Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan tersebut terlihat seperti
kapas-kapas yang sedang terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat
berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang
bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti
serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.
Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan
berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat
awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan
Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya
awan itu terbentuk ?
Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya Matahari yang sampai di permukaan
bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air
menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer.
Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan
bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga
semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang
sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer,
yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut
kemudian berkumpul membentuk awan.
Seorang ahli -Gibbs (1987)- mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan
atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang
terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan
adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan
dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual
terlihat sebagai awan.
Ada 10 jenis awan utama yaitu cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs),
Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Stratus (St), Stratocumulus (Sc), Cumulus (Cu),
Nimbostratus (Ns), Cumulonimbus (Cb). Ciri dan sifat dari jenis-jenis awan tersebut sebagai
berikut:
Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna putih. Ketinggian
umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin, walaupun pada
musim panas atau kering.
Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super-dingin, bercampur dengan kristal es. Butiran
air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus.
Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.
Cirrostratus (Cs), gugusan kristal es, menyebar dan menutupi sebagian atau seluruh langit.
Menyerupai selaput tipis tembus cahaya. Sering terbentuk cincin atau halo di sekeliling matahari
atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), seolah-
olah cerah di permukaan.
Altocumulus (Ac), puncak awan putih bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya
melebar. Seperti pecahan atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun
bisa berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Lapisan awan lenticularis
dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan
kering.
Altostratus (As), awan seperti lembaran halus berwarna abu-abu gelap. Dapat menghasilkan
hujan gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore hari, diikuti
hujan pada senja atau malam hari. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus
lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.
Stratus (St), awan terpecah-pecah dan tipis, dapat berbentuk lembaran atau lapisan. Tidak
tumbuh vertikal. Berkembang pada kondisi dimana aliran angin mengakibatkan udara
terkondensasi pada lapisan atmosfer bawah. Kadang-kadang terlihat sebagai kabut. Bila tumbuh
terus, dapat berkembang menjadi awan badai nimbostratus.
Stratocumulus (Sc), awan rendah yang
umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus.
Cenderung lebih mengembang ke arah
horisontal daripada arah vertikal.
Dasar awan umumnya lebih gelap daripada
puncak awan, namun ciri-cirinya dapat lebih
beragam. Dapat terlihat seperti lembaran
rendah yang lebar, atau berbentuk rekahan
dimana cahaya matahari terlihat melalui
rekahan tersebut.
Jenis awan ini terletak pada ketinggian yang beragam. Bila di kawasan tropis jenis awan
ini terdapat pada ketinggian 6-18 km, pada kawasan yang beriklim sedang berada pada
ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutup terletak pada ketinggian 3-8 km. Macam-
macam jenis awan yang tergolong awan tinggi adalah sebagai berikut..
Awan Cirrus (Ci) adalah awan halus dengan struktur seperti serat dan berbentuk seperti
bulu burung. Awan cirrus (Ci) tersusun atas pita melengkung di langit, sehingga tampak bertemu
satu atau dua titik horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan Cirrus tidak menimbulkan hujan.
Awan Cirrocumulus (Ci-Cu) adalah awan yang terputus-putus dan penuh dengan kristal-
kristal es serta berbentuk seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.
Awan Cirrostatus (Ci-St) adalah awan yang berbentuk seperti kelambu putih yang halus
dan rata dengan menutup seluruh langit sehingga tampak cerah atau juga terlihat seperti anyaman
yang bentuknya tidak teratur. Awan cirrostatus sering menimbulkan hallo (lingkaran yang bulat)
yang mengelilingi matahari dan bulan. Hal ini biasa terjadi pada musim kering.
Jenis awan ini terletak pada ketinggian yang beragam, dimana pada kawasan tropis jenis
awan ini terdapat pada ketinggian 2-8 km, pada kawasan beriklim sedang terletak pada
ketinggian 2-7 km, dan kawasan yang terletak di kutup utara terletak di ketinggian 2-4 km.
Macam-macam jenis awan menengah adalah sebagai berikut..
Awan Alto Cumulus (A - Cu) adalah awan yang bentuknya kecil-kecil yang jumlahnya
banyak. Umumnya berbentuk bola yang agak tebal, berwarna putih sampai pucat dan ada bagian
yang kelabu. Awan ini bergerombol dan saling berdekatan sehingga tampak bahwa awan ini
saling bergandengan.
Awan Alto Stratus (A-St) adalah awan ini tebal dan luas dengan warna kelabu, sehingga
pada matahari dan bulan tampak terang.
Jenis awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km. Macam-macam jenis awan
rendah adalah sebagai berikut..
Awan Strato Cumulus (St-Cu) adalah awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan
tipis yang sering menutupi langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. Jenis awan ini tidak
menimbulkan hujan
Awan Stratus (St) adalah awan rendah dan luas dengan tinggi berada dibawah 200 m.
Lapisan melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya
tidak berbeda
Awan Nimbo Stratus (Ni-St) adalah awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya
compang-camping tak beraturan dan berwarna putih kegelapan serta penyebarannya cukup luas.
Awan ini menimbulkan hujan gerimis.
Jenis awan ini terletak pada ketinggian antara 500- 1500 m. Macam-macam jenis awan
udara naik adalah sebagai berikut..
Awan Cumulus (Cu) adalah awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk di
siang hari karena udara naik. Jika berhadapan dengan matahari terlihat terang dan jika
memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menimbulkan bayangan yang berwarna kelabu.
Awan Cumola Nimbus (Cu-Ni) adalah awan yang menimbulkan hujan dengan kilat
guntur. Awan ini mmiliki volume yang besar posisi yang rendah dengan puncak yang tinggi
sebagai menara atau gunung dan puncaknya melebar, sehingga merupakan awan tebal. Biasanya
di atas awan cumulo nimbus terdapat awan cirro stratus. Hal ini sering terjadi pada waktu angin
ribut.
FENOMENA YANG TERJADI DI ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di
atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer
tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer
mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari
saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang
dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon
(0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer
melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan
mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari
permukaan planet.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang
kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain,
lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam
lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan
kelembapan yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut
sekitar 30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m
suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi
peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan
dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang
membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km.
Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu 70o F atau
sekitar 57o C . Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus
kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang
terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah seiring
kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon.
Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar
18o C pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya. Nama pesawat B-52 Stratofortress diambil disini. karena, kemampuan untuk terbang
sangat tinggi.
Mesosfer
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan
ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan
pergeseran yang berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang
tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan ini. Kurang lebih 25 mil
atau 40 km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat
lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian
bertambah, hingga menjadi sekitar 143o C (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih
81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent,
yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Termosfer terdapat lapisan
perantara yaitu Mesopause.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer
karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1500o C .
Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi
kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang
dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio.
Meski udara di lapisan ini bertemperatur cukup tinggi, massa jenis udara di lapisan ini terlalu
terlalu rendah sehingga tidak akan mampu menghantarkan panas yang cukup ke benda-benda
yang berada di lapisan ini, termasuk astronot (lihat teori kinetika gas.ISS melayang mengelilingi
bumi pada lapisan ini.
Ionosfer
Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi
dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan
ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis
terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut
Meteorit.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan
ini.
JENIS - JENIS IKLIM
Iklim merupakan kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dan melipiti wilayah yang luas.
Bumi memiliki geografis tempat yang berbeda- beda. Tidak hanya geografis saja, namun secara
astronomis di daerah mempunyai letak berbeda- beda dan karakteristiknya berbeda- beda. Iklim
sangat erat kaitannya dengan letak astronomis. Dalam ilmu geografi kita mengenal beberapa
jenis iklim yang dikaitkan dengan letak astronomis. Secara umum, dikaitkan dengan letak garis
lintang, iklim dibagi menjadi dua macam yaitu iklim matahari (baca: bagian- bagian matahari)
dan iklim fisis. Untuk penjelasan masing- masing iklim adalah sebagai berikut:
Iklim matahari
Iklim matahari merupakan iklim yang didasarkan pada jumlah sinar matahari (banyak sedikitnya
sinar matahari) yang diterima oleh permukaan Bumi (baca: kerak Bumi). Iklim matahari ini
dapat dibagi menjadi beberapa macam. Macam- macam iklim matahari adalah sebagai berikut:
Iklim Tropis
Jenis iklim matahari yang pertama adalah iklim tropis. Iklim tropis merupakan iklim yang sangat
cukup menerima sinar matahari. Wilayah yang mempunyai iklim tropis terletak antara 0 0 –
23,50LU / LS. Dengan letak astronomis yang demikian, maka iklim tropis ini mencakup hampir
40% dari permukaan Bumi. Iklim tropis mempunyai ciri- ciri khusus, yakni sebagai berikut:
Suhu udara rata- rata tinggi yakni antara 20 0 – 230 Celcius. Dan di beberapa tempat suhu
bisa mencapai 300C.
Amplitudo suhu rata- rata tahunan kecil. Di daerah khatulistiwa, amplitudo antara 1 0 –
50Celcius
Amplitudo harian lebih besar
Tekanan udaranya rendah dan terjadi perubahan secara perlahan- lahan dan beraturan
Curah hujan banyak, dan merupakan iklim dengan curah hujan tertinggi di dunia.
Itulah beberapa ciri dari iklim tropis. Iklim tropis juga merupakan iklim yang paling
panas karena memperoleh sinar matahari paling banyak.
Setelah iklim tropis, selanjutnya ada iklim sub tropis. Iklim sub tropis merupakan iklim
peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Iklim sub tropis dimiliki oleh daerah- daerah
yang berada di wilayah 23,50 – 400 LU/ LS. Iklim sub tropis mempunyai ciri- ciri sebagai
berikut:
Terdapat empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim
gugur. Namun musim panas tidak terlalu panas di iklim ini, begitu pula musim dingin
tidak terlalu dingin.
Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin
Batas yang tegas tidak dapat ditentukan di wilayah iklim ini dan merupakan daerah
peralihan dari daerah iklim tropis ke daerah iklim sedang.
Itulah beberapa ciri dari iklim sub tropis. Daerah di iklim sub tropis yang musim
hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya adalah kering disebut dengan daerah
ilim Mediterania. Dan daerah yang musim hujannya jatuh pada musim panas, serta musim
dinginya kering disebut dengan daerah iklim Tiongkok.
Iklim Sedang
Selanjutnya adalah iklim sedang. Iklim sedang merupakan iklim yang dimiliki oleh
daerah- daerah yang berada di wilayah antara 40 0 – 66,50LU/ LS. Iklim sedang ini mempunyai
ciri- ciri sebagai berikut:
Yang terakhir dari iklim matahari adalah iklim dingin atau iklim kutub. Sesuai dengan
namanya, iklim ini terdapat di daerah kutub. Sesuai dengan namanya pula bahwa suhu udara di
iklim ini sangatlah rendah. Iklim ini dibagi menjadi dua jenis, yakni iklim tundra.
Iklim Fisis
Selain iklim matahari ada iklim lain yakni iklim fisis. Iklim fisis merupakan iklim yang
menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka Bumi sebagai hasil pengaruh
lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan pengaruh lingkungan
alam maksudnya adalah pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka Bumi, serta angin dan
curah hujan. Secara umum, iklim fisis dibagi ke dalam lima macam, yakni iklim laut, iklim darat,
iklim dataran tinggi, iklim gunung atau pegunungan dan iklim musim atau muson. Untuk
penjelasan dari masing- masing iklim adalah sebagai berikut:
Iklim laut disebut juga sebagai iklim maritim, yakni iklim yang berada di daerah tropis
dan sub tropis, dan di daerah sedang. Meski sama- sama beriklim laut namun keadaan iklim di
kedua daerah tersebut sangatlah berbeda. Ciri- ciri iklim laut (baca: macam-macam laut) yang
berada di daerah tropis dan sub tropis adalah sebagai berikut:
Biasanya, lawan dari laut adalah darat. Dan bebar saja. Kita sebelumnya bertemu
mengenai iklim laut, dan sekarang kita akan membicarakan mengenai iklim darat. Iklim darat
juga disebut sebagai iklim kontinen. Sama seperti iklim laut, iklim darat juga berada di daerah-
daerah sub tropis dan tropis, serta ada yang di daerah sedang. Adapun ciri- ciri iklim darat di
wiayah tropis dan sub tropis adalah sebagai berikut:
Jenis iklim fisis yang ketiga adalah iklim dataran tinggi. sesuai dengan namanya, iklim
ini terdapat di wilayah dataran tinggi. ciri- ciri iklim ini adalah sebagai berikut:
Iklim gunung
Selanjutnya ada iklim gunung. Iklim gunung merupajan iklim yang berada di wilayah
gunung atau pegunungan. Ciri- ciri iklim gunung antara lain adalah:
Iklim muson
Iklim muson merupakan iklim yang bisa berganti- ganti setiap setengah tahun satu kali.
Beberapa ciri dari iklim ini antara lain adalah:
Setengah tahun akan dilalui oleh angin laut yang bersifat basah, sehingga menimbulkan
hujan.
Setengah tahun berikutnya akan bertiup angin darat yang bersifat kering, sehingga
menimbulkan musim kemarau.
JENIS - JENIS IKLIM
A. Iklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan
letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.
Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret
Matahari beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni
Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September
Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember
Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut.
Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis
adalah sebagai berikut :
Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.
Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan
amplitudo hariannya besar.
Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan
peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah
iklim tropis dan iklim sedang.
Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin
dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak
terlalu dingin.
Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya
kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim
dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah
sebagai berikut :
Banyak terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah –
ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai
secara tiba – tiba.
Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan
dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4. Daerah iklim dingin
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim
kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
B. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai
hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan,
daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah
berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri
iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40º , yaitu sebagai berikut :
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
4. Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai
berikut:
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-
cirinya adalah sebagai berikut:
Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan
musim kemarau.
C. Iklim Junghuhn
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan temperatur
kurang dari 11,1 °C.
D. Iklim Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi
iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat
besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan
itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi
simbol A, B, C, D, dan E.
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
o suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
o suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
o curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
o tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
o Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
o Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa
Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-
daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
E. Iklim Thornthwaite
C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang
sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman
akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama. Thornthwaite
menghitung ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E sebagai
jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan (E=evaporasi)
bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E.
Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan
penyebaran curah hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan:
r = curah hujan banyak pada setiap musim.
s = defisit curah hujan pada musim panas
w = defisit curah hujan pada musim dingin
d = defisit curah hujan pada setiap musim
F. Iklim Mohr
Berdasarkan penelitian tanah,Mohr membagi tiga derajat kembapan dari bulan-bulan
sepajang tahun yaitu.
a. Jika curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100mm,maka bulan ini dinamakan bulan
basa;jumlah curah hujan ini melampaui penguapan.
G.Iklim schimdt dan ferguson
Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan
serta sudah sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai
Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK /
BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB
dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode
pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1) Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2) Bulan Lembab (BL) Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
3) Bulan Kering (BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm
H.Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada
beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun
demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan
pertanian tanaman pangan di Indonesia.
Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija.
Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus
memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air
tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan
pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di
Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-
turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan
lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif
dan kebutuhan air pada tanaman
Konsepnya adalah:
Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82
kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.
Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.
Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan
menggunakan data jangka panjang yaitu:
Padi sawah:
145 = 1,0 (0,82 X -30)
X = 213 mm/bulan
Palawija:
50 = 0,75 (0,82 X - 30)
X = 118 mm/ bulan.
213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan
bulan basah dan kering.
Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang
periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada
jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan
pada jumlah bulan kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan