Anda di halaman 1dari 12

POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal.

64 - 72

DOI: 10.26418/positron.v10i1.40113

Sebaran Salinitas Perairan Laut Kabupaten Bengkayang pada


Musim Kemarau
Muhammad Ishak Jumaranga,c*, I Wayan Nurjayab, Agus S. Atmadipoerab, Dietriech G. Bengenb
aProgram Studi Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK IPB, Bogor
b Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK IPB, Bogor
cProgram Studi Geofisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak

*Email : ishakjumarang@physics.untan.ac.id
(Diterima 19 Maret 2020; Disetujui 30 Mei 2020; Dipublikasikan 16 September 2020)

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang sebaran salinitas perairan laut Kabupaten Bengkayang pada musim
kemarau. Penelitian ini dilakukan dengan melalukan pengambilan data salinitas, suhu dan konduktivitas
massa air berdasarkan kedalaman di 23 stasiun pengukuran. Lokasi penelitian berada pada
koordinat
107,68 s.d 108,93 BT dan 0,69 LS s.d 0,87 LU. Lokasi penelitian terdiri atas lima lintasan yang
membentang
dari timur ke barat dan setiap lintasan terdiri atas empat stasiun pengamatan serta penambahan tiga
stasiun pengukuran di sisi timur, barat dan selatan Pulau Lemukutan. Analisis dan visualisasi data massa
air (suhu, salinitas, dan densitas) dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ocean Data View
(ODV) versi 4.7.6. Hasil analisis dan visualisasi data massa air menunjukkan bahwa salinitas massa air di
perairan laut Kabupaten Bengkayang pada musim kemarau berada pada rentang 28,96 s.d 32,5
psu. Sebaran salinitas permukaan di daerah penelitian terbagi atas tiga bagian yaitu bagian utara, bagian
tengah dan bagian selatan daerah penelitian, dengan tiap bagian membentang dari timur ke barat atau
tegak lurus garis pantai. Massa air bersalinitas rendah (MABR) yang terjebak di bagian tengah diduga
berasal dari massa air dari sungai yang terletak di bagian selatan pesisir Kalimantan yaitu Sungai Kapuas
dan Sungai Mempawah. MABR tersebut terdorong dan bergerak ke arah utara sesuai dengan arah arus
yang terjadi di pesisir Kalimantan Barat pada musim kemarau. Stratifikasi kolom air dalam kondisi stabil
di seluruh daerah penelitian. Massa air yang bersalinitas kurang dari 30,5 psu ditemukan hingga
kedalaman 4,5 meter di bagian barat daya, bagian selatan dan bagian tenggara Pulau Lemukutan.
Massa air dengan salinitas
30,75 s.d 31,75 psu dapat dijumpai dari garis pantai hingga mencapai bagian barat Pulau Lemukutan
dengan kedalaman sampai 10 meter dari permukaan.
Kata kunci: Kabupaten Bengkayang, Pulau Lemukutan, ROFI, salinitas
berinteraksi dengan massa air laut perairan laut
1. Latar Belakang
Kalimantan Barat merupakan salah satu
propinsi di Indonesia yang dilalui oleh garis
khatulistiwa dan memiliki garis pantai yang
membentang dari utara ke selatan. Terdapat
beberapa sungai besar (Sungai Kapuas, Sungai
Sambas, Sungai Mempawah, Sungai Pemangkat,
dan Sungai Duri) yang bermuara ke pesisir pantai
Kalimantan Barat dan berinteraksi langsung
dengan Laut Natuna dan Selat Karimata[1].
Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi
yang memiliki dua waktu puncak musim hujan
yaitu bulan April dan bulan Oktober [2]. Kondisi ini
menyebabkan daerah pesisir Kalimantan Barat
mendapat suplai air tawar dan material sedimen
yang relatif lebih besar dibandingkan daerah
pesisir propinsi lain. Massa air yang masuk dari
sungai-sungai tersebut selanjutnya akan
1
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72
Kalimantan Barat yang selanjutnya bergerak
sesuai dengan pola arus di wilayah tersebut.
Suplai massa air dari sungai-sungai besar dari
bagian selatan mempengaruhi kualitas air di
perairan laut Kalimantan Barat [3].
Daerah limpasan massa air tawar dari sungai
menghasilkan sistem sirkulasi kompleks dengan
sifat yang sangat berbeda dengan air laut
[4,5,6]. Massa air laut akan mengalir ke muara
sampai pada jarak yang cukup jauh ketika
pasang, sedangkan ketika surut massa air keluar
lagi dari muara menuju ke laut [7]. Pertemuan
massa air tawar dari sungai dengan massa air laut
yang bersifat asin pada perairan pantai akan
membentuk massa air bersalinitas rendah
(MABR) dan membentuk sistem pesisir yang
didominasi oleh wilayah yang dipengaruhi air
tawar (region of freswater influence, ROFI); istilah
yang diperkenalkan oleh Simpson et al. [8] untuk
mendemarkasi wilayah khas ini di laut pesisir dan
lautan. Aliran air tawar mengarah ke

2
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

stratifikasi, sementara kekuatan lain (gelombang, yang kecil. Kontribusi air tawar yang masuk ke laut
angin dan pasut) menghasilkan pencampuran melalui sungai menyebabkan kisaran salinitas yang
kolom air secara vertikal. besar pada daerah pantai, sedangkan organisme
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Nurjaya memerlukan keadaan yang stabil[11].
(2000) tentang karakteristik MABR di Teluk Tokyo Daerah penelitian ini dipilih karena di daerah
pada 4 musim yang berbeda, yaitu mengenai ini terjadi fenomena kemunculan MABR yang pada
daerah limpasan massa air tawar dari sungai yang musim kemarau setiap tahun dengan intensitas
menghasilkan sistem sirkulasi kompleks dengan yang beragam. Kemunculan MABR ini terjadi hanya
sifat yang sangat berbeda dengan air laut [9]. dalam rentang waktu 5 s.d 7 hari. Massa air ber-
Penelitian tentang ROFI di daerah ekuator telah salinitas rendah ini sangat mempengaruhi kehidu-
dilakukan sebelumnya oleh Sulardi (2016) yang pan biota laut yang ada di daerah penelitian
mendeskripsikan kondisi hidro-oseanografi dan terutama tanaman rumput laut yang dibudidaya-
melihat variasi MABR bulanan di Perairan Teluk kan oleh masyarakat setempat. Berdasarkan hal
Balikpapan [10]. Penelitian tersebut dilakukan tersebut, perlu dilakukan penelitian yang mengkaji
pada sistem perairan teluk yang relatif tertutup sebaran salinitas perairan laut Kabupaten
sedangkan perairan laut Kab. Bengkayang Bengkayang.
Kalimantan Barat merupakan perairan terbuka
yang menghadap ke Laut Natuna dan Selat 2. Metodologi
Karimata. Pengambilan data lapangan dilakukan pada
Dinamika ROFI yang terjadi di perairan laut tanggal 9 dan 10 Mei 2018 yang bertepatan dengan
Kabupaten Bengkayang (termasuk di sekitar Pulau kondisi musim kemarau yang bertepatan dengan
Lemukutan) akan mempengaruhi parameter kemunculan MABR di perairan Pulau Lemukutan.
biofisik dan kesuburan perairan. Parameter Pengambilan data dilakukan tanpa memperhitung-
biofisik utama yang akan terdampak oleh dinamika kan kondisi pasang surut. Pengukuran dilakukan
ROFI adalah salinitas, temperatur dan arus. beberapa hari setelah adanya laporan dari
Demikian pula dengan kandungan nitrat dan fosfat masyarakat tentang kemunculan MABR di perairan
akan mengalami perubahan seiring dengan Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang.
dinamika ROFI yang membawa material sedimen Fenomena MABR yang bisa menjangkau sampai
dari hulu sungai. Hutabarat dan Evans daerah Pulau Lemukutan (jangkauan terjauh)
menyebutkan bahwa hampir semua organisme justru terjadi pada musim kemarau. Masukan air
laut hanya dapat hidup tawar dari sungai dalam jumlah yang cukup besar
pada daerah yang mempunyai perubahan salinitas

Gambar 1. Lokasi penelitian dan posisi stasiun pengukuran yang ditunjukkan oleh titik berwarna merah

3
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

ke daerah penelitian juga terjadi pada musim 5 menunjukkan profil menegak sebaran salinitas
kemarau. Hal ini terjadi karena Kalimantan Barat dari empat lintasan arah utara – selatan (sejajar
mengalamai dua kali puncak musim hujan [2]. garis pantai) dan Gambar 6 menggambarkan profil
Lokasi penelitian berada pada koordinat menegak sebaran salinitas lintasan arah timur –
107,68 s.d 108,93 BT dan 0,69 LS s.d 0,87 LU. barat (tegak lurus garis pantai).
Lokasi penelitian terdiri atas lima lintasan yang 3.A. Sebaran Permukaan Salinitas
membentang dari timur ke barat dan setiap
Gambar 2 menunjukkan sebaran salinitas
lintasan terdiri atas empat stasiun pengamatan
permukaan di perairan laut Kabupaten
serta penambahan tiga stasiun pengukuran di sisi
Bengkayang hingga sisi barat Pulau Lemukutan.
timur, barat dan selatan Pulau Lemukutan, seperti
Sebaran nilai salinitas permukaan di daerah
ditunjukkan pada Gambar 1. Pengukuran salinitas
penelitian yaitu
dan temperatur berdasarkan kedalaman dilakukan
28,96 psu s.d 31,5 psu (selisih 2 psu). Secara
dengan menggunakan conductivity temperature umum,
depth (CTD) minosx. Data kedalaman diambil sebaran salinitas permukaan di daerah penelitian
dengan mengggunakan alat depth finder, dan data terdiri atas tiga bagian yaitu bagian utara, bagian
posisi stasiun pengukuran diperoleh dengan tengah dan bagian selatan daerah penelitian.
mengunakan global positioning sistem (GPS). Bagian utara daerah penelitian merupakan daerah
Analisis dan visualisasi data massa air (suhu, bersalinitas tinggi (30,75 s.d 31,50 psu) yang
salinitas, dan densitas) dilakukan dengan membentang dari arah timur ke barat di bagian
menggunakan perangkat lunak Ocean Data View utara daerah penelitian, mulai dari sisi sebelah
(ODV) versi 4.7.6. [12]. Perangkat lunak ini timur Pulau Kabung (sekitar Stasiun 16) hingga ke
mempunyai kemampuan memvisualissikan data perairan bagian utara Pulau Lemukutan. Walaupun
oseanografi terutama data hasil perekaman dari ditemukan massa air bersalinitas rendah (29,5
CTD. Visualisasi ODV berupa sebaran menegak psu) di daerah sekitar pantai bagian utara daerah
(scatter), melintang (section) berdasarkan jarak penelitian (Stasiun 17b). Daerah bersalinitas
dan koordinat (longitude dan latitude), permukaan rendah (29,5 s.d 30,25 psu) dijumpai pada sisi
dan stasiun. Analisis dan visualisasi data massa air barat dan timur Pulau Lemukutan, sebelah utara
dilakukan untuk mengetahui sebaran salinitas Pulau Penata Besar dan Pulau Penata Kecil serta
massa air di ROFI perairan laut Kabupaten bagian timur Pulau Penata Kecil. Bagian selatan
Bengkayang pada musim kemarau. daerah penelitian merupakan daerah dengan
3. Hasil dan Pembahasan salinitas 30,5 psu s.d 31,0 psu. Daerah dengan nilai
Gambar 2 menunjukkan sebaran salinitas salinitas tersebut membentang di bagian selatan
permukaan perairan laut Kabupaten Bengkayang. daerah penelitian yaitu dari sisi sebelah barat
Gambar 3 merupakan profil menegak salinitas dan Pulau Randayan hingga perairan sekitar Pulau
diagram T-S di setiap stasiun pengukuran. Gambar Semesak.
Sebaran salinitas permukaan di daerah
penelitian yang terbagi menjadi tiga bagian (bagian
utara, bagian tengah dan bagian selatan) tersebut

4
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72
Gambar 2. Sebaran salinitas permukaan perairan laut Kabupaten Bengkayang. Sebaran salinitas massa
air di daerah penelitian terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian utara, bagian tengah dan bagian selatan
yang masing-masing membentang dari timur ke barat.

5
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

mengindikasikan bahwa massa air tawar dari melihat kestabilan kolom air berdasarkan sifat
beberapa sungai yang kemudian bercampur perpotongannya dengan kurva densitas (kurva
dengan massa air tawar membentuk massa air sigma-t, t). Suatu kolom air dikatakan stabil jika
baru dengan salinitas dan temperature tertentu. kurva T-S memotong kurva t ke arah bawah (ke
Massa air tawar yang terjebak di bagian tengah arah pertambahan t). Bila kurva T-S memotong
tersebut diduga berasal dari massa air dari sungai
kurva t ke arah atas (kearah pengurangan t)
yang terletak di bagian selatan pesisir Kalimantan
maka kolom air dikatakan tidak stabil. Bila kurva
yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Mempawah.
T- S sejajar dengan kurva t maka kolom air netral.
Massa air baru yang terjebak tersebut kemudian
Densitas air laut adalah fungsi dari salinitas,
terdorong dan bergerak ke arah utara sesuai
suhu dan tekanan (kedalaman). Densitas akan
dengan arah arus yang terjadi di pesisir
bertambah besar bila salinitas bertambah, suhu
Kalimantan Barat pada musim kemarau. Pada
berkurang dan tekanan (kedalaman) bertambah. Di
musim timur (kemarau), arus di perairan
lapisan permukaan, perubahan densitas sangat
pantai sekitar Sungai Duri bergerak ke arah
ditentukan oleh salinitas dan suhu air laut.
utara hingga barat daya [13]. Pergerakan massa air
Pengaruh suhu lebih dominan daripada pengaruh
baru yang bergerak tersebut selanjutnya akan
salinitas.
tertahan oleh massa air laut bersalinitas lebih
Profil menegak sebaran salinitas dan kurva T-S
tinggi di bagian utara daerah penelitian.
beberapa stasiun yang memiliki MABR dengan
3.B. Sebaran Menegak Salinitas nilai salinitas kurang dari 30,0 psu dapat dilihat
Kurva T-S biasanya digunakan untuk meng- pada Gambar 3. Dari gambar tersebut, dapat
gambarkan keunikan sebuah perairan. Kurva T-S dilihat lima stasiun pengukuran yang memiliki
suatu perairan berbeda dengan diagram T-S profil salinitas menegak kurang dari 30 psu hingga
perairan yang lain. Masing-masing perairan kedalaman tertentu. Stasiun yang memiliki
memiliki kurva T-S yang unik sehingga kurva T-S karakteristik yang unik yaitu stasiun 17b, Stasiun
suatu perairan merupakan “sidik jari” perairan 5, Stasiun 12, Stasiun 10, dan Stasiun 9.
tesebut. Kurva T-S dapat digunakan untuk Salinitas yang terdapat di lima stasiun tersebut
mengidentifikasi massa air dan proses pencam- bersesuaian dengan sebaran horizontal salinitas.
puran. Selain itu, kurva T-S juga digunakan untuk Massa air bersalinitas kurang dari 30,5 psu

Gambar 3. Profil menegak salinitas dan diagram T-S beberapa stasiun yang memiliki massa air
bersalinitas rendah (MABR) dengan nilai salinitas kurang dari 30,0 psu diberi simbol legenda tertentu
pada kanan atas gambar.

6
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

(salinitas rendah) di Stasiun 9 dan Stasiun 17b


disebabkan oleh jarak yang dekat dari daratan
Kalimantan yang merupakan sumber massa air
tawar. Terdapat dua sungai kecil yang bermuara ke
daerah pantai dari dua stasiun tersebut. Massa air
bersalinitas kurang dari 30,5 psu di Stasiun 5,
Stasiun 10 dan Stasiun 12 merupakan MABR yang
masih bertahan di perairan Pulau Lemukutan dan
sekitarnya. Kehadiran MABR tersebut dilaporkan
oleh masyarakat mencapai Pulau Lemukutan
beberapa hari sebelum dilakukan pengukuran.
MABR tersebut, menurut masyarakat pulau, tiap
tahun dapat dijumpai di Pulau Lemukutan pada
musim kemarau (bulan Mei atau Juni). Kehadiran Gambar 4. Vektor angin di perairan Selat
MABR di Pulau Lemukutan menurut masyarakat Karimata dan pesisir pantai Kalimantan Barat
Pulau Lemukutan biasanya berlangsung 5 hingga 7 pada tanggal
10 Mei 2018 yang menunjukkan arah angin di
hari. Angin pada hari pengukuran bertiup ke arah
daerah penelitian bergerak dari arah tenggara.
barat laut (angin tenggara). Angin tenggara ini Data angin tersebut diperoleh dari website:
membentuk pola arus tenggara (arus yang www.esrl.noaa.gov kemudian diolah dengan
bergerak dari arah tenggara) yang terjadi pada menggunakan software GrADS.
bulan Mei hingga Oktober [3]. Hal ini bersesuaian
Massa air dengan densitas yang kecil berada di
dengan penelitian yang dilakukan Suandi pada
atas massa air dengan densitas yang lebih besar.
tahun 2018 yang menyebutkan bahwa pada musim
Tidak ditemukan kurva T-S yang memotong kurva
timur, arus di perairan pantai sekitar Sungai Duri
densitas t ke arah atas (ke arah pengurangan
bergerak ke arah utara hingga barat daya [13].
densitas t).
Angin yang terjadi pada tanggal 10 Mei 2018, pada
Massa air bersalinitas kurang dari 30,5 psu
saat pengukuran dilakukan, ditunjukkan pada
dengan kedalaman yang bervariasi dapat dijumpai
Gambar
pada beberapa lintasan yang sejajar garis pantai
4. Data angin tersebut diperoleh dari website:
maupun di lintasan yang tegak lurus dengan garis
www.esrl.noaa.gov, kemudian diolah dengan
pantai. Pada lintasan yang sejajar garis pantai
meng- gunakan software GrADS.
(oritentasi utara – selatan), massa air dengan
Kedalaman lapisan mix layer (berdasarkan
salinitas yang kurang dari 30,5 psu terdapat pada
nilai salinitas) dan kedalaman maksimum massa
lintasan pertama dan lintasan keempat dari garis
air bersalinitas kurang dari 30,5 psu serta jarak
pantai.
stasiun pengukuran dari garis pantai terdekat dari
Lintasan pertama adalah lintasan yang
daratan Pulau Kalimantan ditunjukkan pada Tabel
terdekat dengan garis pantai pesisir pantai
1. Massa air di seluruh stasiun pengamatan
Kabupaten Bengkayang sedangkan lintasan ke-
menunjukkan kondisi stabil dalam arah vertikal,
empat adalah lintasan yang terletak di sebelah
massa air terstratifikasi sesuai dengan nilai
barat Pulau Lemukutan. Sebaran secara menegak
densitasnya.

Tabel 1. Beberapa parameter fisik massa air di stasiun pengukuran yang memiliki nilai salinitas yang
kuran dari 30,5 psu, kedalaman mix layer didasarkan pada nilai salinitas dan pycnocline.
Kedalaman
Salinitas maksimum Jarak dari
Kedalaman Salinitas
Kedalaman di lapisan massa air garis
Lokasi Mix Layer permukaan
dasar (m) mix layer bersalinitas pantai
(m) (psu)
(psu) kurang dari 30,5 (km)
psu (m)
Stasiun 5 16 3,8 29,58 29,43 4,5 15,5
Stasiun 9 3 0,2 29,99 29,99 0,4 3,2
Stasiun 10 45 1,0 29,76 29,68 1,2 8,9
Stasiun 12 5 3,5 29,40 29,37 3,6 19,8
Stasiun 17 4 0,3 28,99 28,96 0,5 2,2
7
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

Gambar 5.Profil menegak sebaran salinitas dari empat lintasan arah Utara – Selatan (sejajar garis
pantai). (a) Lintasan pertama dari garis pantai (b) Lintasan kedua dari garis pantai (c) Lintasan ketiga
dari garis pantai (d) Lintasan keempat dari garis pantai.
menengak.
massa air bersalinitas kurang dari 30,5 psu pada
lintasan yang sejajar garis pantai dapat dilihat
pada Gambar 5. Lintasan ditunjukkan oleh garis
merah ganda yang menghubungkan beberapa
stasiun pengukuran yang terdapat pada sketsa
lokasi penelitian di tiap gambar penampang

8
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72
Pada lintasan pertama, massa air bersalinitas
kurang dari 30,5 psu terdapat pada daerah sekitar
stasiun 17b dan pada daerah sekitar stasiun 9
dengan masing-masing berada pada kedalaman 30
s.d 70 cm dari permukaan. Pada daerah sekitar
Stasiun 17b, massa air bersalinitas kurang dari 30

9
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

Gambar 6. Profil menegak sebaran salinitas dari empat lintasan arah Timur – Barat (tegak lurus garis
pantai). (a) Lintasan pertama dari utara (b) Lintasan kedua dari utara (c) Lintasan ketiga dari
utara (d) Lintasan keempat dari utara.
psu membentang dari utara ke selatan hanya 4 km terdapat pada lintasan di sebelah barat Pulau
sekitar 1 km, sedangkan pada daerah sekitar Lemukutan. Massa air tersebut membentang dari
Stasiun 9 membentang dari utara ke selatan Utara ke selatan pada daerah sekitar Stasiun 12 di
sekitar bagian Utara hingga ke daerah bagian selatan
5 km. Stasiun 5. Posisi stasiun dan kedalaman massa air
Massa air bersalinitas kurang dari 30,5 psu yang kurang dari 30,5 psu dapat dilihat pada
yang sampai pada kedalaman 5 meter dan mem- Tabel 1.
bentang dari utara ke selatan dengan jarak sekitar
10
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

Massa air bersalinitas kurang dari 30,5 psu dan bagian selatan daerah penelitian, dengan tiap
yang terjebak di lintasan keempat dari garis pantai bagian membentang dari timur ke barat atau tegak
(sisi barat Pulau Lemukutan) dalam jumlah yang lurus garis pantai. Massa air permukaan yang
banyak hingga mencapai kedalaman 4,5 meter memiliki salinitas tertinggi berada di bagian utara
mengindikasikan bahwa terjadi keseragaman arah (30,75 s.d 31,50 psu) kemudian menyusul bagian
arus dalam rentang yang jauh dari pantai yang selatan (30,5 psu s.d 31,0 psu) dan bagian tengah
bergerak ke arah barat laut yang mendorong (29,5 s.d 30,25 psu). MABR yang terjebak di bagian
MABR yang berasal dari sungai pesisir Kalbar tengah tersebut diduga berasal dari massa air dari
bagian selatan. Sungai yang terletak di bagian sungai yang terletak di bagian selatan pesisir
selatan pesisir Kalbar yaitu Sungai Kapuas dan Kalimantan yaitu Sungai Kapuas dan Sungai
Sungai Mempawah. Mempawah.
Sebaran secara menegak massa air bersalinitas Massa air di seluruh kolom air stasiun
kurang dari 30,5 psu pada lintasan yang tegak pengukuran menunjukkan kondisi stabil dalam
lurus garis pantai dapat dilihat pada Gambar 6. arah vertikal. Massa air dengan densitas yang kecil
Lintasan ditunjukkan oleh garis merah ganda yang berada di atas massa air dengan densitas yang
menghubungkan beberapa stasiun pengukuran lebih besar. Massa air yang bersalinitas kurang
yang terdapat pada sketsa lokasi penelitian di tiap dari 30,5 psu ditemukan hingga kedalaman 4,5
gambar penampang menengak. Dari Gambar 6 meter di bagian barat daya, bagian selatan dan
tersebut, terlihat bahwa dari empat lintasan bagian tenggara Pulau Lemukutan. Hal ini
penampang melintang yang tegak lurus garis mengindikasi- kan bahwa terjadi keseragaman
pantai, massa air bersalinitas kurang dari 30,5 psu arah arus dalam rentang yang jauh dari pantai
terdapat pada lintasan kedua (Gambar 6b) dan yang bergerak ke arah barat laut yang
lintasan ketiga (Gambar 6c). Pada lintasan kedua mendorong MABR yang berasal dari perairan
dari utara, massa air bersalinitas kurang dari 30,5 pesisir Kalimantan Barat bagian selatan yang
psu terdapat pada Stasiun 10 dengan jarak kurang terbawa arus ke arah Utara.
dari 1 km dan hanya berada pada kedalaman Massa air dengan salinitas 30,75 s.d 31,75 psu
sekitar 1 meter dari permukaan. Pada lintasan dapat dijumpai dari garis pantai hingga mencapai
ketiga dari utara, massa air bersalinitas kurang bagian barat Pulau Lemukutan dengan kedalaman
dari sampai 10 meter dari permukaan. Hal ini
30,5 dijumpai pada bagian barat lintasan yaitu di menunjukkan bahwa massa air yang berada di
Stasiun 6 dan Stasiun 5 (di bagian selatan dan daerah sekitar garis pantai perairan pesisir
barat daya Pulau Lemukutan). Pada lintasan ketiga Kabupaten Bengkayang dapat mencapai perairan
dari utara ini, massa air di kedalaman yang lebih sekitar Pulau Lemukutan.
besar dari 10 meter salinitasnya semakin
5. Ucapan Terima Kasih
bertambah seiring bertambahnya kedalaman (dari
31,75 psu hingga 32,5 psu). Dari Gambar 6, juga Terima kasih kami sampaikan kepada: Kepala
terlihat bahwa massa air dengan salinitas 30,75 s.d Laboratorium Oseanografi, Biologi dan Geologi
31,75 psu dapat dijumpai dari garis pantai hingga Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas
mencapai bagian barat Pulau Lemukutan dengan Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
kedalaman sampai 10 meter dari permukaan (lihat Bogor atas peminjaman alat pengukuran dan
Gambar 6c dan Gambar 6d). Massa air bersalinitas suplai tenaga lapangan, Kepala Laboratorium
31,75 psu bahkan bisa dijumpai hingga kedalaman Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan
40 meter di daerah sekitar Stasiun 10 dengan jarak Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura
sekitar 10 km dari garis pantai pesisir pantai atas peminjaman alat penelitian, Saudara
Kabupaten Bengkayang (lihat Gambar 6b). Apriansyah Hakim atas kesediaanya memberikan
peminjaman peralatan penelitian milik pribadi
4. Kesimpulan yang kami gunakan dalam pengambilan data, dan
Salinitas massa air di perairan laut Kabupaten adik-adik asisten Laboratorium Kelautan Jurusan
Bengkayang pada musim kemarau adalah pada Kelautan Fakultas Matematika dan Ilmu
rentang 28,96 s.d 32,5 psu. Secara umum sebaran Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura atas
salinitas permukaan di daerah penelitian terdiri bantuan tenaga dan dedikasi yang luar biasa saat
atas tiga bagian yaitu bagian utara, bagian tengah persiapan dan pengambilan data lapangan.

11
POSITRON Vol. 10, No. 1 (2020), Hal. 64 - 72

Daftar Pustaka [7] Triatmodjo, B., Teknik Pantai,Beta Offset,


[1] Balai Pusat Statistik Kalimantan Barat Provinsi 1999.
Kalimantan Barat Dalam Angka 2019. (2019). [8] Simpson, J.H., Bos, W.G., Schirmer, F., Souza,
[2] Aldrian, E. and Dwi Susanto, R. , Identification A.J., Rippeth, T.P., Jones, S.E., & Hydes, D.,
of three dominant rainfall regions within Periodic stratification in the Rhine ROFI in the
Indonesia and their relationship to sea surface North Sea, Oceanologica Acta, 16(1), pp.23–
temperature, International Journal of 32,
Climatology, 23(12), pp.1435–1452, 2003. 1993.
[3] Kushadiwijayanto, A. A., Apriansyah, H., and [9] Nurjaya, I. W., Behavior of Low Salinity Water
Idiawati, N. In Pemodelan Arus Musiman Di Near The Mouth of Tokyo Bay. Tokyo
Perairan Lemukutan Kalimantan, Fakultas University of Fisheries, Tokyo (JP). 2000,
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 2000.
bekerjasama dengan Fakultas Sains dan [10] Sulardi, A., Karakteristik Massa Air
Teknologi (FST) Universitas Jambi: Jambi(ID), Bersalinitas Rendah Di Perairan Teluk
2017. Balikpapan Anom Sulardi. Fakultas Perikanan
[4] Nakada S, Ishikawa Y, Awaji T, In T, Shima S, dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Nakayama T, Isada T, S. S. , Modelling run off (ID). 2016, 2016.
into a Region Of Freswater Influence for [11] Hutabarat and Evans, Pengantar Oseonografi,
improved ocean predicted: Application to Universitas Indonesia, 2001.
Funka Bay, J-STAGE, 6pp.47–52, 2012. [12] Schlitzer, R. Ocean Data View. (2014).
[5] Tas, S. . Region of Freswater Influence: The [13] Suandi, Jumarang, M. I., and Apriansyah,
Influence of Depth on ROFI. Faculty of Civil Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai
Engineering, Delft University of Technology, Sungai Duri Kabupaten Bengkayang
Delft(NL). 2014, 2014. Kalimantan Barat, Positron, 6(2), pp.60, 2016.
[6] Souza, A. J. and Simpson, J. H. , The
modification of tidal ellipses by stratification
in the Rhine ROFI, Continental Shelf Research,
16(8), pp.997–1007, 1996.

12

Anda mungkin juga menyukai