Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

METODE PENANGKAPAN IKAN

Disusun Oleh :
Akhmad daryanto : 21.1.04.023
Eben pranata turnip : 21.1.04.029
M.rizky ansyari : 21.1.04.036
Hagi Muhamad A. : 21.1.04.031

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG


OUTSTATION TEGAL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya yang
telah tercurah, sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah Daerah penangkapan dan faktor
- fator. Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini supaya para taruna/I atau mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana cara mengetahui daerah penangkapan ikan dengan kapal ikan
dan untuk memenuhi nilai mata kuliah Teknik dan Metode Penangkapn Ikan.
Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya
makalah ini. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga, rekan sejawat dan
pihak-pihak lainnya yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tegal, Oktober 2022

Penulis

BAB 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................5
BAB 2 ISI...........................................................................................................................................6
2.1 Sejarah perkembangan penangkapan ikan............................................................................6
2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi daerah penangkapan......................................................6
2.3 Faktor internal dan eksternal daerah penangkapan..............................................................6
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia, yang


terdiri atas lautan dan pulau-pulau kecil. Luas wilayah perairan laut Indonesia
diperkirakan mencapai 5,8 juta km2 atau sekitar dua per tiga dari wilayah Indonesia,
dengan panjang garis pantai 81.000 km2 . Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan
yang terkandung di perairan Indonesia ini cukup melimpah dan beraneka ragam
(Simbolon, 2011).
Perikanan tangkap, berbeda dengan perikanan budidaya, adalah usaha penangkapan
ikan dan organisme air lainnya di alam liar (laut,sungai,danau, dan badan air lainnya).
Kehidupan organisme air di alam liar dan faktor-faktornya (biotik dan abiotik) tidak
dikendalikan secara sengaja oleh manusia. Perikanan tangkap sebagian besar
dilakukan di laut, terutama di sekitar pantai dan landasan kontionen. Perikanan
tangkap juga ada di danau dan sungai. Masalah yang mengemuka di dalam perikanan
tangkap adalah penangkapan ikan yang berlebih dan polusi laut. Sejumlah spesies
mengalami penurunan populasi dalam jumlah yang signifikan dan berada dalam
ancaman punah. Hal ini mengakibatkan jumlah tangkapan ikan di alam liar dapat
mengalami penurunan secara umum.
Berlawanan dengan perikanan tangkap, perikanan budi daya dioperasikan di daratan
menggunakan kolam air atau tangki, dan di badan air yang terpagari sehingga
organisme air yang dipelihara tidak lepas ke alam liar. Budi daya perikanan meniru
sistem yang terdapat di alam untuk membiakan dan membesarkan ikan. Meski
perikanan budi daya terus berkembang, tetapi sumber ikan utama yang dikonsumsi
manusia masih didapatkan dari perikanan tangkap, bahkan sumber protein utama yang
didapatkan dari alam liar.
1.2 Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam


makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini
antara lain:
1. Bagai mana cara metode menegetahui daerah penangkapan dan faktor - faktornya?
1.3 Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. Untuk mengetahui daerah penangkapan yang strategis.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi daerah penangkapan.
3. Dampak eksternal dan internal di daerah penangkapan
BAB 2 ISI

2.1 Sejarah perkembangan penangkapan ikan

Aktivitas penangkapan sudah dimulai sekitar 100.000 tahun yang lalu. Kegiatan penangkapan
berdasarkan sejarah, pertama kali dimulai oleh bangsa Neanderthal (neanderthal man)
(Sahrhange and Lundbeck, 1991). Bangsa tersebut melakukan aktivitas penangkapan secara
sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat penangkapan.
Seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas penangkapan mulai berkembang dengan ditandai
adanya alat bantu untuk menangkap ikan. Alat bantu untuk menangkap ikan masih sangat
tradisional, yang terbuat dari barang-barang yang ada di alam, seperti kayu, batu, tulang, dan
tanduk.
Daerah penangkapan Ikan (Fishing ground) adalah merupakan daerah  / area dimana pupulasi
dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan, yang bahkan apabila
memungkinkan “diburu” oleh para Fishing Master yang bekerja di kapal-kapal penangkap
ikan skala industri dengan menggunakan peralatn.
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh di daerah yang tidak di
budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani mengolah dan/atau
mengawetkannya.

2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi daerah penangkapan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan diantaranya adalah temperatur air,


kadar gram (salinitas), pH, kecerahan (transparancy), gerakan air, kedalaman perairan, topographi
dasar perairan, bentuk bangunan yang ada di dsar perairan(bottom propertis), kandungan oxygen
terlarut serta makanan.
2.3 Faktor internal dan eksternal daerah penangkapan

A. Faktor internal
Faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness).
Faktor kekuatan meliputi: a) Wilayah atau daerah penangkapan ikan yang luas; b) Kuantitas
ketersediaan alat dan armada tangkap ikan yang mencukupi, sehingga mampu menjaga
kelancaran pasokan ikan di pasar; c) Kemampuan produksi ikan tangkap yang baik; d).
Memiliki potensi sumber daya ikan yang melimpah; f).
Memiliki pulau–pulau besar dan kecil yang dapat menjadi daya dukung pemasaran ikan dan
pengembangan wilayah.
Faktor kelemahan meliputi: a) daya saing perekonomian daerah dan Kualitas sumber daya
manusia yang masih rendah; b). Kesenjangan pembangunan antar wilayah; c). Infrastruktur
(sarana dan prasarana) yang belum memadai(hubungan antara pusat ibu kota kabupaten
dengan wilayah belakangnya belum semuanya terhubung); d) Belum berkembangnya
prasarana, kelembagaan dan sistem manajemen perikanan; e) Promosi potensi perikanan laut
yang tidak berkesinambungan dan terbatas ruang lingkup maupun media yang digunakan; 6)
Kualitas pelayanan publik yang belum terselenggara secara optimal.

B. Faktor eksternal
Faktor Eksternal Faktor peluang yang teridentifikasi berdasarkan hasil indepth interview yang
terpenting pertama 1. Lingkungan perairan Pulau Panjang dan kondisi lingkungan di sekitar
Pulau Panjang dengan skor (3), 2. Permintaan perikanan dengan skor (3) dan 3 Ketersediaan
alat dan bahan/sarana produksi secara lokal termasuk benih unggul rumput laut jenis E.
cottoni dengan skor (3). Jumlah keseluruhan faktor terpenting pertama jumlah skornya (9).
Sedangkan faktor peluang yang terpenting kedua dapat dikatakan faktor tunggal yaitu
ketersediaan tenaga kerja lokal dengan skor (+2). Faktor terpenting terakhir yaitu dukungan
dari stakeholder dengan total skor (+1). Total faktor internal sebagai faktor peluang total skor
(12). Berdasakan hasil analisis tersebut grand total untuk faktor peluang adalah 12 seperti
disajikan pada Tabel 4. Faktor ancaman yang teridentifikasi berdasarkan hasil idepth
interview yang.

1. Perkembangan dan kemajuan teknologi Pengelolaan perairan di kawasan Pulau Panjang


dengan skor (3). 2. Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengelolaan sumberdaya
perikanan dengan skor (3). 3. Belum adanya peraturan-peraturan minimal peraturan dari
kepela Desa (perdes) tentang teritorial pengelolaan pantai dan laut dengan skor (3). 4.
Belum terbentuknya Wadah Usaha Model koperasi dengan skor (3). Jumlah keseluruhan
faktor ancaman terpenting pertama jumlah skornya (12). Sedangkan faktor ancaman yang
terpenting kedua yaitu budaya dan sosial masyarakat pengelolaan sumberdaya perikanan
dengan skor (2) dan Faktor terpenting terakhir skor (0). Total faktor ekternal sebagai
faktor ancaman total skors (14) seperti disajikan pada Tabel 5. Faktor kekuatan yang
teridentifikasikan (+ 11), kelemahan teridentifikasi (-10), sehingga jumlah faktor internal
yang (+1). Faktor kunci peluang teriden.
2.4 Daerah penangkapan

Daerah penangkapan adalah daerah perairan yang banyak berkumpulnya ikanikan dan
merupakan tempat yang paing baik melakukan operasi penangkapan. Menurut Sadori (1985),
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penangkapan ikan antara lain:
1. Kondisi fishing grond
2. Jenis habitat ikan
3. Daerah perairan yang subur
4. Cara mengumpulkan ikan
Untuk operasi penangkapan yang menggunakan rumpon kapal dapat langsung menuju
lokasi rumpon yang telah dipasang sebelumnya untuk menangkap ikan. Sedangkang operasi
penangkapan yang tidak menggunakan rumpon (menggunakan lampu) pencarian fishing
ground bebas dengan mengikuti kebiasaan ikan dalam suatu areal tertentu. Hal ini tentu saja
memerlukan pengalaman yang cukup lama untuk mengenal daerah tersebut (Baskoro dan
Taurusman, 2011).\
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Daerah penangkapan ikan yaitu apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang
menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk
menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa (ada upun pada suatu
areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap
tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan
cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
daerah penangkapan ikandemikian pula jika terjadi sebaliknya.Daerah Penangkapan
Ikan /
  Fishing ground 
juga adalah merupakan daerah
area dimana pupulasi dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai 
p e n g h a s i l  perikanan serta DPI juga memiliki beberapa faktor yang sesuai dengan habitat
ikan dan beberapa karasteristik.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.

Anda mungkin juga menyukai