Anda di halaman 1dari 8

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.

3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

PROFIL SEBARAN HORISONTAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN


KLOROFIL-A PADA DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERI DI PERAIRAN
KABUPATEN LUWU TELUK BONE

The Horizontal Distribution Profiles of Sea Surface Temperature and


Chlorophyll-a on Anchovy Fishing Ground in the Luwu Distric waters,
Bone Bay

Safruddin, Karmila Gaffar, Mukti Zainuddin, Achmar Mallawa

Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UNHAS

Diterima: 29 Oktober 2015; Disetujui: 3 Maret 2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil sebaran suhu permukaan laut
(SPL) dan klorofil-a di daerah penangkapan ikan teri pada periode Juni-September 2014.
Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan mengunakan bagan rambo dengan fishing base
di Tempat Pendaratan Ikan Ponrang. Hasil tangkapan dan posisi penangkapan ikan dikumpulkan
pada setiap kali melakukan kegiatan penangkapan. Data SPL dan klorofil-a dari citra satelit
Terra/MODIS kemudian diekstrak dari semua posisi penangkapan ikan teri. Hasil penelitian ini
menunjukkan tangkapan tertinggi pada sebaran SPL dan densitas klorofil-a masing-masing
sekitar 29,0 sampai 29,5 °C dan 0,45 dan 0,75 mg m-3. Kenyataan ini terungkap bahwa
parameter oseanografi yang dipilih merupakan indikator yang baik dalam menjelaskan
distribusi ikan teri di Teluk Bone.

Kata kunci: SPL, klorofil-a, distribusi teri, teluk bone.

______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 383
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

ABSTRACT

This study aimed to describe the horizontal distribution profiles of sea surface temperature (SST)
and chlorophyll-a (Chl-a) data on anchovy fishing ground for the period of June -September 2014. The
experimental fishing was conducted by using a large liftnet (local commercial fisheries) at the fishing base
of Ponrang fish landing, Luwu district. Catch and fishing position data were collected for each fishing
position and satellite data (Terra/MODIS) of both SST and Chl-a were extracted at all fishing locations.
The results showed that the highest catch occurred where the SST and Chl-a ranges were from 29.0 ᵒC to
29.5 ᵒC and from 0.45 mg m-3 to 0.75 mg m-3, respectively. The facts revealed that the selected
oceanographic parameters provide a good indicator in explain the ancovy distribution in in the Bone Bay.

Keywords: SST, chlorophyll-a, anchovy distribution, bone bay.


____________________________________________________
Contact person : Safruddin
Email: safruddin@fisheries.unhas.ac.id

______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 384
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

PENDAHULUAN berkumpul pada spesifik kondisi


oseanografi.
Ikan teri (Stolephorus spp) adalah Berdasarkan uraian di atas, dipandang
ikan yang termasuk kedalam kelompok ikan perlu melakukan penelitian di wilayah pantai
pelagis kecil, yang diduga merupakan salah Timur Provinsi Sulawesi Selatan yang
satu sumberdaya perikanan paling representatif diwakili penangkapan ikan teri
melimpah di perairan Indonesia termasuk di di perairan Kabupaten Luwu. Agar dapat
perairan Teluk Bone. Teluk Bone merupakan dibandingkan kondisi oseanografi yang
salah satu daerah potensial penangkapan disukai ikan teri pada ekosistem yang relatif
ikan teri. berbeda tersebut. Penelitian ini bertujuan
Perairan tersebut menjadi target untuk mengetahui sebaran horizontal suhu
utama operasi penangkapan bagi nelayan permukaan laut dan densitas klorofil-a di
bagan (liftnet) bukan hanya karena potensi daerah penangkapan teri dengan
sumberdaya ikan teri tetapi juga disebabkan menggunakan bagan rambo. Manfaat
oleh lingkungan perairan yang relatif tenang penelitian ini adalah di samping sebagai
sehingga mendukung operasi penangkapan informasi ilmiah, diharapkan pula dapat
ikan dengan menggunakan bagan. Bagan digunakan dalam pengelolaan perikanan
merupakan alat tangkap yang produktif dan teri secara berkelanjutan.
paling banyak digunakan nelayan yang
berdomisili di Perairan Teluk Bone. Di DATA DAN METODE
perairan Kabupaten Luwu Teluk Bone, ada
dua jenis bagan yang digunakan nelayan Penelitian ini menggunakan metode
yaitu bagan tancap (stationary liftnet) dan survei dengan mengumpulkan dua jenis
bagan rambo (large liftnet). dataset, yaitu data primer dan data
Sumberdaya ini merupakan sekunder. Data primer adalah data hasil
sumberdaya neritik, karena penyebarannya pengamatan langsung dilapangan dengan
terutama adalah di perairan dekat pantai. mengikuti operasi penangkapan ikan
Pada wilayah tersebut dinamika kondisi (experimental fishing) menggunakan bagan
oseanografi seperti suhu permukaan laut rambo dengan fishing base di Tempat
(SPL) dan klorofil-a relatif besar dan juga Pendaratan Ikan (TPI) Ponrang Kabupaten
biasanya dijumpai fenomena oseanografi Luwu (Gambar 1). Data primer tersebut
seperti proses upwelling, sumberdaya ini meliputi jumlah hasil tangkapan dan posisi
biasanya berkelompok dan membentuk geografis lokasi penangkapan ikan teri.
biomassa yang besar (Csirke, 1988). Selanjutnya, data sekunder terdiri dari data
Penelitian sebelumnya tentang keterkaitan citra satelit TERRA/MODIS pada periode
parameter oseanografi (SPL dan klorofil-a) bulan Juni sampai September 2014 yang
terhadap distribusi ikan teri telah dilakukan merupakan data oseanografi suhu
Safruddin dkk. (2014) di pantai Barat permukaan laut (SPL) dan densitas klorofil-a
Provinsi Sulawesi Selatan (perairan yang diakses di laman website
Spermonde Kabupaten Pangkep) dan http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/ms/). Data
ditemukan bahwa ikan teri cenderung TERRA/MODIS yang digunakan karena
______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 385
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

penangkapan ikan teri juga dilakukan pada HASIL DAN PEMBAHASAN


subuh sampai pagi hari yang bersesuaian a. Suhu Permukaan laut dan Hasil
dengan rekaman data citra tersebut. Data Tangkapan Ikan Teri
sekunder yang lain adalah data hasil
tangkapan tahunan, upaya penangkapan Dinamika suhu permukaan laut
dari Dinas Kelautan dan Perikanan diyakin mempengaruhi keberadaan ikan teri
Kabupaten Luwu. Selanjutnya, dataset yang karena setiap jenis ikan mempunyai
ada divisualisasi dengan menggunakan toleransi yang berbeda terhadap perubahan
ArcGIS 10.0 dan software origin 8.5. lingkungan parameter perairan. Ikan teri
dapat melakukan migrasi atau perpindahan
tanpa atau dengan mengikuti pola arus
tertentu untuk mendapatkan suhu
optimalnya sebagai daerah yang sesuai
untuk memijah dan atau hanya sekedar
mencari makan. Laevastu dan Hayes (1981)
mencatat bahwa suhu di laut sangat
mempengaruhi aktivitas metabolisme
maupun pengembangbiakan ikan.
Disamping itu suhu juga pengaruhi
konsentrasi oksigen (O2) terlarut dalam air.
Semakin tinggi suhu maka semakin kecil
konsentrasi oksigen dalam air sedangkan
kebutuhan oksigen bagi ikan dan organisme
lain semakin besar karena tingkat
metabolisme semakin tinggi.
Berdasarkan hasil kajian ini diperoleh
kisaran SPL pada kisaran nilai 28,5 - 30,5°C
(Gambar 2).

2000
Hasil Tangakapan (kg/trip)

1500

1000

Gambar 1. Tempat pendaratan ikan (atas) 500

dan model bagan perahu yang


digunakan nelayan di perairan 0

Ponrang Kabupaten Luwu


28,0-28,5 28,5-29,0 29,0-29,5 29,5-30,0 30,0-30,5
Suhu Permukaan Laut (ºC)
(bawah).
Gambar 2. Hubungan SPL dan hasil
tangkapan ikan teri.
______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 386
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

Berdasarkan Gambar 2 di atas, diketahui merupakan produsen primer untuk energi


bahwa selama 30 trip penangkapan, ikan bagi level tropik yang lebih tinggi
teri cenderung berkumpul pada SPL tingkatannya (Safruddin, et al., 2006).
berkisar 29,0 - 29,5°C. Hal ini ditunjukkan
dengan berat total hasil tangkapan ikan teri
tertinggi sebesar 2.056,8 kg. Hasil penelitian
1000

ini didukung oleh penelitian sebelumnya di 800

Hasil Tangkapan (kg/trip)


tempat yang berbeda (Kepulauan
Spermonde, Selat Makassar) bahwa ikan teri 600

cenderung menempati ruang yang relatif


hangat pada nilai kisaran suhu permukaan
400

laut 28,8 -29,3°C (Safruddin dkk., 2014). 200

b. Densitas Klorofil-a dan Hasil 0

Tangkapan Ikan Teri


5 5 5 5 5 5 5 0
- 0.2 .25 - 0.3 .35 - 0.4 .45 - 0.5 .55 - 0.6 .65 - 0.7 .75 - 0.8 .85 - 0.9
0.15 0 0 0 0 0 0 0
3
Klorofil-a (mg/m )

Ketersediaan makanan adalah


merupakan faktor kunci yang menentukan Gambar 3. Hubungan klorofil-a dan hasil
distribusi dan kelimpahan ikan. Keberadaan tangkapan ikan teri.
densitas klorofil-a yang tinggi dan banyak
c. Profil Horisontal Suhu Permukaan Laut
ditemukan di daerah pantai
pada Daerah Penangkapan Ikan teri
mengindikasikan keberadaan plankton yang
cukup untuk menjaga kelangsungan hidup
Suhu perairan adalah salah satu
ikan pelagis kecil ekonomis penting
faktor penting dalam mengatur proses
(Safruddin dan Zainuddin, 2007). Biasanya
kehidupan, distribusi dan penyebaran ikan.
pada daerah yang kaya fitoplankton dan
Informasi sebaran suhu permukaan laut
zooplankton, keberadaan ikan sangat
adalah sangat penting untuk menetukan
melimpah.
daerah potensial penangkapan ikan
Kisaran densitas klorofil-a pada
(Safruddin dan Zainuddin, 2007; Safruddin
daerah penangkapan teri selama penelitian
dkk., 2014). Selanjutnya Royce (1984)
berada pada kisaran nilai 0,15 - 0,85 mg/m3.
melaporkan bahwa suhu lingkungan
Ikan teri cenderung terkonsentrasi pada
perairan sangat terkait dengan
kisaran nilai densitas klorofil-a sebesar 0,45
pertumbuhan dan siklus hidup ikan seperti
- 0,75 mg/m3 dan tertinggi pada kisaran
pemijahan dan perkembangan telur. Selain
yang relatif sempit yaitu 0,55 - 0,65 mg/m3
itu, ikan melakukan migrasi atau
(Gambar 3). Ikan teri memilih ruang dimana
perpindahan karena suhu perairan yang
densitas klorofil-a tinggi karena termasuk
tidak sesuai untuk kehidupan ikan tersebut.
ikan herbivora (pemakan fotoplankton)
Pada Gambar 4 dapat dilihat sebaran suhu
berbeda halnya dengan ikan cakalang yang
permukaan laut di perairan Kabupaten Luwu
banyak ditemukan pada densitas klorofil-a
dan sekitarnya, Teluk Bone pada bulan Juni
yang relatif rendah di perairan (Safruddin,
2014). Plankton dalam rantai makanan
______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 387
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

Gambar 4. Profil sebaran SPL pada daerah penangkapan teri di perairan Teluk Bone, Kabupaten
Luwu dan sekitarnya,

– Sepember 2014 berkisar antara 26,0 – 33,7 penangkapan ikan teri banyak terjadi pada
°C dengan variasi tangkapan ikan teri SPL 28 – 29,5°C (Safruddin, 2014). Suhu
berkisar antara 1 - 560 kg. Posisi permukaan laut di daerah pantai Teluk Bone
penangkapan ikan teri banyak terjadi pada bagian Utara relatif hangat di hampir
kondisi SPL 29 - 31°C di bulan Juni sampai seluruh bulan penelitian terutama di
Agustus, pada bulan September yang relatif bangian Luwu Utara dan perairan Kota
dingin, posisi penangkapan teri terjadi Palopo. Sedangkan di perairan sekitar
disekitar SPL 28 °C. Di perairan Spermonde Kabupaten Luwu, SPL relatif dingin terutama
Selat Makassar, kisaran SPL pada bulan SPL di perairan laut lepas.
April – Mei sekitar 27 – 30,1 °C dan

______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 388
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

Posisi daerah penangkapan ikan teri d. Profil Horisontal Densitas Klorofil-a


(Gambar 4) umumnya terjadi di daerah pada Daerah Penangkapan Ikan teri
pantai. Hal ini disebabkan karena faktor alat Densitas klorofil-a yang dikenal
tangkap bagan yang digunakan dimana sebagai pigmen photosintetik dari indeks
mobilitas alat ini sangat terbatas dan fitoplankton. Pigmen ini dianggap sebagai
keberhasilan operasi peangkapan ikan terhadap tingkat produktifitas biologis.
karena dipengaruhi oleh arus dan
gelombang.

Gambar 4. Profil sebaran SPL pada daerah penangkapan teri di perairan Teluk Bone, Kabupaten
Luwu dan sekitarnya.

______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 389
Jurnal IPTEKS PSP, Vol.3 (5) April 2016: 383-391 ISSN: 2355-729X

Di perairan laut, indeks klorofil-a (Strangomera bentincki) recruitment.


merupakan gambaran biomassa Fish. Oceanogr. 21(6): 405–414.
fitoplankton (Gomez et al., 2012), ini dapat Hendiarti, N., Suwarso, E. Aldrian, K. Amri, R.
dihubungkan dengan produksi ikan atau Andiastuti, S.I. Sachoemar, and I.B.
lebih tepatnya dapat menggambarkan Wahyono. 2005. Seasonal variation of
tingkat produktifitas daerah penangkapan pelagic fish catch around Java.
ikan (Polovina et al., 2001). Oceanography 18(4): 112–123.
Konsentrasi klorofil-a dipetakan dan Laevastu, T. and Hayes, M.L. 1981. Fisheries
dimonitor selama penelitian untuk Oceanography and Ecology. Fishing
mengamati perubahannya. Pada Gambar 5 News (Books) LTD. London.
dapat dilihat pada umumnya densitas Polovina, J.J., Howel, E., Kobayashi, D.R. and Seki,
klorofil-a di perairan Kabupaten Luwu dan M.P. 2001. The Transition Zone
sekitarnya pada periode bulan Juni – Chlorophyll Front, a Dynamic Global
September 2014 berkisar antara 0,09 – 1,99 Feature Defining Migration and Forage
mg/m³ dengan variasi hasil tangkapan ikan Habitat for Marine Resources. Progress
in Oceanogr. 49:469-483.
teri berkisar antara 1 – 560 kg.
Royce, W.F. 1984. Introduction to The Practice
KESIMPULAN of Fishery Science. Collage Of Ocean
and Fishery Sciences. University of
Profil sebaran SPL dan densitas klorofil-a Washington Academic Press. 428 p.
berbasis data citra satelit merupakan Safruddin. 2006. Studi Struktur Level Tropic
informasi penting untuk melihat dinamika Ikan Pelagis di Perairan Teluk Bone
oseanografi di perairan Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu. Jurnal Torani, ISSN
Teluk Bone. Suhu permukaan laut relatif 0853‒4489. Vol. 16 (3): 208‒215.
hangat di perairan pantai terutama di Safruddin dan M. Zainuddin. 2007. Mapping
bagian utara Teluk Bone. Kondisi yang sama Scads Fishing Ground Based on the
untuk dengan densitas klorofil-a. Ikan teri Relationship between Catch Data and
Oceanographic Factors in Bone Coastal
membutuhkan kondisi oseanografi yang
Waters. Torani Jurnal, ISSN 0853-4489.
spesifik yang dibuktikan dengan
Vol. 17 (5) (special edition : 192‒200.
kecenderungan berkumpul pada SPL
dengan kisaran 29,0°C sampai 29,5°C dan Safruddin, M. Zainuddin dan Joeharnani Tresnati.
pada skala waktu dan ruang yang sama, 2014. Dinamika Perubahan Suhu dan
interval klrofil-a sekitar 0,45 sampai 0,65 mg Klorofil-aterhadap Distribusi Ikan Teri
m-3 (Stelophorus spp) di Perairan Pantai
Spermonde, Pangkep. Jurnal IPTEKS
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan;
DAFTAR PUSTAKA Vol.1 No.1: 11- 19.

Gomez, F, A. Montecinos, S. Hormazabal,


L.A.Cubillos, M.C. Ramirez, and F.P.
Chavez. 2012. Impact of spring
upwelling variability off southern-
central Chile on common sardine
______________________________________________________________________________________________________
Safruddin dkk. 390

Anda mungkin juga menyukai