Disusun Oleh
Kata pengantar
BAB 1 Pendahuluan ……………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………1
B. Perumusan Masalah…………………………………….1
D. Manfaat……………………………………………………1
A.Kesimpulan ………….………………………………………6
B. Saran …………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………8
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya
baginya. Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah dengan judul
”Budidaya Ikan Cupang”.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para siswa yang membacanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan masalah ini. Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya anak-anak,
karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan tentera yang menarik
bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens,
termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher). Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang
spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang
harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki
syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang hias.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
D.Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yakni dapat menambah wawasan dan
keterampilan mengenai teknik pembenihan ikan komet sehingga nantinya dapat
dialokasikan secara langsung dalam praktek ke depannya
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Hias
Ikan hias adalah jenis ikan baik yang berhabitat di air tawar maupun di laut
yang dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah taman/ruang tamu.
Panorama bawah laut seringkali dinilai mempesona sehingga
banyak orang yang rela menghabiskan uang banyak untuk menyelam dan
menikmatinya. Kini, kemajuan teknologi memungkinkan orang menikmati
panorama air laut di dalam ruangan. Kehadiran ikan hias di dalam rumah
masyarakat modern dapat menjadi salah satu alternatif hiburan di tengah rutinitas
yang padat. Ikan-ikan hias ini dipelihara untuk kesenangan, oleh karena itu
bentuk, warna, ukuran, keserasian, dan kebiasaannya benar-benar harus
diperhatikan. Hampir 75% pasokan ikan hias air tawar di dunia berasal dari
Indonesia, dan sekurang-kurangnya 363 jenis ikan hias air tawar dari Indonesia
telah diekspor ke berbagai negara di dunia.
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,
terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias,
tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus
diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup
yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun
sarangnya.
2
2. Ikan hias yang berasal dari air laut di kenal sebagai marine ornamental fish.
3. Tanaman hias dari air tawar di kenal sebagai freshwater ornamental
plant atau aquatic plant.
4. Kerang-kerangan atau biota laut di kenal sebagai invertbrata.
Jenis ikan hias yang hidup di laut mempunyai bentuk dan warna yang sangat
indah sehingga memiliki harga yang sangat tinggi di banding ikan hias air tawar.
Dalam kajian penelitian ini, ikan hias yang berasal dari air tawar (freshwater
ornamental fish). Adapun jenis- jenis ikan hias air tawar yang populer adalah ikan
oskar, ikan arwana, ikan mas koki, ikan ikan cupang, ikan diskus dan ikan mas
koi. (Bachtiar 2004/
BAB III
PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Waktu dan tempat : 22 April 2018 s/d 31 Mei 2019 di Balai Riset Budidaya Ikan Hias,
Kecamatan Pancoran MAS, Kota Depok.
1. Kepustakaan
Untuk mendapatkan referensi, hasil penelitian dan informasi ilmiah
lainnya yang mencakup masalah-masalah yang ditemukan dalam pembenihan Ikan Rainbow
Ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis).
2. Observasi
Pengenalan terhadap lokasi praktek lapangan yang menyangkut keadaan umum lokasi unit
pembenihan Ikan Rainbow Ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis)
3. Wawancara
Dilakukan untuk memperoleh data mengenal pengoperasian dan informasi lain yang
menyangkut pembenihan rainbow dengan mewawancarai pimpinan operasional, teknisi
lapangan, staf pegawai dan pihak-pihak lain yang ahli di bidang pembenihan ikan Ajamaru
(Melanotaenia ajamaruensis)
3
4. Praktek langsung
Kegiatan yang dilakukan langsung dengan mengikuti semua proses dan kegiatan yang
dilakukan selama siklus pembenihan Rainbow Ajamaru (Melanotaenia Ajamaruensis).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN EVALUASI PEMBERDAYAAN
Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di bidang penelitian dan pengembangan
perikanan yang berada di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
BRBIH pada awalnya di bawah Departemen Pertanian, Setelah terjadi reformasi antara
Departemen Pertanian dengan Departemen Perikanan dan Kelautan, kedua Departemen
tersebut terpisah, maka BRBIH dikoordinasikan di Bawah Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia.
program kerja ini dilakukan agar mengurangi pengangguran yang ada serta memulihkan segi
ekonomi yang diakibatkan pandemi ini di era new normal. Dengan didukungnya sumber daya
manusia yang ada diharapkan dapat mempengaruhi program kerja yang dilakukan. Program
kerja ini diharapkan mampu membuat atau memperluas lapangan kerja baru di daerah
Buduran, Sidoarjo.
Program pengembangan UMKM budidaya ikan cupang merupakan program yang diharapkan
dapat memberikan lapangan kerja, memberikan nilai tambah ekonomi yang sempat menurun
serta dapat memberikan ruang keatifitas dan inovasi anak muda dalam membuat entrepreneur.
Dimana program kerja ini diharapkan dapat berkembang lebih baik lagi hingga dapat
memperluas jaringan untuk bergabung dalam budidaya ikan cupang khususnya di daerah
Kota Sidoarjo.
4
C.Hasil Kegiatan Evaluasi pembedayaan
Persiapan Wadah
Dalam kegiatan pembenihan ikan komet hal pertama yang dilakukan yakni mempersiapkan
wadah pemijahan. Wadah pemijahan yang digunakan yakni akuarium sebanyak
- Pemberian
Pemberian 2 buah akuarium ini dimaksudkan sebagai tempat pemeliharaan induk setelah
memijah. Sebelum menggunakan wadah tersebut sebelumnya akuarium tersebut dibersihkan
dan dicuci setelah itu dikeringkan hal ini bertujuan untuk menghilangkan jamur atau kotoran
yang menempel pada dinding akuarium yang nantinya dapat mengganggu proses pemijahan
ataupun dapat menyebabkan penyakit pada indukan. Setelah kering akuarium dipasangi koran
pada sekeliling akuarium. Pemasangan koran ini bertujuan agar ikan tidak mudah stress
dengan lingkungan barunya dan menciptakan suasana yang gelap sehingga ikan dapat
memijah dengan cepat karena menurut Anonim (2011), secara alami, pemijahan terjadi pada
tengah malam sampai akhir fajar. Setelah pemasangan koran baru kemudian diberikan
substratnya yang berupa kayu apu (Pistia stratiotes) sebagai tempat menempelnya telur
kemudian ikan siap untuk dilepaskan dalam akuarium.
- Seleksi Induk
Seleksi induk merupakan tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat menentukan
keberhasilan produksi. Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh induk
yang sesuai dengan kebutuhan sehingga produktivitas usaha budidaya ikan optimal. Dalam
praktikum ini indukan yang digunakan adalah indukan yang matang gonad yang siap
memijah, untuk membuktikannya dengan memijat bagian perut ikan tersebut jika ada cairan
sperma atau lur yang keluar berarti ikan tersebut matang gonad. Selain itu ikan yang dipilih
harus sehat dan tidak cacat fisik dengan gerakan yang lincah. Ciri induk jantan yang matang
gonad seperti pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa
kasar. Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan
berwarna putih sedangkan untuk induk betina pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa
halus jika dirabn
5
- Pemijahan
Induk yang telah dimasukan dalam akuarium akan terlihat saling mengejar dan bersembunyi
di bawah substratnya. Perbandingan antara jantan dan betina yakni 2:1. Dalam pemijahan
induk komet ini berlangsung pada malam hari hingga fajar. Pemijahan ikan komet dimulai
saat ikan betina menggosokan tubuhnya di substrat dan menyemprotkan telurnya pada
substrat. Baru kemudian diikuti oleh induk jantan yang membuahi telur tersebut. Saat
pemijahan indukan tidak boleh terganggu dengan aktifitas keributan karena akan
menyebabkan ikan stress dan tidak mau untuk memijah. Pemeriksaan adanya telur kemudian
dilakukan pada pagi harinya. Setelah ada telurnya indukan diambil dan dipisahkan dari telur
karena salah satu sifat ikan ini yakni memakan telurnya sendiri.
Analisis data dengan luas substrat penempelan telur Luas substrat (luas sebaran akar kayu
apu)
Jumlah kayu apu 5 buah (diasumsikan luas akar setiap kayu apu sama) Luas I akar kayu apu
PXL= 12 cm X 5 cm = 60 cm
-60 X 5-300 cm
Sample I sampai dengan 10 berturut-turut 16, 9, 14, 21, 10, 17, 16, 22, 54, 10 Total =189
Rata-rata-189/10-18.9 butir per lem
Jumlah telur ini sangat penting untuk diketahui dimana dalam praktikum ini didapatkan
jumlah telur ikan komet dengan substrat kayu apu mencapai 5670 butir/ cm. Menurut Sayuti
(2003), telur yang dihasilkan ikan komet dapat mencapai 1.000-2.000 butir, bahkan ada jenis
ikan komet dapat menghasilkan telur hingga 8.000 butir.
6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapang 3 di Balal Riset Budidaya Ikan Hias, maka
dapat disimpulkan bahwa ilmu pembenihan berupa, persiapan wadah Induk, pemeliharaan
induk, pemijahan, persiapan penetasan telur. pemeliharaan larva hingga panen larva sangat
lah penting untuk dilakukan demi berjalannya teknik pembenihan ikan. Selain fase-fase
tersebut pemberian pakan juga sangat penting dimana pakan adalah hal terpenting dalam
berjalannya budidaya ikan, bahkan bukan hanya fase pembenihan, melainkan juga di fase
pendederan maupun pembesaran.
Dengan melakukan pembenihan ikan endemik papua yaitu ikan Rainbow Ajamaru
(Melanotaenia ajamaruensis) maka kita juga ikut melestarikan ikan khas dari Indonesia timur
tersebut.
B.SARAN
Dalam Kegiatan Pembenihan, Segala Fase yang dilewati sangatlah penting. Maka dari itu
sangatlah harus memperhatikan segala macam fase yang dilaksanakan. Namun ada fase kritis
yang harus diperhatikan lebih lanjut, yaitu fase pemberian pakan pada larva. Pemberian
pakan pada larva adalah titik awal bertumbuhnya seekor ikan, maka dari itu pemberian pakan
pada larva harus lebih ditingkatkan lagi kualitas pakannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Allen, GR 1995. Rainboryfishes Of Australia And Papua New Guinea T.F.H, Publication inc. USA.
Allen, G.R. 1980. A Genetic classification of the rainbowsfishes (Family Melanotaedae). Record of the Western
Australian Museum, p. 377-396.
Amri, K., dan khairuman, A. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Daelami, Deden 2010. Usaha pembenihan ikan hias air tawar. Jakarta: Penebar Swadaya
Dianita R. 2011. Pembenihan Ikan Rainbow Kurumol (Melanotaenia parva) DI Balal Riset Budidaya Ikan Hias
Depok, Jawa Barat. Laporan PKL. Depok.
Effendi, M.I. 2002. Metode biologi perikanan. Cetakan I. Yayasan Dewi Sri.
Bogor, 112 him. Hayuningtyas, EP. & Kadarini, T. (2016). Keragaman genotipe ikan rainbow
IUCN. (2017). Melanotaenia ajamaruensis. The IUCN Red List of Threatened Species. Website:
www.iucnredlist.org/details/13055/0 diakses 28 Mei
2018
Kadarusman, Sudarto, Paradis, E., & Pouyaud, L. (2010). Description of Melanotaenia fasinensis, a new
spesies of rainbowfish (Melanotaeniidae) from West Papua, Indonesia with comments on The Rediscovery of M.
Ajamaruensis and The Endangered Status of M. parva. Cybium International Journal of Ichthyology, 34(2),
207-215.
Khairuman, S. P. K. Amri, M. Si., Toguan Sihombing. 2008, Peluang Usaha Budidaya Cacing Sutra: Pakan
Alami Bagi Ikan Hias. Agromedia Pustaka Jakarta
Nasution, S. H. 2000. Ikan hias air tawa Rainbowr. Penebar Swadaya, Jakarta. 96 Him.
Nurhidayat & Zamroni, M. 2011. Pengaruh suhu yang berbeda terhadap pola pemijahan ikan pelangi kurumoi
(Melanotaenia parva) yang dipelihara pada fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap. Jurnal Penelitian
BRBIH Depok.
Nur, B., Sudarto, Satyani, D., &Wibawa, G.S. 2011. Viabilitas reproduksi dan pertumbuhan ikan pelangi
ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis Allen & Cross) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011.