1
dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai
awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan
awan terhambat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari adanya makalah ini yaitu untuk mengetauhi tentang awan meliputi
teori pembentukan awan, ITCZ dan updraff.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Awan
Menurut John Malam (2005) awan adalah titik-titik massa air atau kristal es di
udara. Air selalu terdapat di udara dalam bentuk gas yang di sebut uap air. Uap
air berubah menhadi titik-titik air atau kristal es dan turun sebagai hujan atau
salju. Awan terbagi menjadi 3 kelompok yaitu cirrus (helaian), cumulus
(tumpukan) dan stratus (lapisan). Awan-awan ketinggian tinggi terbentuk dari
kristal-kristal es, awan-awan ketinggian sedang terbentuk dari titik-titik air dan
kristal-kristal es. Sementara awan-awan ketinggian rendah terbentuk hanya dari
titik-titik air saja.
2
sehingga kristal es akan menjadi tetesan air hujan setelah melewati lapisan udara
yang lebih panas.
Sedangkan proses pembentukan awan dalam teori koalesensi terjadi karena
bergabungnya tetesan tetesan air karena saling bertumbukan/bertabrakan.
Menurut Soni Darma ,et.al. (2014) “…Koalesensi adalah peristiwa pecahnya
emulsi karena adanya penggabungan partikel-partikel kecil fase terdispersi
membentuk lapisan atau endapan yang bersifat irreversibel dimana emulsi tidak
dapat terbentuk kembali seperti semula melalui pengocokan…” . Jadi, tetesan air
yang sudah saling bertabrakan tidak akan kembali seperi semula dan akan
bergabug menjadi semakin besar. Semakin banyak tetesan air yang bertabrakan
akan membuat kumpulan tetesan air yang terlalu berat untuk mengambang di
udara dan melawan daya angkat udara (updraft) sehingga akan jatuh ke tanah
sebagai hujan.
Updraft
Pada proses pembentukkan awan, butir-butir air yang terbentuk akibat proses
kondensasi akan mengalami gaya vertikal ke atas yang dikenal sebagai updraft.
Menurut Djazim Syaifullah , “…Butir-butir air dalam awan akan terus membesar
melalui proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalesence) (Rogers,
1979; Salby, 1996), sampai mencapai ukuran butir maksimum dalam kondisi
lingkungan yang dimilikinya. Dalam tahap ini masih terus berlangsung
kondensasi dan pembesaran butir secara simultan, sehingga gerakan vertikal di
dalam awan ada yang masih ke atas (up draft) dan ada yang mulai ke bawah
(down draft)..”
Updraft dipengaruhi oleh suhu dan radiasi matahari. Semakin tinggi radiasi
matahari maka updraft akan semakin kuat. Menurut Derri (2015) “..Awan
konvektif dan awan kumulus terbentuk arena adanya pemanasan radiasi dari
permukaan tanah. Pertumbuhan selanjutnya disebabkan adanya pelepasan panas
aten kondensasi yang merupakan sumber energi yang cukp besar untuk
menggiatkan awan kumulus. Karena pemanasnya di permukaan, maka udara di
3
atasnya menjadi tidak stabil sehingga parsel udara naik ke atas hingga mencapai
level kondensasi..”
4
beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah
tropis dibagi menjadi :
Cirrus
Awan ini berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.Awan Sirus
kelihatan seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan cuaca agak cerah.
Cirrocomulus
Awan Cirro Cumulus adalah awan tipis putih terpisah-pisahseperti biji-
bijian, sisik ikan, bulu domba yang tipis yang berwarna putih bersih.
Cirrostratus
Awan Cirrostratus adalah awan tipis berbentuk seperti tirai dan menutup
sebagian besar langit. Letak awan ini neh, berada di ketinggian diatas
6000 m dari permukaan bumi. Nih awan muncul, berarti menandakan
bahwa ujan bakalan datang dalam 12 jam ke depan.
5
Awan ini berada pada ketinggian sekitar kurang lebih 3000 M di atas
permukaan bumi di bagi menjadi beberapa bagian adalah sebagian berikut:
Stratocomulus
Awan berwarna kelabu/putih yang terjadi apabila bahagian puncak awan
kumulus yang terbentuk pada waktu petang menghampar dibawah
songsangan suhu. Awan stratocumulus berupa lapisan awan yang terdiri
dari unsur bulatan pipih/memanjang berwarna kelabu
Nimbostratus
Awan Nimbostratus gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan
dikenali juga sebagai awan hujan lapisan awan yang keabu-abuan, awan
ini sering menimbulkan hujan lebat, matahari akan tertutup oleh jenis
awan ini.
Stratus
Stratus ialah awan berupa cebisan kain koyak terbentuk dalam udara
lembab bergelora pada paras rendah atmosfera selepas hujan. Awan yang
berlapis-lapis tipis denganwarna abu-abu dengan dasar hampir serba
sama, dapat menimbulkan hujan es.
BA III KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat ini dapat disimpulkan bahwa awan merupakan
titik-titik massa air atau kristal es di udara. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan
tentang proses dari pembentukan awan yaitu teori kristal, teori tumbukan dan
penyatuan. Dalam proses pembentukan awan sendiri terdapat beberapa fase yang
terjadi diantaranya dijelaskan dalam makalah ini tentang updraff, yaitu proses
pembentukkan awan dimana butir-butir air yang terbentuk akibat proses kondensasi
akan mengalami gaya vertikal ke atas. Pembentukan awan sangat dipengaruhi oleh
adanya rotasi bumi yang menyebabkan adanya perbedaan intensitas panas di kawasan
tertentu yang disebut ITCZ.
DAFTAR PUSTAKA
6
Febri, Derri Haryoni. 2015 . Sensivitas Model Wrf-Ems Dalam Memprediksi
Kejadian Hujan pada Musim Basah dan Kering di Sumatera Barat.
Departemen Geofosika dan Meteorologi . FMIPA Institut Pertanian Bogor
Bogor
Malam, John et al,. 2005 . INTISARI ILMU PLANET BUMI . London : Marshall
Edition Ltd.
Syaifullah, Djazim. 2010. Potensi Atmosfer Dalam Pembentukan Awan Konvektif
Pada Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Das kotopanjang dan Das
Singkarak 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan
Pesisir: Jakarta Utara
Soni, Darma et.al. 2014. Analisis Data Parameter Hujan Menggunakan Fitur Guide
Pada Matlab Berdasarkan Hasil Pengukuran Instrumen Optical Rain Gauge di
Loka Pengamatan Atmosfer Kototabang Lapan. FMIPA UNP
Qayim, Dr. Ir. Ibnul. Hujan Tropis dan Faktor Lingkungan : Modul 1. Diakses pada
20 November 2017. Hal 19
7
LAMPIRAN
8
9
10