Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri perikanan merupakan industri yang berkegiatan terkait dengan penangkapan, budidaya,
pengolahan, dan pemasaran ikan. Kegiatan tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Pada Perikanan tangkap adalah suatu upaya/kegiatan yang menyangkut pengusahaan suatu sumber
daya di laut atau melalui perairan umum. Kegiatan ini meliputi penyediaan prasarana, sarana kegiatan
penangkapan, penanganan hasil tangkapan, pengolahan serta pemasaran hasil (Nurhakim (2006)
dalam Aprilia,2011). Praktek Laut atau biasa disebut dengan (On Board Training) adalah suatu
kegiatan pembelajaran pada program studi ilmu perikanan dimana mahasiswa secara langsung datang
ke lapangan untuk mengambil data serta untuk mengetahui aspek-aspek yang ada pada industri
perikanan. Mahasiswa Ilmu Perikanan sendiri merupakan seorang pelajar yang di didik untuk mampu
mengembangkan potensi hasil perikanan di Indonesia agar dapat bersaing di pasar Internasional yang
berevolusi industri 4.0. Sedemikian pentingnya pengetahuan dan kegiatan praktek laut maka pada
susunan laporan ini Penulis mengambil beberapa data di lapangan yang diantaranya parameter
osenografi, penentuan daerah penangkapan ikan, kapal perikanan, teknik penangkapan ikan dan
pelabuhan perikanan. Praktek Laut dan pengambilan data dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai
Bulu Tuban, Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi oseanografi dan Kondisi air?


2. Dimana daerah penangkapan yang berpotensi dan apakah tergantung musim?
3. Jenis kapal yang digunakan dan cara pembuatannya?
4. Alat tangkap apa saja yang digunakan dan waktu pengoperasiannya?
5. Berapa daya produksi pelabuhan dan berapa keuntungan per 5 tahun terakhir?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana kondisi oseanografi dan rata-rata kondisi air


2. Mengetahui dimana daerah penangkapan yang berpotensi dan apakah tergantung musim
3. Mengetahui jenis kapal yang digunakan dan cara pembuatannya
4. Mengetahui alat tangkap apa saja yang digunakan dan waktu pengoperasiannya
5. Mengetahui berapa daya produksi pelabuhan dan berapa keuntungan per 5 tahun terakhir.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Oseanografi
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata Yunani : oceanus (samudera) dan graphos
(uraian/deskripsi) sehingga oaseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup
oseanografi pada kenyataan lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera, karena
samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan (supangat A. dan
Susana, 2008). Fluktuasi suhu dan perubahan geografis bertindak sebagai factor penting yang
merangsang dan menentukan pengkonsentrasian dan pengelompokkan ikan. Tinggi rendahnya suhu
juga mempengaruhi produktivitas hasil tangkapan, karena setiap jenis ikan memiliki kisaran suhu
tertentu untuk kelangsungan hidupnya (Basuma 2009).

2.2 Daerah Penangkapan Ikan

Upaya penentuan daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan pada umumnya
masih bersifat tradisional, sehingga kurang efektif. Penentuan daerah penangkapan penangkapan ikan
hanya berdasarkan pengalaman turun-menurun dari zaman dahulu gingga sekarang dengan melihat
jtanda-tanda alam, seperti ada tidaknya kawanan burung di permukaan laut, buih-buih di permukaan
laut dan lain-lain. Ketidakpastian hasil tangkapan disebabkan karena nelaan belum mengetahui lokasi
yang potensial untuk menangkap ikan, sehingga harus menjelajah mencari tanda-tanda alam tersebut
menyebabkan biaya operasional penangkapan menjadi tinggi akibat dari tinggina biaya BBM kapal
(Muclishin et al., 2012)

Potensi sumberdaa perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Namun,
potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar, bertanggung jawab dan berkelanjutan
(Kartika, 2009). Salah satu sumberdaa perikanan yang dimiliki Indonesia adakah ikan-ikan pelagic.

2.3 Kapal Perikanan

Menurut (UU RI No. 31, 2004) Kapal ikan merupakan alat apung yang khusus digunakan
untuk operasional penangkapan dan pengangkutan ikan hasil tangkapan. Dimana operasi penangkapan
dan pengangkutan dilakukan Alat Penggerak yang biasa digunakan dapat berupa dayung, angin, dan
mesin. Peranan penting dalam pengelolaan sumber daya perairan terutama unit penangkapan dan
pengangkutan ikan adalah kapal. Kapal tersebut sebagai armada atau kendaraan dalam operasi
penangkapan dan pengangkutan ikan.

Sedangkan menurut (Soekarsono N.A., 1995). Kapal ikan adalah kapal, perahu, atau alat
apung yang digunakan untuk melakukan dan mendukung operasi penangkapan ikan, serta pelatihan
ikan dan penelitian atau eksplorasi ikan. (Fyson J, 1985) Kapal ikan ialah kapal yang dibangun untuk
melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan dengan ukuran, rancangan bentuk dek, kapasitas muat,
akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan yang secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi
dalam rencana operasi.

2.4 Teknik Penangkapan Ikan

Kegiatan perikanan tangkap sangat tergantung pada tersedianya sumberdaa perikanan, baik
berupa sumberdaa alam, sumberdaa manusia, maupun sumberdaya buatan (sarana dan prasarana
pendukung). Salah satu persyaratan ang harus dipenuhi dalam mewujudkan pemanfaatan sumberdaa
perikanan secara optimal adalah diterapkannya pengelolaaan ang rasional. Pengelolaan yang rasional
menerapkan system pengelolaan yang mencakup semua sumberdaya, termasuk diantaranya
lingkungan sumberdaa ikan yang dimanfaatkan, perencanaan, organisasi, dan kelembagaan, serta
sumberdaya manusia, terutama pelaku dan pemanfaatan, baik local maupun pendatang (Nikijuluw,
(2002).

Dasar-dasar Teknik Penangkapan ikan adalah ilmu yang mempelajari teori dasar klasifikasi
dan pengenalan, teknik pembuatan dan perbaikan alat tangkap. Pengenalan alat bantu dan derah
penangkapan, jenis dan perilaku populasi ikan, teknik dan cara penangkapan dengan berbagai jenis
alat tangkap, alat dan system penangkapan ikan, teknologi rancang bangun alat tangkap, dan kapal
perikanan, teknologi penangkapan ikan serta teknologi system informasi perikanan tangkap.

2.5 Pelabuhan Perikanan

Menurut Guswanto B (2012), Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
sistem bisnis perikanan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Guna mendukung hal tersebut maka
diperlukan fasilitas pokok dan penunjang operasional pelabuhan yang optimal.

Pelabuhan perikanan adalah tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha
perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi
dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional
tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran
hasil perikanan. Pelabuhan perikanan memberikan kontribusi untuk meningkatkan produksi ikan,
pemasukan devisa, membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, peningkatan penyediaan
ikan segar dan peningkatan pendapatan pemerintah lokal.
BAB III

CARA KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan pemberangkatan praktek laut dari Pelabuhan Perikanan Bulu Tuban,
Jawa Timur selama 2 hari pada tanggal 6 – 7 Juni 2022, dengan jadwal pemberangkatan
menyesuaikan dengan kapal, terdiri dari :
 Pukat cincin pukul 14.00 – 05.00 WIB
 Payang pukul 24.00 – 14.00 WIB
 Mini trawl pukul 04.00 – 10.00 WIB
 Jaring Insang pukul 03.00 – 06.00 WIB

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Kamera digital, untuk mengambil gambar organisme hasil tangkapan dan gambar lain.
2. Timbangan duduk, untuk menimbang organisma hasil tangkapan.
3. Timbangan Ohauss, untuk menimbang organ internal organisme hasil tangkapan.
4. Disecting set, untuk membedah spesimen hasil tangkapan.
5. Thermometer, untuk mengukur suhu permukaan laut.
6. Refraktometer, untuk mengukur salinitas perairan permukaan laut.
7. Global positioning system, untuk menentukan koordinat lokasi daerah penangkapan
ikan.
8. Botol sampel plastik (ukuran besar 15, ukuran kecil 15), untuk wadah organ pencernaan
organisma hasil tangkapan.
9. Kaca pembesar (2 unit), untuk mengamati secara lebih detail tentang isi pencernaan
organisma hasil tangkapan sercara fisual.
10. Penggaris 30 cm, untuk mengukur panjang organisma hasil tangkapan.
11. Mikroskop, untuk mengamati jenis organisme dan sumbstansi mikroskopis lain yang
dikonsumsi oleh organisma hasil tangkapan.
12. Ember plastik (3 buah), untuk wadah organisma hasil tangkapan.
13. Nampan plastik (6 buah), sebagai wadah untuk mengamati spesiemen.
14. Kompas, untuk menetukan arah arus dan angin.
15. Seichidisk sudah diikat tali.
16. Senter .
17. Alat tulis.
3.2.2 Bahan
1. Kertas lebel (secukupnya), untuk memberikan lebel pada botol sampel specimen.
2. Tas plastik, untuk wadah spesimen dan perlengkapan lain.
3. Cairan formalin 5% (2 liter), untuk mengawetkan organ pencernaan organisma hasil
tangkapan.

3.3 Daerah Penangkapan Ikan


Daerah penangkapan ikan yang potensial merupakan suatu daerah perairan yang
memiliki potensi sumberdaya ikan melimpah dengan kuantitas dan kualitas yang sangat baik
secara biologis. Adapun alat mendeteksi gerakan ikan dalam air yaitu fish finder. Cara kerja
pada fish finder menggunakan prinsip kerja sonar (Sound, Navigation and Ranging). Sinyal
suara yang dipancarkan oleh transmitter dipengaruhi oleh suhu air, kekentalan, serta
kekeruhan air. Sinyal suara yang dipancarkan akan menjalar pada medium air. Ketika sinyal
suara menjalar pada medium yang berbeda yaitu berupa objek yang ada di bawah permukaan
laut maka sinyal tersebut dipantulkan kembali. Sebagian pantulan ditangkap oleh alat
penerima atau receiver. Waktu tempuh sinyal suara tersebut dapat dikonversikan menjadi
jarak atau kedalaman objek yang memantulkan sinyal suara tersebut. Adapun nelayan
tradisional yang menggunakan cara kuno dalam menentukan daerah penangkapan ikan
dengan menggunakan perkiraan saja menyesuaikan dengan keinginan pemberhentian kapal
penangkapan.

3.4 Data Oseanografi


Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua aspek mulai dari
kelautan dunia hingga samudra, meliputi sifat fisik dan kimia, asal mula dan kerangka
geologi serta bentuk kehidupan yang terdapat dilingkungan laut. Dalam melakukan penelitian
tentang Oseanografi untuk studi dekat harus menggunakan sampel air laut dan kehidupan
laut. Dengan demikian, pada praktikum laut penulis menggunakan alat bantu sebagai berikut :

a. Secchi disk
Secchi disk adalah instrument alat sederhana yang digunakan untuk mengukur
transparansi air di lautan dan danau. Secchi disk ini berupa lempengan berbentuk
cakram yang di beri warna pada permukaan cakram (umumnya menggunakan 2
warna, hitam dan putih, dengan bentuk arsiran 4 bagian pada cakram). Cara
kerja; pada umumnya disk ini dipasang pada tiang atau tali, dan diturunkan perlahan-
lahan ke dalam air. Kedalaman letak pola pada disk tidak lagi terlihat diambil sebagai
ukuran transparansi air. Langkah ini dikenal sebagai kedalaman Secchi dan
berhubungan dengan kekeruhan air. Secchi disk ini kemudian digunakan untuk
mengukur seberapa jauh seseorang dapat melihat ke dalam air (visibilitas). Dengan
cara diturunkan ke dalam air laut/danau dengan menggunakan tali atau tongkat yang
terpasang pada secchi disk hingga lempengan secchi disk hilang dari pengamatan
mata. Disk kemudian dinaikkan sampai muncul kembali. Pembacaan secchi disk ini
dilakukan pada kedalaman air di mana disk hilang dan muncul kembali. Tingkat
kedalaman dibaca dengan cara mengukur tali/tongkat secchi disk mulai dari
permukaan air laut/danau pada saat lempengan tidak terlihat hingga nampak kembali.

b. Refraktometer
Refraktometer merupakan sebuah alat ukur digital yang digunakan untuk
mengukur kadar garam yang terkandung dalam air laut. Tidak hanya digunakan dalam
mengukur kadar garam air laut saja, alat ini juga mampu mengukur kadar garam yang
terkandung dalam suatu larutan juga. Alat ini akan mengukur indeks bias larutan yang
akan diukur, dengan mengukur hal ini akan dapat menentukan kadar garam yang
terkandung. Prinsip alat ini memanfaatkan indeks pembiasan cahaya untuk
mengetahui tingkat salinitas air. Karena membutuhkan cahaya langsung untuk
mendapatkan indeks pembiasannya, maka pengukuran sebaiknya dilakukan di luar
ruangan yang mendapat sinar matahari. Pengukuran di ruang tertutup dengan cahaya
dari lampu membuat hasil yang didapat kurang akurat. Cara kerja pengukuran
menggunakan refractometer yaitu, pertama buka penutup kaca prisma lalau bersihkan
permukaan dengan menggunakan air putih, lalu teteskan sampel dengan
menggunakan jari lalu arahkan refractometer kemudian lihat salinitas pada monitor
refractometer.

c. Pengukur Suhu (Thermogun)

Thermogun adalah mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam


(biasanya inframerah) yang dipancarkan objek. cara penggunaannya hanya diarahkan
pada air laut yang akan diukur suhunya, setelah itu alat ini akan membaca suhu media
tersebut. Dengan adanya alat ini dapat mempermudah dalam mengukur suhu yang
ada di laur dengan efisien.

d. Pengukur Arus (Flowatch)


Flowatch adalah alat pengukur arus dan angin pada kapal perikanan dengan
cara pemakaian yaitu alat ukur pada flowatch diarahakan pada angin lalu tunggu
selama 1 menit dan baca pada monitor kecepatan anginn yang terbaca, kemudian
untuk mengukur arus yaitu pemasangan alat kemudian atur hingga lower. Setelah itu,
masukkan alat ukur kedalam air laut sesuaikan dengan kebutuhan lalu tunggu selama
1 menit kemudian baca kecapatan arus pada monitor. Adapun cara mengitung
kecepatan arus yang manual dengan menggunakan perhitungan kecepatan satuan
detik dibagi dengan jarak pada satuan meter, berikut rumus :
Rumus :

V = S/T

Keterangan :
 V = kecepatan; dengan satuan detik/meter; menit/meter;
jam/km.
 S = dengan satuan meter, kilometer (km)
 T = waktu; dengan satuan detik; menit; atau jam

3.3 Pelabuhan Perikanan


Pelabuhan Perikanan Pantai merupakan pelabuhan kelas pengumpul regional yang
telah berupaya untuk membuat rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai.
Pelabuhan Perikanan Pantai selanjutnya disingkat PPP adalah Pelabuhan Perikanan kelas C,
yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah
perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial dan Zone Ekonomi Eksklusif
Indonesia. Pelabuhan perikanan memiliki fungsi utama antara lain sebagai tempat bertambat-
labuhnya kapal perikanan, kegiatan pendaratan hasil tangkapan dan kegiatan pemuatan bahan
kebutuhan melaut. Fungsi pelabuhan perikanan akan terlaksana dengan baik apabila
dilengkapi dengan fasilitas pokok, yaitu dermaga dan kolam Pelabuhan. Pada pengumpulan
data pelabuhan perikanan pantai menggunakan metode wawancara dan observasi dengan
bertanya langsung kepada narasumber. Data yang diperoleh meliputi, tipe pelabuhan, fasilitas
pelabuhan, jumlah ikan yang didaratkan, frekuensi kunjungan kapal, serta jumlah armada,
statistic armada, data produksi, dan jumlah nelayan dan alat tangkap.

3.5 Kapal Perikanan


Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung yang digunakan untuk
penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, dan penelitian/eksplorasi
perikanan. Kapal perikanan yang digunakan dalam menangkap ikan meliputi purse seine,
payang, mini trawl, dan jaring insang dasar. Cara kerja masing-masing kapal menyesuaikan
dengan jenis kapal yang digunakan sesuai dengan pengoperasian. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal kapal perikanna juga dibantu oleh alat bantu penangkapan ikan seperti fish
finder guna menentukan daerah penangkapan ikan. Tidak hanya itu, suatu ukuran GT kapal
juga mempengaruhi hasil tangkapan ikan, semakin besar GT maka semakin banyak yang
ditangkap.

3.6 Teknik Penangkapan Ikan


Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh Ikan di perairan yang tidak
dalam keadaan dibudidayakan dengan alat dan cara yang mengedepankan asas keberlanjutan
dan kelestarian, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Teknik
penangkapan ikan pada umumnya terdiri dari setting dan hauling. Setting
merupakan kegiatan penurunan alat tangkap mengitari dan membentuk suatu lingkaran penuh
untuk mengelilingi dan mengurung gerombolan ikan yang telah terkumpul sedangkan
hauling kegiatan pengangkatan hasil tangkapan ikan, sehingga pada teknik tersebut
menyesuaikan dengan kapal perikanan yang digunakan masing-masing nelayan.

HASIL PENGAMATAN BIOLOGIS

PANJANG (cm)
1. NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan kurisi Nemipterus hexodon P = 19 cm Ikan demersal yang
ada didasar
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Ikan kurisi bermigrasi Berat pencernaan Karnivora
pada saat memijah dalam keadaan
penuh & kosong:
100%

Klasifikasi Ikan Kurisi

Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleosei
Ordo : Percomorphi
Famili : Nemipteridae
Genus : Nemipterus
Spesies : Nemipterus nematophorus
Nama Inggris : Threadfin Bream
Ikan kurisi memiliki bentuk mulut yang letaknya sedikit kebawah dan memliliki
sungut di sekitar dagunya yang digunakan untuk meraba atau menditeksi mekanan dalam
pencarian makanan (Burhanuddin iet al. 1994 in Siregar 1997).  Menurut Ficcher &
Whitehead (1974)  in Siregar (1997)  ikan kurisi berukur kecil, badan langsing dan
padat.  Tipe mulut terminal memiliki gigi kecil dan gigi taring pada rahang atas (kadang-
kadang ada juga pada rahang bawah).  Bagian kepala tidak memiliki sisik, sisik berada pada
bagian tubuh dari mulai keping tutup insang. Tubuh ikan kurisi berbentuk memanjang dengan
mulut terminal, lubang hidung terletak di di kedua sisi moncong berdekatan satu sama
lain.  Ikan kurisi memiliki ranhang yang ukurannya hampirsama antara atas dan bawah, pada
kedua rahang tersebut terdapat barisan gigi berbentuk kerucut yang biasa di sebut gigi canin
dan gigi  viliform.  Bagian tapis insang ikan kurisi memiliki 7-8 tulang tapis dan lengkung
atas, tulang tapis 15-18 pada lengkung bawah dengan jumlah total tlang tapis insang 22-26
(Hhukom et al. 2004inHarahap et al.2008).

PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan Kembung Rastrellinger sp. P = 20 cm Ikan pelagic,
bergerombol
menyebar di pantai
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Ikan kembung jantan Karnivora
cenderung berenang
mendekati permukaan
air di malam hari dan di
siang hari, ikan ini akan
turun ke lapisan air
yang lebih dalam. 

Klasifikasi Ikan Kembung

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
KelasPisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorpy
Sub ordo : Scombridae
Famili : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Ikan kembung memiliki karakteristik badan lonjong dan pipih. Ikan kembung jantan
memiliki genus yang sama dengan ikan kembung bentina. Ciri yang membedakannya adalah
adanya satu bintik atau totol hitam dekat sirip dada pada ikan kembung jantan (Astuti, 2007).
Ikan kembung memiliki nama lokal Rumahan, Temenong, Mabong, Pelaling, Banyar,
Kembung jantan. Habitat ikan kembung tersebar membentuk gerombolan (schooling) besar
di wilayah perairan pantai. Ikan ini sering ditemukan bersama dengan ikan famili Clupeidae
seperti Lemuru dan Tembang. Jenis makanannya adalah Phytoplankton (Diatom),
Zooplankton (Cladocera, Ostracoda, Larva Polychaeta). Ikan dewasa memakan
Makroplankton seperti larva udang dan ikan (Wiadnya, 2012).

PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan Bawal Putih Pampus argenteus P = 15 cm Ikan demersal,
perairan pantai
dengan dasar
lumpur
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Pada saat juvenile hidup Dapat makan udang Omnivora
di muara sungai dengan dan tumbuhan lain
dasar berpasir atau pasir dengan makanan
berlumpur. Pada saat utama zooplankton
dewasa akan bergerak
ke arah terumbu karang.
Bawal Bintang
termasuk ikan predator
perenang cepat.

Klasifikasi Ikan Bawal Putih


Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Toleostei
Ordo : Characiformis
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma macropomum
Dari arah samping tubuh bawal tampak membulat ( oval ) dengan perbandingan
antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh
pipih (compresed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh
seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi
lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah
bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap,
sedangkan bagian bawah berwarna putih. 
PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan Tongkol Euthynus sp. P = 30 cm Ikan Pelagic
B = 25 kg
TINGKAH LAKU CARA VOL. JENIS
MAKAN PENCERNAAN MAKANAN
Ikan tongkol mempunyai sifat Ikan tongkol Karnivora
bergerombol membentuk mencari makan
schooling pada waktu ikan pada waktu
tersebut dalam keadaan aktif siang hari dari
mencari ikan. Pada saat hujan pada malam
rintik-rintik ikan tongkol hari.
mencari makan

PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan tongkol Euthynnus sp P = 30 cm Ikan Pelagic
B = 25 kg
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Ikan tongkol mempunyai Ikan tongkol . Karnivora
sifat bergerombol mencari makan
membentuk schooling pada waktu siang
pada waktu ikan tersebut hari dari pada
dalam keadaan aktif malam hari.
mencari ikan. Pada saat
hujan rintik-rintik ikan
tongkol mencari makan

Klasifikasi Ikan Tongkol


Phylum : Animalia
Sub Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Perchomorphi
Sub Ordo : Scombrina
Famili : Scrombidae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus affinis
Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) merupakan jenis ikan tuna kecil, bentuk ikan
tongkol seperti ikan cakalang namun ikan tongkol mempunyai ciri – ciri khusus yang
membedakan dengan ikan cakalang dan tuna. Pada bagian punggung ikan tongkol terdapat
coretan melintang (miring) dan berwarna biru metalik gelap, pada bagian sisi badan dan perut
ikan tongkol berwarna putih keperakan. Ikan tongkol juga tidak memiliki sisik. Kepalanya
memanjang dan agak meruncing dengan mulut yang meruncing kebawah, bagian kepala
berwarna abu – abu yang mengkilat dan pada bagian bawah tedapat bercak hitam (Collete
and Nauen, 1983).
PEMBAHASAN
1. IKAN KURISI
Pada pelaksanaan praktek laut saat alat tangkap payang mendapatkan salah satu hasil
tangkapan Ikan kurisi dengan nama spesies Nemipterus hexodon dengan Panjang 19 cm. Ikan
Kurisi memiliki habitat pada perairan dasar sehingga termasuk pada ikan demersal. Habitat
ikan kirisi boasanya hidup di didasar laut dengan jenis substrat berlumpur atau lumpur
bercampur pasir (Burhanuddin et al. 1984 in Siregar 1997). Ikan kurisi berperan sebagai
penyeimbang di ekosistem perairan tempatnya tinggal yaitu sebagai pemangsa dan sebagai
organisme yang menyediakan sumber nutrisi bagi organisme predator di perairan tempatnya
tinggal. Tingkah laku ikan Kurisi Habitat ikan kirisi boasanya hidup di didasar laut dengan
jenis substrat berlumpur atau lumpur bercampur pasir (Burhanuddin et al. 1984 in Siregar
1997). Perairan bagian barat Pulau Jawa diperkirakan tempat pemijahan ikan kurisi, yang
dimana tempat tersebut merupakan tempat penangkapan utama.  Brojo & Sari (2002)
mengatakan, beberapa ikan melakukan migrasi untuk melakukan pemijahan setelah ovarium
matang yang kemudian akan kembali ke daerah asalnya setelah memijah. Dalam hasil
pengamatan ikan Kurisi memiliki berat pencernaan dalam keadaan penuh dan kosong 100 %.
Dengan jenis makanan karnovira yaitu pemakan daging, hal ini dilihat sebab pembedahan
lambung terdapat udang, kemudian insang pada ikan kurisi berbentuk tajam-tajam.

2. IKAN KEMBUNG
Pada pelaksanaan praktek laut pada alat tangkap jarring insang dasar, mendapatkan hasil
tangkapan ikan Kembung dengan nama spesies Rastrellinger sp, serta memiliki panjang 20
cm. Habitat ikan Kembung termasuk kedalam ikan pelagis bergerombol menyebar diperairan
pantai. Dengan tingkah laku, pada ikan kembung jantan cenderung berenang mendekati
permukaan air di malam hari dan di siang hari ikan ini akan turun ke lapisan air yang lebih
dalam. Ikan Kembung termasuk dalam jenis pemakan daging yaitu karnivora, hal ini dilihat
dari pengamatan insang yang berbentuk tajam-tajam. Tapis 7 insang pada ikan kembung
lelaki lebih besar karena plankton yang dimakannya memilki ukuran yang lebih besar,
sedangkan pada kembung perempuan (R. brachysoma) memiliki tapis insang yang halus
karena plankton yang dimakannya berukuran kecil (Nontji 2005 in Astuti 2007). Larva
kembung memakan fitoplakton seperti jenis diatom laut dan jenis zooplankton kecil seperti
ladoceran, ostracods, larva polychaetes, dan lain-lain. Dalam perairan ikan kembung berperan
sebagai konsumen tingkat 1, dimana ikan kembung memangsa plankton, copepod, atau
crustacea.

3. IKAN BAWAL PUTIH

Pada saat pelaksanaan alat tangkap mini trawl, mendapatkan hasil tangkapan ikan
bawal putih dengan nama spesies Pampus argenteus, dengan panjang 15 cm. Habitat ikan
Bawal Putih termasuk perairan dasar yaitu ikan demersal. Hidupnya bergerombol di daerah
yang aliran sungainya deras, tetapi ditemukan pula di daerah yang aliran sungainya tenang,
terutama saat benih. Untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi bawal ada banyak hal
yang harus diperhatikan, terutama dalam memilih lahan usaha, di antaranya ketinggian
tempat, jenis tanah, dan air. Tingkah laku ikan bawal putih pada saat juvenile hidup di muara
sungai dengan dasar berpasir atau pasir berlumpur. Pada saat dewasa akan bergerak ke arah
terumbu karang. Bawal Bintang termasuk ikan predator perenang cepat. Ikan Bawal Putih
termasuk dalam jenis pemakan omnivore, pemakan segala.
4. IKAN TONGKOL
Pada pelaksanaan praktek laut alat tangkap purse sein, mendapatkan hasil tangkapan
ikan Tongkol dengan nama spesies Ethynus sp. dengan panjang 30 cm. Ikan tongkol
termasuk dengan ikan demersal pada perairan dasar pantai. Dengan tingkah laku Ikan tongkol
mempunyai sifat bergerombol membentuk schooling pada waktu ikan tersebut dalam keadaan
aktif mencari ikan. Pada saat hujan rintik-rintik ikan tongkol mulai mencari makan menyebar
pada pesisir pantai. Ikan Tongkol termasuk pada ikan karnivora pemakasan daging.

HASIL PENGAMATAN
DATA PELABUHAN PERIKANAN
Pada pelaksanaan praktek laut pelabuhan perikanan pantai Bulu Tuban, memiliki fasilitas
yang lengkap serta dapat membantu perkembangan nelayan dalam menunjang hasil
tangkapan. Berikut fasilitas yang terdapat pada pelabuhan perikanan pantai Bulu Tuban :
NO. FASILITAS GAMBAR
1. Halaman depan

2. Dermaga

3. Tempat perbaikan jarring

4. Kantor
5. Parkir karyawan

6. Guest House

7. Musholla

8. TPI

9. Ruko

10. Toilet

11. Pengisian BBM

12. Ruang Resepsionis

13. Pos Keamanan


14. Cold storage

15. Taman jalan

16. Jalanan pelabuhan

17. Tempat pangkalan nelayan

18. Transit sheed

19. Gedung perlengkapan perbaikan

20. Lampu jalan pelabuhan

Anda mungkin juga menyukai