Anda di halaman 1dari 16

MODUL PRAKTIKUM

METEOROLOGI LAUT
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

Disusun Oleh
Haryanto Asri S.Kel.,M.Si.
0922039502

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU
2022
MATERI PEMBAHASAN

A. Macam – Macam Awan


1. Kelompok Awan Tinggi
Ketinggian awan mencapai 6 - 12 km, Ditandai dengan kata siro atau sirus.
 Awan Sirus (Cirrus)

Awan sirus berwarna putih tipis pada siang hari dan mengkilat karena banyak
mengandung kristal es. Awan sirus sering berwarna merah atau kuning cerah menjelang dan saat
matahari terbit atau setelah matahari terbenam.
 Awan Sirokumulus (Cirrocumulus)

Memiliki bentuk indah bak ombak di pantai, awan ini juga memiliki bentuk bulat, kecil,
putih, dan berbaris layaknya domba di padang rumput. Tingkat eksistensi dari awan
cirrocumulus biasanya bersamaan dengan awan cirrus dan cirrostratus sehingga membuat awan
ini tampak seperti terdegradasi dengan kedua awan tersebut.
 Awan Sirostatus (Cirrostratus)

Berbentuk seperti halnya kelambu yang berwarna putih serta bertekstur halus, lembut, dan
mengental. Awan cirrostratus memiliki bakat untuk menutupi langit secara sempurna dengan
dihiasi warna cerah dari awan tersebut.Awan cirrostratus memiliki ukuran yang sangat lebar dan
luas. Bentuk awan cirrostratus seperti sebuah anyaman yang bentuknya tidak beraturan. Awan
ini dapat membuat lingkaran di sekitar matahari dan bulan apabila musim kemarau telah tiba.
2. Kelompok Awan Sedang
Ketinggian awan mencapai 2 - 6 km, Ditandai dengan kata Alto
 Awan Altokumulus (Altocumulus)

Awan altocumulus memiliki ciri-ciri yang sangat mudah terlihat karena memiliki warna
yang putih sampai abu-abu disertai dengan lapisan dan berserat. Awan ini memiliki satu layer di
bagian tengah dari awan tersebut. Layer tersebut membuat awan altocumulus terlihat lebih tebal.
Namun untuk bagian sisi-sisinya tetap terlihat lebih tipis. Bentuk awan ini juga berkerumun,
sehingga terlihat seperti terikat.
 Awan Altostratus

Memiliki warna awan yang kebiru-biruan dan berbentuk seperti serat yang sangat
sempurna untuk menutupi langit. Disamping itu, awan ini berpotensi menjadi awan pembawa
hujan apabila awan ini memiliki sebuah ketebalan yang cukup. Waktu terbentuknya awan ini
adalah rentang siang atau malam, lalu akan menghilang disaat matahari sudah terbit.
 Awan Nimbostratus

Awan nimbostratus terbentuk dari penebalan awan altostratus. Karena terbentuk dari
penebalan awan lain, membuat awan ini memiliki warna yang relatif lebih gelap dan abu-abu.
Awan nimbostratus berpotensi menghasilkan hujan deras yang berkepanjangan.Bentuk awan
nimbostratus seperti bentuk awan yang compang-camping dan tidak beraturan, memiliki
ketebalan luas yang mampu menutupi langit dengan sangat sempurna sampai cahaya matahari
nyaris tak dapat menembus kegelapan yang disebabkan oleh awan nimbostratus ini.
3. Kelompok Awan Rendah
Ketinggian awan mencapai 0,8 - 2 km
 Awan Kumulus (Cumulus)

Awan cumulus memiliki bentuk yang soli disertai dengan garis tajam dan biasanya
berkembang ke arah vertikal, perkembangan tersebut membuat adanya pertambahan jumlah
gundukan yang ada pada awan tersebut. Gundukan ini memiliki bentuk seperti wujud sayuran
kembang kol. Awan ini akan terlihat putih cerah apabila terkena sinar matahari, sementara untuk
sisi lain yang tidak tersinari matahari akan berwarna sedikit gelap secara menyamping.
Eksistensi kemunculan awan ini adalah saat cuaca sedang sangat cerah atau mungkin sedang
dalam musim kemarau. Awan ini memiliki pertumbuhan, seperti apabila pada siang hari awan
ini akan bertambah besar dan akan menyusut ketika malam hari tiba.

 Awan Stratus

Memiliki warna abu-abu dan berdasar dengan warna yang sama, awan stratus memiliki
potensi menghasilkan gerimis apabila awan ini cukup tebal. Ciri-ciri lainnya adalah awan ini
memiliki sebuah garis yang bersinar dengan sangat jelas apabila tersingkap melalui celah.
 Awan Cumulunimbus

Terkenal sebagai awan pembawa hujan. Awan cumulonimbus memiliki ciri fisik yang
solid dan cenderung berwujud vertical. Selain ciri tersebut, awan ini memiliki bentuk lain yang
sangat menakutkan seperti bentuk gunung atau sebuah menara yang besar.Bagian atas awan ini
terlihat berserat dan berbentuk rata, untuk bagian bawahnya tampak sangat gelap dan
menakutkan. Awan ini adalah awan legendaris yang sangat ditakuti oleh dunia penerbangan
karena awan ini cukup sering menyebabkan terjadinya kecelakaan pada pesawat yang tengah
beroperasi.
 Awan Strotocumulus

Awan stratocumulus memiliki bentuk mirip dengan sarang tawon atau sarang lebah. Awan
ini juga menjadi salah satu awan yang berpotensi membawa hujan. Berbeda dengan wawan
hujan lainnya, hujan yang dibawa oleh awan ini hanyalah hujan lokal. Jika awan ini terlihat
cukup tebal dan padat, maka bersiaplah awan ini akan membawa hujan lokal yang cukup deras
B. Peristiwa Siang dan Malam
Bumi adalah planet yang berbentuk bulat. Sebagai planet, Bumi bergerak dengan 2 cara,
yaitu berotasi dan berevolusi. Evolusi adalah proses Bumi mengelilingi Matahari. Sedangkan
rotasi adalah proses Bumi berputar pada porosnya. Proses yang mempengaruhi terjadinya siang
dan malam adalah rotasi Bumi. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk satu kali berotasi.
Waktu ini yang disebut dengan 1 hari. Untuk melakukan satu putaran dalam waktu satu hari,
Bumi perlu mengalami putaran dimana sisinya menghadap Matahari dan membelakangi
Matahari. Malam terjadi ketika sisi Bumi membelakangi Matahari. Sedangkan siang terjadi
ketika sisi Bumi menghadap ke Matahari.
1. Durasi siang dan malam
Durasi siang dan malam di berbagai belahan dunia tidaklah sama. Beberapa negara di
berbagai belahan Bumi mungkin mengalami siang dan malam yang lebih lama. Contohnya,
Norwegia bisa mengalami siang selama 60 hari berturut-turut ketika musim panas. Sebaliknya,
malam juga bisa terjadi hingga lebih dari 30 hari pada musim dingin. Hal ini terjadi karena Bumi
pada porosnya memiliki kemiringan, bukan tegak lurus. Poros Bumi memiliki kemiringan 23,5
derajat. Penjelasan tersebut yang membuat siang dan malam di berbagai negara, selain di garis
khatulistiwa, cenderung memiliki durasi yang berbeda-beda.
2. Zona waktu
Proses terjadinya siang dan malam yang berbeda di tiap negara juga membuat Bumi dibagi
menjadi beberapa zona waktu. Misalnya, di Indonesia saat ini siang hari, maka di Amerika
Serikat sedang malam hari.Untuk memudahkan pembagian zona waktu ini, kita dibantu dengan
garis khayal, yaitu garis bujur. Garis ini membagi Bumi menjadi 24 zona waktu setiap 15
derajat. Setiap 1 zona waktu mewakili 1 jam di permukaan Bumi.
PRAKTIKUM I
PENGAMATAN AWAN

A. Dasar Teori
Awan adalah kumpulan partikel air berupa tetes air atau kristal es yang tampak di
atmosfer. Partikel air ini berasal dari perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada
suhu udara di bawah titik embun atau disebut juga dengan kondensasi. Secara sederhana, awan
terbentuk karena penguapan air yang berasal dari laut, danau, atau sungai. Kemudian, uap air ini
akan naik ke atas menjadi titik-titik air dan terbentuklah awan.
Metode pengamatan awan sederhana yaitu dengan membagi langit menjadi empat
kuadran. Setiap kuadran dibagi delapan bagian, tetapi kadang-kadang digunakan per sepuluh
bagian.

Terlihat ¼ bagian di bagian kanan depan, ¼ bagian di bagian kiri, ¼ bagian lagi kiri bawah
dan ¼ sisanya kanan bawah. Sebagai contoh, bila hasil pengamatan menunjukkan bagian atas
(depan) tertutup setengah bagian, bagian kiri atas tertutup lebih dari setengah bagian, bagian
kanan bawah 1/4, sedangkan kiri bawah tidak tertutup sama sekali, maka penghitungannya
sebagai berikut :
(4/8+5/8+ 2/8+ 0) ⁄4 = (11/8)/4 atau 11⁄32 kurang dari 3/8 bagian.
Dimana 1/8 bagian dinamakan 1 okta, maka penutupan awan hasil pengamatan tersebut
adalah sebesar 3 okta. Jejak–jejak awan juga termasuk yang dicatat dengan total nilai 1 okta,
sedangkan penutupan awan penuh dengan beberapa bagian yang terbuka harus dinilai sebesar 7
okta atau sebesar 7/8. Demikian pula bila terdapat kabut yang menyerupai penutupan awan total,
maka keadaan tersebut serupa dengan penutupan awan sempurna dengan nilai sebesar 8 okta
untuk pengamatan per sepuluhan adalah sebagai berikut :
Keadaan Awan Okta Per Sepuluh
Tidak ada awan, ada kabut tipis dan 0 0
matahari tampak cerah
Jejak – jejak bekas awan hingga 1/8 dari 1 1/10 atau kurang tetapi
total langit yang tertutup tidak nol
2/8 dari total langit tertutup 2 2/10 s/d 3/10
3/8 dari total langit tertutup 3 4/10
4/8 dari total langit tertutup 4 5/10
5/8 dari total langit tertutup 5 6/10
6/8 dari total langit tertutup 6 7/10
7/8 dari total langit tertutup 7 8/10 s/d 9/10
8/8 dari total langit tertutup 8 10/10

B. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mampu :
1. Mengidentifikasi morfologi awan di atmosfer
2. Mengklasifikasikan awan berdasarkan ketinggian
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Kamera foto yang relevan
2. Alat tulis
3. Lembar pengamatan
D. Prosedur Kerja
1. Mengamati bentuk-bentuk awan setiap hari selama tiga hari berdasarkan waktu yang
ditentukan.
2. Mendokumentasikan kenampakan awan tersebut dan memasukkan dalam lembar kerja
pengamatan
E. Lembar Kerja

Nama :
NPM :
Prodi :

Hari : Pertama (
Lokasi :
Hitunga
Hari/ Pukul n
Foto Awan Jenis Awan Keterangan
Tanggal
(WITA) Okta
         
         
         
         
         
08.00
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
13.00
         
         
         
         
         
         
         
         
  17.00        
         
         
         
         
         
         

Pembahasan :
Hari : Kedua
Lokasi :
Hitunga
Hari/ Pukul n
Foto Awan Jenis Awan Keterangan
Tanggal
(WITA) Okta
         
         
         
         
         
08.00
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
13.00
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
17.00
         
         
         
         
         

Pembahasan :
Hari : Ketiga
Lokasi :
Hitunga
Hari/ Pukul n
Foto Awan Jenis Awan Keterangan
Tanggal
(WITA) Okta
         
         
         
         
         
08.00
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
13.00
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
17.00
         
         
         
         
         

Pembahasan :
PRAKTIKUM II
PERISTIWA SIANG DAN MALAM

A. Dasar Teori
Setiap hari kita mengalami perputaran siang dan malam dan seringkali kita hanya
menjalani aktivitas kita tanpa pernah ada perasaan ingin mengetahui peristiwa astronomis sarat
makna tersebut. Perputaran waktu terutama siang dan malam bagi manusia adalah bagian dari
perjalanan hidup manusia di Bumi.Tapi bagaimana siang dan malam bisa terjadi? Sederhananya
mungkin kita akan menjawab, siang terjadi kala matahari terbit dari ufuk timur dan malam
menjelang ketika matahari tenggelam di ufuk barat. Tapi apa yang menyebabkan demikian?
Selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya sebagian permukaan
Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang mengalami siang. Dan kemudian seiring
dengan perputaran Bumi, permukaan yang tadinya berhadapan dengan Matahari kemudian
berputar dan membelakangi Matahari sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari matahari ini
mengalami malam hari. Pada praktikum pengamatan peristiwa siang dan malam ini kalian akan
memahami peristiwa tersebut dikaitkan dengan kompetensi mata kulian meteorologi laut.
B. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. mengidentifikasi waktu peristiwa siang dan malam di lintang tropis
2. menjelaskan pengaruh peristiwa siang dan malam pada kehidupan di bumi
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan antara lain sebagai berikut:
1. Kamera foto yang relevan
2. Alat tulis
3. Lembar pengamatan
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu :
1. Amatilah terbitnya dan terbenamnya matahari selama 3 hari
2. Catatlah waktu terbitnya dan terbenamnya matahari setiap tiga hari tersebut pada tabel
pengamatan dilengkapi dengan foto faktual dengan kamera hp/kamera foto per waktu
terbit dan tenggelam
3. Hitunglah selisih dari waktu terbitnya dan terbenamnya matahari dalam tiga hari tersebut
untuk membuktikan bahwa di daerah tropis selisih waktunya rerata adalah 12 jam.
4. Semua data pengamatan waktu dan terbenamnya matahari dicatat dan dihitung pada tabel
berikut
E. Lembar Kerja

Nama :
NPM :
Prodi :

Lokasi :
WAKTU
No HARI SELISIH
TERBIT TENGGELAM
         
       
       
       

         
         
       
       
       

         
         
       
       
       

         

Pembahasan :

Contoh :
LAPORAN PRAKTEK METEOROLOGI LAUT
PENGAMATAN AWAN SERTA TERJADINYA SIANG DAN MALAM

Disusun Oleh
Sukmawati
07080923

Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan


Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan
Universitas Muhammadiyah Mamuju
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar belakang.....................................................................................................
B. Tujuan Praktek.....................................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
A. Awan....................................................................................................................
B. Terjadinya Siang dan Malam...............................................................................
BAB III. METODELOGI............................................................................................
A. Waktu dan Tempat...............................................................................................
B. Alat dan Bahan....................................................................................................
C. Prosedur Kerja.....................................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................
A. Hasil.....................................................................................................................
B. Pembahasan.........................................................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai