Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 0
Orasi Ilmiah Dalam Rangka Dies Natalis ke-61 UNM
Oleh
Assalamu’alaikum WrWb.,
Yang terhormat dan sama-sama kita banggakan Bapak Prof. Dr. Ir. Husain Syam,
M.TP., IPU., ASEAN Eng., Rektor UNM;
Yang Terhormat para Wakil Rektor, Dekan, dan Kepala Lembaga UNM;
Yang saya banggakan para mahasiswa dan segenap Sivitas Akademika UNM;
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 1
I. PENDAHULUAN
Mengawali Orasi Ilmiah ini, marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah Azza wa Jalla, Tuhan YME atas karunia dan ridha-Nya kita bisa
mengahadiri Upacara Dies Natalis ke-61 Universitas Negeri Makassar (UNM)
yang sangat istimewa dan membahagiakan ini. Pada kesempatan yang sangat
baik ini, saya mengucapkan selamat kepada UNM atas Dies Natalis ke-61.
Semoga UNM yang sudah baik, kedepannya akan lebih berprestasi lagi, hingga
menjadi a world class university (Universitas Berkelas Dunia). Lebih dari itu,
seluruh Civitas Academica (Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Non-Akademik) serta
alumni UNM diharapkan dapat lebih berkontribusi signifikan dalam mewujudkan
cita-cita Kemerdekaan NKRI, yakni Indonesia yang maju, adil-makmur, dan
berdaulat atau INDONESIA EMAS paling lambat pada 2045.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 2
Modal dasar kedua adalah berupa kekayaan SDA (Sumber Daya Alam)
yang sangat besar, baik SDA terbarukan (seperti hutan, lahan pertanian,
peternakan, perikanan, dan keanekaragam hayati atau biodiversity) maupun SDA
tidak terbarukan yang meliputi minyak dan gas, batubara, nikel, tembaga, emas,
bauksit, bijih besi, pasir besi, mangan, mineral tanah jarang (rare earth), jenis
mineral lainnya, dan bahan tambang (Lampiran-2). Beragam jenis SDA itu
tersebar di wilayah laut dan daratan, dari Sabang hingga Merauke, dan dari Pulau
Miangas sampai P. Rote. Kekayaan SDA yang melimpah ini mestinya menjadikan
Indonesia sebagai produsen (supplier) utama berbagai jenis komoditas dan
produk di dunia. Mulai dari produk pangan dan minuman, sandang (tekstil,
garmen/pakaian, sepatu, dan jenis pakaian lainnya), perumahan dan bangunan,
farmasi dan obat-obatan (kesehatan), teknologi dan manajemen pendidikan,
elektronik, otomotif, mesin dan peralatan transportasi, teknologi informasi dan
digital, bioteknologi sampai nanoteknologi.
Modal dasar ketiga adalah berupa posisi geopolitik dan geoekonomi yang
sangat strategis. Indonesia yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Hindia,
dan diantara Benua Asia dan Australia, menempatkannya di jantung (hub) Rantai
Pasok Global (Global Supply Chain) atau perdagangan global. Dimana, sekitar
45% dari seluruh komoditas, produk, dan barang yang diperdagangkan di dunia,
dengan nilai rata-rata 15 trilyun dolar AS per tahun diangkut (ditransportasikan)
oleh ribuan kapal melalui ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) dan wilayah laut
Indonesia lainnya (Lampiran-3) (UNCTAD, 2018). Posisi geoekonomi yang sangat
strategis ini harusnya dijadikan peluang bagi Indonesia sebagai negara produsen
dan pengekspor barang dan jasa (goods and services) utama di dunia, sehingga
menghasilkan neraca perdagangan yang positip dan besar secara berkelanjutan.
Sayangnya, justru sebaliknya, sejak 2010 hingga 2019 neraca perdagangan RI
justru negatip terus. Artinya nilai total impor lebih besar ketimbang total nilai
ekspor Indonesia. Dengan perkataan lain, bangsa Indonesia lebih sebagai bangsa
konsumen dan pengimpor dari pada sebagai prodosen, investor, dan
pengekspor. Memang, tahun 2020 dan 2021 neraca perdagangan RI mengalami
surplus. Tetapi, bukan karena meningkatnya aktivitas produksi, manufacturing,
dan ekspor, tetapi lebih karena terpangkasnya kegiatan produksi, manufakturing,
dan impor akibat pendemi covid-19 dan terganggunya rantai pasok global.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 3
berapi yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Makanya, Indonesia dikenal
sebagai ‘a ring of fire’ (Lampiran 4). Negara yang sering terkena gempa bumi dan
letusan gunung berapi. Potensi bencana tsunami juga sangat besar, karena
wilayah Nusantara merupakan pertemuan tiga lempeng bumi utama. Belum lagi
bencana hidrometri, seperti banjir, tanah longsor, dan erosi. Fakta empiris dan
sejarah telah membuktikan semua negara-bangsa yang maju dan makmur adalah
mereka yang para pemimpin dan rakyatnya punya persepsi sama, yakni adanya
tantangan bersama (common challenges) yang mereka hadapi. Sehingga,
mereka menjadi bangsa dengan kualitas SDM unggul, etos kerja unggul, dan
berakhlak mulia. Nah, saya menduga karena alam Indonesia subur – makmur,
bak zamrud di khatulistiwa, bak kolam susu, tongkat dan batu jadi tanaman.
Dan, orangnya pun pada umumnya sangat baik, saling bantu-membantu,
bergotong royong. Maka, mayoritas orang Indonesia, baik para pemimpin
maupun rakyatnya masih malas, kurang produktif dan inovatif, berbudaya instan,
‘tangan dibawah’, kurang mampu bekerjasama, saling iri dan dengki, dan
karakter negatif lainnya. Jika, dugaan saya ini benar, maka bencana alam
sungguh merupakan ‘hikmah’ dari Allah swt, agar bangsa (peminpin dan rakyat)
Indonesia terus meningkatkan kualitas, etos kerja, dan akhlaknya bagi kemajuan,
kemakmuran, dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 4
II. STATUS DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN INDONESIA
Namun, bila PDB sebesar itu dibagi dengan jumlah penduduk sebanyak
274 juta orang, maka per Maret 2021 Pendapatan Nasional Kotor Indonesia baru
mencapai 3.870 dolar AS per kapita. Artinya, hingga saat ini (sudah 77 tahun
merdeka), status pembangunan (kemakmuran) Indonesia masih sebagai negara
berpendapatan-menengah bawah (lower-middle income country). Belum
sebagai negara makmur (high-income country) dengan GNI per kapita diatas
12.695 dolar AS. Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Thailand,
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura dengan potensi pembangunan yang
jauh lebih kecil ketimbang Indonesia, tingkat kemakmurannya sudah jauh
melampaui kita bangsa Indonesia. Bahkan Singapura dan Brunei Darussalam
sudah dinobatkan sebagai negara makmur, dengan GNI per kapita 54.920 dolar
AS dan 32.230 dolar AS (Lampiran-5). Tingkat kemajuan bangsa Indonesia, yang
diukur atas dasar kapasitas IPTEK (UNESCO, 2014), pun sampai sekarang masih
berada di kelas-3 (technology-adaptor country), belum sebagai negara maju
(technology-innovator country) atau kelas-1 (Lampiran-6). Technology-adaptor
country adalah negara yang sekitar 70% kebutuhan teknologinya berasal dari
impor, bukan dari hasil karya (inovasi) bangsa sendiri. Sebaliknya, negara maju
(technology-innovator country) adalah negara yang lebih dari 70% kebutuhan
teknologinya dipenuhi oleh hasil karya bangsanya sendiri, bukan dari impor.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 5
stunting, gizi buruk, dan rendahnya IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
Dengan garis kemiskinan sebesar Rp 472.525/orang/bulan, per Maret 2021
jumlah penduduk miskin sebesar 27 juta orang atau 10,2% jumlah penduduk
Indonesia (BPS, 2021). Tetapi, atas dasar garis kemiskinan internasional sebesar
2 dolar AS/orang/hari atau 60 dolar AS (Rp 840.000)/orang/bulan, jumlah orang
miskin Indonesia mencapai 100 juta orang atau 37% jumlah penduduk (Bank
Dunia, 2021). Dalam hal ketimpangan ekonomi (penduduk kaya vs miskin),
Indonesia merupakan negara terburuk ketiga di dunia, dimana 1% (satu persen)
penduduk terkayanya memiliki total kekayaan sama dengan 45% total kekayaan
negara. Yang terburuk adalah Rusia, dimana satu persen orang terkayanya
memiliki total kekayaan sama dengan 58,2% kekayaan negara. Disusul Thailand,
sekitar 54,6% (Oxfam International, 2021). Kekayaan 4 orang terkaya Indonesia
(US$ 25 M = Rp 335 T) sama dengan total kekayaan 100 juta orang termiskin
(40% penduduk) Indonesia (Oxfam International, 2017). Sekitar 0,2% penduduk
terkaya Indonesia menguasai 66% total luas lahan nasional (KPA, 2015). Sekitar
175 juta ha (93% luas daratan Indonesia) dikuasai oleh para konglomerat
(korporasi) nasional dan asing (Institute for Global Justice, 2016).
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 6
kontirbusi sektor manufacturing terhadap PDB Indonesia sudah mencapai 29%,
tapi tahun 2020 kontribusinya hanya sebesar 19% (Gambar-1).
Padahal, seperti sudah saya sebutkan diatas, GNI perkapita Indonesia tahun lalu
hanya 3.870 dolar AS.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 7
benar serta diimplementasikan secara berkesinambungan. Sejak awal era
Reformasi, setiap ganti presiden, Menteri, gubernur, dan bupati/walikota;
kebijakan dan program nya berganti pula. Jadi, kita ibarat membangun ‘istana
pasir’ atau ‘tarian poco-poco’. Tidak ada kemajuan pembangunan yang
akumulatif dan berkelanjutan. Etos kerja, produktivitas, daya inovasi, dan akhlak
kita sebagai bangsa pun tergolong rendah. Dan, kita mengalami defisit
pemimpin bangsa (di Lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan swasta) yang
capable (berkemampuan), kompeten, memiliki IMTAQ (Iman dan Taqwa) yang
kokoh, berkahlak mulia, dan negarawan. Dewasa ini, sebagian besar pemimpin
bangsa sangat transaksional, melakukan NKK (Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi),
dan hanya mementingkan diri, keluarga atau kelompok nya. Mayoritas mereka
menjadi pemimpin karena pencitraan diri yang dibiayai oleh oligarki melalui para
‘buzzer’ nya.
Namun, akar masalah (root cause) dari ketertinggalan bangsa kita adalah
karena sejak awal Orde Baru, kita menganut sistem (paradigma) Kapitalisme
(Mubyarto, 2004; Sritua Arief dan Rizal Ramli dalam Ridwan, 2014). Bukan
Pancasila. Parahnya, kita kurang atau tidak mengambil sisi-sisi positip dari
Kapitalisme, seperti kerja keras, disiplin, mencintai dan menguasai IPTEK serta
inovasi. Tetapi, justru kita praktekan nilai-nilai Kapitalisme yang negatip, seperti
rakus, hedonis, hanya mengejar untung sebesar-besarnya (profit maximization),
mengeksploitasi yang lain (terutama yang lemah), dan tidak mempercayai
kehidupan akhirat. Sejak awal Orde Baru sampai sekarang, perekonomian
sebagian besar berbasis pada eksploitasi SDA, ekspor komoditas mentah, buruh
murah, dan investasi asing. Akibatnya, keuntungan ekonomi (economic rent)
dari berbagai kegiatan pembangunan, investasi, dan bisnis kebanyakan lari ke
Jakarta atau negara-negara asal investor asing (regional leakages). Negara dan
rakyat Indonesia hanya menikmati sebagain kecil keuntungan ekonomi itu atau
‘remah-remah’ nya saja.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 8
Gambar 2. Key Global Trends in The 21st Century
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 9
Biotechnology, dan Nannotechnology (Schwab, 2015). Namun saat ini
perkembangan industri teknologi digital masih bergerak pada sektor jasa dan
distribusi saja, padahal seharusnya pemanfaatan teknologi dan artificial
intelligence dapat meningkatkan dan mengefektifkan sektor eksplorasi, produksi,
dan pengolahan (manufacturing) SDA untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia yang terus meningkat.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 10
Kelima kecenderungan global diatas mengakibatkan kehidupan dunia
bersifat VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambiguous), bergejolak, tidak
menentu, rumit, dan membingungkan (Radjou and Prabhu, 2015). Oleh sebab
itu, sistem dan lembaga Pendidikan Tinggi harus mampu mendesain dan
memberikan kapasitas kepada para mahasiswa nya dan bangsa Indonesia yang
dapat mengelola atau mengatasi fenomena VUCA tersebut. Melalui kegiatan Tri
Darma Perguruan Tinggi nya: Pengajaran/Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
Kepada Masyarakat. Kapasitas (knowledge, skills, expertise, dan attitude) yang
dibutuhkan untuk mengarungi kehidupan di era VUCA dengan sukses dan
bahagia adalah: kreativitas, inovatif, kemampuan beradaptasi, daya lenting
(resillience), agility (kegesitan), kolaborasi (teamwork), positive thinking,
entrepreneurship, dan iman dan taqwa menurut agama kita masing-masing.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 dengan GNI per kapita
sekitar 23.000 dolar AS dan PDB sebesar 7 trilyun dolar AS (ekonomi terbesar
kelima di dunia) (Bappenas, 2019), Indonesia seyogyanya mengimplementasikan
Peta Jalan Pembangunan Bangsa sebagaimana saya sajikan secara ringkas pada
Gambar-3 di bawah ini.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 11
Ada 10 IKU (Indikator Kinerja Utama, Key Performance Indicators) yang
menggambarkan Indonesia Emas pada 2045. Pertama adalah bahwa pada 2045
GNI perkapita mencapai 23.000 dolar AS. Target ini dapat tercapai, bila laju
pertumbuhan ekonomi dari 2022 – 2045 rata-rata sebesar 6,5% per tahun
(Bappenas, 2019). Kedua, kapasitas teknologi mencapai kelas-1 (technology-
innovator country). Ketiga, seluruh rakyat Indonesia hidup sejahtera alias tidak
ada yang miskin (zero poverty), dengan garis kemiskinan menurut standar
internasional sebesar 2 dolar AS/orang/hari (Bank Dunia, 2021). Keempat,
seluruh penduduk usia kerja (15 – 64 tahun) harus dapat bekerja (punya
matapencaharian) dengan pendapatan yang mensejahterakan diri dan keluarga
nya (zero poverty). Kelima, pemerataan kesejahteraan harus adil, dengan
koefisien GINI lebih kecil dari 0,3. Keenam, kedaulatan (ketahanan) pangan,
energi, farmasi, dan air harus kuat. Ketujuh, IPM mesti diatas 80. Kedelapan,
kualitas lingkungan hidup tergolong baik sampai sangat baik. Kesembilan,
Indonesia harus berdaulat secara politik. Kesepuluh, pembangunan sosial-
ekonomi harus berkelanjutan (sustainable).
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 12
factors) from low- to high-productivity sectors. It is also associated with the
nation’s capacity to diversify national production structure that is: to generate
new economic activities, to strengthen economic linkages within the country,
and to build domestic technological and innovation capabilities”.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 13
efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan, sebelum masa tambang berakhir.
Keempat, pengendalian pencemaran dengan tidak membuang limbah B3 (Bahan
Berbahaya Beracun) ke lingkungan (seperti lahan darat, danau, sungai, dan laut).
Limbah B3 harus diolah (treated) dahulu di instalasi pengolahan limbah B3,
sampai netral (tidak berbahaya). Untuk limbah non-B3 boleh dibuang ke
lingkungan, tetapi jumlah (laju) pembuangannya tidak melebihi kapasitas
asimilasi lingkungan alam untuk menetralisirnya. Kelima, konservasi
keanekaragaman hayati (biodiversity) baik pada tingkat gen, spesies maupun
ekosistem. Keenam, dalam mengubah (memodifikasi) bentang alam (landscape
atau seascape), infrastruktur, gedung, kawasan pemukiman, kawasan industri.
kawasan pertanian, dan ekosistem buatan manusia (man-made ecosystems)
lainnya; kita mesti mengerjakannya berdasarkan prinsip dan prosedur ‘design
and construction with nature’ atau sesuai dengan kondisi, struktur, karakteristik,
dan dinamika lingkungan alam setempat. Ketujuh, mitigasi dan adaptasi
terhadap Perubahan Iklim Global, tsunami, gempa bumi, banjir, dan bencana
alam lainnya.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 14
Di bidang politik-hukum-keamanan, pertama yang mesti dibenahi adalah
tata kelola pemerintahan yang hingga kini belum mencapai kinerja sebagaimana
di negara-negara maju dan makmur. Praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN)
bukannya membaik, malah kian merajalela. Maka, prinsip-prinsip good
governance (tata kelola pemerintahan yang baik) termasuk transparansi,
akuntabilitas, profesionalisme, dan melayani publik (rakyat) mesti dilaksanakan
di setiap unit kerja pemerintah, dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota
sampai desa. Hukum sungguh-sungguh harus ditegakkan secara tegas, keras,
adil, tanpa pandang bulu, dan berwibawa. Jaminan rasa aman dan keadilan harus
benar-benar hadir di tengah kehidupan masyarakat kita. Sistem sosial budaya
dan polhukam harus menciptakan masyarakat meritokrasi, yakni sistem
kehidupan sosial yang memberikan penghargaan dan kepercayaan kepada setiap
warga negara yang kompeten, beretos kerja unggul, berakhlak mulia, dan
berprestasi untuk menduduki jabatan tinggi dan terhormat di pemerintahan,
perusahaan swasta, dan Lembaga-lembaga lainnya. Sebaliknya, bagi warga
negara yang pemalas, etos kerjanya rendah, akhlaknya buruk, dan bikin masalah
melulu mesti diberi hukuman (punishment), disinsentif, dan efek jera.
Selanjutnya, pemerintah berkewajiban untuk memperbaiki kompetensi, etos
kerja, dan akhlak dari semua warga negara yang terkena masalah ini. Dengan
demikian, generasi mendatang akan berusaha untuk menjadi warga negara yang
baik dan berprestasi agar bisa hidup sukses, terhormat, dan bahagia.
Stop praktik PILKADA, PILEG, PILPRES, dan PEMILU yang selama ini sangat
dipenuhi oleh politik uang (money politics), yang mengakibatkan biaya sangat
tinggi. Sehingga, ujungnya lebih dari 70 persen Kepala Daerah terjerat kasus
korupsi. Yang lebih mencemaskan, di tingkat nasional, kini negara dikuasai oleh
oligarki (kerjasama elit politik dan konglomerat jahat) untuk merampok kekayaan
negara dan ‘menjual negara’ ke pihak asing. Kini saatnya kita menyudahi
demokrasi liberal dengan ‘one man, one vote’ nya. Dan, kemudian menerapkan
demokrasi yang berlandaskan pada hikmah dan kebijksanaan melalui
permusywaratan/perwakilan (Sila-4 Pancasila).
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 15
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Semua kebijakan dan program
pembangunan di bidang ekonomi, lingkungan hidup, sosial-budaya, dan
polhukam diatas haruslah berdasarkan pada Pancasila, sebagai pengganti sistem
Kapitalisme.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 16
(2017); 3,27% (2018); 3,27 (2019); 2,93 (2020); 2,89 (2021); rata-rata rasio
kewirausahaan nasional sebesar 3,16%. Rasio kewirausahaan nasional cenderung
menurun di tahun 2020 dan 2021 yang dipengaruhi adanya pandemi Covid-19.
Angka tersebut masih di bawah negara ASEAN lainnya. Thailand jumlah
wirausahanya sudah 4,2%, Malaysia 4,7%, dan Singapura 8,7% (Kemenkop UKM,
2021).
Rasulullah SAW adalah pengusaha sukses dan tersohor (8-40 tahun), dan
beliau menjadi Rasulullah dari umur 40-63 tahun. Rasulullah SAW pernah ditanya
oleh para sahabat, “Pekerjaan apakah yang paling baik, ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap
jual beli yang bersih” (HR Al-Bazzar). Jual beli yang bersih merupakan sebagian
dari kegiatan profesi bisnis. Selain itu, para ulama telah sepakat mengenai
kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah dipraktikan
sejak zaman Nabi hingga masa kini. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,
“Pedagang yang jujur dan terpercaya bersama-sama para Nabi, orang shadiqin,
dan para syuhada” (H.R. Tirmidzi dan Hakim). Berdagang atau berbisnis harus
dilandasi oleh kejujuran, apabila orang berbisnis tidak jujur, tunggulah
kehancurannya. Apabila jujur, ia mendapat keuntungan dari segala penjuru yang
tidak ia duga sebelumnya.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 17
unggul yang patut dicontoh dan diteladani karena seorang wirausaha adalah
orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain; (4) menghormati
hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu memperjuangkan
lingkungan; (5) memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial,
sesuai dengan kemampuannya; (6) mendidik karyawannya menjadi orang
mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan; (7) memberi contoh
tentang cara bekerja keras, tanpa melupakan perintah-perintah agama, dekat
kepada Allah SWT; (8) hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros;
(9) memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan
lingkungan.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 18
Tipe entrepreneur terbagi menjadi empat, yaitu pertama Business Entrepreneur,
kelompok ini terbagi menjadi dua yaitu Owner Entrepreneur and professional
Entrepreneur. Owner Entrepreneur adalah para pemilik bisnis, sedangkan
Professional Entrepreneur adalah orang-orang yang memiliki daya wirausaha
yang mempraktekkannya pada perusahaan orang lain. Kedua, Government
Entrepreneur yaitu pemimpin pemerintahan dan ASN (Aparatur Sipil Negara)
yang mampu mengelola dan menumbuhkan jiwa dan kecakapan wirausaha
penduduknya. Contoh dari Government Entrepreneur adalah pemimpin negara
Singapura Lee Kuan Yew, PM. Malaysia Mahatir Muhammad, Presiden China Xi
Jin Ping. Ketiga, Social Entrepreneur yaitu pendiri organisasi social kelas dunia
yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas social
yang mereka yakini. Contohnya adalah Mohammad Yunus, peraih nobel
perdamaian tahun 2006 serta pendiri Grameen Bank. Keempat, Academic
Entrepreneur yaitu akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga
pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan
mulia pendidikan. Universitas Harvard, MIT (Massasuchet Institute of
Technology), Stanford University, Oxford University, Cambridge University,
Nanyang Technology University, National University of Singapore, University of
Tokyo, dan Seoul National University merupakan beberapa uiversitas terkemuka
di dunia yang mengelola Lembaga Pendidikan tinggi dengan gaya entrepreneur.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 19
Gambar-5. Global Entrepreneurship Index 2019
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 20
Gambar 6. Presentase Pengusaha Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir (2020)
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 21
Gambar 7. Presentase Startup di Indonesia Berdasarkan Bidang Usaha 2021
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 22
Perkembangan startup digital di Indonesia pada tahun 2019 dan 2020
menjadi tahun-tahun yang penting sekaligus menantang. Pada tahun 2019,
Indonesia yang diwakili oleh Jakarta berhasil masuk dalam jajaran kota dengan
ekosistem startup terbaik di dunia. Bahkan di tahun 2020, rilis Global Startup
Ecosystem Report 2020, yang dikeluarkan oleh Genome yang juga bekerjasama
dengan MIKTI di Indonesia, menyatakan Jakarta sebagai peringkat kedua dalam
Top 100 Emerging Ecosystem Ranking (MIKTI, 2021).
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 23
pinjaman koperasi (6,85%), program pemerintah (4,97%); (4) lembaga keuangan
non-bank (2,90%); dan (5) swasta (2,44%). Besarnya persentase pinjaman usaha
Industri Mikro dan Kecil (IMK) yang berasal dari perorangan menunjukkan bahwa
usaha ini masih bersifat sangat tradisional (BPS, 2020).
Semoga Orasi Ilmiah ini diberkahi Allah SWT dan mampu membangkitkan
jiwa kewirausahaan dan jumlah wirausahawan bangsa Indonesia pada umumnya,
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 24
dan Civitas Academica serta alumni UNM pada khususnya untuk mewjudkan
Indonesia Emas, paling lambat pada 2045.
BAHAN RUJUKAN
Altbach, P.G. and J. Salmi. 2011. The Road to Academic Excellence. The World
Bank, Washington, D.C.
Al Gore. 2017. The Assault On Reason. The Pinguin Press. New York, USA.
Amilin. 2019. Pengaruh Hoaks Politik dalam Era Post-Truth terhadap Ketahanan
Nasional dan Dampaknya pada Kelangsungan Pembangunan Nasional.
Jurnal Kajian Lemhanas RI. Edisi 39.
Badan Pusat Statistik. 2021. Indonesia Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik.
Jakarta.
Hartono, Dudi. 2018. Era Post-Truth: Melawan Hoax dengan Fact Checking.
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Pemerintahan Universitas Mercu
Buana.
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah. 2021. Laporan Kinerja
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah tahun 2021.
Jakarta: Kemenkop UKM.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 25
Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
(MIKTI). 2021. Mapping dan Database Startup Indonesia 2021. ISBN:
978-623-95156-1-4.
Radjou, N. and J. Prabhu. 2015. Frugal Innovation How to Do More with Less.
Clays, Bungay, Suffolk.
Schwab, Klaus. 2016. The Fourth Industrial Revolution. Crown Business. New
York.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 26
Unite Nation Development Programme. 2021. Annual Report 2021. UNDP, New
York.
Von Wizsacker, E.U. and A. Wijkman. 2018. Come On!: Capitalism, Short-termism,
Population and the Destruction of the Planet – A Report to the Club of
Rome. New York: Springer.
Wera, Marz. 2020. Meretas Makna Post-Truth: Analisis Kontekstual Hoaks, Emosi
Sosial, dan Populisme Agama. Jurnal Agama dan Masyarakat. Vol. 07,
No. 1.
World Bank. 2021. Global Economic Prospect 2021. International Bank for
Reconstruction and Development. Washington DC.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 27
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 28
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 29
Lampiran 3. Global Supply Chain
Lampiran 4.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 30
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-61 UNM | Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. 31