelitian bagi pemerintah setempat dan perguruan tinggi yang ada di kota palangka raya.
Hal ini diharapkan ada mix antara pelestarian (konservasi), pariwisata dan pendidikan di
Laboratorium Alam ini.

Pemanfaatan kawasan ini masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari belum
terdapatnya fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Kekurangan ini berakibat pada
sedikitnya pengunjung yang datang untuk berwisata di kawasan ini. Padahal potensi yang
dimiliki oleh kawasan ini sangatlah besar. Selain itu kawasan ini terletak di pinggiran kota
palangka raya sehingga suasana alam yang asri dapat memberikan destinasi baru pada libur
akhir pekan sehingga memberi nilai plus tersendiri dalam kawasan ini.

1.2. Identifikasi Masalah

Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki
prospek yang baik. Pada saat ini sektor pariwisata telah menunjukkan perkembangan yang
signifikan sebagai sebuah bisnis yang menjanjikan. Tingginya permintaan terhadap sektor
pariwisata berdampak pada bertambahnya objek-objek wisata yang menawarkan berbagai
atraksi, dan fasilitas demi menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Banyaknya jumlah
objek wisata yang ada menyebabkan standar kebutuhan wisatawan meningkat. Karena itu
dibutuhkan objek wisata yang menawarkan atraksi wisata yang menarik, fasilitas yang
lengkap, dan pelayanan yang memuaskan bagi para wisatawan.

Fenomena sektor pariwisata yang berkembang pesat selain memberi keuntungan


tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bahwa pariwisata akan menyebabkan menurunnya
kualitas lingkungan dan tercampaknya ciri-ciri budaya setempat (Naisbitt, 1994). Hal ini
diungkapkan oleh Daniel yang dikutip oleh Wahyudin (Kompas, 7 Januari 1995): “Tourism
emits no smokes, but pollution comes in many forms”. Untuk itu dibutuhkan sebuah
perencanaan objek wisata yang berkelanjutan dan mampu melindungi nilai-nilai ekologis dan
budaya kawasan di sekitar objek wisata.
Pariwisata menjadi pilar proses pembangunan, karena merupakan salah satu kegiatan
ekonomi yang dominan dalam kerangka pembangunan ekonomi (Wijayanti, 2017a).
Pengembangan pariwisata di suatu daerah yang dikelola dengan baik terbukti mampu
memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan daerah. Pariwisata terbukti
memberi dampak positif bagi kehidupan ekonomi masyarakat seperti : menciptakan peluang
kerja baru, meningkatkan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,
meningkatkan pendapatan daerah melalui retrubusi dan pajak dan lain sebagainya
(Hermawan, 2016).

Angka statistik perkembangan kenaikan kunjungan wisatawan dari tahun ketahun


mennggambarkan peluang yang sangat potensial bagi pengembangan usaha destinasi wisata.
Akan tetapi, otonomi daerah memberikan kewenangan kepada masing-masing kabupaten/
kota menimbulkan persaingan bauran produk yang tidak terspesialisasi (Prihatno, 2010).
Sehingga produk-produk yang ada saat ini cenderung monoton, daya tarik wisata yang
ditawarkan cenderung itu-itu saja sehingga banyak destinasi wisata yang kurang laku di pasar
wisata.

1.3. Rumusan masalah

Bagaimana kriteria dan variabel wisata danau hanjalutung agar dapat dieksploitasi secara
arsitektur sehingga menjadi objek wisata yang mempunyai nilai jual dan berkelanjutan di
kota palangkaraya.

Anda mungkin juga menyukai