PENDAHULUAN
Industri perikanan merupakan industri yang berkegiatan terkait dengan penangkapan, budidaya,
pengolahan, dan pemasaran ikan. Kegiatan tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Pada Perikanan tangkap adalah suatu upaya/kegiatan yang menyangkut pengusahaan suatu sumber
daya di laut atau melalui perairan umum. Kegiatan ini meliputi penyediaan prasarana, sarana kegiatan
penangkapan, penanganan hasil tangkapan, pengolahan serta pemasaran hasil (Nurhakim (2006)
dalam Aprilia,2011). Praktek Laut atau biasa disebut dengan (On Board Training) adalah suatu
kegiatan pembelajaran pada program studi ilmu perikanan dimana mahasiswa secara langsung datang
ke lapangan untuk mengambil data serta untuk mengetahui aspek-aspek yang ada pada industri
perikanan. Mahasiswa Ilmu Perikanan sendiri merupakan seorang pelajar yang di didik untuk mampu
mengembangkan potensi hasil perikanan di Indonesia agar dapat bersaing di pasar Internasional yang
berevolusi industri 4.0. Sedemikian pentingnya pengetahuan dan kegiatan praktek laut maka pada
susunan laporan ini Penulis mengambil beberapa data di lapangan yang diantaranya parameter
osenografi, penentuan daerah penangkapan ikan, kapal perikanan, teknik penangkapan ikan dan
pelabuhan perikanan. Praktek Laut dan pengambilan data dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai
Bulu Tuban, Jawa Timur.
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Oseanografi
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata Yunani : oceanus (samudera) dan graphos
(uraian/deskripsi) sehingga oaseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup
oseanografi pada kenyataan lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera, karena
samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan (supangat A. dan
Susana, 2008). Fluktuasi suhu dan perubahan geografis bertindak sebagai factor penting yang
merangsang dan menentukan pengkonsentrasian dan pengelompokkan ikan. Tinggi rendahnya suhu
juga mempengaruhi produktivitas hasil tangkapan, karena setiap jenis ikan memiliki kisaran suhu
tertentu untuk kelangsungan hidupnya (Basuma 2009).
Upaya penentuan daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan pada umumnya
masih bersifat tradisional, sehingga kurang efektif. Penentuan daerah penangkapan penangkapan ikan
hanya berdasarkan pengalaman turun-menurun dari zaman dahulu gingga sekarang dengan melihat
jtanda-tanda alam, seperti ada tidaknya kawanan burung di permukaan laut, buih-buih di permukaan
laut dan lain-lain. Ketidakpastian hasil tangkapan disebabkan karena nelaan belum mengetahui lokasi
yang potensial untuk menangkap ikan, sehingga harus menjelajah mencari tanda-tanda alam tersebut
menyebabkan biaya operasional penangkapan menjadi tinggi akibat dari tinggina biaya BBM kapal
(Muclishin et al., 2012)
Potensi sumberdaa perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Namun,
potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar, bertanggung jawab dan berkelanjutan
(Kartika, 2009). Salah satu sumberdaa perikanan yang dimiliki Indonesia adakah ikan-ikan pelagic.
Menurut (UU RI No. 31, 2004) Kapal ikan merupakan alat apung yang khusus digunakan
untuk operasional penangkapan dan pengangkutan ikan hasil tangkapan. Dimana operasi penangkapan
dan pengangkutan dilakukan Alat Penggerak yang biasa digunakan dapat berupa dayung, angin, dan
mesin. Peranan penting dalam pengelolaan sumber daya perairan terutama unit penangkapan dan
pengangkutan ikan adalah kapal. Kapal tersebut sebagai armada atau kendaraan dalam operasi
penangkapan dan pengangkutan ikan.
Sedangkan menurut (Soekarsono N.A., 1995). Kapal ikan adalah kapal, perahu, atau alat
apung yang digunakan untuk melakukan dan mendukung operasi penangkapan ikan, serta pelatihan
ikan dan penelitian atau eksplorasi ikan. (Fyson J, 1985) Kapal ikan ialah kapal yang dibangun untuk
melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan dengan ukuran, rancangan bentuk dek, kapasitas muat,
akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan yang secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi
dalam rencana operasi.
Kegiatan perikanan tangkap sangat tergantung pada tersedianya sumberdaa perikanan, baik
berupa sumberdaa alam, sumberdaa manusia, maupun sumberdaya buatan (sarana dan prasarana
pendukung). Salah satu persyaratan ang harus dipenuhi dalam mewujudkan pemanfaatan sumberdaa
perikanan secara optimal adalah diterapkannya pengelolaaan ang rasional. Pengelolaan yang rasional
menerapkan system pengelolaan yang mencakup semua sumberdaya, termasuk diantaranya
lingkungan sumberdaa ikan yang dimanfaatkan, perencanaan, organisasi, dan kelembagaan, serta
sumberdaya manusia, terutama pelaku dan pemanfaatan, baik local maupun pendatang (Nikijuluw,
(2002).
Dasar-dasar Teknik Penangkapan ikan adalah ilmu yang mempelajari teori dasar klasifikasi
dan pengenalan, teknik pembuatan dan perbaikan alat tangkap. Pengenalan alat bantu dan derah
penangkapan, jenis dan perilaku populasi ikan, teknik dan cara penangkapan dengan berbagai jenis
alat tangkap, alat dan system penangkapan ikan, teknologi rancang bangun alat tangkap, dan kapal
perikanan, teknologi penangkapan ikan serta teknologi system informasi perikanan tangkap.
Menurut Guswanto B (2012), Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
sistem bisnis perikanan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Guna mendukung hal tersebut maka
diperlukan fasilitas pokok dan penunjang operasional pelabuhan yang optimal.
Pelabuhan perikanan adalah tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha
perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi
dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional
tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran
hasil perikanan. Pelabuhan perikanan memberikan kontribusi untuk meningkatkan produksi ikan,
pemasukan devisa, membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, peningkatan penyediaan
ikan segar dan peningkatan pendapatan pemerintah lokal.
BAB III
CARA KERJA
a. Secchi disk
Secchi disk adalah instrument alat sederhana yang digunakan untuk mengukur
transparansi air di lautan dan danau. Secchi disk ini berupa lempengan berbentuk
cakram yang di beri warna pada permukaan cakram (umumnya menggunakan 2
warna, hitam dan putih, dengan bentuk arsiran 4 bagian pada cakram). Cara
kerja; pada umumnya disk ini dipasang pada tiang atau tali, dan diturunkan perlahan-
lahan ke dalam air. Kedalaman letak pola pada disk tidak lagi terlihat diambil sebagai
ukuran transparansi air. Langkah ini dikenal sebagai kedalaman Secchi dan
berhubungan dengan kekeruhan air. Secchi disk ini kemudian digunakan untuk
mengukur seberapa jauh seseorang dapat melihat ke dalam air (visibilitas). Dengan
cara diturunkan ke dalam air laut/danau dengan menggunakan tali atau tongkat yang
terpasang pada secchi disk hingga lempengan secchi disk hilang dari pengamatan
mata. Disk kemudian dinaikkan sampai muncul kembali. Pembacaan secchi disk ini
dilakukan pada kedalaman air di mana disk hilang dan muncul kembali. Tingkat
kedalaman dibaca dengan cara mengukur tali/tongkat secchi disk mulai dari
permukaan air laut/danau pada saat lempengan tidak terlihat hingga nampak kembali.
b. Refraktometer
Refraktometer merupakan sebuah alat ukur digital yang digunakan untuk
mengukur kadar garam yang terkandung dalam air laut. Tidak hanya digunakan dalam
mengukur kadar garam air laut saja, alat ini juga mampu mengukur kadar garam yang
terkandung dalam suatu larutan juga. Alat ini akan mengukur indeks bias larutan yang
akan diukur, dengan mengukur hal ini akan dapat menentukan kadar garam yang
terkandung. Prinsip alat ini memanfaatkan indeks pembiasan cahaya untuk
mengetahui tingkat salinitas air. Karena membutuhkan cahaya langsung untuk
mendapatkan indeks pembiasannya, maka pengukuran sebaiknya dilakukan di luar
ruangan yang mendapat sinar matahari. Pengukuran di ruang tertutup dengan cahaya
dari lampu membuat hasil yang didapat kurang akurat. Cara kerja pengukuran
menggunakan refractometer yaitu, pertama buka penutup kaca prisma lalau bersihkan
permukaan dengan menggunakan air putih, lalu teteskan sampel dengan
menggunakan jari lalu arahkan refractometer kemudian lihat salinitas pada monitor
refractometer.
V = S/T
Keterangan :
V = kecepatan; dengan satuan detik/meter; menit/meter;
jam/km.
S = dengan satuan meter, kilometer (km)
T = waktu; dengan satuan detik; menit; atau jam
PANJANG (cm)
1. NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan kurisi Nemipterus hexodon P = 19 cm Ikan demersal yang
ada didasar
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Ikan kurisi bermigrasi Berat pencernaan Karnivora
pada saat memijah dalam keadaan
penuh & kosong:
100%
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleosei
Ordo : Percomorphi
Famili : Nemipteridae
Genus : Nemipterus
Spesies : Nemipterus nematophorus
Nama Inggris : Threadfin Bream
Ikan kurisi memiliki bentuk mulut yang letaknya sedikit kebawah dan memliliki
sungut di sekitar dagunya yang digunakan untuk meraba atau menditeksi mekanan dalam
pencarian makanan (Burhanuddin iet al. 1994 in Siregar 1997). Menurut Ficcher &
Whitehead (1974) in Siregar (1997) ikan kurisi berukur kecil, badan langsing dan
padat. Tipe mulut terminal memiliki gigi kecil dan gigi taring pada rahang atas (kadang-
kadang ada juga pada rahang bawah). Bagian kepala tidak memiliki sisik, sisik berada pada
bagian tubuh dari mulai keping tutup insang. Tubuh ikan kurisi berbentuk memanjang dengan
mulut terminal, lubang hidung terletak di di kedua sisi moncong berdekatan satu sama
lain. Ikan kurisi memiliki ranhang yang ukurannya hampirsama antara atas dan bawah, pada
kedua rahang tersebut terdapat barisan gigi berbentuk kerucut yang biasa di sebut gigi canin
dan gigi viliform. Bagian tapis insang ikan kurisi memiliki 7-8 tulang tapis dan lengkung
atas, tulang tapis 15-18 pada lengkung bawah dengan jumlah total tlang tapis insang 22-26
(Hhukom et al. 2004inHarahap et al.2008).
PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan Kembung Rastrellinger sp. P = 20 cm Ikan pelagic,
bergerombol
menyebar di pantai
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Ikan kembung jantan Karnivora
cenderung berenang
mendekati permukaan
air di malam hari dan di
siang hari, ikan ini akan
turun ke lapisan air
yang lebih dalam.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
KelasPisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorpy
Sub ordo : Scombridae
Famili : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Ikan kembung memiliki karakteristik badan lonjong dan pipih. Ikan kembung jantan
memiliki genus yang sama dengan ikan kembung bentina. Ciri yang membedakannya adalah
adanya satu bintik atau totol hitam dekat sirip dada pada ikan kembung jantan (Astuti, 2007).
Ikan kembung memiliki nama lokal Rumahan, Temenong, Mabong, Pelaling, Banyar,
Kembung jantan. Habitat ikan kembung tersebar membentuk gerombolan (schooling) besar
di wilayah perairan pantai. Ikan ini sering ditemukan bersama dengan ikan famili Clupeidae
seperti Lemuru dan Tembang. Jenis makanannya adalah Phytoplankton (Diatom),
Zooplankton (Cladocera, Ostracoda, Larva Polychaeta). Ikan dewasa memakan
Makroplankton seperti larva udang dan ikan (Wiadnya, 2012).
PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan Bawal Putih Pampus argenteus P = 15 cm Ikan demersal,
perairan pantai
dengan dasar
lumpur
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Pada saat juvenile hidup Dapat makan udang Omnivora
di muara sungai dengan dan tumbuhan lain
dasar berpasir atau pasir dengan makanan
berlumpur. Pada saat utama zooplankton
dewasa akan bergerak
ke arah terumbu karang.
Bawal Bintang
termasuk ikan predator
perenang cepat.
PANJANG (cm)
NAMA IKAN SPESIES HABITAT
& BERAT (gram)
Ikan tongkol Euthynnus sp P = 30 cm Ikan Pelagic
B = 25 kg
TINGKAH LAKU CARA MAKAN VOL. JENIS
PENCERNAAN MAKANAN
Ikan tongkol mempunyai Ikan tongkol . Karnivora
sifat bergerombol mencari makan
membentuk schooling pada waktu siang
pada waktu ikan tersebut hari dari pada
dalam keadaan aktif malam hari.
mencari ikan. Pada saat
hujan rintik-rintik ikan
tongkol mencari makan
2. IKAN KEMBUNG
Pada pelaksanaan praktek laut pada alat tangkap jarring insang dasar, mendapatkan hasil
tangkapan ikan Kembung dengan nama spesies Rastrellinger sp, serta memiliki panjang 20
cm. Habitat ikan Kembung termasuk kedalam ikan pelagis bergerombol menyebar diperairan
pantai. Dengan tingkah laku, pada ikan kembung jantan cenderung berenang mendekati
permukaan air di malam hari dan di siang hari ikan ini akan turun ke lapisan air yang lebih
dalam. Ikan Kembung termasuk dalam jenis pemakan daging yaitu karnivora, hal ini dilihat
dari pengamatan insang yang berbentuk tajam-tajam. Tapis 7 insang pada ikan kembung
lelaki lebih besar karena plankton yang dimakannya memilki ukuran yang lebih besar,
sedangkan pada kembung perempuan (R. brachysoma) memiliki tapis insang yang halus
karena plankton yang dimakannya berukuran kecil (Nontji 2005 in Astuti 2007). Larva
kembung memakan fitoplakton seperti jenis diatom laut dan jenis zooplankton kecil seperti
ladoceran, ostracods, larva polychaetes, dan lain-lain. Dalam perairan ikan kembung berperan
sebagai konsumen tingkat 1, dimana ikan kembung memangsa plankton, copepod, atau
crustacea.
Pada saat pelaksanaan alat tangkap mini trawl, mendapatkan hasil tangkapan ikan
bawal putih dengan nama spesies Pampus argenteus, dengan panjang 15 cm. Habitat ikan
Bawal Putih termasuk perairan dasar yaitu ikan demersal. Hidupnya bergerombol di daerah
yang aliran sungainya deras, tetapi ditemukan pula di daerah yang aliran sungainya tenang,
terutama saat benih. Untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi bawal ada banyak hal
yang harus diperhatikan, terutama dalam memilih lahan usaha, di antaranya ketinggian
tempat, jenis tanah, dan air. Tingkah laku ikan bawal putih pada saat juvenile hidup di muara
sungai dengan dasar berpasir atau pasir berlumpur. Pada saat dewasa akan bergerak ke arah
terumbu karang. Bawal Bintang termasuk ikan predator perenang cepat. Ikan Bawal Putih
termasuk dalam jenis pemakan omnivore, pemakan segala.
4. IKAN TONGKOL
Pada pelaksanaan praktek laut alat tangkap purse sein, mendapatkan hasil tangkapan
ikan Tongkol dengan nama spesies Ethynus sp. dengan panjang 30 cm. Ikan tongkol
termasuk dengan ikan demersal pada perairan dasar pantai. Dengan tingkah laku Ikan tongkol
mempunyai sifat bergerombol membentuk schooling pada waktu ikan tersebut dalam keadaan
aktif mencari ikan. Pada saat hujan rintik-rintik ikan tongkol mulai mencari makan menyebar
pada pesisir pantai. Ikan Tongkol termasuk pada ikan karnivora pemakasan daging.
HASIL PENGAMATAN
DATA PELABUHAN PERIKANAN
Pada pelaksanaan praktek laut pelabuhan perikanan pantai Bulu Tuban, memiliki fasilitas
yang lengkap serta dapat membantu perkembangan nelayan dalam menunjang hasil
tangkapan. Berikut fasilitas yang terdapat pada pelabuhan perikanan pantai Bulu Tuban :
NO. FASILITAS GAMBAR
1. Halaman depan
2. Dermaga
4. Kantor
5. Parkir karyawan
6. Guest House
7. Musholla
8. TPI
9. Ruko
10. Toilet