Anda di halaman 1dari 23

USULAN PRAKTEK KERJA

LAPANGAN

TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PT. INDOSCO


DWIJAYA SAKTI, KEC.GEDANGAN , KABUPATEN SIDOARJO .

IVAN RAHMAD SEPTIAWAN


NIM 2018.02.5.0007

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2021
PENGESAHAN USULAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Judul : TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PT.


INDOSCO DWIJAYA SAKTI, KEC.GEDANGAN , KABUPATEN
SIDOARJO , JAWA TIMUR .

Yang disusun oleh :

Nama : Ivan Rahmad Septiawan

NIM : 2018.02.5.0007

Dan dinyatakan telah diterima Program Studi Perikanan Fakultas Teknik dan Ilmu
Kelautan Universitas Hang Tuah.

Surabaya, 07 Oktober 2021


Mengetahui: Menyetujui :
Ketua Program Studi Perikanan Pembimbing

Dr. Ir. M. Arief Sofijanto M.Si Dr. Ir. Ninis Trisyani, M.P.

NIP.01040 NIP.01071

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Usulan Praktek Kerja Lapang yang
berjudul “TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PT.
INDOSCO DWIJAYA SAKTI, KEC.GEDANGAN , KABUPATEN SIDOARJO ,
JAWA TIMUR .” ini dapat terselesaikan. Usulan Praktek Kerja Lapang ini disusun
sebagai acuan untuk melaksanakan PKL.

Surabaya, 30 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………... 1
1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………….... 2
1.3 Tempat dan Waktu………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….. 3
2.1 Klasifikasi Ikan Nila……………………………………………... 3
2.2 Morfologi Ikan Nila……………………………………………… 4
2.3 Habitat dan Tingka laku………………………………………….. 4
2.4 Kebiasaan Makan………………………………………………… 5
2.1 Teknik Pembesaran Ikan Nila…………………………………… 5
2.5.1 Persiapan Kolam…………………………………………… 5
2.5.2 Penebaran Benih Ikan Nila………………………………… 6
2.5.3 Pemeliharan Ikan Nila……………………………………... 6
2.5.3.1 Manajemen Pakan……………………………….. 6
2.5.3.2 Manajemen Kualitas……………………………... 7
2.5.3.3 Manajemen Penyakit……………………………... 7
2.5.4 Pemanenan…………………………………………………. 8
2.6 Analisa Usaha…………………………………………………… 9
BAB III METODE PELAKSANAN………………………………….. 10
3.1 Pelaksananan Praktek Kerja Lapang……………………………. 10
3.2 Jenis Data……………………………………………………….. 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 10
3.4 Analisa Data…………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 12
LAMPIRAN…………………………………………………………… 13

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus.) …………………………………. 3

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ikan Nila merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di
seluruh pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer. Nama
nila ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972, diambil dari nama
spesies ikan ini yaitu niloticus menjadi nila. Sejak nila di introduksi ke Indonesia
pada tahun 1969, perkembangan budidayanya di masyarakat cukup pesat. Sekarang
jenis ikan ini sudah dibudidayakan di 32 provinsi di Indonesia (Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya, 2006). Produksi nila pada tahun 1996 tercatat sebesar 25 668
ton dan menjadi 148 249 ton pada tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi
peningkatan sebesar 578% dalam kurun waktu 9 tahun (Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya, 2006).
Untuk mencapai ikan yang maksimal diperlukan pemeliharaan yang intensif
seperti penambahan pakan tambahan. Adria (2012) mengatakan bahwa pakan buatan
dibagi menjadi 3 berdasarkan kebutuhannya yaitu pakan tambahan, pakan suplemen,
dan pakan utama. Fungsi pakan tersebut digunakan untuk kelangsungan hidup dan
peningkatan produksi ikan. Persyaratan kualitas air untuk pembesaran ikan nila
antara lain pH air antara 6,5-8,6, suhu air berkisar 25-30 °C, oksigen terlarut (DO) >
5 mg/l (ppm), kandungan amoniak (NH3) < 0,02 ppm, debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha, kualitas air harus bersih tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun.
Awalnya, konsep pengembangan budidaya ikan nila semata-mata hanya
terfokus pada cara agar ikan nila bisa diterima masyarakat di negara-negara
berkembang dengan tujuan meningkatkan gizi masyarakat bertingkatkan ekonomi
rendah. Kemudian berubah setelah memperoleh perhatian cukup besar dari
pemerintah dan pemerhati masalah perikanan didunia, terutama berkaitan dengan
usaha peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang.
(Khairuman dan Khairul, 2003).

1
1.2. Maksud dan tujuan
Maksud dari PKL ini adalah ingin mengetahui tahapan-tahapan dalam
kegiatan pembesaran ikan nila, meliputi:
1. Mengetahui persiapan wadah
2. Mengetahui berapa padat peneberan benih ikan nila
3. Mengetahui bagaimana pemeliharan benih ikan nila meliputi:
Mengetahui bagaimana kualitas air
Mengetahui bagaimana pemberian pakan.
Mengetahui manajemen penyakit
4. Mengetahui pemanenan
5. Mengetahui mengenai pemasaran atau analisa usaha
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk memahami
kegiatan pendederan ikan Nila dan untuk menambah wawasan mahasiswa dalam
mengenali dunia kerja.

1.3.  Tempat dan waktu


Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada 11 Oktober 2021
hingga 11 November 2021 di PT. Indosco Dwijaya Sakti, Kec.Gedangan ,
Kabupaten Sidoarjo , Jawa Timur .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai
klasifikasi sebagai berikut :
Regrum : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percaide
Famili : Cichlida
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis sp.

(Sumber: https://www.tafshare.com/2020/04/klasifikasi-morfologi-dan-habitat-hidup-ikan-nila-
oreochromis-sp.html 2021).
Gambar.1. Ikan Nila

3
2.2      Morfologi
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984),
mempunyai bentuk tubuh bulat pipih, pada badan dan sirip ekor (caudal fin)
ditemukan garis lurus. Pada sirip punggung ikan nila ditemukan garis lurus
memanjang. Ikan Nila dapat hidup di perairan tawar dengan menggunakan ekor
untuk bergerak. Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip
dada (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor
(caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai
bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil serta sirip anus berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah
sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

2.3 Habitat dan tingkah laku


Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar,
terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan
nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran
salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk
saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi
masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya
pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan
hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21 ° C (Harrysu,
2012).

2.4 Pakan dan kebiasaan makan


Pakan yang dimakan ikan berasal alam (disebut pakan alami) dan dari
buatan manusia (disebut pakan buatan). Dalam praktiknya, pakan alami sudah
terdapat secara alami dalam perairan kolam tempat pemeliharan ikan. Pakan alami
sangat bagus diberikan pada ikan yang masih dalam stadia benih. Sedangkan
pakan buatan diramu dari beberapa bahan baku yang memiliki kandungan nutrisi
spesifik. Bahan baku diolah secara sederhana atau diolah 7 di pabrik secara masal
dan menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan
pasta. Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1999), Ketersediaan pakan alami

4
merupakan faktor pembatas bagi kehidupan benih ikan di kolam. Di dalam unit
pembenihan, jasad pakan harus dipasok secara kontinyu. Keistimewaan pakan
alami bila dibandingkan dengan pakan buatan adalah kelebihan pemberian pakan
alami sampai batas tertentu tidak menyebabkan penurunan kualitas air. Selain
makanan alami yang tersedia di kolam, diberikan juga makanan tambahan pakan
(pelet) dengan kandungan protein minimal 25%, dengan frekuensi pemberian
pakan 2 – 3 kali sehari yaitu : pagi, siang dan sore hari. Jumlah pakan yang
diberikan 3% dari berat biomas ikan perhari.

2.5 Teknik pembesaran ikan nila


2.5.1 Persiapan Kolam
Persiapan kolam budidaya merupakan starter awal di dalam melakukan
pembudidayaan dan ini merupakan salah satu hal yang tidak dapat di abaikan
karena kolam merupakan tempat hidupnya ikan dan perlu mendapatkan perhatian
khusus.Kolam ikan ini dapat menggunakan beberapa media seperti menggunakan
kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, hingga menggunakan jaring terapung.
Dan kali ini akan di bahas mengenai media dengan kolam tanah.Menggunakan
kolam tanah ini dapat di katakana sebagai media yang sangat mudah dan murah
karena tidak memerlukan bahan tambahan. Dan kolam jenis ini memiliki
keunggulan karena dapat menjadi tempat bertumbuhnya tumbuhan dan juga
hewan yang nantinya akan berguna sebagai makanan alami dari ikan nila.Dalam
langkah persiapannya akan banyak sekali yang di lakukan dan akan di jabarkan
sebagai berikut: (Minapoli ,2021)
 Pengeringan Dasar Kolam
Pengeringan ini di lakukan dengan di jemur selama 3-7 hari tergantung
cuaca dengan patokan tanah sudah meretak dan ketika di injak akan
meninggalkan jejak sedalam  1-2 cm.
 Pembajakan atau Pencangkulan
Bajak atau cangkul permukaan tanah sedalam kurang lebih 10 cm sembari
membersihkan bebatuan dan kotoran di dalam kolam.

5
 Pengapuran
Pengapuran ini di lakukan apa bila tingkat keasaman tinggi atau pH
rendah. Pengapuran ini dapat di lakukan dengan dolomit atau kapur
pertanian lainnya. Pengapuran di lakukan untuk mendapatkan tingkat
keasaman yang pas yaitu 7-8 pH. Dosis yang di perlukan tergantung
tanahnya, untuk pH 6 sebanyak 500kg/ha. pH 5-6 sebanyak 500-1500
kg/ha, pH 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur harus dapat di pastikan masuk
ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm dan selanjutnya di diamkan
selama 2-3 hari.
 Pemupukan
Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organic seperti pupuk
kandang atau kompos. Pupuk ini diberikan agar dapat mengembalikan
suburnya tanah & dosis yang diberikan kurang lebih 1 sampai 2 ton per
hektarnya. Pupuk di sebar merata dan di diamkan 1-2 minggu. Jika merasa
perlu, bisa tambahkan pupuk kimia seperti urea 50 sampai 70 kg/ha & TSP
25 sampai 30kg/ha kemudian biarkan kembali 1 hingga 2 hari kedepan.
 Pengairan
Pengairan ini dapat di lakukan bertahap dengan mengalirkan air sedalam
10-20 cm dan di diamkan selama 3-5 hari agar terpapar sinar matahari
untuk dapat memberi ganggang dan organisme air lain dapat tumbuh.
Kemudian isikan kembali air hingga mencapai ketinggian 60 sampai 70
cm.
2.5.2 Persiapan Benih
Sebelum benih ikan nila ditebar, terlebih dahulu benih di grading dan
diseleksi agar ukurannya seragam serta tidak ada benih yang sakit sehingga tidak
terjadi kanibalisme. Benih yang ditebar untuk pembesaran yaitu benih yang
berukuran grading 15 yang kira-kira berumur 2-3 bulan.
Setelah benih berukuran seragam, hasil grading diletakkan pada bak untuk
siap ditebar kedalam kolam pembesaran. Untuk penebarannya sendiri setiap m3
ditebar dengan ikan sebanyak 50 ekor, sehingga dengan luas kolam 10x20 m ikan
yang ditebar berjumlah 10,000 ekor ikan nila. Sistem penebaran ikan nila tidak
perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian suhu karena tempat diperolehnya

6
benih dan juga tempat pembesarannya sama sehingga proses adaptasi ikan
termasuk cepat. (Marie et,al.2018).

2.5.3 Pemeliharaan Ikan Nila


2.5.3.1 Manajemen Pakan
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pembesaran ikan nila
adalah pakan harus sesuai dengan bukaan mulutnya dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pakan yang digunakan untuk pembesaran
ikan nila pada pemeliharaan ini menggunakan limbah roti dengan dosis
pemberian pakan sebesar 5 kg per hari, dan diberikan secara adlibitum
(pemberian pakan sampai ikan kenyang), Limbah roti yang diperoleh dari
sisa hasil produksi roti Pakan diberikan dengan frekuensi 2 kali sehari,
yaitu pagi pukul 09.00, serta sore pukul 15.30 WIB.Jenis roti yang
digunakan sebagai pakan tambahan yaitu jenis roti tawar.Tentunya
penggunaan pakan alternatif ini ada dampak positif dan juga negatifnya
yang perlu dipertimbangkan. (Marie et,al.2018).

2.5.3.2 Manajemen Kualitas Air


Air merupakan media untuk kegiatan budidaya ikan, termasuk
pada kegiatan pendederan. Kualitas air dipengaruhi oleh berbagai bahan
kimia yang terlarut dalam air, seperti oksigen terlarut, pH, alkalinitas,
kesadahan, dan bahan-bahan fisika lainnya. Perubahan karakteristik air
yang dapat dikatakan telah terjadi peningkatan kualitas air. Demikian juga
lkb//sebaliknya, bila perubahan itu menurunkan produksi, dapat dikatakan
terjadi penurunan kualitas air (Ath-thar F.H.M, dan Gustiano R., 2010).
 Suhu
Suhu air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh
terhadap kehidupan ikan nila. Suhu sangat penting dalam kehidupan
perairan karena suhu mempengaruhi dalam proses kimia maupun biologis
dalam perairan. Khaiuruman dan Amri (2002) menyatakan ikan nila dapat
tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14 − 38ºC. Suhu optimal untuk
pertumbuhan ikan nila adalah 25−30ºC dan akan terganggu jika suhu

7
habitatnya lebih rendah dari 14ºC atau pada suhu 38ºC bahkan pada suhu
6ºC atau 42ºC akan mengalami kematian.
 Derajat Keasaman (pH)
Menurut Suyanto (1994), ikan nila yang kecil lebih tahan terhadap
perubahan lingkungan dibanding ikan yang sudah besar dan nilai pH air
tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 − 8,5 namun pertumbuhan
optimalnya terjadi pada pH 7 – 8.
 Kadar Oksigen Terlarut (DO)
Menurut Arie (2000) ikan memerlukan oksigen (O2) untuk
bernafas. Sumber oksigen dalam air berasal dari proses fotosintesis dan
difusi udara. Pada suatu sistem pemeliharaan ikan, oksigen yang
dihasilkan dari proses fotosintesis harus lebih banyak dari pada oksigen
yang digunakan. Kandungan oksigen yang baik untuk budidaya ikan
minimal 4 ppm. Semakin sedikit oksigen terlarut di dalam air, maka
kebutuhan makan biota di dalam air pun menjadi berkurang, bahkan
beberapa jenis biota mengalami stress dan mati. Penurunan oksigen di
dalam air di daerah tropis disebabkan oleh peningkatan suhu air. Semakin
tinggi suhu disuatu perairan semakin berkurang kandungan oksigen
terlarutnya. Oksigen di dalam air juga dapat berkurang karena respirasi
dan reaksi kimia serta difusi dan pergantian air.
 Kadar Amonia (NH3)
Kandungan amonia di perairan terbentuk oleh hasil metabolisme
ikan melalui ginjal dan saringan insang. Selain itu, amonia dapat
terbentuk dari hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa
pakan atau plankton yang mati. Konsentrasi amonia dibawah 0,02 ppm
cukup aman bagi sebagian besar ikan, sedangkan diatas angka tersebut
dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan. Keadaan
konsentrasi amoniak yang masih dapat ditolelir oleh ikan nila adalah
tidak lebih dari 0,3 ppm (Gustiano, et.al. 2008).

8
2.5.3.3 Manajemen Penyakit
Masalah penyakit dapat merupakan kendala utama karena dapat
merugikan usaha budidaya seperti penurunan produksi, penurunan
kualitas air dan bahkan kematian total. Penyakit dapat disebabkan oleh
beberapa jenis patogen seperti, virus, parasit, jamus dan bakteri, beberapa
jenis bakteri yang umum menyerang ikan air tawar seperti Aeromonas sp,
dan Streptococcus sp, (Post, 1987; Austin dan Austin 1993). Penyakit
ikan muncul akibat ketidak serasian antara ikan sebagai inang patogen
(mikro organisme penyebab penyakit) serta lingkungan (Post, 1987).
Salah satu penyakit yang menjadi masalah dalam budidaya ikan adalah
penyakit mikosis (Irianto, 2004; Kordi & Ghufran, 2004), terutama
dalam budidaya ikan nila adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Jamur yang menyerang ikan nila yaitu Saprolegnia, Aspergillus niger,
Aspergillus sp. dan Aspergillus terreus.
2.5.4 Pemanenan
Pemanenan ikan nila dilakukan ketika telah mencapai umur sekitar 8-10
bulan dengan bobot rerata 10 ons atau 1 kg berisi 10 ekor ikan nila dan jumlah
keseluruhan ikan panen sebanyak 9,000 ekor sehingga berat keseluruhan ikan
panen 900 kg seperti pada Gambar 5. Pemanenan dilakukan di kolam pembesaran
dengan cara tidak menguras kolam karena panen dengan sistem parsial dengan
menggunakan jaring. Pemasangan jaring sendiri dilakukan pada saat awal
melakukan persiapan kolam.Jaring dibentangkan ke setiap sudut sisi kolam.
Sebelum di panen, ikan terlebih dahulu di beri pakan agar ikan berkumpul di 1
titik.Kemudian setelah ikan berkumpul jaring di angkat secara bersamaan pada 4
titik di setiap ujung jaring. Setelah itu dilakukan proses grading ikan nila yang
ukurannya sama dipindahkan ke bak besar untuk dilakukan pengemasan sisanya
dikembalikan pada kolam. (Marie et,al.2018).

2.6 Analisa Usaha


Usaha perikanan yang dilakukan oleh seorang pengusaha harus
menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan.Keuntungan tersebut dapat
diketahui melalui analisis usaha dalam satu tahun produksi. Analisis usaha

9
merupakan cara untuk mengetahui tingkat kelayakan dari satu jenis usaha yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan, pengembalian investasi maupun
titik impas usaha. Usaha budidaya ikan perlu memiliki analisis usaha dalam
bentuk perencanaan bisnis. Rencana bisnis adalah dokumen komprehensif yang
membantu pengusaha dalam menganalisis pasar dan pengembangan strategi bisnis
(Agustono, 2011). Perhitungan analisis usaha budidaya ikan nila dilakukan
dengan metode analisis usaha.Metode analisa usaha tersebut meliputimetode
analisis laba/rugi,Benefit Cost of Ratio (BCR),Payback Period (PP), Break Event
Point (BEP), dan Analisa Cash Flow.
 Analisis Laba/Rugi
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besaran laba/rugi dari usaha
setiap tahunnya.Menurut Munawir (2010:26) keuntungan merupakan selisih
antara total penerimaan dan total biaya produksi. Bila biaya pendapatan lebih
besar dari biaya produksi disebut kondisi laba. Rumus :

Keterangan : N : Keuntungan TR : Total Revenue TC : Total Cost


 Benefit Cost of Ratio (BCR)
Menurut Prasetya (2012) BCR adalah rasio antara jumlah nilai present arus
tunai masuk dan jumlah nilai present arus tunai keluar. Ada tiga kemungkinan
yaitu B/C > 1, B/C = 1, B/C < 1. Usaha yang layak memiliki B/C > 1. Rumus :

Keterangan:
B/C Rasio > 1 berarti usaha tersebut layak
B/C Rasio < berarti usaha tersebut tidak layak
B/C Rasio = 1 berarti usaha tersebut impas (BEP)
 Payback Periode (PP)
Suatu metode yang menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan
agar dana yang dikeluarkan/tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh
kembali seluruhnya. Semakin kecil nilai PP semakin cepat masa pengembalian
modal (Husnan, 2000). Rumus :

10
Keterangan :
NI = Net Income (pendapatan bersih)
I = Investasi
 Break Event Point (BEP)
Analisa Break Event Point atau titik impas adalah cara mengetahui volume
penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita rugi juga belum memperoleh
keuntungan. Menurut Marhaeni (2009) rumus matematisnya dapat dituliskan
seperti berikut : Rumus:

 Analisis Cash Flow


Analisa ini bertujuan untuk mengetahui posisi keluar masuknya kas
sehingga memudahkan bagi pengambilan masuknya kas sehingga memudahkan
bagi pengambil keputusan dalam merencanakan kegiatan (Tulasi, 2002)

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL)


Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL)  adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang
diteliti secara tepat. Metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para
peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa
sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua,
metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan.

3.2 Jenis data


Adapun sumber data yang dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
melainkan data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.

3.3  Teknik pengumpulan data


Metode yang digunakan dalam PKL ini adalah metode deskriptif dimana
pengumpulan data dilakukan dengan cara :
 Observasi
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan cara observasi
terhadap kegiatan - kegiatan di PT. Indosco Dwijaya Sakti, Kec.Gedangan ,
Kabupaten Sidoarjo , Jawa Timur . yang berkaitan dengan teknik pembesaran
Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Diharapkan dari observasi ini dapat diperoleh
data sebagai bahan laporan praktek kerja lapangan.
 Partisipasi
Praktek Kerja Lapang dilakukan dengan cara ikut berpartisipasi langsung
pada setiap kegiatan yang berhubungan dengan tujuan dari pelaksanaan Praktek

12
Kerja Lapang. Partisipasi ini dimulai dari : 1) Ikut serta dalam seluruh kegiatan
pendederan Ikan Nila dari pra pendederan, pendederan. 2) Ikut mengetahui hasil
dari pendederan Ikan Nila.
 Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pimpinan PT. Indosco Dwijaya Sakti,
Kec.Gedangan , Kabupaten Sidoarjo , Jawa Timur . berserta staf, coordinator
teknisi, teknisi lapangan, teknisi lab serta semua pihak yang berkompeten secara
langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang dilakukan. Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data
primer terkait dengan materi kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
 Studi Literatur
Studi literatur diperlukan untuk mendukung kegiatan selama
berlangsungnya kegiatan PKL. Data–data yang dikumpulkan meliputi data primer
dan data sekunder. Data Primer diperoleh melalui hasil pengamatan (observasi),
pengukuran dan wawancara langsung di lapangan dengan pihak-pihak yang
berkompeten terkait materi kegiatan. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti makalah, jurnal, data statistik, artikel, dan
lain-lain yang merupakan data pendukung pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan.

3.4 Analisis data


            Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan
semua hasil kegiatan secara rinci dan jelas disertai dengan pembahasan.
Pembahasan berdasarkan wawancara dan studi literatur sehingga memberikan
informasi yang lengkap tentang kegiatan PKL yang dilakukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amri, K. dan Khairuman, 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia
Pustaka, Depok. 75 hlm

Arie, U. 2000. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Penebar Swadaya.
Jakarta
Ath-thar F.H.M, dan Gustiano R., 2010. Performa Ikan Nila Best Dalam Media
Salinitas.[Jurnal]. Balai Riset Perikanan Budidaya Perairan Air Tawar.
Bogor

Austin B, Austin DA. 1993. Bacterial fish Pathogens. In Disease in Farmed and
wild fish, Ellis Horwood Ltd, Publisher, Chichester, England.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP, 2006. Kebijakan Pengelolaan
Sumberdaya Ikan Dalam Rangka Pengelolaan Perikanan Yang
Bertanggung Jawab Sebagai Upaya Penanggulangan Konflik Nelayan.
Makalah Seminar, Makassar. Gillett, R., 2001. Revising Fisheries
Legislation in Indonesia : Fisheries Management, FAO-Indonesia
Technical Cooperation Programme. Rome-Jakarta.

Gustiano, R., Otong Taenal, A., E. Nugroho. 2008. Perbaikan Pertumbuhan lkan
Nila (Oreochromis niloticus) dengan Seleksi Famili. Media
Akuakultur,3(2):98-106.

Khairuman dan K. Amri. 2007. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 89 hal.

Kordi, K. M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan


Pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Magdalena, A. S. (2021). Teknik Pembesaran Ikan Nila Merah Nilasa


(Oreochromis Niloticus) Di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (Bptpb) Cangkringan, Kabupaten Sleman
Yogyakarta (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Marie, R., Syukron, M. A., & Rahardjo, S. S. P. (2018). Teknik pembesaran ikan
nila (Oreochromis niloticus) dengan pemberian pakan limbah
roti. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 5(1), 1-6.

Saanin, H 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I. Binatjipta.


Bandung.

Saselah, Jetti T., and Usy N. Manurung. "Penyebaran Penyakit Parasit pada Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) di Kabupaten Kepulauan
Sangihe." Jurnal Ilmiah Tindalung 3.1 (2017): 8-14.

14
(Sumber: https://www.tafshare.com/2020/04/klasifikasi-morfologi-dan-habitat-
hidup-ikan-nila-oreochromis-sp.html 2021).

(Sumber: https://www.minapoli.com/info/budidaya-ikan-nila-di-kolam-tanah-bagi-
pemula 2021).

Sutisna, D.H dan R. Sutarmanto. 1979. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kasinius.
Jakarta

Suyanto, Rachmatun. 2003. Nila. Jakarta: Penebar Swadaya

15
LAMPIRAN 1
KUISIONER
A. KEADAAN UMM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. Bagaimana letak dan kondisi geografis di PT Indosco Wira Jaya?


2. Bagaimana sejarah PT Indosco Wira Jaya?
3. Apa visi dan misi di PT Indosco Wira Jaya?
4. Bagaimana struktur organisasi dan tata kerja di PT Indosco Wira Jaya?
5. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di PT Indosco Wira Jaya?

B. TEKNIK PEMBERSARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus )


1. Persiapan Kolam Ikan Nila
a. Bagaimana persiapan kolam untuk kegiatan pembesaran ikan nila di PT
Indosco DwiJaya Sakti?
b. Berapa ukuran kolam yang akan digunakan sebagai tempat kolam
pembesaran di PT Indosco DwiJaya Sakti?
2. Penebaran Benih
a. Berapa jumlah benih ikan nila yang di tebar dalam 1 kolam pembesran
di PT Indosco DwiJaya Sakti?
b. Berapa ukuran benih ikan nila yang di tebar?
3. Pemeliharan ikan Nila
a. Bagaimana manajemen pakan yang diberikan pada proses pembesran
ikan nila di PT Indosco DwiJaya Sakti??
b. Bagaimana manajemen kualitas air pada proses pembesaran ikan nila di
PT Indosco DwiJaya Sakti?
c. Bagaimana manajemen penyakit pada pembesaran ikan nila di PT
Indosco DwiJaya Sakti?
4. Pemanenan
a. Bagaimana proses pemanenan ikan nila PT Indosco DwiJaya Sakti?
5. Analisa Usaha
a) Bagaimana sistem analisa usaha di PT Indosco DwiJaya Sakti?

16
.

17

Anda mungkin juga menyukai