Anda di halaman 1dari 10

Mijani, R. : Dampak Pengoperasian Alat Tangkap Ikan.....

DAMPAK PENGOPERASIAN ALAT PENANGKAP IKAN TERHADAP


SUMBERDAYA IKAN RAWA DANAU BANGKAU

THE IMPACT OF FISHING GEARS TO SUSTAINABILITY OF


FISHERIES AT DANAU BANGKAU SWAMP WATERS

1)
Mijani Rahman
1)
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unlam
e-mail: mijani.rahman@gmail.com

ABSTRAK

Secara kualitatif, produksi ikan dari Danau Bangkau dalam beberapa tahun
terakhir mengalami penurunan, terutama ikan-ikan ekonomis penting. Ikan-ikan yang
berukuran layak konsumsi mulai jarang ditemukan dan salah satu penyebabnya
diduga karena intensitas penangkapan yang tinggi. Evaluasi dampak pengoperasian
alat penangkap terhadap populasi ikan merupakan langkah awal yang perlu
dilakukan untuk menyusun srategi pemanfaatan sumberdaya ikan yang
berkesinambungan. Hasil pengukuran terhadap panjang baku dan tingkat
kematangan gonada ikan yang tertangkap menunjukan bahwa alat penangkap yang
dioperasikan di rawa Danau Bangkau tergolong alat penangkap yang tidak selektif
terhadap ukuran ikan yang tertangkap dan berpotensi memutus daur repopulasi ikan
(kecuali horizontal gill net). Pembatasan daerah penangkapan, musim penangkapan
dan pengaturan zona penangkapan merupakan solusi terbaik agar aktivitas
penangkapan dapat memberikan manfaatyang optimal.

Kata Kunci : Alat penangkap ikan, daerah penangkapan, musim penangkapan, zona
penangkapan

ABSTRACT

Base on qualities category, a fish production from Danau Bankau swamp


waters in some years later was reducing, especially in commercialize fish, and one
of causing this problem was a high fishing intensity. The evaluasion of fishing gears
impact to fish population have been required to made a concept of sustainable
fishing strategy. The measurement of standard length and gonad maturity of fish
specimens showed all kind of fishing gears that operated in Danau Bangkau swamp
waters included a selectiveness fishing geard category (excepted horizontal gill net)
and could be broken to repopulation. A regulation of fishing ground, fishing season
and fishing zone have a best solution in order to optimize of fishing activity.

Keywords: fishing gears, repopulation cycle, fishing ground, fishing season, fishing
zone

131
Fish Scientiae, Volume 2 No. 4, Desember 2012 hal. 131-140

terakhir mengalami penurunan,


PENDAHULUAN
terutama ikan-ikan ekonomis penting.
Hampir 80 % dari total produksi Ikan-ikan yang berukuran layak
perikanan darat di Kalimantan Selatan konsumsi mulai jarang ditemukan dan
berasal dari penangkapan diperairan salah satu penyebabnya diduga
umum dengan konstribusi terbesar karena intensitas penangkapan yang
(62,5 %) berasal dari perairan rawa tinggi sebagai akibat peningkatan
(Diskanlut Prov Kal Sel, 2007). Salah penggunaan jumlah unit alat
satu perairan rawa yang potensial penangkap dan pengoperasian alat
sebagai penghasil ikan di Kalimantan penangkap yang tidak selektit

Selatan adalah Danau Bangkau. terhadap jenis ikan yang tertangkap

Tipologi rawa Danau Bangkau (Bappeda Prop. Kal. Sel, 1996 dan

termasuk kelompok rawa perdalaman Rahman, 2008). Aktifitas tersebut

yang dikelilingi dan dipengaruhi oleh diduga menyebabkan proses

rawa banjir. Kondisi demikian repopulasi tidak mengimbangi laju

menjadikan luas genangan rawa eksploitasi sehingga kesinambungan

Danau Bangkau bervariasi antar produksi menjadi terganngu.

musim kemarau dan hujan. Chairuddin Agar kesinambungan produksi


et al. (1999) memprediksikan bahwa dan pemanfaatan sumberdaya ikan

perairan yang luasnya ± 450 ha. ini dapat dilakukan secara terus-menerus
memiliki Ichthyomass > 1,5 ton/ha. untuk kemakmuran rakyat diperlukan
Pemanfaatan sumberdaya ikan upaya pengelolaan yang mantap
diperairan rawa Danau Bangkau melalui kegiatan-kegiatan
berorentasi pada aktivitas pengendalian pemanfaatan,
penangkapan yang dilakukan pembinaan potensi dan pelestarian
sepanjang tahun dengan sumber daya ikan dan lingkungannya,
menggunakan alat penangkap dan pengaturan sebagai kegiatan
tradisional yang dioperasikan secara lainnya yang langsung berkaitan atau
bergiliran dengan perubahan fishing sekurang-kurangnya dapat
ground disesuaikan musim mempengaruhi keadaan sumberdaya

(kedalaman air). Secara kualitatif, ikan dan lingkungannya (UU.No,

produksi ikan dari rawa Danau 9/1985).Sebagai langkah awal untuk

Bangkau dalam beberapa tahun mnyusun srategi pemanfaatan yang

132
Mijani, R. : Dampak Pengoperasian Alat Tangkap Ikan.....

berkesinambungan diperlukan adanya antar ulangan 1 minggu. Pengambilan


evaluasi untuk mengetahui dampak contoh ikan pada masing-masing alat
dari pengoperasian alat penangkap penangkap dilakukan pada nelayan
terhadap populasi ikan rawa Danau yang sama untuk setiap ulangan dan
Bangkau. periode pengamatan.
Lokasi pengamatan untuk
METODE PENELITIAN keperluan penelitian ditetapkan secara
purposive sampling dan disesuaikan
dengan musim penangkapan. Pada
Bahan dan Metode
preode I (musim rintak) dilakukan
Penelitian dilaksanakan di perairan
pengamatan pada 6 lokasi dan pada
rawa Danau Bangkau Kecamatan
preode II (musim layap) dilakukan
Kandangan Kabupaten Hulu Sungai
pengamatan pada 9 lokasi. Lokasi-
Selatan. Pengamatan lapangan dan
lokasi tersebut menurut imformasi
pengambilan sampel ikan
nelayan merupakan daerah
dilaksanakan pada dua musim
penangkapan dengan aktivitas paling
penangkapan, yaitu: pada bulan
intensif pada musim penangkapan
Februari 2009 (musim layap) dan
yang bersangkutan.
Agustus 2009 (musim rintak).
Terhadap data panjang baku
Evaluasi dampak pengoperasian
ikan dilakukan perhitungan koefisien
alat penangkap ikan dilakukan
keragaman (Kk) menurut yang
terhadap aspek biologi ikan yang
ditentukan sebagai berikut:
tertangkap pada alat penangkap yang
bersifat massal, baik karena jumlah s x 100
KK = Sokal dan Rohlf
unit alat penangkap yang dioperasikan ÿ (1992)

ataupun karena jumlah individu ikan


Keterangan; s = simpangan baku contoh;
yang tertangkap. Aspek biologi ikan dan ÿ = rerata panjang baku ikan contoh.
yang diamati meliputi panjang baku
Pendugaan selektifitas alat
dan tingkat kematangan gonada.
penangkap dilakukan melalui
Jumlah spesimen ikan yang dianalisis
pengujian nilai koefisien keragaman
pada masing-masing alat penangkap/
masing-masing alat penangkap (KK1)
lokasi pengamatan adalah 10
terhadap nilai koefisien keragaman
ekor/jenis dan dilakukan pengulangan
standard.(KK2) yang diperoleh dari
sebanyak 3 kali dengan interval waktu
133
Fish Scientiae, Volume 2 No. 4, Desember 2012 hal. 131-140

nilai koefisien keragaman panjang


baku ikan yang tertangkap pada jaring HASIL DAN PEMBAHASAN
insang (gill net).
Bila nilai KK1 ≠ KK2, maka alat Aktivitas Perikanan
penangkap yang digunakan Nelayan rawa Danau Bangkau
dinyatakan bersifat tidak selektif mengenal 2 musim penangkapan ikan,
terhadap ukuran panjang ikan yang yaitu musim rintak dan musim layap.
tertangkap dan memiliki kecendrungan Penamaan musim ini didasarkan pada
mengganggu kelestarian sumberdaya keadaan kuantitas air di perairan
ikan. Untuk menguji apakah nilai KK1= tersebut. Menurut bahasa daerah
KK2 dilakukan pengujian hipotesis setempat, rintak mengandung
sebagai berikut: pengertian penurunan permukaan air
H0 : KK1 = KK2 setelah terjadi penggenangan dan
H1 : KK1 ≠ KK2 biasanya terjadi antara bulan Mei –
Tingkat Kematangan Gonada (TKG) September. Pada musim ini, ikan-ikan
akan melakukan ruaya pengungsian
Pengamatan tingkat kematang-
(evacuating migration) menuju tempat
an gonada didasarkan pada
yang lebih dalam, yaitu pada lebak-
perubahan morfologi organ reproduksi
lebak di bagian tengah rawa.
yang meliputi warna, bentuk dan
Sedangkan layap mengandung
ukuran gonada. Tingkat kematangan
pengertian melimpahnya massa air
gonada ditentukan berdasarkan
hingga menggenangi daratan yang
kriteria yang dikemukakan oleh
semula kering pada musim kemarau
Kesteven di dalam Effendie (1978).
dan biasanya terjadi pada bulan
Selanjutnya data tingkat kematangan
Januari – April. Ikan-ikan akan
gonada yang didapat oleh hasil
melakukan ruaya ke bagian pinggiran
pengamatan ditabulasi dan
rawa (feeding migration) yang baru
diiterpresikan dengan asumsi jika nilai
tergenang karena peningkatan volume
TKG V dan VI ditemukan > 50%,
air. Bond dan Marshall (1986)
maka suatu alat penangkap dianggap
mengatakan bahwa pada kebanyakan
dapat mengganggu daur reproduksi
ikan-ikan tropik, musim kenaikan
ikan.
permukaan air (high-water season)
merupakan musim yang utama untuk
bertumbuh dan mencari makan. Ikan
134
Mijani, R. : Dampak Pengoperasian Alat Tangkap Ikan.....

akan membangun lemak dalam tubuh Jenis dan Macam Alat Penangkap
Ikan
untuk persiapan melewati musim
Alat penangkap yang umum
kering berikutnya. Musim layap juga
digunakan nelayan sekitar Rawa
merupakan musim pemijahan
Danau Bangkau merupakan alat
(spawning) yang ditandai dengan
penangkap tradisional dengan prinsip
ditemukannya anak-anak ikan dengan
sebagai perangkap (fishing by trap).
jumlah yang banyak beberapa waktu
Jumlah unit alat penangkap yang
setelah penambahan kedalaman air.
dioperasikan cukup besar, berkisar
Menurut LoweMcConell (1986)
antara 100 sampai 200 unit/alat
kebanyakan ikan yang berukuran
penangkap per nelayan. Jenis alat
besar–khususnya kelompok
penangkap yang lazim digunakan,
Ostariophysi–memijah sebelum atau
musim pengoperasian serta jenis ikan
selama perluapan air, sementara yang
yang menjadi target penangkapan
lain memijah pada saat perluapan air
dapat dilihat pada Tabel 1.
lebih lanjut di bagian tepi rumput-
Alat penangkap ikan yang
rumput rawa.
digunakan oleh nelayan di sekitar
Di samping musim layap dan
Rawa Danau Bangkau berdasarkan
rintak, juga dikenal musim bangai,
cara operasinalnya dapat
yaitu musim nelayan tidak melakukan
dikelompokkan menjadi alat
aktivitas penangkapan ikan. Pada
penangkap aktif dan fasif. Alat
musim ini terjadi kematian massal
penangkap aktif adalah lunta (cast
organisme aquatik yang disebabkan
net), hancau (portable lift net) dan
ole perubahan kualitas air ke kondisi
yang termasuk alat penangkap pasif
yang mematikan, yang ditandai oleh
adalah tempirai (stage trap), lukah
bau busuk yang menyengat. Hasil
(fish pot), rengge (set gill net), lelangit
penelitian Krisdianto et al. (1994)
(horizontal gill net), lampung
memperlihatkan bahwa beberapa
(horizontal stake line) dan pangilar
parameter kimia kualita air pada
(basket trap). Alat penangkap tersebut
musim bangai telah melampai ambang
merupakan alat penangkap tradisional
batas kelayakan untuk kehidupan
yang telah dikenal oleh nelayan sejak
organisme aquatik, seperti pH (3,01 –
turun-temurun.
3,79), NH3-N (1,94 – 2,66 mg/l) dan
DO (0,2 – 2,7 mg/l).

135
Fish Scientiae, Volume 2 No. 4, Desember 2012 hal. 131-140

Tabel 1. Jenis alat penangkap, musim pengoperasian dan jenis ikan yang
menjadi target penangkapan di rawa Danau Bangkau
Jenis Ikan Alat Penagkap
LKH LPG LLG PGL LNT TPR HNC
Betok L, R - - - L, R - L
Sepat siam L, R - R - L, R - L
Sepat rawa - - - - - R L
Tambakan - - - - L, R R L
Gabus - L, R - - - - -
Toman - - - - - - -
Puyau - - - R - - -
Sumber : Hasil wawancara dengan nelayan Bangkau
Keterangan: LKH = Lukah; LPG = Lampung; LLG = Lelangit; PGL = Pangilar; LNT = Lunta;
TPR = Tempirai; HCN = Hancau; RNG = Rengge; L = Musim layap; R = Musim
rintak

Alat penangkap ikan yang penangkap yang berbeda mempunyai


digunakan oleh nelayan di sekitar kisaran ukuran panjang baku yang
Rawa Danau Bangkau berdasarkan berbeda. Demikian pula halnya
cara operasinalnya dapat dengan ikan-ikan yang tertangkap
dikelompokkan menjadi alat pada alat penangkap yang sama
penangkap aktif dan fasif. Alat pada periode musim yang berbeda.
penangkap aktif adalah lunta (cast Keragaman ukuran ikan yang
net), hancau (portable lift net) dan tertangkap tersebut berkaitan erat
yang termasuk alat penangkap pasif dengan spesifikasi alat penangkap
adalah tempirai (stage trap), lukah dan kondisi perairan saat alat
(fish pot), rengge (set gill net), lelangit penangkap dioperasikan. Ikan yang
(horizontal gill net), lampung tertangkap pada musim layap
(horizontal stake line) dan pangilar cendrung memiliki ukuran panjang
(basket trap). Alat penangkap tersebut dan berat yang lebih besar. Keadaan
merupakan alat penangkap tradisional ini berkaitan erat dengan perbaikan
yang telah dikenal oleh nelayan sejak kondisi lingkungan perairan dan
turun-temurun. ketersediaan makanan yang cukup
melimpah pada musim layap.
Kondisi Biologis Ikan Yang
Sementara panjang baku ikan contoh
Tertangkap
yang tertangkap pada masing-masing
Panjang baku (standard length).
alat penangkap dan periode musim
Ikan yang tertangkap pada alat
136
Mijani, R. : Dampak Pengoperasian Alat Tangkap Ikan.....

penangkapan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis koefisien keragaman ikan yang tertangkap pada masing-
masing alat penagkap
Alat n KK Fhit Ftab Keterangan
Penangkap (α = 0,1)
Musim Rintak
Lukah 180 15,18 3,123 1,3713 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Lalangit 90 4,83 1,006 1,4197 Terima H0 : KK1 = KK2
Lampung 90 10,57 2,175 1,4197 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Pangilar 90 6,77 1,805 1,4197 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Lunta 270 21,13 4,348 1,3541 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Tempirai 180 22,47 4,623 1,3713 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Musim layap
Lukah 180 22,95 4,722 1,3713 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Lampung 90 9,66 1,988 1,4197 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Lunta 270 22,03 4,533 1,3713 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Anco 360 23,18 4,769 1,3541 Terima H1 : KK1 ≠ KK2
Rengge 90 4,86
Sumber : Pengolahan data primer

Berdasarkan hasil perhitungan Pengoprasian alat penangkap


koefisien keragaman panjang baku dapat merugikan terhadap
tersebut dapat diketahui bahwa alat sumberdaya ikan bila tidak hati-hati,
penangkap yang digunakan nelayan karena ikan yang tidak dikehendaki
di rawa Danau Bangkau hampir ikut juga tertangkap (Masyamsir, 1978
semuanya bersifat tidak selektif dan Cinner, 2010; McClanahan et al.,
terhadap ukuran ikan yang tertangkap. 1997). Oleh karena itu selektifitas
Hal ini terlihat dari nilai F hitung > F ukuran ikan yang tertangkap pada alat
tabel pada taraf nyata 90% (α = 0,1). penangkapa sering kali dijadikan
Hanya alat penangkap lalangit sebagai acuan untuk menilai
(horizontal gill net) yang bersifat kelayakan pengoperasiaan alat
selektif terhadap ukuran ikan yang penangkap ikan. Dengan demikian
tertangkap. Hal ini terlihat dari nilai F semua alat penangkapan yang
hit < F tab pada taraf nyata 90% (α = dioperasikan di perairan rawa Danau
0,1) Bangkau berpotensi mengganggu
kelestarian sumberdaya ikan. Namun
137
Fish Scientiae, Volume 2 No. 4, Desember 2012 hal. 131-140

demikian hasil perhitungan dengan sebagian besar ikan yang tertangkap


model Schefer memperlihatkan memiliki TKG V ke atas dan
bahwa Maximum Sustainable Yield berkecendrungan besar memijah pada
(MSY) sebesar 2.612,55 ton/thn musim layap. Kenyataan ini
(Mashuri et al., 1998). memberikan gambaran bahwa
pengoperasian alat penangkap pada
Tingkat Kematangan Gonada (TKG)
musim rintak (terutama di akhir musim
Hasil pengamatan terhadap rintak) dapat mengganggu populasi
tingkat kematangan gonada pada ikan dan dapat membahayakan
berbagai alat penangkapan eksistensi populasi ikan bila tidak
menunjukkan variasi yang nyata dikendalikan. Alat penangkap dan
antara ke dua musim penangkapan. persentase jumlah ikan yang
Spesimen ikan yang tertangkap pada tertangkap dapat dilihat pada Tabel 3.
musim rintak sebagian besar memiliki Mengingat aktivitas
TKG yang telah masak dan siap penangkapan ikan merupakan mata
dipijahkan apabila ada rangsangan pencaharian utama penduduk
alami (natural stimulation). setempat maka pelarangan secara
Sedangkan TKG ikann yang menyeluruh pengoperasian alat
tertangkap pada musim layap memiliki penangkap ikan bukanlah merupakan
TKG yang belum matang. Hal ini solusi yang tepat. Upaya yang dapat
didukung oleh nilai sex ratio < 100% dilakukan adalah membatasi wilayah
pada musim rintak dan > 100% pada pengoperasian alat penangkap
musim layap. Perbedaan TKG dan dengan menetapkan fishing zone dan
sex ratio ikan antara ke dua musim membatasi waktu pengoperasian alat
penangkapan tersebut diduga (fishing season).
berkaitan dengan musim pemijahan
ikan.
Berdasarkan kondisi TKG Ikan
yang tertangkap pada kedua musim
penangkapan dapat diketahui bahwa

138
Mijani, R. : Dampak Pengoperasian Alat Tangkap Ikan.....

Tabel 3. Persentase individu ikan yang tertangkap pada berbagai alat penangkap
dengan TKG V ke atas
Alat penangkap Persentase TKG≤ V Persentase TKG≥ V
Layap Rintak Layap Rintak
Lukah 100,00 21,67 0,00 78,33
Lampung 100,00 74,45 0,00 25,55
Lalangit - 24,44 - 75,56
Pangilar - 100,00 - 0,00
Lunta 100,00 37,78 0,00 62,22
Tempirai - 44,99 - 54,11
Hancau 20,18 - 0,00 -
Rengge 100,00 - 0,00
Sumber : Pengolahan data primer
Saran
Agar sumberdaya ikan rawa
KESIMPULAN DAN SARAN Danau Bangkau dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan perlu

Kesimpulan diperhitungkan agar laju exploitasi


(penangkapan) seimbang dengan
Alat penangkap yang
recovery (pemulihan) sehingga
dioperasikan umumnya tergolong alat
produksi ikan tetap stabil dan
penangkap yang tidak selektif
berkelanjutan. Disamping itu perlu
terhadap ukuran ikan yang tertangkap
diupayakan pembatasan fishing
sehingga berpotensi mengganggu
ground, fishing season, fishing zone
kelestarian sumberdaya ikan.
dan pengoptimalan manfaat areal
Disamping itu dalam pengoperasian
konservasi (reservat) yang telah ada
alat penangkap tidak dilakukan
(reservat sungai Jarum dan Bangkau)
pembatasan waktu dan daerah
untuk keberlangsungan repopulasi.
operasional, sehingga sebagian besar
ikan yang tertangkap pada musim
rintak (terutama diakhir musim rintak)
telah matang kelamin. Pengoperasian
alat penangkap pada musim tersebut
dapat menggangu repopulasi ikan
dan dapat membahayakan
kelangsungan eksistensi populasi
ikan bila tidak dikendalikan.
139
Fish Scientiae, Volume 2 No. 4, Desember 2012 hal. 131-140

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda. Prop. Kal-Sel, 1996. Potensi daerah dan kebutuhan Penelitian. Materi
Penlok. Metode Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kerja
sama Lemlit dan LPM Unlam ditbinlitabmas Depdikbud Banjarbaru
Band. Q dan Marshall, 1986. Biologi of Fishes. Blackwell. Toronto Canada.

Cinner, J.E. 2010. Poverty and the use of destructive fishing gear near east African
marine protected areas. Environmental Conservation. 36 (4): 321 – 326.
Diskanlut Prov Kal-Sel, 2007. Lpaoran Tahunan Dinas Perkanan TK I Propinsi
Kalimantan Selatan, Banjarbaru
Effendie, M.I., 1978. Biologi Perikanan bagian1 (Studi Natural History). Fakultas
Perikanan IPB Bogor
Gisbert, E and Lopez, M.A., 2008. Impact of glass eel fishery on by-catch fish
species: a quantitative assessment. Hydrobiologia. 602: 87 – 98.
Krisdianto, Abdurrahim Nur dan Purnomo, 1994. Dampak Bangai Terhadap Kualitas
Air. Kelompok Program Studi Lingkungan Pusat Peneliian Unlam
Banjarbaru
Lowe-McConell, R.H., 1986. Ecological Studies in Tropical Fish Cummunities.
Cambrige University Press. London
McClanahan, T.R., Glasel, H., Rubens, J. and Kiambo, R. 1997. The effects of
traditional fisheries management on fisheries yields and the coral-reef
ecosystems of southern Kenya. Environmental Conservation. 24: 105 -120.
Mashuri, A., Chairuddin, Gt., Husin, S., Rahman, M., Sulaiman, A., Ahmad, Z., dan
Makalew, A. M. 1998. Studi Pelestarian Reservat Hewan di Kawasaan
Prioritas Danau Bangkau. Laporan Penelitian. Kerjasama Bappeda TK i Kal-
Sel. Dan Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru.
Masyamsir. 1987. Pengaruh Jenis Gill net Terhadap Jenis Ikan Yang Tertangkap.
Simposium Modernisasi Perikanan Rakyat. Jakarta.
Rahman, M. 2007. Keragaan jenis ikan yang tertangkap di perairan Rawa Danau
Bangkau, Kailmantan Selatan. Fakultas Perikanan Unlam. 45 pp.
Sokal, R.R. dan Rohlf, F.J 1992. Pengantar Biostatistika. Edisi Indonesia Cetakan
Ke 2. Gadjah mada University Press. Yogyakarta.

140

Anda mungkin juga menyukai